Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elias Pikal Beroa

Adaptasi : LKSA PUTRA WILLIAM BOOTH DENPASAR DAN KORPS 2


DENPASAR

TUGAS LAPORAN BACAAN WAJIB 1 (MERANGKUM BUKU SEJARA GEREJA


UMUM BAB 15)

BAB 15
PERSELISIHAN TENTANG KEDUA TABIAT KRISTUS

1. Pokoknya. Hasil perbantahan-perbantahan theologia dalam abad


ke- IV itu ialah: Gereja telah menetapkan pengakuannya tentang
kesaan dan kesamaan. Akan tetapi kebebasan itu hanya
tergantung kepada masuknya Allah yang benar itu kedalam
daging dan darah manusia. Kristus yang sungguh-sungguh Allah
harus menjadi sungguh-sungguh pula, jika Ia hendak
mengembalikan dunia ini kepada Tuhan.
Perbedaan pikiran tentang masalah ini mengacukan
pikiran banyak orang Kristen 250 tahun lamanya, mulai dari abad
ke-V. Oleh perselisihan ini Gereja timur pecah dalam beberapa
bagian yang sampai kini belum dipersatukan. Perbantahan ini
dipengaruhi pula oleh persaingan antara patriarkh-patriarkh
Constantinopel dan Alexandria. Dengan hati-hati Gereja mencari
jalan tengah antara dua ajaran yang bertentangan.

2. Apollinaris. Pada pertengahan abad ke-IV masalah ini sudah


dikemukakan oleh Apollinaris dari Laodicea. Ia mengajarkan
bahwa Kristus telah menjelma dengan beroleh tubuh dan jiwa
manusia, tetapi roh atau “aku” manusia itu diganti oleh logos
ilahi. Ajaran ini ditolak oleh konsili Constantinopel (381).

3. Nestorius dan Cyrillus. Pada tahun 428 masalah ini mulai


diuraikan sedalam-dalamnya oleh Nestorius, patriakh dari
Constantinopel. Berhubungan dengan ajarannya tentang kedua
tabiat Kristus yang bunyinya seperti berikut: Apabila Kristus
sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia pula, maka itu
adalah suatu keduaan, bukanlah suatu keesaan. Sebab itu
Nestorius mengajarkan bahwa Yesus seakan-akan menjadi sebuah
rumah kudus bagi Logos Allah. Ada perbuatan-perbuatan Kristus
yang dilakukan oleh Logos (misalnya sengsara dan kematianNya).
Sebagaimana Firman mendiami Yesus, tetapi dengan lebih
sempurna. Antara Yesus dan Logos taka da keesaan hakekat,
melainkan hanya keesaan kehendak yang teguh saja, sebab
keduanya berkasih-kasihan.
Relasinya boleh dibandingkan dengan persekutuan suami-
istri dalam nikah. Nestorius serta pengikut-pengikutnya,
“golongan Antiokhia” namanya menitik-beratkan kemanusiaan
Kristus dan penceraian kedua tabiatnya. Ajaran ini dilawan oleh
Cyrillus, patriakh Alexandria, dengan teman-temannya, yaitu
“golongan Alexandria”. Ia mengajarkan keesaan dari kedua tabiat
Kristus, sambil menitik-beratkan tabiat ilahi. Dengan pertolongan
uskup Roma, Cryllus menang. Pada Nestorius ditolak oleh Gereja
dan Nestorius dibuang.

4. Keputusan Konsili Chalcedon. Pada tahun 448 perselisihan ini


mulai berkobar lagi, takkala seorang sarjana theologia yang
bernama Eutyches. Mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus hanya
bertabiat satu saja. Patriakh Alexandria, Dioscurus namanya,
membantu eutyches. Pada tahu 449 “Sinode penyamun” di efesus
dipaksa oleh Doscurus dengan rahibnya yang bersenjata supaya
mengaku monopphysitisme dari eutyches selaku ajaran ortodoks.
Akan tetapi putusan ini tak disetujui oleh uskup Roma, yaitu Leo.I.
Pada tahun 450 seorang kaisar yang lebih kuat
pendiriannya naik tahta di Byzantium (Constantinopel). Atas
ajakan Leo I diundangnya suatu sinode baru, yaitu konsili
oikumenis yang keempat yang dilangsungka pada tahun 451 di
Chalcedon (diseberang selat Constantinopel). Konsili inilah yang
terbesar dalam sejarah gereja lama: enam ratus orang uskup
bersidang. Dengan Putusan ini Gereja telah mengaku, bahwa
sebenarnya keadaan Yesus Kristus di bumi tinggal satu rahasia
yang tak dapat di pahami oleh akal budi manusia.

