Anda di halaman 1dari 4

orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

(QS. An Nur: 31).


Pada prinsipnya berpakaian syar‟i adalah berpakaian
yang menutupi aurat, baik bagi laki-laki maupun
perempuan.
2. Menjaga diri dalam berkata

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti


wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-
orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-
Ahzab 32-33).
3. Menjaga diri dalam memandang
“Tiga pasang mata tidak akan menyentuh api
neraka, yaitu mata yang menutup dari apa yang
diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga di jalan

29
Allah, dan mata yang menangis karena takut kepada
Allah.” (HR. Imam Hakim dan Imam Baihaqi).
4. Menjaga diri dalam situasi yang mengundang maksiat
Menjaga diri dalam situasi yang dimaksud di sini
adalah menghindarkan untuk bertemu berdua-duaan
dengan lawan jenis yang bukan mahram kita.
Kenapa? Karena dalam kondisi seperti ini, setan akan
sangat rawan menggoda kita untuk bermaksiat di
hadapan Rabb nya. Rasulullah pernah bersabda,
“Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan
dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi
yang ketiganya.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi)
Jika kita memang memiliki urusan dengan lawan
jenis, alangkah baiknya jika kita ajak juga teman
yang lain. Selain untuk menghindarkan fitnah,
godaan dari setan pun dapat diminimalisir.
5. Menjaga diri dalam berjabat tangan
Ketika seorang muslim berjabat tangan dengan
sesama muslim dan saling mengucapakan salam,
Allah mengugurkan dosa-dosa dari keduanya. Namun
perlu diingat, ber-jabat tangan ini hanya berlaku
untuk sesama jenis dan mahram kita saja. Salah satu
istri Rasulullah, „Aisyah ra, pernah berkata: “Tidak
pernah sekali-kali Rasulullah SAW menyentuh tangan
seorang muslimah yang tidak halal baginya” (HR.
Bukhari dan Muslim).

30
C. Konsep Hidup Sehat
Sehat dan sakit adalah dua bagian kehidupan
manusia yang saling bertentangan serta tidak bisa kita
hindari, karena keduanya memang merupakan bagian dari
sunnatullah, namun manusia bisa berusaha untuk sehat
atau mengantisipasi agar tidak sakit. Allah
menganugerahkan potensi bagi manusia untuk mampu
berusaha (ikhtiar), oleh karena itu Allah memerintahkan
agar manusia mau berusaha, termasuk berusaha selalu
sehat.
Sehat (al-shihhah), dalam Islam bukan hanya
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah
fisik (jasmani), melainkan juga menyangkut psikis (jiwa).
Karena itulah mengapa Islam memperkenalkan konsepsi al-
Shihhah wa al-afiyat (lazim diucapkan sehat wal‟afiat).
Maksud dari konsep itu yakni suatu kondisi sehat di mana
seseorang mengalami kesehatan menyeluruh, jasmani
(fisik) maupun rohani (psikis). Dalam ajaran Islam tentang
bersih dan suci pun juga mencakup bersih/suci secara
lahir (badan, pakaian dan tempat) dan bersih/suci secara
batin, yaitu hadats (kotoran batiniah).

Pola hidup sehat ala Rasulullah


Pola hidup sehat Rasulullah dapat dilihat dalam
berbagai bentuk, di antaranya adalah pengendalian mutu
makanan dan minuman. Apa yang dikonsumsi Rasulullah
terseleksi secara disiplin dan ketat, baik dari segi
kehalalannya maupun tingkat kebaikannya. Ukuran
kehalalan dinilai dari cara mendapatkannya (legal)
maupun bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

31
Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan
kandungan gizi pada makanan/minuman untuk dikonsumsi.
Dalam hal makan atau minum Rasulullah tidak pernah
berlebihan. Rasulullah akan makan ketika sudah merasa
lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Rahasia pola hidup sehat Rasulullah yang lainnya
adalah, baik puasa fardlu maupun puasa sunnah di luar
bulan Ramadlan. Berpuasa merupakan tameng sederhana
dan efektif bagi diri pribadi agar terhindar dari berbagai
macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Pada sisi
kesehatan jasmani, berpuasa dapat menjaga organ tubuh
dan stamina tubuh agar tetap berenergi secara stabil serta
sarana pembersihan racun (detoksifikasi) secara total
dalam tubuh sehingga tubuh menjadi sehat.
Pola hidup sehat Rasulullah yang terkait dengan
kesehatan, sebagian besar bersifat preventif. Karena itu,
anjuran bersuci, berkhitan, menjaga kesehatan dan
senyum semuanya bertendensi pada kesehatan individu
yang bermuara pada umat Muslim yang sehat jasmani dan
rohani.
Penerapan pola hidup sehat:
1. Senantiasa memelihara kebersihan dzahir dan bathin
Kebersihan adalah pangkal kesehatan, Nabi
Muhammad saw. pernah bersabda: “An-nadhafatu
min al-iman” (kebersihan itu bagian dari iman).
Kebersihan yang diajarkan dalam Islam meliputi
kebersihan lahir maupun batin. Bersih secara lahir
adalah sikap bersih dan menjaga kebersihan pada
badan, pakaian maupun tempat/lingkungan. Yang
paling esensial dari kebersihan diri itu adalah
kebersihan batin, yaitu hati, jiwa dan pikiran. Dalam

32

Anda mungkin juga menyukai