PENDAHULUAN
Surat 1 Petrus ditujukan kepada umat pilihan Allah yang tersebar diperantauan diberbagai
bagian Dunia. Petrus menuliskan surat ini dengan tujuan untuk menguatkan iman para
pengikut Kristus yang pada saat itu sangat terguncang dengan berbagai cobaan dan
penderitaan yang diakibatkan oleh penganiayaan. Pada masa itu, Kaisar Nero melakukan
penganiayaan terhadap orang-orang Kristen karena mereka tidak mau menyembah kaisar
sebagai dewa dan menolak beribadah di kuil-kuil kafir. Mereka juga dianggap tidak
mendukung cita-cita bangsa Romawi serta menolak untuk ikut terlibat dalam praktek-praktek
budaya kafir. Hal ini menyebabkan penganiayaan yang besar sehingga banyak dari mereka
Dalam surat Petrus ini orang – orang yang mengalami penderitaan karena penganiayaan
justru mereka diminta untuk melayani dalam bentuk mengembalakan jemaat Allah,seperti
yang dituliskan dalam 1Petrus 5:2-3 “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada
padamu , jangan dengan paksa , tetapi dengan suka rela sesuai dengan kehendak kehendak
Allah , dan jangan karena mau mencari keuntungan , tetapi dengan pengabdian diri .
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan
kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” . Ayat ini
menjelaskan bahwa seorang pelayan atau gembala dalam jemaat harus melayani dengan ciri
khas tersendiri yang membedakannya dengan pemimpin yang dikenal saat itu, dimana
pemimpin pada saat itu memimpin dengan keangkuhan , penindasan, memerintah dan hal-hal
lain yang bertentangan dengan kepemimpinan dalam jemaat . Karakteristik atau ciri khas ini
harus dimiliki gembala yang menunjukkan bahwa gembala tersebut memiliki integritas
Petrus memberikan nasehat kepada para penatua sebagai gembala jemaat mengenai cara
menggembalakan jemaat dan cara menghadapi ajaran sesat yang mempengaruhi gereja.
Dalam 1 Petrus 5:1 di jelaskan, “ Aku menasehatkan para penatua diantara kamu, Aku
sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian
dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak” . Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Petrus
sedang menasehati para penatua. Dari ayat ini jelas bahwa pada waktu itu yang menjadi
pemimpin jemaat adalah para Penatua. Packer dalam bukunya yang berjudul Dunia
perjanjian baru menjelaskan bahwa “kepemimpinan Gereja mula-mula itu dipimpin oleh para
Penatua. Dimana para penatua yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kepada jemaat.
Dalam ayat 1 dijelaskan kata para Penatua berasal dari bahasa Yunani Presbuteros
berbentuk kata sifat yang artinya tua-tua, tua-tua dari persekutuan Kristen. Kata “para”
mengindikasikan bahwa pemimpin jemaat saat itu bersifat jamak yang berarti pemimpin
jemaat saat itu terdiri dari beberapa penatua. Tugas seorang penatua tidaklah sama dengan
dilakukan . Pemimpin gereja adalah hamba, bukan bos, pelayanan dan tidak eksklusif.
Menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas orang lain bukanlah perkara
yang mudah. Demikianlah halnya dengan peminpin-pemimpin yang terdapat di dalam gereja
mula-mula.Rasul Petrus dalam suratnya yang terdapat dalam 1Petrus 5 memberikan nasehat
dan dorongan kepada para penatua mengenai kriteria dan kewajiban seorang pemimpin
gereja.Hal ini tentunya bersumber dari perintah sang Gembala Agung kepada Petrus sesaat
setelah kebangkitan Tuhan Yesus (Yoh 21).Yesus bertanya kepeda Petrus “Apakah engkau
percakapan ini Yesus memberikan tugas atau perintah kepada Petrus untuk melanjutkan
pekerjaan Yesus dibumi yaitu mengembalakan domba- domba dengan penuh kasih.
Chrysostomus menyatakan bahwa seoarang yang tidak mahir tidak pernah akan diminta
untuk memandu sebuah kapal dagang dengan muatan yang berharga agar dapat melewati
meminta seseorang yang tidak cakap untuk memandu gereja yang sarat dengan muatan yang
bernilai abadi agar mengarungi lautan dunia yang bergelora.Kita berdoa kiranya seperti
Daud,kita dapat menggembalakan gereja dengan ketulusan hati dan menuntunnya dengan
Latar belakang masalah bukan membahas tentang kitab atau tentang teks yang ingin diteliti,
Penggembalaan yang dijalankan pada dewasa ini seharusnya tidak menyimpang dari apa yang
telah di amanatkan dalam kitab suci sehingga dapat di jalankan dengan maksimal sesuai dengan
ketentuan Allah. Melalui penelitian ini penulis ingin memaparkan Tugas Penggembalaan, Tujuan
masa kini.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah panggilan menjadi
Tujuan penulisan ini adalah untuk memehami lebih lagi tentang paggilan hidup menjadi seorang
gembala .
Melalui penelitian ini, penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi penulis secara
pribadi dan Penulis juga berharap agar tulisan ini dapat membantu mahasiswa untuk tetap
Bab IV : Panggilan menjadi gembala dan aplikasinya pada masa kini menurut 1 Petrus 5-11
Bab V : Penutup
Tolong ikuti pedoman penulisan skripsi dari STTS Medan, susunannya belum mengikuti ini..
Dalam pedoman penulisan di bab 1, kita tidak ada membahas sistematika penulisan.
Saya akan berikan salah satu contoh Bab I dari mahasiswa skripsi yang lain. Tolong diperhatikan
dan diikuti susunannya dan juga perhatikan juga format penulisan, sehingga tidak bekerja bolak
balik. Format ukuran kertas, ukuran batas kiri, kanan, atas dan bawah halaman.
Konsep Panggilan Menjadi Gembala Sidang Berdasarkan 1 Petrus 5:1-11 dan Implikasinya Bagi
Atau
Eksposisi Panggilan Menjadi Gembala Sidang Berdasarkan 1 Petrus 5:1-11 dan Implikasinya
Untuk bab 2, baru membahas mengenai Surat 1 Petrus dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
1 Petrus ya.