5. Perpisahan Dalam Gereja Timur. Perbantahan ini belum berakhir


dengan Konsili Chalcedon. Gereja di negeri Mesir Siria menolak
keputusan Chalcedon, pertama-tama, sebab mereka tak setuju
dengan theologia, dan kedua, karena mereka tak suka takluk
kepada titah Kaisar dari Constantinopel, berhubung dengan
kesadaran kebangsaan yang mulai timbul dimana-mana.
Dalam abad ke-V banyak Gereja yang lain lagi menceraikan
diri dari Gereja katolik, yakni Gereja Armenia, Siria, Mesir (Gereja
Koptis) dan Abesinia. Dalam abad ke-VII, daerah semua Gereja ini
dialahkan oleh orang islam, sehimgga tak dapat berkembang lagi.
Sungguhpun Gereja-gereja ini masih ada sampai kini, tetapi tidak
terpengaruh diluar lingkungannya sendiri.

Nama : Kandidat Elias Pikal Beroa


Adaptasi : LKSA PUTRA WILLIAM BOOTH DENPASAR DAN KORPS 2 DENPASAR

TUGAS LAPORAN BACAAN WAJIB 1 (MERANGKUM


BUKU SEJARA GEREJA UMUM BAB 16)

BAB 16
GEREJA ORTODOKS-TIMUR
1. Timur dan Barat. Lama-kelamaan makin ternyatalah
perbedaan dalam
berbagai-bagai hal antara bagian barat dan timur dari
Gereja Kristen. Orang
Barat yang lebih aktif tabiatnya mementingkan
perbuatan. Keselamatan itu
adalah perbuatan Allah. Kematian Kristus di kayu salib
tidaklah lain daripada
perbuatan Kasih Juruselamat itu.
Tetapi dibagian timur perenunganlah yang dpentingkan:
Merenung Allah
(Mistik) dan merenung kebenaran (dogma). Dalam
suanan itu ilmu filsafat
Kristen, mistik, askese dan kerahiban dapat
berkembang. Keselamatan yang
dianggap sebagai suatu keadaan baru yang dikaruniakan
Tuhan manusia.
Sejak perselisihan tentang kedua tabiat itu diselesaikan
maka gereja timur
hampir tak berubah lagi baik lahiriah dan batiniah,
padahal Gereja barat
berkembang terus, baik susunannya maupun ajarannya.
Harapan agar kedua
Gereja ini dipersatukan pula adalah sia-sia belaka,
selama Gereja Roma
menuntut bahwa pengakuan paus di Roma ialah satu-
satunya kepala Gereja , lagipula ia tak mungkin
mengajarkan yang salah. Hal ini selalu menjadi batu
sentuhan bagi Gereja Timur.
2. Keadaan Gereja Timur. Gereja ini mempertahankan
peraturan dan susunan
Gereja lama yaitu segala uskup sama tinggi derajatnya.
Kaidah untuk
kebenaran itu ialah Alkitab dan tradisi,
teristimewakeputusan dari ketujuh
konsili besar (oikumenis), yang penghabisannya
diadakan di nicea pada tahun
787.
Gereja timur menyebut dirinya “Gereja Ortodoks” atau
Gereja “Katolik
Gerika”. Organisasinya tidak berpusat pada satu kota
atau seorang patriakh
saja, tetapi Gereja ini terdiri dari beberapa Gereja
senegeri di Rusia dan di
Balkan, yang dipimpin oleh patriarch-patriarkh atau
sinode-sinode. Pada
persidangan-persidangan “gerekan oikumenis” di Eropa
Barat sejak tahun
1925, Gereja Ortodoks diwakili oleh uskup-uskupnya. Di
situ nyata betapa
indah harta Rohani Gereja itu yang di peliharanya
sampai sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai