Kritis!!
Kolose 2:8-15
Ada satu kisah nyata tentang seseorang Profesor Kedokteran dari Oxford namanya William
Osler ... Suatu hari dia pernah memberikan kuliah sambil bawa ini: sebuah gelas yang berisi
sampel air seni untuk dianalisa. Sering kali dengan menguji sampel ini, penyakit pasien dapat
kita kenali. Lalu Osler mencelupkan jarinya, satu jarinya ke dalam gelas air seni itu dan
memasukan ke mulutnya.
"Sekarang saya akan mengedarkan botol ini
dan saya harap kalian mencoba hal ini
supaya kita bisa belajar sesuatu hari ini
Gelas beredar, semua nyicipin tu air seni setelah selesai, Osler lalu mengatakan hal ini:
Para mahasiswa sekalian, saya harap anda semua belajar tentang memperhatikan segala
sesuatunya dengan cermat, maka anda akan melihat bahwa saya memasukan JARI TELUNJUK
saya ke dalam gelas tapi saya masukan JARI TENGAH ke dalam mulut saya
Wkwkwkwkw ... Langsung sakit perut tuh mahasiswa seharian!!!
Buat saya, dalam kisah nyata tadi Osler tidak hanya mengajarkan mahasiswanya untuk bisa
memerhatikan dengan cermat, tapi juga mampu bersikap kritis terhadap apa yang mereka lihat,
mereka dengar dan mereka pelajari dalam keseharian hidup mereka (di kampus).
Saya kira hal itu juga yang diperjuangkan oleh Paulus dalam Firman Tuhan hari ini yaitu supaya
orang percaya pada jaman itu Di tengah begitu banyaknya ajaran, pendapat-pendapat
tentang siapa itu Yesus: ALAH / setengah ALLAH, bagaimana hidup orang Kristen yang sejati
menurut mereka: bagi orang Kristen Yunani harus sunat / tidak
Bersikap kritis terhadap apa yang kita dengar tentang ajaran-ajaran itu lalu lihat kembali apa
yang Tuhan katakan tentang hidupmu di dalam firman-Nya kata Paulus! Sebab kalo tidak,
mereka bisa pusing sendiri, bingung sendiri, ragu sendiri tentang apa yang mereka percaya.
Sekarang.
Mari kita kembali ke dunia keseharian kita di sini. Kita bersyukur di STT Jakarta, segala macam
pelajaran tentang iman, tentang Tuhan kita bisa temukan dan pelajari disini!!! Bahkan bukan
sekedar cicip-cicip doing kita bisa salami ajaran-ajaran itu sampai dasar-dasarnya.
Hanya ada 2 kemungkinan:
1. Kita semakin diperlengkapi dan percaya pemahaman iman kita untuk hadapi tantangan di
masa depan atau,
2. Kita tenggelam dalam kehidupan dan jadi pusing sendiri.
Ada 2 hal yang mau kita renungkan supaya kita tidak jatuh dalam kebingungan atau bahkan
keraguan dalam proses gumul juang kita di STT Jakarta.
1. Kritis
Kritis berarti tidak asal telan saja tetapi juga sadar bahwa apa yang saya pelajari itu penting
untuk memperkuat pondasi bangunan iman kita Kalo saya dulu saya memahaminya begini:
Saya belajar ini supaya nanti kalo saya ketemu dengan orang yang punya pemahaman seperti
itu saya tahu apa yang harus saya katakan ...
2. Ingat tujuan kita studi di sini
Apa alasan ke STT Jakarta ? 1. Jadi pendeta ? 2??
Apa pun alasannya, saya atau kita punya tujuan bersama.
MEMBANGUN IMAN ditengah-tengah KEHIDUPAN.
1
Sama seperti yang Paulus lakukan kepada jemaat Kolose yang sedang goyah imannya
menentramkan , menguatkan, memuihkan, dan membangun kembali pemahaman iman Jemaat
Kolose waktu itu. Kalau mau diibaratkan kita itu seperti agen-agen / duta-duta pembangunan
bagi orang percaya dimasa depan. Jadi selamat bergumul dan berjuang dan selamat menjadi
agen-agen pembangunan yang dipakai Tuhan di masa depan.
