Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GENEALOGI DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN PAHAM DAN


GERAKAN ISLAM RADIKAL DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Wawasan Moderasi Beragama

Dosen Pengampu: Fitria Kusuma Wardani, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Ardan Ok Ka Rahma (216121150)


2. Utami Nur Fatimah (216121154)
3. Tutik Murni Utami (216121163)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN 2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis, kedatangan Islam di Indonesia sangat damai dan


penuh toleransi, sangat sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para wali.
Bahkan hidup damai dan berdampingan dengan umat lain. Namun sangat
disayangkan seiring perkembangan zaman dan tuntutan sosial di tengah
masyarakat Indonesia yang sangat luas, maka bermunculanlah aliran yang
mengatasnamakan Islam.
Menurut Karnus Besar Bahasa Indonesia, radikalisrne adalah
paharn atau aliran yang menghendaki perubahan sosial dan politik,
radikalisme sebagai suatu gerakan bukanlah fenomena baru dalam dunia
Islam. Radikalisme secara bahasa berasal dari kata Radict yang memiliki
arti akar atau dasar, mendasar dan prinsip. Radikal adalah sebuah perilaku
yang menjurus pada tindak kekerasan, Radikalis adalah orang yang
melakukan tindak kekerasan. Sedangkan Radikalisme faham/ sifatnya
yang terlahir dari radikal.
Pada dasarnya, perlu dibedakan antara radikal, radikalisme dan
radikalisasi. Menurut KH. Hasyim Muzadi, Mantan Ketua PBNU dan
pengasuh pesantren alHikam Malang), pada dasarnya seseorang yang
berpikir radikal (berpikir mendalam, sampai ke akar-akarnya) boleh saja,
dan memang berpikir sudah seharusnyalah seperti itu. Katakanlah
misalnya, seseorang yang dalam hatinya berpandangan bahwa Indonesia
mengalami banyak masalah (ekonomi, pendidikan, hukum, dan politik)
disebabkan Indonesia tidak menerapkan syariat Islam, oleh karena itu,
misalnya, dasar Negara Indonesia harus diganti dengan sistem
pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyyah).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana radikalisme di Indonesia?
2. Bagaimana genealogi dan dinamika radikal yang ada di Indonesia?
3. Baigamana perkembangan paham dan gerakan radikal yang ada di
Indonesia?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui radikalisme yang ada di Indonesia
2. Mengetahui genealogi dan dinamika yang ada di Indonesia
3. Mengetahui perkembangan paham dan gerakan yang ada di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKAR GENEALOGI ISLAM RADIKAL DALAM LINTAS


SEJARAH

Radikalisme merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh individu atau


kelompok yang dirugikan oleh fenomena sosio-politik dan sosio-historis.
Gejala-gejala kekerasan yang dilakukan kelompok Islam secara historis-
sosiologis lebih cocok disebut sebagai gejala sosio-politik dibandingkan gejala
keagamaan, meskipun dengan mengibarkan bendera-bendera keagamaan.
Perubahan sistem pasca tumbangnya Orde Baru pada tahun 1998
memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan berbagai
elemen bangsa, termasuk Islam. Bentuk Islam di Indonesia sudah sangat
beragam. Keberagaman ini tercermin dari jumlah organisasi Islam dan
kelompok kepentingan yang bekerja atas nama Islam yang semakin beragam
dari waktu ke waktu.1
Akar lahirnya gerakan radikal Indonesia dalam dokumen sejarah mulai
terlihat sejak masa pasca kemerdekaan, pasca reformasi. Bermula ketika
Kartosuwirjo memimpin kelompok Darul Islam Jawa Barat (DI/TII) pada
tahun 1950-an, disusul Aceh dan Makassar. Gerakan politik atas nama agama,
pembenaran agama, dan lainnya. Secara historis, gerakan tersebut pada
akhirnya dihalangi. Namun kemudian gerakan ini bangkit kembali pada masa
pemerintahan Soeharto, namun gerakan radikalisme pada masa Soeharto lahir
antara lain karena aktivitas militer atau intelijen.

Setelah DI/TII, kamudian muncul suatu kelompok yang disebut Komando


Jihad (Komji) sekitar tahun 1976 yang bergerak dengan cara meledakkan
suatu tempat ibadah. Kemudian pada tahun 1977, Front Pembebasan Muslim
Indonesia melakukan hal yang sama. Tak lama kemudian, kembali muncul
gerakan yang berbau radikal setelah pasca reformasi yang dipimpin oleh

1
Ummah, Sun Choirul. 2012. Akar Radikalisme di Indonesia. Humanika Nomor 12
Azhari dan Nurdin M. Top dan banyak gerakan teror lainnya. Artinya, pada
masa pasca reformasi yang ditandai dengan terbukanya jalur demokratisasi
sudah menjadi tanah subur yang ditumbuhi golongan Islam radikal. Istilah
radikalisme dikalangan umat Islam sering dikaitkan dengan faham keagamaan,
meskipun harus diakui juga bahwa lahirnya radikalisme bisa berasal dari
berbagai sumbu seperti politik, ekonomi, maupun sosial. 2

Pada masa kekuasaan Soeharto, negara selalu membasmi habis yang


diidentifikasi sebagai gerakan radikalisme. Baginya radikalisme merupakan
musuh nomer satu. Radikalisme kiri dan kanan sama saja. Radikalisme kiri
seperti Gerakan New Left, yang pernah terjadi di Indonesia sekitar tahun 1980-
an dan terus memperoleh kesempatan di tahun 1990-an melalui Partai Rakyat
Demokratik (PRD; keturunan dari PKI) merupakan eksponen organisasi yang
dianggap sebagai musuh negara. Begitu kerasnya tekanan terhadap gerakan
radikal kiri ini, banyak para tokohnya yang ditangkap, kemudian disiksa,
bahkan ada yang hilang entah kemana. Orde Baru juga sangat keras terhadap
radikalisme kanan. Di antara yang paling menonjol adalah isu Komando Jihad
di pertengahan tahun 1980-an. Banyak tokoh Islam yang diidentifikasi sebagai
pemimpin Komando Jihad yang ditangkap dan ditahan. Usaha untuk
memberantas gerakan-gerakan radikal Islam itu pun terus berjalan sampai
periode munculnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di
pertengahan tahun 1990-an.

Di era reformasi, gerakan radikal kiri berada dalam keadaan mati suri,
berbeda halnya dengan gerakan radikalisme kanan. Setelah kebebasan
demokrasi dibuka, tidak serta merta membuat gerakan radikal ini surut,
bahkan malah semakin tumbuh subur, seperti munculnya Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI),
Laskar Jundullah, Gerakan Salafi, Lasykar Jihad, Gerakan Islam Ahlussunnah
wal Jamaah, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Negara Islam Indonesia (NII) dan

2
Hafid, Wahyudin. 2020. Genealogi Radikalisme di Indonesia (Melacak Akar Sejarah Gerakan
Radikal). Al-Tafaqquh: Journal of Islamic Law, Fakultas Agama Islam UMI, Volume 1 Nomor 1)
berbagai agama bercorak lokal adalah sebuah potret merebaknya gerakan-
gerakan keagamaan ini. 3

Syamsul Bakri, dosen Peradaban Islam UIN Surakarta (dalam Lukman


Hakim Saifuddin, 2014) membagi faktor pendorong munculnya gerakan
radikalisme kedalam 5 (lima) faktor.
Pertama, faktor-faktor sosial-politik. Gejala kekerasan "agama" lebih
tepat dilihat sebagai gejala sosial-politik daripada gejala keagamaan. Gerakan
yang oleh Barat disebut sebagai radikalisme Islam itu lebih tepat dilihat akar
permasalahannya dari sudut konteks sosial-politik. Sebagaimana diungkapkan
Azyumardi Azra bahwa memburuknya posisi negara-negara Muslim dalam
konflik utara-selatan menjadi penolong utama munculnya radikalisme. Secara
historis kita dapat melihat bahwa konflik-konflik yang ditimbulkan oleh
kalangan radikal dengan seperangkat alat kekerasannya dalam menentang dan
membenturkan diri dengan kelompok lain ternyata lebih berakar pada masalah
sosial-politik.
Kedua, faktor emosi keagamaan. Harus diakui bahwa salah satu
penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentiment keagamaan, termasuk
di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh
kekuatan tertentu. Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor emosi
keagamaannya, dan bukan agama (wahyu suci yang absolut) walaupun
gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan simbol agama seperti
dalih membela agama, jihad dan mati syahid.
Ketiga, faktor kultural ini juga memiliki andil yang cukup besar yang
melatarbelakangi munculnya radikalisme. Hal ini wajar karena memang secara
kultural, sebagaimana diungkapkan Musa Asy'ari bahwa di dalam masyarakat
selalu diketemukan usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring
kebudayaan tertentu yang dianggap tidak sesuai. Budaya Barat merupakan
sumber sekularisme yang dianggap sebagai musuh yang harus dihilangkan

