BAHAN AJAR
1
Tinjauan Mata Kuliah
Mata kuliah ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan
dasar Perjanjian Baru dengan penekanan latar belakang sejarah pada masa Perjanjian
Baru dan survei kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Pembahasan diawali dengan
latar belakang Perjanjian Baru yang meliputi tujuan kedudukan dan manfaat
mempelajari Pengantar Perjanjian Baru I. Dilanjutkan mempelajari zaman
Intertestamental yang meliputi zaman Persia, zaman Aleksander Agung, zaman Wangsa
Ptolomeus, zaman Siria, zaman Wangsa Makabeus, dan zaman Romawi. Langkah
berikutnya mempelajari golongan-golongan yang muncul pada zaman pra PB,
kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antara Kitab-kitab Perjanjian Baru, teori sumber
Injil Sinopsis serta lakang belakang dan garis besar isi Kitab-kitab Injil dan Kisah Para
Rasul, serta membuat struktur kitab-kitab tersebut.
Banyak hamba Tuhan yang sudah mengkotbahkan kitab-kitab Injil dan Kisah
Para Rasul tetapi tidak mengetahui atau kurang memahani sejarah atau latar belakang
dunia Perjanjian Baru. Karena keadaan seperti itu maka kotbah yang disampaikan
kadang terjadi kesenjangan antara konteks jaman sekarang dan konteks dunia Perjanjian
Baru. Bahkan kadang-kadang penafsiran menjadi kurang tepat karena kitab-kitab Injil
dan Kisah Para Rasul sarat dengan keadaan budaya masa itu, jadi jika pemahaman akan
latar belakang dunia Perjanjian Baru tidak ada atau minim, pasti akan mengakibatkan
2
kesalahan tafsir pada bagian-bagian teks tertentu dalam kitab-kitab Injil dan Kisah Para
Rasul.
Mata Kuliah ini diberikan untuk membantu mahasiswa calon hamba Tuhan
untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru
dan latar belakang penulisan masing-masing kitab Injil dan Kisah Para Rasul, hingga
bermanfaat dalam memperlengkapi pelayanan sebagai hamba Tuhan.
Selain itu mata kuliah ini diberikan diawal semester karena mata kuliah ini
menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi bangunan teologia di atasnya.
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
e. Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius,
Markus, Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masing-
masing kitab dari Matius sampai Kisah Para Rasul.
3
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
4
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran
5
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran
6
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran
7
No. Kompetensi Dasar Topik Pembelajaran Sub Topik Pembelajaran
Untuk dapat mengikuti dengan baik dan akhirnya nanti berguna bagi bekal
pelayanan dan berteologi, maka sangat disarankan bagi mahasiswa untuk studi
kepustakaan yang berhubungan dengan Pengantar Perjanjian Baru I dan mencari-data-
data yang diperlukan lewat studi kepustakaan.
8
BAB I
PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar
Indikator :
1. Dapat menjelaskan pembimbing Perjanjian Baru sebagai ilmu yang penting dalam
konteks berteologi.
B. Deskripsi Singkat
Bab ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan dasar Perjanjian
Baru dengan penekanan latar belakang mengapa mahasiswa mempelajari pengantar
Perjanjian Baru. Bertitik tolak dari latar belakang itulah materi bab ini akan menyajikan
bahwa Pengantar Perjanjian Baru ini merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting
bagi pemahaman seluruh pengertian berteologi dan menjadi dasar yang penting dalam
penafsiran Alkitab, yang mana ilmu tafsir Alkitab adalah bagian terpenting untuk
manjadi seorang sarjana Teologi. Dalam materi bab satu ini juga dijelaskan tentang
Perjanjian Baru adalah suatu masa yang baru tanpa meninggalkan masa yang lama. Dan
masa yang baru ini menjadi dasar pemahaman untuk mengerti pelajaran keseluruhan
dari mata kuliah “Pengantar Perjanjian Baru” ini.
9
C. Materi
Ilmu pengetahuan pembimbing PB, yang kadang disebut juga ilmu Pengantar PB, adalah
bagian dalam ilmu Theologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19,
sumbangan ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang
dapat menolong kita menyelidiki menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.
1. Latar belakang
2. Definisi
3. Tujuan
10
4. Kedudukan dan Peran Pengantar PB dalam Keseluruhan Berteologi
Setelah zaman perjanjian lama berakhir, setelah itu masa transisi yang terlalu panjang
yaitu selama 400 tahun, atau yang disebut zaman intertestamental. Masa antara inilah
yang banyak menyebabkab banyak orang Kristen tidak dapat menemukan
kesinambungan sejarah Perjanjian Lama dan sejarah Perjanjian Baru. Jika ada kasus-
kasus yang berhubungan dengan budaya dalam kitab Perjanjian Baru, maka hal itu
menjadi kesenjangan dalam menafsirkan keseluruhan kebenaran Alkitab.
Pengantar Perjanjian Baru I ini memberikan kepada kita jembatan untuk memahami
dan menafsirkan keseluruhan kebenaran Alkitab. Tanpa mempelajari Pengantar
Perjanjian Baru maka kebutaan dalam penafsiran kebnaran Alkitab akan terjadi dan
hal itu akan menyesatkan umat Tuhan. Seorang teolog yang berkotbah tetapi ia salah
menafsir karena ketidaktahuan akan pengetahuan Pengantar Perjanjian Baru, maka ia
sudah masuk ke dalam penyesatan umat akan kebenaran Firman Tuhan.
Oleh sebab itulah mempelajari Pengantar Perjanjian Baru merupakan pondasi yang
kuat dalam berteolog. Mata kuliah ini menjadi sangat penting peranannya dalam
membimbing kita untuk mengerti seluruh kebenaran Alkitab.
Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dan pada
kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya dapat
dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui (Sejarah Perjanjian
Lama)
Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusia-manusia
pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap perintah
Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi rusak.
Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai
puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai.
11
Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar tahun
2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu negeri
yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa
Israel. Namun tidak lama kemudian orang-orang keturunan Abraham tersebut ternyata
berada di Mesir. Segera jumlah mereka menjadi ancaman terhadap Firaun, penguasa
Mesir waktu itu. Firaun pun memerintahkan agar orang-orang Israel dijadikan budak.
Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu, dipanggil
untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke Tanah
Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM), Israel
menerima Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum dan peraturan-peraturan
kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu,
termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu
menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan
menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di
selatan Kanaan.
Yosua, pengganti Musa itulah, yang kemudian memimpin Israel memasuki tanah
Kanaan. Penaklukan tersebut sangat dasyat – kitab Yosua mengisahkannya secara
terinci.
Setelah Yosua mati, … setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya
sendiri” (Hakim- 21:25), sehingga Tuhan perlu menetapkan hakim-hakim. Tokoh-
tokoh yang penuh semangat ini memimpin Israel kepada pertobatan serta
membebaskan bangsa itu dari dari musuh-musuh mereka, - kisah mereka dipaparkan
dalam kitab Hakim-hakim.
Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem
sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta
ibadah Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang
kesatuan dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal
dengan hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi
seorang pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita
cantik, serta persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa
akibat yang fatal bagi Israel.
12
Menyusul kematian Salomo, pecah perang saudara yang menuntut pertumpahan darah
dengan akibat terkoyaknya bangsa itu menjadi dua bagian, Israel di utara dan Yehuda
di selatan. Baik Israel maupun Yehuda kemudian terjerumus dalam dosa dan
penyembahan berhala. Allahpun menetapkan nabi-nabi, yaitu orang-orang yang
menyampaikan kehendak Allah bagi umatNya, untuk memanggil mereka bertobat,
kembali kepada Allah. Baik Israel maupun Yehuda menutup telinga mereka terhadap
peringatan para nabi tersebut, sehingga akhirnya mereka harus bertekuk lutut terhadap
serbuan musuh-musuh mereka – Israel takhluk di bawah Asyur pada tahun 723 SM
dan Yehuda takluk dibawah Babilonia pada tahun 568 SM. Para pemimpin Israel dan
Yehuda dibawa sebagai tawanan dan dibuang ke pengasingan.
Di kemudian hari banyak dari keturunan orang-orang yang dibuang ke pengasingan itu
kembali ke Palestina. Kelompok pertama kembali pada tahun 538 SM dan
membangun kembali Bait Allah; kelompok berikutnya kembali pada tahun 444 SM
dan membangun kembali tembok kota Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan
Nehemia. Sifat lama Israel yaitu berkubang dalam praktek-praktek dosa serta bentuk-
bentuk kehidupan yang tak senonoh kembali muncul, sehingga pada akhir zaman
Perjanjian Lama, dapat kita dengar seruan Maleakhi yang mencela dengan keras sifat
bengkok mereka.
a. Nama
Nama perjanjian Baru berasal dari bahasa latin Novum Testamentum. Istilah
Testament atau covenant (bahasa Inggris) ini artinya persetujuan antar dua pihak
yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.
Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan
atau wasiat terakhir yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan
tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata “Perjanjian Baru” disimpulkan
sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/ kesepakatan yang
baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.
b. Isi
Isi dari Perjanjian Baru adalah peryataan rahasia janji Allah yang baru
diwujudkan dalam cacatan tentang kata-kata/ pengajaran Yesus dan pada
13
pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu
45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas).
Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sebagai berikut.
b.1. Buku-buku yang berisi sejarah
Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul,
menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para
pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke Surga.
b.2. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin
Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan rasul-rasul lain, surat-surat itu
khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok
iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.
Kitab Wahyu mengungkapkan nubuat masa kini dan masa yang akan datang
melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.