SURAT KOLOSE
I. PENDAHULUAN
Alasan Penulisan:
Kolose abad pertama merupakan sebuah pusat dagang kuno yang makin memudar kejayaannya,
terletak sekitar seratus mil ke timur dari Efesus, terletak pada jalur kafilah di Lembah Lykhus
dekat kota Laodikea dan Hierapolis (bdg. 4: 13). Sekalipun usaha untuk memberitakan Injil
sebelumnya (oleh orang Kristen dari Galatia?) tidak dapat diabaikan, orang-orang
di Kolose mungkin pertama kali mendengar amanat Kristen ketika Paulus melayani di Efesus
(sekitar tahun 53-56 M; bdg. Kisah 19: 1O).
Paulus mungkin melewati Kolose ketika menuju ke Efesus, tetapi dia tidak mengenal secara
pribadi jemaat di sana (bdg. 2:1). Rekan sekerjanya, Epafras, yang melayani jemaat ini,
mengunjungi sang rasul dan melaporkan perkembangan orang-orang percaya di sana dan
munculnya sehuah ajaran sesat yang sedang merongrong mereka.
Orang-orang Yahudi sudah menetap di propinsi Frigia ini selama dua ahad (Josefus, Antiquities12.
hlm. 147). Jelas tidak begitu berhaluan ortodoks, mereka disebut dalam Talmud sebagai berikut,
"Anggur dan tempat mandi di Frigia telah memisahkan kesepuluh suku dari saudara-saudara
mereka" (Shabbath, 147b). Penyesuaian diri dengan berbagai praktik orang non-Yahudi ikut
menandai orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen. Di propinsi perbatasan Galatia iman yang
masih baru ini terancam oleh legalisme, sebuah aliran Yudaisme yang sesat; di sini, seperti
halnya di Efesus (bdg. Kisah 19:14, 18), bahayanya terletak pada pengaruh agama campuran
Helenisme- Yudaisme. Untuk mengatasi masalah yang pertama Paulus menulis surat kepada
jemaat-jemaat di Galatia: untuk mengatasi masalah yang sama-sama sulitnya di Kolose ini dia
menuliskan surat ini.
peraturan-peraturan makanan dan hari Sabat. upacara penyunatan dan mungkin juga fungsi
perantara dari para malaikat mengingatkan pada kebiasaan dan kepercayaan Yahudi (2: 11, 16,
18): penekanan pada "hikmat" dan "pengetahuan," plrma (peenuhan) dari kekuatan-kekuatan
alam dan penilaian rendah terhadap tubuh jasmaniah mencerminkan pernikan Yunani (2:3. 8.
23). Beberapa orang Yahudi yang bertobat mungkin membawa campuran 1111 dari Yudaisme
heterodoks dan mengembangkannva lebih jauh lagi sesudah mereka menjadi orang Kristen.
Di dalam strategi yang dipakai di tempat lainnya. Paulus mempergunakan Istilah dan golongan
yang salah ini untuk menyerang ajaran mereka dan di dalam melakukan hal itu,
mengembangkan doktrin "Kristus yang meliputi alam semesta." Di dalam Kristus, satu-satunya
Perantara itu, terdapat segala hikmat dim pengetahuan di dalam kematian dim kebangkitanNya
semua kuasa yang ada di alam semesta ini sudah dikalahkan dim tunduk kepada-Nya (2:3, 9, 10,
15). Setiap pengajaran yang tidak menjadikan Kristus sebagai sentral dengan dalih menuntun
orang kepada kedewasaan dan kesempurnaan merupakan penyimpangan yang mengancam
hakikat iman. Sang rasul dengan demikian mengidentifikasi dim mengungkapkan akar dari
kesalahan yang ada di Kolose.
Kepenulisan:
Bahwa Paulus merupakan penulis surat ini masih tetap disangkal di kalangan tertentu, tetapi
pandangan mayoritas berlawanan. Beberapa orang peneliti, terpengaruh oleh kenyataan bahwa
seperempat surat Kolose ini juga terdapat dalam Efesus, telah menganggap surat ini sebagai
perluasan dari sebuah korespondensi Paulus. Namun hubungan di antara kedua surat ini
secarapaling mudah dan memadai dijelaskan sebagai sadar atau tidak sadar hasil pikiran
sang rasul sendiri ketika ia menulis tentang pokok yang sama.
Definisi Gereja sebagai perluasan dari lnkarnasi kurang mencerminkan aspek kiasan Paulus ini.
