Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU PEMBIMBING KE DALAM PERJANJIAN BARU

TENTANG KITAB TITUS

OLEH: ENAS DOANG

NIRM: 2220218523

KETERANGAN BUKU

Buku Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Drs. M.E. Duyverman ;
Editor: Yani M. Rengkung; Chrisostomus Sihotang: Cetakan Ke-17; Jakarta; Penerbit: PT BPK
Gunung Mulia; Tahun 2009; ix; 267 halaman ; ketebalan buku 21 cm.

Sesuai dengan permintaan Badan Penerbit Kristen dan keadaan lingkungan pembaca,
buku ini tidak bersifat karangan ilmiah yang khas. Urutan uraian menyalahi susunan sistematis,
karena pada hemat kami, secara Zakelijk perlu diketahui lebih dulu tentang dasar kitab-
kitab(Ilmu Salinan) lalu tentang seluk beluk setiap kitab tersendiri(Pembimbing Khusus), barulah
dapat dituturkan tentang pembentukan Perjanjian Baru seluruhnya. Memang dengan demikian
batas Pembimbing telah dilampaui akan tetapi maksudnya adalah semata-mata untuk
memperlihatkan apa makna Pembimbing itu dalam keadaan kita yang konkret.

Buku ini sangat cocok bukan hanya bagi para mahasiswa teologi, tetapi juga setiap orang
yang berminat pada dunia Perjanjian Baru. Meskipun ditulis dengan menggunakan kajian Ilmiah
yang sistematia, buku ini tetap disajikan dalam bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami
oleh setiap warga gereja-Nya.

Berikut ini yang akan saya Resensi hanya Kitab Titus dalam buku Pembimbing Ke
Dalam Perjanjian Baru.

RANGKUMAN GAGASAN

Surat Paulus kepada Titus merupakan salah satu surat Paulus yang terdapat di dalam
Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Kitab Titus dan KitabTimotius dikategorikan sebagai Surat-
surat Pastoral. Surat-surat Pastoral merupakan satu kesatuan. Ciri-cirinya semua sama. Jadi
pengarang agaknya adalah seorang saja. Tidak ada satu surat Paulus yang begitu disangsikan
seperti justru kelompok ini. Sebab-sebab yang dikemukakan ialah:

 Gaya bahasa dan istilah-istilah banyak istilah, yang sering digunakan dalam surat-surat
lain, tidak terdapat di sini (misalnya kebenaran Allah perjanjian, sunat, tubah, bermegah,
berlimpah, memerdekakan) di balik itu, banyak kata/istilah baru ada timbul (misalnya:
"perkataan ini benar-1 Tim. 1:15: 31; 4:9; 2 Tim 2:11. Tit. 3:8-filantropia - Tit 3:4,
terjemahan Indonesia kasih kepada manusia: epifaneia-al 1 Tim. 6:14; 2 Tim. 4:8,
terjemahan Indonesia: penyataan, kedatangan, terda pat 5 kali dalam Surat Pastoral,
selain itu hanya pada 2 Tes. 2:8; ibadah, al 1 Tim. 4:7, 8, Tit. 1:1; perkataan/ajaran sehat,
al 1 Tim. 6:3; Tit. 1:9).
 Kepada Jemaat: lihat uraian tentang Surat Filipi,
 Alam teologis: terdapat pelbagal unsur, yang juga kita temui dalam surat-surat Paulus,
namun yang titik beratnya sudah lebih beralih ke ajaran yang harus dipelihara: juga arti
kata Iman' sudah beralih dari sikap percaya kepada apa yang harus dipercaya, kepada
ikrar

Paulus sudah bekerja sama dengan Titus di Kreta. Ia berangkat (keMakedonia, melalui Asia atau
Akhaya?) dan meninggalkan Titus di Kreta (1:5). Tetapi, maksud Paulis ialah supaya Titus
menyusul dia Nikopolis, sesudah penggantinya yaitu Artemas atau Tikhikus telah tiba (3:12).
Nikopolis mungkin merupakan pusat gerejawi yang penting, sebab Paulus mau “tinggal di
tempat itu selama musim dingin ini”.

Dari catatan di atas ini kita melihat bagaimana Paulus, selaku seorang ahli strategi yang
ulung dalam pekabaran Injil, mengatur pekerjaan di wilayahnya dari jauh: ada orang
ditinggalkan dengan tugas tertentu, diganti, dipanggil semua menurut rencananya, dialah yang
memegang kendali. Juga dalam pekerjaan Tuhan, diperlukan pandangan yang luas, pikiran yang
tahu merencanakan jauh ke muka. Bilamana kita berpegang bahwa Pauluslah yang mengarang
surat-surat ini, maka kesulitan yang terus muncul ialah bahwa bahan-bahan ini tidak dapat
ditempatkan dalam urutan peristiwa seperti yang diketahui dari surat-surat lain atau dari Kisah
Para Rasul.

EVALUASI DAN REFLEKSI KRITIS

para ahli bertentangan. Ada yang menerangkan bahwa perbedaan-perbedaan itu adalah dari
keadaan yang berubah, misalnya Paulus sudah tua dan mungkin sekali menyerahkan perumusan
surat-suratnya kepada seorang penulis yang baru. Ada lain lagi yang dengan terus-terang
mengatakan masakan Paulus adalah bapak rohani surat-surat ini, sebab perbedaan-perbedaan
tidak dapat diterangkan sebagai peralihan dalam jangka waktu fima enam tahun saja. Jadi,
menurut mereka, Surat surat Pastoral ini adalah usaha seseorang yang meniru, mengingat
kesamaannya surat-surat Paulus yang tulen, untuk membimbing jemaat yang berada dalam
kesulitan pada abad kedua. Tetapi apakah sebabnya orang ini meniru sampai tiga surat, tetaplah
merupakan pokok keheranan! Akhirnya, ada lagi ahli yang menduga bahwa seorang kemudian
hari mempergunakan sisa-sisa surat Paulus, coret-coretan, yang masih tersimpan, tetapi yang ti
dak termasuk kumpulan surat-suratnya yang resmi, selaku bahan untuk menyusun surat-surat
pastoral atas nama Paulus.
Kesimpulannya soal ini masih tetap merupakan soal. Cuma, harus dikemukakan bahwa
ahli-ahli berat condong ke jurusan menyangkal ketulenan surat-surat ini dan Titus dinasihati
mengenai bagaimana pengajaran yang benar. Pokok dasar ajaran yang benar itu adalah anugerah
Allah yang telah dinyatakan demi menyeamakan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai