PENDAHULUAN
Secara umum, ada dua sikap dan cara hidup yang dimiliki oleh setiap manusia, Yaitu
sikap dan cara hidup yang baik dan buruk. Hal ini terjadi sejak kejatuhan manusia ke dalam
dosa karena manusia melakukan pelanggaran akan perintah Allah. Karena pelanggaran itu
manusia tidak luput dari perbuatan dosa, dosa keturunan yang diturunkan oleh Adam dan
Dalam konteks Perjanjian Lama, Dosa menjadi penyebab terjadinya pemisahan antara
Allah dengan umat-Nya, tetapi Allah tetap memegang teguh janji-Nya kalau ia tidak akan
pernah meninggalkan ciptaan-Nya tersebut dengan menebus dosa dan pelanggaran mereka,
mulai dari masa peristiwa air bah, keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir dan juga Babel
adalah bukti Allah tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya untuk menebus dosa bangsa
Israel. Namun, bangsa pilihan Allah itu selalu melanggar perintah Allah dan dikenal sebagai
bangsa yang tegar tengkuk, Oleh karena itu berdasarkan sikap, tindakan dan jalan hidup
mereka, manusia terbagi menjadi dua macam, yaitu orang benar dan orang fasik.
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan studi eksposisi kitab Mazmur 1 mengenai “Jalan
orang benar dan jalan orang fasik”. Isi kitab Mazmur berupa syair, puisi dan nyanyian yang
dinyanyikan oleh bangsa Israel beragama Yahudi di dalam penyembahan mereka kepada
1
2
Allah. Kitab Mazmur sudah pasti adalah bagian dari Firman Allah yang diilhami, dalam 1
Tawarikh 25:1-6 tertulis bahwa sejumlah pelayan di bait suci "bernubuat", dan salah satunya
adalah pelihat/nabi. Beberapa dari orang-orang ini muncul sebagai penulis mazmur kanonik.
Dalam kitab Mazmur pasal 1, Daud menuliskan suatu Mazmur kebijaksanaan mengenai sikap
dan jalan hidup orang benar dan juga orang fasik, serta konsekuensi yang akan diterima orang
fasik jika mereka tidak bertobat dan tetap pada jalan hidup mereka.
Menurut Matthew Henry, Mazmur 1 adalah instruksi tentang yang baik dan yang
jahat, menghadapkan kita kepada hidup dan mati, berkat dan kutuk, agar kita mengambil
jalan yang benar yang menuju kebahagiaan dan menghindari apa yang pasti akan berakhir
Menurut Dianne Bergant dan Robert J Karris dalam buku yang berjudul “Tafsir
Perjanjian Lama”, Mazmur 1 secara dramatis memperlawankan “dua jalan”, suatu pandangan
fundamental dari manusia. Cara bicara Ibrani sering memandang pandangan hidup moral
akibat-akibatnya.2
Sama dengan bangsa Israel yang diperhadapkan dengan “dua jalan” hidup yang
berlawanan, Jemaat Kristen pada masa kini juga diperhadapkan dengan dua jalan hidup yang
berlawanan tersebut. Namun dewasa ini, masih ada ditemukan sikap jemaat Kristen yang
melakukan kebiasaan hidup orang fasik, mereka tidak menjalin persekutuan dengan Allah
dan juga tidak membaca dan merenungkan firman Allah. Hal ini dimungkinkan disebabkan
oleh kesibukan, pergaulan, dan penggunaan media sosial yang kurang bijak sehingga
membuat mereka tidak memprioritaskan hal yang membangun iman mereka, seperti bersaat
1
Matthew Henry Comentary: Bible Works 9
2
Bergant, Diane dan Robert J Karis.2002.Tafsir Alkitab Perjanjian Lama.Depok:Kanisius.
3
mereka dengan Allah. Mereka datang beribadah di Gereja tetapi tidak terjadi
firman Allah.
Ini menjadi pergumulan bagi peneliti untuk meneliti jemaat Kristen masa
kini mengenai pemahaman mereka akan makna teologis dari jalan hidup orang
benar dan orang fasik menurut kitab Mazmur 1 dalam kehidupan mereka, karena
isi kitab Mazmur 1 menguraikan sikap dan cara hidup orang benar yang dikatakan
“Berbahagia” dan cara hidup orang fasik yang dikatakan “menuju pada
kebinasaan”, hal ini patut menjadi pedoman bagi kehidupan jemaat Kristen masa
kini.
masih ada keraguan peneliti apakah jemaat masa kini merasakan implikasi makna
teologis dari jalan orang benar dan orang fasik menurut kitab Mazmur 1 ? Karena
masih ada ditemukan jemaat Kristen yang mengikuti sikap dan cara hidup orang
fasik.
B. Identifikasi Masalah
kini yang mengikuti sikap dan cara hidup orang fasik, antara lain :
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam segi waktu, bahan dan dana, maka
demi terarahnya penelitian ini, penelitian skripsi ini dibatasi oleh apakah
jemaat kristen masa kini merasakan implikasi dari makna teologis mengenai
D. Perumusan Masalah
teologis mengenai jalan orang benar dan orang fasik menurut kitab Mazmur
1?
E. Tujuan Penelitian
mengenai jalan orang benar dan orang fasik dalam kitab Mazmur 1
F. Manfaat Penelitian
orang benar dan jalan orang fasik” dalam kitab Mazmur 1 serta
orang benar dan jalan orang fasik” dalam kitab Mazmur 1 serta
G. Preposisi
implikasi dari makna teologis mengenai “jalan orang benar dan orang
A. Landasan Teori
Makna dan theologi dari kitab Mazmur sangat diperdebatkan sampai saat ini.
