Anda di halaman 1dari 50

PENYELENGGARAAN JENAZAH DAN SHALAT JENAZAH

SMA NEGERI 1 SANGKULIRANG 2012

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Bab 1 Sekaratul Maut Bab 2 Memandikan jenazah Bab 3 Mengafani jenazah Bab 4 Menyalatkan jenazah

Bab 1 SEKARATUL MAUT


Tindakan terhadap orang yang menghahapi kematian 1. Hadapkan ke arah kiblat dengan dua cara yaitu : a. miringkan ke kanan dan mukanya mengarah ke kiblat, ini lebih baik. b. baringkan telantang dan kakinya mengarah ke kiblat, lalu angkat atau tinggikan sedikit kepalanya sekira kira mukanya mengarah ke kiblat ( lihat gambar )

2. Talkinkan ( ajarkan ) kepadanya jika ia masih mendengar kalimah tauhid Laa Ilaha illallah , ucapan dangan lembut dan jelas dan jangan di ulang-ulang, agar tidak membingungkan dan dengan harapan semoga akhir kalimat yang keluar dari mulutnya kalimah tauhid. SabdaRasulullahsaw:

( ) ) Talkinkanlah (ajarkanlah) orang yang menjelang mati di antara kamu dengan kalimah tauhid Laa ilaaha allallah. (HR. Muslim) Talkin yang dimaksud adalah mengajar atau membimbing orang yang menghadapi sekaratul maut agar dapat mengucapkan kalimah tauhid. 3. Hadirkan didekatnya saudaranya yang dicintainya yang dapat menghiburnya dan paling bertaqwa kepada Allah, untuk mengingatkannya akan Allah, bertaubat dari segala dosa dan maksit yang mungkin pernag dilakukannya, dan berwasiat. 4. Jauhkan daripadanya orang yang haid, nifas, junub, dan segala macam yang tidak disukai malaikat, sperti alat-alat permainan dan lebih sempurna diberi wangi-wangian.

5. Bagi yang datang melihatnya, sianjurkan memperbanyak doa dan membaca Al-Quran, terutama surat Yaasiin, dibaca perlahan-lahan agar tidak mengganggu bagi yang sekarat. Jika sudah meninggal. Sabda Rasulullah saw : (( Bacakanlah untuk orang yang menjelang mati surat Yaasiin. (HR. Abu Daud, Nasai, dan disahihkan Inu Hibban dari Maqal bin Yasar) 6. Boleh juga bagi yang sekarat diingatkan akan Allah dan amal-amal baiknya sehingga menimbulkan baik sangka terhadap Allah swt. Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam hadis qudsi : Aku menyertai apa yang disangka hamba-ku terhadap-ku.

Tindakan terhadap orang yang sudah diyakini kematiannya :

1. Pejamkan matanya, hadis Rasulullah saw. Yang berbunyi : (( Jika kamu menghadapi mayat yang baru mati maka hendaklah engkau pejamkan Matanya, karena mata itu mengikuti kepergian roh. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dari Syaddad bin Ausyin) 2. Diikat dagunya ke kepala jika mulutnya terbuka agar tidak ternganga. 3. Letakkan di perutnya suatu penindih yang sewajarnya agar tidak mengembung. 4. Senamkan sendi-sendi tubuhnya perlahan-lahan jika memungkinkan, jika tidak biarkan aja. Caranya: lipatkan sendi-sendi sikunya, kemudian bukakan sendi bahunya ke samping, depan, dan belakang, kemudian lututnya dilipat-lipatkan hingga betisnya menyentuh paha, kemudian melipat-lipatkan paha hingga sampai keperutnya. Ini dilakukan supaya mudah memandikannya dan mengafankannya.

5. Tinggikan sedikit tempat jenazah dan arahkan ke kiblat (lihat gambar).

6. Tanggalkan pakaiannya dan tutupi dengan kain keseluruh tubuhnya. 7. Letakkan kedua tangan di antara pusar dan dada, seperti orang shalat (jika memungkinkan). 8. Segeralah membayar utangnya jika dia berutang. Sabda Rasulullah saw : ( ) Roh seorang mukmin bergantung pada utangnya, sampai utangnya dilunasi oleh ahli warisnya. (HR. Ahmad Ibnu Majah dan Turmudzi, dari Abu Hurairah)

9. Memberitahukan atas orang-orang atas kematiannya, terutama femilinya, supaya mereka menyaksikan jenazahnya. Perlu diingat bahwa mengajak orang berbuat baik akan mendapat pahala seperti Apa yang dilakukan oleh orang tersebut dari kebaikannya. Hadis Rasulullah saw., yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah menjelaskan kelebihan orang yang ikut menyalatkan dan mengantar jenazah. , : : Siapa menyaksikan jenazah hingga dia menyalatkannya maka orang itu akan mendapat pahala satu qirath. Dan siapa yang menyaksikan sampai dikuburkannya maka baginya pahala dua qirath. Para sahabat bertanya : Apa yang dimaksud dua qirath? Rasulullah saw. Menjawab : Qirath itu semisal gunung emas yang besar. 10. a) Haram menjerit dan meratapinya b) Haram memukul-mukul pipi, mengoyak-ngoyak baju, dan semisalnya c) Boleh menangis tanpa menyebut-nyebut sesuatu dan hendaklah banyak sabar