Di dalam tulisan-tulisan Paulus hubungan orang Kristen dengan zaman baru dipandang sebagai
peristiwa yang sudah lalu dan sebagai suatu harapan pada masa mendatang. Pada masa lalu.
orang-orang Kristen disalibkan bersama dengan Kristus. dihangkitkan untuk hidup yang baru.
dipindahkan ke; dalam kerajaan-Nya. dimuliakan dan didudukkan di samping-Nya di surga
(Efesus 2:5-7: Kolose 1:13: 2:11-13: Roma 8:30). Sekalipun demikian. menjelang akhir hidupnya.
Paulus mengungkapkan kerinduannya untuk "mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya. di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya. supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Filipi 3: 10-11). Makna
dari berbagai perspektif kronologis yang berbeda ini, dim hubungan mereka, sangatlah penting
untuk memahami cara berpikir Paulus (E. E. Ellis, Paul and his Recent lnterpreters, hlm. 37-40).
Singkatnya, dapat dikemukakan bahwa konsep mengenai Tubuh Kristus merupakan petunjuk
untuk memahami cara berpikir Paulus tersebut. Ketika Paulus berbicara tentang orang-orang
Kristen yang sudah mati dan bangkit untuk hidup baru, dia berbicara tentang suatu realitas
bersama yang dialami oleh Yesus secara pribadi pada tahun 30 M, tetapi sebagai perantara bagi
orang Kristen secara bersama melalui Roh yang diam di dalam mereka. Setelah menyatu dengan
tubuh Kristus dan ditetapkan untuk secara prihadi menjadi serupa dcngan Kristus, orang Kristen
sekarang harus mewujudkan di dalam kehidupan pribadinya suatu kehidupan "di dalam Kristus,"
yang ke dalamnya dia sudah dibawa. Sementara diri di dalam kcfanaunnya akan "mengenakan
yang tidak dapat mati" pada saat paro usia, kedatangan Tuhan kembali (I Korintus 15:51-54), diri
di dalam perwujudan moral dan psikologisnya mulai mengaktualisasikan berbagai realitas
zaman-baru di dalam kehidupan saat ini: "Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan
Kristus . . . mengapakah kamu menaklukkan dirimu kepada rupa-rupa peraturan?" "Kalau kamu
dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas." "Kamu telah menanggalkan
manusia lama ... dan telah mengenakan manusia baru" (2:20: 3: I, 9, 10). Watak dan pikiran
Kristus dan di dalam kebangkitan-Nya. hidup-Nya yang tidak bisa mati harus direalisasikan di
dalam Tubuh-Nya. Di dalam kerangka inilah "nasihat" Paulus tampak terkait erat dengan ajaran
teolog.
GARIS BESAR
I. Pendahuluan (1:1,2)
II. Sifat dari Ketuhanan Kristus
A. Ucapan Syukur Atas Iman Jemaat di Kolose Dalam Kristus (1:3-8)
B. Doa Agar Mereka Bertumbuh di Dalam Kristus (1:9-14)
C. Kristus sebagai Tuhan (1:15-19)
1.Tuhan atas Ciptaan (1:15-17)
2. Tuhan atas Ciptaan Baru (1:18-19)
D. Kristus Sebagai Pendamai dari Allah
1. Mendamaikan segala sesuatu (1:20) lihat di propisiasi-penebusan-vt1472.html
2. Mendamaikan Orang Kristen di Kolose (1:21-23)
E. Paulus: Hamba Kristus untuk Pendamaian (1:24-29)
1. Ikut berbagi Penderitaan Kristus (1:24)
2. Pembawa Berita Tentang Rahasia Kristen (1:25-27)
3. Pengajar Orang-orang Kudus (1:28, 29)
F. Keprihatinan Paulus terhadap Orang Kristen di Lembah Likhus (2:1-7)
III. Ketuhanan Kristus dan Ajaram Palsu di Kolose (2:8 - 3:4)
A. Kecukupan Mutlak dari Kristus (2:8-15)
rjemahan Baru
English [Amplified]
10
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan
palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
Saat ini hampir mustahil rasanya kita berselancar ria di internet tanpa melihat atau mendengar
fenomena tentang Gangnam Style. Apalagi buat Anda yang sering mondar-mandir di YouTube
atau penggemar K-Pop. Apa sih yang menarik dari video ini? Bisa dibilang, semuanya. Mulai dari
tarian kuda yang aneh tapi asyik, hingga musik yang begitu mudah mengalir ke dalam telinga,
walaupun sebagian besar orang bahkan tak mengerti arti liriknya dan pesan apa yang mau
disampaikan .
Paulus memperingatkan jemaat Kolose dengan sangat keras di tengah begitu banyaknya ajaran
sesat yang berkembang saat itu agar mereka berhati-hati untuk tidak mudah terpengaruh.
Paulus mengatakan dengan tegas agar jangan ada yang menawan mereka dengan berbagai
filsafat yang kosong dan palsu (ay. 8). Dengan begitu berjamurnya berbagai macam ajaran
dalam kehidupan jemaat Kolose seperti berbagai tentang siapa itu Yesus apakah dia Allah atau
setengah Allah, lalu terkait dengan praktik-praktik hidup orang Kristen yang sejati menurut
mereka karena begitu banyaknya sehingga membuat mereka semakin bingung. Oleh karena itu
sekali lagi mereka diajak oleh Paulus kembali kepada fondasi dasar yaitu untuk terus
memercayai Kristus yang sudah bangkit.
Budaya postmodern dari kehidupan anak muda saat ini adalah sebuah budaya yang diterima dari
dunia yang begitu luas dan menghadirkan keindahan luar biasa tetapi dibalik semuanya itu ada
bahaya yang akan menjerat dengan kuat setiap orang yang memasukinya. Kita perlu
mengembangkan sikap kritis terhadap berbagai hal tersebut dengan terus melihat kebenaran
Firman Tuhan, jika tidak akan banyak anak muda yang hanya sekedar ikut-ikutan. Pola dalam
bentuk pemuridan harus terus dikembangkan dan diterapkan agar kecintaan akan Firman dan
keberakaran dalam Kristus terus menjadi gaya hidup dalam menghadapi gempuran budaya
maupun filsafat dunia yang makin berkembang, sehingga kita tetap dapat bersinar dan
menggarami dunia melalui kesaksian kita.
11
12
Kolose 2:8-15
Konteks
2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya m yang kosong dan
palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, n tetapi tidak menurut
Kristus 1 . 2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan o keAllahan, 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala p semua pemerintah dan
penguasa. q 2:11 Dalam Dia kamu telah disunat, r bukan dengan sunat yang dilakukan oleh
manusia, tetapi dengan sunat Kristus 2 , yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang
berdosa, s 2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, t dan di dalam Dia kamu
turut dibangkitkan u juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari orang mati. v 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh
pelanggaranmu w dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan x Allah
bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran y kita, 2:14 dengan
menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan z hukum 3 mendakwa dan
mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: a 2:15 Ia
telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa 4 b dan menjadikan mereka
tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. c
1
14
Pendahuluan Kolose
Penulis : Paulus
Tema : Keunggulan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 TM
Latar Belakang
Kota Kolose terletak dekat Laodikia (bd. Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160
kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai
akibat tiga tahun pelayanan yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh
pelayanannya begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun Paulus
sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya
dengan gereja itu melalui Epafras, seorang yang bertobat di bawah pelayanannya dan rekan
kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12).
Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan
rohani jemaat Kolose (Kol 2:8). Ketika Epafras, seorang pemimpin dalam gereja Kolose dan boleh
jadi pendirinya, mengadakan perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan
tentang situasi di Kolose (Kol 1:8; Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat ini.
Pada waktu itu ia berada dalam tahanan (Kol 4:3,10,18), mungkin sekali di Roma (Kis 28:16-31)
sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus sendiri
membawa surat ini ke Kolose atas nama Paulus (Kol 4:7).
Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak diuraikan dengan jelas dalam
surat ini, karena para pembaca yang mula-mula sudah memahaminya dengan baik. Akan tetapi
dari berbagai pernyataan Paulus yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat yang
hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan Kristen adalah
suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen, tradisi-tradisi Yahudi tertentu di luar
Alkitab dan filsafat kafir (serupa dengan campuran kultus-kultus dewasa ini).
Garis Besar Kolose
Garis Besar
1. Pendahuluan
(Kol 1:1-12)
1. A. Salam Kristen
(Kol 1:1-2)
2. B. Ucapan Syukur Karena Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(Kol 1:3-8)
3. C. Doa untuk Kemajuan Rohani Mereka
(Kol 1:9-12)
2. I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Kol 1:13-2:23)
1. A. Keutamaan Kristus yang Mutlak
(Kol 1:13-23)
1. 1. Sebagai Penebus Demi Orang Lain
(Kol 1:13-14; bd. Kol 1:20,22).