Jumlam kitab dalam Perjanjian Baru ada 27 kitab itu, disusun tidak berdasarkan urutan
tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena
sifat-sifat sastranya. Susunan tersebut adalah sebagai berikut:
14
Kolose
I Tesalonika
II Tesalonika
I Timotius
II Timotius
Titus
Filemon
Surat Kiriman Ibrani Anonim
Yakobus Yakobus
I Petrus Petrus
II Petrus Petrus
I Yohanes Yohanes
II Yohanes Yohanes
III Yohanes Yohanes
Yudas Yudas
Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes
4. Periode dalam PB
Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia
penulisannya, tetapi kronologis peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa
dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:
a. Periode Kelahiran (5 SM – 30 M)
Masa ini (60 – 100 M) tidak banyak diketahui, tetapi yang jelas banyak tulisan-
tulisan para Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.
d. Bagan Kronologi PB
15
Bagan Kronologi PB
Perkembangan
Th. 31-33 Pertobatan Paulus
Tahun 30-60
Th. 45 Yakobus
Galatia
Th 49 Sidang di Yerusalem (Markus)
Th 52 I & II Tesalonika
Kisah Matius (?)
Para I Korintus
Rasul II Korintus
Th. 54 Roma
Th. 55 Kolose
Th. 56 Paulus dipenjarakan Efesus
Untuk pertama ka- Filemon
Th. 60 linya Surat- Filipi
surat Kisah-Lukas
Pemantapan Paulus I Timotius
kepada Titus
Jemaat I Petrus
Th. 60-100 Paulus dipenjarakan II Timotius
Untuk kedua kalinya II Petrus
Th. 68 Ibrani Matius
Th. 70 Kehancuran Yudas
Yerusalem
Surat-
surat
Jemaat
Umum
16
BAB II
ZAMAN INTERTESTAMENTAL
A. Kompetensi Dasar
Indikator :
B. Deskripsi Singkat
Bab ini menjelaskan tentang tenggang waktu yang panjang antara periode
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam teks Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara budaya, kehidupan
sosial budaya serta hidup keagamaan yang terdapat antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Kapan perubahan itu terjadi ? Jawabannya terletak pada zaman
Intrtestamental, yaitu zaman yang membentang antara zaman Perjanjian Lama dan
zaman Perjanjian Baru, dimana jarak itu dipisahkan oleh sela waktu selama 450
(empatraus limapuluh) tahun ! Tidak ada catatan dalam Alkitab setelah Perjanjian
Lama, lalu masa 450 tahun (masa gelap) tanpa keterangan, lalu muncul masa Perjanjian
Baru ! Apa yang terjadi selama 450 tahun masa gelap ? Bab ini menguraikan apa yang
terjadi pada masa gelap itu yang terentang selama 450 tahun, yang akan kita sebut masa
Intertestamental.
17
C. Materi
Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus.
Dan pada kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya
dapat dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui.
Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusia-
manusia pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap
perintah Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi
rusak. Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai
puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai.
Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar
tahun 2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu
negeri yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa
Israel.
Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu,
dipanggil untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke
Tanah Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM),
Israel menerima Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum dan peraturan-peraturan
kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu,
termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu
menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan
menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di
selatan Kanaan.
Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem
sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta ibadah
Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang kesatuan
dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal dengan
hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi seorang
pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita cantik, serta
persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa akibat yang fatal
bagi Israel.
19
ZAMAN INTERTESTAMENTAL
Zaman sepanjang empat ratus lima puluh tahun antara Maleakhi sampai
kelahiran Kristus dikenal dengan zaman Intertestamental. Sumber-sumber informasi
utama untuk zaman ini adalah kitab-kitab Makabe yang menceritakan tentang
pemberontakan yang dipimpin oleh wangsa Makabeus serta kekacauan yang terjadi di
tanah Palestina waktu itu dan tulisan-tulisan Yosefus, sejarahwan Yahudi abad pertama.
Kitab Daniel memuat penglihatan tentang zaman ini. Lewat nubuatnya, Daniel
memberikan garis besar pergolakan politik yang kelak terjadi dalam zaman empat ratus
limapuluh tahun itu. Daniel sendiri hidup dalam zaman kebangkitan Babilonia sebagai
suatu kekuatan dunia. Tetapi ia melihat bahwa kerajaan yang sangat kuat itu akan
berlalu, digantikan oleh suatu kekuatan baru, Media-Persia. Selanjutnya akan muncul
kekuatan-kekuatan lainnya yang akan berjaya dalam zaman intertestamental itu, yaitu:
Aleksander Agung dari Yunani, wangsa Ptolomeus dari Mesir, wangsa Seleukus dari
Siria, wangsa Makabeus, dan Romawi.
Setelah itu tidak ada lagi peristiwa internasional penting yang berlangsung di
Palestina. Bangsa Yahudi dipimpin oleh imam besar, dan jabatan imam besar ini
kemudian menjadi rebutan. Beberapa kejadian memalukan sekitar perebutan
kepemimpinan ini pun tak tercegahkan lagi. Bahkan pernah seorang imam besar
membunuh saudaranya demi jabatan itu. Peristiwa tersebut membuat wali negeri
Persia begitu terkejut sehingga ia menjatuhkan hukuman denda yang berat bagi
penduduk Israel.
20
2. Zaman Yunani
Tak ada seorangpun yang naik menggantikan Aleksander Agung. Karena itu
pada akhirnya empat orang jendralnya membagi-bagi kerajaan raya itu. Dua
diantara mereka yaitu Ptolomeus dan Seleukus I, di kemudian hari berkuasa atas
tanah Palestina.
21
ia menggunakan mereka dalam berbagai tempat dan posisi dalam kerajaannya,
bahkan ada yang menempati jabatan-jabatan sangat tinggi.
22
5 tahun menggantikan dia. Antiokhus Agung dari Siria menggunakan kesempatan
tersebut untuk merebut kekuasaan atas Palestina dari tangan Mesir.
23
Namun, begitu berita tentang perayaan terhadap kematiannya tersebut sampai ke
telinga Epifanes, ia segera berbalik menuju Yerusalem dan menghantam kota itu.
Dalam peristiwa itu 40.000 orang Yahudi mati dibunuhnya. Dan untuk
menunjukkan kebenciannya terhadap agama Yahudi, ia masuk ke dalam Ruang
Mahakudus di Bait Allah, mempersembahkan seekor babi betina di atas mezbah
yang ada di situ, memercikkan darah babi itu ke dinding seluruh bangunan tersebut.
Atas perintahnya, Bait Allah diubah fungsinya menjadi kuil Zeus, dewa gunung
Olimpus. Upacara persembahan kurban dan kebaktian cara Yahudi tidak
diperbolehkan. Sebagai gantinya diadakan upacara-upacara penyembahan berhala.
Sunat juga dilarang, dan memiliki Kitab Taurat dapat dikenakan hukuman mati.
Hari demi hari jumlah orang yang bergabung dengan wangsa Makabeus
makin meningkat. Orang-orang Siria menyelenggarakan tiga buah kampanye
melawan orang-orang Yahudi yang setia tersebut. Satu diantaranya diselenggarakan
langsung oleh Antiokhus Epifanes, tetapi tidak ada satupun dari ketiga kampanye
itu berhasil. Akhirnya Epifanes meninggal dunia, dan perang saudara pun berkobar.
Yudas Makabeus yang menggantikan ayahya Matatias, melebarkan sayap
pengaruhnya makin luas lagi di Palestina, termasuk ke wilayah Yerusalem. Tiga
24
tahun setelah penajisannya, Bait Allah dibersihkan lagi dan Siria berdamai dengan
orang-orang Yahudi.
2. Zaman Romawi
Pada waktu itu golongan Farisi dan Saduki sudah menunjukkan persaingan.
Ketika Simon digantikan anaknya, Yohanes Hirkanus, Simon bergabung dengan
kedua golongan itu secara bergantian. Tidak lama kemudian pecah perang saudara
karena kedua cucu Simon, Hirkanus dan Aristobulus, berebut kekuasaan setelah
kematian ayah mereka, Yohanes Hirkanus. Orang Romawi memilih Hirkanus. Dan
Pompeius, seorang jenderal Romawi merebut Yerusalem dari Aristobulus.
b. Dinasti Hasmoneans
Masa pemerintahan Hycarnus
Setelah kematian Simon maka tamatlah dinasti Makabe, generasi
selanjutnya dimasukkan ke dalam dinasti Hasmoneans. Penerusnya adalah
Yohanes Hycarnus (John Hycarnus) yang menjabat sebagai Raja dan Imam
besar. Pada tahun pertama pemerintahannya Antiochus VII, raja Syria
mengobarkan peperangan dan mengepung Yerusalem selama setahun,
hingga menyebabkan kelaparan dalam kota. Dan walaupun sangat gigih
25
pertahanan Hycarnus, akhirnya mengalami kekalahan. Bantuan dari Roma
menyebabkan Syria mundur, tetapi mengakibatkan Yerusalem dalam
penghinaan Roma dan menyetujui perjanjian yang tidak adil. Jabatan Imam
besar Hycarnus terabaikan karena jabatannya sebagai raja akhirnya
meyibukkan Hycarnus dalam urusan perang. Hal ini menyebabkan golongan
keagamaan, yaitu golongan Hasidim menjadi tidak puas dan melakukan
pemberontakan dan menentang perserikatan dengan Roma. Golongan
keagamaan ini akhirnya berubah haluan menjadi gerakan politik, yang
mempertahankan Yahudi harus menjadi sebuah negara yang mengisolasi
diri demi agama. Kuatnya gerakan keagamaan ini maka mereka kemudian
berkembang menjadi orang Farisi dalam Perjanjian Baru. Karena Hycarnus
kehilangan dukungan dari kelompok Hasidim (yang dulunya pendukung dan
pembela dinasti makabe dan ddinasti Hasmoneans), maka Hycarnus pro
dengan kaum Helenis (pro Yunani) yang mayoritas dari golongan menengah
ke atas dan para bangsawan. Kaum Helenis inilah yang dikemudian hari
dalam masa Perjanjian Baru disebut kelompok Saduki. Kelompok Saduki
yang sangat bebas di bidang keagamaan dan partai imperial Istana
berhadapan dengan oposisi yaitu kelompok Farisi yang ketat beragama dan
diluar istana. Walau jumlan Saduki tidak sebanyak jumlah Farisi, tetapi
kekuasaan kelompok Saduki sangat kuat dalam keputusan pemerintahan.