3
Hafid, Wahyudin. 2020. Genealogi Radikalisme di Indonesia (Melacak Akar Sejarah Gerakan
Radikal). Al-Tafaqquh: Journal of Islamic Law, Fakultas Agama Islam UMI, Volume 1 Nomor 1)
dari bumi. Sedangkan fakta sejarah memperlihatkan adanya dominasi Barat
dari berbagai aspeknya atas negeri-negeri dan budaya Muslim.
Keempat, faktor ideologis anti westernisme. Westernisme merupakan
suatu pemikiran yang membahayakan Muslim dalam mengaplikasikan syari'at
Islam. Sehingga simbol-simbol Barat harus dihancurkan demi penegakan
syari'at Islam.
Kelima, faktor kebijakan pemerintah. Ketidakmampuan pemerintahan
di negara-negara Islam untuk bertindak memperbaiki situasi atas
berkembangnya frustasi dan kemarahan sebagian umat Islam disebabkan
dominasi ideologi, militer maupun ekonomi dari negera-negara besar.4

B. GENEALOGI PAHAM DAN GERAKAN ISLAM RADIKAL DI


INDONESIA
Konflik dalam sejarah Islam sejarah telah menjadi
ketidaknyamanan kecil sejak zaman Nabi Muhammad SAW, telah menjadi
ketidaknyamanan kecil sejak zaman Nabi Muhammad. Orang-orang dalam
kelompok tersebut kelompok memiliki berbeda pendapat mengenai sosok
yang sangat menantang posisi Nabi sebagai pemimpin. Pendapat mengenai
sosok tersebut sangat menantang posisi Nabi sebagai pemimpin. Meski
meskipunAbu Bakar as - Shiddiq muncul sebagai khalifah pertama, Abu
Bakar perbedaan sosok tetaplah khalifah tidak bisa diabaikan, Perbedaan
sosok tetaplah khalifah tidak bisa diabaikan.5
Utsman bin Affan mellanjutkan kendali kekhalifahan sebagai
khalifah kedua Umar bin Khattab. Masa periode tidak lepas dari konflik,
transisi tidak lepas dari konflik. Khalifah Utsman bin Affan dianggap
dipertimbangkansangat lunak oleh banyak kelompok Islam, sehingga
mudah terpengaruh oleh berbagai tekanan teman sejawat (nepotisme),

4
Saifuddin, Lukman Hakim. 2014. Radikalisme Agama dan Tantangan Kebangsaan.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI.
5
Lukman hakim Saifuddin, November 2014, hlm. 5.
sangat_patuh oleh banyak kelompok Islam, sehingga mudah terpengaruh
oleh berbagai tekanan teman sebaya (nepotisme). 6
Islam radikal yang dianut Khawarij mempunyai respon yang tidak
sepenuhnya sejalan dengan kelompok Islam lainnya, hal ini menunjukkan
bahwa ituKhawarij sangat tidak sejalan dengan perbedaan. Khawarij yang
dianut mempunyai tanggapan yang tidak sepenuhnya sejalan dengan
kelompok Islam lainnya, hal ini menunjukkan bahwa filosofi Khawarij
sangat tidak sejalan dengan perbedaan. Demikianlah disajikan berbagai
variasiteori teologi (kalam) seperti Syi'ah, Murji'ah, Mu'tazilah,
Maturidiyah, Asy'ariah, dan lain-lain, beserta penjelasan masing - masing
permasalahan yang dari Khawarij, teori-teori teologi (kalam) seperti
Syi'ah, Murji'ah, Mu'tazilah, Maturidiyah, Asy'ariah, dan lain- lain
disajikan, disertai penjelasan masing-masing permasalahan yang
dihadirkan Khawarij. kondisi membuatini umat Islam rentan terhadap
konflik sektarian; khususnya, ini menyoroti dan meratakanmenyoroti dan
bahkan memperpanjang perdebatan hingga timbul konflik antara umat
Islam dan Asyur, antara filosof dan mutakallimin, memanjangantara umat
Islam dan Tasawuf, perdebatan hingga timbul konflik antara Islam dan
Asyur, antara filosof dan mutakallimin ,antara umat Islam dan Tasawuf.7
a. Pengertian Radikalisme
Secara bahasa, radikalisme berasal dari kata “diktator” yang
mempunyai tiga ciri utama: akar, mendasar, dan ciri prinsip akar,
fundamental, dan prinsip. orang yang melakukan tindak kekerasan,
sedangkan Radikal adalah jenis perilaku yang menyasar tindak
kekerasan, di sisi lain, radikalisme bermula dari rasa takut atau
keyakinan. tidak disebutkan secara eksplisitada penyebutan
radikalisme secara eksplisit daribahasa Arab, radikalisme dalam
bahasa Arab. Radikalisme tidak tidak pernah direduksi menjadi
amenjadi satu kata atau bahkan didefinisikan kata Tunggal tepat

6
Lukman hakim sifuddin, November 2014, hlm. 5.
7
Lukman hakim Saifuddin, November 2014, hlm. 6-7.
atau bahkan didefinisikan dengan benar. Ideologi ideologi
radikalmerupakan produk berkualitas rendah yang sering dikaitkan
dengan fanatisme Islam. merupakan produk berkualitas rendah
yang sering dikaitkan dengan fanatisme Islam. Fundamentalisme
dalam Islam terkadang dikaitkan terkadang terkaitdengan istilah
lain, seperti “Islamisme, Islam radikal, ravivalisme, atau
Islamisme.” dengan istilah lain, seperti “Islamisme, Islam radikal,
ravivalisme, atau Islamisme.”8
Secara terminologi, radikalisme agama adalah untuk praktek
yang sering menimbulkan perselisihan antara dua pihak yang
bertugas mencapai tujuan tertentu agamamemperbaiki keadaan
sosial tertentu dengan cara yang melanggar hukum agama, yang
seringkali menimbulkan perselisihan yang keras antara dua pihak
yang bertugas mencapai tujuan tertentu atau memperbaiki keadaan
sosial tertentu dengan caranmetode yang melanggar hukum
agama.9
Esposito, seorang pakar tentang Islam, melakukan elaborasi
mengenai istilah “fundamentalisme” dengan mengasosiasikan
dengan tiga hal sebagai berikut: Pertama, dikatakan beraliran
fundamentalis, apabila mereka menyerukan panggilan untuk
kembali ke ajaran agama yang mendasar atau fonadasi agama yang
murni; Kedua, pemahaman dan persepsi tentang fundamentalisme
sangat dipengaruhi ole kelompok Protestan Amerika, yaitu sebuah
gerakan Protestan abad ke-20 yang menekankan penafsiran Injil
secara literal yang fundamental bagi kehidupan ajaran agama
Kristen; Ketiga, istilah fundamentalisme dan anti Amerika.
Esposito, kemudian berpendapat bahwa istilah fundamentalisme ini
sangat bermuatan politis Kristen dan stereotype Barat, serta
mengindikasikan ancaman monolitik yang tidak eksis.10
8
Mufaizin, Maret 2020, hlm. 116.
9
Mufaizin, Maret 2020, hlm. 116-117.
10
Anzar Abdullah, Februari 2016, hlm. 4.
b. Akar Sejarah Radikalisme Dalam Islam
Sejarah perilaku kekerasan dalam Islam biasanya dikaitkan
dengan masalah politik, yang kemudian berdampak pada agama
sebagai symbol, tidak dapat dibantah. Namun, pembunuhan
khalifah terjadi selama pemerintahan Khalifah Umar. Namun,
setelah gerakan radikalisme yang sistematis dan terorganisir
dimulai. Ini ditandai dengan munculnya gerakan teologis radikal
yang dikenal sebagai "Khawarij", yang berasal dari kata Arab
"kharaja", yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak.
Dari pengertian ini, kata tersebut juga dapat diartikan sebagai
orang Islam atau Muslim yang berasal dari kesatuan umat Islam.11
Dalam teologi Islam, Khawarij mengacu pada kelompok
atau aliran kalam yang berasal dari pengikut Ali bin Abi Thalib
yang kemudian meninggalkan barisannya, karena tidak setuju
dengan keputusan Ali yang menerima baik arbitrase (tahkim)
maupun perjanjian damai dengan kelompok pemberontak
Mu'awiyah bin Abi Sufyan mengenai persengketaan kekuasaan
(khilafah). Kelompok Khawarij berpendapat bahwa keputusan Ali
adalah tindakan yang salah dan hanya akan menguntungkan
kelompok pemberontak. Situasi ini mendorong beberapa tentara
Ali keluar dari barisannya.12
c. Radikalisme Dalam Islam Era Kontemporer
Baik gerakan maupun bentuk khawarij telah lenyap, tetapi
sifat dan pikiran mereka tetap hidup dalam sejarah Islam. Saat ini,
sifat khawarij melekat pada kelompok Islam yang begitu mudah
mengkafirkan dan menghancurkan mereka. Menyesatkan orang
Islam lain yang berbeda pendapat dan pandangan dengan mereka.
Karakter khawarij juga sering ditemukan dalam orang Islam yang
sering menggunakan kekerasan dan mendukung anarkisme dan