Kecenderungan sebagian besar abad ini adalah menempatkan setiap Mazmur dalam
sitz im leben (situasi sejarah) yang lebih besar dari kehidupan kepercayaan Israel
kuno.
orang lain yang mengikuti kritik sastra baru menganggap Mazmur sebagai unit yang
sebagai bagian dari penyembahan kepercayaan orang israel) dan aspek individual
(Mazmur sebagai karya dari penulis tertentu), keduanya saling bergantung dan harus
dipelajari bersama. Ada mazmur-mazmur individual dan kolektif, dan tiap mazmur
memainkan suatu peran yang agak berbeda di dalam formasi religius dari kegunaan
6
Menurut Grant R. Osborn3 dalam bukunya yang berjudul Spiral Hermeneutika,
Meskipun setiap penjelasan mengenai puisi dalam Alkitab telah cukup menolong, kita
tetap perlu memperhatikan bagaimana mendekati dan menafsir Kitab Puisi (Mazmur)
yang sejajar itu dan memberi jarak di antara bait-baitnya. Kriteria yang
1-6) adalah permohonan Daud meminta tolong, yang kedua (ayat 7-9)
pengaduannya.
agar tidak terlalu terfokus pada baris-baris individual dan menganggap itu
hati agar tidak terlalu fokus pada perbedaan makna di dalam situasi-situasi
seperti ini. Namun, pada saat yang sama konteksnya yang harus
3
Osborne,Grant R.2006.”Spiral Hermeneutika”.Surabaya:Momentum
7
8
yang bersifat metafora dalam kitab Mazmur sulit dipahami, namun latar
untuk memahami Mazmur itu. Oleh karena itu sebagai penafsir yang benar
dalam banyak kasus, judul tradisional dari mazmur akan menyediakan ini.
bukan bagian dari kitab suci yang kanonis, judul tersebut biasanya tradisi
mengandung lima jenis data yang berbeda yaitu penulis atau orang-orang
e. Pelajarilah Mazmur dengan melihat tipe dan bentuk dasarnya. Setiap tipe
berbeda dari satu tipe dengan tipe lainnya dan penerapannya di masa
Mazmur ratapan.
ditulis secara individu pada peristiwa sendiri. Oleh karena itu, lebih
Sangatlah penting untuk memahami cara puisi Ibrani berfungsi. Dengan tepat
telah ditunjukan bahwa tidak ada bagian Kitab Suci yang dibaca secara luas selain
dipahami dengan mudah. Paralelisme dan pola-pola metrika (sajak) lebih sulit
diungkap, dan pembaca-pembaca yang tidak waspada akan lebih banyak melihat ke
Puisi dapat dikenali melalui sajak atau rima dan melalui paralelisme tata
bahasa dan bahasa. Identifikasi melalui sajak dan rima terutama berguna bagi
yang ahli dan tidak terlalu digunakan bagi para pengkhotbah, Namun,
Namun, tidak semua puisi mudah dipilah atas dasar penataan yang
manapun, ada terlalu banyak variasi, dan tiap puisi dalam kitab suci harus
2.2.2 Paralelisme.
secara umum didukung di masa modern, yaitu tiga tipe dasar dari paralelisme :
tetapi, semakin banyak beberapa ahli menolak teori ini, mereka berpendapat
bahwa posisi seperti itu sebenarnya mereduksi puisi menjadi prosa dengan
pertama).
dengan sedikit atau tidak ada makna ditambahkan. Sering sekali mencakup
kesejajaran tata bahasa, kadang yang kedua secara tata bahasa cocok
4
Freedman, David Noel.1977.”Pottery,Poety,and Prophechy : An Essay on Biblical Poetry.”JBL 96, no 1 : 5-
26
11
dengan yang pertama (seperti frasa preposisi, subjek, verba, dan objek)
dan juga mungkin cocok dalam makna. Sebagai contoh dapat dilihat di
Mazmur 2:2a
buah (baris 2) sampai bertahan (baris 3), sampai penuaian yang berlimpah
kuda,
Baris pertama memberitahukan apa yang tidak boleh diandalkan dan baris
dari alfabet), dan akrostik (setiap baris mulai dengan huruf berurutan dari
“seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada
musimnya” dengan orang fasik yang “seperti sekam yang ditiupkan angin.”
di dalam kehidupan bangsa itu dan hubungannya dengan Allah. Puisi memiliki
13
fungsi penyembahan dalam memediasi antara bangsa itu dengan Allah serta
jawab mereka di hadapan Allah. Mazmur bukanlah sesuatu yang tidak penting
sentral dalam pelayanan baik dalam Bait Allah maupun dalam Sinagoge.
a. Nyanyian-nyanyian perang.
b. Ratapan
c. Nyanyian Pujian
Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan kumpulan mazmur,
nyanyian dan doa yang digunakan dalam ibadah Bangsa Israel. Para ahli menemukan
bahwa kitab Mazmur ditulis oleh berbagai pemazmur dalam waktu yang lama sekali,
yaitu mulai dari zaman Musa sampai setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan
di Babel. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan
menyebutkan Daud adalah penulis 73 Mazmur, Asaf yang adalah seorang lewi
berkarunia musik dan nubuat menulis 12 Mazmur, Bani korah yang adalah keluarga
menulis 2 mazmur, dan masing-masing satu ditulis oleh Heman, Etan, dan Musa.
14
Kecuali Musa, Daud dan Salomo, semua penulis Mazmur lainnya adalah imam atau
orang lewi dengan karunia musik dan mempunyai tanggung jawab dalam ibadah
kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh Mazmur tidak diketahui
penulisnya, acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud, Hizkia
dan Ezra terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk
Jika melihat masa penulisan dan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, maka
tidak heran jika di dalam Mazmur ada sebagian pasalnya yang memuat situasi dan
keadaan yang berkaitan dengan sejarah bangsa Israel. Keluarnya Israel dari
Kitab Mazmur penuh dengan pujian kepada Allah untuk semua kebaikan-Nya. Karena
Fungsi utama Mazmur adalah sebagai buku nyanyian umat Allah dalam
ibadah mereka yang berkumpul. Lagu-lagu ini mencakup berbagai pengalaman dan
emosi, dan memberi umat Tuhan kata-kata untuk mengekspresikan emosi ini dan
untuk membawa pengalaman ini ke hadapan Tuhan. Pada saat yang sama, mazmur
tidak hanya mengekspresikan emosi: ketika dinyanyikan dengan iman, mereka benar-
benar membentuk emosi orang-orang saleh. Oleh karena itu, emosi bukanlah masalah
yang harus dipecahkan tetapi merupakan bagian dari bahan mentah kemanusiaan yang
sekarang telah jatuh yang dapat dibentuk untuk tujuan yang baik dan mulia.