Hadis Nabi Muhammad saw. Menjelaskan : ( ) Siapa yang meratapi mayat maka mayat tersebut akan tersiksa karena ratapan tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis dari Abu Musa Al-Asyari berkata : ( ) Aku berlepas dari hal-hal rasulullah berlepasdiri daripadanya, yaitu berlepas diri dari perempuan yang berteriak-teriak, mencukur kepalanya, dan yang merobek-robek bajunya (karena kematian). (HR. Bukhari dan Muslim)

Bab 2 MEMANDIKAN JENAZAH


1. Hukum memandikan jenazah/mayat Memandikan mayat orang yang beragama Islam hukumnya adalah wajib dan pelaksanaannya adalah fardhu kifayah. Jika sebagian umat telah melaksanakannya, yang lain terlepaslah kewajiban tersebut. Manusia yang sudah tidak bernyawa lagi dinamakan maiyit atau jenazah. Menurut bahasa arab orang mati laki-laki disebut maiyit, kalau yang mati itu wanita disebut maiyitah. Kalau dipakai kata jenazah, telah meliputi antara maiyit laki-laki dan perempuan. Menyelenggarakan mayat seorang Islam itu hukumnya fardhu kifayah, pada 4 pelaksanaan : 1. memandikannya 2. membungkus (mengafankannya) 3. menyembahyangkannya 4. menanam atau menguburnya 2. Syarat bagi orang yang memandikan jenazah 1. Dia orang muslim, berakal, dan baliqh (dewasa). 2. Niat memandikan jenazah 3. Terpecaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat, dan memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah dan tidak menyebutkan kepada orang lain aibnya, akan tetapi merahasiakan apa yang dilihatnya tentang yang tidak baik.

3. Orang yang utama memandikan mayat 1. a) Yang utama memandikan dan mengafankan mayat laki-laki ialah orang yang diwasiatkannya. b) Kemudian bapak, kakek, barulah keluarga terdekat dan muhrim dari pihak laki-laki dan boleh juga istrinya. Hadis Nabi Muhammad saw. Kepada Aisyah ra .: ( ) Jika engkau wafat sebelumku maka akulah yang memandikanmu dan mengafankanmu. (HR. Ibnu majah)" Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa ia memandikan jenazah Fatimah (istrinya). Dan diriwayatkan pula bahwa Abu Bakar berwasiat bahwa dimandikan istrinya Ummu Asma jika ia meninggal. 2. Yang utama memandikan mayat perempuan ialah ibunya, neneknya, dan keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya. 3. Jika mayat anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya dan jika mayat anak perempuan, boleh laki-laki memandikannya.

4. Jika perempuan mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada suaminya, atau sebaliknya laki-laki mati dan yang hidup semuanya perempuan dan tidak ada istrinya maka mayat tersebut tidak dimandikan, tetapi ditayamumkan, oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. Hadis makbul bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda : ( ) Jika seorang perempuan meninggal ditempat laki-laki dan tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal ditempat perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena kedudukannya sama seperti tidak mendapat air. (HR. Abu daud Dan Baihaqi) 4. Mayat yang wajib dimandikan a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir b. Bukan bayi yang keguguran, dan jika lahir dalam keadaanb tidak bernyawa ( mati ) tidak dimandikan. c. Ada dari sebagian tubuh mayat yang dapat dimandikan. d. Bukan mayat yang mati syahid di medan perang untuk menegakkan kalimah Allah. Jika mayat mati syahid tidak dimandikan.

Berdasarkan tiga buah hadis Nabi Muhammad saw. Yang masing-masing diriwayatkan oleh : Pertama, dari jabir bin Ulaik yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Nasai. Kedua, dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim. Ketiga, dari Saat bin Zaid yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Turmudzi, ada 13 macam syahid yang wajib dimandikan dan di kafankan seperti mayat biasa. a .Mati karena membela agama,tapi tidak di medan perang. b .Mati dibunuh karena membela diri. c .Mati dibunuh karena membela keluarganya. d .Mati dibunuh karena membela / melindungi hartanya e .Mati karena penyakit menular f .Mati karena melahirkan anak g .Mati karena tenggelam di air h .Mati karena terbakar i . Mati karena tertimpa reruntuhan j . Mati karena penyakit paru-paru k. Mati karena sakit perut l. Mati sedang beribadah kepada allah m .Anak perawan yang mati dalam pingitan.

Ada air bersih untuk memandikannya,jika tidak ada atau tidak mampu mendapatkan air, tidak wajib dimandikan, akan tetapi ditayamumkan. 5. Hukum memandikan orang yang sedang ihram Jenazah orang yang sedang ihram haji atau umrah mayatnya dimandikan, tetapi tidak boleh dipakaikan wangi- wangian, ketika mengafankannya dengan pakaian ihram tidak ditutup kepalanya, karena nanti dia akan bangkit di hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah. 6. Hukum memandikan mayat orang yang mati syahid Orang yang mati syahid dimedan perang tidak dimandikan, akan tetapi dilepaskan darinya senjata dan ikat pinggang dan segala sesuatu yang ada padanyaselain pakaian. Setelah itu, dikuburkan dengan pakaian yang melekat dibadannya saat terbunuh. Boleh juga ditambah dengan kain kafan lebih baik jika tidak ditambah. Mayat yang mati syahid tidak dishalatkan dan langsung dikuburkan ditempat ia terbunuh jika memungkinkan. Inilah yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. Di dalam hadis Jabir yang diriwayatkannya : ( )

