Anda di halaman 1dari 73

PENGANTAR PERJANJIAN BARU 1

(Survey of The New Testament 1)

BAHAN AJAR

KELUARGA ALLAH BIBLE COLLAGE


SURAKARTA
2018

1
Tinjauan Mata Kuliah

A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan
dasar Perjanjian Baru dengan penekanan latar belakang sejarah pada masa Perjanjian
Baru dan survei kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Pembahasan diawali dengan
latar belakang Perjanjian Baru yang meliputi tujuan kedudukan dan manfaat
mempelajari Pengantar Perjanjian Baru I. Dilanjutkan mempelajari zaman
Intertestamental yang meliputi zaman Persia, zaman Aleksander Agung, zaman Wangsa
Ptolomeus, zaman Siria, zaman Wangsa Makabeus, dan zaman Romawi. Langkah
berikutnya mempelajari golongan-golongan yang muncul pada zaman pra PB,
kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antara Kitab-kitab Perjanjian Baru, teori sumber
Injil Sinopsis serta lakang belakang dan garis besar isi Kitab-kitab Injil dan Kisah Para
Rasul, serta membuat struktur kitab-kitab tersebut.

Mahasiswa akan semakin kaya wawasannya untuk mendalami teologia, karena


akan disertai dengan gambar-gambar keadaan (yang mendekati) pada masa pra
Perjanjian Baru. Dan diakhir perkuliahan akan dibuat bersama-sama struktur masing-
masing kitab untuk melihat bahwa pembuatan struktur masing-masih kitab akan
menolong mahasiswa melihat keseluruhan perjalanan sejarah dalam satu kitab tersebut
dalam satu bagan (satu lembar A4).

B. Kegunaan Mata Kuliah

Banyak hamba Tuhan yang sudah mengkotbahkan kitab-kitab Injil dan Kisah
Para Rasul tetapi tidak mengetahui atau kurang memahani sejarah atau latar belakang
dunia Perjanjian Baru. Karena keadaan seperti itu maka kotbah yang disampaikan
kadang terjadi kesenjangan antara konteks jaman sekarang dan konteks dunia Perjanjian
Baru. Bahkan kadang-kadang penafsiran menjadi kurang tepat karena kitab-kitab Injil
dan Kisah Para Rasul sarat dengan keadaan budaya masa itu, jadi jika pemahaman akan
latar belakang dunia Perjanjian Baru tidak ada atau minim, pasti akan mengakibatkan

2
kesalahan tafsir pada bagian-bagian teks tertentu dalam kitab-kitab Injil dan Kisah Para
Rasul.

Mata Kuliah ini diberikan untuk membantu mahasiswa calon hamba Tuhan
untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru
dan latar belakang penulisan masing-masing kitab Injil dan Kisah Para Rasul, hingga
bermanfaat dalam memperlengkapi pelayanan sebagai hamba Tuhan.

Selain itu mata kuliah ini diberikan diawal semester karena mata kuliah ini
menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi bangunan teologia di atasnya.

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah

1. Standar Kompetensi

Mahasiswa mampu mendiskripsikan Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru dan


Latar belakang kitab-kitab Kitab Injil dan Kisah Para Rasul.

2. Kompetensi Dasar

a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan latar belakang Perjanjian Baru dilihat dari


pengertian dasar, pembagian kitab dan kegunaan dalam seluruh pengertian
berteologi

b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dunia Pra Perjanjian Baru pada zaman


Intertestamental yang dilihat dari sudut sosial, ekonomi, budaya dan agama.

c. Mahasiswa mampu mengenali golongan-golongan yang muncul pada zaman


Yudaisme yang meliputi nama, latar belakang munculnya golongan tersebut dan
isi ajarannya.

d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antar


kitab-kitab Perjanjian Baru dan teori sumber Injil Sinoptis.

e. Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius,
Markus, Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masing-
masing kitab dari Matius sampai Kisah Para Rasul.

3
D. Susunan Urutan Bahan Ajar

No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran

1 Mahasiswa mampu Ilmu Pembimbing 1. Latar Belakang


mendeskripsikan latar Perjanjian Baru 2. Definisi
belakang PB dilihat dari 3. Tujuan
pengertian dasar, 4. Kedudukan dan peran

pembagian kitab dan Pengantar PB I dalam


keseluruhan berteologi
kegunaan dalam seluruh
pengertian berteologi
Perjanjian Baru : Suatu 1. Sejarah Pra Perjanjian
Masa Baru Baru
2. Nama dan Isi
3. Pembagian Kitab-kitab
dalam PB
4. Periode dalam PB

2. Mahasiswa mampu 1. Periode yang muncul 1. Zaman Persia


mendeskripsikan dunia dalam zaman 2. Zaman Aleksander
Pra Perjanjian Baru Intertestamental Agung
pada zaman 3. Zaman wangsa

Intertestamental yang Ptolomeus


4. Zaman Siria
dilihat dari sudut sosial
5. Zaman wangsa
budaya, ekonomi, dan
Makabeus
agama.
6. Dominasi Romawi
hingga Bar-Cokhba

2. Latar Belakang Sosial 1. Masyarakat Yahudi


dan Budaya 2. Masyarakat Kafir
3. Hasil Kebudayaan
4. Patokan Moral

4
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran

3. Latar belakang Ekonomi 1. Pertanian


2. Industri
3. Keuangan
4. Pengangkutan dan
Perjalanan

4. Latar Belakang Agama 1. Pantheon Romawi-


Yunani
2. Pemujaan Kaisar
3. Agama-agama Rahasia
4. Filsafat-Filsafat
5. Agama Yahudi

3. Mahasiswa mampu 1. Sejarah Sinagoga 1. Makna Sinagoga


mengenali golongan- 2. Asal mula sinagoga
golongan yang muncul 3. Tujuan Sinagoga
4. Alamat di Alkitab
pada zaman Pra PB
yang meliputi nama,
2. Golongan Sanhedrin 1. Tahun terbentuknya
latar belakang
dan keanggotaan
munculnya golongan
2. Tujuan Sanhedrin
tersebut dan isi
3. Syarat dan tugas
ajarannya. 4. Alamat di Alkitab

3. Golongan Farisi 1. Asal Farisi


2. Ajaran Farisi
3. Alamat di Alkitab

4. Golongan Saduki 1. Asal Saduki


2. Ajaran Saduki
3. Alamat di Alkitab

5. Golongan Zelot 1. Asal Zelot


2. Ajaran Zelot
3. Alamat di Alkitab

5
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran

6. Golongan Eseni 1. Asal Eseni


2. Ajaran Eseni
3. Alamat di Alkitab

7. Golongan Helenis 1. Asal Helenis


2. Ajaran Helenis
3. Alamat di Alkitab

8. Golongan Herodian 1. Asal Herodian


2. Ajaran Herodian
3. Alamat di Alkitab

4. Mahasiswa mampu 1. Kanonisasi Perjanjian 1. Pengertian Kanon


mendeskripsikan Baru 2. Sejarah dan daftar
kanonisasi Perjanjian kanon
Baru, hubungan antar 3. Pembagian Kitab-kitab
kitab-kitab Perjanjian Perjanjian Baru
Baru dan teori sumber 4. Hubungan antar kitab
Injil Sinoptis.
2. Kitab-kitab Injil 1. Asal-usul Injil
2. Injil Sinoptik
3. Teori Sumber

5. Mahasiswa mampu 1. Kitab Matius 1. Pengantar dan judul


menjelaskan latar 2. Penulis dan
belakang dan garis penanggalan
besar isi kitab Matius, 3. Tujuan dan alamat
Markus, Lukas 4. Kata kunci dan Berita
Yohanes dan Kisah 5. Outline
Para Rasul serta 6. Kristus dalam Injil
membuat struktus Matius
masing-masing kitab 7. Struktur Kitab Matius

6
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran

2. Kitab Markus 1. Pengantar dan judul


2. Penulis dan
penanggalan
3. Tujuan dan alamat
4. Kata kunci dan Berita
5. Outline
6. Kristus dalam Injil
Markus
7. Struktur Kitab Markus

3. Kitab Lukas 1. Pengantar dan judul


2. Penulis dan
penanggalan
3. Kata kunci dan Berita
4. Tujuan dan alamat
5. Outline
6. Kristus dalam Injil
Lukas
7. Struktur Kitab Lukas

4. Kitab Yohanes 1. Pengantar dan judul


2. Penulis & penanggalan
3. Tujuan dan alamat
4. Kata kunci dan Berita
5. Outline
6. Kristus dalam Injil
Yohanes
7. Struktur Kitab Lukas

5. Kitab Kisah Para Rasul 1. Pengantar dan judul


2. Penulis & penanggalan

7
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran

3. Tujuan dan alamat


4. Kata kunci dan Berita
5. Outline
6. Kristus dalam Injil
Kisah Para Rasul
7. Struktur Kitab Kisah
Para Rasul

E. Petunjuk Menggunakan Bahan Ajar

Untuk dapat mengikuti dengan baik dan akhirnya nanti berguna bagi bekal
pelayanan dan berteologi, maka sangat disarankan bagi mahasiswa untuk studi
kepustakaan yang berhubungan dengan Pengantar Perjanjian Baru I dan mencari-data-
data yang diperlukan lewat studi kepustakaan.

Mahasiswa mengikuti semua perkuliahan dan mengikuti seluruh kontrak


pembelajaran yang sudah disepakati. Sedangkan standar pencapaian nilai dapat dilihat
dalam kontrak pembelajaran, dan jika mahasiswa mengikuti seua petunjuk yang sudah
dituangkan dalam kontrak pembelajaran, maka mahasiswa akan memperoleh
pencapaian nilai yang maksimal.

8
BAB I

PENDAHULUAN

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mendekripsikan latar belakang Perjanjian Baru dilihat dari


pengertian dasar, pembagian kitab dan kegunaan dalam seluruh pengertian berteologi.

Indikator :

1. Dapat menjelaskan pembimbing Perjanjian Baru sebagai ilmu yang penting dalam
konteks berteologi.

2. Dapat menjelaskan Perjanjian Baru sebagai suatu masa yang baru.

B. Deskripsi Singkat

Bab ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan dasar Perjanjian
Baru dengan penekanan latar belakang mengapa mahasiswa mempelajari pengantar
Perjanjian Baru. Bertitik tolak dari latar belakang itulah materi bab ini akan menyajikan
bahwa Pengantar Perjanjian Baru ini merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting
bagi pemahaman seluruh pengertian berteologi dan menjadi dasar yang penting dalam
penafsiran Alkitab, yang mana ilmu tafsir Alkitab adalah bagian terpenting untuk
manjadi seorang sarjana Teologi. Dalam materi bab satu ini juga dijelaskan tentang
Perjanjian Baru adalah suatu masa yang baru tanpa meninggalkan masa yang lama. Dan
masa yang baru ini menjadi dasar pemahaman untuk mengerti pelajaran keseluruhan
dari mata kuliah “Pengantar Perjanjian Baru” ini.

9
C. Materi

Ilmu Pembimbing Perjanjian Baru

Ilmu pengetahuan pembimbing PB, yang kadang disebut juga ilmu Pengantar PB, adalah
bagian dalam ilmu Theologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19,
sumbangan ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang
dapat menolong kita menyelidiki menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.

1. Latar belakang

Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat mengiterpretasikan Alkitab


dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah
mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam waktu penulisan
maupun dalam latar belakang dan budaya antara jaman PB dan pembaca sekarang.
Oleh karena itu, dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu
sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu
kita menjembatani jurang pemisah itu.

2. Definisi

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pembimbing PB adalah ilmu yang


menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman
Perjanjian Baru, yaitu jaman ketika Tuhan Yesus dan Rasul-rasul masih hidup. Secara
khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu
tentang penulis, penerima. Tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting
sehubungan dengan tema dan tujuan penulisan menuliskan kitab-kitab PB.

3. Tujuan

Tujuan mempelajari Ilmu Pembimbing PB adalah untuk mendapatkan informasi


tentang latar belakang dunia PB dan penulisan kitab-kitab PB sehingga dapat
memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat
terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan kitab-kitab PB.

10
4. Kedudukan dan Peran Pengantar PB dalam Keseluruhan Berteologi

Setelah zaman perjanjian lama berakhir, setelah itu masa transisi yang terlalu panjang
yaitu selama 400 tahun, atau yang disebut zaman intertestamental. Masa antara inilah
yang banyak menyebabkab banyak orang Kristen tidak dapat menemukan
kesinambungan sejarah Perjanjian Lama dan sejarah Perjanjian Baru. Jika ada kasus-
kasus yang berhubungan dengan budaya dalam kitab Perjanjian Baru, maka hal itu
menjadi kesenjangan dalam menafsirkan keseluruhan kebenaran Alkitab.

Pengantar Perjanjian Baru I ini memberikan kepada kita jembatan untuk memahami
dan menafsirkan keseluruhan kebenaran Alkitab. Tanpa mempelajari Pengantar
Perjanjian Baru maka kebutaan dalam penafsiran kebnaran Alkitab akan terjadi dan
hal itu akan menyesatkan umat Tuhan. Seorang teolog yang berkotbah tetapi ia salah
menafsir karena ketidaktahuan akan pengetahuan Pengantar Perjanjian Baru, maka ia
sudah masuk ke dalam penyesatan umat akan kebenaran Firman Tuhan.

Oleh sebab itulah mempelajari Pengantar Perjanjian Baru merupakan pondasi yang
kuat dalam berteolog. Mata kuliah ini menjadi sangat penting peranannya dalam
membimbing kita untuk mengerti seluruh kebenaran Alkitab.

Perjanjian Baru : Suatu Masa Baru

1. Sejarah Pra Perjanjian Baru

Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dan pada
kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya dapat
dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui (Sejarah Perjanjian
Lama)

Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusia-manusia
pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap perintah
Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi rusak.
Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai
puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai.

11
Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar tahun
2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu negeri
yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa
Israel. Namun tidak lama kemudian orang-orang keturunan Abraham tersebut ternyata
berada di Mesir. Segera jumlah mereka menjadi ancaman terhadap Firaun, penguasa
Mesir waktu itu. Firaun pun memerintahkan agar orang-orang Israel dijadikan budak.

Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu, dipanggil
untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke Tanah
Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM), Israel
menerima Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum dan peraturan-peraturan
kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu,
termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu
menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan
menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di
selatan Kanaan.

Yosua, pengganti Musa itulah, yang kemudian memimpin Israel memasuki tanah
Kanaan. Penaklukan tersebut sangat dasyat – kitab Yosua mengisahkannya secara
terinci.

Setelah Yosua mati, … setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya
sendiri” (Hakim- 21:25), sehingga Tuhan perlu menetapkan hakim-hakim. Tokoh-
tokoh yang penuh semangat ini memimpin Israel kepada pertobatan serta
membebaskan bangsa itu dari dari musuh-musuh mereka, - kisah mereka dipaparkan
dalam kitab Hakim-hakim.

Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem
sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta
ibadah Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang
kesatuan dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal
dengan hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi
seorang pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita
cantik, serta persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa
akibat yang fatal bagi Israel.

12
Menyusul kematian Salomo, pecah perang saudara yang menuntut pertumpahan darah
dengan akibat terkoyaknya bangsa itu menjadi dua bagian, Israel di utara dan Yehuda
di selatan. Baik Israel maupun Yehuda kemudian terjerumus dalam dosa dan
penyembahan berhala. Allahpun menetapkan nabi-nabi, yaitu orang-orang yang
menyampaikan kehendak Allah bagi umatNya, untuk memanggil mereka bertobat,
kembali kepada Allah. Baik Israel maupun Yehuda menutup telinga mereka terhadap
peringatan para nabi tersebut, sehingga akhirnya mereka harus bertekuk lutut terhadap
serbuan musuh-musuh mereka – Israel takhluk di bawah Asyur pada tahun 723 SM
dan Yehuda takluk dibawah Babilonia pada tahun 568 SM. Para pemimpin Israel dan
Yehuda dibawa sebagai tawanan dan dibuang ke pengasingan.

