Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG SIFAT,

HIKMAH, PENCIPTAAN, DAN


KEADAAN GUNUNG
Muqaddimah

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur selalu terpanjatkan pada Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Baginda Rasulullah SAW, semoga semua
tauladannya bisa kita kerjakan.

Berikutnya terima kasih atas kerjasama yang telah diaplikasikan untuk menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas
ini sekaligus menjadi koreksi bagi kita semua agar selalu mengingat Allah, akan keagungan dan kebesaran-Nya.
Dalam uraian berikut, kami akan mengutarakan tentang sifat, hikmah, penciptaan, keadaan sekarang dan hari
kiamat gunung. Insya Allah kami juga akan menyertakan uraian lain yang menyangkut pembahasan utama
sebagai pelengkap.

Gunung merupakan pasak atau paku bumi, artinya gunung yang kita lihat di atas permukaan bumi merupakan
kepala paku, tentunya lebih pendek di bandingkan panjang paku yang menghujam ke dasar lapisan bumi. Kalau
tak ada paku ini tentunya bumi akan bergentar dan goncang dahsyat. Disamping itu, gunung berfungsi seperti
benteng dan tempat berlindung dari terpaan angin kencang dan serangan air banjir. Jika angin kencang
menerjang, maka gunung akan menghalau hembusannya dan menghambat kecepatannya sehingga tidak
menghancurkan sesuatu yang ada di lembah. Ketika air banjir datang, maka gunung akan menghalaunya dan
memalingkannya ke kanan dan kirinya. Sekiranya gunung tidak ada, tentu air banjir akan menghancurkan apa
saja yang berada di jalur yang dilaluinya. Jadi, bentuk yang paling ideal, paling layak dan paling sesuai dengan
manfaatnya adalah bentuk yang telah diciptakan Allah-Azza Wa Jalla-.

Jika kita mengamati lingkungan sekitar, begitu banyak manusia yang mengingkari nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT. Begitu banyak orang-orang yang memanfaatkan gunung dengan seluruh isinya untuk kepuasan
dunia, sehingga bencana yang datang adalah juga peran serta perbuatan mereka. Gunung adalah paku bumi
yang sangat berharga bagi kehidupan manusia.

wassalam

Daftar isi :

Muqoddimah

I. Pendahuluan :
i. Latar belakang

ii. Rumusan masalah

iii. Tujuan penelitian

iv. Manfaat penelitian

II. Gunung

i. Pengertian gunung

ii. Penciptaan gunung

iii. Sifat-sifat gunung

iv. Keadaan gunung sekarang

v. Keadaan gunung saat hari kiamat

vi. Hikmah penciptaan gunung

III. Kesimpulan

IV. Penutup

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

indonesia merupakan negara kepulauan yang juga memiliki banyak gunung, baik yang masih aktif (gunung api)
maupun gunung yang sudah tidak aktif lagi. Di samping itu semua, Allah yang telah menciptakan apa-apa yang
ada di bumi ini dengan sempurna dan indah termasuk gunung yang saat ini kami bahas. Di sini kami ingin
membahas beberapa point yang menyangkut segala sesuatu yang ada di bumi terutama gunung, dalil yang
bersangkutan dengannya.
1.2. Rumusan masalah

1) Apa pengertian gunung ?

2) Bagaimana penciptaan gunung ?

3) Apa saja sifat-sifat gunung ?

4) Bagaimana keadaan gunung sekarang ?

5) Bagaiman keadaan gunung saat hari kiamat ?

6) Apa hikmah dari penciptaan gunung ?

1.3. Tujuan penelitian

1. Kami ingin mengetahui apa pengertian gunung itu.


2. Kami ingin mengetahui bagaimana penciptaan gunung.
3. Kami ingin mengetahui apa saja sifat-sifat gunung berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Kami ingin mengetahui bagaimana keadaan gunung sekarang berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
5. Kami ingin mengetahui bagaimana keadaan gunung pada hari kiamat berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
6. Kami ingin mengetahui hikmah di balik penciptan gunung berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
1.4. Manfaat penelitian

Supaya kami dan pembaca mengerti bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Yang Maha
Kuasa dan telah tertulis dalam Al-Qur’an.

BAB II

GUNUNG

2.1. PENGERTIAN

Gunung
Menurut Van Zuidam,1985 gunung merupakan daratan yang memiliki ketinggian antara 500-1000 m. Dari
definisi di atas dapat diartikan bahwa gunung adalah daratan yang memiliki ketinggian di atas 500 m.

Gunung adalah bagian bumi yang menonjol tinggi dengan ketinggian puncaknya di atas 600 m. Gunung
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Gunung berapi
Gunung berapi terbentuk oleh lapisan material yang keluar dari perut bumi. Gunung berapi yang masih hidup
atau aktif gejala yang tampak adalah timbulnya ledakan atau letusan. Kegiatan gunung berapi diawasi
oleh Jawatan Geologi. Jawatan ini memiliki alat pencatat gempa bumi yang disebut seismograf. Beberapa
bentuk gunung api, yaitu : gunung api kerucut (strato), gunung api Landai (Maar) dan gunung api Perisai
(tameng). Bentuk ini
dipengaruhi oleh letak dapur magma dan sifat magma yang keluar dari perut bumi.

2) Gunung tidak berapi

Gunung tidak berapi merupa-kan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung tidak berapi sangat kecil
kemungkinan untuk meletus. Gunung tidak berapi sering juga disebut gunung mati. Contoh gunung tidak berapi
adalah Gunung Muria (Jawa Tengah), Gunung Tambora (NTB), dan Gunung Melawan (Kalimantan Tengah).

Gunung terdiri dari tiga bagian. Yaitu puncak, lereng dan kaki gunung. Tanah yang berada di sekitar gunung
sangat subur. Mengapa bisa demikian?
Karena mengandung fosfor dan silika yang berasal dari letusan gunung. Hal ini menyebabkan lereng dan kaki
gunung banyak ditumbuhi pohon-pohon lebat dan cocok untuk kegiatan perkebunan.

Gunung memiliki manfaat bermacam-macam, antara lain:


– gunung dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi,
– material letusan gunung api dalam waktu lama dapat menyuburkan tanah, pasirnya dapat untuk bahan
bangunan,
– gunung sebagai pengatur iklim dan penyimpan air, serta
– keluarnya magma menyebabkan terangkatnya barang tambang ke muka bumi.

2.2. PENCIPTAAN GUNUNG

Gunung diciptakan dengan tujuan sebagai penyeimbang bumi, yang menjadi paku penyatu lempeng-lempeng
bumi, sebagai tiangnya antara bumi dan langit.

Dan gunung-gunung (sebagai) pasak” (ayat 7). Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa penciptaan gunung
bertujuan sebagai pasak, tiang yang menyangga dan sebagai penyeimbang antara bumi dan langit agar keduanya
bisa tetap tegak.Jika gunung tak ada, bumi tidak akan selamat dan tidak akan terbentang dengan baik. Karena
angin selalu berhembus keras, membongkar urat dari kayu-kayu yang tumbuh sebagai keperluan hidup itu.
Dengan adanya gunung-gunung sebagai pasak itu, kokohlah hidup manusia. Pada intinya hikmah adanya
gunung sama dengan tujuan penciptaan gunung.
2.3. SIFAT-SIFAT GUNUNG

1. Menjulang tinggi
“Dan Dia menetapkan di dalamnya gunung-gunung yang menjulang di atas permukaannya dan memberkatinya
dengan berlimpah-limpah dan Dia menyediakan di dalamnya kadar makanan-makanan dalam empat periode
sama rata bagi semua pencahari.” (QS. Al-Fussilat:10)
Pada ayat ini diterangkan kebagusan penciptaan dan hukum-hukum yang berlaku pada bumi yang diciptakan
Nya itu. Dia telah menjadikan gunung-gunung di permukaan bumi, ada yang tinggi, ada yang sedang, ada yang
merupakan dataran tinggi saja, ada yang berapi dan ada pula gunung itu merupakan pasak atau paku bumi.

Dengan adanya gunung, permukaan bumi menjadi indah, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Tumbuh-
tumbuhan pegunungan pun berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di dataran rendah demikian pula
binatang-binatangnya. Dengan adanya gunung-gunung, maka ada pula sungai-sungai yang mengalir dari dataran
tinggi kedataran rendah, dan akhirnya bermuara ke laut, seakan-akan gunung itu merupakan tempat
penyimpanan air, yang terus menerus mengalir memenuhi keperluan manusia.

Jika di permukaan bumi ini tidak ada gunung-gunung yang menghijau, bukit-bukit yang berbaris, lembah dan
jurang yang di aliri sungai-sungai, padang rumput dan padang pasir, tentulah keadaan bumi ini lain dari keadaan
yang sekarang ini. Betapa hambarnya hidup di dunia seandainya bumi ini merupakan dataran yang datar
terhampar saja, sesayup-sayup mata memandang, hanya terdapat dataran yang luas saja.

Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi ini sebagai tempat yang penuh keberkatan
bagi manusia, dan keperluan makhluk-makhluk lain.

1. Tegak
Dalam QS. Hijr : 19

‘ Dan Kami telah membentangkan bumi ini dan Kami tegakkan gunung-gunung yang kokoh di dalamnya dan
juga Kami tumbuhkan di dalamnya segala sesuatu dengan perimbangan yang tepat.’ (QS.15 Al-Hijr:19)
Maksudnya, bumi diciptakan dengan bentuk permukaan yang sangat luas agar manusia dan hewan seluruhnya
dapat tinggal di berbagai belahan bumi dan memperoleh rezekinya. Dan gunung yang menancap tegak di bumi
sebagai penyeimbang sangat berperan untuk membantu mencega goncangan dahsyat,dan di sana juga terdapat
rizki Allah yang sangat banyak, misalnya ada beberapa tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di pegunungan,
seperti sayur-mayur tertentu, buah-buahan, teh dan lain sebagainya.

2.4. Keadaan Gunung Sekarang

Banyak gunung api yang telah meletus, dampak jangka pendeknya merugikan manusia dan hewan yang hidup di
sekitarnya. Namun, dampk jangka panjangnya dapat menguntungkan, misalnya menyuburkan tanh di sekitarnya,
sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk bertani atau berkebun.

Sekarang juga banyak manusia yang memanfaatkan gunung dengan mengeruk tambang seenaknya demi
kepuasan duniawi.

Surat Ar-Rum ayat 41 :


Artinya : “Telah nyata kerusakan di darat dan di laut dari sebab perbuatan tangan manusia, supaya mereka
deritakan setengah dari apa yang mereka kerjakan, mudah-mudahan mereka kembali.”

QS. Ar-Rum ayat 41 menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi tidak lain karena ulah manusia itu sendiri
yaitu melalkukan peperangan di luar koridoridor syariat allah. dalam peperangan itu manusia membunuh
manusia yang oleh Allah dilindungi hak hidupnya, bahkan merusak segala tatanan alam yang ada.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 11-12 :

“Dan apabilah dikatakan kepada mereka : “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi “, mereka jawah :
“tidak lain kerja kami, hanyalah berbuat kebaikan.” (ayat 11)

Dengan lempar batu sembunyi tangan mereka berusaha menghalang-halangi perbaikan, pembangunan rohani
dan jasmani yang sedang dijalankan oleh Rasul dan orang-orang yang beriman. Hati mereka sakit melihatnya,
lalu mereka buat sikap lain secara sembunyi untuk menentang perbaikan itu. Kalau ditegur secara balk, jangan
begitu, mereka jawab bahwa rnaksud mereka adalah baik. Mereka mencari jalan perbaikan atau jalan yang
damai. Lidah yang tak bertulang pandai saja menyusun kata yang elok-elok bunyinya padahal kosong isinya.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya niereka itu perusak perusak, akan tetapi mereka tidak sadar. ” (ayat 12).

Dengan cara diam-diam munafik Yahudi telah mencari daya upaya bagaimana supaya rencana Nabi kandas.
Orang-orang Arab dusun yang belum ada kepercayaan, kalau datang ke Madinah, kalau ada kesempatan, mereka
bisikan, mencemoohkan Islam.

Padahal sejak Nabi datang ke Madinah, telah diikat janji akan hidup berdampingan secara damai. Mereka tidak
sadar bahwa perbuatan mereka itu merusak dan berbahaya, terutama kepada kedudukan mereka sendiri, sebab
Islam tidak akan lemah tetapi akan bertambah kuat.

Kalau ditanyakan, mereka menyatakan bahwa maksud mereka baik, mencari jalan damai. , jelaslah bahwa
perbuatan mereka yang amat berbahaya itu tidak mereka sadari, karena hawa-nafsu belaka. Nafsu yang pantang
kerendahan. Kalau mereka berpegang benar-benar dengan agama mereka, agama Yahudi, tidaklah mungkin
mereka akan berbuat demikian. Tetapi setelah agama menjadi satu macam Ta’ashshub, membela golongan,
walaupun dengan jalan yang salah, tidaklah rnereka sadari lagi apa akibat dari pekerjaan mereka itu.

