Anda di halaman 1dari 4

PRODI STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BAPTIS KALVARI JAKARTA


--------------------------------------------------------
TUGAS RANGKUMAN BUKU

Diajukan Kepada Program Studi PAK


Sekolah Tinggi Teologi Baptis Kalvari

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Teologi Perjanjian Baru

Dosen Pengampu:
Hanock Herkanus Hamadi M.Th
Grace Ticolulu (Asdos)

Disusun Oleh:
Cristine Natalia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BAPTIS KALVARI
2023
Tugas laporan bacaan Minggu ke 2 – The Theology of Paul the Apostle
Bab 1: Prologue – Pembukaan

Secara tidak diragukan, Paulus adalah teolog Kristen pertama dan terbesar. Dia banyak
mencurahkan iman dan pemikirannya secara lisan (melalui ajaran) dan secara tertulis. Selain itu,
dia banyak memberikan hidupnya kepada orang-orang pada zaman itu. Paulus juga selalu
berkomitmen untuk menjalankan panggilan teologis sampai terbentuknya gereja-gereja awal.
Bahkan dia sebelumnya adalah orang Farisi, pengesah pembunuhan orang Kristen.

Paulus juga jadi salah satu orang yang memastikan bahwa Yesus akan menjadi agama yang
internasional dan benar. Walau nampak berlebihan, ini adalah fakta yang apa adanya dan bahkan
tidak ada tokoh lain yang seperti ini. Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) membawa kita
kembali lebih dekat kepada ajaran Yesus. Injil Yohanes menjelaskan persepsi selanjutnya tentang
Yesus Kristus dan spiritualitas kristiani. Kisah Para Rasul memberi gambaran tentang bagaimana
kekristenan pertama kali tumbuh dan menyebar.

Surat-surat Paulus meletakkan dasar teologi Kristen yang tidak pernah disaingi atau digantikan.
Semuanya diakui dan menyebar di gereja-gereja pada abad ke-2. Teologi Paulus juga menjadi
pengaruh utama yang membentuk Reformasi. Oleh karena itu, penting bagi setiap generasi teolog
Kristen untuk merenungkan kembali teologi Paulus. Namun sayangnya hal ini masih menjadi
kelangkaan.

Tak seorang pun yang mendapat ilham serius untuk memahami permulaan Kristen secara umum.
Akan tetapi, teologi Paulus dapat mengabaikan perbedaan tajam antara kekristenan dan Yudaisme
Palestina dan rekonstruksi tradisional Yudaisme yang terjadi saat itu. Dasar dan peran Paulus
dalam teologi Kristen secara keseluruhan membuat hal ini semakin penting dan kontroversial
untuk pernyataan Injil yang sudah lama ada.

Teologi Paulus dikenal juga dengan teologi biblika khususnya dalam perjanjian baru. Tinjauan
tentang bagaimana masalah ini muncul telah dibahas selama 2 abad terakhir. Berbagai kritik
terhadap konsep teologi biblika sudah menyoroti masalah utama seperti apakah masalah ini
tergolong deskripsi atau dialog, kemudian tergolong teologi atau kepercayaan agama, dan juga
teologi atau retorika. Singkatnya, berbagai pembahasan mengenai karakter teologi Perjanjian Baru
selama 200 tahun terakhir membantu menjelaskan penulisan teologi Paulus. Dialog dengan Paulus
bukan hanya sekedar deskripsi dari apa yang dia yakini, namun kita juga perlu memeluk kehidupan
dan pemikiran Kristiani serta kemauan untuk mendengar isi percakapannya.

Teologi para penginjil merasa bahwa pelayanan dan pengajarannya sendiri jauh lebih baik dari
yang lain. Hal ini membuat penulisan teologi Paulus semakin menantang dan penting. Kalau tidak
ditulis, pembelajaran tentang perjanjian baru menjadi tidak berarti. Kita harus mengenali karakter
kiasan dari bahasa Paulus itu sendiri yang menggunakan bahasa Yunani kuno pada abad pertama
masehi. Selain itu, bahasa ternyata memberi pengetahuan tentang kitab suci Yahudi (banyak kasus
dalam bentuk Yunaninya).

Referensi yang ditulis Paulus mencakup banyak hal iman yang sudah umum baginya dan para
pembacanya. Inilah mengapa ini sangat sulit untuk merekonstruksi khotbah penginjilan Paulus.
Karena dia tidak merasakan perlu untuk mengulanginya dalam surat kepada para petobatnya.
Tulisan ini juga mengutip kasus yang lebih kontroversial tentang Yesus, khususnya dalam bagian
dari surat-surat Paulus. Selain itu, banyak bagian dalam surat-surat Paulus dengan jelas
menyinggung isu-isu dan topik-topik yang diperdebatkan antara Paulus dan beberapa pembacanya.

Teologi Paulus statis dan tidak berubah sehingga akan berbeda dalam tata bahasa dasar. Penulisan
teologi Paulus ini mencakup teologi pemilihan, teologi salib, dan teologi pesan pembenaran.
Mahasiswa yang belajar teologi Paulus tentu harus berbijaksana untuk mengadopsi beberapa hal
itu demi keperluan pemikiran praktis. Surat Paulus kepada orang Kristen di Roma mencontohkan
tentang cara paulus sendiri memilih untuk mengurutkan urutan tema-tema dalam teologinya.
Teologi Paulus sangat tergambarkan saat dia menulis surat Roma. Oleh karena itu, bila kita ingin
memahami dengan teologi Paulus yang matang, kita perlu mengambil Surat Roma untuk
membangun pernyataan tentang teologi Paulus.

Didalam kitab-kitab Perjanjian Baru, kita menyadari bahwa sebagian besar kitab ditulis oleh Rasul
Paulus. Dari 27 kitab Perjanjian Baru, sebanyak 50% ditulis oleh Rasul Paulus. Hal ini membuat
teologi Perjanjian Baru banyak mempelajari Teologi Paulus. Teologi paulus ini berbeda dengan
apa yang diajarkan pada zaman itu yaitu Yudaisme, karena pusat dari ajaran Paulus adalah Kristus
yang mati diatas kayu salib. Hal ini dia lakukan karena komitmennya kepada Tuhan setelah
pertobatanya sehingga dia mau menjalani panggilan ini (menjadi Rasul dan teolog) sampai
terbentuknya gereja mula-mula. Teologi Paulus sebenarnya berkaitan erat dengan penjelasan
hubungan kehidupan orang pecaya sehari-hari. Teologi Paulus memang sulit ditulis oleh siapapun
pada abad pertama Kekristenan. Untuk memahami teologi Paulus perlu dialog teologis dan juga
dialog dari kita untuk mengerti dan menghargai orang lain. maka dari itu tingkatan dialognya tidak
hanya dalam level teologi tetapi juga sejarah, pribadi, dan caranya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai