DISUSUN OLEH :
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Pengobatan dalam Islam".
Kami berterima kasih pada Bapak Aiman selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Pengobatan dalam Islam.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya, serta
bermanfaat bagi kami yang telah menyusun makalah ini yang pada dasarnya menambah
wawasan dan dapat mengoreksi kesalahan kami.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga juga mengatur bagaimana hubungan manusia dengan sesama manusia
yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang termasuk di dalamnya permasalahan
kesehatan. Dalam ajaran Islam, menjaga kesehatan lebih baik daripada menanggulangi
penyakit. Hal tersebut juga tertulis dalam dunia kesehatan, mencegah lebih baik daripada
mengobati. Berobat sangat dianjurkan di dalam agama Islam, hal ini bertujuan untuk
kesembuhan serta untuk menjaga agar kelangsungan hidup dan keselamatan jiwa
bisa terpelihara. Sejalan dengan semakin majunya dunia medis, maka kita tidak
bisa mengelak bahwa peredaran obat-obatan yang terbuat dari bahan yang di haramkan
makin meluas di tengah-tengah masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa itu makna berobat?
2. Bagaimana hukum mengobati penyakit dalam pandangan Islam?
3. Apa saja pengobatan yang diajarkan dalam Islam?
4. Apa saja pengobatan yang tidak diajarkan dalam Islam (tidak syar’i)?
C. Tujuan Masalah
1. Menyelesaikan penugasan mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Menambah pengetahuan baru mengenai pengobatan dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Berobat
Dalam bahasa arab, usaha untuk mendapatkan kesembuhan disebut dengan istilah
At-Tadawi yang artinya menggunakan obat; diambil dari kata dawa yang bentuk
jamaknya adalah Adwiyah. Kata dawa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya
obat; adalah segala yang digunakan oleh manusia untuk menghilangkan penyakit yang
mereka derita. Sementara untuk penyakit yang akan diobati, dalam bahasa arab disebut
dengan istilah Daa-un, bentuk masdar dari kata Daa-un. Bentuk jamak dari kalimat
“Adaa-u” adalah “Adwaa-u”.
Pengertian kalimat Tadawi dalam sisi bahasa tidak jauh berbeda dengan makna
tadawi yang dipahami oleh para ahli fikih (pakar hukum Islam). Kalimat Tadawi
diartikan oleh para pakar hukum Islam dengan makna; “menggunakan sesuatu untuk
penyembuhan penyakit dengan izin Allah SWT; baik pengobatan tersebut bersifat
jasmani ataupun alternatif”. Obat adalah salah satu sarana penyembuhan dari penyakit
yang paling popular, sehingga sering sekali para pasien yang datang berobat ke
dokter/tabib akan merasa kecewa jika tidak diberikan obat. Bahkan orang menganggap
seorang dokter itu hebat jika memberikan obat dalam banyak jenis.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengutip perkataan Abdul Aziz al-Khali di dalam salah
satu karyanya rahasia pengobatan Nabi, membagi pengobatan menjadi dua, yaitu
pengobatan hissi dan pengobatan ma’nawi. Pengobatan hissi ialah pengobatan yang
dilakukan untuk menyembuhkan penyakit fisik. Sedangkan pengobatan ma’nawi yakni
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit psikis (rohani dan qalbu manusia).
Adapun obat penyakit hissi seperti air, madu, dan buah zaitun yang telah
disebutkan dalam al-Qur’an. Sedangkan pengobatan ma’nawi itu meliputi doa-doa yang
berisi ayat al-Qur’an. Pembagian tersebut didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri
manusia terdapat dua substansi yang bergabung menjadi satu, yakni jasmani dan rohani.
B. Hukum Pengobatan dalam Islam
بَـَر َأ ِبِإْذ ِن اِهللا َع َّز َو َج ل،َ َفِإَذ ا َأَص اَب الَّد َو اُء الَّد اء،ٌعن جابر بن عبد اهللا ِلُك ِّل َداٍء َد َو اء
Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.
Muslim)
ِإَّن اَهللا َأنْـَز َل الَّد اَء َو الَّد َو اَء َو َجَعَل ِلُك ِّل َداٍء َد َو اًء فَـَتَداَو ْو ا َو َال َتَداَو ْو ا بَحَر ام
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula
Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan
janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)
Makna “Syifâ’ lima fi shudûr” pada surat Yûnus [10]: 57, menunjukkan bahwa
Alquran merupakan obat penyembuh bagi penyakit hati, yaitu penyembuh dari penyakit
kebodohan, keragu-raguan dan juga kebimbangan. Allah Swt. tidak menurunkan obat
penyembuh dari langit yang sifatnya lebih umum, lebih bermanfaat, lebih besar dan lebih
mujarab untuk menyingkirkan penyakit selain dari Alquran.
