Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk
pergi ke Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka.
Dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-
Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi
(Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.

B. PERMULAAN GEREJA

Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya
"aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-
orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan
orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul
dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik
di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).

1. Gereja Di Palestina

a. Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)

b. Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. 1-7).

c. Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).

2. Gereja di luar Palestina

a. Petrus membawa Injil ke Roma.

b. Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. ps. 10-28).

c. Apolos ke Mesir (Kis. ps. 18).

d. Filipus ke Etiopia (Kis. ps. 8).

e. Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).

f. Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, Asia & Eropa).

C. PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN

Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh
Kudus sangat nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga
mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit
itu gereja semakin berkembang.
1. Agama Negara

Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang
muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka,
walaupun mereka masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal
mereka sendiri.

Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme
yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada
Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.

Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama
Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah
kepada Kaisar. Tetapi setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen
(puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi
sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar
pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada
peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.

2. Penganiayaan terhadap orang Kristen.

Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan secara setia
menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
ajaran Alkitab. Karena sebab itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang
mahal demi kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan:

a. Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.

b. Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, mis. menolak
menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.

c. Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya


melakukan cium kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.

3. Hasil dari penganiayaan.

Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun
demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.

a. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman
mereka (mis. Surat Petrus).

b. Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan
ke seluruh dunia.

c. Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga


mereka betu-betul menjadi saksi yang hidup.
BAB II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH GEREJA MULA- MULA

1. ARTI SEJARAH GEREJA

Arti Kata Sejarah

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang Sejarah.

1. Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian
dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau).

2. Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi di masa yang lampau (Sejarah = Ilmu Sejarah / pengetahuan atau uraian
mengenai fakta tersebut).

Ini berarti bahwa belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau dan usaha untuk
menguraikan fakta tersebut. Dengan kata lain sejarah dapat diartikan pada peristiwa-kejadian itu
sendiri dan uraian tentang peristiwa tersebut.

Arti Kata Gereja

Beberapa teolog mendefinisikan arti kata Gereja sebagai berikut: (1) Kata Gereja berasal
dari kata dalam bahasa Portugis igreja, yang berasal dari kata Yunani ekklesia yang berarti:
mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus Kristus ialah para murid dan
sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus pada hari pentakosta, para
murid itu menjadi rasul, artinya mereka yang diutus untuk memberitakan Injil sehingga
lahirlah Gereja (van den End, 1992:1-2). (2) Istilah Yunani ekklesia dibentuk dari kata ek
(=dari) dan kaleo (=memanggil), yaitu mereka yang dipanggil keluar. Dalam Perjanjian Baru
istilah ekklesia diapakai 115 kali, 10 kali dalam arti Gereja secara menyeluruh (misalnya Mat.
16:18) dan selebihnya dalam arti Gereja lokal atau jemaat setempat (misalnya Mat. 18:17).
Jadi kata ekklesia dalam Perjanjian Baru mempunyai arti (1) Ekklesia adalah kaum yang
dipanggil keluar dari kehidupan yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil Allah sendiri,
dipindahkan ke dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan status dan pola hidup. (2) Ekklesia
adalah kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi
Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan-perubahan tujuan hidup dan pandangan
dasar (Dietrich Kuhl, 1992:34).

Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat dalam PB yang memakai kata ekklesia: 1 Kor.
12:13; 1 Ptr. 1:3, 22-25; Mat. 16:18; 1 Kor. 15:9; Gal. 1:13; Flp. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22, 5:23;
Kol. 1:18; 1 Kor. 12:28; Ef. 3:10; Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang terpanggil,
sebagai suatu majelis warga negara dari suatu negara yang mandiri, namun PB memberi arti
rohani dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-
hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476).

Dari kajian tentang Gereja dan sejarahnya maka perlu diinsafi hal berikut ini: Gereja ada
karena Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Maka Gereja mempunyai wujud yaitu
persekutuan dengan Kristus dan persekutuan dengan manusia lain dan persekutuan dalam
melaksankana amanat-Nya yaitu pekabaran Injil (Mat. 28:19, Kis. 1:8) (H. Berkhof dan I. H.
Enklaar, 2004:vii).
Berdasarkan definisi atas dua kata, sejarah dan Gereja seperti tersebut di atas maka berikut ini
akan dirumuskan pengertian dari kata Sejarah Gereja.

