Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGOBATAN DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :

1. UMMI FADHIA AMALIA (M21010015)

2. ZULYANDRA DIDA LENTINI (M21010016)

PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI

YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Pengobatan dalam Islam".
Kami berterima kasih pada Bapak Aiman selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Pengobatan dalam Islam.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya, serta
bermanfaat bagi kami yang telah menyusun makalah ini yang pada dasarnya menambah
wawasan dan dapat mengoreksi kesalahan kami.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Bantul, 12 November 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga juga mengatur bagaimana hubungan manusia dengan sesama manusia
yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang termasuk di dalamnya permasalahan
kesehatan. Dalam ajaran Islam, menjaga kesehatan lebih baik daripada menanggulangi
penyakit. Hal tersebut juga tertulis dalam dunia kesehatan, mencegah lebih baik daripada
mengobati. Berobat sangat dianjurkan di dalam agama Islam, hal ini bertujuan untuk
kesembuhan serta untuk menjaga agar kelangsungan hidup dan keselamatan jiwa
bisa terpelihara. Sejalan dengan semakin majunya dunia medis, maka kita tidak
bisa mengelak bahwa peredaran obat-obatan yang terbuat dari bahan yang di haramkan
makin meluas di tengah-tengah masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa itu makna berobat?
2. Bagaimana hukum mengobati penyakit dalam pandangan Islam?
3. Apa saja pengobatan yang diajarkan dalam Islam?
4. Apa saja pengobatan yang tidak diajarkan dalam Islam (tidak syar’i)?

C. Tujuan Masalah
1. Menyelesaikan penugasan mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Menambah pengetahuan baru mengenai pengobatan dalam Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Berobat

Dalam bahasa arab, usaha untuk mendapatkan kesembuhan disebut dengan istilah
At-Tadawi yang artinya menggunakan obat; diambil dari kata dawa yang bentuk
jamaknya adalah Adwiyah. Kata dawa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya
obat; adalah segala yang digunakan oleh manusia untuk menghilangkan penyakit yang
mereka derita. Sementara untuk penyakit yang akan diobati, dalam bahasa arab disebut
dengan istilah Daa-un, bentuk masdar dari kata Daa-un. Bentuk jamak dari kalimat
“Adaa-u” adalah “Adwaa-u”.

Pengertian kalimat Tadawi dalam sisi bahasa tidak jauh berbeda dengan makna
tadawi yang dipahami oleh para ahli fikih (pakar hukum Islam). Kalimat Tadawi
diartikan oleh para pakar hukum Islam dengan makna; “menggunakan sesuatu untuk
penyembuhan penyakit dengan izin Allah SWT; baik pengobatan tersebut bersifat
jasmani ataupun alternatif”. Obat adalah salah satu sarana penyembuhan dari penyakit
yang paling popular, sehingga sering sekali para pasien yang datang berobat ke
dokter/tabib akan merasa kecewa jika tidak diberikan obat. Bahkan orang menganggap
seorang dokter itu hebat jika memberikan obat dalam banyak jenis.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengutip perkataan Abdul Aziz al-Khali di dalam salah
satu karyanya rahasia pengobatan Nabi, membagi pengobatan menjadi dua, yaitu
pengobatan hissi dan pengobatan ma’nawi. Pengobatan hissi ialah pengobatan yang
dilakukan untuk menyembuhkan penyakit fisik. Sedangkan pengobatan ma’nawi yakni
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit psikis (rohani dan qalbu manusia).

Adapun obat penyakit hissi seperti air, madu, dan buah zaitun yang telah
disebutkan dalam al-Qur’an. Sedangkan pengobatan ma’nawi itu meliputi doa-doa yang
berisi ayat al-Qur’an. Pembagian tersebut didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri
manusia terdapat dua substansi yang bergabung menjadi satu, yakni jasmani dan rohani.
B. Hukum Pengobatan dalam Islam

Banyak dalil yang menunjukkan kebolehan mengobati penyakit. Di antara dalil-


dalil tersebut adalah:

Pertama, diriwayatkan oleh Imam Muslim:

‫ بَـَر َأ ِبِإْذ ِن اِهللا َع َّز َو َج ل‬،َ‫ َفِإَذ ا َأَص اَب الَّد َو اُء الَّد اء‬،ٌ‫عن جابر بن عبد اهللا ِلُك ِّل َداٍء َد َو اء‬

Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.
Muslim)

Hadits di atas menjelaskan diizinkannya seseorang muslim mengobati penyakit


yang dideritanya. Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat yang digunakan
tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT penyakit tersebut akan
hilang dan orang yang sakit akan mendapatkan kesembuhan. Meski demikian,
kesembuhan kadang terjadi dalam waktu yang agak lama, jika penyebab penyakitnya
belum diketahui atau obatnya belum ditemukan.