2. 2. Sebagai Tuhan atas Ciptaan
(Kol 1:15-17)
3. 3. Sebagai Kepala Gereja
(Kol 1:18)
4. 4. Sebagai Pendamai Segala Sesuatu
(Kol 1:19-20)
5. 5. Sebagai Pendamai Jemaat Kolose dengan Allah
(Kol 1:21-23)
2. B. Pelayanan Paulus Dalam Rahasia Allah di dalam Kristus
(Kol 1:24-2:7)
1. 1. Menggenapkan Penderitaan Kristus
(Kol 1:24-25)
2. 2. Menyempurnakan Orang Percaya di dalam Kristus
(Kol 1:26-2:7)
3. C. Berbagai Peringatan Terhadap Ajaran Sesat
(Kol 2:8-23)
1. 1. Persoalan: Ajaran yang Tidak Menurut Kristus
(Kol 2:8)
Pemecahan: Disempurnakan di dalam Kristus
(Kol 2:9-15)
2. 2. Persoalan: Berbagai Perbuatan Ibadah yang Tidak Menurut Kristus
(Kol 2:16-23)
15
3. (3) Kitab ini sering dianggap sebagai "surat kembar" bersama kitab Efesus, karena
keduanya mempunyai beberapa persamaan dalam hal isi dan ditulis kira-kira pada waktu
yang sama (bd. Garis Besar dari kedua kitab ini).
17
Ajaran Palsu
Print this
18
kosong dan palsu kepada kita? Karena mereka dapatkan dari orang tua mereka, demikian
seterusnya. Kakek kita juga mendapatkan dari orangtuanya. Sehingga kita harus menyadari
bahwa peringatan Paulus di sini begitu serius. Bahkan mungkin kita sendiri yang memasukkan
filsafat yang kosong kepada anak-anak kita.
Contoh 1: berdasarkan pengalaman dan sejarah, selama ribuan tahun orang-orang Tiongkok
berada di bawah Kerajaan. Di bawah kerajaan itu yang namanya raja lebih banyak sewenangwenangnya daripada tidak. Sehingga orang Tionghoa secara kebanyakan memiliki konsep:
jangan ikut politik, politik itu jahat, kamu berdagang saja. Kemudian orang tua akan terus
mengajarkannya kepada anak-anaknya supaya mereka jangan ikut politik karena politik itu jahat.
Mereka diajarkan untuk berdagang saja, ada uang beres. Sampai hari ini pun kita melihat jarang
ada partai politik Tionghoa yang besar. Karena konsep turun-temurun ini. Itulah sebabnya banyak
orang Kristen hari ini tidak bertumbuh dan sulit sekali percaya Tuhan, mengutamakan Tuhan,
bergantung pada Tuhan dan bukan pada uang. Karena falsafah hidup ini.
Contoh 2: ada orang tua yang mengajarkan anaknya untuk mencari pacar yang lebih
mengasihinya lebih daripada ia mengasihi pacarnya itu. Itulah sebabnya ketika ada masalah
dalam rumah tangga begitu rentan untuk bercerai. Motivasi dari sang ibu adalah baik. Tetapi apa
akibatnya dari konsep yang keliru itu? Dalam dunia berdosa maksud baik itu tidak cukup. Niat
dan maksud baik harus ada tetapi kita perlu sadar bahwa niat baik itu tidak cukup. Kita harus
melihat apa yang ada di balik suatu falsafah hidup. Mungkin itu bertentangan dengan Alkitab
tetapi dari luar tidak kelihatan dan nampak begitu baik.
Paulus tahu peringatan apa yang ia berikan pada jemaat Kolose dan pada kita semua. Bukan
hanya falsafah hidup itu berasal dari ajaran turun-temurun tetapi juga dari roh-roh dunia. Roh
dunia di sini bukan berarti roh dari dunia lain. Roh dunia berarti menurut semangat (spirit) jaman
ini. Itulah sebabnya filsafat yang palsu tidak kelihatan pada awalnya karena spirit jaman ini
memegang hal yang sama. Sehingga waktu kita melakukan hal tersebut betul-betul tidak
kelihatan salahnya karena semua orang melakukan hal yang sama. Kita tidak tahu lagi dimana
salahnya.