Dan dalam hal ini kadang-kadang mereka berkumpul jadi satu dengan munafik golongan Abdullah bin Ubai.
Ayat ini sudah menegaskan. Ala ! Ketahuilah ! Sesungguhnya mereka itu perusak-perusak semua. Tetapi
mereka tidak sadar. Ayat ini telah membayangkan apa yang akan kejadian di belakang, yang akan membawa
celaka bagi diri mereka sendiri. Mereka tidak menyadari akibat di belakang.

Nampak di sini bahwa yang salah ialah pimpinan yang cerdik, yang memikirkan lebih jauh di antara mereka.
Ayat yang selanjutnya menunjukkan benar-benar bagaimana isi jiwa mereka yang sebenarnya, sehingga timbul
perangai munafik itu.

2.5. KEADAAN GUNUNG SAAT HARI KIAMAT

Keadaaan gunung saat hari kiamat terdapat dalam QS. Al-Qari’ah : 5

(Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wool yang terhambur-
hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah )
Sedangkan gunung, makhluk bisu dan keras itu, maka ia seperti bulu yang dihambur-hamburkan, yang
wujudnya lemah sekali, bisa diterbangkan oleh hembusan angin yang lemah, dan setelah itu, menjadi debu yang
beterbangan, kemudian mengecil dan hilang tidak kelihatan.

“Dan adalah gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan.” (ayat 5). Tegaslah dalam ayat ini, dan disebutkan
juga dalam ayat yang lain bahwa gunung tidak ada artinya lagi sebagai pemagar angin yang akan menyapu
muka bumi. Gempa bumi itu ada hubungannya dengan letusan yang ada di dalam perut bumi. Lahar meletus
bersama api dari puncak kepundan gunung-gunung yang berapi selama ini, dan gunung-gunung lain yang
selama ini kelihatan tidak berapi. Lahar yang panas itu melonjak bertebar dan mengalir laksana bulu yang
dihamburkan.

2.6. HIKMAH PENCIPTAAN GUNUNG

Banyak sekali hikmahnya, yaitu di jelaskan dalam Al-Qur’an surah An-naba ayat 6-7

“(6) bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan ?

Maksud dari : “Bukankah telah Kami jadikan bumi itu terbentang?” (ayat 6). “Bumi terbentang” suatu ungkapan
yang Maha Indah dari Allah sendiri. Boleh juga disebut bumi terhampar, laksana menghamparkan permadani,
yang kamu Insan diberi tempat yang luas buat hidup di atas bumi yang dibentangkan itu. Untuk siapa bumi itu,
kalau bukan untuk kamu? Dan segala yang ada di dalamnya pun boleh kamu ambil faedahnya. Maka dalam
kata-kata mihaada, yang kita artikan terbentang itu terasalah satu penyelenggaraan dan satu persilahan: ambilah
faedahnya.
(7) dan gunung-gunung sebagai pasak ?”. (Q.S an-naba (78) : 6-7)

Dan gunung-gunung (sebagai) pancang-pancang.” (ayat 7). Dijelaskanlah pada ayat ini kegunaan gunung. Kalau
gunung tak ada, bumi tidak akan selamat dan tidak akan terbentang dengan baik. Karena angin selalu berhembus
keras akan membongkar urat dari kayu-kayu yang tumbuh sebagai keperluan hidup itu. Dengan adanya gunung-
gunung sebagai pancang itu, kokohlah hidup manusia. Dan misalnya habislah kayu-kayuan yang tumbuh di
lereng gunung, ketika hujan turun meluncurlah tanah, dan keringlah bumi yang terbentang itu karena tidak ada
yang menghalanginya lagi dan terhalanglah hidup, karena erosi.

Dan dalam surah An-Nahl : 15

“Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,” (An-Nahl: 15)
BAB III

KESIMPULAN

Gunung merupakan makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan tujuan sebagai penyeimbang bumi, yang
menjadi paku penyatu lempeng-lempeng bumi, sebagai tiangnya antara bumi dan langit.
Seperti yang kami jelaskan di atas, bahwa banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membahas tentangnya dan
orang –orang yang dzalim. Hendaknya kita menyadari bahwasanya Allah Maha Pencipta, telah menjadikan apa-
apa yang ada di bumi dan langit begitu sempurna dan berkesinambungan. Maka selayaknya manusia, kita harus
menjaga dan melindungi amanah dari Allah agar murka-Nya tidak tercurah kepada kita.