Akhirnya Kelompok Saduku dan kelompok Farisi inilah yang meruntuhkan
dinasti Hasmoneans. Hycarnus mangkat tahun 105 S.M. saat pertikaian
orang Farisi dan orang Saduki berlangsung sangat seru.
Pengganti Hycarnus adalah Aristobulus I, putranya, yang menjabat Raja dan
Imam Besar, memiliki sifat sadis dan ganas. Aristobulus I membunuh
semua saudaranya dan memenjarakan ibunya sampai mati kelaparan. Dia
hanya memerintah satu tahun karena mati diracun istrinya, Alexandra.
Salome Alexandra dan Kedua Putranya.
Setelah kematian Aristobulus I, adiknya, Alexandra Janneus naik tahta dan
menikahi janda kakaknya. Orang Farisi sangat menentang hal ini. Tetapi
Janneus memperalat orang Saduki hingga perang saudara antara Farisi dan
Saduki, yang memakan korban 50.000 orang mati. Setelah Janneus mati
Alexandra menjadi Ratu yang menjalankan politik dan mengangkat
26
Hycarnus II, putra sulungnya sebagai Imam Besar. Putra bungsunya,
Aristobulus II, yang cakap di berbagai hal dibiarkan menganggur.
Alexandra dan putra sulungnya memihak kepada orang Farisi. Dengan
kekuasaannya, orang Saduki ditindas, membantai praa pemimpinnya dan
membuang ke pengasingan. Tatkala Ratu sakit keras, putra bungsunya,
Aristobulus II mengontak orang Saduki untuk memberontak. Tetapi wasiat
Ratu menunjuk Hycarnus II untuk menjadi Raja. Akibat dua saudara
kandung ini saling berebut tahta. Hycarnus tidak berdaya menandingi
kekuatan adiknya. Tapi Hycarnus II tidak mau mengalah, dia minta bantuan
Aretes, raja Arab untuk berperang dengan adiknya Aristobulus II. Saat
mereka sedang asyik perang, datang Jendral Pompey dari Roma. Demi
mendapatkan tahta, mereka merendahkan diri untuk mendapat belas kasihan
Pompey. Akhirnya Hycarnuslah yang dipilih untuk medapatkan bantuan
dari Roma. Aristobulus terpaksa Mundur untuk mempertahankan
Yerusalem. Setelah dikepung tiga hari oleh Jendral Pompey dan Hycarnus
II, Aristobulus II dan pengikutnya dikalahkan, dibelenggu dan menjadi
tawanan. Sejak saat itu walau Hycarnus sebagai Imam Besar dan
menjalankan sebagian politik kepada Yahudi, kenyataannya Yahudi
kehilangan kebebasannya. Kemerdekaan Yahudi menjadi sirna dan tamat
sejak itu.
27
mengangkat keluarga Idumea itu ke atas pentas kekuasaan. Herodes kawin
dengan Mariamne, cucu Hirkanus, dan menjadi anggota wangsa Makabeus.
Pada masa itu, muncul gejolak baru di Tanah Palestina. Antigonus, anak
Aristobulus, meraih keberhasilan sejenak sebab dapat menyebabkan
terpotongnya telinga Hirkanus – imam besar yang berkuasa pada masa itu –
sehingga Hirkanus menjadi tak pantas lagi memduduki jabatan imam. Dalam
sengketa selanjutnya Herodes mendapat tekanan hebat dari Antigonus sehingga
ia harus melarika diri ke tempat perlindungan bernama Masada. Selanjutnya
Herodes menuju Roma dan mengadukan masalahnya di sana. Roma
mengangkatnya menjadi raja di Yudea. Antigonus dihukum mati. Maka
berakhirlah sudah seluruh kekuasaan wangsa Makabeus atau Hasmoneus.
28
di Betlehem ketika saingannya, Raja Orang Yahudi, yaitu Yesus, diberitakan
telah lahir di kota itu.
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya
sebagai umat pilihanAllah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan
membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu
Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke
tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di
tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan
pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati
hukum Taurat, melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk
memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang
relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara.
Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga
ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-
orang Romawi baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi
persiapan penulisan kitab-kitab PB.
Dikalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya
karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan
kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain:
petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya.
29
Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sebagai berikut: kaum
ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
1. Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan
umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan olmu arsitektur adalah yang paling maju
pesat. Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan
patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat.
2. Hiburan
3. Bahasa
4. Sistem Pendidikan
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil
pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk
menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang
rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara lain.
30
1. Mata uang
Masa uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas
aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat 20:2).
Tetapi karena pemerintahan provisi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak
heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat 21:12). Usaha
pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
2. Arus Perjalanan
Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang
sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-
daerah jajahan yang terbentang luas.
3. Arus perdagangan
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan
Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar
berlayat dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.
1. Agama primitif
Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang
lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh
aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, gnostisisme, Neo-
platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dan lain-lain.
31
2. Agama Yahudi (Yudaisme)
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat
dipisahkan, keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk
dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua
penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang
agama Yudaisme. Oleh karena itu, untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik
akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama
Yahudi.
a. Latar Belakang
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke
belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham, karena dari Abrahamlah
bangsa “pilihan” ini berasal. Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya
baru dimulai pada amasa “penyebaran” (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734
SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran
mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada
Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati
hukum dan Taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-
cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini
mulailah memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang
mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh suapya mereka
tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir dari sinilah Yudaisme secara
resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai
badan yang disebut Sinagoge Agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini
bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-
kitab PL, tapi akhirnya badan ini diganti dengan dewan Sanhedrin (Lihat: Dan
1:5-8; 3:4-1; Ezr 7:1-6).
32
teratur dan mengadakan upacara korban sembelih di sana. Setelah mereka
dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk
beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586). Upaya yang mereka
lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali
pengajaran tentang hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru.
Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi
yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan
ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk
memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-
sinagoge di kota-kota dimana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah
ibadah orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem ,
karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk
membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat,
memelihara hari sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur
soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. (Lihat Mzr
137:1-5).
33
Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah
podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca,
dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat. (Lihat Mar 5:22; Luk
13:14; Kis 13:5; 14:1; 15:43, dst)
d. Bentuk Ibadah
Pembacaan Doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati)
Kemudian diikuti dengan khotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja
dibacakan.
34
BAB III
A. Kompetensi Dasar
Indikator :
2. Dapat menjelaskan secara rinci seluk beluk golongan dalam dunia Pra Perjanjian
Baru yang meliputi sebab-sebab munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya isi
ajarannya.
B. Deskripsi Singkat
Materi ini menolong kita untuk memahami bagaimana pusat keagamaan orang
Yahudi terbentuk dan berkembang bahkan sampai saat ini. Juga memahai berbagai
golongan yang muncul karena berbagai gejolak yang terjadi di negara Yahudi yang
melatar belakangi terbentuknya berbagai golongan. Memahami tentang golongan itu
dan berbagai ajarannya.
35
C. Materi
SINAGOGA
Pengertian dasarnya yaitu tempat berkumpul. Pengertian dalam Alkitab yaitu kumpulan
sekelompok orang dari suatu tempat beribadah atau gerakan bersama (Lukas 12:11;
21:12).
Makna Sinagoga :
Dari bahasa Ibrani : merupakan tempat kudus dalam ukuran mini sebagai
pengganti Bait Suci yang hilang (Yeh 11:16).
Dari bahasa Yunani : perserakan di seluruh dunia. Sinagoga menjadi tempat
lahirnya sejenis kehidupan sosial dan agama yang baru dan meletakkan dasar bagi
suatu persekutuan agama yang melingkupi seluruh dunia. Doa dan pembacaan
hukum Taurat menggantikan upacara penyerahan korban.
Tujuan Sinagoge :
Tujuan utama perkumpukan Sinagoge adalah mengajar orang banyak supaya mengerti
hukum Taurat. Tujuannya dijabarkan dalam tiga fungsi, yaitu :
Untuk Ibadah
Untuk Pendidikan
Pemerintahan atas kehidupan umum masyarakat.
36
SANHEDRIN
Sanherin dari kata Ibrani, dari kata Yunani adalah synedrion. Sebelum dan pada
masa Kristus nama itu dipakai untuk majelis tinggi dan majelis lain yang lebih rendah
tingkatannya. Dalam PB istilah itu mengacu pada pengadilan Yahudi yang tertinggi.
Dalam beberapa kasus kata-kata lain digunakan sebagai pengganti Synedrion, misalnya
: presbyterion, majelis tua-tua, gerouisa, mahkamah agama.
Anggota Sanhedrin adalah imam-imam dari golongan Saduki. Sejak jaman Ratu
Aleksandra (76-67 SM) golongan Farisi dan Ahli Taurat dimasukkan sebagai anggota.
Dibawah Herodes golongan Farisi semakin kuat. Anggota Mahkamah Agama terdiri
dari Imam Besar (yang masih aktif dan mantan), keluarganya Imam Besar, para tua-tua
(kepala suku, tokoh masyarakat dan imam), para ahli Taurat yaitu para pakar hukum,
dengan Imam Besar sebagai kepalanya. Demikianlah Imam Besar Kayafas menjadi
ketua pada pengadilan Yesus. Cara pengangkatan tidak lagi secara keturunan tetapi
siapa yang dekat dengan Imam Besar, dialah pemimpinnya.
