BAHAN AJAR
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1
BAB II. PENGANTAR KITAB TAURAT (PENTATEUKH)…………………12
KITAB KEJADIAN...............................................................................................18
KITAB KELUARAN…………………………………………………………….20
KITAB IMAMAT.................................................................................................22
KITAB BILANGAN.............................................................................................25
KITAB ULANGAN..............................................................................................28
KITAB YOSUA....................................................................................................31
KITAB HAKIM-HAKIM.....................................................................................33
KITAB RUT..........................................................................................................36
KITAB I SAMUEL……………………………………………………………..39
KITAB II SAMUEL............................................................................................41
KITAB I RAJA-RAJA…………………………………………………………..43
KITAB II RAJA-RAJA........................................................................................45
KITAB I TAWARIKH........................................................................................47
KITAB II TAWARIKH…………………………………………………………49
KITAB EZRA DAN NEHEMIA..........................................................................52
KITAB ESTER………………………………………………………………….54
2
BAB I
PENDAHULUAN
SASARAN MATAKULIAH
Sasaran khusus dari perkuliahan ini ada tiga:
Head Knowledge: Mengerti pokok utama setiap kitab Perjanjian Lama
Heart Knowledge: Sasaran Rohani, yakni agar mahasiswa disentuh oleh pokok-
pokok tersebut dan memposisikan diri dijalur program Ilahi
Hand Knowledge: Sasaran praktis yakni, agar mahasiswa dapat mentransfer
pengajaran-pengajaran Alkitab ini kepada umat melalui pelayanannya dalam
bidang penginjilan calon umat, pengajaran dan pendewasaan umat.
3
mencerminkan pengaruh Perjanjian Lama nyata ataupun tersirat, seperti dalam
Roma 5:12-21, 3:10-21; 15:3; 1:17; 11:26).
Para penulis-penulis Perjanjian Baru seperti Yakobus atau penulis kitab
Ibrani. Mereka melihat Perjanjian Lama bukan sebagai rangkaian sejarah dan
peraturan yang mati, tetapi merupakan kirah yang hidup tentang karya Allah yang
menyelamatkan manusia (Yakobus 1:22-23; Ibrani 4:12).
Bapak-bapak gereja secara aklamasi menerima pengakuan akan otoritas
Perjanjian Lama melalui pengkanonan Alkitab. Dinyatakan bahwa masing-masing
kitab Perjanjian Lama menunjukan sifat yang tidak dapat dipisahkan dari
pengilhaman ilahi.
Sikap Yesus, Paulus, penulis kitab dab bapak-bapak gereja menjunjung
tinggi Perjanjian Lama, ini bukti bahwa bahwa Perjanjian Lama memiliki otoritas
sebagai Firman Allah.
C. Pengertian Pengantar PL
Pengantar bertujuan menyumbangkan bahan-bahan formal untuk
memperoleh pengertian yang sebaik-baiknya tentang Firman Allah. Pengantar
hendak menolong setiap mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kea rah bentuk
kitab dan bukan kepada isi Firman itu. Hal ini tidak berarti bahwa isi kitab
diabaika atau isi dipisahkan dari bentuknya. Tetapi hasil pemeriksaan bentuk akan
menolong untuk mengerti tentang isi dan sebaliknya pendirian kita terhadap isi
akan mempengaruhi pemeriksaan terhadap bentuk.
Studi pengantar PL dapat dibagi menjadi pengantar umum dan pengantar
khusus. Pengantar umum mengkaji penurun alihan dokumen-dokumen :
1. sejarah teks dan terjemahaan , cara dokumen-dokumen itu disusun juga
soal-soal asal mula
2. Sejarah kanon hal ini menjurus kepada pernyataan-pernyataan historis.
Dalam pengantar umu dipelajari Ilmu salinan dan kanon
Pengantar khusus mengkaji hal-hal berkenan dengan dokumennya: pengarangnya,
waktu penulisan, tempat penulisan , alasan dan maksud penulisan, penerima
tulisan itu, intergritas karya dan sumber-sumberna, dll. Dalam perkuliahan ini
akan tetap dibahas secara global tentang pengantar umum dan fokus studi kitab-
kitab PL meliputi : Taurat dan sejarah (Kejadian s.d Ester).
D. Mengapa mempelajari PL
1. Alkitab tidak menjadi lengkap tanpa PL
2. Pelayanan Yesus Kristus akan menjadi teka-teki tanpa PL
3. Sejarah kekristenan hanya dapat dimengerti dengan memperhatikan PL
4. Kunci penyataan-penyataan Allah ditemukan di dalam PL
5. PL adalah makanan rohani umat Kristen
6. PL menjadi pelajaran dan penghiburan bagi gereja Kristus
7. Dengan belajar PL membuat orang Kristen semakin bertumbuh dalam
pengenalan akan Allah dan semakin mengasihi Allah dan FirmanNya.
8. Studi PL hendak memperlengkapi orang Kriten untuk melayani dengan
lebih trampil.
E. Pembentukan kitab-kitab PL
Pl disusun selama periode 1.000 tahun lebih, yang kira-kira dimulai sekitar
pertengahan milenium kedua sampai ke pertengahan milenium pertama SM.
5
Penulis PL mencakup lebih dari 40 orang. Di dalam mempelajari Pl, salah satu
Faktor yang menyulitkan adalah karena wahyu atau penyataan Allah tidak
disampaikan dalam bahasa atau budaya kita. Sebagai akibatnya, kita harus bekerja
lebih keras untuk dapat menerima berita yang disampaikan. Semakin paham para
mahasiswa akan kebudayaan Timur Dekat Purba, khususnya kebudayaan Israel
selama jaman PL, akan semakin menolong pengertian kita.
Sistem penulisan paling awal yang dimilki oleh manusia telah ada sebelum
3000 SM dan dibuktikan dalam kehidupan masyarakat kuno, aik mesir maupun di
Mesopotamia. Tingkat awal dalam pengembangan tulisan adalah piktogram,
dimana gambar-gambar melambangkan objek-obyek material yang sama.
Akhirnya piktogram berkembang menjadi ideogram, dimana simbol-simbol
gambar mengetengahkan ide-ide juga. Seiring dengan perjalanan waktu,
piktogram dan ideogram ini menjadi lebih abstrak (sejenis steno atau tulis cepat)
dan menandakan kata (logogram) dan suku kata. Tingkat terakhir dari tulisan
merupakan peralihan dari sistem penulisan suku kata kepada tulisan bersifat abjad,
di mana satu simbol melambangkan satu huruf dari sistem penulisan abjad.
Berbagai macam bahan digunakan sebagai permukaan untuk menulis oleh
bangsa-bangsa dari Timur dekat kuno. Berbagai inskripsi penting terpelihara di
tembok-tembok batu dan lempengan-lempengan batu. PL menunjukan bahwa 10
hukum (dekalog) dituliskan pada loh-loh batu. Dan bahwa kemudian Yosua
membuat salinan dari hukum Musa di atas batu. Bahan-bahan kluno lain untuk
tulis menulis termasuk:
1. Lempengan tanah liat dan kayu (terutama di Mesopotamia, tetapi juga
dikenal Siro-Palistin dn Ebla dan Ugarit (Yes 30:8; Hab 2:2.
2. Manuskrip
3. Kitab gulungan dari papirus (digunakan mulai dari milenium ketiga
sampai milenium pertama SM , Ayub 8:11; Yes 18:2)
Kitab gulungan Yeremia yang dibakar oleh raja Yoyakim mungkin
merupakan papirus atau perkamen. Ostraka (pecahan-pecahan tembikar) biasanya
dipergunakan sebagai bahan untuk tulis yang bukan hanya berlimpah ruah tetapi
juga tidak mahal di seluruh wilayah Timur Dekat Kuno, meskipun bahan itu tidak
disebut dalam PL. Kitab gulungan logam yang ditempa kadang-kadang
dipergunakan untuk suatu tujuan khusus.
PL tidak menyebut penggunaan tinta untuk menulis pada kitab gulungan,
tetapi PL menulis menganai besi ukiran atau pena besi, pena buluh, pisau raut
untuk menajamkan pena, dan tempat tinta sebagai alat-alat yang dipergunakan
untuk menulis. Sifat dari proses penyalinan dengan tangan dalam dunia kuno
sangat mengutamakan pendengaran, penghafalan dan pembacaaan dokumen-
dokumen di hadapan umum (kaena itulah PL selalu menekankan hal
‘mendengarkan’ Firman Tuhan). Menyebar luaskan perkataan yang tertulis juga
menyebabkan diperlakukannya pelayanan-pelayanan seperti pelari cepat pembawa
6
kabar, bentara yang mengumumkan berita, dan juru tulis. Para juru tulis atau
pinetera negara merupakan tokoh penting baik di bidang keagamaan maupun di
pemerintahan sipil di Israel (pada masa sebelum pembuangan).
Naskah-naskah yang paling awal dari PL ditulis dalam 22 huruf konsonan
dari abjab\d Ibrani. Tulisan diatur dalam baris-baris berlajur tanpa disertai
pemisahan kata-kata untuk menghemat tempat. Para ahli kitab melanjutkan
pemindahan teks-teks konsonan itu sampai pada jaman para Masoret (kira kira
tahun 500-900 M). Para masoret adalah cendikiawan dan ahli kitab Yahudi yang
memperbaiki pembagian kata-kata dan menambahkan huruf hidup atau tanda
huruf hidup, tanda baca, dan pembagian ayat PL Ibrani. Sekarang ini teks Ibrani
PL disebut teks Masoret (MT), yang menunjukan pentingnya sumbangan para
Masoret pada pemeliharaan Alkitab Ibrani.
Perkembangan-perkembangan yang terjadi kemudian dalam Alkitab Ibrani
meliputi pembagian tambahan dari kitab-kitab PL ke dalam pasal-pasal. Urutan
perkenalan dan pembagian Alkitab adalah sbb:
1. Diperkenalan Alkitab bahasa Latin oleh Stephen Langdon (1150-1228)
2. Pembagian pasal-pasal dipergunakan di Alkitab Ibrani (edisi Bomberg,
1571)
3. Pemberian nomor dalam pasal-pasal ALkitab PL edisi Latin (1555)
4. Pemberian nomor dalam pasal-pasal ALkitab Ibrani oleh Arius Montanus
(1571)
F. Kanon PL
Defini kanon dijumpai didalam ALkitab, kendatipun akar yang dari kata
kanon terdapat dalam 1 Raja 14:15 dan Ayub 40:21. semula qaneh berarti
“gelagah” atau “batang” papyrus, sejenis tanaman serai atau tebu manis. Karena
gelagah dipakai sebagai tongkat pengukur atau kayu penggaris untuk membuat
garis yang lurus, maka kata kanon mulai berarti “ukuran: atau “buluh pengukur”.
Garis besar pembentukan kanon melewati beberapa tahap, yaitu:
1. Ucapan yang berotoritas
Pada mulanya penyataan Allah kepada umat Ibrani dalam kebanyakan
kasus disampaikan dengan lisan. Ucapan-ucapan yang berwenang ini
diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya sebagai “Firman Tuhan”
dalam bentuk tradisi lisan yang diterima.
2. Dokumen-dokumen tertulis yang resmi
Pada suatu saat perkataan, ucapan dan pidato ini yang diillhami oleh Allah
dicatat dan dipelihara untuk masyarakat Ibrani dalam bentuk tertulis.
Kadang-kadang ucapan yang berwenang dan penulisan ucapan terjadi pada
waktu yang hampir bersamaan. Dalam hal lain pendokumentasian
penyataan Ilahi terjadi beberapa waktu sesudah peristiwa sejarah atau
keadaan yang mendorong penyampaian Firman Tuhan itu. Seringkali
7
peristiwa atau kejadian itu langsung diceritakan sebagai bagian dari
konteks untuk komunikasi Allah kepada Israel.
3. Mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis
Proses pengumpulan ini lama dan luas. Lama, mengingat 1000 tahun dari
sejarah Ibrani tercatat dalam PL, dan luas, mengingat sejumlah sumber
kuno dikutip dalam PL yang masih tidak diketahui pleh para ahli modern.
4. Menyortir dokumen-dokumen tertulis dan menetapkan kanon
Rincian prosedur dari menyotir semua dokumen itu tidak jelas, tetapi kita
dapat melihat kriteria dasar yang diterapkan pada dokumen-dokumen
tersebut untuk maksud „menyortir“ dan menegaskan kanon. Cukup
dikatakan bahwa pilihan-pilihan yang disepakati diantara para pemuka
agama Ibrani yang dipimpin Roh Kudus Allah selama jalannya sejarah
Israel pada akhirnya menghasilkan sebuah kanon Alkitab Ibrani.
9
3. Urutan kanon
a. Para penyalin teks Ibrani tidak membakukan urutan kitab,
demikian juga dalam Septuaginta
b. Versi Alkitab sekarang memakai urutan Vulgata (Alkitab dalam
bahasa latin) Hieronimus tanpa Apokripha.
c. Status kanonik kitab-kitab tidak pernah diragukan. Yang sering
muncul adalah penafsiran yang berbeda-beda.
10
11
Bahasa Dalam PL
Bahasa-Bahasa Semit
Barat Timur
Asyur Babilonia
12
13
BAB II
PENGANTAR KITAB TAURAT (PENTATEUKH)
14
Bukti yang dikemukakan untuk pandangan penulis tunggal mencakup
kesaksian Pentateukh (Mis. Bil 33:2); kesaksian dari kitab-kitab lain PL dan PB
terhadap “hukum Musa” (Mis. Hak 3:4; Yoh 8:5); otoritas tradisi Ibrani, Samaria,
dan kekristenan mula-mula, serta bukti materiil yang memuaskan dengan adanya
rincian seorang saksi mata dan pengetahuannya akan bahasa dan kebudayaan
Mesir yang ditunjukan oleh penulis. Pendekatan ini menerima pengilhaman Ilahi
dan asal-usul adikodrati dari dokumen-dokumen tertulis yang asli melalui Musa,
dan ketetapan dan sifat dapat dipercayai dari sejarah yang diliput dalam
Pentateukh. Semua angka diterima sebagaimana yang dicantumkan (jadi, sekitar
2 juta lebih orang Ibrani telah meninggalkan Mesir pada peristiwa Keluaran), dan
mujijat-mujijat telah terjadi sebagaimana dikisahkan, apakah Allah menggunakan
sarana alami ataukah menggantikan hukum alam dengan campur tangan langsung
dalam waktu dan ruang demi kepentingan Israel umatNya (mis; jalan yang ajaib
melintasi Laut Teberau, yang diperkirakan lebih dari 1 mil lebarnya sehingga
dapat dilalui oleh jutaaan orang Ibrani yang melewati air).
Ada beberapa keberatan yang muncul terhadap pandangan tradisional yang
mendukung Musa sebagai penulis Pentateukh . hal ini terjadi akibat munculnya
penelitian Alkitabiah yang rasional selama jaman pencerahan. Pertanyaan-
pertanyaan yang timbul terutama berkaitan dengan penulisannya, seperti gaya dan
kosakata yang berbeda-beda dalam kisah-kisah di Pentateukh ; apa yang disebut
sebagai dublet sastra (misalnya 2 cerita yang bersumber pada satu peristiwa yang
sama, seperti 2 versi penciptaan di Kej. 1:1-2, 4a dan 2:4b-25), berbagai
anakronisme sejarah (mis; rujukan di Pentateukh kepada orang dan tempat dari
kurun waktu yang kemudian, seperti menyebutkan raja-raja Israel di Kej 36:31
atau orang Filistin di Kej 21:34), sisipan-sisipan editorial yang jelas dimaksudkan
untuk memberikan dara terbaru bagi pembaca yang kemudia (seperti, rujukan
kepada Mesir sebagai “di tanah Rameses”, Kej 47:11) dan bahkan ketidak
sesuaian antara catatan-catatan narasi (seperti jumlah dan jenis binatang dalam
bahtera Nuh, Kej 6:19-20; 7:2’ 8-9).
Para pendukung pendekatan ini menanggapi berbagai cara. Pada umunya
dapat dikatakan bahwa pendekatan ini mengakui Musa sebagai:
1. Penyusun sumber-sumber tertulis yang ada ke dalam kitab Kejadian
2. Sebagai penulis dari bagian terbesar dari 4 kitab yang lain di Pentateukh
A. Teori Dokumen
Pendekatan banyak penulis terhadap komposisi Pentateukh merupakan
tanggapan kesarjanaan rasionalis dari jaman pencerahan terhadap kesulitan-
15
kesulitan yang diamati dalam sastra Pentateukh itu sendiri. Banyaknya pertanyaan
yang timbul bersamaan dengan perbedaan-perbedaan yang tampak jelas dalam
gaya sastra dan kosakata menyebabkan munculnya “analisis sumber” kitab-kitab
Pentateukh. Walaupun para sarjana Alkitab telah mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan sebelumya mengenai siapa penulis Pentateukh, Jean Astruc, seorang
dokter Perancis, memprakarsai analisis sastra modern atau analisis sumber PL.
tafsirannya mengenai kitab Kejadian yang diterbitkan pada tahun 1753
menandaskan, berdasarkan penggunaan nama-nama Allah, bahwa Musa
mempergunakan 2 sumber yang parallel ketika menyusun kitab Kejadian. Satu
sumber menyebut Allah sebagai Elohim (E) dan sumber yanglain menyebut Allah
sebagai Yahweh (Y). Sekarang ini, penelitian sumber Pentateukh pada umumnya
berhubungan denga Teori atau Hipotesis dokumen-dokumen.
Perumusan klasik dari hipotesis banyak penulis atau hipotesis dokumen-
dokumen dibuat oelh seorang cendikiawan Jerman bernama Julius Weellhausen
pada tahun 1876-77. berdasarkan karya beberapa cendikiawan terdahulu seperti
K.H. Graf, Abraham Kuenen, dan Herman Hupfeld, maka Wellhausen
menganjurkan pandangan bahwa Pentateukh merupakan himpunan dari paling
tidak 4 komponen sastra utama dan bahwa proses komposisinya memakan waktu
sekitar 4 abad.
Hipotesis Dokumen karya Graf-Wellhausen secara Graf-Wellhausen
secara garis besar adalah sbb:
1. Dokumen Y atau Yahwis, ditulis oelh seorang pengarang di Yudea selama
abab ke 9 SM
2. Dokumen E atau Elohis ditulis oleh seorang Israel dari kerajaan utara
pada abad 8 SM
3. Gabungan Y dan E . Menjalin secara trampil 2 sumber utama menjadi satu
dokumen tunggal beberapa waktu sesudah kejatuhan Samaria oleh Asyur
pada tahun 722 SM
4. Sumber D (deutrinomi) atau sumber Deuteronomis, dianggap berasal dari
suatu „aliran“ yang menghasilkan kitab Ulangan dan edisi terakhir dari
nabi-nabi awal selama pemerintahan raja Yosia (sekitar tahun 630-600
SM)
5. Sumber P (Priest) atau sumber keimaman yang terkenal oleh gaya
keseragamannya, penyusunan bahan-bahan secara rapi, dan penggunaan
berulang-ulang dari ungkapan-ungkapan yang klise.
6. Keempat sumber sastra ini yang disusun menjadi 5 kitab Pentateukh oleh
seorang penyunting (atau beberapa penyunting) imam sekitar tahun 450
SM. Mungkin iman itu adalah Ezra, ahli kitab itu.
16
B. Perkembangan Kritikisme terhadap Pentateukh
1. Sampai abad ke 16 M, baik tradisi orang-orang Yahudi maupun tradisi
gereja setuju dengan pendapat bahwa Musa adalah pengarang Pentateukh.
2. Pada tahun 1650, Spinoza telah menolak pendapat tradisional tersebut di
atas
3. Pada tahun 1753, Astruc mengemukakan teorinya yang disebut Hipotesis
Dokumen, yaitu bahwa Pentateukh berupa bahan-bahan yang
dikumpulkan dari beberapa dokumen (sumber), dan Musa sebagai
redakturnya . alasanya untuk membagi Pentateukh dalam dokumen-
dokumen itu adalah:
a. Peristiwa-peristiwa yang sama dicatat lebih dari saru kali
b. Adanya nama-nama/sebutan-sebutan Ilahi yang berbeda-beda
c. Adanya bagian-bagaian yang ditafsirkan mengandung kontradiksi
4. Eichorn pada sekitar tahun 1780 mengemukakan 2 sumber untuk
Pentateukh:
J: bagian-bagian yang memakai nama „Jehovah“ untuk Allah
E: bagian-bagian yang memakai nama „Elohim“ untuk Allah
5. Ilgen pada tahun 1798 membagi E menjadi 2 sumber yang berbeda: E-1
dan E-2
6. DeWette pada tahun 1805 mengemukakan tambahan suatu sumber lain
lagi, yaitu: D: yang mengarang kitab Deuteronomy (Ulangan)
7. Pada tahun 1853 dikemukan „Modified Documentary Hypothesis“ oelh
Hupfield, yang mengatakan bahwa Pentateukh dikumpulkan dari 4
sumber yang berasal dari 4 masa yang berbeda, yaitu:
P: Priestly (E -2 dari Ilgen), yaitu Hukum Taurat, Imamat
E: Elohistis, yaitu Kejadian, Keluaran
J: Jahwehistis, Yaitu Bilangan
D: Deuteronomostis, yaitu Ulangan
8. Graf, sekitar tahun 1860 tidak setuju dengan umur dokumen-dokumen itu,
dan mengubah urutannya menjadi :J – E – D – P
9. Wellhausen pada tahun 1876 mendukung pendapat Graf dengan
keterangan keterangan dari teori evolusi, yaitu Alkitab dianggap sebagai
hasil suatu proses perkembangan yang membutuhkan waktu cukup lama.
Walaupun argumentasi Wellhausen tidak dapat diterima oleh manusia
modern dan ilmu arkeologi telah membuktikan bahwa PL terdiri dari
sejarah yang seksama, namun banyak sarjana PL masih berpedoman pada
Hipotesis Dokumen ini. Bahkan jaman sekarang teori ini mengalami
variasi-variasi yang beraneka warna menurut kehendak tiap sarjana
masing-masing . Dengan demikian mereka seolah-oleh menolak kebenaran
Firman Tuhan dan terus berpaling kepada Filsafat yang dasarnya Evolusi.
17
10. Pada umumnya dikatakan sekarang bahwa:
J: hasil seorang yang agak pandir, dia mengumpulkan dongeng, mitos dan
syair 900 SM
E: mengumpulkan cerita-cerita dan sangat menekankan Musa 750 SM
D: sangat tertarik pada tema pembaharuan dalam melakukan agama 620
SM
E: mengumpulkan bahan silsilah, Hukum Taurat, para iman dan cara
berbakti 500 SM
Menyetujui Musa sebagai penulis Pentateukh tidak berarti dia tidak mengambil
bahan dari sumber-sumber lain, karena dia juga menulis hal-hal yang terjadi
sebelum dia sendiri lahir. Jadi Musa juga memakai tradisi lisan dan mungkin
catatan-catatan tertulis juga. Tetapi itu semua dikerjakan dengan pimpinan Roh
Kudus, sehingga dia dapat menyusun 5 kitab itu.
19
KITAB KEJADIAN
B. Penulis
Musa adalah penulis Kitab Kejadian, seperti halnya keempat kitab yang
lain dalam Pentateukh. Bukti Internal, maksudnya bukti-bukti yang dapat dilihat
dari isi Alkitab baik kesaksian PL maupun PB menyatakan bahwa Musa adalah
penulis Kitab Kejadian. Bukti PL, ada banyak hal dari Kitab Kejadian yang
diteruskan kedalam Kitab-kitab Pentateukh, sehingga dapat dikatakan bahwa kitab
lainnya tergantung pada Kitab Kejadian. Banyak ayat PL yang secara langsung
maupun tidak langsung memberi kesaksian bahwa Musa adalah penulis Kitab
Kejadian (Kel. 17:4, Im. 1:1-2, Bil. 33 : 2, Ul. 1 : 1, Yos. 1 : 7, 1 Raj. 14 : 6, Ezra
6 : 18, Neh. 13 : 1, Dan. 9 : 11 – 13, Mal. 4 : 4 ). Kesaksian PB yaitu kutipan-
kutipan yang dipakai oleh Tuhan Yesus dan murid-muridNya, Lukas, maupun
Paulus menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menerima bahwa seluruh Taurat ditulis
oleh Musa (Mat. 8 : 4, Mark. 12 : 26, Luk. 16 : 29, Yoh. 1 : 45, 5 : 46-47, 7 : 19,
KPR 26 : 22, Rom. 10 : 19, 1 Kor. 9 : 9, 2 Kor. 3 : 15).
Bukti Eksternal, maksudnya kesaksian dan pandangan bangsa Yahudi
bahwa Musalah yang menulis Kitab Pentateukh. Demikian pula Gereja mula-
mula berpegang bahwa Musa adalah penulis Kitab Pentateukh.
C. Waktu Penulisan
Kitab Kejadian ditulis sekitar tahun 1445 sM, pada waktu Musa berada di
Mesir atau Median atau segera setelah peristiwa exodus bangsa Israel dari Mesir
dan selama perjalanan di padang gurun.
D. Historisitas
Ada pandangan yang menyatakan bahwa Kejadian 12-50 bersifat sejarah
hanya dalam batas-batas tertentu. Alasannya karena kitab itu menceriterakan
kejadian-kejadian yang terjadi lama sebelum ditulis dan hanya dikenal secara
lisan. Dan kejadian 1-11 dipandang sama sekali tidak histories, dengan alas an
20
terlalu jauh jaman yang diuraikan dank arena kesejajaran bahan-bahan ceritera
dengan kepustakaan mitologis Timur.
Namun demikian tidak logis menyimpulkan hanya berdasarkan kesejajaran
Kejadian 1-11 dengan bentuk mitologi, bahwa berita Alkitab tidak histories. Kita
bisa jaga menganggap sebaliknya, bahwa kejadian-kejadian dalam Kejadian 1 –
11 historis sehingga tidak mengherankan apa yang tertulis dalam Kej. 1 – 11 juga
nampak dalam mitologi bangsa-bangsa lain.
Hal yang menentukan bahwa Kej. 1-11 bukan mitos melainkan histories
adalah kesaksian dari semua bagian Alkitab lainnya.Analisa kesusasteraan dari
Kejadian 1-11 menunjukkan pada kesimpulan yang sama. Tidak ada pemisah
yang besar antara Kejadian 11.
21
KITAB KELUARAN
B. Penulis
Musa (Lihat Pengantar Kitab Kejadian); diduga kitab ini ditulis setelah
pembuatan Tabernakel thn. 1444 sM (Kel. Psl. 35-40 cf 40:17). Bukti pendukung:
Eksternal :
- Yosua 20:25, 8:30-32 :
- Maleaki 4:4 :
- Yoh. 1:45 :
- Roma 10:5 :
- Mark. 7:10, 12:26, Luk. 20:37, Yoh. 5:46-47, 7:19, 22-23 :
Internal :
- Psl 15; 17:8-14; 20:1-17; 24:4, 7 , 12, 31:18, 34:1-27:
C. Latar Belakang
Peristiwa Eksodus diperkirakan terjadi pada tahun 1445 sM. Hal didasari 2
fakta :
Kedatangan Yakub dan keluarganya di Mesir : 1875 sM
Lama Waktu tinggal di Mesir (Kel. 12:40, Gal. 3:17) : 430 – tahun
: 1445 sM
Awal pembangunan Bait Allah Salomo : 965 sM
Rentang waktu sejak Eksodus ( 1 Raja 6:1 : 480 + tahun
D. Isi
Isi Kitab ini berpuasat pada 2 (dua) peristiwa penting :
1. Pasal 1-18: pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya
penyelamatan Allah yang penuh kuasa di Laut Teberau.
Penindasan di Mesir (1)
Musa: Kelahiran, masa muda, panggilan & Misi kepada Firaun
(2:1-6:27)
Tulah dan Paskah (6:28-13:16)
Keluar dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17-15:21)
Perjalanan ke Sinai (15:22-18:27)
22
2. (Pasal 19-40): Pengukuhan diri-Nya sebagai Tuhan atas Israel melalui
perjanjian di
Gunung Sinai. Bagian ini memuat perintah Allah sebagai pedoman hidup dan
ibadah
bangsa Israel.
- Perjanjian Sinai (19-24)
- Petunjuk untuk mendirikan kemah suci & upacara keagamaan (25-31)
- Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (32-34)
- Pembangunan Kemah Suci (35-40)
Istilah ‚Keluaran’ arti luas : seluruh kejadian dari pembebasan di Mesir
hingga pendudukan tanah perjanjian (bdg. 3:7-10); peristiwa ini = = = = =
Paling pokok dari Sejarah Keselamatan dalam PL. Melalui peristiwa ini Allah
membuat Israel menjadi alat-Nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia.
PERBANDINGAN KITAB
Kitab Kejadian Kitab Keluaran
23
KITAB IMAMAT
A. Nama Kitab
Kata Imamat (Ibr: wayyigra) artinya Ia memanggil (Im 1:1). Nama
„Imamat“ berasal dari septuaginta melalui terjemahan bahasa Latin , yang
memberikan judul lengkap „(kitb) mengenai imam-imam“. Tokoh utama dalam
Kitab Imamat adalah Harus dan tugas keimaman yang dilukiskan dalam kitab in
terbatas pada putra-putranya. Tuhan memanggil Musa pada pembukaan naskah.
Bangsa Israel akan berhadapan dengan kebasiasaan-kebasiasaan ibadat orang
Kanaan, jadi sebelum memakai tanah perjanjian mereka harus mempelajari cara-
cara yang benar menyembah Allah.
Ungkapan Tuhan berfirman pada Musa muncul lebih dari dua puluh lima
kali dalam naskah kitab. Kitab ini diperkirakan bahwa Musa sebagai penulis,
walaupun tidak ada kitab undang-undang yang diberikan pada Musa, diperkirakan
atas dasar persamaan dengan kitab Keluaran bahwa Musa menuliskan kata-kata
yang difirmankan kepadanya oleh Tuhan (bdg. Kel 17:14; 24:4). Tanggal
penulisan ada dua pandangan :
1. Mereka yang berpandangan pada tanggal awal untuk kelauaran bangsa
Israel dari Mesir pada abad perunggu akhir (sekitar tahun 1400 SM).
2. Mereka yang cenderung pada tanggal kemudian untuk keluaran umat
Ibrani (pada zaman besi awal, sekitar tahun 1200 SM)
B. Kronologi
Kitab Imamat berasal dari wahyu Yahwe yang diberikan kepada Musa di
Kemah pertemuan (1:1) dan di gunung Sinai (25:1) selama sebelas bulan Israel
tinggal di Sinai sesudah paristiwa Keluaran dari Mesir (bdg. Kel 19:40; Bil
10:11).
C. Latar Belakang
Di Timur Dekat Kuno tidak hanya umat Ibrani yang mempraktekan
upacara penyucian dan koraban biantang sembilahan. Agama orang-orang Kanaan
juga mengenal korban perdamaian, korban bakarannya mirip dengan orban yang
dipersembahkan umat Ibrani.
F. Tema-Tema Utama
Kekudusan
Inti dari kitab Imamat dalam perintah haruslah kamu menguduskan dirimu
dan haruslah kamu kudus (Imamat 11 : 44 – 45 ), memberi petunjuk masyarakatc
Ibrani dalam penyembahan yang kudus dan hidup kudus sehingga sebagai umat
perjanjian mereka dapat menikmati berkat kehadiran Yahwe ‚ bdg 26 : 1 – 13.
Korban Persembahan
Upacara korban hanyalah satu cara bagi umat Ibrani untuk menghampiri
Allah. Imamat 7:35 mengatakan ada lima korban yang termasuk dalam hukum
yang dinyatakan Tuhan Allah kepada Musa di Gunung Sinai., ditetapkan sebagai
bagian daribentuk penyembahan bersama dan pribadi yang formal dalam
ungkapan keagamaan Ibrani. Korban-korban persembahan ini dibagi dalam dua
kategori :
1. Korban yang dipersembahan secara spontan pada Allah dalam pujian
dan ucapan syukur atas berbagai berkat dan kebaikan yang diperoleh.
2. Korban-korban yang dituntut oleh Yahwe pada saat ada dosa di dalam
masyarakat Ibrani.
Imamat 17:11, hakikat hidup ada didalam darah. Darah di atas mezbah
adalah penting bagi penyucian simbolis dari jiwa raga manusia yang berdosa (bdg.
Ibr 9:22).
Lima jenis korban yang berhubungan dengan Kristus dan SalibNya :
1. Korban bakaran ( Im. 1:1-17 )
Korban ini mengilustrasikan Kristus mempersembahkan diriNya tanpa
cacat di hadirat Allah ( Ibr 9:11-14; 10:5-7 ). Kristus sebagai hamba
yang taat hingga mati (Fil 2:5-8).
2. Korban Sajian (Im 2:1-16)
Melukiskan kemanusiaan Yesus tanpa dosa dan sempurna (Kel
1:20,Ef 2:13-18). Api dari pembakaran roti membayangkan
penderitaan Kristus hingga mati.
25
3. Korban Keselamatan (Im 3:1-17)
Menyatakan karya Kristus di atas kayu salib, yang membawa damai
bagi orang berdosa. Kristus mendamaikan manusia dengan Allah (Kol
1:20).
4. Korban Penghapus dosa (Im 4 : 1-5: 13)
Dilakukan oleh imam besar, melukiskan Kristus mengangkut dosa
umatNya. Korban ini menyatukan tuntutan hukum melalui penebusan
dari substitusi Kristua (2 Kor 5:21)
5. Korban penebusan salah (Im 5:14 – 6:7)
Melukiskan tebusan Kristus untuk keselamatan manusia, juga
merupakan bagian dari pengampunan dosa.
Pada hakikatnya tujuan korban-korban umat Ibrani bersifat mendidik
dalam hal pengundangan upacara pendamaian dirancang untuk mengajarkan umat
Israel mengenai prinsip-prinsip kekudusan Allah,keberdosaan manusia, dan
perlunya pertobatan yang menuju penyucian dan pembaharuan persekutuan
dengan Yahwe. Pemahaman perjanjian baru terhadap korban-korban Perjanjian
Lama sebagai Lambang atau ilustrasi yang menunjuk pada karya penebusan
Yesus dari Nazaret sebagai Mesias.
26
KITAB BILANGAN
B. Pengarang
Bukti-bukti menunjuk bahwa Musalah pengarang kitab Bilangan, sama
seperti terlihat pada kitab-kitab Pentateukh sebelumnya. Namun kitab ini sendiri
hanya berisi satu rujukan yang menyebut Musa sebagai penulis kisah tersebut, dan
itupun secara khusus dibatasi pada rencana perjalanan umat Israel dalam
perjalanan padang gurun dari Mesir menuju Moab (Bil 33:2). Bangsa Yahudi ,
samaria, dan gereja mula-mula memberikan kesaksian bahwa Musalah pengarang
27
kitab ini. Beberapa ayat dalam PB juga mengutip dari kitab Bilangan, dan
megnkaitkannya dengan Musa (Yoh 3:14; Kis 7:13; I Kor 10:1-11; Ibr 3-4; Yudas
11).
C. Latar Belakang Sejarah
Kitab Imamat berlangsung hanya satu bulan , sedangkan kitab Bilangan
berlangsung sekitar 38 tahun dan 9 bulan (1444-1405 SM). Kitab ini mencatat
pergerakan Israel 20 hari terakhir di Gunung Sinai (1:1-10:11), dimana mereka
menyelesaikan kemah suci sampai naikna awan yang memimpin perjalanan bani
Israel, perjalanan sekitar Kadesy Barnea, yang merupakan hukuman 38 tahun
pengebaraan untuk generasi pertama orang Ibrani yang keluar dari Mesir, sebagai
akibat ketidak percayaan dan pemberontakan mereka (10:11-20:13), dan masa 6
bulan pada akhir masa 38 tahun kerika generasi kedua sesudah keluaran
mengadakan perjalanan dari kadesy ke dataran Moad pada tahun ke 40 (22:1;
26:3; 33:50; Ul 1:3). Kemah-kemah mereka tersebar dalam radius beberapa
kilometer, karena jumlah orangnya yang cukup banyak, sekitr orang (berdasarkan
hasil sesnsus dalam pasal 1 dan 26). Allah secara ajaib memberi makan dan
memelihara mereka di padang gurun . Ia memelihara pakaian mereka dan
memberi mereka manna, daging, air, pemimpin-pemimpin dan sebuah janji
(14:34).
28
Secara praktis, sebagian tujuan Bilangan aalah menata dan
mengorganisasikan mantan budak-budak Ibrani menjadi satu komunita bersatu
yang emrupakan milik Allah yang dipersiapkan untuk menggenapi kewajiban-
kewajiban perjanjian mereka . undang-undang erbgai perunjukl dan ketetapan,
pengadaan sensus, penataan barisan dan pengaturan perkemahan masing-masing
suku, tatacara keimaman, awam penuntun dan hukum-hukum yang berkaitan
dengan pembagian dan pewarisan tanah, dimasudkan untuk mengubah bangsa
yang dahulunya tertindas mengjadi suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
29
KITAB ULANGAN
B. Pengarang
Buku ini ditulis ada akhir periode 40 tahun pembaraaan di padang gurun
(1405 SM), pada saat generasi Israel yang baru berada di ambang perbatasan, siap
memasuki Kanaan. Musa menulis kitab ini untuk menguatkan umat Israel agar
mereka tetap mempercayai dan menaati Allah untuk dapat menerima berkat Allah.
Bukti-bukti yang menguatkan bahwa Musalah penulisnya:
1. PL menghubungkan kitab Ulangan dan keempat kitab yang lain dari
Pertateukh kepada Musa (Yos 1:7; I Raja 2:3; II Raja 14:6; Mzm 3:2; Neh 1:7;
Maz 103 :7; Dan 9:11; Mal 4:4)
2. bukti-bukti dari kitab Yosua dan I Samuel mengindetifikasi bahwa hukum-
hukum ini tersusun dalam bentuk undang-undang tertulis dan mempunyai
pengaruh pada bangsa Israel di Kanaan.
3. Kristus mngutipnya sebagai Firman Allah untuk mematahkan 3 pencobaan
Setan, dan DIa menghubungkan langsung kepada Musa.
4. Kitab Ulangan dikutip lebih dari 80 kali dalam 17 kitab PB. Kutipan ini
mendukung kepengarang Musa (Kis 3:22; Roma 10:19)
30
5. Tradisi Yahudi dan Samaria menunjuk kepada Musa sebagai penulis kitab
Ulangan.
Bukti-bukti internal bahwa Musalah penulis kitab Ulangan:
1. Kitab Ulangan menulis sekitar 40 pangakuan bahwa Musalah penulisnya (Ul
31:24-26)
2. Kitab Ulangan waktunya sesuai dengan jamannya Musa, bukan jamannya
Yosia
3. persoalan serius akan penggambaran yang keliru dan pemalsuan penulisan
bisa terjadi apabila buku ditulis pada abad ke 7 SM
4. Perincian daerah dan sejarah mengindikasikan pengetahuan dari tangan
pertama
5. Kitab Ulangan megnikuti bentuk perjanjian yang digunakan pada abad ke 15
dan 14 SM
6. Berita kematian Musa dalam pasal 34 kemungkinan ditulis oleh Yosua.
31
D. Tema dan Tujuan
“berhati-hatilah supaya engkau tidak melupakannya” adalah tema kunci
dalam kitab Ulangan. Musa menekankan bahaya lupa sebab akan menyebabkan
kesombongan dan ketidaktaatan. Mereka harus mengingat 2 hal, pertama, pada
saat mereka berhasil, itu karena berkat Allah. Yang kedua, pada saat mereka tidak
mentaati Allah, Dia akan mendisiplin mereka sama seperti yang Dia lakukan
ketika generasi sebelumnya tidak dipercayai Allah di Kadesy Barnea. Kitab
Ulangan mengingatkan, ketentuan untuk mendapatkan berkat Allah hanyalah
apabila umat israel taat kepada Allah. Allah selalu setia pada perjanjianNya, dan
sekarang Dia meneruskannya pada generasi yang baru. Kitab Ulangan adalah
dokumen pembaharuan perjanjian yuang menggunakan bentuk yang sama seperti
perjanjian di Imur Dekat pada jaman Musa. Perjanjian ini mempunyai unsur-unsur
sebb:
1. Pendahuluan (daftar pihak-pihak yang membuat perjanjian 1:1-5)
2. Pembukaan historis (perlakuan kebaikan raja pada masa lalu 1:6-4:43)
3. Syarat-syarat (ketentuan-ketentuan perjanjian 4:44-26:19)
4. Pengesahan (berkat-berkat dan kutuk-kutuk 27-30)
5. Kontinuitas (ketetapan untuk memelihara perjanjian 31-34)
Ada penekanan pada pilihan, dimana umat Israel didorong untuk memilih
kehidupan daripada kematian (30:19-20). Mereka dikehendaki untuk mendengar
(50 kali), dan melakukan , memelihara, mengamati (177 kali) perintah Allah
dengan hati yang penuh kasih (21 kali).
Kata kunci : Perjanjian (Covenat)
Ayat Kunci : 10:12-13, 30:19-20
Pasal kunci : 27 (27:9)
32
KITAB YOSUA
A. Nama Kitab
Nama kitab adalah Yosua, kitab yosua berbicara tentang bangsa Israel
memenuhi tanah. Kanaan dan cara membagi-bagi tanah itu kepada suklu-suku
Israel. Diceritakannya secara rinci bagaimana mereka menyeberangi sungai
Yordan dan merebut daerah itu, sebagaimana habis serangan selanjutnya. Laporan
pembagian negeri itu mencakup keterangan lengkap tentang daerah Yehuda,
disertai catatan mengenai pendudukan Hebron oleh bangsa LEwi dan kesukaran –
kesukaran yang dialami di Manasye Utara. Juga penduduk kota Lewi dan masalah
suku Transyordan. Kitab terakhir tentang wasiat rohani oelh Yosua puncaknya
ialah perjanjian Nasional di Sikhem.
B. Penulis
1. Bukti – bukti Ekternal
Tradisi Yahudi mengatakan bahwa penulis kitab Yosua adalah Yosua sendiri.
2. Bukti-bukti Internal
Dalam Yosua 24:26 dikatakan bahwa Yosua menuliskan semuanya itu dalam
kitab hukum Allah..
C. Waktu Penulisan
1. Bulan pertama, march april 1405 B.C (1-5)
a. Matinya Musa, march 1405 BC (Deut 34:5-9)
b. Menyeberang sungai Yordan , April 10; 1405 BC (4:19)
2. Tujuh tahun, April 1405-1398 BC (6:1-13:7)
a. Kaleb berumur 40 Tahun saat di Kadesy (14:7)
b. Kaleb berumur 85 tahun pada saat itu (14:10)
3. Delapan tahun, 1398/7-1390 BC (13:8-23)
a. Memberi pembagian 1398/7 BC (14:7-10)
b. Yosua mati umur 110, 1390 BC (24:29)
33
Pasal Kunci : 24
34
KITAB HAKIM-HAKIM
A. Nama Kitab
Kitab hakim-hakim memiliki perbedaan dengan kitab Yosua. Kitab Yosua
berbicara tentang ketaatan umat sampai mencapai tanah Kanaan. Melalui iman
dan kuasa Allah, kitab Hakim-hakim berbicara tentang ketidaktaatan, kekalahan
umat karana mereka memberontak kepada Allah.
Shophentin (Yahudi) artinya Hakim-hakim, peraturan, pelepas atau
penyelamat. Shophet tidak hanya berarti memelihara keadilan tetapi juga berarti
membebaskan dan melepaskan.
B. Penulis
Penulis kitab Hakim-Hakim tidak diketahui namanya, namun diperkirakan
ditulis oleh Samuel. Bukti eksternal: Menurut tradisi Yahudi, kitab ini
menghubungkan Hakim-Hakim dengan kitab Samuel (tentunya Samuel adalah
mata rantai yang penting antara periode Hakim-hakim dan Raja-Raja.
Bukti Internal : terlihat jelas dalam pasal 18:31 dan 20:27, yang
menceritakan tentang Tabut Perjanjian Allah yang dipindahkan dari Silo (1Sam
4:3-11) dan ungkpan yang berulang-ulang. Pada jaman itu tidak ada raja diantara
orang Israel (Hak 18:1), membuktikan yang jelas bahwa waktu si penulis
menuliskan tersebut, bangsa Israel sudah mempunyai raja.
C. Waktu Penulisan
Jika kitab Hakim-Hakim ditulis oleh Samuel, kemungkinan ditulis oleh
seorang muridnya antara tahun 1043 SM (ketik Saul menjadi raja) dan tahun 1004
SM (ketika Daud merebut kota Yerusalem).
35
Perbandingan Kitab Yosua dengan Kitab Hakim-Hakim
Yosua Hakim-Hakim
o Kebebasan o Penindasan
o Kemajuan o Penurunan
o Menaklukkan Kanaan dengan iman o Kekalahan karena tidak percaya
percaya
o Jauhlah daripada kami meninggalkan o Orang Israel melakukan apa
Tuhan untuk beribadah kepada allah yang jahat di mata Tuhan,
lain (24:10) mereka melupakan Tuhan, Allah
mereka dan beribadah kepada
baal dan para asyera (3:7).
o Israel beribadah kepada Tuhan (24- o Israel melakukan apa yang benar
31) menurut mereka sendiri (21-25)
o Israel mengenal siapa Tuhan yang o Tidak mengenal Tuhan maupun
disembah dan perbuatanNya (24:16 perbuatanNya (2:10)
18:31)
o Kemajuan o Kemrosotan
o Dosa harus dihukum o Dosa ditolelir
o Setia dan taat o Tidak setia dan tidak taat.
37
KITAB RUT
B. Penulis
Nama pengarang tidak disebutkan untuk kitab ini oleh karena itu
penulisnya tetap tidak dikenal kendatipun kitab ini ditempatkan tepat setelah kitab
Hakim-hakim. Kerena kitab ini merupakan tulisan sebagai akibatnya kitab ini
tidak dianggap sebagai bagian dari sejarah Deuteronomis. Ayat pembukaan
menyatakan secara tidak langsung bahwa periode hakim-hakim sudah berlalu dan
silsilah pada bagian penutup ini menunjukan bahwa pembaca kitab Rut ini sudah
sangat kenal dengan Daud. Beberapa orang mendukung tanggal penulisan
sebelum pembuangan, yang lain digunakan penulisannya dilakukan sesudah
pembuangan, tidak ada konsensus mengenai hali ini. Kendatipun tanggal sebelum
pembuangan semakin banyak dukungan deperkuat oleh bukti yang ada seperti
faktor bahasa dan adat kebiasaan (seperti perkawinan angan).
C. Latar Belakang
Tidak ada bukti cukup untuk menempatkan kisah ini dengan keyakinan
pada suatu bagain tertentu dari periode hakim-hakim. Orang Moab menindas umat
Israel pada bagian awal periode ini dan diusir oleh Ehud (Hak 3), karena itu kita
dapat mengatakan bahwa kisah ini terjadi pada waktu itu. Jika silsilah pada akhir
kitab ini lengkap, maka peristiwa ini secara logis dapat ditempatkan pada akhir
abad ke 12 SM, kira-kira sezaman dengan Yefta.
Tidak banyak yang diketahui tentang bangsa Rut yaitu orang Moab,
selama periode hakim-hakim selain penindasan singkatan terhadap Israel pada
Zaaman Ehud. Orang Moad masih berkerabat dengan umat Israel, karena mereka
adalah keturunan dari Lut, keponakan Abraham (kej 19:37).
Kitab Rut berisi banyak dialog dan mempunyai bermacam-macam
perlengkapan sastra dari sebuah drama empat babak. Hal ini menyebabkan
38
semakin banyak ahli memperlakukan kita ini sebagai cerita rakyat. Sifat-sifat
sastranya sudah lama dikagumi dari prosanya yang singkat sampai ke
pengembangan watak yang sangat ahli. Sang penulis dengan gaya artistik yang
sempurna, kehalusan yang bermutu tinggi, sukacita yang nyata sambil
mempergunakan sedikit kata-kata menggambarkan oran yang murah hati dan
benar-benar dapat dipercaya. Lingkungan pedusunannya, penggambaran
keberadaan rakyat jelata dan tidak adanya tokoh penjahat yang membuat kitab ini
memenuhi syarat sebagai sebuah idola.
F. Isi Kitab
Rut orang Moab yang kawin dengan anak laki-laki Elimelekh, orang
Yehuda dari Betlehem. Karena bencana kelaparan, Elimelekh meninggalkan tanah
asalnya dan menetap di Moab bersama-sama dengan Naomi, istrinya dan kedua
anak laki-laki mereka. Kemudian ketiga lagi-laki itu meninggal dunia dan Naomi
tinggal sendiri dengan kedua menantu perempuannya Rut dan Opra. Naomi
memutuskan untuk kembali ke Yehuda, karena bencana kelaparan telah berakhir.
Lalu Naomi meminta kedua menantunya kembali kekeluarga mereka masing-
masing. Opra memenuhi permintaan itu meskipun engan berat hati, tetapi Rut
menolak dengan tegas. Ungkapan Rut itu menjadi ukuran cinta kasih dan
kesetiaan yang diberikan seorang wanita kepada wanita lain. Akhirnya mereka
kembali ke Betlehem dan disana Rut memperoleh kesempatan untuk bekerja
mengumpulkan ceceran jelai diladang miliki Boaz, orang kerabat jauh Elimelekh.
Naomi menyuruh kepada Rut untuk memohon kepada Boaz untuk memenuhi
tanggung jawab kerabatnya. Dalam klimak cerita ini, Boas membujuk kerabat
yanglebih dekat tersebut untuk melepaskan haknya lalu ia mengawini Rut anak
laki-laki yang dilahirkan dari perkawinan itu “seorang anak laki-laki yang telah
lahir bagi Naomi” kelanjutan garis keturunan ini yang penting karena Obed
menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud.
40
KITAB I SAMUEL
B. Nama
Nama Samuel diterjemahkan dalam beberapa arti, yaitu: nama Allah,
namanya adalah Allah. Didengar Allah dan disuruh Allah.
C. Penulis
Penulis I Samuel tidak dikenal, tetapi tradisi talmud (ikhtisar hukum dan
ajaran Yahudi) menyatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Samuel. Samuel mungkin
menulis bagian pertama dari kitab I dan II Samuel karena kematiaannya yang
dicatat dalam I Samuel 25:1 menjelaskan bahwa ia tidak menulis kitab I dan II
Samuel. Dalam I Samuel 10 : 25, Samuel menulis sebuah kitab.
D. Tahun Penulisan
Bila Samuel menulis 24 pasal pertama, ia menulis sebelum kematiannya
(1015 SM). Ia lahir sekitar 1150 SM melayani sebagai hakim dan nabi di Israel
antara 1067 dan 1015 SM. Kitab Samuel berakhir pada hari-hari akhir Daud,
maka kitab itu pastilah dikutip sesudah 971 SM I Samuel 27:6, sampai pada
kekuasaan yang terpecah, Yehuda terpisah dari Israel menunjuk tanggal
pengutipan sesudah kematian Salomo pada 931 SM.
41
dari penolakan ini (I Samuel 8:7). Allah sudah bermaksud memberi seorang raja
kepaa Israel (Kej 49:10; Kel 17:14-20) tapi Israel meminta raja pilihan mereka
sendiri, ukannya menunggu raj yang dari Allah. Sendang Daud menjadi raja
teokrasi sejai, ia membiarkan Allah memerintah melalui dirinya.
Saul ditolak oleh Allah ia gagal memperlajari kebenaran bahwa mentaati
itu lebih baik dari pada mempersembahkan korban (I Samuel 15:22). Sedangkan
Daud berprinsip bahwa „Tuhan tidak melihat apa yan gdilihat manusia (I Samuel
16:7). Tuhan mengkukuhkan dinasti Daud karena ketaatan Daud, kebijaksanaan
Daud dan ketergantungan Daud kepad Allah. Samuel juga mengungkapkan
peranan nabi dalam menyapaikan peringatan Allah untuk raja dan bangsa Israel.
42
KITAB II SAMUEL
B. Penulis
Natan dan Gat diyakini sampai sekarang bahwa merekalah yang menulis
kitab II Samuel ini. Bukti Internal : Dalam II Tawarik 29:29-30 , menyebutkan
bahwa riwayat raja Daud ditulis oleh mereka. Dan II Samuel jelas mencatat
tentang riwayat Daud itu. Selain itu dalam II Samuel 20:24-25 dapat meyatakan
pada kita bahwa ada saat itu orang telah dengan baik mngadakan catatan-catatan,
seperti adanya panitera (Hill) . juga dalam II Samuel 1:8, menyebutkan tentang
adanya “kitab orang jujur” yang kemungkinan dijadikan sebagai sumber tambahan
penulisan kitab ini (Wilkinson). Bukti Ekternal : Tradisi Yahudi, yaitu adanya
pandangan bangsa Yahudi.
C. Waktu Penulisan
Kitab ini ditulis kira-kira sesudah kematian Salomo (931 SM) . kitab ini
sendiri menceritakan riwayat Daud yang terjadi sejak tahun 1011-1004 (7,5 th)
memerintah di Hebron dan dari 1004 – 971 SM (33,5 th) memerintah di
Yerusalem. Sehingga riwayat itu merupakan pertengahan antar 1000 tahun setelah
Abraham dan 1000 tahun sebelum Yesus.
43
Tujuan Kitab : Menggambarkan secara jujur akan kekuasaan dan kelemahan raja
Daud selama 40 tahun ia memerintah Israel
Kata kunci : Daud (karena isinya tentang jujur riwayat Daud ketika menjadi
raja Israel)
Ayat kunci : 1. Pasal 7:21 berisi tentang janji Allah kepada Daud sejak janji
itu diberikan bangsa Yahudi senantiasa menaruh kepercayaan
bahwa Kristus akan lahir dari keturunan Daud
2. Pasal 22:21, berisi tentang kesetiaan Allah bagi Daud, sesuai
dengan ketaatan dan kesucian Daud
Pasal kunci : Pasal 11 tentang dosa Daud yang berzina dengan Bethseda dan
yang membunuh Uria suaminya. Pasal ini pulalah yang
digunakan sebagai pemisah oleh Sidlow dalam pembagian kitab
yang diketengahkan dalam bukunya . pasal ini menjadi titik
perubahan dari berkat Allah menjadi kutuk Allah bagi Daud.
44
KITAB I RAJA-RAJA
B. Penulis
Sebagaimana kebanyakan kitab-kitab sejarah PL,maka penulis dari sejarah
raja-raja ini tidak dikenal. Penyusun yang tidak dikenal dari kitab Raja-raja
mengacu pada tiga sumer tertentu yang digunakan dalam pengumpullan sejarah
perjanjian dari kerajaan Israel “kitab riwayat Salomo” ( 1 Raja 11:41),”Kitab
sejarah Raja-raja Israel”. (1 Raja 14:19) dan “kitab sejarah raja-raja Yehuda” (1
Raja 14:29; 15:7).
Para ahli sependapat bahwa berdasarkan bahasa kitab 1 Raja-raja dan 2
Raja-raja dan mengingat ketunggalan maksudnya, maka kitab Raja-raja
mempunya cirri-ciri seorang penulis atau penyusun tunggal yang merupakan saksi
mata jatuhnya Yerusalem. Menurut tradisi Yahudi yang terpelihara dalam Talmud
Babilonia menyatakan bahwa Yeremialah pengarangnya.
C. Waktu Penulisan
Kitab ini sendiri barang kali ditulis di Palestina pada waktu antara
kejatuhan Yerusalem (587/586 SM) dan dekrit raja Koresi dari Persia yang
mengijinkan orang Ibrani kembali ketanah air mereka (539 SM).
Daftar nama raja-raja dalam kedua kerajaan selama delapan puluh tahun
terhitung mulai dari saat perpecahan, disertai lamanya kerajaan dan keterangan
alkitab tentang perangngainya.
Yehuda Israel
Nama Raja Masa Nama Raja Masa
Rehabeam (jahat) 17 Tahun Yerobeam (jahat) 22 Tahun
Abiam (jahat) 3 Tahun Nadab (jahat) 2 Tahun
Asa (baik) 41 Tahun Baesa (jahat) 24 Tahun
Yosafat (baik) 25 Tahun Ela (jahat) 2 Tahun
Zimri (jahat) 1 Minggu
45
Omri (jahat) 12 Tahun
Ahad (jahat) 22 Tahun
Ahasia (jahat) 2 Tahun
E. Tujuan Kitab
a. Untuk memberikan sejarah tentang berdirinya dan kemuliaannya kerajaan Israel
yang jatuh
b. Untuk memberikan sejarah tentang perpecahan kerajaan Israel, menjadi dua
kerajaan dan
dua keturunan raja dengan kemundurannya masing-masing
c. Untuk menunjukan Israel bangsa itu seluruhnya adalah sebagai umat Tuhan,
diharapkan
untuk menuruti hukum Tuhan dan dengan berbuat demikian akan ada berkat,
kalau tidak
ada hukuman.
46
KITAB II RAJA-RAJA
B. Pengarang
Kitab 1 dan 2 Raja-raja dulu merupakan satu kitab, dibagi menjadi dua
kitab saat menterjemahkan Septuaginta pada abad 3 SM yang kemudian
dilanjutkan sampai sekarang. Berdasarkan bahasa dan mengingat keesaan maksud,
maka pengarangnya disimpulkan sama. Menurut tradisi Yahudi (Talmud)
mengatakan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh Yeremia pada masa sudah lanjut
usianya. Literatur dalam 2 raja-raja sama dengan kitab Yeremia dan dari observasi
bahwa pelayanan Yeremia adalah pada masa raja Yosia dari hal ini bisa
diindikasikan bahwa Yeremia mencatat kejadian dalam kerajaan ini dengan
berdasarkan dokumen dokumen yang ada (1 Raja-raja 11:41; 14:29) dan sesudah
dia datang orang-orang lain (redaktur redaktur) yang membubuhi beberapa
tambahan.
48
KITAB I TAWARIKH
A. Penulis
Bukti eksternal: tradisi Yahudi yang menetapkan Ezra, ahli kitab, sebagai
penulis kitab , Tawarikh. Talmud Babilonia : Baba Bahtra Isa (sesuai dengan
“survey PL” hal 348), dengan adanya perhatian penulis yang ditunjukan kepada
Bait Allah dan kepada para iman dan orang Lewi yag melayani,kemungkinan
besar dia adalah seorang imam atau orang lewi yang melayani di Bait Allah.
Bukti Internal, Penulis I Tawarikh adalah Ezra. Adanya kesamaan dalam
gaya bahasa dan linguistic dengan kitab Ezra-Nehemia. Adanya kesamaan pada
versi penutup dari 2 Tawarikh 36; 22-23 dengan versi pembukuan Ezra (1:1-3).
Antara Tawarikh dan Ezra memilki kesamaan sejarah di ibaratkan seperti Lukas, 2
KPR.
Waktu penulisan kitab I Tawarikh sekitar abad 5 SM, kemungkinan antara
tahun 450 SM. Ezra kemungkinan melengkapi Tawarikh antara tahun 450 SM.
Ditulis sesudah orang Yahudi diangkut ke Babel (I Taw 6:15; 9:1). Digubah
tatkala “sisa bangsa” sudah pulang dan sudah menduduki Jerusalem dan sebagian
dari pada negeri-negeri I Taw 9 dibandingkan dengan Nehemia 11:3-32; 7:45.
menurut sarjana-sarjana Ibrani, bahasa dan ejaan kitab bahasa Ibraninya
dipengaruhi oleh bahasa Aram.
C. Sruktur
H. Pendahuluan yang bersifat selisih
a. Para leluhur (I Tawarikh 1)
b. Anak-anak Israel (I Tawarikh 2:3)
c. Keluarga Yahudi (I Tawarikh 4:1-23)
d. Simeon (I Tawarik 4:24-43
e. Ruben, good,marasye (I Tawarikh 5)
f. Lewi (I tawarikh 6)
g. Isakhar, Benyamin,
Nathali efraim, Asyer (I Tawarikh 7)
h. Saul (I Tawarikh 8)
i. Orang-orang yang kembali
dari pembuangan (I Tawarikh 9)
II. Kerajaan
Pemerintahan Daud (I Tawarikh 10:20)
1. Kematian Saul (I Tawarikh 10)
2. Penobatan Daud (I Tawarikh 11-12)
3. Kembalinya tabut perjanjian (I Tawarikh 13:17)
4. Penaklukan penaklukan yang
dilakukan Daud (I Tawarikh 18:20)
5. Susunan kerajaan Daud (I Tawarikh 21-27)
6. Persiapan-persiapan Daud untuk
Bait Suci (I Tawarikh 28:1-29:9)
7. Ucapan akhir Daud dan
kematiannya (I Tawarikh 29:10-30)
50
KITAB II TAWARIKH
A. Nama Kitab
Pada mulanya kitab I dan II Tawarikh merupakan satu kitab. Naskah ini
dibagi menjadi dua kitab pada waktu naskah naskah Ibrani dipandang sebagai
tambahan pada tulisan-tulisan karena melengkapi sejarah yang terdapat dalam I
dan II Samuel serta I dan II raja-raja.
Dalam bahasa Ibrani judul kitan ini secara harfiah adalah “perkataan pada
hari-hari itu” atau peristiwa-peristiwa pada masa kerajaan. Judul dalam bahasa
Ibrani biasanya diambil dari ayat yang pertama, dalam hal ini disebut “hal-hal
yang diabaikan” maksudnya adalah hal-hal yang dilewati dalam penulisan sejarah
di kitab Samuel dan Raja-raja. Judul dalam bahasa inggris diterjemahkan
“Tawarikh” yang merupakan kependekan dari bentuk yang disarankan oleh
Hieronymus bahwa sejarah tersebut dapat disebut sebagai “suatu tawarikh dari
seluruh sejarah ilahi”.
Sebagai sejarah teologis, kitab Tawarikh memusatkan perhatian pada
pengesahan kekuasaan para imam dan orang Lewi dan berbagai sumbangan dari
kerajaan kesatuan Ibrani serta kerajaan Yehuda kepada kehidupan beragama di
Israel.
53
KITAB EZRA DAN NEHEMIA
A. Latar Belakang
Kitab Ezra adalah salah satu dari 2 kitab Perjanjian Lama dengan banyak
bagian teks yang ditulis dalam bahasa Aram dan hukum dalam bahasa Ibrani (Ez
4:6-8; 7:12-26; bdg Dan 2:4-7:28)
B. Penulisan
a. Bukti-bukti eksternal, menurut tradisi penulisannya ialah Ezra sendiri.
b. Bukti-bukti Internal, dalam pasal 7:9 dikatakan bahwa kelihatannya
merupakan karya Ezra sendiri.
C. Waktu penulisan
Menurut tradisi penulisannya ialah Ezra sendiri, tapi ada ahli yang
menduga bahwa kitab ini ditul;is kurang 330 SM.
55
KITAB ESTER
C. Latar Belakang
Kitab Ezra, nehemia dan Ester adalah tiga kitab yang menceriatakan
bagaimana Tuhan memperlakukan bangsa Yahudi sesudah mereka melampaui
56
masa perhambaan 70 tahun. Kitab Ezra dan Nehemia menceritakan tentang
bangsa ini yang telah kembali ke tanah Yehuda, sedangkan kitab Ester
menerangkan tentang orang-orang Yehuda (yang lebih banyak jumlahnya) yang
masih tinggal di tanah pembuangan. Kitab ini adalah kitab tentang suatu kristis
yang terjadi di Susan, ibu kota kerajaan Persia, meliputi jangka waktu 12 tahun.
Dalam kisah ini Ester menjadi pelaku utama yang menentukan, segala-galanya
bergantung kepada kuasa kedudukannya sebagai permaisuri sehingga namanya
menjadi nama kitab ini.
57
6. Musuh-musuh Israel dibinasakan (9:1-19)
7. Merayakan hari raya Purim (9:20-32)
8. Kebesaran Mordekhai (10:1-3)
58