Sesungguhnya Nabi saw. Memerintahkan menguburkan para syuhada di perang Uhud bersama darah-darah mereka dan tidak dimandikan maupun dishalatkan. (HR. Bukhari dan Muslim) 7. Menjadi juru mandi jenazah. Kebanyakan orang segan-segan jadi juru mandi jenazah karena bermacam-macam kesukarannya, seperti : perasaan takut berdekat atau memegang orang mati, perasaan mual dengan najis yang dilihat atau tercium baunya dll. Menjadi mandi jenazah itu adalah pekerjaan mulia dan besar pahalanya disisi Tuhan. Sebenarnya pekerjaan ini tidaklah terlalu sukar, asalkan tahu beluknya ( kaifiat megerjakannya ) dan sedia dengan rela hati memikulkan beban orang banyak melaksanakan fardhu kifayah. ( ) Barang siapa memandikan jenazah ( mayat ), ia laksanakan amanah tersebut dan tidak ia sebarkan apa yang ada pada mayat itu, keluarlah dosa-dosanya seperti pada hari ia dilahirkan ibunya. (HR. Ahmad dari Aisyah).

( ) Barang siapa memandikan mayat seseorang, lalu ia sembunyikan aibnya, maka Allah mengampuninya 40 kali. (HR. Hakim menurut sarat muslim dari Abu Rafi) 8. MEMPERSIAPKAN PERLENGKAPAN Sebelumnya mayat dimandikan pada waktu yang sudah direncanakan, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa perlengkapan seperlunya, seperti : a). Tempat mandi ( kamar mandi ) Untuk tempat mandi ini supaya supaya disediakan kamar husus, atau disuatu tempat dalam rumah, dipilihkan tempat yang lantainya renggang agar aiar yang akan disiramkan nanti dengan mudah dapat jatuh ketanah ( bawah ). b). Tempat meletakkan mayat. Mayat yang akan dimandikan itu diletakkan pada tempat yang agak tinggi sedikit. Sebagai kebiasaan dan termudah dibuatkan bantal-bantal dari beberapa potongan bantal pisang yang sudah dibersihkan. Untuk orang tua disediakan 5 potong dan untuk kanak-kanak 3 potong. Bantal-bantal tersebut diatur tinggi rendahnya, diratakan alasnya supaya tidak mudah tergeser. Bantal-bantal arah kepala lebih tinggi dari pada yang bahagian kaki. Untuk tempat kepala diberi berlubang. Ada pula orang yang membuat tempat mandi mayat ini yang kusus berbentuk sampan yang dibuatkan saluran air pada pipa karet/pelastik.

c). Air. Persediaan air dapat diperkirakan sendiri banyaknya menurut keperluan yaitu: - air sabun disediakan = 40 liter ( 2 belek ) - air kapur barus = 7 liter ( sepertiga belek ) - air biasa seberapa banyak dalam beberapa buah Tempat. Air sabun yaitu air dengan lunturan sabun. Air kapur barus yaitu dengan mengambil 3 s/d 5 biji kapur barus biasa atau kamper yang ditumbuk halus-halus sebagai tebung dan diaduk dengan air sebanyak 7 liter. Air sabun dan air kapur barus ini hanya dipergunakan dalam mandi witir saja. d). Kain mandi ( kain panjang ) Kain panjang yang diperlukan untuk mandi tersebut dicari kain agak tipis sedikit, agar waktu menyiramkan air nanti dapt tembus dengan baik kebadan mayat. Kain tersebut yang dapat menutupi seluruh tubuh mayat. Diatas kemaluan mayat tersebut ditambah lagi kain untuk penutupnya. e). Beberapa alat-alat lain : - sarung tangan ( kain pencuci ) - sabun mandi ( sabun wangi atau sabun biasa ) - gayung mandi kecil ( rantang ) - serbuk kayu cendana - minyak wangi - kapas ( mana kala diperlukan ) - lidi ( penggorek kotoran dibawah kuku ) dll

Selain dari pada yang kita sebutkan di atas, perlu juga diperhatikan keadaan udara pada tempat mandi ini supaya segar tidak berbau busuk atau gelap. Seumpama terjadi ada mayat yang sudah rusak atau berbau terlalu busuk mungkin karena terlalu lama meninggalnya atau karena beberapa hari didalam air ( tenggelam ) baru didapat, maka supaya kita harumi tempat mandi itu dengan minyak wangi yang agak keras baunya dan tak berhalangan tukang mandi itu memakai kain penutup hidung. Untuk mengurangi bau busuk itu biasanya dibakar orang gula merah didalam dapur kecil, sehingga dengan demikian tidak terlalu mengganggu pekerjaan tukang mandikan mayat tersebut. Demikian juga harus ditaruh mayat itu menuju arah kiblat waktu membaringkannya, sewaktu akan memulaimemandikannya. Apabila segal persiapan sudah lengkap, angkatlah mayat tersebut keatas bantal ( tempat memandikannya ). Kemudian gantikan pakaiannya dengan kain panjang yang telah tersedia.