Pada jaman Tuhan Yesus, jangkauan MA tidak hanya urusan agama, tetapi juga
masalah hukum sipil dan hukum kriminal. Juga memiliki kuasa administratif, MA diberi
kuasa menangani perkara-perkara yang tidak mengakibatkan hukuman mati. Perkara
hukuman mati harus mendapat persetujuan dari Romawi, walaupun persetujuan itu
berdasarkan permintaan dari MA.
Tujuan semula Mahkamah ini adalah ingin memelihara segala kebenaran Tuhan
dan untuk melakukan sarikat Taurat dengan seteliti-telitinya agar menjadi bangsa yang
suci, dengan kegiatan yang rutin dilakukan yaitu membaca Firman Tuhan dan
37
gulungan-gulungan kitab Taurat lalu diterangkan (bersamaan dengan sinagoge). Namun
langkah baik ini sayangnya diikuti dengan suatu cara menafsir yang tertentu dan
berbagai peraturan tambahan sehingga agama Yahudi menjadi agama lahiriah saja.
Susunan keanggotan :
Tugas-tugasnya :
KELOMPOK ZELOT
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari
penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin
mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pemberontakan melawan
pemerintah Romawi. (Lihat Kis. 5:37; Mar 12:14)
38
Zelot berasal dari kata “Zelos” yang berarti Semangat besar. Zelot merupakan
gerakan partai nasional yang radikal, didirikan oleh Yudas orang Galilea yang menuntut
pembebasan Yunani dari penjajahan Romawi. Gerakan ini lebih berbentuk perjuangan,
hanya pada akhirnya bergeser arahnya menjadi alat legitimasi untuk melakukan
tindakan kekerasan.
KELOMPOK SADUKI
Nama dan asal usul golongan Saduki masih diperdebatkan. Kemungkinan Nama
Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar) atau sejaman dengan Salomo yang
keturunannya dipandang sebagai garis keimaman murni (band. Yeh 44:15; 48:11) atau
seseorang yang diduga pendiri atau pemimpin mula-mula golongan itu.
39
3. Pengikut terbatas pada kaum kaya dan tidak di kalangan rakyat.
4. Dalam masalah penghakiman lebih keras daripada Yahudi lainnya.
5. Banyak dari para imam berasal dari Saduki ternyata menjadi imam, terutama dari
keluarga-keluarga imam yang amat berkuasa.
Dibawah Herodes dan orang Romawi kaum Saduki menguasai Sanhedrin. Partai
itu surut bersamaan dengan penghacuran Bait Allah pada tahun 70. Bahkan menurut
seorang ahli sejarah Yosefus dikatakan, bahwa ketika masih berkuasa, kaum Saduki
karena takut terhadap rakyat terpaksa bekerja sama dengan kaum Farisi.
KELOMPOK FARISI
Berasal dari kata parash, artinya “memisahkan”. Aliran yang paling
berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir
PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka
taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, karena keahliannya inilah mereka disebut
sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham
dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang
sungguh-sungguh (lihat: Mat 23:13-15)
Nama Farisi pertama-tama nampak di dalam naskah para raja-imam orang Hasmon,
yang mula-mula artinya “yang memisahkan diri”. Pada Zaman Ezra, orang Hasidim
(yang dikasihi Allah) adalah kaum minoritas dan mereka hidup beraskese (beraskese :
penderitaan membawa kesucian). Sedangkan Farisi adalah kaum mayoritas sehingga
mereka menguasai negara. Pada zaman Yohanes Hiskanot (134-104 SM), kaum Farisi
mempunyai pengaruh besar dan mendapat dukungan rakyat sehingga sampai menjelang
tahun 200M, Yudaisme dan ajaran Farisi menjadi sinonim.
40
Hubungan dengan Kelompok Lain
Mereka menjadi partai minoritas pada zaman Herodes yang berjumlah sekitar
6000 orang. Itulah sebabnya mereka takut kepada Yesus yang mempunyai banyak
pengikut.
Sangat kaku dan keras dalam memegang tafsiran Hukum Taurat sehingga tidak
ada daya tarik.
Kebanyakan berasal dari masyarakat bagian menengah bagian bawah dan perajin,
itulah sebabnya mereka sangat mengerti keadan rakyat umum sehingga berusaha
membuat hukum Taurat terpikul oleh rakyat dan mereka duduk di jabatan-jabatan
penting.
Keyakinan
Mempercayai bahwa jiwa manusia tak dapat mati dan akan dijelmakan kembali
(bangkit kembali) pada masa kebangkitan (Kis 23:8)
Mempercayai takdir
Mengharuskan setiap orang menggenapi segi hukum Taurat
Mempertahankan kemutlakan keesaan dan kekudusan Allah, pemilihan umat
Israel dan kemutlakan hukum Taurat atas orang Israel.
Menekankan etika dan bukan teologia
Taat persepuluhan sebagai bukti taat kepada Allah
Percaya adanya malaikat dan roh.
KELOMPOK ESENI
Eseni artinya “saleh” atau suci”. Mereka ini tidak secara resmi disebut kitab-kitab PB,
tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang
hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan
penemuan-penemuan naskah qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.
41
KELOMPOK HELENIS
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan
Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi
mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
KELOMPOK HERODIAN
Dalam satu atau dua kesempatan orang Farisi dan Herodian ditampilkan sebagai
pembuat gara-gara untuk melawan Yesus. Namun pada umumnya orang Farisi dan
orang Herodian tidak memiliki kesamaan. Jika mereka bersama-sama melawan Yesus
rupanya itu hanya suatu persekutuan yang sementara dan tendensius. Kaum Herodian
rupanya lebih bersifat politis dari pada relegiua. Seperti terlihat dari namanya,
keberadaan mereka adalah untuk menjaga kepentingan-kepentingan keluarga Herodes.
Selama pelayanan Yesus, dua anggota keluarga itu menjabat sebagai kuasa atas daerah-
daerah di tanah Israel dan sekitarnya. Herodes Antipas menguasai daerah Galilea dan
Perea, sedangkan kakaknya Filipus menguasai daerah timur dan timur laut dari danau
Galilea. Kaum Herodian yang kita temui di Alkitab adalah pendukung Herodes Antipas.
Jika ada gerakan muncul melawan posisinya, maka kaum Herodian inilah yang akan
menghadapinya. Gerakan serupa muncul pada saat misi Galilea oleh para Rasul. Kaum
Herodian serta merta menganggap bahwa itu adalah bagian tugas mereka untuk
mengurangi gerakan yang tampaknya disebabkan oleh Yesus dan para muridNya.
Pada masa-masa ini Yesus dikatakan Yesus telah memperingatkan para murid-
Nya supaya berhati-hati terhadap ragi Farisi dan ragi Herodes (Mark 8:15). Murid-
muridNya tidak dapat menangkap maksud Yesus. Yesus pada kesempatan ini tidak
menganggap bahwa kaum ini akan mencemari secara teologis berupa doktrin-doktrin
yang sesat, namun lebih berat Ia menekankan bahwa kaum ini akan menghambat secara
politis. Ketika Yesus diperingatkan supaya menyingkir dari Galilea karena Herodes
akan membunuhnya Yesus menyebut Herodes sebagai srigala (Luk 13:32) – suatu
kesempatan yang jarang sekali terjadi bahwa Yesus membuat referensi untuk seorang
penguasa.
42
BAB IV
A. Kompetensi Dasar
Indikator :
2. Dapat menjelaskan seluk beluk kitab-kitab Injil yang meliputi asal usul, Injil
Sinoptik dan teori sumber.
B. Deskripsi Singkat
C. Materi
INJIL SYNOPTIK
Kata Synoptik berasal dari bahasa Gerika (Yunani) : ‘Syn’ = bersama dan
‘optanomai’ = melihat, artinya melihat secara bersama. Jadi penulisnya mempunyai
pandangan yang sama terhadap kehidupan Kristus.
43
Yang disebut Injil Synoptik ialah ketiga Injil yang pertama dari Perjanjian Baru,
yaitu Matius, Markus, dan Lukas, karena mempunyai hubungan yang dekat dalam isi,
pengungkapan kata-katanya serta cara pengekspresiannya. Tetapi justru kedekatan
hubungan ini menimbulkan suatu pertanyaan yang disebut masalah sinoptik.
1. Bila ketiga Injil ini sepenuhnya berdiri sendiri dalam asal maupun
perkembangannya, mengapa mereka begitu mirip satu dengan yang lainnya
bahkan dibanyak tempat ungkapan lisan dikutip sama persis ?
Sebagai contoh, peristiwa penyembuhan orang kusta dalam Matius 8:1-4; Markus 1:40-
45 dan Lukas 5:12-16. Semuanya mengisahkan peristiwa, urutan kejadian dan
pemilihan kutipan ajarannya sama. Masing-masing dibuka dengan kalimat yang berbeda
untuk menyesuaikan dengan isi keseluruhan cerita cerita, namun kata-kata Yesus yang
dikutip hampir sama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah penulis Injil saling
mencontoh satu dengan yang lain, memakai sumber yang sama atau mereka telah
bekerja sama?
Dipihak lain, kendatipun ada kesamaan-kesamaan yang mencolok, ada pula perbedaan-
perbedaan yang jelas, misalnya pada bagian awal dan akhir Injil Matius dan Lukas
diberi rincian yang lebih dalam daripada Markus, tetapi bagian ini tidak bersesuaian
satu dengan yang lain. Juga dibagian lain Matius dan Lukas menggunakan bahan yang
hampir sama yang kesejajarannya tidak terdapat dalam Markus (Matius 6:25-34 =
Lukas 12:22-31; Matius 12:43-45 = Lukas 11:24-26).
Teori ini adalah yang tertua diantara ketiganya. Papias dan Irenius adalah saksi
langsung yang pertama dari penulisan kitab Injil, berpendapat bahwa :
pengetahuan penulis Injil tentang karya pelayanan dan ajaran Yesus diperoleh dari
44
kotbah yang didengar beberapa kali dari tokoh apostolik. Teori ini menyatakan
bahwa fakta mengenai Yesus dikumpulkan dan disusun, dihafalkan dan
disampaikan secara lisan dalam suatu bentuk yang hampir pasti. Faktor
pendukung teori ini adalah : kepastian bahwa pesan yang terkandung dalam Injil
dikotbahkan beberapa kali sebelum ditulis. Pengulangan ini terjadi pada waktu
menghadapi kelompok pendengar yang berbeda.
Papias mengatakan : Matius mencatan ajaran Yesus dalam bahasa Aram (dialek
bahasa Ibrani). Sedangkan Markus adalah ahli kitab serta penerjemah Paulus, yang
mencatat segala sesuatu yang diingatnya dengan tepat, tetapi tidak selalu
menempatkannya dalam urutan peristiwa dan percakapan yang sesuai dengan
alinya.
Teori ini mengatakan bahwa dua diantara kitab-kitab Injil itu meminjam dari yang
lainnya.
Teori semacam ini apabila diterima akan menyangkal keaslian kedua Injil yang
dikatakan telah menyalin dari yang ketiga. Lagipula, semisal Matius menyalin dari
Lukas, mengapa Matius menciptakan urutan peristiwa yang berbeda dari Injil
Lukas ?
Teori ini mengatakan bahwa Matius dan Lukas menulis Injil mereka berdasarkan
Injil Markus ditambah sebuah kumpulan ajaran Yesus yang disebut Q (Bahasa
Jerman : Quelle yang artinya sumber) yang berarti sumber-sumber ini
kemungkinan berisi dokumen tentang ajaran Yesus (band Lukas 1:1-2). Sumber Q
ini berisi koleksi ucapan-ucapan Yesus langsung dan yang sudah tertulis di
papyrus
Kelemahan teori ini adalah menekankan pada hubungan dengan dokumen atau
berita dari mulut ke mulut tentang ajaran Yesus daripada hubungan pribadi antara
pengarang Injil.
45
4. Teori Redaksional
Teori ini mengatakan bahwa para penulis Injil memeriksa dan menyusun bahan-
bahan mengenai kehidupan Yesus menurut caranya sendiri-sendiri yang mereka
terima dari berita mulut . Menurut teori ini teologi masing-masing penginjil
ditekankan dalam tulisannya. Para penulis menyajikan tidak hanya cerita tetapi
sebagai pandangan “historis teologis” dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus.
Tidak satupun dari teori di atas yang dapat memberi jawab secara memuaskan
mengenai problem sinoptis. Tetapi ada beberapa fakta yang cukup pasti.
Injil Matius ditulis oleh Matius dalam rangka cerita yang hampir mirip dengan
Markus.
Injil Markus merupakan jalur induk dari kisah pengajaran Yesus yang ditulis
Markus, yang mempunyai hubungan dengan para rasul sejak kelahiran gereja,
ditulis ketika mereka masih hidup.
Injil Lukas merupakan catatan bebas dari Lukas, rekan perjalanan Paulus yang
menggabungkan dari kotbah apostolik dengan hasil pengamatannya sendiri.
Bertolak dari hal-hal di atas, Kitab Injil tetap harus dianggap sebagai suatu usaha
yang tulus untuk menyusun kehidupan Yesus Kristus. Injil merupakan inti pengajaran
apostolik karena muncul dari kotbah para rasul.
Dua belas (12) ayat terakhir dari Injil Markus mulai diragukan keasliannya pada
abad ke empat (4). Hal itu disebabkan dalam naskah tertua, yakni Naskah Sinai dan
Naskah Vatikan, dua belas ayat tersebut tidak ada, dan dalam naskah-naskah salinan
46
lainnya ada ayat yang ditiadakan dan diubah bunyinya. Penjelasan untuk menolak
tuduhan tidak asli itu antara lain :
1. Tidak masuk akal jika naskah berhenti di ayat 8 yang berbunyi “karena takut”
lalu cerita kebangkitan dihentikan dan tidak dilengkapi yang menyebabkan
seolah-olah ciri khas injil hilang yaitu berita sukacita.
2. Menurut tata bahasa Yunani maka tidak mungkin ada cerita yang diakhiri
dengan anak kalimat “karena” (gar = gar).
3. Dalam naskah vatikan setelah ayat 8 terdapat “halaman yang dikosongkan”. Itu
artinya masih ada hal-hal lagi yang belum dituliskan atau diungkapkan.
4. Berdasarkan kepercayaan bahwa rasul-rasul sendiri mencatat perkataan dan
perbuatan Tuhan Yesus, Baxter meyakini bahwa sampai ayat 8 Markus selesai
mengutip peristiwa-peristiwa menurut catatan Petrus, lalu ayat 9 sampai selesai
cerita itu dilanjutkan sendiri oleh Markus.
5. Ada kemungkinan sebelum Markus menuliskan 12 ayat terakhir naskah pertama
telah beredar sebelum Markus menuliskannya, hingga demikian naskah yang
telah beredar itu hanya sampai pasal 16 ayat 8.
6. LAI mencantumkan bagian kecil diantara ayat 8 dan 9. Kutipan ini terdapat
dalam salinan naskah paling tua dari abad ke delapan (8). (Bagian ini memang
masih cukup muda, oleh sebab itu terjemahan yang lama tidak mencantumkan
bagian ini).
7. Menurut Angus dalam Bible Handbook : “Kebanyakan naskah-naskah, salinan-
salinan Bapa-bapa Gereja menyatakan bagian ayat 9-20 itu asli”.
KESIMPULAN :
Argumentasi di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa memperdebatkan
masalah di atas tidak akan ada akhirnya. Oleh sebab itu kita pegang satu keyakinan
bahwa Alkitab tidak salah dalam penulisan. Kekeliruan mungkin terjadi karena
kesalahan penyalinan, terjemahan dan karena terbatasnya suatu bahasa. Dengan
demikian kita yakin bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan tanpa kesalahan seperti yang
kita terima saat ini.
47
BAB V
A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius, Markus,
Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masing-masing kitab dari
Matius sampai Kisah Para Rasul.
Indikator :
1. Dapar menjelaskan garis besar isi kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah
Para Rasul.
2. Dapat membuat struktur kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para
Rasul.
B. Deskripsi Singkat
Materi akan menjelaskan kepada kita tentang latar belakang kitab Injil dan Kisah
Para Rasul serta garis besar isi masing-masing kitab. Secara singkat akan kita lihat apa
isi ajaran masing-masing kitab. Untuk struktur kitab akan dibuat bersama-sama untuk
memperjelas isi Kitab-kitab tersebut.
48
C. Materi
Matius adalah Injil yang ditulis oleh seorang Yahudi (Matius). Untuk orang-
(Yesus Kristus sebagai subyek). Matius dirancang untuk menampilkan Yesus sebagai
Dari semua penulis kitab Injil tidak ada yang mencatat namanya sendiri dalam
judul kitabnya. Judul ini ditambahkan kemudian. Pada abad permulaan Injil ini diberi
judul KATA MATTHAION, The Gospel According to Matthew, Injil Menurut Matius
(Injil Matius).
Penulis
Meskipun tidak diterangkan secara langsung dalam Injil itu sendiri siapakah
penulisnya, tidak ada sesuatu yang meragukan bahwa kitab ini ditulis oleh Matius
(nama Yunani yang artinya “the gift of Yahweh”), yang kadang-kadang di sebut Lewi
(nama Yahudi), anak Alpius, seorang pemungut cukai yang kemudian dipanggil
menjadi salah seorang muris Yesus
Penanggalan
49
Tujuan
Berita / Pesan
2. Kerajaan Allah adalah suatu kerajaan rohani dengan karakter, sifat dan aturan
sorgawi, di mana hukum dan pemerintahan Allah diberikan dengan ketaatan pada
prinsip-prinsip rohani dari Sanga Raja.
Outline
50
Ringkasan
Karakteristik yang unik dari Injil Matius ialah pada daya bagi pola pikir Yahudi.
Kemungkinan Matius semula ditulis dalam bahasa Ibrani dan berisi jauh lebih banyak
kutipan PL daripada Injil yang lain. Hal itu untuk meyakinakn bangsa Yahudi bahwa
Yesus dari Nazareth adalah Mesias yang dijanjikan untuk mereka. Matius menampilkan
Sang Raja dan Kerajaan-Nya. Tetapi karena konsep mereka tentang Kerajaan yang
materialistik dan nasionalistik, mereka menolak Sang Raja. Maka Kerajaan itu diambil
dari mereka dan menjadi tugas pelayanan gereja (hanya disebut dalam Matius) untuk
memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh dunia. Disini terlihat bahwa sekalipun Injil
Matius sangat khas Yahudi tetapi juga sangat menekankan misi.
Diantara keempat Injil, Markus adalah yang paling pendek dan simpel
melukiskan kehidupan Yesus secara ringkas dan gerak cepat. Yesus digambarkan
sebagai seorang Hamba yang sedang bergerak dan bekerja yang segera menanggapi
kehendak Bapa. Dengan berkhotbah, mengajar, dan menyembuhkan, Ia melayani
kebutuhan orang lain bahkan sampai kematianNya. Setelah kebangkitanNya, Ia
memerintahkan pengikutNya untuk melanjutkan pekerjaanNya dalam kuasaNya –
hamba-hamba mengikuti jejak Sang Hamba yang sempurna.
Judul dari Injil ini ialah KATA MARKON, According to Mark, Injil Markus;
disebut juga sebagai Kitab Sang Hamba (The Book of The Servant).
Penulis
Nama penulis tidak disebut dalam Injil Markus, namun tradisi gereja nula-mula
menegaskan dengan suara bulat bahwa si penulis adalah Markus (nama Latin) atau
disebut juga Yohanes Markus. Bapa-bapa gereja yang memberi kesaksian bahwa
51
markuslah penulis Injil ini, diantaranya ialah : Papias, Justinus, Martyr, Ireneus,
Clemen dari Aleksandria, dsb.
Markus adalah teman sekerja Petrus dan bertobat melalui pelayanan Petrus (I Pet
5:13). Anak dari seorang bernama Maria yang rumahnya dipakai tempat berhimpun
murid-murid Yesus (Kis 12:12). Kemungkinan besar dia juga yang ‘lari telanjang’
ketika Yesus ditangkap di Getsemani (Mar 14:51-52). Ia pernah ikut bersama Barnabas
dan Paulus dalam perjalanan pekabaran Injil yang pertama, tetapi kemudian berbalik.
Ketika ia ingin bergabung lagi dalam perjalanan kedua, Paulus menolaknya sehingga
mengakibatkan perpisahan antara Paulus dan Barnabas (Kis 13:5; 13:15, 37-39).
Markus kemudian mengikuti Barnabas ke Siprus. Dua belas tahun kemudian (th 62)
Markus berada di Roma bersama Paulus (Kol 4:10; Fil 24). Dan diakhir hidup Paulus,
mati syahid, Ia memanggil Markus (II Tim 4:11). Rupanya dalam saat-saat terakhir
Paulus, Markus menjadi penolong yang setia.
Alamat
Beberapa bukti internal, bahwa penerima atau pembaca Injil Markus adalah non-
Yahudi (Roma) :
Penanggalan
Tanggal penulisan Injil Markus tidak dapat dipastikan. Klemens dan Origenes
mengatakan bahwa Injil Markus ditulis pada waktu Petrus masih hidup, yaitu sebelum
tahun 65, sedangkan Ireneus mengatakan bahwa Injil Markus ditulis baru sesudah
52
Petrus mati syahid di Roma. Semuanya ini menunjukkan bahwa semua bahan
dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68. Injil Markus meliputi rentang waktu
kurang lebih 4 tahun, dari pelayanan Yohanes Pembabtis sampai pelayanan gereja mula-
mula.
Tujuan
Berita / Pesan
1. Yesus Kristus adalah Anak Allah (1:1) yang berkuasa atas segala penyakit, setan,
alam.
2. Cara untuk menjadi besar dalam Kerajaan Allah ialah menjadi pelayan bagi semua.
3. Barangsiapa merendahkan diri di bawah tangan Allah akan ditinggikan pada
waktunya (I Pet 5:6)
Outline I : Outline II :
53
3. Pengorbanan Sang Hamba 3. Pelayanan Yesus di Yudea
(8:31-15:47)
(16:1-20)
Dalam Injil Markus ini Yesus Kristus terlihat sebagai : Anak Allah (1:1) yang
menjadi Anak Manusia (10:45), Yang Diutus (9:37), dan Hamba yang sesudah
menyerahkan hidupNya sebagai tebusan bagi orang banyak menjadi Tuhan yang
ditinggikan (16:19).
Secara khusus Yesus ditampilkan sebagai seorang Hamba yang aktif, penuh
belas kasihan dan taat secara konsisten dan konstan Ia melayani untuk memenuhi
kebutuhan fisik maupun rohani orang lain. Yesus dengan mantap bergerak menuju suatu
tujuan yang pasti, yang bagi orang lain tersembunyi. Markus dengan jelas
memperlihatkan kuasa dan otoritas dari Hamba yang unik ini, mengidentifikasikan
diriNya sebagai tidak lain dari Sang Anak Allah (1:1, 11; 3:11; 5:7; 9:7; 14; 15:39)
Ringkasan
Karakteristik dari Injil Markus ialah daya tariknya bagi pola pikir Romawi.
Kemungkinan Injil ini ditulis di Roma dan mengandung lebih banyak hal yang bersifat
Latin dibanding Injil yang lain. Adat Yahudi, tempat-tempat, mata uang, dan ungkapan
bahasa Aram diberi penjelasan, hal ini diperlukan agar dapat dipahami oleh orang
Roma.
54
Markus dengan tepat menjaga keseimbangan antara pengabdian Tuhan Yesus
sebagai hamba dengan ketuhananNya. Ketuhanan Yesus terdapat pada setiap halaman.
Tetapi di mana-mana juga dinyatakan bahwa Tuhan itu sebagai Hamba, baik terhadap
kehendak Allah maupun terhadap kebutuhan manusia. Ia menjadi Utusan yang diberi
kuasa dan kekuatan (9:37), yang bekerja dengan cepat dan tepat serta dapat menguasai
segala keadaan. Ia senantiasa tidak memegahkan diri, penuh belas kasihan dan taat
kepada kehendak Allah.
Injil Lukas merupakan yang paling panjang dan komprehensif diantara keempat
Injil. Kehidupan Yesus diceritakan secara kronologis dan ditulis dalam gaya bahasa
seorang ahli sejarah. Penulis berusaha menegakkan dasar historis yang kokoh bagi iman
pembacanya. Kalau dalam Matius, Yesus digambarkan sebagai Sang Raja dalam
Markus sebagai Sang Hamba, maka dalam Lukas Yesus ditampilkan sebagai Sang
Manusia Sejati. Dialah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan
manusia hilang berdosa. Karena semua orang pada hakekatnya adalah terhilang, maka
Yesus juga datang bagi seluruh umat manusia. Lukas menunjukkan ke-universalitas-an
berita Kristen ini dengan menggambarkan Anak Manusia sebagai Juruselamat bagi
semua orang : Yahudi, Samaria, non-Yahudi lainnya, kaya, miskin, pemungut cukai,
pemimpin agama, dsb.
55
Penulis
Injil ini ditulis oleh Lukas; ia tidak termasuk keduabelas murid Yesus tetapi
merupakan sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10, 11; 20:5; 21:1; Kol 4:14; Fil
24; II Tim 4:11). Ia juga penulis dari Kisah Para Rasul (keduanya dialamatkan pada
seorang pribadi yaitu Theofilus). Lukas juga dikenal sebagai seorang dokter (Kol 4:14).
Ia adalah seorang non-Yahudi, dan satu-satunya penulis Alkitab yang bukan Yahudi.
Alamat
Dalam Lukas 1:1 dikatakan bahwa Injil ini dialamatkan kepada ‘Theofilus yang
mulis’. Hal itu tidak berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Injil
ini ditujukan untuk orang lain juga, orang-orang non-Yahudi pada umumnya dan orang
Yunani pada khususnya. Ada beberapa bukti bahwa Injil ini terutama ditulis untuk
orang non-Yahudi, yaitu :
1. Lukas berulangkali menjelaskan geografi (2:4; 4:31; 8:26; 21:37; 23:31; 24:13); hal
itu tidak perlu untuk orang Yahudi.
2. Lukas menelusuri silsilah Yesus sampai Adam (bandingkan Matius yang hanya
sampai Abraham)
3. Lukas menghubungkan peristiwa-peristiwa penting dengan sejarah umum/Romawi
sebagai referensi penanggalan (1:5; 2:1-2; 3:1)
4. Lukas menggunakan sejumlah kata yang lebih familiar bagi orang non-Yahudi (mis:
untuk kata ‘guru’ digunakan ‘didaskalos’ bukan ‘rabbi’)
5. Lukas menggunakan Septuaginta untuk kutipan-kutipan PL.
Penanggalan
Dapat dipastikan bahwa Injil Lukas ditulis sebelum KPR (band KPR 1:1). KPR
ditulis pada waktu Paulus dipenjara di Roma pertama kali (band. KPR 28). Jadi Lukas
ditulis sebelum ini. Perlu diperhatikan bahwa pada waktu Injil Lukas ditulis maka
banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi di antara kita (1:1). Hal ini menunjukkan bahwa sudah lewat beberapa
tahun sejak Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Oleh sebab itu dapat
dipertanggungjawabkan bila dikatakan bahwa Injil ini ditulis sekitar tahun 60.
56
Injil Lukas meliputi rentang waktu kurang lebih 35 tahun, mulai dari kelahiran
Yohanes Pembabtis sampai kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.
Tujuan
1. Menguatkan iman Theofilus (dan orang percaya lainnya), dengan menunjukkan
bahwa imannya kepada Kristus didasarkan pada fakta historis (1:3-4)
2. Menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang.
3. Menunjukkan kepada orang Yunani bahwa Yesus adalah manusia ideal Allah, satu-
satunya juruselamat.
Berita/Pesan
1. Yesus adalah Anak Manusia yang untuk mencari dan menyelamatkan orang
berdosa, bukan hanya dari bangsa Yahudi saja melainkan dari seluruh bangsa.
2. Yesus adalah satu-satunya teladan yang sempurna. Pola kemanusiaanNya ialah pola
kemanusiaan kita. Hidup yang berkenan kepada Allah ialah meneladani Yesus.
3. Segala kotbah tentang Injil harus dilakukan dalam kuasa Roh Kudus.
Ayat Kunci : 3-4; 19:10 (“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang”)
Pasal Kunci : Pasal 15 (dalam tiga perumpamaan: domba ynag hilang, dirham yang
hilang dan anak yang hilang. Terlihat bahwa inti Injil yaitu : Allah dalam
Outline
57
Kristus Dalam Injil Markus
Dalam Lukas, Kristus terlihat sebagai Anak Manusia, Pengajar yang Diurapi,
dan Juru Selamat manusia yang terhilang (4:18, 19; 19:10). Berulangkali kemanusiaan
dan kemurahan Yesus ditekankan. Ia adalah Manusia Sejati yang ideal, yang rela
merendahkan diri dan menjadi sama dengan manusia agar dapat mengambil kelemahan
kita dan memberikan anugerah keselamatan yang tak ternilai harganya. Hanya Yesus
saja yang dapat memenuhi gambaran ideal orang Yunani mengenai manusia
sejati/sempurna.