Ternyata pengertian tentang Sejarah Gereja, yaitu uraian empiris dan penilaian teologis.
Dengan kata lain kajian teoritis-teologis dari para teolog tidak sama dalam pemberian definisi.
Artinya ada banyak definisi tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi ini disebagkan karena
filosifi daripara ahli tersebut. Dengan kata lain filosofi para ahli mempengaruhi rumusannya
tentang Sejarah Gereja. Ada yang merumuskan pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris
dan ada pula dengan penilaian teologis. Ini perlu dikemukakan supaya para mahasiswa tidak
bingung melihat keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi, dari keanekaragaman definisi
tersebut dipilih, dipertimbangan, kemudian dirumuskan suatu definisi konseptual dan operasional
dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam kerangka studi Sejarah
Gereja yang akan kita lakukan.

Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan sbb:

a) Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen

b) Sejarah Gereja adalah sejarah perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus

c) Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja Yesus Kristus

d) Sejarah Gereja adalah sejarah tafsir Alkitab: karena tafsiran muncul gereja-gereja

e) Sejarah Gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan


yang dialami Gereja, sebagai persekutuan meraka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini

f) Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil
Yesus Kristus

g) Sejarah Gereja adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena
keselamatan yang diimaninya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyatakan
keselamatan tersebut sebagaimana yang diajarkan Alkitab.

Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang
Injil Yesus Kristus dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang
diberikan Allah dalam Yesus Kristus kepadanya (uraian kenyataan/empiris/fakta) dan apakah
perwujudan keselamtan dalam kehidupan manusia yang digumuli Gereja, sebagai persekutuan
orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan Alkitab (penilaian Teologis).

B. Gereja Abad Pertama

Gereja mulai muncul diatas dunia ini sejak Yesus Kristus diturunkan Allah dari sorga,
sebagai Kalimatullah ( Firman Allah ) yang menjelma menjadi manusia ( Yohanes 1:14, Galtia
4:4). Selama lebih kurang tiga setengah tahun Beliau mengajar dan berkarya, dan berpuncak
pada peristiwa sengsara, penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitanNya secara jasmani dari
antara orang mati, serta kenaikanNya ke sorga. Peristiwa sengsara s/d kebangkitan ini akhirnya
menjadi isi pokok berita (kerygma) dari para murid setiaNya yang disebut Para Rasul, yang
menyebarkannya sesudah peritiwa turunNya Roh Kudus yang dijanjikan Almasih atas mereka,
pada hari Pentakosta ( Kisah 2). Dan kesengsaraan s/d kebangkitan Sang Kristus itulah inti Injil,
yang semula diberitakan secara lisan.Karena Kristus tak pernah menulis Kitab ataupun menerima
Kitab dari sorga, maka Dia tak meninggalkan Kitab apapun pada para rasulNya ini, karena Dia
sendiri adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Kerygma Rasuliah secara lisan itu mula-
mula disebarkan hanya disekitar daerah Palestina saja, dan akhirnya menjadi ajaran lisan
komunitas yang baru, yang disebut sebagai : Ekklesia, yang dari sinilah timbul kata Gereja (
berasal dari bahasa Portugis Igreja, sepadan dengan kata Spanyol : Iglesia, yang jelas berasal
dari kata Ekklesia itu). Para Rasul itu akhirnya menyebar kemana-mana, mulai dari Yerusalem
dan seluruh Palestina, kemudian ke seluruh Siria, dan Asia Kecil ( kini negara Turki) serta
Yunani dan Afrika Utara terutama di Alexandria (Mesir) dan Karthago ( Libia). Inilah batas
sebelah barat dunia Timur pada saat itu. Sedangkan ke Timur lagi Injil tersebar ke Edesa,
Mesopotamia ( Irak, Babilon), dan Persia, yaitu daerah Siria Timur, karena yang menerima Injil
di daerah timur ini adalah suku- suku yang berbahasa Siria, sampai ke India Selatan. Sedangkan
ke Barat lagi Injil diterima di benua Eropa Barat dari Roma di Itali, Spanyol, dan yang nantinya
akan berkembang ke seluruh Eropa. Dengan demikian kita melihat Injil tersebar dari Timur ke
Barat dan di seluruh benua: Asia, Afrika dan Eropa. Memang Iman Kristen itu pada dasarnya
adalah Agama Timur ( Timur Tengah). Pada saat inilah dokumen-dokumen yang akhirnya
menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru mulai dituliskan oleh para rasul sebagai pemimpin Gereja itu
kepada

Gereja-Gereja ( Roma. Korintus, Galatia, Efesus, dll.) dan para pemimpin Gereja sebagai
murid mereka secara langsung ( Titus, Timotius, Filemon, dll) yang telah mereka dirikan dan
mereka pilih itu. Gereja ( Ekklesia) telah ada lebih dulu sebelum Kitab Suci (Perjanjian Baru)
dipakemkan. Pada saat ini orang-orang non-Yahudi mulai diterima sebagai anggota ummat
Allah, setelah penyelesaian masalah penerimaan mereka, dan penyelesaian masalah dogmatis
mengenai kedudukan Taurat, dalam Rapat Agiung (Konsili) para Rasul yang pertama di
Yerusalem (Kisah 15). Konsili segenap Gereja inilah yang menjadi landasan adanya Konsili-
Konsili di sepanjang sejarah Gereja itu. Orang-orang yang berobat itu hanya perlu beriman
kepada Yesus Kristus tanpa harus menjadi Yahudi dengan mengikuti ritus- ritus Taurat, lalu
dibaptiskan serta menjadi anggota Ekklesia yang dipimpin/ digembalakan oleh para "Presbyter"
("Penatua") dan "Episkop ("Penilik Jemaat") Kisah 20:17,28 -, yang mereka ini menerima
pentahbisan dari para Rasul sendiri ( Kisah 14:23), sebagai mata-rantai pelanjut-ganti pelayanan
rasuliah. Para Rasul sendiri tidak menjadi "Gembala" ("Episkop/Presbyter") secara lokal dari
Gereja lokal tertentu secara permanen dimanapun.

Masing-masing kelompok ekklesia itu memiliki ciri khasnya dan masalah-masalahnya


sendiri, sebagaimana yang dapat kita baca dalam Perjanjian Baru. Namun seluruh ekklesia
diapnggil untuk memegang doktrin yang sama dan melaksanakan akhlak hidup dan ibadah yang
sama pula. Pada zaman awal ini Gereja harus menghadapi ajaran sesat pen- Taurat-an Injil yang
segera dapat diselesaikan, serta pe-mythologi-an Injil dalam wujud aliran "gnostikisme" yang
hendak mencampur- adukkan Injil dengan ajaran kafir Yunani-Romawi. Dengan keras para
Rasul harus melawan ini sebagaimana yang kita lihat dari tulisan- tulisan Rasul Yohanes dan
Rasul Paulus. Dengan kematian para rasul semuanya menjadi martyr (syuhada), kecuali Rasul
Yohanes yang meninggal karena umur tua, Gereja berlanjut dipimpin oleh para murid rasul itu.
Penganiayaan yang sudah dimulai oleh Nero pada zaman Rasul Paulus dan Petrus berlanjut
sampai abad kedua. Saat ini Iman Kristen dianggap "Agama Tidak Sah " ("Religio Illicita") di
seluruh Kekaisaran Roma. Mereka adalah penjahat dimata pemerintah Roma,karena menolak
menyembah kaisar sebagai "tuhan" dan "ilah". Sedangkan orang Kristen yang berada disebelah
timur Mesopotamia yaitu dibawah Kerajaan Agung Persia, juga mengalami aniaya karena
cemburu dari para pendeta agama Zoroaster, agama resmi negera Persia. Orang Kristen di
Kekaisaran Roma dituduh" memberontak terhadap negera, pembunuh bayi-bayi dan memakan
daging dan minum darah mereka (" Makan dan Minum Daging dan Darah Anak Manusia").
Penganiayaan ini bersifat sporadis, mereka tak perlu dikejar-kejar namun jika ketahuan mereka
harus dihukum. Diantara para pemimpin yang menderita dari aniaya abad ini adalah :Ignatius
dari Antiokia, pengganti ketiga dari Rasul Petrus di Antiokia, Syria, sebagai Episkop ( 110
Masehi), Polykarpus, Episkop dari Smyrna, yang adalah murid Rasul Yohanes ( 156 Masehi) dan
Yustinus Martyr (Syuhada). Yustinus Martyr ini memiliki seorang murid dari Syria bernama
Tatianus. Dia pulang ke Syria setelah kematian Yustinus dan menterjemahkan Injil dari bahasa
asli Yunani ke bahasa Syria, dalam bentuk yang diurutkan sesuai dengan urutan cerita, bukan
empat bentuk terpisah seperti yang kita kita kenal, dan terjemahan ini terkenal sebagai
"Diatessaron" , dan inilah Injilyang digunakan oleh Gereja Syria untuk waktu yang lama sampai
akhirnya diganti dengan keempat Injil seperti seluruh Gereja lainnya, dalam bentuk terjemahan
"Peshitta", yang menjadi Kitab Suci. Gereja Syria sampai sekarang. Disamping itu Gereja Syria
menggunakan Perjanjian Lama bukan dari terjemahan Ibrani atau Septuaginta, namun dari
Targum Aramia dari Perjanjian Lama yang berlaku di Babilonia. Ajaran Tatianus ini dipengaruhi
oleh aliran gnostik "enkraitisme" yang menekankan pelajangan, dan asketisisme. Para pemimpin
Kristen awal ini meninggalkan tulisan-tulisan yang bersama dengan "Didakhee", "Surat Kepada
Diognetus", "Surat-Surat Klemen dari Roma" , "Surat Barnabas" (bukan Injil Palsu Barnabas
yang dipromosikan Islam!!!), "Gembala Hermas" , serta tulisan-tulisan pembelaan iman
(apologetik) dari Athenagoras dari Athena, Melito dari Sardis, serta Theofilus dari Antiokia
serta dari theoloog yang terbesar dari abad kedua Ireneus dari Lyons, semuanya tadi memberikan
gambaran yang jelas sekali mengenai iman dan kehidupan dari Gereja Perjanjian Baru yang
berlanjut sampai abad kedua itu. Perkembangan yang paling penting pada abad kedua ini adalah
munculnya para pembela iman ( "apologist" ), yang membela Iman