9. KAIFIAT MANDI Cara memandikan mayat itu terbagi kepada 3 bagian : a). Meng-istinjakannya, yaitu membersihkan kubul dan dubur mayat itu. b). Mandi pendahuluan, yaitu membersihkan seluruh badan mayat dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki. c). Mandi witir, yaitu mandi yang memakai bilangan atau hitungan ganjil dengan mempergunakan air sabun, air biasa dan air kapur barus. A. ISTINJA Tugas ini sebaiknya dikerjakan oleh orang yang dekat pertalian kekeluargaan dengan mayat seperti : anak, orang tuanya, saudaranya, pamannya, anak kemanakannya dan seterusnya. Mayat wanita di-istinjai dan dimandikan oleh wanita, mayat laki-laki diistinjai atau dimandikannya oleh laki-laki. Tetapi boleh juga mengistinjai atau memandikannya suami atau istrinya sendiri, berhubung ada beberapa riwayat : 1. Asma binti Amies r.a berkata : Bahwa Fatimah r.a berwasiat supaya ia dimandikan oleh Ali r.a. (HR. Daruqutni). 2. Abu Bakar berpesan kepada istrinya Asma binti Amies supaya memandikannya. Lalu Asma minta tolong kepada Abd. Rahman bin Auf (supaya memberi bantuan) karena tidak kuatnya. Tidak ada seorangpun yang menyangkalnya. (HR. Baihaqi). 3. Aisyah berkata : Seumpama aku dapat mengulangi barang yang telah lampau, tentulah yang memandikan Rasulullah itu hanya istri-istrinya. (HR Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu majah dengan mensahihkannya).

4. Telah shah Rasulullah telah bersabda kepada Aisyah : Tidak ada melaratnya, seumpama engkau mati sebelumku, akulah yang memandikan engkau dan menguburkan engkau. (HR. Nasai dan Ibnu Hibban). Orang yang bertugas mengistinjakannya itu lebih dahulu mengenakan sarung tangan kain pencuci pada tangan kaki. Ia berada disebelah samping kiri mayat dan juru mandi yang akan menyiramkan air berada disamping kanan mayat. Kedua belah kaki mayat direnggangkan sedikit, juru mandi menyiramkan air diarah atas kemaluan ( kubul ) mayat, tukang pencuci memasukkan tangannya dibawah kain lalu menggosok-gosok ( membersihkan ) kemaluan muka simayat dan sekitarnya sampai bersih. Boleh juga orangf membuat saluran air depan kelompok batang pisang yang diarahkan kepada tempat yang dibersihkan itu. Manakala bagian muka (depan) sudah bersih, berpindah pula untuk bagian dubur (belakang) dan sekitarnya, yang caranya sebagaimana membersihkan anak kita yang sudah buang air. Tanda-tanda kebersihannya ialah perasaan atau rabaan yang kasat dan sesudah diadakan percobaan. Untuk mencepatkan habisnya najis pada dubur ialah dengan menekan-nekan perut mayat seperlunya. Demikianlah dikerjakan sampai tidak ada lagi kelihatan najis.

Cara memeriksanya : Cuci dahulu bersih-bersih kain pencuci (sarung tangan) itu dengan sabun. Sesudah itu peras airnya, kenakan kembali pada tangan kiri, pergunakanlah jari-jari sebilah telunjuk, lalu dirabakan lubang dubur mayat satu kali gosokan dan kemudian diperiksa kain tsb. Dengan demikian dapat diketahui masih ada atau sudah bersihkah najis itu, jika masih ada kelihatan najisnya supaya diulang lagi membersihkannya sampai ternyata sudah bersih. Maka selesailah pekerjaan istinja itu. B. MANDI PENDAHULUAN Pekerjaan ini dapat dikerjakan ber-sama-sama, baik petugas atau bersama keluarga si mayat dengan petunjuk-petunjuk dari kepala juru mandi, yang caranya demikian : Curahkan air biasa mulai arah kepala sampai ujung kaki sampai kearah seluruh badan mayat. Seluruh bagian badannya digosok dibersihkan dengan sabun, disiram sampai bersih.seluruh tubuh dari kepala,rambut,leher,dada muka belakang,samping kanan sampai kiri,paha sampai jari-jari,tangan demikian juga,semua di bersihkan seperti kebiasaan mandi orang hidup,jangan ketinggalan membersihkan lubang mulut,lubang hidung, telinga luar dan dalam,celah2 jari tangan dan kaki,kotoran2 kuku dsb. Manakala sudah bersih semuanya,dicoba pula memeriksa duburnya seperti yang telah diterangkan terdahulu,jika masih terdapat najis,hendaklah diulang membersihkannya dan kalau sudah bersih baru dipersiapkan untuk mandi witir.

C. MANDI WITIR Sebelum memulai mandi witir ini,hendaklah diatur persiapan akan tempat air yang diperlukan, seperti air biasa, air sabun, dimana tempat petugas2 lainnya untuk memberikan pertolongan memiringkan mayit nanti, kepala juru mandi berada disamping mayat, sedang pembantunya berada disamping kanan mayat, juru mandi memulai mencurahkan air dari sebelah kepala dan pembantunya meneruskan sampai ke kaki. Dengan mandi witir : : : ( ) Dari ummu athiyyah katanya : rasulullah saw bersabda sewaktu anak perempuannya dimandikan : mulailah pada bagian kanan nya dan pada tempat2 wudlu daripadanya (H.R. bukhari muslim) Dari Ummu Athiyyah berkata : Rasulullah saw. Telah masuk ketempat kami ketika kematian anak perempuannya dan beliau bersabda : Mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih dari itu menurut pendapatmu, dengan air dan bidara ..... (HR. Jamaah)

Ada beberapa macam kaifiat memandikan jenazah yang dilakukan orang. Disini kami bawakan satu cara, mudah2an dapat dipelajari dan dapat dikerjakan sebagaimana mestinya. TERTIB ( urutan ) menyiramkan air. ( hendaknya dapat hafal benar2 ) 1. Bahagian tengah : Siramkanlah air dari ujung kepala, terus keujung kaki melalui tengah badan satu kali. 2. Bahagian kanan : Siramkan pula mulai samping bahu kanan, terus kesamping badan kanan sampai keujung kaki kanan satu kali. 3. Bahagian kiri : Siramkan pula mulai samping bahu kiri, terus kesamping badan kiri sampai keujung kaki kiri satu kali. 4. Mayat dimiringkan, Samping kananya disebelah atas.: Siramkan air dari ujung kepala, sampai melalui samping kanan sampai keujung kaki kanan satu kali. 5. Mayat dimiringkan, samping kirinya disebelah atas,: Siramkan air dari ujung kepala, terus melalui samping kiri sampai keujung kaki kiri satu kali.

