Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini, penulis akan menguraikan secara ringkas tentang
beberapa hal yang mendasar berkaitan dengan penulisan ini yaitu: Latar belakang
muncul golongan dan sekte-sekte, bahkan bangsa Yahudi memiliki Ahli Taurat,
orang Farisi, dan orang Saduki. Banyak di antara orang-orang Yunani berminat
Stoa, Epikuros, dan Sinis. Golongan-golongan dan aliran-aliran yang didirikan oleh
Plato dan Aristoteles ini ada di Atena. Tetapi di antara orang-orang dalam lima
puluh tahun terakhir dari abad pertama timbulah satu kebangunan yang disebut
Hal menggabungkan diri dengan aliran-aliran pikiran adalah soal rutin atau
sudah biasa terjadi. Ada banyak orang-orang di Korintus karena latar belakang
1
2
orang yang suka berpikir dan bertindak dengan bebas, juga cenderung pada
berbagai kepercayaan agama yang telah ada dalam masyarakat selama berabad-
abad. Demikian juga dengan keadaan agama Kristen di Korintus. Keadaan agama
penduduk, ada yang menyembah dewi Aprodite, dan disediakan 1000 pelacur bakti
Dalam hal jemaat Korintus, pemimpin menjadi suatu pribadi yang menjadi
masing. Dilihat dari (1 Kor.1:12), memang benar bahwa ada orang-orang yang
berkata “aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari
golongan Kefas”. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengaruh filsafat yang kuat pada
masa itu, dimana orang lebih condong kepada kata-kata hikmat yang disampaikan
oleh orang-orang yang berhikmat dan menjadi pengikut atau penganut ajaran
tersebut. Dalam hal ini ada sebagian yang mengelompokkan diri sesuai dengan
1
J Wesley. Brill, Tafsiran Surat Korintus Pertama (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, t.th),
11
3
dengan kelebihan para pemimpin dan sesuai dengan kehendak dari orang-orang
Korintus.
hebat dari yang lain. Pertama, Paulus, yang memulai dan mendirikan jemaat di
Korintus. Kedua, Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria (Kis 18:24-28). Apolos
orang Yahudi (Kis 18:27-28).”2 Ketiga, Kefas merupakan murid Yesus yang sering
juga disebut Petrus. Dan juga merupakan Murid Tuhan Yesus yang pertama.
golongan yang merasa lebih tinggi dari yang lain karena mengikut Kristus. Menurut
Ibrahim, “Kemungkinan golongan ini adalah yang dulu ada di Yudea dan sudah
melihat Yesus, sehingga lebih minta dihormati dan menganggap lebih dari pada
Kedua, Jemaat Korintus disebut oleh Paulus adalah jemaat yang masih
duniawi dan masih belum dewasa (1 Korintus 3). Van den End menuliskan,
menghendaki yang bertentangan dengan Allah.”4 Dalam hal ini Paulus tidak
2
R. E Nixon, “Apolos”, Ensiklopedi Akkitab Masa Kini, Jilid 2 (Jakarta: Yayasan Bina
Kasih/OMF), 74
3
David Ibrahi, Surat I Korintus (Jakarta: Mimey Press, 1999), 12
4
Th. Van den End, Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 324
4
mengatakan bahwa jemaat Korintus masih belum lahir baru, Karena pada pembuka
suratnya kepada jemaat ini Paulus mengatakan bahwa jemaat Korintus adalah
bahwa orang-orang kudus di Korintus masih memiliki sifat duniawi atau masih
hidup dalam daging dalam suratnya kepada jemaat Galatia, dalam Galatia 5:19-21.
Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus membuat suatu karakteristik orang
Kristen dalam daging, dan hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya perpecahan
dalam jemaat Korintus. Menyombongkan diri dengan karunia yang jemaat Korintus
miliki.
diberikan bagi gereja (1 Korintus 12). Edvardsen menuliskan, “karunia Roh Kudus
bagi orang Kristen akan melengkapkan orang-orang suci bagi pelayan. Melayani di
dalam mendirikan Tubuh Kristus, karunia itu diberikan untuk meneguhkan sidang
jemaat.”5
pemberian karunia atau sering disebut jabatan dalam gereja yaitu, rasul nabi,
pembertia injil, gembala dan pengajar dengan tujuan untuk memperlengkapi orang-
5
Aril Edvardsen, Baptisan dan Karunia Roh Kudus (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
Immanuel, t.th), 10
5
rasul dan pemberita Injil. Sejumlah ahli memperlihatkan bahwa, “jemaat Korintus
memandang Paulus dan Apolos sebagai para pengajar misteri religious yang
anggota lain. Oleh karena itu Paulus menempatkan pembahasan karunia Roh,
dengan tujuan supaya jemaat Korintus mengerti bahwa sesungguhnya kasih adalah
Fakta yang disebabkan oleh letaknya Korintus yang strategis dan juga
karena perjalan yang jauh-jauh dari para utusan Injil pertama (2 Kor 1:19). Karena
yang lain. Tetapi ini bukan sekedar soal kesukaan pribadi, semua orang percaya
menaruh kasih sayang kepada pemberita Injil yang telah memimpin mereka
bermacam-macam orang pastilah merupakan salah satu sebab Allah memilih untuk
6
William Barclay, Galatia-Efesus, Seri Pemahaman Alkitab sehari-hari (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991), 223
7
David L. Berlett, Pelayanan Dalam Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
324
6
memberitakan injil dengan perantaraan manusia, dan bukan dengan perantaraan
malaikat.