Kristen dari serangan Agama Yahudi, Agama Kafir Berhala, serta Bidat- bidat yang
muncul di sekitar Gereja. Juga berkembangnya Aqidah (Doktrin) Gereja serta permulaan
Theologia sesudah zaman Rasuliah, ditegakkannya pemerintahan Gereja bagi masing-masing
jemaat lokal yang dipimpin oleh Episkop ("Penilik Jemaat" ), Presbyter ("Penatua") dan Diakon.
Zaman ini pula fondasi pertama dari Ibadah dan Liturgi Kristen serta kehidupan Sakramental
Gereja yang berlandaskan dari Ibadah Israel namun yang sudah terpisah dari Synagoga (Rumah
Ibadah Yahudi) dan mulainya pembentukan Kitab Suci dari Gereja Perjanjian Baru itu terjadi.

Pada akhir abad pertama dan permulaan abad kedua banyak tulisan palsu mengenai
Kristus bermunculan. Tulisan-tulisan ini disebut tulisan-tulisan `apokrifa" ( jangan dikacaukan
dengan "Anaginoskomena' dari Perjanjian Lama!!) serta tulisan- tulisan "pseudopigrafa" .
Biasanya tulisan-tulisan memakai nama salah seorang rasul dan memasukkan dongeng-dongeng
aneh mengenai masa kecil Yesus Kristus, kehidupan Perawan Maryam dan kegiatan- kegiatan
karya para rasul. Dan sebagaian daripadanya menjadi kisah dalam Al-Qur'an terutama tentang
masa kecil Kristus. Bersama dengan itu, muncul pula aliran "gnostikisme" , yaitu suatu bidat
Kristen yang mengubah iman Kristen menjadi semacam ajaran kebatinan. Dalam melawan ajaran
bidat gnostik inilah Gereja yang Rasuliah itu menyebut ajaran asli yang rasuliah itu sebagai
ajaran ("doxa") yang "lurus" ("orthos") Ortho+ doxa = Orthodox. Sedangkan ajaran "gnostik" itu
sebagai ajaran ("doxa") yang berbeda atau menyimpang ("heteros"), hetero+ doxa = Heterodox.
Akibat dari melawan ajaran gnostik inilah munculnya theologia dari para "apologis" ("pembela-
iman"). Jauh di sebelah timur di dearah Syria, Bardaisan adalah penulis yang terkenal mengenai
masalah theologi. Namun dia mencampur-adukkan Injil dengan astrology dan mythologi, dan
ajarannya tentang Allah kedengaran sangat aneh. Allah adalah satu yaitu Bapa, Roh Kudus
adalah berjenis wanita sebagai "Bunda Kehidupan", dan Anak Allah adalah keturunan dari Bapa
dan Roh Kudus, Sang Bunda Kehidupan.Sehingga akhirnya Bardaisan dari Syria inipun
dikucilkan dari Gereja.

Akibat dari ajaran Gnostik ini pada para apologis adalah penekanan " mata-rantai
rasuliah" ("suksesi apostolik", "silislah rasuliah") sebagai penjamin ajaran yang benar dan tak
terputus dari para rasul, yang diterus-sampaikan secara tak terputus dari gereja kepada gereja,
dari generasi kepada generasi, dari tempat ke tempat, dan penerus-sampaian tanpa putus dari
zaman rasuliah ini disebut sebagai "Paradosis" atau "Traditio".

Dan penyampaiannya itu dilakukan melalui pentahbisan dari para Episkop yang dapat
dilacak dari mata rantai pentahbisan sejak zaman rasul-rasul. Dan para Episkop ini pengajaran
dan prakteknya itu identik antara satu dengan yang lain, dan secara bersama ajaran mereka itu
identik dengan ajaran para rasul Yesus Kristus sendiri. Sebagai akibat yang lain, Gereja mulai
kokoh dalam keputusannya tulisan-tulisan mana yang menjadi bagian kanon Kitab Suci
berdasarkan :

1. tulisan-tulisan itu harus berasal dari zaman rasul.

2. harus ditulis oleh rasul sendiri atau teman/murid dekat mereka

3. harus sesuai dengan ajaran rasuliah tanpa putus yang disampaikan sebagai paradosis dalam
Gereja

4. harus digunakan secara merata di seluruh gereja sejak awal

5. harus mengajarkan kesucian dan bukan dongeng-dongeng gnostik.

Dari kriteria inilah akhirnya tersaring dari tulisan-tulisan rasuliah purba itu 27 kitab yang
akhirnya kita kenal sebagai "Kitab Suci Perjanjian Baru" itu. Dan Kitan Suci Perjanjian Baru
inilah yang berisi "Berita Gembira" ("Evanggelion", "Evanggel", "Injil") tentang Yesus Kristus,
Firman Allah yang menjadi manusia itu. Karena memang Injil itu pada mulanya bukanlah suatu
Kitab macam apapun namun peristiwa dan karya Almasih yang diberitakan secara lisan oleh para
muridNya yang diberi gelar sebagai "apostolos" ("orang yang diutus" atau "rasul") itu.

Dalam tulisan-tulisan para apologis, para martyr (syuhada) dan para kudus dari abad
kedua ini kita ketahui bahwa masing-masing jemaat Kristen lokal itu dipimpin oleh seorang
Episkop/Uskup ( Penilik Jemaat) yang dilaksanakan oleh para Presbyter/ Imam ( "Penatua") dan
dilayani oleh Para Diakon. Terutama dalam tulisan-tulisan Ignatius (Magnesia 6:1, Filadelfia 4,
Smyrna 8:2). Ignatius juga mulai menggunakan istilah "Katholik" untuk menyebut sifat Gereja.
Ini berasal dari kata " Kath' (menurut, sesuai dengan) dan "holon " ( sepenuhnya, kepenuhan). Ini
adalah kwalitas sifat yang menjelaskan bagaimana Gereja itu, jadi bukan nama suatu agama,
misalnya:Roma Katolik, Anglo-Katolik, Katolik Bebas, Katolik Lama,dll. Dan kata ini (Katholik
=Kath + Holon) bermakna kwalitas sifat gereja itu adalah penuh, sempurna, lengkap, utuh, tanpa
kekurangan apapun di dalamnya dari kepenuhan kasih-karunia, kebenaran dan kekudusan
Allah. Demikianlah Gereja Rasuliah Perjanjian Baru pada abad yang kedua itu mulai menyebut
dirinya sebagai Gereja yang "katholik" artinya bukan sekte-sekte yang main comot sana-sini dari
kepenuhan dan keutuhan ajaran Rasuliah itu. Demikian juga Gereja purba itu disebut sebagai
"Orthodox" artinya bukan yang menyimpang dari ajaran Rasul tadi. Dalam "Didakhee" dan
"Pembelaan dari Yustinus Martyr" dan "Ireneus" ditemukan juga penjelasan mengenai
bagaimana ibadah Kristen zaman abad kedua itu dilakukan, terutama ibadah hari Minggu yang
berpusat pada kotbah dan Perjamuan Kudus, dan juga tentang baptisan.

Menginjak pertengahan abad ketiga, yaitu tahun 249 Kaisar Desius naik tahta, dia
mengadakan penganiayaan secara universal, dan penganiayaan itu dilanjutkan sampai zaman
Kaisar Valerianus (253-260). Orang Kristen dipaksa mempersembahkan korban kepada patung
kaisar sebagai "tuhan" dan "ilah", para rohaniwan Kristen harus dikejar dan dibunuh, harta milik
Gereja harus disita. Baru di zaman Gallenius, anak dari Valerianuslah penganiayaan dihentikan
.Pada saat itu perkembangan yang luar biasa terjadi dalam Gereja. Namun penganiayaan yang
berat itu mengakibatkan suatu krisis besar dalam Gereja. Timbul pertanyaan dalam Gereja
mengenai bagaimana memperlakukan orang-orang yang selama masa aniaya itu karena diancam
rela mempersembahkan korban pada patung kaisar, mereka ini disebut kaum "lapsi". Ada yang
melarang mereka masuk Gereja lagi, ada yang bersikap agak lunak. Akibatnya terdapat
beberapa kelompok garis- keras yang menganggap Gereja. terlalu lunak akan masalah para
"lapsi" itu yang memisahkan diri dari Gereja Rasuliah Perjanjian Baru yang "Orthodox" dan
"Katholik" itu. Diantara mereka yang memisahkan diri dari Gereja adalah Tertulianus (c. 220 ),
penulis agung dan peletak dasar Theologia Latin di Gereja barat dari Afrika utara. Dia
menggabung dengan gerakan bidat yang didirikan Montanus yang telah mulai pada akhir abad
kedua, dan menyatakan diri sebagai Gereja "Nubuat Baru" dari Roh Kudus yang lebih
sempurna dari Gereja `Perjanjian Kedua" ( Perjanjian Baru) dari Kristus. Ciri gerakan
Montanisme ini adalah penekanan pada "karunia lidah" dan "nubuat-nubuat" serta penekanan
bahwa Kerajaan Seribu Tahun akan segera datang di pulau Frigia, Asia Kecil.

Pembela agung Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik ini pada saat itu adalah
Kiprianus dari Karthago (meninggal tahun 258). Dia meninggal sebagai Martyr setelah membela
Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik itu melawan aliran garis keras yang memisah dari
Gereja karena masalah kaum "lapsi" tadi. Aliran yang dilawan dalam tulisan-tulisan Kiprianus
ini adalah aliran "Novatianisme" yang didirikan oleh "Novatianus" yang berada di Roma.
Novatianus menyebut alirannya sebagai " Gereja Murni". Kiprianus membela Gereja Rasuliah
yang Orthodox dan Katholik itu dengan menekankan perlunya "mata-rantai rasuliah" dalam
ajaran dan "mata-rantai rasuliah" dalam pentahbisan para episkop dalam melawan apa yang
disebut sebagai gereja-gereja "murni" yang hanya bersifat rohani yang abstrak dan tak nampak
mata dari orang yang merasa dirinya lebih baik dari Gereja Rasuliah yang Orthodox dan
Katholik itu,serta yang mengangkat-angkat diri sendiri ini. Dia menekankan bahwa Gereja
Kristus itu ada bagi penyembuhan orang berdosa, dan Kiprianuslah yang mengatakan juga
bahwa "extra ekklesia nulla salus est " (diluar Gereja,- yaitu diluar persekutuan kongkrit dari
ummat yang percaya secara pribadi kepada Kristus dibawah pimpinan rohani Episkop
danberlandaskan suksesi rasuliah disekitar meja perjamuan kudus dan pemberitaan firman oleh
presbyter tidak ada keselamatan ).

Abad ketiga ini menyaksikan juga perkembangan theologi secara formal dengan
didirikannya sekolah theologia di Alexandria, Mesir oleh Pantaenus dan Klemen dari Alexandria
( meninggal kira-kira tahun 215 ). Yang akhirnya dikepalai oleh seorang penulis, sarjana, dan
theoloog termasyhur: Origenes ( meninggal tahun 253). Theologi Alexandria ini menekankan
bahwa filsafat Yunani yang non-Kristen itu dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan
Injil. Dan ciri khas dari pendekatan Alexandria ini adalah tafsiran secara alegoris terhadap Kitab
Suci, sedangkan dalam tradisi Syria-Antiokhia yang tak lama kemudian akan berkembang adalah
tafsiran harafiah berdasarkan tata-bahasa dan sejarah penulisan Kitab Suci.