Penyiraman air berturut-turut mulai, nomor satu sampai nomor lima tersebut diatas dinamakan ( dihitung ) satu kali mandi. Lalu kita kerjakan seperti itu berturut-turut dengan memperhatikan jenis air seperti yang kita sebutkan dibawah ini : Penyiraman pertama : dilaksanakan dengan air sabun dari nomor satu sampai nomor lima. Penyiraman kedua : dilakukan dengan air biasa, dari no satu sampai dengan nomor lima. Penyiraman ketiga : dilakukan dengan air sabun, dari nomor satu sampai dengan nomor lima. Penyiraman keempat : dilakukan dengan air biasa, dari nomor satu sampai nomor lima. Penyiraman kelima : dilakukan dengan air sabun, dari nomor satu sampai dengan nomor lima. Penyiraman keenam : dilakukan dengan air biasa, dari nomor satu sampai dengan nomor lima. Penyiraman ketujuh : dilakukan dengan air biasa ( disebut orang khalis atau air murni, seperti diatas ). Penyiraman kedelapan : dilakukan dengan air biasa ( air khalis ) Penyiraman kesembilan : dilakukan dengan air kapur barus. (jika tidak ada digunakan air biasa )

Sembilan kali pergantian air menurut kaifiat tersebut diatasdisebut orang dengan mandi sembilan. Tetapi sebahagian ulama mengatakannya ( mengganggapnya ) hanya mandi tiga saja, kerena penyiramandengan air sabun dan menghilangkan sabun seperti yang disebutkan pada penyiraman pertama sampai dengan penyiraman keenam belum menjadi hitungan. Demikian uraian dalam kitab sabilal muhtadin. Cara yang kita sebutkan diatas bisa dipersingkat lagi umpama, karena mayatnya sudah agak rusak atau waktu sudah mendesak sekali. Boleh kita perbuat begini : Mandi tiga : perbuatlah : 1. dengan air sabun. 2. dengan air biasa, dan 3. dengan air kapur barus. Mandi lima : perbuatlah : 1. dengan air sabun, 2. dengan air biasa, 3. dengan aiar biasa, 4. dengan air biasa, dan 5. dengan air kapur barus. Mandi tujuh : perbuatlah : 1. dengan air sabun, 2. dengan air biasa, 3. dengan air biasa, 4. dengan air biasa, 5. dengan air sabun, 6. dengan air biasa, dan 7. dengan air kapur barus. Kami tambahkan lagi disini bahwa ada pula dikerjakan orang cara tatslies artinya meniga kalikan penyiraman. Caranya ialah apa yang kita telah turunkan pada urut2an ( tertib ) diatas pada tiap-tiap bagian yang lima macam itu disiramkan dengan tiga kali tiga kali. Jelasnya begini : Siramkan dengan air sabun dari ujung kepala terus keujung kaki melalui tengan badan tiga kali. Demikian slanjutnya. Tentu saja taslis ini memerlukan waktu yang lama.

PERINGATAN / PERHATIAN. 1. Sekurang-kurangnya cara memandikan jenazah ini untuk melepaskan fardhu kifayah ada dua perkara, yaitu : a. menghilangkan kotoran / najis pada badannya. b. meratakan curahan air pada seluruh tubuhnya. 2. Segala petugas yani orang-orang turut memandikan mayat terlarang menyebut-nyebut dan memperktakan aibnya ( rahasia ) simayat, hendaklah ia tutup rahasia itu. 3. Terlarang juga ( makruh ) hadiahnya orang-orang yang tidak diperlukan atau menjengukjenguk mayat laki-laki atau perempuan sewaktu dimandikan, kecuali jika ada perlunya seumpama keluarga, kader-kader yang belajar praktek mandi, dll. 4. Sewaktu mau menyiramkan air pada bagian anggota tubuh simayat tidak ada bacaan apa-apa selain daripada membaca bismillahir rahmanirrahim. Membaca doa yang lain seperti Ghufranaka ya Rahman, rabbana wailaikal mashir, dan Ghufranaka ya Rahim, rabbana wailaikal mashir 5. Seumpama ada terjadi najis yang keluar dibagian mana saja pada tubuh mayat sesudah dimandikan, mandinya tidak usah diulang kembali, cukuplah najis tersebut dibersihkan dan tempat keluar najis / darah itu ditutup dengan kapas / kain.

10. MEMINTAL RAMBUT SIMAYAT Sesudah mayat dimandikan, keringkan badannya dengan handuk atau kain biasa, bagi mayat perempuan dibuat baginya 3 pintalan. Mandikanlah ia dengan mandi witir, tiga kali, lima kali, atau tujuh kali, atau lebih daripada itu menurut pendapatmu. Lalu jalin rambutnya tiga pintal. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud). Tiga untai / pintal, yaitu dua disamping dan satu ditengah.

Bentuk rambut jenazah wanita

11. BAYI YANG MATI ATAU KEGUGURAN Ber-macam2 pendapat ulama fiqih mengenai memandikan dan menyembahyangkan mayat anak kecil ( bayi ) yang mati sebelum lahirnya dan calon bayi yang gugur sebelum masa kelahirannya. Diantaranya ialah : a). Anak kecil ( bayi ) yang meninggal dunia sesudah lahirnya, ketika lahir ia hidup, ada gerak, tangis atau teriak, bayi tersebut dimandikan, dikafan, disembahyangkan untuk mendoakan orang tuanya kemudian dikubur seperti biasa. Demikian pendapat seluruh ahli ilmu sebagai dikatakan oleh Ibnu Munzir. b). Bayi yang meninggal sebelum lahirnya ( artinya bayi itu meninggal dalm perut ibunya ), maka menurut ulama Hanafiah, Malik, As Syafii, Auza,i, dan al Hasan, tidaklah disembahyangkan, hanya dimandikan, dikafan dan dikubur seperti biasa. Tetapi menurut Ahmad, Said bin Jubair dan Ishaq, ia dimandikan dan disembahyang karena bayi tersebut sudah ada rohnya. c). Calon bayi yang gugur belum berumur 4 bulan dalam kandungan ibunya, jadi belumlah ditiupkan roh kepadanya, ia belumlah dinamakan manusia yang sempurna. Maka ia tidaklah dimandikan dan disembahyangkan, hanya dibersihkan, dibungkus dan dikuburkan.

Bab 3 MENGAFANI JENAZAH


1. Hukum mengafani mayat Mengafani mayat yang muslim dan bukan yang mati syahid dalam peperangan adalah fardhu kifayah, yaitu jika sebagian orang melaksanakannya maka gugurlah kewjiban yang lain. Kewajiban mengafankan itu serta segala keperluannya sampai kepada penguburan diambil dari harta simayat khusus yang sudah dikeluarkan dari hak milik lainnya. Jika simayat itu mempunyai harta yang khusus untuk itu maka yang wajib membiayainya adalah orang yang patut memberinya nafkah ketika dia hidup. Jika tidak ada yang demikian maka diambil dari dari harta baitul mal umat islam. Jika ini tidak ada juga maka kewajiban terpikul kepada seluruh umat islam yang mampu untuk melaksanakan segala urusannya. Yang dimaksud dengan mengafani mayat itu ialah membungkusnya sebagai penghormatan bagi manusia anak Adam. Membungkus itu dengan kain putih yang dapat menutup seluruh tubuhnya, dibungkus dengan baik-baik. Dalam keadaan darurat lantaran tidak ada kain, boleh saja dikafan dengan selain kain seumpama goni, tikar, rumput dll karena tujuan kafan itu adalah menutupi tubuh dan aurat simayat. Sunnat dikafani dengan kain putih bersih tidak berwarna-warna.

() Apabila salah seorang kamu dikafani maka hendaklah diperbagus pengafanannya. (HR. Amad, Muslim, dan Abu Daud dari Jabir). () Pakailah pakaianmu yang putih bersih, karena itulah yang sebaik-baik pakaianmu dan kafanilah mayat-mayatmu dengan kain putih. (HR. Lima ahli hadits dari Ibnu Abbas) Selanjutnya berkenaan dengan kafan ini sunnat 4 perkara. Kain putih. Baik dan bersih. Diberi wangi-wangian dan diukup tiga kali. Untuk kafan laki-laki dibuat 3 lapis ( 3 lembar ) Untuk kafan perempuan dibuat 5 lapis yang terdiri dari baju kurung, kudung kepala, sarung dan 2 lapis kain pembungkus.

: . . Menurut hadist aisyah r.a. katanya : rasulullah saw dikafani dengan 3 kain putih yang bersih, yang terbuat dari kafas, tidak ada padanya baju kurung dan tidak pula serban. (H.R.bukhari muslim) Menurut hadist Laila binti Qanif As Tsaqatiyah katanya : aku telah memandikan Ummi Kalsum anak Rasulullah saw. Sewaktu mengafaninya adalah yang mula2 diberikan Rasulullah kepada kami kain putih, sarung, kemudian baju kurung,kemudian tudung kepala, kemudian selubung yang kemudian dimasukkan kedalam kain.(H.R.ahmad & abu daud) MEMBUAT UKURAN KAIN Jumlah tali yang panjang,ukuran dari ujung kepala mayat sampai ujung jari kaki dan tambah = 2 x 20 cm itu dijadikan panjang kain yang diperlukan.ukur lagi mulai sisi bahu kanan menuju sisi bahu kirinya dan digandakan 3 kali,itu dijadikan lebar kain kafan. Contoh : panjang badan mayat 175 cm dan lebar 40 cm.berapa panjang dan lebar kain yang diperlukan ?

Jawab

: panjang kain kafan =175 cm ditambah 2 x 20 cm =215 cm. Lebar kain kafan = 3 x 40 cm = 120 cm.

Jika lebar kain tidak mencukupi ukuran, tentunya ditambah dengan kain pula. Kebingungan kebingungan dalam memotong kain ini insyaallah akan menjadi mudah kalau sudah biasa, baik untuk orang tua (gemuk) atau untuk anak2, membuat kafan laki2 lebih mudah dari pada kafan perempuan.

2 . MEMBUAT KAFAN WANITA a. Sarung. Membuat sarung boleh dibuatkan seperti sarung kebiasaan, hanya lebih sempit, sewaktu mengenakan ujungnya dilipat (seperti orang laki-laki memakai sarung) boleh juga dibuatkan sarung berjahit. Jadi sarung tersebut merupakan sarung kurung. Bahagian atas dijahit (dibuatkan uluh-uluh serta diberi bertali) sewaktu memasangnya tali tersebut dijerat sebagai laki2 menjeratkan celana piyama. b. Baju kurung. Besar kecilnya baju ini dapat dikira-kirakan saja menurut besar kecilnya si mayat.

Perhatikan gambar berikut ini :

Keterangan gambar : - Empat lapis digunting menurut tanda .... Tapi untuk bikin leher yang digunting cuma 2 lapis. - Tanda ( a ) disambung dengan potongan ( b ) dijahid untuk menjadikan lengan supaya menjadi panjang. - Jika pada tanda ( c ) dijahit, maka pada tanda ( d ) tidak dijahit, baju itu merupakan berbelah ditengah. Tetapi kalau tanda (d ) dijahit maka tanda ( c ) jangan dijahit, baju itu merupakan berbelah disamping. Cara mengenakan baju tersebut melalui kepala kelubang leher. Pilih yang mana termudah.

c. Kudung. Biasa disebut orang telakung. Adapun telakung ini merupakan kain segi tiga. Cara membuatnya ada 2 macam, terserah mana yang disukai.

Keterangan : Model A adalah kain segi tiga biasa. Cara mengenakannyapun biasa dan ujungnya dilipat sebaik-baiknya. Model B sisinya yang panjang dibuatkan jahitan ber-uluh-uluh dengan dimasukkan tali panjang, memasangnya tali tersebut dijeratkan sehingga teratur bagus pada muka.

3. MENGENAKAN KAIN KAFAN a. Untuk laki-laki : Hamparkan ketiga lapis kain itu,taburi serbuk kayu cendana pada tiap2 lapis, letakkan mayat keatas kain dengan merapatkan kakinya, bungkuskan kain2 itu erat-erat selapis selapis berganti-ganti kanan, kiri, kanan, kiri seterusnya, jangan ketiga lapis itu dibungkuskan sekaligus. b. Untuk wanita Hamparkan semua kain yang 5 lembar dan 2 lembar pembungkus ditaruh paling bawah, mula-mula dikenakan sarungnya, kemudian baju kurungnya, kemudian telakungnya, kemudian kain pembungkus selapis-selapis seperti laki2 tsb diatas. Selesai itu, diikat baik-baik dengan tali sobekan sisi kain tersebut untuk orang tua 5 ikatan dan anak2 cukup 3 ikatan saja. Sebelum mayat dibungkus, tangannya dilipatkan diatas dada seperti kita sembahyang, demikian yang biasa diperbuat orang disini. Ada juga saya pendapati pada sebagian negeri yang meletakkan tangan mayat itu lurus disamping,atau diatas paha.

4. PERHATIAN Rasulullah melarang bermahal-mahal dengan kain kafan (memakai kain kafan yang mahal) karena termasuk pemborosan,baik bagi laki2 ataupun wanita. Orang yang mati sewaktu mengerjakan ihram (haji) di Mekkah tidak boleh kepalanya ditutup, tidak boleh diberi wangi-wangian, karena akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti dengan membaca talbiah. Selesai mengikatnya, berilah minyak wangi pada bungkusan ikatan, sediakan untuk disembahyangkan.

Bab 4 MENYALATKAN JENAZAH


Hukum shalat jenazah Shalat jenazah wajib menurut ijma ulama.Yaitu fardhu kifayah, jika dilaksanakan oleh sebagian ummat, terlepaslah kewajiban yang lainnya. Orang yang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah Yang paling utama melaksanakan shalat jenazah ialah orang yang diwasiatkan simayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli bidah, kemudian ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu, orang tua simayat seterusnya keatas, anak-anak simayat dan seterusnya kebawah, serta keluarga terdekat dan kaum muslimin seluruhnya. Cara shalat jenazah 1. Niat menegakkan shalat jenazah karena Allah, laki-laki, perempuan, atau anak-anak (hadir atau ghaib) dan niat didalam hati.

Seseorang yang mau melakukan shalat jenazah hendaklah berwudhu dan menutup aurat, seperti syarat melakukan shalat biasa, untuk menyalatkan jenazah laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala simayat, sedangkan untuk jenazah perempuan, imam berdiri ditengah tengah sejajar pusar, lihat gambar berikut:

Kemudian makmum berdiri dibelakang imam bersaf rapat, sebaiknya dibuat tiga saf, shalat jenazah boleh dikerjakan beberapa kali dan perempuan boleh melakukan shalat jenazah, apabila bersama laki-laki, jemaah wanita berada dibelakang jemaah laki-laki.