Kedua, hadits riwayat Abu Daud:

‫ِإَّن اَهللا َأنْـَز َل الَّد اَء َو الَّد َو اَء َو َجَعَل ِلُك ِّل َداٍء َد َو اًء فَـَتَداَو ْو ا َو َال َتَداَو ْو ا بَحَر ام‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula
Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan
janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkah bahwa seorang muslim boleh mengobati penyakitnya.


Sebab, diturunkannya penyakit oleh Allah SWT disertai dengan diturunkan obatnya
menunjukkan bahwa seorang muslim diizinkan untuk mengobati penyakit yang
dideritanya.

Ketiga, firman Allah dalam surat Yûnus [10]: 57 yang berbunyi:


Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman. (Q.s. Yûnus [10]: 57).

Makna “Syifâ’ lima fi shudûr” pada surat Yûnus [10]: 57, menunjukkan bahwa
Alquran merupakan obat penyembuh bagi penyakit hati, yaitu penyembuh dari penyakit
kebodohan, keragu-raguan dan juga kebimbangan. Allah Swt. tidak menurunkan obat
penyembuh dari langit yang sifatnya lebih umum, lebih bermanfaat, lebih besar dan lebih
mujarab untuk menyingkirkan penyakit selain dari Alquran.

C. Jenis Pengobatan dalam Islam


a) Sholat sebagai Obat
Beberapa penelitian yang dilakukan Islamic Research Fondation of
America menyebutka bahwa stabilitas psikologis yang dihasilkan dari sholat akan
tercrmin pada sistem kekebalan tubuh yang mempercepat penyembuhan, terutama
pada penyakit autoimun yang disebabkan oleh gangguan terhadap jaringan
kekebalan tubuh. Sholat juga mampu dalam melumasi sendi dan mengurangi
pengerasan sendi bagi penyakit seperti radang sendi, dan rematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penderita yang senantiasa
memelihara shalatnya, memiliki rata-rata kesembuhan yang lebih tinggi.
Disebabkan karena hati penderita yang memelihara shalatya akan terisi dengan
keimanan, optimisme, kenyamanan psikologis dan spiritual, serta ketenangan
pikiran dimana semua hal tersebut akan mampu mengaktifkan sistem kekebalan
tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Sholat menghindarkan seseorang dari berbagai macam penyakit, karena
sholat merupakan olahraga terbaik, seperti gerakan ruku’ dan sujud dalam shalat
mampu menguatkan otot perut, betis dan paha. Gerakkan ruku’ dan sujud juga
mampu mengurangi tekanan darah ke otak dan memungkinkan kmbalinya aliran
darah ke seluruh organ tubuh.
b) Habbatussauda’

‫ إاَّل ِم َن الَّساِم‬، ‫إَّنهِذ ه الَح َّبَة الَّسْو َداَء ِش َفاٌء ِم ن ُك ِّل َداٍء‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya al-Habbah as-Sauda’ ini adalah kesembuhan (obat) dari setiap
penyakit kecuali dari as-Sam”. Kataku (Aisyah): Apa itu as-Sam? Jawab Nabi
saw: “Kematian”.”