Kedua pendekatan ini akhirnya akan bertemu dalam konflik, pada abad- abad berikutnya.
Karya Origenes itu sangat luar biasa dan tak terhitung jumahnya. Dialah yang pertama kali
mengadakan kajian sistimatis dan sastrawi dari buku-buku dalam Alkitab. Karya Origenes ini
akan menjadi fondasi karya-karya theologia para bapa-bapa Gereja Yunani pada abad-abad
berikutnya. Namun demikian secara ajaran banyak pendapat Origenes yang ditolak oleh Gereja,
karena tak Alkitabiah dan tak rasuliah, sehingga pada Konsili Ekumenis V (tahun 553), beberapa
ajaran Origenes dinyatakan sesat oleh Gereja. Diantara pakar-pakar theologia abad ke 3 yang
harus disebutkan bersama dengan Tertulianus, Kiprianus, Klemen dan Origenes adalah
Dionysius dari Alexandria ( wafat 265), Hippolytus dari Roma (wafat 235) Gregorius Pelaku
Mukjizat di Kappadokia ( wafat 270) dan Methodios dari Olympus ( wafat 311) Orang-orang ini
semuanya memperkembangkan theologia Kristen Orthodox terutama meletakkan landasan bagi
pembahasan tentang Allah yang Esa dalam hubunganNya dengan Kalimatullah dan Rohullah
sendiri yang terkenal sebagai ajaran Tritunggal Kudus yang dalam abad berikutnya akan menjadi
pembahasan hangat dalam Gereja. Paulus dari Samosata dan Lukianus (Lusian) dari Antiokia
terkenal akan ajaran bidatnya mengenai sifat ke-Tritunggal-an Allah. Mereka ini hidup pada
akhir abad ketiga. Dari abad ketiga ini kita juga mendapatkan tulisan-tulisan yang menolong kita
untuk melihat kehidupan liturgis dan kanonik dari Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik
ini pada abad ketiga itu, yaitu: Pengajaran-Pengajaran Para Rasul dari Siria serta Tradisi
Rasuliah karya Hippolytus dari Roma ( wafat tahun 235). Tulisan yang pertama itu memberikan
peraturan-peraturan mengenal jabatan hirarkis serta praktek-praktek sakramental dalam Gereja
Syria, serta menjelaskan pertemuan liturgis jemaat. Dan tulisan kedua menjelaskan hal yang
sama yang berlaku di Gereja Roma dengan lebih panjang dan detail.Abad keempat dimulai
dengan penganiayaan yang paling besar yang diarahkan kepada Gereja oleh Kaisar Diokletianus.
Daftar Syuhada atau Martyr yang paling panjang berasal dari abad ini. Setelah surutnya
Diokletianus, terjadilah perebutan kekuasan dalam Kerajaan Romawi. Pada tahun 312,
Konstantinus menghadapi peperangan melawan Maxentius. Sebelum peperangan di Jembatan
Milvianus di Roma, Konstantinus berdoa, serta mendapat penglihatan Salib Bersinar di langit
dengan tulisan: Dengan Tanda Ini, Kalahkan. Dia memerintahkan para prajuritnya untuk
mengenakan tanda salib ini pada perisai dan jubah mereka, Konstantinus memenangkan
peperangan itu. Konstantinus segera bergerak untuk memberikan kebebasan kepada orang-orang
Kristen, serta menunjukkan kecenderungannya kepada Iman Kristen. Sebelum kematiannya
Konstantinus membangun suatu kota di Byzantium bagi ibu-kota yang baru dari Kerajaannya itu,
dan kota itu disebut "Konstantinopel" (kini: "Istambul" , di Turki) untuk menghormatinya.
Konstantinus sendiri baru dibaptiskan diatas ranjang menjelang kematiannya pada tahun 337.
Bersama dengan ibunya Maharatu Heleni, dia menemukan Salib Asli Kristus di Yerusalem, serta
keduanya diakui sebagai orang suci dalam Gereja Orthodox sampai kini.

Iman Kristen diakui sebagai agama resmi Kerajaan Byzantium pada tahun 380, oleh
ketetapan Kaisar Theodosius. Dengan demikian Kekaisaran Romawi terbagi dalam dua bagian:
Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur berpusat di Konstantinopel. Pembagian
Kerajaan menjadi Barat dan Timur ini, akhirnya membentuk perkembangan wilayah Gereja
menjadi Gereja Barat berpusat di Roma dan Gereja Timur yang berpusat di Konstantinopel,
Alexandria, Antiokhia dan Yerusalem. Sementara itu ummat Kristen Syria yang tinggal di
Kekaisaran Persia, makin mengalami aniaya karena dicurigai sebagai antek musuh Kerajaan
Persia, karena sekarang Kerajaan Romawi musuh bebuyutan Persia, telah menjadi Kristen:
Kerajaan Byzantium.

Pertumbuhan Gereja Zaman Rasul rasul dan Gereja masa kini

Pertumbuhan secara kualitas juga pertumbuhan secara kuantitas.Apabila Gereja hanya


mementingkan pertumbuhan secara kualitas tanpa pertumbuhan secara kuantitas bagaimana kita
menggenapkan Firman Tuhan agar kita bisa menjadi saksi di Yerusalem , Yudea , Samaria dan
sampai ke ujung bumi ,tetapi apabila kita hanya mementingkan Pertumbuhan secara kuantitas
tanpa memperhatikan kualitas jemaat , maka Gereja akan menjadi Gereja yang duniawi, yang
tidak mungkin akan memimpin umat di dalamnya sampai pada keselamatan di Surga , sehingga
pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salibpun akan menjadi sia siaDalam Pertumbuhan
Gereja ada dua arah yang kita harapkan dapat tercapai , yaitu. Pada zaman Rasul rasul ada tiga
perkara yang mempengaruhi Gereja pada masa itu :

1. Peran doa yang sehati , Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus ( Kis
1:14 ).Tuhan Yesus sendiri menyatakan , Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari
padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh
Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ
Aku ada di tengah-tengah mereka."( Matius 18 : 19 20 ).

Pada saat itu ada lebih kurang 120 orang yang berkumpul untuk berdoa tetapi secara hati mereka
telah menjadi satu , yang mereka harapkan adalah janji Bapa , agar mereka diperlengkapi dengan
kekuasaan dari tempat Maha tinggi ( Luk 24 : 49 ).Melalui doa yang bersatu hati Roh Kudus
dicurahkan ( Kis 2 : 1 4 ) dan kemuliaan Tuhan melalui pernyataan MujizatNya dinyatakan di
tengah tengah umatNya ( Kis 2 : 43 ).

2. Peran serta Roh Kudus , Rasul rasul berkumpul di Yerusalem yaitu untuk menantikan janji
Tuhan mengenai pencurahan Roh Kudus , tanpa Roh Kudus murid murid saat Tuhan Yesus
ditangkap dan disalibkan , mereka seperti domba yang kehilangan gembala , bahkan mereka
menjadi kecil hati dan menjadi penakut , bahkan Rasul Petrus yang menyatakan rela dipenjara
bahkan rela mati bersama sama dengan Kristus , telah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga
kali , tetapi apa yang terjadi sesudah hari Pentakosta , saat Roh Kudus dicurahkan ,dipelopori
oleh Rasul Petrus , Rasul rasul bangkit dan mejadi saksi saksi Tuhan yang berani , dan
melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri Rasul Petrus , Ia berkhotbah pada hari
Pentakosta , dalam satu hari saja, ada 3000 orang yang bertobat dan dibaptis , bukan itu saja oleh
Kuasa Roh Kudus yang bekerja ditengah tengah mereka , Rasul rasul menyatakan Kuasa
Tuhan melalui pernyataan tanda heran dan Mujizat mujizat yang luarbiasa.

3. Peran dari tenaga kerja yang bekerja sama dengan Allah.Sesudah Yudas Iskariot mengkhianati
dan menjual Tuhan Yesus , dalam penyesalannya saat Ia melihat Tuhan Yesus ditangkap dan
akan disalibkan , Ia mengembalikan uang hasil penjualan Tuhan Yesus dan kemudian ia
menggantung dirinya sendiri , dan untuk menggenapkan bilangan Rasul rasul yang berjumlah
12 orang itu , maka dipilihlah Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot.

Dalam kitab Amsal ada pernyataan , Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi
dengan kekuatan sapi banyaklah hasil ( Amsal 14 : 4 ).

Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah
pemerintah.( Amsal 14 : 28 ). Dengan adanya 12 Rasul Tuhan bersama sama dengan murid
murid Tuhan pada saat itu , mereka telah menjadi suatu Laskar yang luar biasa untuk
memenangkan banyak jiwa bagi Kerajaan Allah. Apabila Gereja pada masa kini mendambakan
pertumbuhan yang luarbiasa seperti yang telah terjadi pada Gereja zaman Rasuli, maka seluruh
Hamba Tuhan , Pekerja Kudus dan seluruh jemaat , harus membangun Kesatuan hati , mengejar
kepenuhan Roh Kudus dan tekun berdoa, agar Kuasa , kemuliaan dan mujizat Tuhan dinyatakan
di tengah tengah GerejaNya , juga kita harus peka terhadap panggilan Tuhan dan bersedia
dibentuk untuk menjadi laskar yang kuat untuk membangun Kerajaan Allah di bumi seperti di
Surga .

Anda mungkin juga menyukai