Begitu banyak manfaat dan fungsi gunung bagi kehidupan manusia, namun hampir sebagian besar darinya tidak
menyadari bahkan merusaknya dengan semena-mena. Dengan adanya gunung ini, kita bisa merasakan
keberadaan-Nya dengan menerawang nikmat yang dicurahkan-Nya, merasakan kesejukkan alam, melihat
indahnya ciptaan-Nya yang salah satunya banyak terdapat di sekitar gunung.

BAB IV

PENUTUP

Mungkin hanya itu yang dapat kami paparkan dalam uraian di atas. Kami selaku penulis menyadari sangat
banyak kekurangan mengenai isinya, karena terbatas pada referensi, pengetahuan, dan pemahaman akan judul
yang berhubungan dengan makalah ini.

Sangat diharapkan, pembaca agar bisa memberikan saran dan kritik atas kekurangan dan kelebihan yang
mungkin sangat kecil. Dan semoga para pembaca mampu menangkap isi yang terkandung di dalam makalah ini.

Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini, juga
Ustadz Rahmat sebagai guru kami yang telah menugaskan dan membimbing kami dalam hal makalah yang
bertemaan tentang gunung.

Sekian uraian yang dapat kami sampaikan tentang gunung dan dalil yang menyertainya semoga bermanfaat dan
dapat menambah wawasan atasnya.

Wassalam
Keajaiban Gunung dalam Al-Qur’an
OLEH WIWIK SETIAWATI

SELASA, 28 APRIL 2015

Bagikan :

Tweet

Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT pasalnya hidup di daratan yang luas, lengkap dengan isinya
untuk bertahan hidup dan tinggal dengan nyaman. Daratan yang Allah ciptakan tidaklah rata, namun
berkontur yakni terdiri dari bukit, lembah hingga gunung. Ilmu pengetahuan abad ke-20 baru menemukan
bahwa gunung memiliki akar yang dalamnya berkali lipat dari tinggi gunung tersebut. Ini merupakan
konsep tentang gunung yang mutakhir dan baru dikenal.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Geophysicist asal Washington, Amerika
Serikat bernama Profesor Emeritus Frank Press. Dalam bukunya yang berjudul Earth, Emeritus
mengungkapkan bahwa gunung mempunyai akar yang menghujam ke dalam bumi sehingga menyerupai
pasak. Pasak atau paku besar merupakan benda yang menancap ke dalam sehingga kepala yang tampak di
luar selalu lebih pendek dari panjang pasak yang menghujam ke dalam.

Ilmu pengetahuan baru ini semakin menguatkan kebenaran dalam Al-Qur’an yang sudah menjelaskan
pengetahuan tersebut sejak 1400 tahun silam. Allah SWT dalam surat An Naba’ mengatakan bahwa Dia
menciptakan gunung sebagai pasak di bumi.
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (An
Naba', 78: 6-7)

Ketika selama ini orang-orang hanya takjub kepada ketinggian gunung, namun Alquran mementahkan
kekaguman yang kecil itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghujam 15
kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dasyat.

Para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus dengan terori lempeng tektonik
yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar yang berperan menghentikan gerakan
horizontal atau Litosfer. Teori lempeng tektonik menyebutkan, kita dapat menyamakan gunung dengan
paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Penemuan ini juga semakin memperkuat
kebenaran Al-Qur’an QS. Al Anbiya: 31.

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”
(QS. Al Anbiya: 31)

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk” (Surat An-Nahl:15)

Gunung Senantiasa Bergerak


Meski menjadi pasak, namun gunung tidak diam tapi senantiasa selalu bergerak dan mengikuti pergerakan
lempeng benua diatas lapisan pagma seolah awan yang bergerak di atas langit. Pada awal abad ke-20,
untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan
bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian
bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi
secara perlahan. Bukankah ini juga menguatkan ayat Allah An Naml:88 ?

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ﴾An Naml:88﴿.

Meski Dekat dengan Matahari, Salju di Puncak Gunung Tidak Mencair


Gunung umumnya memiliki hutan dan aneka hewan yang berada di dalamnya. Namun bukan saja nuansa
hijau, tapi masih ada sebagian besar yang menutupi puncaknya, yaitu salju. Dari sinilah kita dapat belajar
satu dari nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Di puncak gunung yang tinggi, salju tidak mencair dan
senantiasa melimpah. Padahal posisinya yang dekat dengan matahari, seharusnya lebih panas dengan
dataran di bawah gunung. Namun faktanya, rendahnya tekanan udara di atas gunung, maka membuat
kerapatan udara juga rendah. Yang berakibat rendahnya kemampuan untuk menyerap kemampuan panas
matahari
.
Ini menjawab bahwa udara mampu menangkap panas matahari, makin padat kerapatannya maka semakin
banyak panas matahari yang diserap. Dan makin tinggi puncak gunung, makin rendah kerapatan udaranya.
Subhanallah.