Banyak kritik masa kini yang menekankan puisi dan seni dari Mazmur
sangat luas sehingga usaha untuk mensistematiskannya tidak akan mampu mencakup
kesadaran Israel akan Allah dengan lebih baik dari genre-genre Alkitab. Mazmur-
terhubung kepada Allah, dan Allah dipandang berdaulat atas segala hal.seperti yang
Peter Craige tunjukan, kerangka kerja untuk ini disediakan oleh konsep kovenan:
kepada Allah dalam doa, dalam pujian, atau dalam situasi kehidupan yang khusus,
karena adanya suatu hubungan kovenan yang membuat respon seperti ini
memungkinkan.”5. Allah kovenan sering dilukiskan dalam suatu hubungan yang intim
umum, karena mereka mencerminkan kehidupan iman yang hakiki bagi setiap anak
Allah.
Williem Van Gemeren memaparkan tujuh aspek tentang theologi dari kitab
Mazmur, yaitu :
a. Nama-nama Allah : Yahwe 700 kali; Elohim 365 kali; Adonai 54 kali;
d. Harapan atas penebusan dan kebenaran : hasil dari tiga aspek pertama
berpusat pada pemerintahan yang benar dari Allah atas dunia dan peragaan
e. Kerajaan Allah : Allah pencipta telah membuat dan memelihara dunia ini,
Nya hadir.
f. Mesias dari Daud : Raja dari keturunan Daud (Mazmur 2; 72; 89; 132)
g. Hikmat dari atas : walaupun dianiaya, orang benar milik Allah hidup
mempertimbangkan genre. Tiap tipe Mazmur memiliki pesan tersendiri yang ingin
berpusat kepada raja dan mazmur-mazmur yang bersifat mengutuk berhubungan pada
musuh-musuh seseorang. Namun dalam setiap khusus, kedaulatan dan janji kovenan
menjadi pusatnya.
Kitab Mazmur merayakan tanggung jawab etika dari umat Allah seiring
hubungan dengan Allah dan kemudian hasilnya, yaitu kehidupan yang beriman.
mereka menawarkan konten yang sulit dicerna, menyerukan umat Tuhan untuk
6
VanGemeren,Willem A.1991.”Psalms.”.EBC 5
17
penghargaan yang dalam kepada Allah serta kesenangan yang tak terbatas kepada-
Nya. Mereka memungkinkan seluruh jemaat untuk mengambil ke atas diri mereka
setiap orang dapat "bersukacita dengan mereka yang bersukacita dan menangis
dengan mereka yang menangis" (Rm. 12:15). Mereka memungkinkan umat Allah
untuk lebih menikmati berada di bawah pemeliharaan-Nya, dan lebih ingin menjadi
murni dan suci, melihat kemurnian dan kekudusan sebagai bagian dari karunia Allah
bangsa Israel, yang menekankan fakta bahwa keberadaan tidak ada artinya tanpa
kehadiran dan izin Allah. Hampir semua Ahli setuju bahwa tiap mazmur dulu
imannya secara berjemaat (kolektif), dan selanjutnya pernyataan iman itu terjelma
dalam peristiwa sejarah, dengan itu melahirkan sejarah di sekitar pengakuan iman.
Dalam hal ini Israel dituntut mengikrarkan kesetiaannya, dan berdasarkan itu ia
beragam dari kehidupan Israel. Gambaran tentang Allah sama beragamnya, pada
suatu saat bersifat maha tinggi (transenden) dan pada saat lain bersifat maha hadir.
7
ESV Study Bible : Bible works 9
8
Osborne,Grant R.2006.”Spiral Hermeneutika”.Surabaya:Momentum
18
pandangan yang rendah tentang Allah atau suatu pemahaman yang tidak tepat dari
Ciri-ciri dari gambar Allah yang Allah memberikan kita gambaran keallahan,
yang pada akhirnya tidak dapat dimengerti oleh manusia, kecuali Allah sampai pada
taraf tertentu menyatakan diri-Nya sendiri. Namun, sebagaimana ketika Allah muncul
kemuliaan serta kemahatinggian itu berubah menjadi maha hadir. Pengaruhnya pada
manusia adalah ialah memperbaiki citra dirinya, bahwa makhluk ciptaan seperti
dirinya pasti diciptakan dan disertai oleh Allah yang begitu luar biasa dan diberi
wewenang untuk menguasai dunia (Mazmur 8:3-8). Oleh sebab itu, Mazmur
mempunyai nilai penyembuhan atau terapi. Mereka yang membacanya dengan serius
dan taat mengambil isinya bagi diri mereka sendiri, tidak lagi memiliki pandangan
manusia sama jelasnya. Dalam Mazmur 114:1, ciri eksistensi manusia yang sementara
dan tidak kekal ditampilkan secara sangat berlawanan dengan kekekalan ilahi yang
diumpamakan “Gunung batu”. Menyangkal eksistensi yang benar dari Allah sama
dengan menyangkal hakikat dari manusia sendiri. Kita tidak dapat menyangkal Allah
sementara membenarkan manusia, sebab Allah menganugrahi dia dengan realitas dan
tujuan.
Selain itu, Mazmur menganggap manusia telah dirusak oleh dosa. Gambaran
mengenai perjanjian lama tidak akan dapat mengabaikan atau menyembunyikan dosa
Allah.
Para ahli tidak lagi menganggap kitab Mazmur sebagai karya-karya terpisah
yang dikoleksi tanpa perencanaan dan secara acak. Melainkan Mazmur diakui sebagai
adanya lima Kitab Mazmur. Tiap kitab berakhir dengan doksologi yang menandai
tunggal yang ditandai oleh ucapan-ucapan bahagia dari Mazmur 1:1 dan
Mazmur dan Mazmur 2:1 berpusat pada Raja yang diurapi di Gunung
Sion.
2. Kitab 1 (Mzm. 3-41) – Mazmur ini berpusat pada Daud, yang meminta
3. Kitab 2 (Mzm. 42-72) – Mazmur 42-49 berasal dari “bani korah” yang
adalah satu keluarga yang bertanggung jawab atas musik Bait Allah, dan
5. Kitab 4 (Mzm. 90-106) – Di dalam Kitab Mazmur ini, suatu harapan baru
Tradisi Yahudi yakin bahwa koleksi itu merupakan suatu refleksi sengaja
terhadap lima kitab pentateuk. Sebagian yakin bahwa kitab-kitab itu dapat dianggap
sebagai sejarah tematis mengenai Israel. Dengan kitab 1 pada masa terjadi konflik
Daud dengan Saul, kitab 2 pada masa Daud menjadi Raja, kitab 3 pada masa krisis
Asyur, kitab 4 pada masa penghancuran Bait Allah dan pembangunan dan kitab 5
adalah pujian serta renungan saat saat kembali dari pembuangan., namun hal ini tidak
“memimpin atau membawa keluar”. Jadi, dalam pengertian istilah eksegesis berarti
suatu penjelasan eksposisi dan interpretasi Alkitab. Sebagai suatu defenisi, eksegesis
berarti menjelaskan suatu kata, kalimat, paragraf, atau keseluruhan kitab dengan
memimpin keluar pengertian sebenarnya seperti yang dimaksudkan Penulis dari suatu
teks Alkitab.
Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan eksegesis ialah mencari tahu isi dan
maksud si Penulis dalam sebuah teks dengan memperhatikan latar belakang dan corak
gaya bahasa yang digunakan dalam teks firman Tuhan tersebut. Dalam konteks
Alkitab, peran dan konteks yang ingin disampaikan oleh Roh Kudus melalui
diperhatikan.
Oleh karena itu, pada Eksegesis kitab Mazmur 1 ini, peneliti akan
menguraikan latar belakang dari kitab Mazmur 1 terlebih dahulu sebelum melakukan
studi kata, agar dengan mudah memahami maksud dari penulis Mazmur 1 mengenai
merangkum dua jalan yang terbuka bagi umat manusia, jalan orang benar dan
jalan orang fasik. Ini dapat diklasifikasikan sebagai mazmur kebijaksanaan karena
memperingatkan tentang penghakiman ilahi. Ini adalah tema yang sering muncul
dalam kitab Mazmur. Gambaran dalam mazmur ini akan mengingatkan pembaca
sungai yang memberi kehidupan ( Kejadian 2:10-14), serta pohon dan buah
Mazmur menyajikan dua jalan, yaitu jalan berkat dan jalan penghakiman.
Yang merupakan pilihan yang harus diambil Israel (Ul 30:15,19). Yesus
dibangun di sekitar konsep "dua orang": "Adam pertama" dan "Adam terakhir"
(Rom 5; 1 Kor 15:45) — Kain dan Habel, Ismael dan Ishak, Esau dan Yakub,
Daud dan Saul, dan sejarah Alkitab berpuncak pada Kristus dan Antikristus. Dua
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh,
2. tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat
3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya
pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil.
11
The Bible Exposition Comentary Old Testament.PC Bible Study V5
23
4. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang
6. Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju
kebinasaan.
ׁשעִים ּובְדֶ ֶרְך ַח ָּטאִים ֹלא עָמָד ּובְמֹוׁשַ ב ֵלצִים ֹלא י ָׁשָ ב
ָ ׁשר ֹלא ָהלְַך ַּב ֲעצַת ְר
ֶ ׁש ֵרי־ ָהאִיׁש ֲא
ְ ַא1
ashrey haa’iysh asher lo’ haalak ba’sat rashaaim ubderek khataim lo aamaad ubmoshab lesim lo yashab
ׁשר ּפ ְִריֹו י ִּתֵ ן ְּבעִּתֹו ְו ָעלֵהּו ֹלא־י ִּבֹול וְכ ֹל אֲׁשֶ ר־יַעֲׂשֶה י ַ ְצלִי ַח
ֶ ְו ָהי ָה ְּכעֵץ ׁשָתּול עַל־ ַּפ ְלגֵי ָמי ִם ֲא3
Wehayah kes shatul al-palge mayim asher piryo yiten bito walehu lo-yibul wekol asher-yaseh yasliak
ׁשעִים ּת ֹאבֵד
ָ ּכִי־יֹודֵ ַע י ְהוָה ּדֶ ֶרְך צַּדִ יקִים וְדֶ ֶרְך ְר6
Ki-yodea yihwah derek sadiqim wederek reshayim tobed
yang patut diperhatikan oleh bangsa Israel pada masa itu. Mazmur kebijaksanaan
adalah mazmur yang merayakan hikmat sebagai pemberian yang besar dari Allah
kepada umat-Nya dan hubungannya dengan firman dan hukum taurat yang telah
24
tertulis. Umat Allah dipanggil kepada suatu kesadaran yang baru tentang hak
kemurnian rohani dan ketaatan. Mazmur 1 juga Konteks peristiwa dalam Mazmur 1
ini adalah Daud sedang memberikan suatu nasihat/wejangan bagi Bangsa Israel
mengenai kehidupan kerohanian mereka dalam hal ketaatan mereka terhadap Taurat
Allah (Torah). Kita dapat mengkaji teks ini dengan melakukan studi eksegesis. Kitab
Mazmur memiliki Paralisme Sintesis dalam puisi Ibrani yang menunjuk kepada suatu
pertama.