Keunikan
1. Lebih dari 50% Injil Lukas adalah unik, berisi materi yang tidak terdapat dalam
Injil lain :
Ada 35 mujizat yang disebut secara detail dalam Injil, 20 ada dalam Lukas.
Diantara keduapuluh itu 7 hanya terdapat dalam Lukas.
2. Lukas adalah Injil yang Universal (ciri yang paling khas). Tembok-tembok yang
mengkhususkan umat Israel runtuh dalam Injil Lukas.
3. Menonjolkan pribadi-pribadi )Zakaria, orang Samaria yang murah hati, Anak yang
terhilang, dsb.)
Ringkasan
Karakteristik Injil Lukas ialah daya tariknya bagi pola pikir Yunani, yang sangat
meningikan hikmat pikiran dan terus menerus mencari manusia ideal (berbeda
dengan orang Romawi yang mengagungkan kekuatan dan tindakan). Lukas
mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus lebih banyak daripada Injil lainnya.
Lukas menggambarkan Yesus sebagai Manusia Sejati/Sempurna, hikmat Allah,
satu-satunya yang memenuhi bahkan melebihi gambaran manusia ideal bagi orang
Yunani. Yesus itulah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan
orang berdosa dari segala bangsa.
58
Lukas juga menunjukkan relasi Yesus dengan Roh Kudus. Dimulai dengan
kelahiranNya oleh Roh Kudus, dilanjutkan dengan pelayananNya dengan kuasa Roh
Kudus, dan ditutup dengan janjinya untuk mengutus Roh Kudus.
Injil Yohanes adalah yang paling berbeda di antara keempat Injil kanonik.
Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Sinoptik, karena sekalipun masing-masing
memiliki tekanan yang berbeda, ketiganya menggambarkan banyak peristiwa yang sama
dari kehidupan Yesus Kristus. Yohanes terutama menampilkan peristiwa dan
percakapan yang tidak terdapat dalam Injil yang lain. Injil Yohanes juga sangat berbeda
dalam struktur dan gaya penulisan. Ia tidak memuat kisah perumpamaan, dan hanya
tujuh mujizat, lima diantaranya tidak termuat dalam ketiga Injil lainnya. Pengajaran
Yesus yang dikutip di dalamnya lebih banyak menyangkut pribadi-Nya daripada ajaran
etika tentang Kerajaan. Percakapan pribadi jauh lebih banyak, dan hubungan pribadi
Yesus lebih ditekankan daripada hubungan umum-Nya dengan masyarakat. Injil ini
sangat bercorak teologis, dan terutama membahas sifat-sifat priadi Yesus serta makna
iman kepadaNya.
Judul dari kitab ini ialah Kata Ioannem, Gospel According to John, Injil
Yohanes, atau disebut juga Kitab Sang Anak Allah. Yohanes berasal dari nama Ibrani
Johanan (Yahweh Has Been Gracious).
Penulis
Injil ini ditulis oleh Yohanes, anak Zebedeus dan saudara Yakobus. Dia salah
seorang dari antara keduabelas murid dan sangat akrab dengan yesus. Ia dikenal sebagai
59
murid yang dikasihi (13:3; 18:15,16; 19:26,27). Ia juga penulis dari ketiga surat
Yohanes dan Kitab Wahyu.
Alamat
Ketika Yohanes menulis Injil ini gereja telah berkembang dalam transisi dari
eksklusivisme Yahudi (Kis 10) menuju penjangkauan universal. Dengan mengingat
waktu kehadiran Injil Yohanes ini, maka sangat beralasan jika berita dari Injil ini
ditujukan kepada dunia secara luas. Ada banyak bukti internal dari keuniversalan Injil
ini. Contoh : Kata-kata Ibrani dan Aramik diterjemahkan (Siloam, 9:7; Gabbatha, 19:13;
Golgota, 19:17); praktek adat Yahudi dijelaskan (adat penguburan, 19:40). Walaupun
nuansa universal sangat kuat, namun Injil ini juga penuh dengan pemikiran, gambaran
dan bahasa dari PL. Hal ini menunjukkan kesatuan dua Perjanjian dari Alkitab.
Penanggalan
Injil Yohanes meliputi rentang waktu kurang lebih 4 tahun, mulai dari pelayanan
Yohanes Pembabtis sampai menjelang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga.
Tujuan
1. Menampilkan Yesus sebagai Anak Allah Yang Tunggal dan menunjukkan relasiNya
dengan Bapa.
2. Sesuai dengan Yoh 20:30-31, semua yang tercantum dalam Injil ini dicatat agar
dunia percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan oleh imannya setiap orang
memperoleh hidup dalam nama-Nya.
3. Memberikan penafsiran Ilahi tentang pribadi Yesus Kristus (Keilahian &
Kemanusiaan-Nya), sehingga membuktikan kekeliruan pandangan bidat pada waktu
itu.
Berita/Pesan
1. Satu-satunya cara datang kepada Allah Bapa adalah melalui Anak-Nya yang
Tunggal, Yesus Kristus (14:6)
60
2. Tidak ada kehidupan kekal di luar Sang Anak Allah.
3. Barangsiapa percaya, masuk dalam relasi Bapak-anak dengan Allah.
4. Iman membawa kehidupan; ketidakpercayaan membawa kematian.
Pasal Kunci : Pasal 3 (3:16 – merupakan ayat yang paling banyak dikutip dan
dikotbahkan; Injil digambarkan dengan sangat jelas dan sedehana : keselamatan adalah
anugerah Allah dan hanya dapat diperoleh dengan iman; Kelahiran kembali adalah satu-
Outline
5. Epilog 21
Dalam Yohanes Kristus terlihat antara lain sebagai Sang Firman yang
berinkarnasi (1:1,14), Anak Allah (3:16). Kehidupan (1:4), Terang (1:5), Sang AKU
61
Beberapa Tema Penting
A. Tanda-tanda
Kata “tanda-tanda” adalah istilah Yohanes untuk mujizat Yesus. Dengan istilah
tersebut dia ingin menanamkan kesan kepada pembacanya tentang arti mujizat, dan
terutama tentang kenyataan siapa Yesus itu sebenarnya. Semua tanda itu
Dari sekian banyak tanda yang dilakukan Yesus, Yohanes hanya memilih tujuh
buah untuk menunjukkan sifat Kristus. Tiap tanda itu mempunyai berita yang
khusus.
4. Lima ribu orang diberi makan (6:1-14) – Yesus Penguasa atas KUANTITAS
7. Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati (11:1-46) – Yesus Penguasa atas
KEMATIAN/MAUT.
Lima dari ketujuh mujizat ini terdapat dalam Injil Yohanes saja. Pemberian
makan lima ribu orang adalah satu-satunya mujizat yang dicatat oleh semua penulis
Injil; peristiwa berjalan di atas air terdapat juga dalam Injil Matius dan Markus.
B. Percaya
Salah satu kata yang paling sering muncul dalam kitab ini ialah kata “percaya”,
yang disebut kita-kira 98 x. Kata tersebut selalu dipakai dalam bentuk kata kerja dan
62
tidak pernah dalam bentuk kata benda (percaya bukan kepercayaan). Hal ini
memberi kesan bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang mengajarkan
arti percaya kepada Yesus selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang
mengajarkan arti percaya kepada Yesus itu bukan dengan memberi definisi kata
mereka menjadi pengikutNya; jika mereka tidak percaya, mereka menentang Dia.
Bagaimanapun juga, setelah mereka berjumpa dengan Kristus, mereka tidak bisa
tinggal netral.
(4:14), “datang” (6:35), “makan” (10:9). Semua kata ini dipakai dalam percakapan
sehari-hari dan akan menjadi sangat berarti jika diterapkan pada hubungan rohaniah
antara manusia dengan Kristus. Percaya kepadaNya sama seperti menerima sebuah
pemberian, minum air yang menyegarkan, masuk melalui pintu ke dalam kandang
C. Hidup
Istilah ini menyatakan akibat hal percaya kepadaNya. Menerima hidup berarti
menjadi anak Allah dengan jalan dilahirkan dalam keluargaNya. Itulah sifat ilahi
yang diberikan kepada orang percaya. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus,
orang Farisi itu, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat
Kerajaan Allah” (3:3). Kehidupan ini diuraikan sebagai hidup yang kekal (3:15) dan
karenanya merupakan lawan dari keadaan mati rohaniah yang berarti dibinasakan
(3:16).
63
Lagi pula, pemberian tersebut akan dinyatakan di dalam diri orang yang
menerimanya. Roh Kudus yang mengerjakan pembaharuan itu akan menjadi seperti
sungai air hidup yang memancar dari dalam diri orang yan minum air hidup itu
(7:37-39). Dengan demikian hidup itu diberikan kepada orang-orang yang berada di
sekeliling orang percaya itu, bagaikan tanah gersang yangdiairi oleh sebatang
sungai.
Kristus, dia berusaha untuk membawa para pembacanya berhadapan muka dengan
seorang Pribadi. Kata-kata dan pekerjaan Pribadi tersebut menantang pria dan
wanita untuk mengambil keputusan yang penting. Dari awal hingga akhir Ia
dikemukakan sebagai Allah (1:1; 20:28). Namun Ia telah datang dengan rupa
manusia (1:14) supaya Ia dapat menyerahkan nyawaNya bagi mereka yang diam
dalam naungan kematian (12:23, 24). Ia tidak saja mati, tetapi bangkit pula (ps. 20).
Sebagai Tuhan yang hidup, Dia membangkitkan rasa pengabdian dan kesetiaan
kita bisa mengharapkan akan menemukan susunan tersebut dalam Injil ini.
Yerusalem. Setelah Ia melakukan tanda itu, orang Yahudi menentang Dia karena
melakukan hal itu pada hari Sabat (5:16). Karena hal itu Yesus menyatakan
persamaan hakNya dengan Allah dalam sifat (5:17-18), dalam kuasa (5:21) dan
64
saksi termasuk Yohanes Pembabtis (5:33), pekerjaanNya sendiri (5:36), Allah Bapa
Dalam pasal 6, Yesus dihadapkan dengan tugas untuk memberi makan lebih dari
lima ribu orang yang lapar. Setelah Filipus, muridNya, tidak dapat memecahkan
masalah tersebut, datanglah Andreas kepada Yesus dengan membawa seorang anak
yang membawa bekal makan siang berupa lima roti dan dua ikan (6:9). Yesus
memakai bekal anak itu untuk memberi makan orangbanyak dan dengan demikian
kebutuhan jasmani mereka terpenuhi (6:12). Ketika keesokan harinya orang banyak
itu kembali lagi, dan sudah jelas mengharapkan makanan gratis lagi, Tuhan
menasihatkan mereka agar “Bekerja, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa”
(6:27). Kemudian Dia mengajar mereka tentang keperluan rohaniah mereka dan
tentang roti hidup itu, Ia membedakan antara “daging” dan “roh” (6:63). Ia
Mereka mempunyai motif-motif yang salah (6:26), ketika datang kepadaNya hanya
karena roti jasmaniah; mereka tidak mengerti makna tanda itu. Mereka
warisan agama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka (6:30-31), karena
menempatkan Kristus pada tingkat yang sama dengan Musa. Dan mereka
menunjukkan keinginan yang salah ketika minta “roti itu” (6:34), karena ketika Dia
menerangkan apa artinya “makan roti hidup itu, mereka mulai bersungut-sungut”
65
Di samping kedua contoh yang penting ini, maka tanda yang terdapat dalam ps.
dunia” (8:12; 9:5), dan tanda yang terdapat dalam pasal 11 menjelaskan
Dalam Injil ini Tuhan Yesus menyatakan hak-hak dengan memakai ungkapan
Terlepas dari gambaran-gambaran yang jelas yang dipakai oleh Kristus untuk
ialah sifatnya yang meniadakan segala yang lain.Pertama, bentuk asli “Akulah”
adalah bentuk tatabahasa yang tegas. Kemudian, Dialah “satu-satunya jalan”, tidak
ada seorangpun datang kepada Allah, kalau tidak melalui Dia (14:6). Dialah “pokok
anggur yang benar” yaitu yang asli, untuk membedakannya dengan yang tiruan.
Tidak makan “roti hidup” berarti kematian; jika seseorang menolak “terang” itu, dia
akan tetap tinggal dalam kegelapan. Bersama dengan ungkapan-ungkapan ini, Yesus
sebelum Abraham ada, Aku telah ada” (8:58). Dengan demikian Dia mengambil
66
gelar keallahan dari Perjanjian Lama untuk diriNya, karena gelar inilah yang dipakai
F. Percakapan Pribadi
itu sangat penting. Setelah perjumpaan pribadi-pribadi dengan Yesus, mereka tidak
sama lagi. Mereka percaya dan mengikutiNya atau mereka tidak percaya dan
berpaling daripadaNya.
Yesus akan meninggalkan mereka, namun Dia akan kembali untuk menyambut
mareka dalam Rumah Bapa (14:1-14)
Roh Kudus akan diutus, murid-murid tidak perlu takut ditinggal sendiri (14:15-
31; 16)
67
Ringkasan
Injil Yohanes merupakan Injil universal, ditujukan kepada seluruh dunia, dan
bersifat apologetis. Yohanes menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dialah
Sang Firman (O Logoa) yang menjadi daging. Yohanes membuktikan keilahian Yesus
Setiap orang yang berjumpa dengan Yesus menentukan responnya. Orang yang
maut.
Kisah Para Rasul (KPR) boleh dikatakan merupakan buku pertama sejarah misi.
Di dalamnya dapat ditelusuri permulaan dan pertumbuhan gereja jaman Perjanjian Baru.
KPR mencatat penggenapan awal dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:19-
20). Perkataan terakhir Tuhan Yesus sebelum kenaikanNya ke surga tergenapi secara
sempurna sebagaimana terlihat dalam susunan kitab ini (KPR 1:8) : “… Kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem (Ps 1-7), dan di seluruh Yudea dan Samaria (ps 8-12)
dan sampai ke ujung bumi (ps 13-28)”. Dalam kitab ini dikisahkan tentang orang-orang
yang dengan sunguh-sungguh mengerjakan Amanat Agung dan mulai menyebarluaskan
Kabar Baik dari Juru Selamat yang Bangkit, sampai ke ujung dunia yang dikenal. Setiap
bagian dari kitab ini (ps 1-7; 8-12; 13-28) terfokus pada audiens tertentu, pribadi
tertentu, dan tahap tertentu dari perluasan Injil.
Sebagai buku jilid kedua dari karya Lukas yang terdiri dari dua jilid (jilid 1: Inil
Lukas), kemungkinan kitab ini tidak memiliki judul tersendiri, tetapi semua naskah
Yunani yang ada ditandai dengan judul ‘Praxeis’, ‘Acts’, atau dengan judul yang
diperluas ‘The Acts of The Apostles’ (Kisah Para Rasul). Dalam literatur Yunani, istilah
‘praxeis’ pada umumnya dipakai untuk menunjukkan secara ringkas prestasi orang-
68
orang yang menonjol. Kata ‘kisah’ disini menunjukkan bahwa apa yang tertulis
merupakan tindakan nyata, bukan mimpi, teori atau spekulasi. Kata ‘Para Rasul’
menunjuk pada rasul-rasul terutama Petrus dan Paulus. Ada juga yang menamakan
Kitab ini ‘Kisah Roh Kudus’, karena memang kitab ini mencatat karya Roh Kudus yang
bekerja melalui para Rasul.
Penulis
KPR ditulis oleh Lukas, sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10,11; 20:5;
21:1; Kol 4:14; Fil 24; II Tim 4:11) dan juga penulis dari Injil Lukas. Bukti internal
terkuat tentang kepenulisan Lukas ialah kenyataan bahwa keduanya (KPR & Lukas)
dialamatkan kepada orng yang sama, yaitu Teofilus (band. Luk 1:1-4 & KPR 1:1-5).
Bukti internal lainnya, berdasarkan perbandingan kedua kitab : gaya penulisan dan
bahasa yang sama; relasi yang wajar antara akhir Injil Lukas dan permulaan KPR;
Lukas menunjuk Paulus sebagai sahabat/teman seperjalanan (menggunakan kata
‘kami’), diantara teman-teman dekat Paulus, Lukas yang paling jelas bersama-sama
dalam perjalanan misi Paulus.
Alamat
Alamatnya sama dengan alamat Injil Lukas, yaitu Teofilus (1:1). Hal itu tidak
berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Sebenarnya alamatnya
lebih luas. Seperti dalam Injil Lukas, ia mengalamatkan KPR kepada orang-orang non-
Yahudi yang berlatar belakang kafir, sehingga mereka akan melihat perbuatan-
perbuatan Allah dan melaluinya iman mereka dikuatkan.
Penanggalan
Tanggal penulisan KPR dapat ditetapkan kurang lebih tahun 62-63. Alasannya
ialah peristiwa terakhir yang dilaporkan ialah tentang keadaan Paulus dalam penjara di
kota Roma. Kita tahu bahwa kemudian ia dilepaskan dan melayani beberapa waktu.
Kalau KPR ditulis sesudah tahun 63, yaitu saat Paulus dilepaskan, maka jelas bahwa hal
itu disebut dalam kitab itu. Tetapi peristiwa itu tidak disinggung, maka dapat ditetapkan
waktu penulisannya pada tahun 62 atau permulaan tahun 63.
KPR meliputi rentang waktu kurang lebih 30 tahun, mulai dari kenaikan Tuhan
Yesus ke sorga sampai waktu Paulus ditawan di Roma selama dua tahun.
69
Tujuan
1. Mencatat kelanjutan pelayanan Kristus dari surga atas segala sesuatu yang telah
IA mulai kerjakan dan ajarkan di bumi (1:1).
Berita/Pesan
1. Gereja sebagai tubuh Kristus, tidak dapat berfungsi diluar pelayanan Roh
Kudus.
2. Hanya dengan kuasa Roh Kudus, Amanat Agung dapat tergenapi (Zakaria 4:6)
3. Setiap orang percaya terpanggil untuk menjadi saksi bagi Kristus dengan kuasa
Roh Kudus, dimanapun ia berada.
Ayat Kunci : 1:8 (“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”); 2:42-47.
Pasal Kunci : Pasal 2 ( mencatat peristiwa hari Pentakosta yang mengubah dunia,
ketika Roh Kudus datang, memenuhi janji Kristus kepada murid-
murid agar mereka menanti sampai Roh Kudus datang untuk
memberi kuasa dan memimpin saksi Kristus. Roh Kudus
mengubah sekelompok kecil orang yang takut menjadi gereja
berkembang pesat ke seluruh dunia yang terus maju utuk
menggenapi Amanat Agung.
Outline
70
(Terutama pelayanan Petrus kepada orang Yahudi)
b. Sidang di Yerusalem………………………(15:1-35)
71
2. Pelayanan Stefanus dalam ‘kehidupannya’ (6:1-7) dan ‘kematiannya’ (6:8 – 8:1
dst, Fil 1:20. Stefanus diingat sebagai martir. Kata ‘saksi’ dalam KPR 22:20
berarti ‘martir’.
o Pertobatan Paulus
Ringkasan
72
Daftar Bacaan
Tenney, Merrill C., Survey Perjanjian Baru, Jakarta : Gandum Mas, 1997
Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru II, Malang :SAAT, 2000
Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru III, Malang :SAAT, 2002
Vriezen, C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009
Jagersma, H., Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2003
Rowly, H., Ibadat Israel Kuno, akarta: BPK Gunung Mulia, 2002
73