Anda di halaman 1dari 7

Injil Keselamatan yang Sejati

Suatu situs internet Kristen menyatakan: “Ada perbedaan di dalam gereja-gereja Kristen yang menyebabkan
timbulnya berbagai denominasi. Meskipun perbedaan-perbedaan ini ada, satu hal yang umum di dalam semua aliran
gereja-gereja adalah Yesus Kristus adalah Tuhan dan merupakan cara untuk memperoleh kehidupan kekal. (Terus
terang, itu adalah hal yang terpenting!)”

Jika kita melihat sekilas, pernyataan yang bersahabat ini sepertinya memuaskan banyak kalangan Kristen. Mereka
mungkin merasa bahwa meskipun denominasi-denominasi ini mempunyai perbedaan di dalam dasar
kepercayaannya pada Tuhan dan keselamatan, adalah suatu hal yang bagus jika mereka semua bekerja menuju
tujuan yang sama dan juga mereka mempunyai kepercayaan yang sama di dalam Yesus Kristus. Jadi seharusnya
bukanlah suatu masalah bagi orang Kristen untuk mengikuti gereja Kristen yang mana saja atau versi “Injil” mana
saja yang diberitakan, sebab semuanya itu pada intinya adalah sama, bukan?

Bahkan, ini bukanlah merupakan masalah baru. Dahulu kala di zaman rasul-rasul, orang-orang Kristen juga mungkin
menanyakan diri mereka masing-masing ketika berbagai macam injil kebenaran mulai bermunculan. Kepada mereka
yang menerima perbedaan-perbedaan ini, Paulus menjawab:

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil
kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu
dan yang bermaksud memutar-balikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga
yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,
terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakana dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang
yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
(Gal 1:6-9)

Paulus biasanya sangat penuh pengertian dan bersimpati terhadap orang-orang yang berbeda, karena dia berkata,
“bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka
yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan
beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian
dalamnya” (1Kor. 9:22-23). Tetapi ketika menyangkut masalah injil, Paulus tidak memberi ruangan untuk
berkompromi. Hanya ada satu injil saja. Tidak ada “injil lain” yang boleh ditolerir.

Mengapa Paulus begitu berkeras hati untuk percaya bahwa hanya ada satu injil? Menurutnya, tidak semua injil dan
tidak semua pengabaran injil benar adanya. Beberapa injil mengabarkan “Yesus yang lain,” atau menerima “roh yang
berbeda” atau “injil lain” (2Kor. 11:3-4). Meskipun pengabaran-pengabaran injil lain ini atau pengalaman-pengalaman
rohani lain sepertinya berpusat kepada Yesus Kristus, mereka sebenarnya telah membawa orang-orang menjauhi
dari injil yang sejati. Bahkan, injil-injil yang berbelok dari injil yang yang sudah diberitakan oleh para rasul dapat
membahayakan keselamatan kita, karena injil kebenaran itu sangat terikat dengan hal keselamatan (1Kor. 15:1-2).
Maka dari itu Paulus menggunakan kata-kata yang tajam terhadap injil-injil lain, bahkan menaruh kutukan pada
mereka yang mengabarkan injil yang berbeda dan menyesatkan orang banyak. Sama halnya, rasul Yohanes juga
memperingatkan kita untuk tidak percaya akan setiap roh, tetapi “ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah.” Ini adalah sikap yang tegas yang dimiliki oleh para rasul dalam hal memegang teguh kebenaran satu injil.
Sekarang ini, banyak orang yang mendukung pendapat yang menyatakan perbedaan di dalam dasar kepercayaan
adalah suatu hal yang dapat diterima. Kebenaran sudah menjadi suatu hal yang merupakan pilihan pribadi. “Apa
yang benar menurutmu belum tentu benar menurutku.” Tetapi injil Kristus bukanlah suatu hal yang relatif. Jika
memang demikian, para rasul tidak akan mengutuk injil lain. Efesus 4:5 memberitahukan kita bahwa hanya ada “satu
tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.” “Satu iman” ini menunjukkan pada satu injil keselamatan yang
telah diberitakan oleh para rasul, yaitu "iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3).

Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia telah berjanji bahwa Bapa akan menurunkan kepada kita Roh Kudus, Roh
kebenaran, yang akan “memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Tidaklah mungkin Roh Kudus
menunjukkan “berbagai kebenaran” yang berbeda kepada individu-individu yang berbeda, karena Roh Kudus hanya
membawa kita kepada kesatuan (Ef. 3:4). Jadi, dua aliran gereja yang memegang kepercayaan yang berbeda atau
mengabarkan “kebenaran” yang berbeda, tidak dapat dikatakan bahwa kedua-duanya adalah benar: Salah satu
benar dan yang lainnya salah, atau tidak sempurna.

Pengajaran-pengajaran Yesus dan Para Rasul

Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa injil yang telah kita dengar itu benar adanya? Pertama-tama, injil yang
benar harus sesuai dengan ajaran-ajaran Yesus dan para rasul. Efesus 2:19-22 memberitahukan kita:

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang
kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.

Perikop ini memberitahukan kita bahwa kita sedang dibangun menjadi bait Allah yang kudus untuk Tuhan dengan
dasarnya yang adalah para rasul, nabi-nabi dan Tuhan Yesus Kristus. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat
meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1Kor. 3:11). Tuhan Yesus Kristus
adalah dasar batu karang dimana kita harus membangun iman diatasnya supaya kita dapat bertahan (Luk. 6:48).

Maka dari itu, gereja yang memberitakan injil yang benar sekarang ini adalah gereja yang meneruskan ajaran-ajaran
Yesus Kristus dan para rasul. Gereja bukan hanya harus memegang teguh dan mengabarkan ajaran-ajaran ini, tetapi
juga, sebagai bait rohani dan tempat naungan Roh Kudus, gereja harus ada kuat kuasa Roh Kudus seperti di zaman
para rasul. Gereja harus memiliki pengakuan dari Tuhan melalui karunia Roh Kudus dan berbagai macam tanda dan
mujizat (Ibr. 2:3-4; Mrk. 16:20). Ketika gereja memegang teguh iman para rasul, maka gereja akan memiliki berkat-
berkat ilahi sama seperti gereja di zaman rasul-rasul.

Jadi, apakah “satu injil” yag diberitakan oleh para rasul dan Tuhan Yesus? Mari kita tinjau pertanyaan ini dengan
lebih mendalam.

Anugerah Keselamatan oleh Iman

Injil yang benar memberitakan anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus kita.
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. (1Kor. 15:3-4)

Tuhan Yesus menerima hukuman yang sebenarnya patut kita terima oleh karena dosa-dosa kita, dan Ia membuka
jalan untuk kita supaya kita dapat beroleh hidup kekal dengan-Nya. Anugerah adalah “kemurahan yang tidak
sepatutnya diberikan” atau menurut kamus Webster, “kemurahan ilahi yang tidak sepatutnya dibagikan tapi diberikan
kepada manusia untuk pembaharuan dan kekudusannya.” Dengan kata lain, kesempatan untuk dapat diselamatkan
adalah pemberian semata-mata; kita tidak menerimanya oleh karena kebaikan-kebaikan atau perbuatan baik yang
telah kita lakukan. Bahkan sebenarnya, apapun yang kita lakukan, kita tetap tidak layak untuk menerima
keselamatan yang dari Tuhan. Tetapi Tuhan datang dalam rupa manusia sebagai Tuhan Yesus Kristus dan mati
untuk menyelamatkan kita dari dosa. Pekerjaan penebusan Kristus ini adalah inti dari pesan injil anugerah.

Oleh karena anugerah Tuhan adalah pemberian semata-mata, kita tidak mungkin dapat memperoleh anugerah
keselamatan itu dengan usaha kita sendiri, kita hanya dapat memperoleh anugerah Tuhan melalui iman:

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab
Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang
yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.
Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi
dahulu pada masa kesabaran-Nya. (Rm. 3:21-25)

Melalui iman kepercayaan pada Tuhan Yesus, kita dapat memegang anugerah-Nya. “Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan
ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8-9).