Studi eksegesis adalah studi penelitian teks kitab suci dengan memperhatikan
konteks sejarah, sastra dan tata bahasa yang terkandung terkandung dalam teks guna
menghasilkan makna teologis yang sesuai dengan teks kitab suci tersebut. Makna
teologis dari kitab Mazmur 1 yang diperoleh setelah melakukan studi eksegesis adalah
sebagai berikut.
a. Pada ayat pertama dalam Mazmur 1, Kata “Berbahagialah” dalam bahasa Ibrani
melakukan sesuatu dan biasanya adalah sesuatu yang positif. Misalnya, seseorang
Reshaim ( ) ְרׁשָ עִיםmerupakan bentuk kata sifat adjective masculin plural absolute
yaitu kata sifat bentuk jamak yang tidak memiliki perbandingan atau sudah
Mazmur 1 adalah orang jahat atau kriminal. Secara paralel, kata ini sering
25
kejahatan tersebut lebih dari satu orang. Kata ini juga berfungsi sebagai kata sifat
untuk menunjuk secara konkret tindakan dan prilaku dari seseorang. Kata “Orang
berdosa” dalam Mazmur 1 adalah hataim ( ) ַח ָּטאִיםberasal dari kata dasar heta (
adjective maskulin plural absolute yang memiliki arti tersesat atau berdosa, yaitu
orang-orang yang melakukan kesalahan dan hal-hal yang tidak sesuai dengan
Taurat Tuhan “Pencemooh” dalam bahasa ibrani ialah letsim ( ) ֵלצִיםberasal dari
kata luts ()לֵץ, kata letsim ( ) ֵלצִיםmerupakan bentuk kata benda masculin plural
absolute yaitu bentuk kata benda jamak yang tidak memiliki perbandingan atau
sudah merupakan gambaran yang paling tinggi. Arti kata letsim ( ) ֵלצִיםyaitu orang
yang suka mengejek atau menghina orang lain. Dari studi kata Mazmur 1:1 ini,
dapat diketahui bahwa orang yang berbahagia (Ashrey) itu adalah orang yang
tidak mengikuti nasehat dari orang fasik (reshaim), tidak berdiri/berada dalam
jalan hidup orang berdosa (hataim), dan tidak berkumpul bersama dengan para
pencemooh (letsim).
b. Pada ayat kedua dari Mazmur 1, kata “kesukaannya” dalam bahasa ibrani ialah
hepeso ( ) ֶחפְצֹוberasal dari kata hepes () ֵחפֶץ, hepeso ( ) ֶחפְצֹוadalah bentuk kata
benda maskulin singular (tunggal) ditujukan untuk orang orang ketiga tunggal
yang berarti “kesenangan”. dalam konteks Mazmur 1, kata ini menunjuk kepada
kesenangan orang benar, yaitu merenungkan Taurat Allah di siang dan malam
hari. Kata “Taurat TUHAN” dalam bahasa Ibrani ialah betorat Yahweh (ְתֹורת
ַ ּב
)י ְהוָה. Be ( ) ְּבmerupakan partikel preposisi yang berarti “dan”, kata torat (ּתֹורה
ָ )
adalah bentuk kata benda feminim singular (tunggal) , dan kata Yahweh () י ְהוָה
26
adalah bentuk kata benda yang tidak memiliki gender ataupun jumlah, yaitu
“Allah”. Jadi, Betorat Yahweh berarti “Hukum Taurat Allah” yang menjadi aturan
bagi kehidupan bangsa Israel dan Taurat Allah direnungkan oleh orang benar yang
hidup di dalam Allah, pada masa perjanjian lama Torah ialah berupa kitab
c. Pada ayat ketiga dari Mazmur 1, Daud mengibaratkan orang benar seperti pohon
yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan
yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Kata “berhasil”
dalam bahasa ibrani ialah yasliah ( ) י ַ ְצלִי ַחberasal dari kata salah ( ) ָצלַחyang
merupakan kata kerja tidak beraturan yang ditujukan pada orang ketiga tunggal
menggambarkan orang benar yang suka dengan taurat Allah akan menjadi
d. Pada ayat keempat dari Mazmur 1, Daud mulai menggunakan kata kiasan untuk
menggambarkan kehidupan orang fasik yang adalah seperti sekam yang ditiupkan
angin. Sekam dalam bahasa ibrani ialah chaff ( ) ּכַּמ ֹץyang merupakan bentuk kata
noun common masculin singular absolut yaitu bentuk kata benda tunggal yang
tidak memiliki perbandingan dengan kata lain, yang berarti bagian bulir dari padi-
padian atau gandum, sekam begitu ringan sehingga mudah bergerak ketika kena
tiupan angin, demikian Daud menggambarkan orang fasik yang tidak menyukai
e. Pada ayat kelima dari Mazmur 1, Daud menjelaskan mengapa orang fasik
diibaratkan seperti sekam yang ditiupkan angin, karena orang fasik tidak tahan
akan penghakiman, juga tidak tahan dalam perkumpulan orang benar. Kata
mishpat ()מִׁשְ ּפָט. Kata ba ( ) ַּבadalah bentuk preposisi yang berarti “dalam” dan
kata mishpat ( )מִׁשְ ּפָטadalah bentuk kata benda tunggal yang tidak memiliki
waktu penghakiman, dimana pada waktu itu orang fasik tidak akan tahan
melaluinya, Begitu juga dengan orang berdosa yang tidak tahan dalam
f. Pada ayat terakhir dari Mazmur 1, tertulis bahwa Allah mengenal jalan orang
benar.
Kata “mengenal” dalam bahasa Ibrani ialah yodea ( ) יֹודֵ ַעberasal dari kata yada (
)ידעyang merupakan bentuk kata kerja maskulin tunggal yang tidak memiliki
perbandingan dengan kata lain (absolut), yang berarti berarti mengetahui dengan
benar dan pasti. kata “jalan” dalam bahasa Ibrani ialah derek ( ) ּדֶ ֶרְךyang
merupakan bentuk kata benda tunggal. Menurut konteks Mazmur 1, kata derek (
)ּדֶ ֶרְךmerujuk pada tindakan dan perilaku orang benar dan orang fasik tersebut,
dimana jalan orang benar terkait pada “Jalan Allah” yaitu jalan yang menuju
kepada kehidupan yang kekal bersama dengan Allah. Dan jalan orang fasik
menuju kebinasaan. Kata “Kebinasaan” dalam bahasa Ibrani ialah tobed () ּת ֹאבֵד
yang berasal dari kata abad ( )ָאבַדmerupakan kata kerja yang tidak beraturan
ditujukan kepada orang ketiga tunggal yang berarti orang fasik akan binasa atau
aplikasi kontemporer (masa kini) atas dasar penyelidikan eksegesis yang sudah
dilakukan.12 Berdasarkan hasil Eksegesis kitab Mazmur pasal 1 yang dilakukan oleh
c. Pada ayat 6, adalah konsekuensi yang akan dialami oleh orang benar dan
orang fasik jika mereka tetap berada dalam masing-masing cara hidup
mereka.
mengenai “orang benar” dalam Mazmur pasal 1 ini. Salah satunya ialah
12
Website : dekynggadas.wordpress.com
13
Matthew Henry Comentary, Bible works 9
29
mereka.
karena mereka tahu bahwa hukum itu berasal dari Allah yang
dasarnya pohon ini ialah pohon zaitun liar yang akan tetap
kekuatan yang dari atas. Karena tidak pernah ada pohon yang
yang berlimpah.
1:3 tertulis bahwa pohon yang ditanam di tepi aliran air itu
pendapat bahwa orang benar adalah orang bijak yang berbahagia dan apa
saja yang diperbuatnya berhasil.14 Yang berarti orang benar juga disebut
mereka menjauhi segala hal ataupun sosok yang membawa mereka kepada
Dalam usaha menjauhkan diri dari kejahatan, ada tiga orang yang harus
dijauhi oleh orang benar, yaitu orang fasik, orang berdosa, dan
pencemooh. Yang berarti mereka tidak boleh hidup dalam kefasikan, tidak
pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”, jadi jika orang
benar yang hidup di dalam Tuhan bergaul karib dengan orang fasik, orang
berdosa dan pencemooh, maka kebiasaan baik dalam diri orang benar akan
dirusakan oleh kebiasaan buruk mereka. orang benar dapat dikenali dengan
14
Dr. Christoph Barth dan Marie Clarie Barth.Teologi Perjanjian Lama 2.2010.BPK Gunung Mulia.
32
yang berarti orang benar harus hidup sesuai dengan apa yang tertulis
air, yang menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya, apa
perbuatan yang baik, seperti pandangan dari Matthew Henry, bahwa kata
“pohon” dalam Mazmur 1:3 itu adalah pohon zaitun liar yang akan tetap
hidup orang benar akan tetap sama dalam situasi apapun, pohon itu
ditanam di tepi aliran air yang berarti mereka menerima rahmat dari Allah,
sehingga apa saja yang mereka lakukan berhasil, dalam arti jika mereka
melakukan suatu pekerjaan, usaha atau kegiatan yang berkenan dan untuk
yang mereka kerjakan, dan itu semua oleh karena berkat dari Tuhan bagi
dalam Matius 6:33 yang tertulis : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
Konteks dari kitab Matius 6:33 adalah mengenai hal kekuatiran, Tuhan
33
pendengar tidak perlu kuatir akan kebutuhan hidup mereka (Matius 6:25)
Allah dengan cara hidup di dalam firman Allah, maka semuanya (berkat,
dalam Tuhan.
Ciri-ciri dari orang fasik dapat kita lihat dalam Mazmur 1:4-5, dimana
pandangan Matthew Henry, sekam adalah debu yang begitu ringan yang ingin
dibuang oleh pemilik pantai, tidak dapat digunakan untuk apapun. Seperti sekam
(debu) yang tidak berguna dan tidak berharga, seperti itulah orang fasik yang
dianggap tidak berguna dan tidak berharga bagi Allah. Berarti, jika orang fasik
diibaratkan seperti seperti debu yang ringan (sekam), maka mereka mudah
buruk), karena tidak memiliki pemahaman yang baik tentang Allah dan firman-
Nya, hal ini menyebabkan mereka tidak tahan ketika hari penghakiman tiba dan
Orang fasik adalah orang yang tidak suka merenungkan firman Allah
tetapi suka melanggar firman Allah. Mereka hidup berdasarkan keinginan hati
dengan Tuhan dan selalu menghasut dan mencemooh atau mengejek orang benar.
Orang fasik juga tidak suka beribadah dan mungkin jika mereka beribadah,
mereka tidak menjalin hubungan yang baik dengan Allah dengan sepenuh hati
34
mereka. Sampai pada masa penghakiman tiba, mereka akan dihakimi menurut
perbuatan mereka.
Konsekuensi dari jalan hidup orang benar dan orang fasik dapat dilihat di
Mazmur 1:6. Dalam ayat itu dikatakan bahwa TUHAN mengenal jalan orang
benar yang berarti Allah mengetahui dengan baik cara hidup orang benar karena
sikap dan cara hidup orang benar berkenan bagi Allah. Jika seseorang tetap
mempertahankan sikap dan cara hidup mereka maka dengan merenungkan firman
dan bersekutu dengan Allah, maka Allah berkenan atas mereka karena Allah
Dan jalan orang fasik menuju pada kebinasaan, yang berarti perbuatan
orang yang tidak hidup di dalam Tuhan akan membawa mereka kepada
yang kekal, karena Allah tidak berkenan akan perbuatan mereka yang tidak seturut
dengan firman-Nya.
dapat menemukan aplikatif dari Mazmur 1 tersebut bagi jemaat Kristen masa kini,
adalah dengan tujuan memberikan penjelasan kepada jemaat Kristen masa kini
mengenai makna teologis dari teks firman Allah dan penerapannya pada masa kini
karena aplikatif adalah penerapan dari makna teologis kitab suci dalam kehidupan
benar dan jalan orang fasik.”, peneliti menemukan beberapa hal sebagai aplikatif dari
mereka miliki, dengan cara tidak perlu bergaul karib dengan orang-
b. Dalam Mazmur 1:3, tertulis bahwa orang yang suka akan Taurat Allah
dan merenungkan Taurat itu siang dan malam seperti pohon yang
ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buah pada musimnya, dan
tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Oleh karena
itu, sangat perlu bagi jemaat Kristen masa kini untuk bertekun dalam
akan terjadi perubahan pola pikir dan tindakan yang seturut dengan
c. Jemaat Kristen masa kini tidak boleh merasa nyaman akan perbuatan
yang tidak berkenan bagi Allah, tetapi harus menjauhi perbuatan yang
jahat itu.
d. Tetap setia dan taat kepada Allah dan firman-Nya, karena kebahagiaan
diperoleh oleh orang yang menjaga kesetiaan mereka kepada Allah dan
Lewat aplikatif dari Mazmur 1 di atas, jemaat Kristen masa kini dapat lebih mudah
memahami dan menerapkan makna teologis dari Firman Tuhan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
36
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah alur pikir peneliti sebagai dasar-dasar pemikiran untuk
memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang dari penelitian ini. Di dalam penelitian
kualitatif, dibutuhkan sebuah landasan yang mendasari penelitian agar penelitian lebih
terarah, oleh karena itu dibutuhkan kerangka pemikiran untuk mengembangkan konteks dan
konsep penelitian lebih lanjut sehingga dapat memperjelas konteks penelitian, metodologi
dari berbagai sumber-sumber, atau bukan juga sekedar pemahaman. Tetapi, kerangka
pemikiran membutuhkan lebih dari sekedar data-data atau informasi yang relevan dengan
sebuah penelitian, dalam kerangka pemikiran dibutuhkan sebuah pemahaman yang didapat
peneliti dari hasil pencarian sumber-sumber, dan kemudian diterapkan dalam sebuah
pemahaman-pemahaman lain yang terdahulu. Kerangka pemikiran ini akhirnya akan menjadi
pemahaman yang mendasar dan menjadi pondasi bagi penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
Berdasarkan pemaparan dari landasan teori yang sudah dijelaskan, maka tergambar
beberapa konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan
penelitian ini. Landasan Teori di atas akan diterapkan dalam kerangka konseptual sesuai
dengan penelitian yang akan diteliti yaitu “Studi Eksposisi Kitab Mazmur 1 Mengenai Jalan
Orang Benar dan Jalan Orang Fasik serta Implikasinya Bagi Jemaat Kristen Masa Kini.”
Kitab Mazmur merupakan kitab berisi syair/puisi Ibrani yang digunakan oleh bangsa
Israel sebagai pujian penyembahan mereka kepada Allah di dalam Bait Allah. Untuk
memahami puisi Ibrani perlu memahami pola-pola metrik (sajak), paralelisme, bahasa dan
gambaran puisi seperti yang sudah dipaparkan di atas. Kitab mazmur memiliki berbagai
37
ragam puisi, yaitu Nyanyian perang, ratapan, nyanyian ucapan syukur, nyanyian pujian dan
Fungsi utama kitab Mazmur adalah sebagai buku nyanyian Bangsa Israel dalam
perkumpulan ibadah mereka dan setiap isi kitab Mazmur berpusat pada ibadah dan doa, untuk
menentukan theologi dari kitab Mazmur adalah dengan mempertimbangkan genre. Tiap tipe
Mazmur memiliki pesan tersendiri. Ratapan berpusat pada penderitaan dan pencobaan,
Mazmur kerajaan berpusat kepada raja dan mazmur-mazmur yang bersifat mengutuk
berhubungan pada musuh-musuh seseorang. Namun dalam setiap khusus, kedaulatan dan
Mazmur 1 merupakan mazmur hikmat dan pengajaran yang ditulis oleh Daud. Setelah
melakukan eksegesis dan eksposisi kitab Mazmur 1 mengenai “jalan orang benar dan jalan
orang fasik.” Peneliti memiliki pemahaman akan makna teologis dari Mazmur 1 bahwa
Orang yang menjauhi perbuatan dosa, tidak mengikuti cara hidup orang berdosa dan suka
membaca atau merenungkan firman Allah akan senantiasa berhasil dalam kehidupan mereka,
karena Allah berkenan dengan perbuatan mereka, sedangkan orang berdosa akan binasa di
hari penghakiman kelak, karena mereka melakukan perbuatan dosa, tidak membangun
persekutuan dengan Allah dan juga tidak membaca atau merenungkan firman Tuhan.
Penting bagi jemaat Kristen masa kini untuk menjadikan isi Mazmur 1 sebagai
pedoman bagi kehidupan mereka, karena Mazmur 1 berisikan perbandingan cara hidup orang
benar dan orang fasik serta konsekuensi yang akan diterima oleh mereka. Agar jemaat
Kristen masa kini hidup berdasarkan Firman Allah dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan
orang berdosa agar mereka dapat berhasil dalam kehidupan mereka dan tidak binasa.
Dengan kerangka pemikiran ini Peneliti akan melakukan penelitian Jemaat Kristen
masa kini dari berbagai gereja untuk memperoleh hasil dari rumusan masalah “Apakah
jemaat Kristen masa kini merasakan implikasi dari makna teologis mengenai jalan orang
38
benar dan jalan orang fasik menurut kitab Mazmur 1 ?” untuk mengetahui apakah makna
teologis mengenai jalan orang benar dan jalan orang fasik berdampak bagi kehidupan jemaat
Kitab Mazmur
Prinsip
Hermeneutika
kitab Mazmur
Eksegesis Kitab
Mazmur 1
Eksposisi Kitab
Mazmur 1
Aplikatif Mazmur
1 bagi jemaat
Kristen Masa Kini
Gambar 2.1
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.15 Penulisan
kualitatif adalah lebih menekankan analisis pada pengumpulan data deduktif dan induktif
serta analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan
menggunakan logika ilmiah. Hal ini bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak
menggunakan dukungan data kuantitatif, akan tetapi penekanannya tidak pada pengkajian
Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
Metode penelitian Kualitatif deskriptif ini digunakan untuk mengetahui apakah jemat
Kristen masa kini merasakan implikasi dari makna teologis mengenai “jalan orang benar dan
15
Lexy. J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Hlm. 3
39
40
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti apa implikasi dari Mazmur 1:1-6
mengenai “jalan orang benar dan jalan orang fasik” bagi jemaat Kristen masa kini. Penelitian
ini dilakukan di daerah sekitar peneliti yaitu di kota Medan dan sekitarnya dalam rentan
Karena Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, maka jenis
data penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut sugiyono, data kualitatif adalah data
yang berbentuk kata, skema, dan gambar. 16 Data kualitatif juga dapat didefenisikan
sebagai data yang mendekati dan mencirikan sesuatu, data ini dapat diamati dan
dicatat.
Dalam suatu penelitian, sumber data terbagi menjadi dua bagian, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono, sumber data primer
sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
peneliti.17
Maka sumber data yang diperoleh peneliti dalam meneliti apa implikasi
Mazmur 1:1-6 mengenai “jalan orang benar dan jalan orang fasik” bagi jemaat
3.4.1. Dokumentasi
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.18
Bahan yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitian ini adalah Teks
Alkitab (Mazmur 1:1-6), buku-buku teologi, dan buku-buku tafsir, dan aplikasi bible
works 9 sebagai sumber data primer dari penelitian ini, dimana lewat sumber data ini
3.4.2 Wawancara
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara
tanya jawab sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna
wawancara semi terstruktur dimana akan dilakukan oleh jemaat Kristen yang telah
membaca Mazmur 1:1-6. Tujuan penggunaan teknik wawancara semi terstruktur ini
adalah untuk menemukan implikasi dari Mazmur 1:1-6 secara lebih terbuka karena
mengenai jalan orang benar dan jalan orang fasik dalam Mazmur 1:1-6.
18
Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta. Hal 76.
19
Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta. Hal 72.
42
5. Dokumentasi
2. Apa hal yang saudara/i dapatkan setelah membaca Mazmur 1: 1-6 ? (akan
3. Apakah saudara/i membaca alkitab setiap hari ? jika iya, apakah anda
3.4.3. Observasi
sistematis terhadap unsur unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
43
penelitian.20 Guna observasi secara umum adalah untuk mendapatkan hasil yang bisa
penelitian, agar dapat memperoleh hasil penelitian yang relevan. Peneliti akan
Hasil perbandingan ini akan memberikan suatu jawaban pada rumusan masalah
penelitian ini yaitu “apakah jemaat Kristen masa kini merasakan implikasi dari makna
teologis mengenai jalan orang benar dan jalan orang fasik dalam Mazmur 1:1-6 ?”
Teknik sampling yang ditentukan oleh penelitian ini adalah teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono, Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sumber
data dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu 21, dan menurut Winarno,
Teknik purposive sampling digunakan karena adanya pertimbangan tertentu. Sampel yang
digunakan atau diambil bukan berdasarkan strata, random (acak), atau daerah, akan tetapi
didasarkan pada suatu tujuan 22. Tujuan dari purposive sampling adalah untuk memilah-milah atau
untuk menentukan suatu sampel dalam penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan secara
20
Widoyoko.Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.2014.Jakarta:Pustaka Belajar. Hal 46
21
Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta.
22
Prof.Dr, Winarno Surakhmad M.SC.Ed.Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan
Teknik.1980.Jakarta:Tarsito.
44
khusus oleh peneliti. Sampel-sampel yang diambil oleh seorang peneliti dengan kriteria-kriteria
Peneliti memilih lima jemaat Kristen untuk ditentukan sebagai sampel dalam
penelitian ini yang akan mewakili “Jemaat Kristen masa kini” untuk memperoleh hasil dari
rumusan masalah “apakah jemaat kristen masa kini merasakan implikasi dari makna teologis
mengenai jalan orang benar dan jalan orang fasik dalam Mazmur 1:1-6?”. Kriteria jemaat
Kristen yang dipilih oleh peneliti adalah jemaat yang aktif beribadah di gereja dan jemaat
Reduksi data adalah suatu tahap analisis data yang fokus pada proses
proses pengumpulan data. Dalam teknik analisis data ini, peneliti akan memilah hal-
hal penting sehingga data hasil wawancara dan observasi lebih terfokus pada tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui apakah jemaat Kristen masa kini merasakan
implikasi dari makna teologis mengenai jalan orang benar dan jalan orang fasik dalam
Mazmur 1:1-6.
Penyajian data adalah tahap dimana peneliti menyajikan data yang sudah
direduksi atau disederhanakan. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dengan
cara menguraikan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan sampel serta
hasil penelitian berupa informasi dalam pola bisa ditarik kesimpulannya. Proses
penarikan kesimpulan dilakukan ketika peneliti sudah melakukan reduksi data dan
melakukan perbandingan hasil wawancara dan observasi dengan hasil eksegesis dan
dengan tepat dalam menjawab rumusan masalah “apakah jemaat Kristen masa kini
merasakan implikasi dari makna teologis dari jalan orang benar dan jalan orang fasik