Anda di halaman 1dari 2

1.1.

Latar belakang 1-2 Tesalonika


Pada masa Perjanjian Baru, sejak dulu Tesalonika menjadi kota penting, yang
terletak dengan sangat indah di tepi sebuah teluk yang permai dari Laut Ageis.
Tesalonika ini didirikan pada tahun 315 s.M. oleh Kasander, menantu raja Pilipus
dari Makedonia, dan dinamakan dengan Tesalonika menurut nama isterinya, yaitu
adik Alexander Agung (Iskandar Zulkarnain). Tatkala orang telah mengalahkan
segenap bagian Timur Laut Tengah dengan negeri-negeri sekitarnya, dan pada
tahun 146 s.M. Tesalonika dijadikan ibukota provinsi Romawi Makedonia.
Walaupun seorang prokonsul Romawi bersemayam di Tesalonika, tetapi kota itu
disebut “kota merdeka”, yang berarti bahwa pemerintahan di dalam negeri
dijalankan oleh pegawai Bumiputera, yang bergelar “politarkh”, dan Tesalonika
memperoleh beberapa hak dan keuntungan yang istimewa.1
Dari Atena Paulus mengirim kabar kepada Silas dan Timotius yang masih
menunggu di Beres, agar dapat menyusul Paulus selekas mungkin, akan tetapi
setelah panggilan itu agaknya Paulus merasa lebih purna, supaya Timotius
kembali terlebih dahulu ke Tesalonika untuk menghiburkan para jemaat muda
disana dan untuk membawa kabar terakhir tentang keadaan dari jemaat itu kepada
Paulus.2
Surat pertama ke Tesalonika barangkali dikarang beberapa minggu setibanya di
Korintus, karena sementara itu sudah terdapat orang Kristen di Akhaya, dan pula
sudah terjadi beberapa hal kematian di jemaat Tesalonika. Dalam surat pertama
ini tidak memungkinkan adanya wakta-selang yang lama sejak kedatangan
Timotius. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa 1 Tesalonika dikarang kira-kira
pada pertengahan tahun 50. Dengan itu surat ini menjadi Surat Paulus yang
pertama yang kita kenal dan bagian Perjanjian Baru yang tertua.3
Surat kiriman yang kedua ditulis beberapa waktu kemudian oleh pengarang-
pengarang yang sama pula. Singkat cerita waktu selang-seling itu, tidak dapat
dipastikan dengan tepat. Kemungkinan terbesar surat kedua itu dikirim beberapa
bulan sesudah Surat yang pertama.4
Melalui isi surat ini terlihat jelas sampai batas tertentu sejarah keterlibatan
Paulus dengan geraja tersebut: Mulai dari pendiriannya, keberangkatan rasul dan
sampai kepada pengurusan Timotius, hingga kembalinya ia kepada rasul dan
penulisan surat tersebut.5
1.2 Tujuan Penulisan 1-2 Tesalonika

1
I. H. Enklaar, Tafsiran Alkitab Surat- Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika (Surat-Surat I dan II),
(Jakarta; BPK Gunung , 19862) V.
2
Ibid., VIII-VIX.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Willi Marxen, Pengantar Perjanjian Baru Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 19962) 22.
Surat yang pertama ini kemungkinan muncul karena pertanyaan mengenai orang
yang mati, namun dalam hal ini hal ini hampir tidak memadai untuk menjelaskan
asal mula surat ini. Secara khusus, alasan ini tidak menjelaskan mengapa bagian
yang pertama begitu panjang lebar isinya, atau mengapa Paulus menerangkan
dengan amat terinci masalah-masalah yang begitu dikenal oleh gereja.6
Hal yang perlu dimengerti adalah mengenai peringatan akan awal mula jemaat
ini dalam hubungan dengan keadaan masa kini. Ketika Paulus tiba di Tesalonika
ia datang dari suatu penganiayaan di Filipi, dan pada kunjungannya yang pertama
itu, lalu setelahnya ia berbicara kepada orang-orang Tesalonika mengenai
kesukaran-kesukaran yang menanti mereka.7
Orang-orang Tesalonika sudah menjadi ‘penurut-penurut’ Paulus, pun juga
menjadi ‘penurut-penurut’ gereja-gereja di Yudea dan juga teladan bagi gereja-
gereja lainnya.8
Dengan keseluruhan surat ini dapat kita pahami sebagai suatu kesatuan dalam
kerangka sejarahnya. Surat 1 Tesalonika ini merupakan surat pengembalaan
kepada gereja di Tesalonika yang dialamatkan untuk menanggapi yang
sesungguhnya yang dijumpai oleh gereja, yaitu suatu keadaan yang membuat
mereka memperkuat langkah-langkah pertama dalam kehidupan Kristen untuk
melawan serangan-serangan dan juga keraguan-keraguan (tentang kebangkitan
orang mati), sehingga gereja, sambil mengingat asal-usulnya, dapat dengan yakin
terus berjalan pada jalan yang sudah ditempuhnya.9

6
Ibid., 25-26.
7
Ibid., 26.
8
Ibid.
9
Ibid ,28.

Anda mungkin juga menyukai