yang sangat dalam berkaitan dengan pertumbuhan jemaat kristen yang masih
kata yang relatif masih baru, umurnya 95 tahun ketika Paulus mengunjunginya kali
pertama. Korintus adalah kota kosmolitan, kaya, pelindung kesenian, beragama dan
mengangkat judul yaitu: Pandangan Rasul Paulus Mengenai Karakter Jemaat Kristen
Rumusan Masalah
maka dalam pembahasan karya ilmiah, penulis membuat suatu rumusan masalah
yaitu sebagai berikut: Apa pandangan Rasul Paulus mengenai karakter jemaat
Tujuan Penulisan
sasaran yang menjadi tujuan dalam penulis, yaitu menjelaskan pandangan Rasul
Manfaat Penelitian
8
Russell P. Spittler, Pertama dan Kedua Korintus (Malang: Gandum Mas, 1971), 29
7
Pertama, jemaat Kristen harus memiliki sikap yang dewasa dalam Kristus,
supaya dapat mengantisipasi berbagai permasalahan dalam gereja atau antar jemaat.
Timur.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang sudah
dijelaskan sebelumnya, maka penulis, akan membuat ruang lingkup penelitian yang
terfokus pada Pandangan Rasul Paulus Mengenai Karakter Jemaat Kristen Menurut
Kitab I Korintus.
Metode Penelitian
9
Binsen S. Sidjabat, Desain Riset Penulisan Karya Ilmiah Prinsip Kerja Penelitian Teologi
(Bandung: Insitut Alkitab Turanus, 2003),17.
8
menurut Iqbal Hasan, metode penelitian adalah: “Tata cara bagaimana suatu
Dalam metode penulisan ini ada beberapa hal penting yang akan dibahas
oleh penulis yaitu: pengertian metode yang akan dipakai dalam karya ilmiah ini
yaitu, objek penelitian, waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan
teknik pengolahan data ini. Langkah awal penulis adalah mencari arti atau definisi
dari setiap metode yang akan digunakan dalam penulisan ini. Penulis menggunakan
kualitatif, dan dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan pendekatan dengan
cara kualitatif, yaitu: “Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”11
metode deskriptif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online: “deskriptif bersifat
Definisi deskriptif adalah sebagai salah satu jenis metode yang berusaha
sekolompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun
10
Iqbal Hasan, “Pengertian Metode Penelitian”, dalam pengertian metode penelitian, jenis
dan contohnya di akses 8 November 2019, http://www.pengertianpakar.com/2015/06pengertian-
metode-penelitian--jenis-contohnya.html.
11
Suryana, Metodelogi Penelitian, 37
12
“Definisi Deskriptif,” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses 8 November
2019,http://kbbi.awe.id/deskripsi.
13
Ridwan, pengertian deskriptif, dalam penegrtian metode penelitian.
9
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.14 Metode deskriptif adalah suatu metode
Objek yang akan diteliti oleh penulis yaitu dalam penulisan karya ilmiah ini,
Waktu penelitian karya ilmiah ini mulai dari bulan November 2019 sampai
dengan bulan Mei 2020. Pengumpulan data mulai bulan November-januari dan
Adapun sumber-sumber data yang akan digunakan yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu Alkitab Bahasa Indonesia (LAI), NIV, KJV, kamus
Alkitab, kamus Bahasa Indonesia, Wycliffe, Ensiklopedi ALkitab masa kini A-L,
Pengumpulan Data
data ini aka nada proses yang terjadi yaitu dengan cara:
sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli, sedangkan Data
14
Nazir, pengertian deskriptif, dalam pengertian metode penelitian.
15
Sugiyono, pengertian deskriptif, dalam pengertian metode penelitian.
10
- Mencari setiap data dalam tafsiran, buku-buku dan internet.
sudah dikumpulkan
Pengolahan Data
dipelajari, pada prinsipnya Alkitab tidak selamanya mudah dimengerti, juga tidak
selamanya sulit dimengerti. Ada ayat yang bisa langsung dimengerti, ada ayat yang
penafsiran, yaitu:
Penafsiran Kontekstual
Dalam penafsir ini para penafsir akan menafsirkan nats dengan melihat
konteks dekat yaitu dilihat dari paragraph sebelum dan sesusdah nats yang diselidiki
dan juga kontkes jauh yang diperhatikan oleh penafsir yang ditinjau dari seluruh isi
Penafsiran Literal
sebenarnya dari setiap kata yang diselidiki. Ini penting karena ada kata-kata dalam
11
nats yang memiliki lebih dari satu arti, oleh karena itu penafsiran literal perlu
dilakukan untuk mendapat arti yang sebenarnya dari kata-kata tersebut sehingga
Penafsiran Teologia
Tujuan penafsiran ini untuk menafsirkan setiap nats sesuai dengan ajaran
Alkitab secara menyeluruh. Empat tahap dalam menggunakaan penafsiran ini, yaitu
dengan membandingkan nats yang lain dengan kitab yang sama, membandingkan
dengan nats yang lain dengan penulis yang sama, membandingkan dengan nats yang
lain dalam Perjanjian yang sama dan membandingkan dengan nats yang lain dari
seluruh Alkitab.
Penafsiran Historis
peristiwa yang tertulis dalam Alkitab terjadi pada masa yang tertentu, dalam sejarah,
tertentu, dan tertulis untuk orang-orang dalam masa tertentu. Karena itu perlu untuk
menafsirkan nats dari pandangan pembaca asli dari kitab yang akan diselidiki.
penulisannya agar dapat mengetahui apa yang sebenarnya menjadi sasaran dari
Teologia, dan Penafsiran Historis, penulis akan membuat kesimpulan data disetiap
bab.
Definisi Istilah
Istilah yang akan digunakan oleh penulis dalam karya ilmiah ini, yang
menurut penulis perlu untuk didefinisikan adalah kata “Rasul, Karakter, Jemaat dan
Kristen”.
Rasul
Rasul adalah sebagai salah satu yang dikirim pada misi otoritas penuh Rasul,
dalam perjanjian baru digunakan terutama dari seorang utusan untuk Allah, sebagai
orang yang mengatakan pesan Injil. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II
oleh Kristus,” 16
Karakter
kejiwaan, budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang.”17 Menurut Jhon C
Maxwell dalam bukunya The Indispensable adalah: “Karakter jauh lebih baik dari
sekedar perkataan, lebih dari itu karakter merupakan sebuah pilihan yang
menentukan tingkat kesuksesan. Jadi pengertian karakter dapat diartikan suatu sifat,
16
A.F. Walls, “Rasul” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, pen, Sijabat-Runkat dan H.A
Oppusnggu, (Jakarta: Yayasan komunikasi Bina Kasih, 1995), 307
17
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Karakter”
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 201
13
ahlak atau budi pekerti yang dengan sedirinya ada dalam jiwa seseorang unutk selalu
Jemaat
sebagai: “kumpulan atau rombongan orang yang beribadah, orang banyak atau
public.”18
Kata Yunani yang oleh Alkitab terjmahkan sebagai jemaat atau gereja, adalah
ekklesia dari kata kaleo (“Aku memanggil dan Aku memerintahkan”). Bacaan
sekuler mungkin memnggunakan kata ekklsia untuk mengacu kepada suatu
kerusuhan, kampanye politik, pesta pora, atau pertemuan dengan tujuan-tujuan
lainnya. Tetapi perjanjian baetu menggunakan ekklesia hanya merujuk kepada
pertemuan-pertemuan orang kristen untuk menyembah Kristus. Itulah
sebabnya para penerjemah Alkitab menggunakan kata Jemaat, dan bukan
menggunakan istilah-istilah yang lebih umum seperti pertemuan dan
perkumpulan.”19
Kristen
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “nama agama yang disampaikan oleh
Kristus (Nabi Isa)”.21
18
“Kamus Besar Bahasa Indoesia, “jemaat”. 357
19
J.I Packer, Merril C. Tanney, Wiliam white, Ensiklopedi Fakta Alkitab, (Malang: Yayasan
penerbit gandum mas, 2002, 1113)
20
Arndt, and Gingrich, A Greek-English Lexicon, 340
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia Ibid, “Kristen”.531
14
melawan, mengindahkan; 4. Memenuhi; 5. Ikut; 6.Sesuai dengan”. 22
Sistematika Penulisan
Kerendahan hati.
Kekudusan Hidup.
Kasih.
Bab kelima, merupakan penutup yang teridiri dari kesimpulan dan saran-
saran.
22
. Ibid, 1089
15
BIBLIOGRAFI
Buku
A.F. Walls, “Rasul” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, pen, Sijabat-
Runkat dan H.A Oppusnggu, Jakarta: Yayasan komunikasi Bina Kasih, 1995
Aril Edvardsen, Baptisan dan Karunia Roh Kudus Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
Immanuel
Binsen S. Sidjabat, Desain Riset Penulisan Karya Ilmiah Prinsip Kerja Penelitian
Teologi Bandung: Insitut Alkitab Turanus, 2003
David L. Berlett, Pelayanan Dalam Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Pertama, Bandung kalam hidup 2003
J.I Packer, Merril C. Tanney, Wiliam white, Ensiklopedi Fakta Alkitab, Malang:
Yayasan penerbit gandum mas, 2002
R. E Nixon, “Apolos”, Ensiklopedi Akkitab Masa Kini, Jilid 2 Jakarta: Yayasan Bina
Kasih/OMF
Russell P. Spittler, Pertama dan Kedua Korintus Malang: Gandum Mas, 1971
Th. Van den End, Surat Roma Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
KAMUS
WEBSITE