إاَّل ِم َن الَّساِم، إَّنهِذ ه الَح َّبَة الَّسْو َداَء ِش َفاٌء ِم ن ُك ِّل َداٍء
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya al-Habbah as-Sauda’ ini adalah kesembuhan (obat) dari setiap
penyakit kecuali dari as-Sam”. Kataku (Aisyah): Apa itu as-Sam? Jawab Nabi
saw: “Kematian”.”
c) Bekam
Sebagaimana hadits mengenai bekam
َفِإِّني َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا، ال َأْبَر ُح َح َّتى َتْح َتِج َم: ُثَّم َقاَل، َأَّن َج اِبَر ْبَن َع ْبِدِهَّللا َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َعاَد الُم َقَّنَع
ِإَّن ِفيِه ِش َفاًء:ﷺ َيُقوُل.
Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu kembali kepada Al-Muqna', lalu berkata:
Aku tidak akan pergi sampai kamu bekam, karena aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda: Di sana ada obat di dalamnya.
d) Minyak Zaitun
Allah menyebut zaitun secara berulang kali dalam Al-Quran, tentu ada
sesuatu yang ingin disampaikan Allah SWTdari semua itu. Salah satunya adalah
keajaiban dan khasiat minyak yang dihasilkan dari tumbuhan zaitun yang sangat
multifungsi bagi orang yang ingin berpikir dan mengambil pelajaran dari
ayat-ayat kebesaran Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWTdalam
surat An-Nuur ayat 35:
ُهّٰللَا ُنْو ُر الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َم َثُل ُنْو ِر ٖه َك ِم ْش ٰك وٍة ِفْيَها ِم ْص َباٌۗح َاْلِم ْص َباُح ِفْي ُز َج اَج ٍۗة َالُّز َج اَج ُة َك َاَّنَها َك ْو َك ٌب ُد ِّر ٌّي
ُّيْو َقُد ِم ْن َش َجَرٍة ُّم ٰب َر َك ٍة َزْيُتْو َنٍة اَّل َشْر ِقَّيٍة َّو اَل َغْر ِبَّيٍۙة َّيَكاُد َزْيُتَها ُيِض ْۤي ُء َو َلْو َلْم َتْمَس ْسُه َناٌۗر ُنْو ٌر َع ٰل ى ُنْو ٍۗر َيْهِد ى
ُهّٰللا ِلُنْو ِر ٖه َم ْن َّيَش ۤاُۗء َو َيْض ِر ُب ُهّٰللا اَاْلْم َثاَل ِللَّناِۗس َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌۙم
Artinya : “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan
cahayaNya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang
yanh berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang
minyaknya (saja) hampir2 menerangi, walaupun tidak di sentuh api. Cahaya di
atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahayaNya bagi
orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan2 bagi manusia.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
Para mufassir mengatakan, pohon zaitun ini bisa diambil manfaatnya
antara lain minyak zaitun, makanan yang berasal dari pohon zaitun, serta
kayunya. Jika diminum, ia bermanfaat untuk menguatkan daya ingatan,
mencegah masalah pencernaan, mengobati penyakit buasir dan impotensi,
membantu masalah haid,menghilangkan racun dalam tubuh, mencegah
pertumbuhan sel-sel kanker, menurunkan kadar gula dan kolesterol,
mencegah penyakit kencing manis serta bermacam-macam khasiat lagi untuk
kesehatan manusia.