2. Takbir empat kali a) Takbir pertama untuk memulai shalat dengan mengangkat tangan, setelah itu membaca surat Al-fatihah : . . . . Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Segala puji-pujian hanya untuk Allah Tuhan semesta alam, yang maha pengasih lagi maha penyayang yang mempunyai hari pembalasan, hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkau kami mohon pertolongan,tunjukilah kami kejalan yang lurus, jalan yang telah engkau beri nikmat atasnya, bukan jalan mereka yang engkau murkai atasnya dan bukan mereka yang sesat. b) Kemudian mengangkat tangan lalu takbir kedua, selanjutnya membaca shalawat yaitu :

Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarganya, berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi bijaksana c) Setelah itu mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si mayat (laki-laki) dengan doa yang matsur (doa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah) seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad SAW. berdoa : (( Ya Allah ampunilah dosa kami yang hidup dan yang mati, yang hadir dan yang tidak hadir, yang kecil dan yang besar, laki-laki dan perempuan, ya Allah siapa yang Engkau hidupkan diantara kami, hidupkanlah dia dalam Islam dan siapa yang Engkau matikan diantara kami, matikanlah dia didalam iman, ya Allah, janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan janganlah Engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah kepergiannya (H.R.Muslim)

Selain doa diatas, boleh juga membaca doa seperti yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Auf bin Malik berkata :aku dengar Rasulullah SAW. Membaca doa dalam shalat jenazah sebagai berikut : Ya Allah. Ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan sentosakanlah dia, muliakanlah tempatnya, lapangkan kuburnya, sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah dia dari kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari kotoran, gantikan rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari pada rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, masukkan ia kedalam surga, dan jauhkanlah dia dari siksa kubur dan siksa api neraka. Selanjutnya mengangkat tangan dan takbir yang keempat lalu diam sejenak atau membaca doa (mayat laki-laki) seperti ini : Ya Allah. janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan janganlah Engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah kepergiannya.

Setelah itu, salam dengan ucapan : Dengan diucapkannya salam berarti selesailah shalat jenazah. Bacaan doa dhamir (hu) untuk mayat laki-laki,dan dhamir (ha) untuk mayat perempuan, seperti dibawah ini. Ajrahu ) )untuk laki-laki, menjadi ajraha ( ) untuk perempuan. Badahu ( ) untuk laki-laki, menjadi badaha ( ) untuk perempuan. Walahu ( ) untuk laki-laki, menjadi walaha ( ) untuk perempuan. 3. Sunnah memanggil untuk shalat jenazah berjamaah jika ada jamaah ummat Islam, imam berdiri didepan dan jamaah dibelakangnya, barisan sebaiknya dibuat dalam tiga saf. Pengertian tiga saf minimal berjumlah empat puluh orang Islam, berdasarkan hadis Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, dan Abu Daud, dari Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi :

Apabila seorang muslim meninggal, lalu dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak musyrik ( tidak menyekutukan Allah ), pastilah Allah memberikan syafaat kepada Si mayat karenanya. Bertambah banyak yang turuh melakukan shalat jenazah terhadapnya tentulah lebih baik bagi si mayat. Berikut ini dicantumkan secara lengkap bacaan dan doa shalat jenazah perempuan, setelah takbir ketiga dan keempat. Bacaan doa shalat jenazah laki-laki telah dibahas sebelumnya. Takbir ketiga : Untuk perempuan :

.Atau boleh juga dibaca doa ini : Untuk perempuan . : Takbir keempat : Untuk perempuan .

Jika tertinggal shalat jenazah satu takbir atau lebih Ikutilah shalat imam dan jika imam memberi salam, salamlah bersama imam atau boleh .juga disempurnakan takbir-takbir yang tertinggal, hingga salam

Bacaan atau doa jika jenazah anak kecil Shalat jenazah untuk anak kecil (belum baligh) sama dengan shalat orang laki-laki atau perempuan yang dewasa, kecuali setelah takbir yang ketiga dibaca doa seperti ini, untuk anak laki-laki :

Ya Allah.jadikanlah anak ini pelopor bagi kedua ibu bapaknya dan jadikanlah anak ini bagi kedua ibu bapaknya pahala dan sebagai simpanan.. Jika anak perempuan, dhamir (hu) diganti menjadi dhamir (ha) sebagai berikut :

NIAT ISTINJA
/ / / Sahjaku meistinjai ini mayit ..... wajib karena Allah Taala ( bagi laki2 ) ( bagi perempuan ) ( bagi anak laki2 ) ( bagi anak perempuan )

NIAT MANDI
/ / / Sahjaku memandikan ini mayat....wajib karena Allah taala ( bagi laki2 ) ( bagi perempuan ) ( bagi anak laki2 ) ( bagi anak perempuan )

CATATAN / Mayat dalam keadaan telantang. - Tengah badan baca - Samping kanan baca - Samping kiri baca - Waktu miring kekanan/kiri =

- Niat wudhu =

Sahjaku mewudhukan ini mayat karena Allah Taala - Niat tayammum = Sahjaku mentayamumkan ini mayat untuk membolehkan shalat atasnya wajib karena Allah Taala

SHOLAT GHAIB
A. Lafazh Niatnya 1. Niat untuk almarhum Perempuan 2. Niat untuk almarhum laki-laki B. Bacaannya 1. Takbir pertama, membaca surah al-Fatihah 2. Takbir kedua, membaca shalawat

3. Takbir ketiga, membaca doa ) )( )( )( ) 4. Takbir kempat, membaca doa ) )( )( ) . : Niat Sholat Jenazah atau Fardhu Kifayah 1. Niat untuk mayat laki-laki ) - (

2. Niat untuk mayat perempuan ) - ( Cara Sholat dan bacaan sama dengan bacaan sholat ghaib

- Tulis didahi mayat

- Tanah kuburan digiling dengan tangan baca = 7x Letakkan diujung hati Insya Allah mayat tiada disiksa. Tulis zikir ini diatas dada mayat : , ,

Anda mungkin juga menyukai