Gunung Berapi Di Bawah Laut


Selain keajaiban di daratan, Allah SWT menunjukan kebesarannya dengan menciptakan gunung berapi di
bawah laut. Menurut catatan, ada 5000 gunung di bawah laut yang letaknya tersebar di berbagai belahan
dunia. Gunung di bawah laut kerap ditemukan di cekungan laut, bahkan juga ada yang ditemukan di kerak
samudera. Dari jumlah tersebut, merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Gunung di
bawah laut merupakan gunung yang naik dari dasarr laut, namun tidak sampai mencuat sampai ke atas
permukaan air.

Diperkirakan gunung di bawah laut ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Terutama kedalam 1000
sampai antara 4000 dari dasar laut. Gunung di bawah laut kebanyakan berbentuk seperti kerucut karena
adanya proses vulkanik.

Kawasan gunung di bawah laut memang menjadi objek penelitian, karena biasanya di sana terdapat
ekosistem yang langka, bahan tambang yang tinggi dan keanekanragaman satwa laut.

Begitu mahabesarnya Allah dalam penciptaan gunung ini, dan menjadi pengingat kita untuk selalu
bertasbih kepadanya.

Gunung Menjadi Perumpamaan


Dalam Alquran, gunung mempunyai makna tertentu dan menjadi tempat dari peristiwa penting. Salah
satunya gunung sebagai perumpaan beratnya penerima amanah. Sepert tertuang dalam surat QS. Al-
Ahzab: 72-73.

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah
mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan
perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah
Mahapengampun lagi Mahapenyayang." (QS. Al-Ahzab: 72-73).

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS: Al-Hasyr Ayat: 21)
Syariat yang dibebankan kepada manusia merupakan amanah, sebagai amanah syariat itu wajib dipikul dan
ditunaikan, tidak boleh disia-siakan dan diterlantarkan apalagi ditolak dan diingkari.Memang amanah
tersebut tidak ringan, hingga langit, bumi dan gunung pun tidak sanggup untuk memikulnya. Namun bagi
yang mau menunaikannya, Allah SWT akan memberikan ampunan terhadapnya, juga pahala yang besar,
surga dan ridhonya. Sebaliknya siapa yang melupakan amanah akan ditimpakan azab atasnya.

Gunung juga menjadi fenomena yang patut diamati sebagai wujud kebesaran Allah SWT dalam
menciptakan alam semesta. Allah memerintahkan agar manusia melihat makhluk-makhluk ciptaannya
supaya manusia melihat keagungan dan kekuasaannya.

Gunung Bertasbih
Gunung pun disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-qur’an bertasbih bersama Nabi Daud, seperti dalam
surat An Anbiya’ ayat 79

maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada
masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung
dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (Q.S An
Anbiya’:79)
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu
petang dan pagi (qs Shad: 18).

Allah telah menciptakan alam semesta dan kepada-Nya lah unsur-unsur alam semesta ini patuh dan
memuji kepada Allah SWT serta membesarkan nama penciptanya. Di dalam bahasa di dalam bahasa yang
kita tidak sanggup mengetahuinya. Adalah mukjizat Nabi Daud AS sehingga binatang-binatang, jin-jin dan
bahkan gunung-gunung mengikutinya dalam bertasbih kepada Allah SWT.

Gunung Menjadi Tempat Allah Menampakan Diri kepada Nabi Musa


Gunung menjadi tempat Allah SWT memperlihatkan kebesarannya dan menyadarkan Nabi Musa AS
untuk bertaubat. Ini dijelaskan dalam surat (QS: Al-A'raf Ayat: 143)

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau)
kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu
dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu
hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci
Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS: Al-A'raf Ayat:
143)
Allah SWT begitu mengingatkan begitu pentingnya gunung bagi kehidupan umat manusia. Bahkan Allah
menyebutkan gunung dalam Al-Qur’an. Semua ciptaan itu ada tujuannya agar manusia sujud pada
penyembahan yang sebenarnya. Semoga informasi ini menginspirasi dan terimakash sudah membaca.

Anda mungkin juga menyukai