Hadis tersebut bukan bermakna hanya habbatussauda’ yang dapat


menyembuhkan segala penyakit. Boleh jadi, penyakit pada masa itu belum
banyak, tidak kompleks dan bersifat ringan, sehingga Rasulullah ‫ﷺ‬
memberikan informasi untuk konteks zamannya yang bersifat preventif dengan
menganjurkan mengkonsumsi habbatussauda’ untuk memperkuat sistem
kekebalan tubuh (Safarsyah, 2018). Jadi pada dasarnya, kita perlu berobat ketika
sakit dengan obat-obat yang sesuai dengan macam penyakitnya, bukan hanya
dengan al-Habbah as-Sauda’.
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa habbatussauda’ sangat bermanfaat untuk
mengobati masuk angin. Selain itu, ia juga dapat mengobati penyakit demam
yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu (Al-Jauziyah, 2020). Menurut ahli
pengobatan habbatussauda’ ini memiliki sifat panas dan kering. Manfaat dari
habbatussauda’ ini dapat menghilangkan bengkak, bermanfaat mengobati batuk
berdahak, mengobati masuk angin juga dapat mengeringkan bagian luka yang
basah.

c) Bekam
Sebagaimana hadits mengenai bekam

‫ َفِإِّني َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا‬، ‫ ال َأْبَر ُح َح َّتى َتْح َتِج َم‬: ‫ ُثَّم َقاَل‬، ‫َأَّن َج اِبَر ْبَن َع ْبِدِهَّللا َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َعاَد الُم َقَّنَع‬
‫ ِإَّن ِفيِه ِش َفاًء‬:‫ﷺ َيُقوُل‬.
Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu kembali kepada Al-Muqna', lalu berkata:
Aku tidak akan pergi sampai kamu bekam, karena aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda: Di sana ada obat di dalamnya.

Terdapat beberapa manfaat dari bekam diantaranya:


1. Bekam Dalam Pengendalian Penyakit Kardiovaskular
Terapi bekam merupakan salah satu pengobatan herbal yang dapat
menyembuhkan dan mengobati penyakit pada penderita tekanan darah
tinggi. Terapi bekam memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita
hipertensi hingga tiga bulan berturut-turut, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terapi bekam dapat digunakan sebagai terapi
alternatif dan komplementer yang aman, nyaman, dan ekonomis
baik dalam aspek preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
2. Bekam Dalam Pengendalian Diabetes Melitus
Bekam basah bisa digunakan dalam pengobatan pasien dengan
diabetes mellitus (DM). Dengan melakukan bekam diharapkan dapat
mencegah ataupun menunda komplikasi. Pada tahun 2019, Subhi
melakukan penelitian terapi bekam dengan menilai perbedaan kadar
gula darah pasien diabetes melitus. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum
dan sesudah dilakukan bekam. Hal ini menunjukkan bahwa terapi
bekam memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah
penderita diabetes melitus.
3. Memiliki efek positif pada sistem limfatik
Menurut hasil penelitian, bekam dapat mengeluarkan racun dengan
merangsang respon imun, baik secara lokal maupun sistemik. Ini
juga dapat menghilangkan asam urat, produk limbah tubuh dari
pencernaan.
Ketika aliran getah bening terganggu, hal itu dapat menyebabkan
penumpukan cairan dan mencegah tubuh membuang racun. Terapi
bekam dapat membantu meningkatkan aliran getah bening dan
mencegah penumpukan cairan.

d) Minyak Zaitun
Allah menyebut zaitun secara berulang kali dalam Al-Quran, tentu ada
sesuatu yang ingin disampaikan Allah SWTdari semua itu. Salah satunya adalah
keajaiban dan khasiat minyak yang dihasilkan dari tumbuhan zaitun yang sangat
multifungsi bagi orang yang ingin berpikir dan mengambil pelajaran dari
ayat-ayat kebesaran Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWTdalam
surat An-Nuur ayat 35:

‫ُهّٰللَا ُنْو ُر الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َم َثُل ُنْو ِر ٖه َك ِم ْش ٰك وٍة ِفْيَها ِم ْص َباٌۗح َاْلِم ْص َباُح ِفْي ُز َج اَج ٍۗة َالُّز َج اَج ُة َك َاَّنَها َك ْو َك ٌب ُد ِّر ٌّي‬
‫ُّيْو َقُد ِم ْن َش َجَرٍة ُّم ٰب َر َك ٍة َزْيُتْو َنٍة اَّل َشْر ِقَّيٍة َّو اَل َغْر ِبَّيٍۙة َّيَكاُد َزْيُتَها ُيِض ْۤي ُء َو َلْو َلْم َتْمَس ْسُه َناٌۗر ُنْو ٌر َع ٰل ى ُنْو ٍۗر َيْهِد ى‬
‫ُهّٰللا ِلُنْو ِر ٖه َم ْن َّيَش ۤاُۗء َو َيْض ِر ُب ُهّٰللا اَاْلْم َثاَل ِللَّناِۗس َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌۙم‬
Artinya : “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan
cahayaNya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang
yanh berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang
minyaknya (saja) hampir2 menerangi, walaupun tidak di sentuh api. Cahaya di
atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahayaNya bagi
orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan2 bagi manusia.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
Para mufassir mengatakan, pohon zaitun ini bisa diambil manfaatnya
antara lain minyak zaitun, makanan yang berasal dari pohon zaitun, serta
kayunya. Jika diminum, ia bermanfaat untuk menguatkan daya ingatan,
mencegah masalah pencernaan, mengobati penyakit buasir dan impotensi,
membantu masalah haid,menghilangkan racun dalam tubuh, mencegah
pertumbuhan sel-sel kanker, menurunkan kadar gula dan kolesterol,
mencegah penyakit kencing manis serta bermacam-macam khasiat lagi untuk
kesehatan manusia.
Jika dioleskan bermanfaat untuk menghilangkan kerutan pada wajah,
melindungi dari bakteria, mencegah keguguran rambut, menghilangkan
penyakit kulit, menghaluskan serta melembabkan kulit, melambatkan
prosespenuaan dan menjaga kebersihan kulit kepala.

e) Madu
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: [68-69].
o ‫َو َأْو َح ى َر ُّبَك ِإَلى الَّنْح ِل َأِن اَّتِخِذ ي ِم َن اْلِج َباِل ُبُيوًتا َوِم َن الَّش َج ِر َوِمَّم ا َيْع ِر ُش وَن‬
‫ُثَّم‬
‫ُك ِلي ِم ْن ُك ِّل الَّثَم َر اِت َفاْس ُلِك ي ُسُبَل َر ِّبِك ُذُلال َيْخ ُرُج ِم ْن ُبُطوِنَها َش َر اٌب ُم ْخ َتِلٌف َأْلَو اُنُه ِفيِه ِش َفاٌء‬
‫ِللَّناِس ِإَّن ِفي َذ ِلَك آلَيًة ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, "Buatlah sarang di gunung-


gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,
kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan efek teurapeutik dari madu dan


komponen utamanya melawan berbagai infeksi virus. Madu dan komponen
utamanya bisa melawan dari virus hervers, rubela, Influenza, virus pernapasan,
sintisial, imunodevisiensi, Gingiposmopatitis, dan covid 19.
Aktivitas anti-virus madu dan komponen utamanya biasanya mirip
dengan produk alam lainnya seperti: antioksidan yang mengandung vitamin
C dan Asam Fospolat (Farshid abedi dkk).
f) Ruqyah Syar’iyah
Ruqyah syar’iyah adalah kumpulan ayat-ayat Alquran dan hadits serta doa-doa
yang dibaca seorang muslim pada dirinya sendiri untuk mengobati penyakit
jasmani maupun rohani, seperti penyakit akibat santet, mantra-mantra atau
gangguan syaitan, sihir atau penyakit yang menimpa anggota badan.
Rasullah Saw. memerintahkan umatnya dan mengamalkan ruqyah syar’iah ini se-
bagai pengobatan sceara mandiri bagi umat Islam. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:

‫أَّن َر سوَل ِهللا َص َّلى ُهَّللا عليه وسَّلَم كاَن َيْأُم ُرَها َأْن َتْسَتْر ِقَي ِم َن الَع ْيِن‬.

Artinya: “Sesungguhnya rasulullah shallahu alaihi wa sallam menyuruh nya untuk


meruqyah diri nya agar jauh dari penyakit ain”

Meriwayatkan kepada kami Yahya bin Yahya berkata, saya membaca di hadapan
Malik dari Ibnu Hisyam dari ‘Urwah dari Aisyah r.a. bahwasanya Nabi ‫ﷺ‬
apabila ada keluhan beliau membaca Mua’wizat (surat al-Falaq dan al-Nas) dan
meniupkan pada badannya, jika agak parah sakitnya, saya membaca untuknya dan
mengusap bagian yang sakit dengan tangannya dengan berharap
berkahnya.

D. Pengobatan yang Tidak Diperbolehkaan


Pada antara bentuk pengobatan yang terlang dalam Islam adalah: berobat ke dukun,
berobat menggunakan sihir, menggunakan jimat buat berobat atau menangkal penyakit. Tidak
boleh berobat kepada tukang sihir dan juga dukun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang
mendatangi dukun dan tukang sihir.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah,
‫َم ن َأَتى َعَّراًفا َأْو َك اِهًنا َفَص َّدَقُه ِبَم ا َيُقْو ُل َفَقْد ِبيَم ا ُأْنِز َل َع َلى ُمَحَّمٍد‬

Artinya: “Barangsiapa mendatangi dukun lalu memercayai apa yang dia katakan, maka dia telah
kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ‘Alaihi shallaatu wasallam” (HR. Abu
Dawud no. 3904, at Timidzi no. 135, an Nasai dalam as-Sunan al-Kubra no. 9017, Ibnu Majah
no. 639, Ahmad no. 10167, dinilai sahih oleh Syaikh Al Albani).
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengutip perkataan Abdul Aziz al-Khali di dalam salah satu
karyanya rahasia pengobatan Nabi, membagi pengobatan menjadi dua, yaitu pengobatan hissi dan
pengobatan ma’nawi. Pengobatan hissi ialah pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan
penyakit fisik. Sedangkan pengobatan ma’nawi yakni pengobatan untuk menyembuhkan penyakit
psikis (rohani dan qalbu manusia).

Adapun obat penyakit hissi seperti air, madu, dan buah zaitun yang telah disebutkan
dalam al-Qur’an. Sedangkan pengobatan ma’nawi itu meliputi doa-doa yang berisi ayat al-
Qur’an. Pembagian tersebut didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua
substansi yang bergabung menjadi satu, yakni jasmani dan rohani.

Banyak dalil yang menunjukkan kebolehan mengobati penyakit. Di antara dalil-dalil


tersebut adalah: diriwayatkan oleh Imam Muslim:

‫ بَـَر َأ ِبِإْذ ِن اِهللا َع َّز َو َج ل‬،َ‫ َفِإَذ ا َأَص اَب الَّد َو اُء الَّد اء‬،ٌ‫عن جابر بن عبد اهللا ِلُك ِّل َداٍء َد َو اء‬

Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka
dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Jenis Pengobatan dalam Islam, sholat sebagai obat, habbatussauda’, bekam sebagai pengobatan,
darah tinggi, minyak zaitun, madu,ruqyah syar’iyah. Pada antara bentuk pengobatan yang terlang
dalam Islam adalah: berobat ke dukun, berobat menggunakan sihir, menggunakan jimat buat
berobat atau menangkal penyakit. Tidak boleh berobat kepada tukang sihir dan juga dukun. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mendatangi dukun dan tukang sihir.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaheel, A. D. (2022). Rahasia Pengobatan Dalam Islam. Amzah.

Ihsan, M. (2016). Pengobatan Ala Rasulullah SAW Sebagai Pendekatan Antropologis Dalam Dakwah
Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat. Palapa, 4(2), 152-210.

Al-Muhasibi, N. A. (2021). Terapi bekam untuk pengobatan bagi penderita tekanan darah tinggi: Studi
Takhrij dan Syarah Hadis. Jurnal Riset Agama, 1(2), 470-480.

Sinta, F. (2018). Keistimewaan Minyak Zaitun Dalam Pengobatan. Analisis Hadis Sunan Ibn Majah No
Indeks, 3320(5).

Ali, S. (2015). Pengobatan alternatif dalam perspektif hukum islam. Al-'Adalah, 12(2), 867-890.

RAMADHAN, M. I. PENGOBATAN MADU DALAM AL-QUR’AN (STUDI KASUS MANFAAT


MADU DI DESA BAKKA.

Hayati, N. I. (2022). Manfaat madu bagi kesehatan menurut al-qur'an: Manfaat madu bagi kesehatan
menurut al-q Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., Nurhayati, N., & Siswoyo, H. (2019).

Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan Manfaat. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 212-225.ur'an. JURNAL KESEHATAN STIKes
MUHAMMADIYAH CIAMIS, 9(1), 22-25.

Suharmanto, S. (2023). Manfaat Terapi Bekam bagi Kesehatan Tubuh. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 5(4), 1617-1624.

Anda mungkin juga menyukai