Sekarang ini, hampir semua denominasi gereja-gereja memegang dasar kepercayaan anugerah keselamatan melalui
iman. Tetapi, perbedaan muncul ketika kita membahas secara lebih dalam apa yang termasuk di dalam anugerah ini
dan apa persyaratan iman yang benar. Banyak umat Kristen percaya bahwa sewaktu kita mengakui bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan dan menerima-Nya di dalam hati, kita diselamatkan dan telah menerima jaminan akan hidup
kekal, setiap perbuatan apa pun yang dilakukan setelah ini tidak akan ada sangkut-pautnya dengan keselamatan
pribadi kita.

Tetapi apakah pengakuan secara lisan dan penerimaan secara nalar akan Tuhan Yesus Kristus saja cukup untuk
menerima anugerah Tuhan? Apakah perbuatan-perbuatan ini benar-benar menjamin keselamatan kita? Tuhan
Yesus memberitahukan kita,

Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak BapaKu di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Mat. 7:21-23)
Menurut Tuhan, pengakuan dan penerimaan secara lahiriah saja tidak menjamin keselamatan kita. Kita harus
menerima Tuhan Yesus dengan iman yang benar dengan melakukan “kehendak Bapa di surga.” Meski orang-orang
yang menganggap dirinya Kristen mengakui Tuhan Yesus, tetapi tidak setiap orang adalah umat yang sejati. Iman
yang salah tidak dapat membimbing kepada keselamatan. Hanya iman yang benar membimbing kita untuk
mendapatkan anugerah hidup kekal, dan ukuran iman sebenarnya dapat ditemukan di dalam firman Tuhan. Supaya
kita dapat mengetahui kehendak Tuhan, kita harus meneliti Alkitab untuk melihat dengan lebih dalam apa yang
Tuhan perintahkan kepada kita dalam hubungannya dengan keselamatan kita.

Perubahan orang Kristen yang Sempurna

Ada tiga tahapan yang terkait di dalam perubahan orang Kristen yang sempurna. Sebagai orang-orang yang
percaya, kita harus mengkaji ulang apakah kita sudah memenuhi kriteria alkitabiah atas iman yang benar.

1) Mengakui Yesus sebagai Tuhan

Iman di dalam Tuhan Yesus dimulai dengan percaya dan mengakui anugerah Tuhan kita.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati
orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Rm. 10:9-10)

Kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa kita dan Ia telah
dibangkitkan karena pembenaran kita (Rm. 4:25). Oleh kasih karunia-Nya yang besar, kita dapat beroleh hidup kekal
melalui anak-Nya, Yesus Kristus. Sangatlah penting untuk kita diketahui bahwa pengakuan akan Tuhan tidak hanya
secara formalitas lahiriah saja atau suatu peristiwa yang cuma dilakukan sekali. Kita juga harus menerima-Nya di
dalam hati kita dan menjadikan-Nya sebagai Tuan dan Tuhan di dalam hidup kita. Iman yang benar juga berarti
pertobatan atas dosa-dosa kita dan kembali kepada Allah (Kis. 2:38, 40; Yes. 55:6-7). Menerima Yesus sebagai
Tuhan berarti kita memberikan seluruh hidup kita untuk-Nya. Hanya dengan iman yang demikian kita dapat
menerima anugerah Tuhan melalui Yesus Kristus.

Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan
yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu
teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu—kecuali kalau kamu telah sia-sia saja
menjadi percaya. (1Kor. 15:1-2)

Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh
kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya. Sebab itu
kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak tergoncang, dan jangan mau digeser dari
pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan
yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol. 1:21-23)

Jadi, anugerah keselamatan oleh iman tidak hanya merupakan suatu perbuatan yang spontan. Melainkan, suatu
pekerjaan Tuhan yang terus-menerus terjadi di sepanjang hidup orang-orang yang percaya, dan mereka harus tetap
memegang teguh pengakuan akan Yesus Kristus selama hidup mereka.
2) Menerima Hidup Kristus

Injil yang benar harus sesuai dengan perintah-perintah Tuhan Yesus, terutama mengenai hal-hal yang menyangkut
keselamatan. Karena Yesuslah yang menjadi perantara dari perjanjian yang baru antara Tuhan dan manusia, hanya
melalui Dia sajalah kita dapat diselamatkan.