Jika dioleskan bermanfaat untuk menghilangkan kerutan pada wajah,
melindungi dari bakteria, mencegah keguguran rambut, menghilangkan
penyakit kulit, menghaluskan serta melembabkan kulit, melambatkan
prosespenuaan dan menjaga kebersihan kulit kepala.
e) Madu
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: [68-69].
o َو َأْو َح ى َر ُّبَك ِإَلى الَّنْح ِل َأِن اَّتِخِذ ي ِم َن اْلِج َباِل ُبُيوًتا َوِم َن الَّش َج ِر َوِمَّم ا َيْع ِر ُش وَن
ُثَّم
ُك ِلي ِم ْن ُك ِّل الَّثَم َر اِت َفاْس ُلِك ي ُسُبَل َر ِّبِك ُذُلال َيْخ ُرُج ِم ْن ُبُطوِنَها َش َر اٌب ُم ْخ َتِلٌف َأْلَو اُنُه ِفيِه ِش َفاٌء
ِللَّناِس ِإَّن ِفي َذ ِلَك آلَيًة ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن
أَّن َر سوَل ِهللا َص َّلى ُهَّللا عليه وسَّلَم كاَن َيْأُم ُرَها َأْن َتْسَتْر ِقَي ِم َن الَع ْيِن.
Meriwayatkan kepada kami Yahya bin Yahya berkata, saya membaca di hadapan
Malik dari Ibnu Hisyam dari ‘Urwah dari Aisyah r.a. bahwasanya Nabi ﷺ
apabila ada keluhan beliau membaca Mua’wizat (surat al-Falaq dan al-Nas) dan
meniupkan pada badannya, jika agak parah sakitnya, saya membaca untuknya dan
mengusap bagian yang sakit dengan tangannya dengan berharap
berkahnya.
Artinya: “Barangsiapa mendatangi dukun lalu memercayai apa yang dia katakan, maka dia telah
kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ‘Alaihi shallaatu wasallam” (HR. Abu
Dawud no. 3904, at Timidzi no. 135, an Nasai dalam as-Sunan al-Kubra no. 9017, Ibnu Majah
no. 639, Ahmad no. 10167, dinilai sahih oleh Syaikh Al Albani).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengutip perkataan Abdul Aziz al-Khali di dalam salah satu
karyanya rahasia pengobatan Nabi, membagi pengobatan menjadi dua, yaitu pengobatan hissi dan
pengobatan ma’nawi. Pengobatan hissi ialah pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan
penyakit fisik. Sedangkan pengobatan ma’nawi yakni pengobatan untuk menyembuhkan penyakit
psikis (rohani dan qalbu manusia).
Adapun obat penyakit hissi seperti air, madu, dan buah zaitun yang telah disebutkan
dalam al-Qur’an. Sedangkan pengobatan ma’nawi itu meliputi doa-doa yang berisi ayat al-
Qur’an. Pembagian tersebut didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua
substansi yang bergabung menjadi satu, yakni jasmani dan rohani.
بَـَر َأ ِبِإْذ ِن اِهللا َع َّز َو َج ل،َ َفِإَذ ا َأَص اَب الَّد َو اُء الَّد اء،ٌعن جابر بن عبد اهللا ِلُك ِّل َداٍء َد َو اء
Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka
dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Jenis Pengobatan dalam Islam, sholat sebagai obat, habbatussauda’, bekam sebagai pengobatan,
darah tinggi, minyak zaitun, madu,ruqyah syar’iyah. Pada antara bentuk pengobatan yang terlang
dalam Islam adalah: berobat ke dukun, berobat menggunakan sihir, menggunakan jimat buat
berobat atau menangkal penyakit. Tidak boleh berobat kepada tukang sihir dan juga dukun. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mendatangi dukun dan tukang sihir.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, M. (2016). Pengobatan Ala Rasulullah SAW Sebagai Pendekatan Antropologis Dalam Dakwah
Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat. Palapa, 4(2), 152-210.
Al-Muhasibi, N. A. (2021). Terapi bekam untuk pengobatan bagi penderita tekanan darah tinggi: Studi
Takhrij dan Syarah Hadis. Jurnal Riset Agama, 1(2), 470-480.
Sinta, F. (2018). Keistimewaan Minyak Zaitun Dalam Pengobatan. Analisis Hadis Sunan Ibn Majah No
Indeks, 3320(5).
Ali, S. (2015). Pengobatan alternatif dalam perspektif hukum islam. Al-'Adalah, 12(2), 867-890.
Hayati, N. I. (2022). Manfaat madu bagi kesehatan menurut al-qur'an: Manfaat madu bagi kesehatan
menurut al-q Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., Nurhayati, N., & Siswoyo, H. (2019).
Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan Manfaat. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 212-225.ur'an. JURNAL KESEHATAN STIKes
MUHAMMADIYAH CIAMIS, 9(1), 22-25.
Suharmanto, S. (2023). Manfaat Terapi Bekam bagi Kesehatan Tubuh. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 5(4), 1617-1624.