11
Anzar Abdullah, Februari 2016, hlm. 5.
12
Anzar Abdullah, Februari 2016, hlm. 6.
terorisme dengan alasan bahwa mereka mempertahankan agama
Allah.13
Gerakan Islam radikal modern di Indonesia, seperti Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI), adalah contohnya. Organisasi ini ekstrem
dalam hal-hal politiknya, tetapi menekankan cara-cara untuk
mencapai tujuannya dengan cara yang damai. Radikalismenya
berasal dari perjuangan HTI, yang menginginkan perubahan politik
besar dengan menghancurkan semua Negara-bangsa saat ini dan
membangun Negara Islam baru yang dipimpin oleh khilafah.14
C. PERKEMBANGAN PAHAM DAN GERAKAN RADIKAL DI
INDONESIA
D. MENGENALI CIRI DAN KARAKTERISTIK PAHAM DAN
GERAKAN RADIKAL DI INDONESIA

KESIMPULAN

13
Mufaizin, Maret 2020, hlm. 120.
14
Anzar Abdullah, Februari 2016, hlm. 10.
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Seiring perkembangan zaman dan tuntutan sosial di tengah masyarakat Indonesia
yang sangat luas, maka bermunculanlah aliran yang mengatasnamakan Islam.
Radikalisme merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok yang dirugikan oleh fenomena sosio-politik dan sosio-historis. Istilah
radikalisme dikalangan umat Islam sering dikaitkan dengan faham keagamaan,
meskipun harus diakui juga bahwa lahirnya radikalisme bisa berasal dari berbagai
sumbu seperti politik, ekonomi, maupun sosial.

Bermula dari kelompok Darul Islam Jawa Barat (DI/TII) pada tahun 1950-
an, kemudian disusul dengan Komando Jihad (Komji) sekitar tahun 1976 dan
Front Pembebasan Muslim Indonesia pada 1977. Sedangkan pada era reformasi
muncullah beberapa kelompok yakni Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jundullah, Gerakan
Salafi, Lasykar Jihad, Gerakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah, Jamaah Ansharut
Tauhid (JAT), dan Negara Islam Indonesia (NII)

Menurut Syamsul Bakri, dosen Peradaban Islam UIN ada 5 faktor


pendorong munculnya gerakan radikalisme. Pertama, faktor-faktor sosial-politik.
Gejala kekerasan "agama" lebih tepat dilihat sebagai gejala sosial-politik daripada
gejala keagamaan. Padahal sebenarnya konflik-konflik yang ditimbulkan oleh
kalangan radikal dengan seperangkat alat kekerasannya ternyata lebih berakar
pada masalah sosial-politik. Kedua, faktor emosi keagamaan. Harus diakui bahwa
salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentiment keagamaan,
termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas
oleh kekuatan tertentu. Ketiga, faktor kultural ini juga memiliki andil yang cukup
besar yang melatarbelakangi munculnya radikalisme. Di dalam masyarakat selalu
diketemukan usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan
tertentu dan dianggap sebagai musuh yang harus dihilangkan dari bumi. Keempat,
faktor ideologis anti westernisme. Westernisme merupakan suatu pemikiran yang
membahayakan Muslim dalam mengaplikasikan syari'at Islam. Sehingga simbol-
simbol Barat harus dihancurkan demi penegakan syari'at Islam. Kelima, faktor
kebijakan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY Abdullah, A. (2016). Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif
Historis. Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar, Sulawesi
Selatan, Indonesia, 1-25.

Mufaizin. (2020). Genealogi Radikalisme Islam Modern dan Kontemporer.. STAI


Darul Hikmah Bangkalan, 115-125.
Hafid, Wahyudin. 2020. Genealogi Radikalisme di Indonesia (Melacak Akar
Sejarah Gerakan Radikal). Al-Tafaqquh: Journal of Islamic Law, Fakultas
Agama Islam UMI, Volume 1 Nomor 1)
Saifuddin, Lukman Hakim. 2014. Radikalisme Agama dan Tantangan
Kebangsaan. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag
RI.
Ummah, Sun Choirul. 2012. Akar Radikalisme di Indonesia. Humanika Nomor
12

Anda mungkin juga menyukai