Di kemudian hari banyak dari keturunan orang-orang yang dibuang ke pengasingan itu
kembali ke Palestina. Kelompok pertama kembali pada tahun 538 SM dan
membangun kembali Bait Allah; kelompok berikutnya kembali pada tahun 444 SM
dan membangun kembali tembok kota Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan
Nehemia. Sifat lama Israel yaitu berkubang dalam praktek-praktek dosa serta bentuk-
bentuk kehidupan yang tak senonoh kembali muncul, sehingga pada akhir zaman
Perjanjian Lama, dapat kita dengar seruan Maleakhi yang mencela dengan keras sifat
bengkok mereka.

2. Nama dan isi

a. Nama

Nama perjanjian Baru berasal dari bahasa latin Novum Testamentum. Istilah
Testament atau covenant (bahasa Inggris) ini artinya persetujuan antar dua pihak
yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.

Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan
atau wasiat terakhir yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan
tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata “Perjanjian Baru” disimpulkan
sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/ kesepakatan yang
baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.

b. Isi
Isi dari Perjanjian Baru adalah peryataan rahasia janji Allah yang baru
diwujudkan dalam cacatan tentang kata-kata/ pengajaran Yesus dan pada

13
pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu
45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas).
Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sebagai berikut.
b.1. Buku-buku yang berisi sejarah
Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul,
menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para
pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke Surga.
b.2. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin

Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan rasul-rasul lain, surat-surat itu
khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok
iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.

b.3. Buku yang berisi nubuat

Kitab Wahyu mengungkapkan nubuat masa kini dan masa yang akan datang
melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.

3. Pembagian Kitab-kitab dalam PB

Jumlam kitab dalam Perjanjian Baru ada 27 kitab itu, disusun tidak berdasarkan urutan
tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena
sifat-sifat sastranya. Susunan tersebut adalah sebagai berikut:

Jenis Judul Penulis

Kitab Sejarah Matius Matius


Markus Markus
Lukas Lukas
Yohanes Yohanes
Kisah Para Rasul Lukas
Surat Kiriman Roma
I Korintus
II Korintus
Galatia
Efesus Paulus
Filipi

14
Kolose
I Tesalonika
II Tesalonika
I Timotius
II Timotius
Titus
Filemon
Surat Kiriman Ibrani Anonim
Yakobus Yakobus
I Petrus Petrus
II Petrus Petrus
I Yohanes Yohanes
II Yohanes Yohanes
III Yohanes Yohanes
Yudas Yudas
Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes

4. Periode dalam PB

Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia
penulisannya, tetapi kronologis peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa
dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:

a. Periode Kelahiran (5 SM – 30 M)

Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil

b. Periode perkembangan (30 M – 60 M)

Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada


jemaatn Non- Yahudi.

c. Periode Pemantapan (60 M – 100 M)

Masa ini (60 – 100 M) tidak banyak diketahui, tetapi yang jelas banyak tulisan-
tulisan para Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

d. Bagan Kronologi PB

(lihat di halaman berikutnya)

15
Bagan Kronologi PB

Periode Tahun Kejadian Sejarah Publikasi

Kelahiran 6 SM Kelahiran Yesus


4 SM Kematian Herodes
6SM-th 30
Matius
Lukas

Th. 27 Pembabtisan Markus


Th. 30 Penyaliban Yohanes

Perkembangan
Th. 31-33 Pertobatan Paulus
Tahun 30-60

Th. 45 Yakobus
Galatia
Th 49 Sidang di Yerusalem (Markus)

Th 52 I & II Tesalonika
Kisah Matius (?)
Para I Korintus
Rasul II Korintus
Th. 54 Roma
Th. 55 Kolose
Th. 56 Paulus dipenjarakan Efesus
Untuk pertama ka- Filemon
Th. 60 linya Surat- Filipi
surat Kisah-Lukas
Pemantapan Paulus I Timotius
kepada Titus
Jemaat I Petrus
Th. 60-100 Paulus dipenjarakan II Timotius
Untuk kedua kalinya II Petrus
Th. 68 Ibrani Matius
Th. 70 Kehancuran Yudas
Yerusalem
Surat-
surat
Jemaat
Umum

Th. 85 I,II,III Yoh.


Yohanes

Th. 95 Wahyu Wahyu

16
BAB II

ZAMAN INTERTESTAMENTAL

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mendeskripsikan dunia Pra Perjanjian Baru pada Zaman


Intertestamental yang dilihat dari sudut sosial budaya, ekonomi dan agama.

Indikator :

Dapat menjelaskan periode yang muncul dalam zaman Intertestamental

Dapat menjelaskan latar belakang sosial budaya pada zaman Intertestamental.

Dapat menjelaskan latar belakang ekonomi dalam zaman Intertestamental.

Dapat menjelaskan latar belakang agama pada zaman Intertestamental.

B. Deskripsi Singkat

Bab ini menjelaskan tentang tenggang waktu yang panjang antara periode
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam teks Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara budaya, kehidupan
sosial budaya serta hidup keagamaan yang terdapat antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Kapan perubahan itu terjadi ? Jawabannya terletak pada zaman
Intrtestamental, yaitu zaman yang membentang antara zaman Perjanjian Lama dan
zaman Perjanjian Baru, dimana jarak itu dipisahkan oleh sela waktu selama 450
(empatraus limapuluh) tahun ! Tidak ada catatan dalam Alkitab setelah Perjanjian
Lama, lalu masa 450 tahun (masa gelap) tanpa keterangan, lalu muncul masa Perjanjian
Baru ! Apa yang terjadi selama 450 tahun masa gelap ? Bab ini menguraikan apa yang
terjadi pada masa gelap itu yang terentang selama 450 tahun, yang akan kita sebut masa
Intertestamental.

17
C. Materi

SEJARAH PRA INTERTESTAMENTAL

Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus.
Dan pada kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya
dapat dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui.

Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusia-
manusia pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap
perintah Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi
rusak. Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai
puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai.

Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar
tahun 2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu
negeri yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa
Israel.

Namun tidak lama kemudian orang-orang keturunan Abraham tersebut ternyata


berada di Mesir. Segera jumlah mereka menjadi ancaman terhadap Firaun, penguasa
Mesir waktu itu. Firaun pun memerintahkan agar orang-orang Israel dijadikan budak.

Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu,
dipanggil untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke
Tanah Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM),
Israel menerima Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum dan peraturan-peraturan
kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu,
termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu
menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan
menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di
selatan Kanaan.

Yosua, pengganti Musa itulah, yang kemudian memimpin Israel memasuki


tanah Kanaan. Penaklukan tersebut sangat dasyat – kitab Yosua mengisahkannya secara
terinci.
18
Setelah Yosua mati, … setiap orang berbuat apa yang benar menurut
pandangannya sendiri” (Hakim- 21:25), sehingga Tuhan perlu menetapkan hakim-
hakim. Tokoh-tokoh yang penuh semangat ini memimpin Israel kepada pertobatan serta
membebaskan bangsa itu dari dari musuh-musuh mereka, - kisah mereka dipaparkan
dalam kitab Hakim-hakim.

Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem
sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta ibadah
Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang kesatuan
dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal dengan
hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi seorang
pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita cantik, serta
persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa akibat yang fatal
bagi Israel.

Menyusul kematian Salomo, pecah perang saudara yang menuntut pertumpahan


darah dengan akibat terkoyaknya bangsa itu menjadi dua bagian, Israel di utara dan
Yehuda di selatan. Baik Israel maupun Yehuda kemudian terjerumus dalam dosa dan
penyembahan berhala. Allahpun menetapkan nabi-nabi, yaitu orang-orang yang
menyampaikan kehendak Allah bagi umatNya, untuk memanggil mereka bertobat,
kembali kepada Allah. Baik Israel maupun Yehuda menutup telinga mereka terhadap
peringatan para nabi tersebut, sehingga akhirnya mereka harus bertekuk lutut terhadap
serbuan musuh-musuh mereka – Israel takhluk di bawah Asyur pada tahun 723 SM dan
Yehuda takluk dibawah Babilonia pada tahun 568 SM. Para pemimpin Israel dan
Yehuda dibawa sebagai tawanan dan dibuang ke pengasingan.

Di kemudian hari banyak dari keturunan orang-orang yang dibuang ke


pengasingan itu kembali ke Palestina. Kelompok pertama kembali pada tahun 538 SM
dan membangun kembali Bait Allah; kelompok berikutnya kembali pada tahun 444 SM
dan membangun kembali tembok kota Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan
Nehemia. Sifat lama Israel yaitu berkubang dalam praktek-praktek dosa serta bentuk-
bentuk kehidupan yang tak senonoh kembali muncul, sehingga pada akhir zaman
Perjanjian Lama, dapat kita dengar seruan Maleakhi yang mencela dengan keras sifat
bengkok mereka.

19
ZAMAN INTERTESTAMENTAL

Zaman sepanjang empat ratus lima puluh tahun antara Maleakhi sampai
kelahiran Kristus dikenal dengan zaman Intertestamental. Sumber-sumber informasi
utama untuk zaman ini adalah kitab-kitab Makabe yang menceritakan tentang
pemberontakan yang dipimpin oleh wangsa Makabeus serta kekacauan yang terjadi di
tanah Palestina waktu itu dan tulisan-tulisan Yosefus, sejarahwan Yahudi abad pertama.

Kitab Daniel memuat penglihatan tentang zaman ini. Lewat nubuatnya, Daniel
memberikan garis besar pergolakan politik yang kelak terjadi dalam zaman empat ratus
limapuluh tahun itu. Daniel sendiri hidup dalam zaman kebangkitan Babilonia sebagai
suatu kekuatan dunia. Tetapi ia melihat bahwa kerajaan yang sangat kuat itu akan
berlalu, digantikan oleh suatu kekuatan baru, Media-Persia. Selanjutnya akan muncul
kekuatan-kekuatan lainnya yang akan berjaya dalam zaman intertestamental itu, yaitu:
Aleksander Agung dari Yunani, wangsa Ptolomeus dari Mesir, wangsa Seleukus dari
Siria, wangsa Makabeus, dan Romawi.

1. Zaman Persia yang Belakangan (sampai tahun 331SM)

Perjanjian Lama ditutup dengan Persia masih berada di pentas kekuatan


politik. Dalam zaman Persia ini, Raja Koresy mengizinkan orang Yahudi untuk
pulang ke tanah mereka dan kembali membangun Bait Allah (538 SM). Ester,
seorang wanita Yahudi, menjadi permaisuri di istana raja Persia (470 SM). Ezra
(456 SM) dan Nehemia (443 SM) pulang ke tanah mereka dan membangun kembali
negeri itu.

Setelah itu tidak ada lagi peristiwa internasional penting yang berlangsung di
Palestina. Bangsa Yahudi dipimpin oleh imam besar, dan jabatan imam besar ini
kemudian menjadi rebutan. Beberapa kejadian memalukan sekitar perebutan
kepemimpinan ini pun tak tercegahkan lagi. Bahkan pernah seorang imam besar
membunuh saudaranya demi jabatan itu. Peristiwa tersebut membuat wali negeri
Persia begitu terkejut sehingga ia menjatuhkan hukuman denda yang berat bagi
penduduk Israel.

20
2. Zaman Yunani

a. Pemerintahan Aleksander Agung (335-323 SM)

Tenggelamnya Persia ditandai dengan bangkitnya Aleksander Agung ke


pentas kekuasaan atas suatu kerajaan raya yang luas, yang juga mencakup tanah
Palestina. Ayahnya, Filipus dari Makedonia, telah melebarkan sayap
pemerintahannya meliputi seluruh tanah Yunani, dan ia sedang mempersiapkan
suatu serbuan besar-besaran terhadap Persia ketika ia mati dibunuh. Anaknya
Aleksander yang baru berusia 20 tahun menggantikan dia dan dalam waktu singkat
sanggup memporak-porandakan kekuatan Persia.

Pada tahun 335 SM, Aleksander memulai pemerintahan 12 tahunnya yang


sangat mengesankan itu. Setelah mengukuhkan cengkeraman kekuasaannya atas
seluruh negerinya, ia bergerak ke arah utara menaklukkan Siria, Palestina, Mesir,
dan pada akhirnya Persia. Ia masih berkehendak untuk bergerak makin jauh ke arah
timur, tetapi tentaranya menolak untuk berperang lebih lanjut lagi. Aleksander
Agung mati di Babel pada tahun 323 SM. Dalam usianya yang hanya 32 tahun itu
ia telah membuat guratan sangat mencolok yang tak terhapuskan dalam sejarah.
Setelah kematian Alexander Agung, penerusnya adalah jendral-jendralnya, yang
dibagi menjadi 4 (empat) wilayah :
 Bagian barat : Cassander, menguasai tanah Makedonia dan Yunani
 Bgian Timur : Lysimachus, disebut sebagai raja di daerah Turki dan Asia
Kecil yang disebut Armenia
 Bagian Utara : Seleucus menguasai Syria, termasuk Palestina, Babel, dll.
 Bagian Selatan : Ptolomeus menguasai seluruh tanah Mesir.

b. Pemerintahan Wangsa Ptolomeus (323-199 SM) – menguasai Mesir

Tak ada seorangpun yang naik menggantikan Aleksander Agung. Karena itu
pada akhirnya empat orang jendralnya membagi-bagi kerajaan raya itu. Dua
diantara mereka yaitu Ptolomeus dan Seleukus I, di kemudian hari berkuasa atas
tanah Palestina.

Setelah sedikit ribut-ribut diantara jenderal-jenderal ini, Mesir pun jatuh


dibawah Ptolomeus Soter. Palestina juga masuk menjadi wilayahnya. Mula-mula
Ptolomeus Soter berlaku keras dan kasar terhadap orang Yahudi. Namun kemudian,

21
ia menggunakan mereka dalam berbagai tempat dan posisi dalam kerajaannya,
bahkan ada yang menempati jabatan-jabatan sangat tinggi.

Penggantinya, Ptolomeus Filadelfus, adalah salah satu dari wangsa Ptolomeus


yang paling ulung. Ia bersahabat baik dengan orang Yahudi, dan ia memajukan
dunia seni serta membangun kerajaannya dalam segala bidang. Dalam masa
pemerintahannyala di Aleksandria, salah satu kota terkemuka di Mesir, kitab-kitab
suci dalam bahasa Ibrani – seluruh Perjanjian Lama yang kita kenal sekarang serta
beberapa kitab lainnya – diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Lewat terjemahan
itu, yang lebih dikenal dengan nama Septuaginta, kitab-kitab suci tersebut dapat
dibaca secara luas di seluruh kerajaan.

Suatu ketika, pertentangan muncul di antara penguasa-penguasa di Mesir


(wangsa Ptolomeus) dan penguasa-penguasa di Siria (wangsa Seleukus).
Pertentangan tersebut mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Ptolomeus
Filopater di Mesir (222-204 SM) dan Antiokhus Agung dari Siria (223-187 SM).
Dalam pertempuran dekat Gaza, Filopater mengalahkan Antiokhus.

Ketika pulang dari medan laga, Filopater menyempatkan diri berkunjung ke


Yerusalem dan bersikeras untuk masuk ke dalam Ruang Mahakudus di Bait Allah.
Walaupun imam besar telah berusaha mencegah, ia tetap saja tak mau mengalah.
Yosefus menulis bahwa ketika Filopater sudah berada di Ruang Mahakudus, ia
tiba-tiba dicekam rasa takut yang sangat dahsyat sehingga ia keluar dari sana dan
meninggalkan ruang ibadat itu.

Karena orang-orang Yahudi telah memusuhi dia, Filopater mencabut hak-hak


istimewa mereka, memdenda serta menganiaya mereka. Ia menangkap setiap orang
Yahudi yang dapat ditemuinya di Aleksandria, mengurung mereka dalam stadion
yang tertutup, dan memasukkan ke dalam stadion itu sejumlah gajah yang sedang
mabuk. Maksudnya, agar gajah-gajah itu menyerang orang-orang Yahudi itu.
Tetapi yang terjadi, gajah-gajah yang sedang mengganas tersebut justru terlepas,
dan membunuh sejumlah besar penonton yang hadir untuk menyaksikan acara maut
itu. Filopater melihat ini sebagai petunjuk bagi kasih dan pemeliharaan Allah
terhadap orang Yahudi, karenanya ia berhenti menganiaya umat pilihan tersebut.
Ketika ia mati pada tahun 204 SM, putranya Ptolomeus Epifanes yang baru berusia

22
5 tahun menggantikan dia. Antiokhus Agung dari Siria menggunakan kesempatan
tersebut untuk merebut kekuasaan atas Palestina dari tangan Mesir.

c. Pemerintahan Seleucus (198-167 SM) – menguasai Siria

Mesir mengirim seorang utusan ke Roma untuk meminta bala bantuan


melawan Antiokhus. Setuju terhadap permintaan ini, Roma mengirimkan
tentaranya. Pada permulannya bantuan dari Roma ini kurang berhasil. Namun
akhirnya ternyata mereka sanggup memaksa Antiokhus angkat kaki dari seluruh
daerah barat dan utara pegunungan Taurus. Dalam suatu serbuan ke arah timur
guna mencari dana perang, Antiokhus terbunuh oleh para penduduk propinsi
Elimais ketika ia sedang merampok sebuah kuil Yupiter. Dalam masa pemerintahan
penggantinya, Seleukus Filopater, tidak ada hal yang menonjol. Tetapi dengan
munculnya Antiokhus Epifanes (arti namanya : perwujudan diri Allah), salah satu
masa paling kelabu dalam sejarah Israel pun dimulai.

Onias, seorang yang sangat disegani, memangku jabatan imam di Yerusalem


ketika Epifanes mulai memerintah. Karena orang-orang Yunani ingin
menghelenisasikan (menyatukan budaya barat dan timur dalam budaya Yunani)
orang-orang Yahudi, Epifanes menjual jabatan imam besar kepada saudara Onias
dengan harga tiga ratus enam puluh talenta, Onias melarikan diri dari Yerusalem,
sedangkan saudaranya yang merebut kekuasaan dari tangannya itu berganti nama
dari Yesus menjadi Yason, nama Yunani, sejalan dengan usaha Antiokhus yang
memaksakan masuknya kebudayaan dan agama Yunani ditengah-tengah orang
Yahuni. Segala tradisi dan praktek keagamaan Ibrani dicegah, orang-orang Yahudi.
Segala tradisi dan praktek keagamaan Ibrani dicegah, orang-orang Yahudi dikirim
ke Tirus untuk mengambil bagian pada perlombaan-perlombaan yang diadakan
dalam rangka penyembahan terhadap dewa Herkules, dan persembahan-
persembahan juga dikorbankan di atas mezbah bagi dewa itu. Pada akhirnya
Menelaus, saudara lainnya dalam kakak beradik itu, merebut posisi imam besar dari
tangan Yason dan makin meningkatkan serangannya terhadap agama Yahudi.

Ketika Antiokhus Epifanes pergi ke Mesir untuk memadamkan


pemberontakan yang muncul di sana, desas-desus bahwa ia telah terbunuh tersebar
luas, dan orang-orang Yahudi dengan sukacita mulai merayakan kematiannya.

23
Namun, begitu berita tentang perayaan terhadap kematiannya tersebut sampai ke
telinga Epifanes, ia segera berbalik menuju Yerusalem dan menghantam kota itu.
Dalam peristiwa itu 40.000 orang Yahudi mati dibunuhnya. Dan untuk
menunjukkan kebenciannya terhadap agama Yahudi, ia masuk ke dalam Ruang
Mahakudus di Bait Allah, mempersembahkan seekor babi betina di atas mezbah
yang ada di situ, memercikkan darah babi itu ke dinding seluruh bangunan tersebut.
Atas perintahnya, Bait Allah diubah fungsinya menjadi kuil Zeus, dewa gunung
Olimpus. Upacara persembahan kurban dan kebaktian cara Yahudi tidak
diperbolehkan. Sebagai gantinya diadakan upacara-upacara penyembahan berhala.
Sunat juga dilarang, dan memiliki Kitab Taurat dapat dikenakan hukuman mati.

Orang-orang Yahudi membangkang. Seorang pria bernama Eleazar, seorang


ahli Taurat yang sudah berumur dan berkedudukan tingi, dibunuh karena menolak
makan daging babi. Menyusul setelah itu, seorang wanita dengan tujuh orang
anaknya mengalami peristiwa yang mengerikan. Lidah dan jari-jari mereka baik jari
tangan maupun jari kaki semuanya dipotong, dan mereka diceburkan ke dalam
bejana yang airnya sedang mendidih. Sekumpulan pembangkang yang berjumlah
lebih kurang 1.000 orang diserbu pada suatu hari sabat; mereka dibunuh tanpa ada
perlawanan sama sekali.

Wangsa Hasmoneus, suatu rumpun keturunan imam, menolak keras


ketentuan-ketentuan pemerintah yang berlaku itu. Pada waktu utusan-utusan dari
Siria berusaha memaksakan ketntuan-ketentuan Epifanes tersebut, Matatias, kepala
wangsa Makabeus, menolak menyembah berhala. Ketika seorang penduduk maju
ke mezbah untuk membawa kurban bagi berhala, Matatias membunuh orang itu.
Lalu ia memimpin sekelompok pemberontak lari ke padang gurun, ketempat yang
dahulu Daud gunakan ketika melarikan diri dari Saul selama bertahun-tahun.

Hari demi hari jumlah orang yang bergabung dengan wangsa Makabeus
makin meningkat. Orang-orang Siria menyelenggarakan tiga buah kampanye
melawan orang-orang Yahudi yang setia tersebut. Satu diantaranya diselenggarakan
langsung oleh Antiokhus Epifanes, tetapi tidak ada satupun dari ketiga kampanye
itu berhasil. Akhirnya Epifanes meninggal dunia, dan perang saudara pun berkobar.
Yudas Makabeus yang menggantikan ayahya Matatias, melebarkan sayap
pengaruhnya makin luas lagi di Palestina, termasuk ke wilayah Yerusalem. Tiga

24
tahun setelah penajisannya, Bait Allah dibersihkan lagi dan Siria berdamai dengan
orang-orang Yahudi.

2. Zaman Romawi

a. Dinasti Makabeus (116-37 SM)

Yudas Makabeus tidak memperpanjang kedamaian yang ada. Ia segera


menghubungi Roma, meminta bantuan untuk melawan Siria, Dalam pertempuran,
Yudas tewas sebelum bantuan Roma tiba. Ia digantikan saudaranya Yonatan.
Karena kelemahan Siria, Yonatan berhasil menguasai Yudea. Setelah Yonatan
meninggal, ia digantikan saudaranya yang lain. Simon, yang juga meminta bantuan
dari Roma. Roma menjadikan Simon penguasa atas Yudea, dan tahtanya
dikukuhkan turun-temurun.

Pada waktu itu golongan Farisi dan Saduki sudah menunjukkan persaingan.
Ketika Simon digantikan anaknya, Yohanes Hirkanus, Simon bergabung dengan
kedua golongan itu secara bergantian. Tidak lama kemudian pecah perang saudara
karena kedua cucu Simon, Hirkanus dan Aristobulus, berebut kekuasaan setelah
kematian ayah mereka, Yohanes Hirkanus. Orang Romawi memilih Hirkanus. Dan
Pompeius, seorang jenderal Romawi merebut Yerusalem dari Aristobulus.

Berbagai pengepungan, peperangan, pembunuhan, dan pembantaian


berikutnya menandai suatu periode kelabu dalam sejarah Israel. Walaupun
sebetulnya ada kesempatan bagi Israel untuk bangkit menjadi suatu bangsa yang
berkuasa dan berpengaruh, kesempatan tersebut telah dibuang dan disia-siakan saja
dalam berbagai pertikaian keluarga.

b. Dinasti Hasmoneans
 Masa pemerintahan Hycarnus
Setelah kematian Simon maka tamatlah dinasti Makabe, generasi
selanjutnya dimasukkan ke dalam dinasti Hasmoneans. Penerusnya adalah
Yohanes Hycarnus (John Hycarnus) yang menjabat sebagai Raja dan Imam
besar. Pada tahun pertama pemerintahannya Antiochus VII, raja Syria
mengobarkan peperangan dan mengepung Yerusalem selama setahun,
hingga menyebabkan kelaparan dalam kota. Dan walaupun sangat gigih

25
pertahanan Hycarnus, akhirnya mengalami kekalahan. Bantuan dari Roma
menyebabkan Syria mundur, tetapi mengakibatkan Yerusalem dalam
penghinaan Roma dan menyetujui perjanjian yang tidak adil. Jabatan Imam
besar Hycarnus terabaikan karena jabatannya sebagai raja akhirnya
meyibukkan Hycarnus dalam urusan perang. Hal ini menyebabkan golongan
keagamaan, yaitu golongan Hasidim menjadi tidak puas dan melakukan
pemberontakan dan menentang perserikatan dengan Roma. Golongan
keagamaan ini akhirnya berubah haluan menjadi gerakan politik, yang
mempertahankan Yahudi harus menjadi sebuah negara yang mengisolasi
diri demi agama. Kuatnya gerakan keagamaan ini maka mereka kemudian
berkembang menjadi orang Farisi dalam Perjanjian Baru. Karena Hycarnus
kehilangan dukungan dari kelompok Hasidim (yang dulunya pendukung dan
pembela dinasti makabe dan ddinasti Hasmoneans), maka Hycarnus pro
dengan kaum Helenis (pro Yunani) yang mayoritas dari golongan menengah
ke atas dan para bangsawan. Kaum Helenis inilah yang dikemudian hari
dalam masa Perjanjian Baru disebut kelompok Saduki. Kelompok Saduki
yang sangat bebas di bidang keagamaan dan partai imperial Istana
berhadapan dengan oposisi yaitu kelompok Farisi yang ketat beragama dan
diluar istana. Walau jumlan Saduki tidak sebanyak jumlah Farisi, tetapi
kekuasaan kelompok Saduki sangat kuat dalam keputusan pemerintahan.
Akhirnya Kelompok Saduku dan kelompok Farisi inilah yang meruntuhkan
dinasti Hasmoneans. Hycarnus mangkat tahun 105 S.M. saat pertikaian
orang Farisi dan orang Saduki berlangsung sangat seru.
Pengganti Hycarnus adalah Aristobulus I, putranya, yang menjabat Raja dan
Imam Besar, memiliki sifat sadis dan ganas. Aristobulus I membunuh
semua saudaranya dan memenjarakan ibunya sampai mati kelaparan. Dia
hanya memerintah satu tahun karena mati diracun istrinya, Alexandra.
 Salome Alexandra dan Kedua Putranya.
Setelah kematian Aristobulus I, adiknya, Alexandra Janneus naik tahta dan
menikahi janda kakaknya. Orang Farisi sangat menentang hal ini. Tetapi
Janneus memperalat orang Saduki hingga perang saudara antara Farisi dan
Saduki, yang memakan korban 50.000 orang mati. Setelah Janneus mati
Alexandra menjadi Ratu yang menjalankan politik dan mengangkat

26
Hycarnus II, putra sulungnya sebagai Imam Besar. Putra bungsunya,
Aristobulus II, yang cakap di berbagai hal dibiarkan menganggur.
Alexandra dan putra sulungnya memihak kepada orang Farisi. Dengan
kekuasaannya, orang Saduki ditindas, membantai praa pemimpinnya dan
membuang ke pengasingan. Tatkala Ratu sakit keras, putra bungsunya,
Aristobulus II mengontak orang Saduki untuk memberontak. Tetapi wasiat
Ratu menunjuk Hycarnus II untuk menjadi Raja. Akibat dua saudara
kandung ini saling berebut tahta. Hycarnus tidak berdaya menandingi
kekuatan adiknya. Tapi Hycarnus II tidak mau mengalah, dia minta bantuan
Aretes, raja Arab untuk berperang dengan adiknya Aristobulus II. Saat
mereka sedang asyik perang, datang Jendral Pompey dari Roma. Demi
mendapatkan tahta, mereka merendahkan diri untuk mendapat belas kasihan
Pompey. Akhirnya Hycarnuslah yang dipilih untuk medapatkan bantuan
dari Roma. Aristobulus terpaksa Mundur untuk mempertahankan
Yerusalem. Setelah dikepung tiga hari oleh Jendral Pompey dan Hycarnus
II, Aristobulus II dan pengikutnya dikalahkan, dibelenggu dan menjadi
tawanan. Sejak saat itu walau Hycarnus sebagai Imam Besar dan
menjalankan sebagian politik kepada Yahudi, kenyataannya Yahudi
kehilangan kebebasannya. Kemerdekaan Yahudi menjadi sirna dan tamat
sejak itu.

c. Dominasi Romawi (Sepanjang Periode Perjanjian Baru, dimulai dari tahun


37 SM).

Pompey, Crasus, dan Julius Caesar memerintah Roma sebagai tiga


serangkai pertama, tetapi Julius Caesar kemudian menjadi penguasa tunggal. Ia
mengembalikan Hirkanus ke tahtanya di Yerusalem dan menunjuk Antipater,
seorang penduduk Idumea, sebagai prokurator di bawah Hirkanus. Kedua anak
Antipater, Fasael dan Herodes, menjadi gubernur Yudea dan Galilea. Tahun
berikutnya Antipater diracuni dan tiga tahun kemudian Julius Caesar mati
dibunuh di Roma.

Roma ganti dikuasai tiga serangkai berikutnya, yaitu Octavianus


(kemenakan Caesar), Markus Antonius, dan Lepidus. Antonius menguasai Siria
dan wilayah Timur, dan ia senang dengan Herodes, Persahabatan mereka

27
mengangkat keluarga Idumea itu ke atas pentas kekuasaan. Herodes kawin
dengan Mariamne, cucu Hirkanus, dan menjadi anggota wangsa Makabeus.

Pada masa itu, muncul gejolak baru di Tanah Palestina. Antigonus, anak
Aristobulus, meraih keberhasilan sejenak sebab dapat menyebabkan
terpotongnya telinga Hirkanus – imam besar yang berkuasa pada masa itu –
sehingga Hirkanus menjadi tak pantas lagi memduduki jabatan imam. Dalam
sengketa selanjutnya Herodes mendapat tekanan hebat dari Antigonus sehingga
ia harus melarika diri ke tempat perlindungan bernama Masada. Selanjutnya
Herodes menuju Roma dan mengadukan masalahnya di sana. Roma
mengangkatnya menjadi raja di Yudea. Antigonus dihukum mati. Maka
berakhirlah sudah seluruh kekuasaan wangsa Makabeus atau Hasmoneus.

Segera setelah Antonius mati bunuh diri di Mesir, Herodes memperluas


kekuasaannya di Yudea. Ia hidup dalam ketakutan kalau-kalau ada seorang dari
wangsa Makabeus yang akan bangkit berkuasa dan merampas tahtanya. Ketika
Aristobulus, seorang saudara Mariamne, diangkat memjadi imam besar,
kepopulerannya membuat Herodes bertindak kejam. Aristobulus dibunuh
(mengalami mati lemas) atas perintah Herodes. Ketika Mariamne menjadi sangat
marah oleh peristiwa itu, Herodes pun tanpa ragu-ragu memerintahkan
Mariamne dihukum mati. Dalam tahun-tahun setelah itu Herodes makin
merajalela melampiaskan dendamnya. Kekejamannya yang selalu memuntut
darah itu membangkitkan kemarahan besar orang-orang Yahudi.

Untuk meredakan sifat bermusuhan yang ditujukan orang Yahudi


terhadapnya, Herodes kemudian merencanakan suatu proyek kemasyarakatan. Ia
membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Tetapi masalah Herodes dan bangsa Yahudi belum berakhir. Ia dikelilingi


oleh sekelompok orang yang memanfaatkan penyakit kejiwaan karena ketakutan
(paranoid) yang diidapnya. Kedua anaknya, seperti ibu mereka Mariamne,
menjadi korban berikutnya. Mereka mati dicekik. Pada saat yang sama sejumlah
orang Farisi juga menemui ajalnya di tangan penguasa bengis ini. Sejarah
pemerintahannya setelah itu terus menerus diwarnai dengan kekejaman yang tak
kepalang tanggung. Pada akhir pemerintahannya, penguasa yang senantiasa
diteror perasaan takut ini memerintahkan pembunuhan masal terhadap bayi-bayi

28
di Betlehem ketika saingannya, Raja Orang Yahudi, yaitu Yesus, diberitakan
telah lahir di kota itu.

LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA

Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya
sebagai umat pilihanAllah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan
membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu
Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke
tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di
tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan
pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati
hukum Taurat, melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk
memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

Bangsa Yunani melalui Alexander memberikan sumbangan yang besar dalam


mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini
memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi
bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar
karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh
penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan
benar dan akurat.

Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang
relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara.
Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga
ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-
orang Romawi baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi
persiapan penulisan kitab-kitab PB.

Dikalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya
karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan
kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain:
petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya.

29
Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sebagai berikut: kaum
ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.

Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi.


Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani.

1. Ilmu Pengetahuan

Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan
umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan olmu arsitektur adalah yang paling maju
pesat. Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan
patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat.

2. Hiburan

Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukan-pertunjukan musik untuk


menghibur kaum jelata, (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan
untuk kaum nigrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan
(gladiator) di arena-arena pertunjukan.

3. Bahasa

Bahasa yang dipakai bermacam-macam: latin, Yunani, Aramik, dan Yahudi


(Ibrani), masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk
tujuan yang berbeda.

4. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan sudah lama dikenal, baik di kalangan masyarakat Yahudi


ataupun non Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian
yang sangat besar dalam pendidikan terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama
adalah agar mereka memelihara budaya dan agama nenek moyang, ketika ada di
tanah pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.

LATAR BELAKANG EKONOMI

Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil
pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk
menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang
rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara lain.
30
1. Mata uang

Masa uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas
aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat 20:2).
Tetapi karena pemerintahan provisi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak
heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat 21:12). Usaha
pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

2. Arus Perjalanan

Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang
sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-
daerah jajahan yang terbentang luas.

3. Arus perdagangan

Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan
Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar
berlayat dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.

LATAR BELAKANG AGAMA

1. Agama primitif

Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani,


walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak
lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak
moral dan kehidupan kaum muda.

Pemujaan kepada kaisar sangat mengutungkan negara karena mendatangkan


penganiayaan bagi orang Kristen. Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga
pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. Namun inipun kurang
memuaskan kehidupan rohani mereka.

Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang
lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh
aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, gnostisisme, Neo-
platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dan lain-lain.

31
2. Agama Yahudi (Yudaisme)

Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat
dipisahkan, keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk
dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua
penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang
agama Yudaisme. Oleh karena itu, untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik
akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama
Yahudi.

a. Latar Belakang

Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke
belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham, karena dari Abrahamlah
bangsa “pilihan” ini berasal. Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya
baru dimulai pada amasa “penyebaran” (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734
SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran
mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada
Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati
hukum dan Taurat mereka.

Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-
cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini
mulailah memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang
mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh suapya mereka
tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir dari sinilah Yudaisme secara
resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai
badan yang disebut Sinagoge Agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini
bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-
kitab PL, tapi akhirnya badan ini diganti dengan dewan Sanhedrin (Lihat: Dan
1:5-8; 3:4-1; Ezr 7:1-6).

b. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem

Sebelum masa penyebrangan / pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang


dibangun oleh Raja Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang
Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara

32
teratur dan mengadakan upacara korban sembelih di sana. Setelah mereka
dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk
beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586). Upaya yang mereka
lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali
pengajaran tentang hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru.

Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi
yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan
ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk
memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-
sinagoge di kota-kota dimana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah
ibadah orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem ,
karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk
membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat,
memelihara hari sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur
soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. (Lihat Mzr
137:1-5).

c. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge

Sejak jaman penyebaran/ pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan


agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan
mengalami kedewasaan. Di setiap kota besar dimana ada kelompok orang
Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai
sosial dimana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk
belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah
ibadah orang Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang
Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa
dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.

Pemimpin Sinagoge disebut “kepala rumah ibadat” yang diangkat dari


antara penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah
memimpin kebaktian, menjadi penegah dalam suatu perkara dan
memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut: hazzan.
Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda yang ada di
sinagoge.

33
Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah
podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca,
dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat. (Lihat Mar 5:22; Luk
13:14; Kis 13:5; 14:1; 15:43, dst)

d. Bentuk Ibadah

Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sebagai berikut:

 Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut Shema (Ul 6:4-5)

 Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut beraktor


(“diberkatilah...”)

 Pembacaan Doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati)

 Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh,


juga kitab Nabi-nabi)

 Kemudian diikuti dengan khotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja
dibacakan.

 Kebaktian diakhiri dengan berkat yang dilakukan oleh imam.

e. Hari-hari Raya Yahudi

Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya


dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat
dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari raya tersebut antara lain:
perayaan paskah, hari raya roti tak beragi, hari raya pentakosta, Hari raya Tahun
baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan
berdasarkan aturan dalam hukum muda. Sesudah masa pembuangan mereka
menambah perayaan hari raya meniup serunai, hari raya Purin.

34
BAB III

GOLONGAN-GOLONGAN PRA PERJANJIAN BARU

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mengenali golongan-golongan yang muncul pada zaman Yudaisme


yang meliputi nama, latar belakang munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya.

Indikator :

1. Dapat menjelaskan sejarah Sinagoga dan segala sesuatu yang menyangkut


Sinagoga.

2. Dapat menjelaskan secara rinci seluk beluk golongan dalam dunia Pra Perjanjian
Baru yang meliputi sebab-sebab munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya isi
ajarannya.

B. Deskripsi Singkat

Materi ini menolong kita untuk memahami bagaimana pusat keagamaan orang
Yahudi terbentuk dan berkembang bahkan sampai saat ini. Juga memahai berbagai
golongan yang muncul karena berbagai gejolak yang terjadi di negara Yahudi yang
melatar belakangi terbentuknya berbagai golongan. Memahami tentang golongan itu
dan berbagai ajarannya.

Nantinya ketika kita mempelajari Perjanjian Baru, golongan-golongan itu


muncul dalan teks Perjanjian Baru. Hidup dalam masyarakat Perjanjian Baru dan
bahkan Yesus banyak bersinggungan dengan golongan-golongan ini, bersinggungan
dalam arti menentang. Mengapa Yesus menentang ? Lewat mempelajari golongan-
golongan ini kita akan mengerti mengapa Yesus bersikap demikian kepada golongan-
golongan ini.

35
C. Materi

Nama Golongan yang Muncul


dalam Perjanjian Baru

SINAGOGA

Pengertian dasarnya yaitu tempat berkumpul. Pengertian dalam Alkitab yaitu kumpulan
sekelompok orang dari suatu tempat beribadah atau gerakan bersama (Lukas 12:11;
21:12).

Makna Sinagoga :

 Dari bahasa Ibrani : merupakan tempat kudus dalam ukuran mini sebagai
pengganti Bait Suci yang hilang (Yeh 11:16).
 Dari bahasa Yunani : perserakan di seluruh dunia. Sinagoga menjadi tempat
lahirnya sejenis kehidupan sosial dan agama yang baru dan meletakkan dasar bagi
suatu persekutuan agama yang melingkupi seluruh dunia. Doa dan pembacaan
hukum Taurat menggantikan upacara penyerahan korban.

Asal Mula Sinagoga :

Sebelum pembuangan ke Babel, ibadah keagamaan berpusat di Bait Suci di


Yerusalem. Selama pembuangan, tatkala peribadatan di Yerusalem tidak mungkin dapat
dilakukan, maka timbullah Sinagoge sebagai tempat pengajaran Kitab Suci dan doa
(Yeh 20:1).

Tujuan Sinagoge :

Tujuan utama perkumpukan Sinagoge adalah mengajar orang banyak supaya mengerti
hukum Taurat. Tujuannya dijabarkan dalam tiga fungsi, yaitu :

 Untuk Ibadah
 Untuk Pendidikan
 Pemerintahan atas kehidupan umum masyarakat.

36
SANHEDRIN

Sanherin dari kata Ibrani, dari kata Yunani adalah synedrion. Sebelum dan pada
masa Kristus nama itu dipakai untuk majelis tinggi dan majelis lain yang lebih rendah
tingkatannya. Dalam PB istilah itu mengacu pada pengadilan Yahudi yang tertinggi.
Dalam beberapa kasus kata-kata lain digunakan sebagai pengganti Synedrion, misalnya
: presbyterion, majelis tua-tua, gerouisa, mahkamah agama.

Kapan terbentuknya Sanhedrin sebenarnya tidak jelas. Secara tradisionil dimulai


dari ke-70 orang pembantu Musa. Lalu Ezra menata kembali setelah dari pembuangan
dengan tujuan untuk menyelesaikan urusan lokal. Selanjutnya orang Yunani
mengijinkan mendirikan adanya suatu lembaga yang bernama gerousia (mahkamah).
Anggotanya adalah para tua-tua bangsawan dan bisa berhubungan dengan penguasa.
Dibawah Romawi gerousia memiliki pengaruh yang luas. Menjelang akhir abad
pertama SM, dewan ini dikenal sebagai synedrion. Kuasa Mahkamah Agama ini hanya
sampai Yudea saja, terbukti majelis ini tidak berkuasa atas Yesus ketika Ia berada di
Galilea. Sesudah tahun 70 Masehi, Mahkamah Agama ditiadakan dan diganti dengan
Beth Din (Mahkamah Pengadilan).

Anggota Sanhedrin adalah imam-imam dari golongan Saduki. Sejak jaman Ratu
Aleksandra (76-67 SM) golongan Farisi dan Ahli Taurat dimasukkan sebagai anggota.
Dibawah Herodes golongan Farisi semakin kuat. Anggota Mahkamah Agama terdiri
dari Imam Besar (yang masih aktif dan mantan), keluarganya Imam Besar, para tua-tua
(kepala suku, tokoh masyarakat dan imam), para ahli Taurat yaitu para pakar hukum,
dengan Imam Besar sebagai kepalanya. Demikianlah Imam Besar Kayafas menjadi
ketua pada pengadilan Yesus. Cara pengangkatan tidak lagi secara keturunan tetapi
siapa yang dekat dengan Imam Besar, dialah pemimpinnya.

Pada jaman Tuhan Yesus, jangkauan MA tidak hanya urusan agama, tetapi juga
masalah hukum sipil dan hukum kriminal. Juga memiliki kuasa administratif, MA diberi
kuasa menangani perkara-perkara yang tidak mengakibatkan hukuman mati. Perkara
hukuman mati harus mendapat persetujuan dari Romawi, walaupun persetujuan itu
berdasarkan permintaan dari MA.

Tujuan semula Mahkamah ini adalah ingin memelihara segala kebenaran Tuhan
dan untuk melakukan sarikat Taurat dengan seteliti-telitinya agar menjadi bangsa yang
suci, dengan kegiatan yang rutin dilakukan yaitu membaca Firman Tuhan dan
37
gulungan-gulungan kitab Taurat lalu diterangkan (bersamaan dengan sinagoge). Namun
langkah baik ini sayangnya diikuti dengan suatu cara menafsir yang tertentu dan
berbagai peraturan tambahan sehingga agama Yahudi menjadi agama lahiriah saja.

Susunan keanggotan :

 Imam Besar 1 orang


 Imam Kepala 24 orang
 Tua-tua (Imam) 24 orang
 Ahli Taurat 22 orang

Syarat-syarat menjadi Anggota Sanhedrin :

 Usia setengah baya


 Berperawakan Tinggi
 Tampan, terpelajar
 Sehat jasmani dan rohani

Tugas-tugasnya :

 Mengawasi keimanan seseorang


 Memutuskan perkara moral
 Mengawasi hidup keagamaan bangsa
 Menangkap bidat/ajaran palsu
 Mengawasi Raja untuk tetap melakukan Taurat
 Menentukan boleh perang atau tidak
 Menentukan batas suci kota
 Mengangkat sinagoge lokal
 Menentukan kalender kehidupan menurut Solar maupun Lunar

KELOMPOK ZELOT

Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari
penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin
mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pemberontakan melawan
pemerintah Romawi. (Lihat Kis. 5:37; Mar 12:14)

38
Zelot berasal dari kata “Zelos” yang berarti Semangat besar. Zelot merupakan
gerakan partai nasional yang radikal, didirikan oleh Yudas orang Galilea yang menuntut
pembebasan Yunani dari penjajahan Romawi. Gerakan ini lebih berbentuk perjuangan,
hanya pada akhirnya bergeser arahnya menjadi alat legitimasi untuk melakukan
tindakan kekerasan.

Gerakan ini dilatarbelakangi adanya kewajuban untuk membayar pajak kepada


raja yaitu Kaisar Romawi. Hal ini dianggap menghianati Allah karena menurut mereka
yang dianggap sebagai Raja Israel adalah Allah. Oleh karena itu akhirnya mereka
melakukan pemberontakan untuk melepaskan diri dari penjajahan Romawi.

KELOMPOK SADUKI

Nama dan asal usul golongan Saduki masih diperdebatkan. Kemungkinan Nama
Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar) atau sejaman dengan Salomo yang
keturunannya dipandang sebagai garis keimaman murni (band. Yeh 44:15; 48:11) atau
seseorang yang diduga pendiri atau pemimpin mula-mula golongan itu.

Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena


anggota mereka adalah para imam di bait Allah di Yerusalem. Pengajaran PL yang
mereka terima hanyalah 5 kitab Pentatuekh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal
supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya
pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. (lihat : 2 Sam. 15:24-29; Kis 23:8).

Empat macam teori mengenai asal usul golongan Saduki :


1. Suatu partai politik, berasal dari kaum Helenis Yahudi.
2. Partai agama dan bahwa beberapa dari ahli Taurat dalam kitab Injil adalah ahli kitab
Saduki
3. Dulunya adalah suatu badan ningraat pedesaan, sebagai lawan bagi Farisi yang
urban.
4. Berasal dari pejabat-pejabat negara.

Dari sudut tingkah laku orang-orang Saduki memiliki karakter :


1. Agak tidak berbudi, kasar terhadap bangsawan seperti terhadap orang asing.
2. Bila dapat berdebat dengan guru-guru mereka, dianggap kebajikan.

39
3. Pengikut terbatas pada kaum kaya dan tidak di kalangan rakyat.
4. Dalam masalah penghakiman lebih keras daripada Yahudi lainnya.
5. Banyak dari para imam berasal dari Saduki ternyata menjadi imam, terutama dari
keluarga-keluarga imam yang amat berkuasa.

Dibawah Herodes dan orang Romawi kaum Saduki menguasai Sanhedrin. Partai
itu surut bersamaan dengan penghacuran Bait Allah pada tahun 70. Bahkan menurut
seorang ahli sejarah Yosefus dikatakan, bahwa ketika masih berkuasa, kaum Saduki
karena takut terhadap rakyat terpaksa bekerja sama dengan kaum Farisi.

Dalam agama kaum Saduki ditangani oleh konservatisme mereka. Mereka


menyangkal keberlakuan yang mantap dari apapun kecuali hukum-hukum tertulis dari
Pentateukh. Mereke menolak ajaran-ajaran yang kemudian tentang jiwa dan kehidupan
sesudah kematian, kebangkitan, pahala dan imbalan, malaikat dan setan-setan. Mereka
percaya bahwa nasib tidak ada, karena manusia memiliki pilihan bebas tentang baik dan
jahat, kemakmuran dan nasib malang merupakan hasil perbuatan sendiri.

KELOMPOK FARISI
Berasal dari kata parash, artinya “memisahkan”. Aliran yang paling
berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir
PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka
taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, karena keahliannya inilah mereka disebut
sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham
dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang
sungguh-sungguh (lihat: Mat 23:13-15)

Nama Farisi pertama-tama nampak di dalam naskah para raja-imam orang Hasmon,
yang mula-mula artinya “yang memisahkan diri”. Pada Zaman Ezra, orang Hasidim
(yang dikasihi Allah) adalah kaum minoritas dan mereka hidup beraskese (beraskese :
penderitaan membawa kesucian). Sedangkan Farisi adalah kaum mayoritas sehingga
mereka menguasai negara. Pada zaman Yohanes Hiskanot (134-104 SM), kaum Farisi
mempunyai pengaruh besar dan mendapat dukungan rakyat sehingga sampai menjelang
tahun 200M, Yudaisme dan ajaran Farisi menjadi sinonim.

40
Hubungan dengan Kelompok Lain

 Mereka menjadi partai minoritas pada zaman Herodes yang berjumlah sekitar
6000 orang. Itulah sebabnya mereka takut kepada Yesus yang mempunyai banyak
pengikut.

 Hubungan dengan rakyat buruk

 Sangat kaku dan keras dalam memegang tafsiran Hukum Taurat sehingga tidak
ada daya tarik.

 Kebanyakan berasal dari masyarakat bagian menengah bagian bawah dan perajin,
itulah sebabnya mereka sangat mengerti keadan rakyat umum sehingga berusaha
membuat hukum Taurat terpikul oleh rakyat dan mereka duduk di jabatan-jabatan
penting.

Keyakinan
 Mempercayai bahwa jiwa manusia tak dapat mati dan akan dijelmakan kembali
(bangkit kembali) pada masa kebangkitan (Kis 23:8)
 Mempercayai takdir
 Mengharuskan setiap orang menggenapi segi hukum Taurat
 Mempertahankan kemutlakan keesaan dan kekudusan Allah, pemilihan umat
Israel dan kemutlakan hukum Taurat atas orang Israel.
 Menekankan etika dan bukan teologia
 Taat persepuluhan sebagai bukti taat kepada Allah
 Percaya adanya malaikat dan roh.

KELOMPOK ESENI

Eseni artinya “saleh” atau suci”. Mereka ini tidak secara resmi disebut kitab-kitab PB,
tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang
hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan
penemuan-penemuan naskah qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.

41
KELOMPOK HELENIS

Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan
Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi
mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

KELOMPOK HERODIAN

Dalam satu atau dua kesempatan orang Farisi dan Herodian ditampilkan sebagai
pembuat gara-gara untuk melawan Yesus. Namun pada umumnya orang Farisi dan
orang Herodian tidak memiliki kesamaan. Jika mereka bersama-sama melawan Yesus
rupanya itu hanya suatu persekutuan yang sementara dan tendensius. Kaum Herodian
rupanya lebih bersifat politis dari pada relegiua. Seperti terlihat dari namanya,
keberadaan mereka adalah untuk menjaga kepentingan-kepentingan keluarga Herodes.
Selama pelayanan Yesus, dua anggota keluarga itu menjabat sebagai kuasa atas daerah-
daerah di tanah Israel dan sekitarnya. Herodes Antipas menguasai daerah Galilea dan
Perea, sedangkan kakaknya Filipus menguasai daerah timur dan timur laut dari danau
Galilea. Kaum Herodian yang kita temui di Alkitab adalah pendukung Herodes Antipas.
Jika ada gerakan muncul melawan posisinya, maka kaum Herodian inilah yang akan
menghadapinya. Gerakan serupa muncul pada saat misi Galilea oleh para Rasul. Kaum
Herodian serta merta menganggap bahwa itu adalah bagian tugas mereka untuk
mengurangi gerakan yang tampaknya disebabkan oleh Yesus dan para muridNya.

Pada masa-masa ini Yesus dikatakan Yesus telah memperingatkan para murid-
Nya supaya berhati-hati terhadap ragi Farisi dan ragi Herodes (Mark 8:15). Murid-
muridNya tidak dapat menangkap maksud Yesus. Yesus pada kesempatan ini tidak
menganggap bahwa kaum ini akan mencemari secara teologis berupa doktrin-doktrin
yang sesat, namun lebih berat Ia menekankan bahwa kaum ini akan menghambat secara
politis. Ketika Yesus diperingatkan supaya menyingkir dari Galilea karena Herodes
akan membunuhnya Yesus menyebut Herodes sebagai srigala (Luk 13:32) – suatu
kesempatan yang jarang sekali terjadi bahwa Yesus membuat referensi untuk seorang
penguasa.

42
BAB IV

KANONISASI PERJANJIAN BARU

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antar kitab-


kitab Perjanjian Baru dan teori sumber Injil Sinoptis.

Indikator :

1. Dapat menjelaskan seluk beluk kanoninasi Perjanjian baru yang meliputi


pengertian, sejarah, daftar, pembagian dan hubungan antar kitab.

2. Dapat menjelaskan seluk beluk kitab-kitab Injil yang meliputi asal usul, Injil
Sinoptik dan teori sumber.

B. Deskripsi Singkat

Materi akan menjelaskan bagaimana Perjanjian dikanonisasikan. Dan terutama


bagaimana kitab Injil dikanonisasi, ditulis dan bagimana para penulis Injil ini menulis.
Kita juga akan mempelajari kesulitan-kesulitan dan masalah yang timbul dalam
kanonisasi serta penuisan kitan Injil. Termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan,
mengapa Injil Matius, Markus, dan Lukas banyak kesesuaiannya dan darimana sumber
penulisan mereka ?

C. Materi

INJIL SYNOPTIK

Kata Synoptik berasal dari bahasa Gerika (Yunani) : ‘Syn’ = bersama dan
‘optanomai’ = melihat, artinya melihat secara bersama. Jadi penulisnya mempunyai
pandangan yang sama terhadap kehidupan Kristus.

43
Yang disebut Injil Synoptik ialah ketiga Injil yang pertama dari Perjanjian Baru,
yaitu Matius, Markus, dan Lukas, karena mempunyai hubungan yang dekat dalam isi,
pengungkapan kata-katanya serta cara pengekspresiannya. Tetapi justru kedekatan
hubungan ini menimbulkan suatu pertanyaan yang disebut masalah sinoptik.

Masalah tersebut adalah :

1. Bila ketiga Injil ini sepenuhnya berdiri sendiri dalam asal maupun
perkembangannya, mengapa mereka begitu mirip satu dengan yang lainnya
bahkan dibanyak tempat ungkapan lisan dikutip sama persis ?

2. Tetapi bila ketiganya memang mempunyai hubungan kepustakaan satu dengan


yang lainnya, mengapa mereka membentuk 3 kesaksian yang berdiri sendiri
tentang perbuatan dan ajaran Tuhan Yesus ?

Sebagai contoh, peristiwa penyembuhan orang kusta dalam Matius 8:1-4; Markus 1:40-
45 dan Lukas 5:12-16. Semuanya mengisahkan peristiwa, urutan kejadian dan
pemilihan kutipan ajarannya sama. Masing-masing dibuka dengan kalimat yang berbeda
untuk menyesuaikan dengan isi keseluruhan cerita cerita, namun kata-kata Yesus yang
dikutip hampir sama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah penulis Injil saling
mencontoh satu dengan yang lain, memakai sumber yang sama atau mereka telah
bekerja sama?

Dipihak lain, kendatipun ada kesamaan-kesamaan yang mencolok, ada pula perbedaan-
perbedaan yang jelas, misalnya pada bagian awal dan akhir Injil Matius dan Lukas
diberi rincian yang lebih dalam daripada Markus, tetapi bagian ini tidak bersesuaian
satu dengan yang lain. Juga dibagian lain Matius dan Lukas menggunakan bahan yang
hampir sama yang kesejajarannya tidak terdapat dalam Markus (Matius 6:25-34 =
Lukas 12:22-31; Matius 12:43-45 = Lukas 11:24-26).

Beberapa jawaban yang ditawarkan :

1. Teori Tradisi Lisan

Teori ini adalah yang tertua diantara ketiganya. Papias dan Irenius adalah saksi
langsung yang pertama dari penulisan kitab Injil, berpendapat bahwa :
pengetahuan penulis Injil tentang karya pelayanan dan ajaran Yesus diperoleh dari
44
kotbah yang didengar beberapa kali dari tokoh apostolik. Teori ini menyatakan
bahwa fakta mengenai Yesus dikumpulkan dan disusun, dihafalkan dan
disampaikan secara lisan dalam suatu bentuk yang hampir pasti. Faktor
pendukung teori ini adalah : kepastian bahwa pesan yang terkandung dalam Injil
dikotbahkan beberapa kali sebelum ditulis. Pengulangan ini terjadi pada waktu
menghadapi kelompok pendengar yang berbeda.

Papias mengatakan : Matius mencatan ajaran Yesus dalam bahasa Aram (dialek
bahasa Ibrani). Sedangkan Markus adalah ahli kitab serta penerjemah Paulus, yang
mencatat segala sesuatu yang diingatnya dengan tepat, tetapi tidak selalu
menempatkannya dalam urutan peristiwa dan percakapan yang sesuai dengan
alinya.

Irenius mengatakan : Lukas sebagai suatu reproduksi dari khotbah-khotbah


Paulus, dan menghubungkan Injil keempat dengan murid Yesus yang bersandar
padaNya pada perjamuan malam terakhir.

2. Teori Ketergantungan Timbal Balik

Teori ini mengatakan bahwa dua diantara kitab-kitab Injil itu meminjam dari yang
lainnya.

Teori semacam ini apabila diterima akan menyangkal keaslian kedua Injil yang
dikatakan telah menyalin dari yang ketiga. Lagipula, semisal Matius menyalin dari
Lukas, mengapa Matius menciptakan urutan peristiwa yang berbeda dari Injil
Lukas ?

3. Teori Sumber Hipotesis Dokumentaris (hipotesis dua dokumen)

Teori ini mengatakan bahwa Matius dan Lukas menulis Injil mereka berdasarkan
Injil Markus ditambah sebuah kumpulan ajaran Yesus yang disebut Q (Bahasa
Jerman : Quelle yang artinya sumber) yang berarti sumber-sumber ini
kemungkinan berisi dokumen tentang ajaran Yesus (band Lukas 1:1-2). Sumber Q
ini berisi koleksi ucapan-ucapan Yesus langsung dan yang sudah tertulis di
papyrus

Kelemahan teori ini adalah menekankan pada hubungan dengan dokumen atau
berita dari mulut ke mulut tentang ajaran Yesus daripada hubungan pribadi antara
pengarang Injil.

45
4. Teori Redaksional

Teori ini mengatakan bahwa para penulis Injil memeriksa dan menyusun bahan-
bahan mengenai kehidupan Yesus menurut caranya sendiri-sendiri yang mereka
terima dari berita mulut . Menurut teori ini teologi masing-masing penginjil
ditekankan dalam tulisannya. Para penulis menyajikan tidak hanya cerita tetapi
sebagai pandangan “historis teologis” dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus.

Tidak satupun dari teori di atas yang dapat memberi jawab secara memuaskan
mengenai problem sinoptis. Tetapi ada beberapa fakta yang cukup pasti.

 Injil Matius ditulis oleh Matius dalam rangka cerita yang hampir mirip dengan
Markus.

 Injil Markus merupakan jalur induk dari kisah pengajaran Yesus yang ditulis
Markus, yang mempunyai hubungan dengan para rasul sejak kelahiran gereja,
ditulis ketika mereka masih hidup.

 Injil Lukas merupakan catatan bebas dari Lukas, rekan perjalanan Paulus yang
menggabungkan dari kotbah apostolik dengan hasil pengamatannya sendiri.

Bertolak dari hal-hal di atas, Kitab Injil tetap harus dianggap sebagai suatu usaha
yang tulus untuk menyusun kehidupan Yesus Kristus. Injil merupakan inti pengajaran
apostolik karena muncul dari kotbah para rasul.

Akhirnya tujuan pemberita Injil harus diperhatikan, meskipun mereka memiliki


bahan yang sama, mereka menggunakan untuk tujuana yang berbeda, menyusunnya
dalam kerangka yang berbeda dibawah pimpinan Roh Kudus. Perbedaan yang ada
diantara para penulis mengungkapkan kebebasan mereka dalam berkarya.
Persamaannya mencerminkan latar belakang informasi yang sama, tema utama yang
sama dan ilham yang sama dari Allah.

Sedikit tentang Persoalan Integritas Injil Markus Ps. 16:9-20

Dua belas (12) ayat terakhir dari Injil Markus mulai diragukan keasliannya pada
abad ke empat (4). Hal itu disebabkan dalam naskah tertua, yakni Naskah Sinai dan
Naskah Vatikan, dua belas ayat tersebut tidak ada, dan dalam naskah-naskah salinan

46
lainnya ada ayat yang ditiadakan dan diubah bunyinya. Penjelasan untuk menolak
tuduhan tidak asli itu antara lain :
1. Tidak masuk akal jika naskah berhenti di ayat 8 yang berbunyi “karena takut”
lalu cerita kebangkitan dihentikan dan tidak dilengkapi yang menyebabkan
seolah-olah ciri khas injil hilang yaitu berita sukacita.
2. Menurut tata bahasa Yunani maka tidak mungkin ada cerita yang diakhiri
dengan anak kalimat “karena” (gar = gar).
3. Dalam naskah vatikan setelah ayat 8 terdapat “halaman yang dikosongkan”. Itu
artinya masih ada hal-hal lagi yang belum dituliskan atau diungkapkan.
4. Berdasarkan kepercayaan bahwa rasul-rasul sendiri mencatat perkataan dan
perbuatan Tuhan Yesus, Baxter meyakini bahwa sampai ayat 8 Markus selesai
mengutip peristiwa-peristiwa menurut catatan Petrus, lalu ayat 9 sampai selesai
cerita itu dilanjutkan sendiri oleh Markus.
5. Ada kemungkinan sebelum Markus menuliskan 12 ayat terakhir naskah pertama
telah beredar sebelum Markus menuliskannya, hingga demikian naskah yang
telah beredar itu hanya sampai pasal 16 ayat 8.
6. LAI mencantumkan bagian kecil diantara ayat 8 dan 9. Kutipan ini terdapat
dalam salinan naskah paling tua dari abad ke delapan (8). (Bagian ini memang
masih cukup muda, oleh sebab itu terjemahan yang lama tidak mencantumkan
bagian ini).
7. Menurut Angus dalam Bible Handbook : “Kebanyakan naskah-naskah, salinan-
salinan Bapa-bapa Gereja menyatakan bagian ayat 9-20 itu asli”.

KESIMPULAN :
Argumentasi di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa memperdebatkan
masalah di atas tidak akan ada akhirnya. Oleh sebab itu kita pegang satu keyakinan
bahwa Alkitab tidak salah dalam penulisan. Kekeliruan mungkin terjadi karena
kesalahan penyalinan, terjemahan dan karena terbatasnya suatu bahasa. Dengan
demikian kita yakin bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan tanpa kesalahan seperti yang
kita terima saat ini.

47
BAB V

LATAR BELAKANG DAN GARIS BESAR ISI KITAB

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius, Markus,
Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masing-masing kitab dari
Matius sampai Kisah Para Rasul.

Indikator :

1. Dapar menjelaskan garis besar isi kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah
Para Rasul.

2. Dapat membuat struktur kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para
Rasul.

B. Deskripsi Singkat

Materi akan menjelaskan kepada kita tentang latar belakang kitab Injil dan Kisah
Para Rasul serta garis besar isi masing-masing kitab. Secara singkat akan kita lihat apa
isi ajaran masing-masing kitab. Untuk struktur kitab akan dibuat bersama-sama untuk
memperjelas isi Kitab-kitab tersebut.

48
C. Materi

INTRODUKSI INJIL MATIUS

Pengantar & Judul

Matius adalah Injil yang ditulis oleh seorang Yahudi (Matius). Untuk orang-

orang Yahudi (orang-orang sebangsanya sebagai pembaca), tentang seorang Yahudi

(Yesus Kristus sebagai subyek). Matius dirancang untuk menampilkan Yesus sebagai

Sang Raja Yahudi, Mesias yang telah lama dinantikan.

Melalui serangkaian kutipan Perjanjian Lama yang terseleksi secara hati-hati,


Matius mendokumentasikan klaim Yesus Kristus sebagai Mesias. Silsilah, babtisan,
pesan-pesan, dan mujizat-mujizatNya, semua menunjuk pada kesimpulan yang pasti :
YESUS KRISTUS ADALAH RAJA. Bahkan dalam kematianNya, apa yang tadinya
seperti kekalahan berbalik menjadi kemenangan oleh kebangkitanNya. Dan semakin
kuat lagi gema berita :Raja Orang Yahudi Hidup.

Dari semua penulis kitab Injil tidak ada yang mencatat namanya sendiri dalam
judul kitabnya. Judul ini ditambahkan kemudian. Pada abad permulaan Injil ini diberi
judul KATA MATTHAION, The Gospel According to Matthew, Injil Menurut Matius
(Injil Matius).

Penulis

Meskipun tidak diterangkan secara langsung dalam Injil itu sendiri siapakah
penulisnya, tidak ada sesuatu yang meragukan bahwa kitab ini ditulis oleh Matius
(nama Yunani yang artinya “the gift of Yahweh”), yang kadang-kadang di sebut Lewi
(nama Yahudi), anak Alpius, seorang pemungut cukai yang kemudian dipanggil
menjadi salah seorang muris Yesus

Penanggalan

Injil Matius ditulis antara tahun 52 – 68 M. sebelum kejatuhan Yerusalem. Isi


Injil ini meliputi rentang waktu sekitar 34 tahun, dari kelahiran Yesus sampai
kenaikanNya ke Sorga.

49
Tujuan

1. Menunjukkan kepada bangsa Yahudi, melalui nubuatan dan penggenapannya,


bahwa Yesus orang Nazareth adalah Raja Mesias yang dijanjikan.

2. Menunjukkan penolakan bangsa Yahudi terhadap Raja mereka dan Kerajaan-Nya.

3. Memberikan gambaran lebih dulu tentang peristiwa-peristiwa masa kini dari


kenaikan Kristus sampai kedatangan-Nya yang kedua.

Berita / Pesan

1. Kerajaan Sorga bukanlah suatu kerajaan yang bersifat materialistik yang


diperintah dengan prinsip-prinsip duniawi, dan juga bukan suatu kerajaan
nasionalistik yang terbatas di bumi ini.

2. Kerajaan Allah adalah suatu kerajaan rohani dengan karakter, sifat dan aturan
sorgawi, di mana hukum dan pemerintahan Allah diberikan dengan ketaatan pada
prinsip-prinsip rohani dari Sanga Raja.

Kunci Dalam Matius

Kata kunci : Yesus Sang Raja; Kerajaan Sorga; Kebenaran; Penggenapan


Ayat kunci : 1:1; 5:17-18; 16:16-19; 24:14; 28:18-20

Outline

1. Persiapan Sang Raja (ps 1 – 4)


2. Penampilan Kerajaan (ps. 5 – 10)
3. Pemberitaan/Kotbah dari Kerajaan (ps. 11 – 25)
4. Penderitaan Sang Raja (ps 26 – 28)

Kristus Dalam Injil Matius

Dalam Injil Matius, Kristus terlihat sebagai :


1. Raja (2:2)
2. Pemberi hukum (ps. 5-7; Yes 33:22)
3. Yang Diurapi (3:16,17)
4. Anak Daud (1:1)
5. Penggenapan dari Hukum Taurat dan Nabi-nadi (5:17)

50
Ringkasan
Karakteristik yang unik dari Injil Matius ialah pada daya bagi pola pikir Yahudi.
Kemungkinan Matius semula ditulis dalam bahasa Ibrani dan berisi jauh lebih banyak
kutipan PL daripada Injil yang lain. Hal itu untuk meyakinakn bangsa Yahudi bahwa
Yesus dari Nazareth adalah Mesias yang dijanjikan untuk mereka. Matius menampilkan
Sang Raja dan Kerajaan-Nya. Tetapi karena konsep mereka tentang Kerajaan yang
materialistik dan nasionalistik, mereka menolak Sang Raja. Maka Kerajaan itu diambil
dari mereka dan menjadi tugas pelayanan gereja (hanya disebut dalam Matius) untuk
memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh dunia. Disini terlihat bahwa sekalipun Injil
Matius sangat khas Yahudi tetapi juga sangat menekankan misi.

INTRODUKSI INJIL MARKUS

Pengantar & Judul

Diantara keempat Injil, Markus adalah yang paling pendek dan simpel
melukiskan kehidupan Yesus secara ringkas dan gerak cepat. Yesus digambarkan
sebagai seorang Hamba yang sedang bergerak dan bekerja yang segera menanggapi
kehendak Bapa. Dengan berkhotbah, mengajar, dan menyembuhkan, Ia melayani
kebutuhan orang lain bahkan sampai kematianNya. Setelah kebangkitanNya, Ia
memerintahkan pengikutNya untuk melanjutkan pekerjaanNya dalam kuasaNya –
hamba-hamba mengikuti jejak Sang Hamba yang sempurna.

Judul dari Injil ini ialah KATA MARKON, According to Mark, Injil Markus;
disebut juga sebagai Kitab Sang Hamba (The Book of The Servant).

Penulis

Nama penulis tidak disebut dalam Injil Markus, namun tradisi gereja nula-mula
menegaskan dengan suara bulat bahwa si penulis adalah Markus (nama Latin) atau
disebut juga Yohanes Markus. Bapa-bapa gereja yang memberi kesaksian bahwa

51
markuslah penulis Injil ini, diantaranya ialah : Papias, Justinus, Martyr, Ireneus,
Clemen dari Aleksandria, dsb.

Markus adalah teman sekerja Petrus dan bertobat melalui pelayanan Petrus (I Pet
5:13). Anak dari seorang bernama Maria yang rumahnya dipakai tempat berhimpun
murid-murid Yesus (Kis 12:12). Kemungkinan besar dia juga yang ‘lari telanjang’
ketika Yesus ditangkap di Getsemani (Mar 14:51-52). Ia pernah ikut bersama Barnabas
dan Paulus dalam perjalanan pekabaran Injil yang pertama, tetapi kemudian berbalik.
Ketika ia ingin bergabung lagi dalam perjalanan kedua, Paulus menolaknya sehingga
mengakibatkan perpisahan antara Paulus dan Barnabas (Kis 13:5; 13:15, 37-39).
Markus kemudian mengikuti Barnabas ke Siprus. Dua belas tahun kemudian (th 62)
Markus berada di Roma bersama Paulus (Kol 4:10; Fil 24). Dan diakhir hidup Paulus,
mati syahid, Ia memanggil Markus (II Tim 4:11). Rupanya dalam saat-saat terakhir
Paulus, Markus menjadi penolong yang setia.

Alamat

Injil Markus mula-mula ditujukan kepada pembaca non-Yahudi pada umumnya


dan orang Roma pada khususnya. Pola pikir Roma lebih terkesan pada tindakan dan
kuasa daripada percakapan dan dialog. Oleh karena itu style penulis Injil Markus lebih
menekankan pada tindakan ipada kotbah atau percakapan Yesus.

Beberapa bukti internal, bahwa penerima atau pembaca Injil Markus adalah non-
Yahudi (Roma) :

1. Kutipan PL sedikit (bandingkan dengan Matius yang mengutip begitu banyak)


2. Idiom (perumpamaan) dalam bahasa Aram diberi penjelasan (5:41; 7:34)
3. Adat istiadat Yahudi dijelaskan (7:2, 3, 11)
4. Sering memakai istilah Latin (15:16, istana, aula)
5. Satu-satunya kitab Injil yang menyebut rufus & Aleksander, anak-anak Simon orang
Kirene (dalam Roma 16:13, Rufus disebut sebagai orang Roma)

Penanggalan

Tanggal penulisan Injil Markus tidak dapat dipastikan. Klemens dan Origenes
mengatakan bahwa Injil Markus ditulis pada waktu Petrus masih hidup, yaitu sebelum
tahun 65, sedangkan Ireneus mengatakan bahwa Injil Markus ditulis baru sesudah

52
Petrus mati syahid di Roma. Semuanya ini menunjukkan bahwa semua bahan
dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68. Injil Markus meliputi rentang waktu
kurang lebih 4 tahun, dari pelayanan Yohanes Pembabtis sampai pelayanan gereja mula-
mula.

Tujuan

1. Untuk memberi dorongan kepada iman jemaat di Roma untuk mengantisipasi


penganiayaan yang akan datang.
2. Untuk menampilkan Yesus dari Nazaret sebagai Hamba Allah yang setia dan
sempurna
3. Untuk menunjukkan kepada orang Roma bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang
bertindak bahwa otoritas Allah dan memberiikan ketaatan yang penuh dan segera
kepada setiap perintah.

Berita / Pesan

1. Yesus Kristus adalah Anak Allah (1:1) yang berkuasa atas segala penyakit, setan,
alam.
2. Cara untuk menjadi besar dalam Kerajaan Allah ialah menjadi pelayan bagi semua.
3. Barangsiapa merendahkan diri di bawah tangan Allah akan ditinggikan pada
waktunya (I Pet 5:6)

Kunci Dalam Markus

Kata Kunci : Yesus adalah Hamba; ‘segera’.

Ayat Kunci : 10:43-45; 8:34-37

Outline I : Outline II :

1. Persiapan Sang Hamba (1:1-13) 1. Pendahuluan (1:1-13)

2. Pelayanan Sang Hamba 2. Pelayanan Yesus di Galilea

(1:14-8:30) (1:14- 9:50)

53
3. Pengorbanan Sang Hamba 3. Pelayanan Yesus di Yudea

(8:31-15:47)

4. Kemenangan Sang Hamba 4. Pemberitaan Kebangkitan

(16:1-20)

Kristus Dalam Injil Markus

Dalam Injil Markus ini Yesus Kristus terlihat sebagai : Anak Allah (1:1) yang
menjadi Anak Manusia (10:45), Yang Diutus (9:37), dan Hamba yang sesudah
menyerahkan hidupNya sebagai tebusan bagi orang banyak menjadi Tuhan yang
ditinggikan (16:19).

Secara khusus Yesus ditampilkan sebagai seorang Hamba yang aktif, penuh
belas kasihan dan taat secara konsisten dan konstan Ia melayani untuk memenuhi
kebutuhan fisik maupun rohani orang lain. Yesus dengan mantap bergerak menuju suatu
tujuan yang pasti, yang bagi orang lain tersembunyi. Markus dengan jelas
memperlihatkan kuasa dan otoritas dari Hamba yang unik ini, mengidentifikasikan
diriNya sebagai tidak lain dari Sang Anak Allah (1:1, 11; 3:11; 5:7; 9:7; 14; 15:39)

Ringkasan

Karakteristik dari Injil Markus ialah daya tariknya bagi pola pikir Romawi.
Kemungkinan Injil ini ditulis di Roma dan mengandung lebih banyak hal yang bersifat
Latin dibanding Injil yang lain. Adat Yahudi, tempat-tempat, mata uang, dan ungkapan
bahasa Aram diberi penjelasan, hal ini diperlukan agar dapat dipahami oleh orang
Roma.

Markus melukiskan Yesus sebagai HAMBA, dengan menekankan


tindakan/pelayanan-Nya lebih daripada perkataanNya. Ia adalah Hamba Allah yang
senantiasa bekerja, bahkan sesudah Ia naik ke Sorga, Iapun terus bekerja “…
Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala Penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (16:19-20).

54
Markus dengan tepat menjaga keseimbangan antara pengabdian Tuhan Yesus
sebagai hamba dengan ketuhananNya. Ketuhanan Yesus terdapat pada setiap halaman.
Tetapi di mana-mana juga dinyatakan bahwa Tuhan itu sebagai Hamba, baik terhadap
kehendak Allah maupun terhadap kebutuhan manusia. Ia menjadi Utusan yang diberi
kuasa dan kekuatan (9:37), yang bekerja dengan cepat dan tepat serta dapat menguasai
segala keadaan. Ia senantiasa tidak memegahkan diri, penuh belas kasihan dan taat
kepada kehendak Allah.

INTRODUKSI INJIL LUKAS

Pengantar & Judul

Injil Lukas merupakan yang paling panjang dan komprehensif diantara keempat
Injil. Kehidupan Yesus diceritakan secara kronologis dan ditulis dalam gaya bahasa
seorang ahli sejarah. Penulis berusaha menegakkan dasar historis yang kokoh bagi iman
pembacanya. Kalau dalam Matius, Yesus digambarkan sebagai Sang Raja dalam
Markus sebagai Sang Hamba, maka dalam Lukas Yesus ditampilkan sebagai Sang
Manusia Sejati. Dialah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan
manusia hilang berdosa. Karena semua orang pada hakekatnya adalah terhilang, maka
Yesus juga datang bagi seluruh umat manusia. Lukas menunjukkan ke-universalitas-an
berita Kristen ini dengan menggambarkan Anak Manusia sebagai Juruselamat bagi
semua orang : Yahudi, Samaria, non-Yahudi lainnya, kaya, miskin, pemungut cukai,
pemimpin agama, dsb.

Dalam merespon kedatangan Anak Manusia, kepercayaan dan penolakan


tumbuh bersama, berdampingan. Mereka yang percaya ditantang untuk membayar harga
pemuridan. Dan mereka yang menolak Dia tidak pernah puas sampai Anak Manusia
tergantung di kayu salib. Tetapi kebangkitanNya menjamin bahwa pelayananNya untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang akan terus dilanjutkan oleh para muridNya
yang telah dilengkapi dengan kuasaNya. Judul dari kitab ini ialah Kata Loukon, Gospel
According to Luke, Injil Lukas, atau disebut juga Kitab Sang Manusia Sempurna.

55
Penulis

Injil ini ditulis oleh Lukas; ia tidak termasuk keduabelas murid Yesus tetapi
merupakan sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10, 11; 20:5; 21:1; Kol 4:14; Fil
24; II Tim 4:11). Ia juga penulis dari Kisah Para Rasul (keduanya dialamatkan pada
seorang pribadi yaitu Theofilus). Lukas juga dikenal sebagai seorang dokter (Kol 4:14).
Ia adalah seorang non-Yahudi, dan satu-satunya penulis Alkitab yang bukan Yahudi.

Alamat

Dalam Lukas 1:1 dikatakan bahwa Injil ini dialamatkan kepada ‘Theofilus yang
mulis’. Hal itu tidak berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Injil
ini ditujukan untuk orang lain juga, orang-orang non-Yahudi pada umumnya dan orang
Yunani pada khususnya. Ada beberapa bukti bahwa Injil ini terutama ditulis untuk
orang non-Yahudi, yaitu :

1. Lukas berulangkali menjelaskan geografi (2:4; 4:31; 8:26; 21:37; 23:31; 24:13); hal
itu tidak perlu untuk orang Yahudi.
2. Lukas menelusuri silsilah Yesus sampai Adam (bandingkan Matius yang hanya
sampai Abraham)
3. Lukas menghubungkan peristiwa-peristiwa penting dengan sejarah umum/Romawi
sebagai referensi penanggalan (1:5; 2:1-2; 3:1)
4. Lukas menggunakan sejumlah kata yang lebih familiar bagi orang non-Yahudi (mis:
untuk kata ‘guru’ digunakan ‘didaskalos’ bukan ‘rabbi’)
5. Lukas menggunakan Septuaginta untuk kutipan-kutipan PL.

Penanggalan

Dapat dipastikan bahwa Injil Lukas ditulis sebelum KPR (band KPR 1:1). KPR
ditulis pada waktu Paulus dipenjara di Roma pertama kali (band. KPR 28). Jadi Lukas
ditulis sebelum ini. Perlu diperhatikan bahwa pada waktu Injil Lukas ditulis maka
banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi di antara kita (1:1). Hal ini menunjukkan bahwa sudah lewat beberapa
tahun sejak Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Oleh sebab itu dapat
dipertanggungjawabkan bila dikatakan bahwa Injil ini ditulis sekitar tahun 60.

56
Injil Lukas meliputi rentang waktu kurang lebih 35 tahun, mulai dari kelahiran
Yohanes Pembabtis sampai kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.

Tujuan
1. Menguatkan iman Theofilus (dan orang percaya lainnya), dengan menunjukkan
bahwa imannya kepada Kristus didasarkan pada fakta historis (1:3-4)
2. Menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang.
3. Menunjukkan kepada orang Yunani bahwa Yesus adalah manusia ideal Allah, satu-
satunya juruselamat.

Berita/Pesan
1. Yesus adalah Anak Manusia yang untuk mencari dan menyelamatkan orang
berdosa, bukan hanya dari bangsa Yahudi saja melainkan dari seluruh bangsa.
2. Yesus adalah satu-satunya teladan yang sempurna. Pola kemanusiaanNya ialah pola
kemanusiaan kita. Hidup yang berkenan kepada Allah ialah meneladani Yesus.
3. Segala kotbah tentang Injil harus dilakukan dalam kuasa Roh Kudus.

Kunci Dalam Markus

Kata kunci : Yesus Anak Manusia (24 x)

Ayat Kunci : 3-4; 19:10 (“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan

yang hilang”)

Pasal Kunci : Pasal 15 (dalam tiga perumpamaan: domba ynag hilang, dirham yang

hilang dan anak yang hilang. Terlihat bahwa inti Injil yaitu : Allah dalam

Kristus telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Outline

1. Persiapan Anak Manusia (1:1 - 4:15)


2. Pelayanan Anak Manusia (4:16 – 21:38)
3. Penderitaan Anak Manusia (22:1 – 23:56)
4. Peninggian Anak manusia (24: 1 – 53)

57
Kristus Dalam Injil Markus

Dalam Lukas, Kristus terlihat sebagai Anak Manusia, Pengajar yang Diurapi,
dan Juru Selamat manusia yang terhilang (4:18, 19; 19:10). Berulangkali kemanusiaan
dan kemurahan Yesus ditekankan. Ia adalah Manusia Sejati yang ideal, yang rela
merendahkan diri dan menjadi sama dengan manusia agar dapat mengambil kelemahan
kita dan memberikan anugerah keselamatan yang tak ternilai harganya. Hanya Yesus
saja yang dapat memenuhi gambaran ideal orang Yunani mengenai manusia
sejati/sempurna.

Keunikan

1. Lebih dari 50% Injil Lukas adalah unik, berisi materi yang tidak terdapat dalam
Injil lain :

 Ada 35 mujizat yang disebut secara detail dalam Injil, 20 ada dalam Lukas.
Diantara keduapuluh itu 7 hanya terdapat dalam Lukas.

 Kurang lebih 51 perumpamaan Yesus dicatat dalam Injil. 35 terdapat dalam


Lukas. Diantara 35 itu, 19 hanya terdapat dalam Lukas.

2. Lukas adalah Injil yang Universal (ciri yang paling khas). Tembok-tembok yang
mengkhususkan umat Israel runtuh dalam Injil Lukas.
3. Menonjolkan pribadi-pribadi )Zakaria, orang Samaria yang murah hati, Anak yang
terhilang, dsb.)

Ringkasan

Karakteristik Injil Lukas ialah daya tariknya bagi pola pikir Yunani, yang sangat
meningikan hikmat pikiran dan terus menerus mencari manusia ideal (berbeda
dengan orang Romawi yang mengagungkan kekuatan dan tindakan). Lukas
mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus lebih banyak daripada Injil lainnya.
Lukas menggambarkan Yesus sebagai Manusia Sejati/Sempurna, hikmat Allah,
satu-satunya yang memenuhi bahkan melebihi gambaran manusia ideal bagi orang
Yunani. Yesus itulah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan
orang berdosa dari segala bangsa.

58
Lukas juga menunjukkan relasi Yesus dengan Roh Kudus. Dimulai dengan
kelahiranNya oleh Roh Kudus, dilanjutkan dengan pelayananNya dengan kuasa Roh
Kudus, dan ditutup dengan janjinya untuk mengutus Roh Kudus.

INTRODUKSI INJIL YOHANES

Pengantar & Judul

Injil Yohanes adalah yang paling berbeda di antara keempat Injil kanonik.
Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Sinoptik, karena sekalipun masing-masing
memiliki tekanan yang berbeda, ketiganya menggambarkan banyak peristiwa yang sama
dari kehidupan Yesus Kristus. Yohanes terutama menampilkan peristiwa dan
percakapan yang tidak terdapat dalam Injil yang lain. Injil Yohanes juga sangat berbeda
dalam struktur dan gaya penulisan. Ia tidak memuat kisah perumpamaan, dan hanya
tujuh mujizat, lima diantaranya tidak termuat dalam ketiga Injil lainnya. Pengajaran
Yesus yang dikutip di dalamnya lebih banyak menyangkut pribadi-Nya daripada ajaran
etika tentang Kerajaan. Percakapan pribadi jauh lebih banyak, dan hubungan pribadi
Yesus lebih ditekankan daripada hubungan umum-Nya dengan masyarakat. Injil ini
sangat bercorak teologis, dan terutama membahas sifat-sifat priadi Yesus serta makna
iman kepadaNya.

Yohanes menampilkan keilahian Yesus sebagai Anak Allah. Yohanes


membuktikan kepada para pembaca bahwa Yesus adalah Allah, Firman Allah yan kekal
yang datang ke dunia menjadi daging, lahir di dunia untuk mati sebagai korban bagi
dosa manusia. Ketujuh tanda mujizat membuktikan bahwa “Yesus adalah Mesias, Anak
Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (20:31).

Judul dari kitab ini ialah Kata Ioannem, Gospel According to John, Injil
Yohanes, atau disebut juga Kitab Sang Anak Allah. Yohanes berasal dari nama Ibrani
Johanan (Yahweh Has Been Gracious).

Penulis

Injil ini ditulis oleh Yohanes, anak Zebedeus dan saudara Yakobus. Dia salah
seorang dari antara keduabelas murid dan sangat akrab dengan yesus. Ia dikenal sebagai

59
murid yang dikasihi (13:3; 18:15,16; 19:26,27). Ia juga penulis dari ketiga surat
Yohanes dan Kitab Wahyu.

Alamat

Ketika Yohanes menulis Injil ini gereja telah berkembang dalam transisi dari
eksklusivisme Yahudi (Kis 10) menuju penjangkauan universal. Dengan mengingat
waktu kehadiran Injil Yohanes ini, maka sangat beralasan jika berita dari Injil ini
ditujukan kepada dunia secara luas. Ada banyak bukti internal dari keuniversalan Injil
ini. Contoh : Kata-kata Ibrani dan Aramik diterjemahkan (Siloam, 9:7; Gabbatha, 19:13;
Golgota, 19:17); praktek adat Yahudi dijelaskan (adat penguburan, 19:40). Walaupun
nuansa universal sangat kuat, namun Injil ini juga penuh dengan pemikiran, gambaran
dan bahasa dari PL. Hal ini menunjukkan kesatuan dua Perjanjian dari Alkitab.

Penanggalan

Injil ini kemungkinan ditulis di Efesus antara tahun 85 – 95 AD, ketika


pertumbuhan gereja sudah mencapai kematangannya dan ketika sudah timbul kebutuhan
akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman.

Injil Yohanes meliputi rentang waktu kurang lebih 4 tahun, mulai dari pelayanan
Yohanes Pembabtis sampai menjelang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga.

Tujuan
1. Menampilkan Yesus sebagai Anak Allah Yang Tunggal dan menunjukkan relasiNya
dengan Bapa.
2. Sesuai dengan Yoh 20:30-31, semua yang tercantum dalam Injil ini dicatat agar
dunia percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan oleh imannya setiap orang
memperoleh hidup dalam nama-Nya.
3. Memberikan penafsiran Ilahi tentang pribadi Yesus Kristus (Keilahian &
Kemanusiaan-Nya), sehingga membuktikan kekeliruan pandangan bidat pada waktu
itu.

Berita/Pesan
1. Satu-satunya cara datang kepada Allah Bapa adalah melalui Anak-Nya yang
Tunggal, Yesus Kristus (14:6)

60
2. Tidak ada kehidupan kekal di luar Sang Anak Allah.
3. Barangsiapa percaya, masuk dalam relasi Bapak-anak dengan Allah.
4. Iman membawa kehidupan; ketidakpercayaan membawa kematian.

Kunci Dalam Yohanes

Kata Kunci : Yesus Anak Allah

Ayat Kunci : 1:11-13; 20:30-31

Pasal Kunci : Pasal 3 (3:16 – merupakan ayat yang paling banyak dikutip dan

dikotbahkan; Injil digambarkan dengan sangat jelas dan sedehana : keselamatan adalah

anugerah Allah dan hanya dapat diperoleh dengan iman; Kelahiran kembali adalah satu-

satunya cara masuk dalam Kerajaan Allah.

Outline

1. Prolog – Sang Anak Allah 1:1-18

2. Pelayanan Umum/Masyarakat – kepada orang Yahudi 1:19 – 12:50

3. Pelayanan Pribadi – kepada murid-murid 13 – 17

4. Pelayanan Penderitaan – bagai dunia 18 – 20

5. Epilog 21

Kristus Dalam Injil Yohanes

Dalam Yohanes Kristus terlihat antara lain sebagai Sang Firman yang

berinkarnasi (1:1,14), Anak Allah (3:16). Kehidupan (1:4), Terang (1:5), Sang AKU

(The I AM – YAHWEH, 8:56-58), dan satu-satunya Jalan Keselamatan (14:6)

61
Beberapa Tema Penting

A. Tanda-tanda

Kata “tanda-tanda” adalah istilah Yohanes untuk mujizat Yesus. Dengan istilah

tersebut dia ingin menanamkan kesan kepada pembacanya tentang arti mujizat, dan

terutama tentang kenyataan siapa Yesus itu sebenarnya. Semua tanda itu

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah “Kristus, Anak Allah”.

Dari sekian banyak tanda yang dilakukan Yesus, Yohanes hanya memilih tujuh

buah untuk menunjukkan sifat Kristus. Tiap tanda itu mempunyai berita yang

khusus.

1. Air berubah menjadi anggur (2:1-11) – Yesus Penguasa atas KUALITAS

2. Anak seorang pengawal istana disembuhkan (4:46-54 – Yesus Penguasa atas


JARAK & RUANG.

3. Orang yang lumpuh disembuhkan (5:1-9 – Yesus Penguasa atas WAKTU

4. Lima ribu orang diberi makan (6:1-14) – Yesus Penguasa atas KUANTITAS

5. Berjalan di atas air (6:1-14) – Yesus Penguasa atas ALAM

6. Orang buta sejak lahir disembuhkan (9:1-12) – Yesus Penguasa atas


KEMALANGAN (keadaan yang tidak berdaya).

7. Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati (11:1-46) – Yesus Penguasa atas
KEMATIAN/MAUT.

Lima dari ketujuh mujizat ini terdapat dalam Injil Yohanes saja. Pemberian

makan lima ribu orang adalah satu-satunya mujizat yang dicatat oleh semua penulis

Injil; peristiwa berjalan di atas air terdapat juga dalam Injil Matius dan Markus.

B. Percaya

Salah satu kata yang paling sering muncul dalam kitab ini ialah kata “percaya”,

yang disebut kita-kira 98 x. Kata tersebut selalu dipakai dalam bentuk kata kerja dan

62
tidak pernah dalam bentuk kata benda (percaya bukan kepercayaan). Hal ini

memberi kesan bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang mengajarkan

arti percaya kepada Yesus selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang

mengajarkan arti percaya kepada Yesus itu bukan dengan memberi definisi kata

percaya, melainkan dengan memberi contoh-contoh. Kata itu dipakai untuk

menjunjukkan tanggapan orang akan Yesus. Jika mereka percaya kepadaNya,

mereka menjadi pengikutNya; jika mereka tidak percaya, mereka menentang Dia.

Bagaimanapun juga, setelah mereka berjumpa dengan Kristus, mereka tidak bisa

tinggal netral.

Di samping kata “percaya”, Yohanes memakai sejumlah kata sinonim untuk

menjelaskan maksudnya. Beberapa di antaranya ialah “menerima” (1:12), “minum”

(4:14), “datang” (6:35), “makan” (10:9). Semua kata ini dipakai dalam percakapan

sehari-hari dan akan menjadi sangat berarti jika diterapkan pada hubungan rohaniah

antara manusia dengan Kristus. Percaya kepadaNya sama seperti menerima sebuah

pemberian, minum air yang menyegarkan, masuk melalui pintu ke dalam kandang

domba. Keperluan dipenuhi, dahaga dipuaskan, rasa lapar dikenyangkan.

C. Hidup

Istilah ini menyatakan akibat hal percaya kepadaNya. Menerima hidup berarti

menjadi anak Allah dengan jalan dilahirkan dalam keluargaNya. Itulah sifat ilahi

yang diberikan kepada orang percaya. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus,

orang Farisi itu, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat

Kerajaan Allah” (3:3). Kehidupan ini diuraikan sebagai hidup yang kekal (3:15) dan

karenanya merupakan lawan dari keadaan mati rohaniah yang berarti dibinasakan

(3:16).

63
Lagi pula, pemberian tersebut akan dinyatakan di dalam diri orang yang

menerimanya. Roh Kudus yang mengerjakan pembaharuan itu akan menjadi seperti

sungai air hidup yang memancar dari dalam diri orang yan minum air hidup itu

(7:37-39). Dengan demikian hidup itu diberikan kepada orang-orang yang berada di

sekeliling orang percaya itu, bagaikan tanah gersang yangdiairi oleh sebatang

sungai.

Dengan demikian Yohanes menyatakan tujuannya. Dengan menuliskan kisah

Kristus, dia berusaha untuk membawa para pembacanya berhadapan muka dengan

seorang Pribadi. Kata-kata dan pekerjaan Pribadi tersebut menantang pria dan

wanita untuk mengambil keputusan yang penting. Dari awal hingga akhir Ia

dikemukakan sebagai Allah (1:1; 20:28). Namun Ia telah datang dengan rupa

manusia (1:14) supaya Ia dapat menyerahkan nyawaNya bagi mereka yang diam

dalam naungan kematian (12:23, 24). Ia tidak saja mati, tetapi bangkit pula (ps. 20).

Sebagai Tuhan yang hidup, Dia membangkitkan rasa pengabdian dan kesetiaan

dalam diri pengikut-pengikutNya (21:15-19).

D. Hubungan antara tanda-tanda dengan ajaran-ajaranNya

Tanda-tanda itu memberi kesempatan kepada Yesus untuk mengajar, sehingga

kita bisa mengharapkan akan menemukan susunan tersebut dalam Injil ini.

Dalam pasal 5, Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh di kota Betesda di

Yerusalem. Setelah Ia melakukan tanda itu, orang Yahudi menentang Dia karena

melakukan hal itu pada hari Sabat (5:16). Karena hal itu Yesus menyatakan

persamaan hakNya dengan Allah dalam sifat (5:17-18), dalam kuasa (5:21) dan

wewenang (5:26-27). Untuk menguatkan tuntutan ini, Dia mengemukakan beberapa

64
saksi termasuk Yohanes Pembabtis (5:33), pekerjaanNya sendiri (5:36), Allah Bapa

(5:37), Kitab Suci (5:39), dan Musa (5:46).

Dalam pasal 6, Yesus dihadapkan dengan tugas untuk memberi makan lebih dari

lima ribu orang yang lapar. Setelah Filipus, muridNya, tidak dapat memecahkan

masalah tersebut, datanglah Andreas kepada Yesus dengan membawa seorang anak

yang membawa bekal makan siang berupa lima roti dan dua ikan (6:9). Yesus

memakai bekal anak itu untuk memberi makan orangbanyak dan dengan demikian

kebutuhan jasmani mereka terpenuhi (6:12). Ketika keesokan harinya orang banyak

itu kembali lagi, dan sudah jelas mengharapkan makanan gratis lagi, Tuhan

menasihatkan mereka agar “Bekerja, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa”

(6:27). Kemudian Dia mengajar mereka tentang keperluan rohaniah mereka dan

menandaskan, “Akulah Roti Hidup” (6:35). Dalam percakapanNya yang lama

tentang roti hidup itu, Ia membedakan antara “daging” dan “roh” (6:63). Ia

menyingkapkan kurangnya pengertian mereka akan kenyataan-kenyataan rohaniah.

Mereka mempunyai motif-motif yang salah (6:26), ketika datang kepadaNya hanya

karena roti jasmaniah; mereka tidak mengerti makna tanda itu. Mereka

mempergunakan cara-cara yang tidak layak (6:28), karena mereka gagal

melaksanakan pekerjaan Allah. Mereka mempunyai gambaran yang salah tentang

warisan agama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka (6:30-31), karena

menempatkan Kristus pada tingkat yang sama dengan Musa. Dan mereka

menunjukkan keinginan yang salah ketika minta “roti itu” (6:34), karena ketika Dia

menerangkan apa artinya “makan roti hidup itu, mereka mulai bersungut-sungut”

(6:41), saling bertengkar (6:52), dan akhirnya banyak pengikutNya mengundurkan

diri dan tidak lagi mengikuti Dia (6:66).

65
Di samping kedua contoh yang penting ini, maka tanda yang terdapat dalam ps.

9 merupakan lukisan yang indah sekali tentang pernyataanNya, “Akulah terang

dunia” (8:12; 9:5), dan tanda yang terdapat dalam pasal 11 menjelaskan

pernyataanNya “Akulah kebangkitan dan hidup” (11:25).

E. Ketujuh pernyataan “Akulah”

Dalam Injil ini Tuhan Yesus menyatakan hak-hak dengan memakai ungkapan

“Akulah (Yunani : Ego Eimi). Ketujuh pernyataan Yesus itu ialah :

1. “Akulah Roti Hidup” (6:35)

2. “Akulah Terang Dunia” (8:12; 9:5)

3. “Akulah Pintu” (10:7,9)

4. “Akulah Gembala yang Baik” (10:11)

5. “Akulah Kebangkitan dan Hidup” (11:25)

6. “Akulah Jalah dan Kebenaran dan Hidup” (14:6)

7. “Akulah Pokok Anggur yang Benar” (15:1)

Terlepas dari gambaran-gambaran yang jelas yang dipakai oleh Kristus untuk

melukiskan diriNya sendiri, hal yang paling mencolok tentang tuntutan-tuntutan

ialah sifatnya yang meniadakan segala yang lain.Pertama, bentuk asli “Akulah”

adalah bentuk tatabahasa yang tegas. Kemudian, Dialah “satu-satunya jalan”, tidak

ada seorangpun datang kepada Allah, kalau tidak melalui Dia (14:6). Dialah “pokok

anggur yang benar” yaitu yang asli, untuk membedakannya dengan yang tiruan.

Tidak makan “roti hidup” berarti kematian; jika seseorang menolak “terang” itu, dia

akan tetap tinggal dalam kegelapan. Bersama dengan ungkapan-ungkapan ini, Yesus

menandaskan kepada orang Yahudi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya

sebelum Abraham ada, Aku telah ada” (8:58). Dengan demikian Dia mengambil

66
gelar keallahan dari Perjanjian Lama untuk diriNya, karena gelar inilah yang dipakai

Allah untuk menyatakan diriNya kepada Musa (Kel 3:14).

F. Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi yang dipakai oleh Yohanes untuk menyampaikan beritanya

itu sangat penting. Setelah perjumpaan pribadi-pribadi dengan Yesus, mereka tidak

sama lagi. Mereka percaya dan mengikutiNya atau mereka tidak percaya dan

berpaling daripadaNya.

1. Andreas (1:35-42; 6:8-9; 12:20-22)


2. Simon Petrus (1:42; 6:68,69; 13:6-68; 18:15-18, 25-27; 21:15-22)
3. Nikodemus (3:1-dst; 7:50-51; 19:39-42)
4. Filipus (1:43-46; 6:5-7; 14:8-12)
5. Perempuan Samaria (4:1-42)
6. Marta & Maria (11:1-46)
7. Tomas (11:16; 14:5-7; 20:24-28)
8. Pilatus (18:28-19:16)

G. Pelayanan Yesus kepada Murid-murid sebelum ditangkap

 Murid-murid harus saling mengasihi, meneladani Yesus (13:1-38; 15:9-17)

 Yesus akan meninggalkan mereka, namun Dia akan kembali untuk menyambut
mareka dalam Rumah Bapa (14:1-14)

 Roh Kudus akan diutus, murid-murid tidak perlu takut ditinggal sendiri (14:15-
31; 16)

 Murid-murid harus senantiasa siap diproses (penyucian) dengan rendah hati


(15:1-8).

67
Ringkasan

Injil Yohanes merupakan Injil universal, ditujukan kepada seluruh dunia, dan

bersifat apologetis. Yohanes menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dialah

Sang Firman (O Logoa) yang menjadi daging. Yohanes membuktikan keilahian Yesus

dengan mengemukakan TANDA-TANDA (tujuh mujizat) yang dibuat oleh Yesus.

Setiap orang yang berjumpa dengan Yesus menentukan responnya. Orang yang

PERCAYA kepada-Nya beroleh HIDUP, sebaliknya yang tidak percaya mengalami

maut.

INTRODUKSI KISAH PARA RASUL

Pengantar & Judul

Kisah Para Rasul (KPR) boleh dikatakan merupakan buku pertama sejarah misi.
Di dalamnya dapat ditelusuri permulaan dan pertumbuhan gereja jaman Perjanjian Baru.
KPR mencatat penggenapan awal dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:19-
20). Perkataan terakhir Tuhan Yesus sebelum kenaikanNya ke surga tergenapi secara
sempurna sebagaimana terlihat dalam susunan kitab ini (KPR 1:8) : “… Kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem (Ps 1-7), dan di seluruh Yudea dan Samaria (ps 8-12)
dan sampai ke ujung bumi (ps 13-28)”. Dalam kitab ini dikisahkan tentang orang-orang
yang dengan sunguh-sungguh mengerjakan Amanat Agung dan mulai menyebarluaskan
Kabar Baik dari Juru Selamat yang Bangkit, sampai ke ujung dunia yang dikenal. Setiap
bagian dari kitab ini (ps 1-7; 8-12; 13-28) terfokus pada audiens tertentu, pribadi
tertentu, dan tahap tertentu dari perluasan Injil.

Sebagai buku jilid kedua dari karya Lukas yang terdiri dari dua jilid (jilid 1: Inil
Lukas), kemungkinan kitab ini tidak memiliki judul tersendiri, tetapi semua naskah
Yunani yang ada ditandai dengan judul ‘Praxeis’, ‘Acts’, atau dengan judul yang
diperluas ‘The Acts of The Apostles’ (Kisah Para Rasul). Dalam literatur Yunani, istilah
‘praxeis’ pada umumnya dipakai untuk menunjukkan secara ringkas prestasi orang-

68
orang yang menonjol. Kata ‘kisah’ disini menunjukkan bahwa apa yang tertulis
merupakan tindakan nyata, bukan mimpi, teori atau spekulasi. Kata ‘Para Rasul’
menunjuk pada rasul-rasul terutama Petrus dan Paulus. Ada juga yang menamakan
Kitab ini ‘Kisah Roh Kudus’, karena memang kitab ini mencatat karya Roh Kudus yang
bekerja melalui para Rasul.

Penulis

KPR ditulis oleh Lukas, sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10,11; 20:5;
21:1; Kol 4:14; Fil 24; II Tim 4:11) dan juga penulis dari Injil Lukas. Bukti internal
terkuat tentang kepenulisan Lukas ialah kenyataan bahwa keduanya (KPR & Lukas)
dialamatkan kepada orng yang sama, yaitu Teofilus (band. Luk 1:1-4 & KPR 1:1-5).
Bukti internal lainnya, berdasarkan perbandingan kedua kitab : gaya penulisan dan
bahasa yang sama; relasi yang wajar antara akhir Injil Lukas dan permulaan KPR;
Lukas menunjuk Paulus sebagai sahabat/teman seperjalanan (menggunakan kata
‘kami’), diantara teman-teman dekat Paulus, Lukas yang paling jelas bersama-sama
dalam perjalanan misi Paulus.

Alamat

Alamatnya sama dengan alamat Injil Lukas, yaitu Teofilus (1:1). Hal itu tidak
berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Sebenarnya alamatnya
lebih luas. Seperti dalam Injil Lukas, ia mengalamatkan KPR kepada orang-orang non-
Yahudi yang berlatar belakang kafir, sehingga mereka akan melihat perbuatan-
perbuatan Allah dan melaluinya iman mereka dikuatkan.

Penanggalan

Tanggal penulisan KPR dapat ditetapkan kurang lebih tahun 62-63. Alasannya
ialah peristiwa terakhir yang dilaporkan ialah tentang keadaan Paulus dalam penjara di
kota Roma. Kita tahu bahwa kemudian ia dilepaskan dan melayani beberapa waktu.
Kalau KPR ditulis sesudah tahun 63, yaitu saat Paulus dilepaskan, maka jelas bahwa hal
itu disebut dalam kitab itu. Tetapi peristiwa itu tidak disinggung, maka dapat ditetapkan
waktu penulisannya pada tahun 62 atau permulaan tahun 63.

KPR meliputi rentang waktu kurang lebih 30 tahun, mulai dari kenaikan Tuhan
Yesus ke sorga sampai waktu Paulus ditawan di Roma selama dua tahun.

69
Tujuan

1. Mencatat kelanjutan pelayanan Kristus dari surga atas segala sesuatu yang telah
IA mulai kerjakan dan ajarkan di bumi (1:1).

2. Memberikan gambaran sekilas dan umum tentang kelahiran, pembentukan dan


perkembangan gereja mula-mula.

3. Menunjukkan bagaimana pola Tuhan Yesus dalam membangun gerejaNya.

Berita/Pesan

1. Gereja sebagai tubuh Kristus, tidak dapat berfungsi diluar pelayanan Roh
Kudus.

2. Hanya dengan kuasa Roh Kudus, Amanat Agung dapat tergenapi (Zakaria 4:6)

3. Setiap orang percaya terpanggil untuk menjadi saksi bagi Kristus dengan kuasa
Roh Kudus, dimanapun ia berada.

Kunci Dalam Kisah Para Rasul


Kata Kunci : Saksi (20x)  “Bersaksi bagi Kristus”. (sebagai saksi: diutus,
diberi kuasa, diberi daerah pelayanan).

Ayat Kunci : 1:8 (“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”); 2:42-47.

Pasal Kunci : Pasal 2 ( mencatat peristiwa hari Pentakosta yang mengubah dunia,
ketika Roh Kudus datang, memenuhi janji Kristus kepada murid-
murid agar mereka menanti sampai Roh Kudus datang untuk
memberi kuasa dan memimpin saksi Kristus. Roh Kudus
mengubah sekelompok kecil orang yang takut menjadi gereja
berkembang pesat ke seluruh dunia yang terus maju utuk
menggenapi Amanat Agung.

Outline

1. Saksi (PI) di Yerusalem …………………………………………… (1:1 – 8:4)

70
(Terutama pelayanan Petrus kepada orang Yahudi)

2. Saksi (PI) di Yudea dan Samaria ………………………………. (8:5 – 12:25)

(Pelayanan Filipus, awal pelayanan Paulus, akhir pelayanan Petrus)

3. Saksi (PI) kepada Bangsa-Bangsa kafir ………………………….. (13:1 – 28:31)

(Terutama pelayanan Paulus kepada orang-orang non Yahudi)

a. Perjalanan Misi Pertama………………..(13:1 – 14:28)

b. Sidang di Yerusalem………………………(15:1-35)

c. Perjalanan Misi Kedua …………………..(15:36 – 18:22)

d. Perjalanan Misi Ketiga …………………..(18:23 – 21:16)

e. Perjalanan ke Roma ……………………….(21:17 – 28:31)

Kristus Dalam Kisah Para Rasul

Dalam Lukas, Kristus terlihat sebagai Kepala Gereja, Ia memerintah,


membimbing, memperlengkapi dan membangun Gereja melalui Roh Kudus. Yesus
Kristus yang bangkit merupakan pusat dari pemberitaan (kotbah maupun apologetika )
para rasul (2:22-36; 4:12; 10:34-43).

Tema-tema Penting Dalam Kisah Para Rasul

1. Lahirnya Gereja (KPR 2)

KPR 2 mencatat suatu pengalaman baru dalam sejarah umat Allah,


melibatkanRoh Kudus. Peristiwa itu terjadi pada hari raya Pentakosta, salah satu
dari tiga hari raya di Yerusalem yang dihadiri oleh orang Yahudi dari seluruh
dunia. Dalam rancangan Allah hari itu telah tiba sebagai permulaan dari
pelayanan yang lebih lanjut dari Roh Kudus dalam kehidupan umat percaya.
Hari Pentakosta adalah hari lahirnya gereja, Dari pasal 2 sampai akhir, Lukas
menunjukkan peran aktif ketiga Pribadi Allah Tirunggal selama tiga dekade
pertama dari gereja Kristen.

71
2. Pelayanan Stefanus dalam ‘kehidupannya’ (6:1-7) dan ‘kematiannya’ (6:8 – 8:1
dst, Fil 1:20. Stefanus diingat sebagai martir. Kata ‘saksi’ dalam KPR 22:20
berarti ‘martir’.

3. Pelayanan Filipus (8:4-40)

4. Pelayanan Petrus (10:1 – 11:18)

5. Kehidupan dan Pelayanan Paulus.

o Latar belakang kehidupan Paulus.

o Pertobatan Paulus

o Paulus di Tanah Arab

o Perjalanan Misi Pertama (th. 47-48 AD)

o Sidang di Yerusalem (th 49 AD)

o Perjalanan Misi Kedua (th 49 – 52 AD)

o Perjalanan Misi Ketiga (th 52 – 56 AD)

o Paulus dalam Penjara di Kaisarea dan Roma (56 – 62 AD)

o Beberapa pokok pengajaran Paulus.

Ringkasan

Keempat Injil menampilkan Kristus dalam pelayanan-Nya di bumi, sedangkan


KPR menampilkan pelayanan sorgawi-Nya, membangun jemaat, seperti yang Ia
janjikan (Mat 16:18), melalui karya & kuasa Roh Kudus. Dalam KPR perintah untuk
bersaksi sesuai Amanat Agung tergenapi; pertama di Yerusalem, kemudian Yudea,
Samaria, dan sampai ke ujung bumi. KPR terutama mengisahkan pelayanan dua tokoh
utama : Petrus, rasul untuk orang Yahudi dan Paulus, rasul untuk orang non Yahudi
(Gal 2:8). Dalam KPR dimulailah pembentukan dan pendirian gereja dengan prinsip
dasar doktrin para rasul, sehingga menjadi suatu buku-pola bagi gereja baik lokal
maupun universal.

72
Daftar Bacaan

Tenney, Merrill C., Survey Perjanjian Baru, Jakarta : Gandum Mas, 1997

Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab 3, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina


Kasih, 1991.

Sachius, Darto, New Testament Introduction, Semarang : STTIH, 2002

Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru I, Malang :SAAT, 2000

Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru II, Malang :SAAT, 2000

Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru III, Malang :SAAT, 2002

Vriezen, C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009

Packer, J.I., dkk, Dunia Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas,2004

Jagersma, H., Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2003

Ludwig, Charles, Para Penguasa Pada Perjanjian Baru, Bandung: Kalam


Hidup

Rowly, H., Ibadat Israel Kuno, akarta: BPK Gunung Mulia, 2002

73

Anda mungkin juga menyukai