Ketika Tuhan Yesus datang, Dia telah memberikan perintah-perintah khusus yang menjelaskan hubungan perjanjian
yang baru antara Tuhan dengan umat-Nya (lihat”Sakramen, Anugerah dan Iman” ). Mereka yang menerima Tuhan
Yesus Kristus harus masuk ke dalam hubungan perjanjian dengan menerima tiga sakramen ini: baptisan, basuh kaki,
dan Perjamuan Kudus (yang juga dikenal sebagai Perjamuan Tuhan).

Sayangnya, perintah-perintah ini sering dianggap sebagai simbol-simbol yang tidak ada efek keselamatannya. Tetapi
jika kita pelajari kitab Perjanjian Baru secara seksama, sangatlah jelas bahwa untuk dapat masuk ke dalam
perjanjian yang baru dan diselamatkan, orang yang percaya di dalam Kristus harus mematuhi perintah-perintah-Nya
dan menerima sakramen-Nya yang kudus.

Dibaptis di dalam Kristus. Di dalam amanat Tuhan terhadap murid-murid-Nya, Dia memerintahkan: “karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
(Mat. 28:19). Dia juga berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum” (Mrk. 16:16).

Menurut ayat ini, kita harus percaya dan dibaptis untuk dapat diselamatkan. Mengapa baptisan itu perlu? Petrus
memberitahukan kita, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kis. 2:38). Sama halnya, Ananias juga menyuruh Paulus untuk dibaptis
supaya dosa-dosanya dapat disucikan (Kis. 22:16).

Baptisan itu perlu karena, melalui sakramen ini, darah Kristus menghapus dosa-dosa kita. Baptisan juga merupakan
suatu sakramen yang kudus adanya, karena melalui sakaramen ini manusia lama kita dikuburkan dan kita diberikan
hidup yang baru. Ketika kita mati di dalam dosa, kita menerima hidup Kristus sewaktu kita menerima penghapusan-
Nya melalui iman:

Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus,
yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan,
dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari orang mati. (Kol. 2:11-12)

Biarkan Tuhan Membasuh Kakimu. Pada waktu perjamuan-Nya yang terakhir dengan murid-murid, Tuhan bangkit
dari duduk-Nya untuk membasuh kaki tiap-tiap murid. Mula-mula, Petrus menolak untuk menerima pembasuhan ini,
tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku”
(Yoh. 13:8). Lalu Ia memerintahkan mereka:

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling
membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau
kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. (Yoh. 13:14-17)

Basuh kaki bukan hanya simbol dari suatu perbuatan rendah hati atau pelayanan; Tuhan Yesus kita memerintahkan
agar kita melakukan sakramen ini supaya kita “mendapat bagian” di dalam-Nya. Mendapat bagian dengan Yesus
adalah mendapat bagian dengan-Nya di hidup ini dan hidup yang akan datang.

Menerima Tubuh dan Darah Tuhan. Tuhan juga menetapkan Perjamuan Kudus sewaktu perjamuan terakhir.

Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-
Nya: “Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga
dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang
ditumpahkan bagi kamu.” (Luk. 22:19-20)

Pada pelayanan-Nya yang mula-mula, Tuhan Yesus menjelaskan pentingnya Perjamuan Kudus:

Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan
dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir
zaman.” (Yoh. 6:53-54)

Pengaruh rohani dari sakramen-sakramen ini didasari oleh perkataan Tuhan sendiri. Melalui Perjamuan Kudus,
Kristus hidup di dalam kita dan kita di dalam-Nya. Dengan hidup Kristus di dalam kita, kita memiliki hidup kekal dan
akan dibangkitkan pada hari terakhir nanti. Maka dari itu, semua umat yang percaya di dalam Yesus Kristus harus
melakukan Perjamuan Kudus.

3) Hidup di dalam Roh

Setelah lahir kembali, hidup kerohanian kita harus diperbaharui secara terus-menerus melalui Roh Kudus yang
dijanjikan-Nya. Dengan anugerah-Nya, Dia telah memberikan kita Roh-Nya untuk menyempurnakan pekerjaan
keselamatan-Nya di dalam diri kita.

Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia
telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. (Tit. 3:4-5)

Roh Kudus adalah Penasehat yang hidup di dalam umat-Nya yang percaya untuk membimbing mereka kepada
kebenaran dan mengkuduskan mereka. Pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus adalah hal yang Tuhan sediakan
untuk keselamatan para umat percaya (2Tes. 2:13). Oleh karena itu, kita harus menerima anugerah Tuhan ini melalui
iman dengan hidup di dalam Roh (Gal. 5:16-25). Kita harus patuh pada kehendak Roh dan tidak hidup dalam
keinginan daging kita. Inilah arti sesungguhnya lahir kembali oleh Roh.

Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut
daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
(Rm. 8:12-14)

Saat pertama kali kita memberikan reaksi pada anugerah Tuhan, keselamatan kita belumlah sempurna, bahkan kita
baru saja memulai perjalanan rohani kita. Kita harus terus meneruskan perjalanan iman kita dengan secara teratur
menjawab panggilan pekerjaan keselamatan Tuhan di dalam hidup kita melalui Roh-Nya. Sehubungan dengan
bagaimana kita sebagai umat-Nya menjawab panggilan pekerjaan keselamatan Tuhan atas hidup kita, Paulus
menjelaskan:

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku
tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya. (Fil. 2:12-13)

Pada saat kita percaya dan menerima Yesus Kristus, anugerah keselamatan oleh iman belumlah sempurna. Proses
ini memakan waktu seumur hidup dan menyangkut semua aspek kehidupan kita. Kita harus terus mengerjakan
keselamatan sepanjang hidup kita dengan rasa takut dan gentar akan Tuhan. Tetapi pemikiran ini tidak berarti bahwa
kita berhak menerima keselamatan melalui perbuatan kita, sebab pada akhirnya Tuhanlah yang bekerja di dalam kita
untuk menyelesaikan tujuan mulia-Nya. Jika kita terus menjaga kehidupan iman kita, Tuhan sendiri yang akan
menyucikan kita melalui Roh-Nya, dan Ia akan membuat kita tidak bercacat sampai pada hari dimana Tuhan Yesus
Kristus akan datang kembali (1Tes. 5:12-24).

Penutup

Hanya ada satu injil keselamatan, dan hanya melalui iman pada injil ini kita dapat menjadi anak-anak Tuhan yang
sesungguhnya. Karena masalah ini sangatlah penting bagi keselamatan kita, marilah setiap diri kita menguji injil yang
telah kita terima untuk melihat apakah injil itu adalah injil yang sempurna, injil yang telah diberitakan oleh Tuhan
Yesus dan para rasul.

Tuhan Yesus memberikan tantangan pada orang-orang di zaman-Nya, “Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan,
Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Luk. 6:46). Umat yang sejati tidak hanya mengaku
nama Yesus, mereka juga mematuhi perintah-perintah Tuhan. Sekarang ini, Tuhan telah mendirikan Gereja Yesus
Sejati sebagai bait Roh Kudus-Nya, mempercayainya dengan pemberitaan injil yang benar, dan menetapkan injil ini
melalui Roh Kudus, tanda-tanda dan mujizat-mujizat-Nya.

Ketika Anda menemukan injil yang benar, Anda harus mengikuti perkataan-perkataan Tuhan dan menerima injil
anugerah oleh iman. Jikalau Anda belum menerima secara penuh anugerah Yesus Kristus yang sesuai dengan
kehendak Tuhan, kami berharap agar Anda dapat menerima injil yang benar sekarang.

Anda mungkin juga menyukai