Contoh: waktu MLM pertama kali mulai booming, teman saya menjelaskan konsep MLM tersebut
dengan begitu berapi-api dan yakin. Banyak teman-teman saya yang diyakinkan bahwa setelah
sekian lama penghasilan kita akan bertambah berkali-kali lipat. Namun bagaimana mereka bisa
begitu yakin? Apakah mereka sudah melihat langsung buktinya? Mungkin belum. Mereka hanya
mendengar dari seorang motivator dan langsung mempercayainya. Mengapa? Karena sesuai
dengan semangat jaman. Semangat jaman mengajarkan bahagianya orang-orang yang makmur
dan memiliki banyak kekayaan dan materi. Kita tidak diajarkan secara langsung supaya kita
cinta akan uang. Caranya begitu halus. Kita dapat melihatnya dalam iklan-iklan di TV. Sedikit
demi sedikit konsep kita dirubah. Inilah cara dunia. Dunia tidak memaksa kita. Kita dididik sedikit
demi sedikit. Itulah sebabnya begitu ada tawaran yang dapat membuat kita kaya, kita
menyambutnya dengan begitu bersemangat.
Oleh karena itu Paulus memperingatkan kita supaya hati-hati di mana pun kita berada karena
tanpa sadar kita bisa tertawan dengan filsafat kosong yang ditawarkan oleh roh-roh dunia.
Jika demikian apakah berarti kita tidak boleh mendengarkan nasehat orang tua, nasehat guru
kita, dan tidak boleh menonton TV? Bukan! Waktu Paulus mengatakan berhati-hati bukan berarti
kita diajar untuk meninggalkan semua nasehat dan pindah ke planet lain. Jika kita harus tinggal
di dunia ini, harus mendengar nasehat orang tua dan ada kemungkinan nasehat itu salah, lalu
bagaimana? Bagi Paulus, cara mengatasinya bukan dengan membuang semua itu. Jika kita tidak
mau mengikuti falsafah yang salah caranya adalah bagaimana kita bisa memperkuat otot-otot
rohani kita. Bagaimana kita hidup menurut Kristus! Ada filsafat hidup yang menurut Kristus ada
yang tidak. Semakin kita tidak menurut Kristus, semakin kita menurut apa yang kosong dan
palsu. Cara membedakan filsafat yang kosong dan yang sesuai dengan firman adalah bagaimana
kita bisa semakin menurut Kristus, semakin mengerti Kristus.
Daud mengerti hal ini (Mzm.19:10b-13). Ia berkata hukum-hukum Tuhan itu benar, adil
semuanya. Lebih indah dari emas, lebih manis dari madu. Daud bertanya, siapakah yang
mengetahui kesesatan? Ia minta Tuhan membebaskannya dari apa yang tidak ia sadari. Daud
sadar bahwa ia juga bisa disesatkan. Kesesatan itu begitu licin sehingga semua orang dapat
terjerat olehnya. Daud sadar hanya firman Tuhan yang dapat memperingatkannya. Daud dan
Paulus memiliki kesadaran yang sama. Bukan hanya kesesatan doktrin tetapi juga kesesatan
20
dalam hal-hal hidup sehari-hari. Kita harus hidup menurut apa yang Kristus ajarkan. Apa yang
Kristus ajarkan ada di dalam firman yang diwahyukan kepada kita.
Apakah kita betul-betul memiliki kerinduan untuk hidup berjalan menurut firman? Orang yang
tidak datang dengan rendah hati pada firman untuk terus dikoreksi dengan kesadaran bahwa
saya gampang disesatkan akan mudah ikut filsafat yang kosong dan palsu. Banyak orang datang
pada firman Tuhan karena tertarik, suka belajar dan suka diisi. Itu tidak salah. Tetapi ada
perbedaan yang besar antara suka diisi dan mau dikoreksi. Waktu kita mendengar firman Tuhan
jangan hanya mau diisi tetapi apakah kita mau dikoreksi oleh Tuhan? Jika kita mau dikoreksi tidak
akan habis-habisnya karena begitu banyak kesalahan kita. Hal ini akan menghindarkan kita dari
masalah yang tidak perlu. Karena itu marilah kita seperti Daud yang berkata: Siapa yang bisa
tahu kesesatan? Mari kita memiliki hati yang mau terus-menerus mau dikoreksi oleh firman
Tuhan. Mari kita memaksa diri untuk mengerti firman supaya kita tidak mudah disesatkan oleh
filsafat kosong dan palsu. Mari kita berhati-hati. Bersyukur karena Tuhan memberi kita firman
supaya kita tidak disesatkan dan dapat hidup menurut Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah. Transkrip: VP)
21
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan
keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi
sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan
sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi RenaisansPencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas.
Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang
dihasilkan umat manusia.
Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme
sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui
logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya
sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama.
22