1
I. H. Enklaar, Tafsiran Alkitab Surat- Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika (Surat-Surat I dan II),
(Jakarta; BPK Gunung , 19862) V.
2
Ibid., VIII-VIX.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Willi Marxen, Pengantar Perjanjian Baru Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 19962) 22.
Surat yang pertama ini kemungkinan muncul karena pertanyaan mengenai orang
yang mati, namun dalam hal ini hal ini hampir tidak memadai untuk menjelaskan
asal mula surat ini. Secara khusus, alasan ini tidak menjelaskan mengapa bagian
yang pertama begitu panjang lebar isinya, atau mengapa Paulus menerangkan
dengan amat terinci masalah-masalah yang begitu dikenal oleh gereja.6
Hal yang perlu dimengerti adalah mengenai peringatan akan awal mula jemaat
ini dalam hubungan dengan keadaan masa kini. Ketika Paulus tiba di Tesalonika
ia datang dari suatu penganiayaan di Filipi, dan pada kunjungannya yang pertama
itu, lalu setelahnya ia berbicara kepada orang-orang Tesalonika mengenai
kesukaran-kesukaran yang menanti mereka.7
Orang-orang Tesalonika sudah menjadi ‘penurut-penurut’ Paulus, pun juga
menjadi ‘penurut-penurut’ gereja-gereja di Yudea dan juga teladan bagi gereja-
gereja lainnya.8
Dengan keseluruhan surat ini dapat kita pahami sebagai suatu kesatuan dalam
kerangka sejarahnya. Surat 1 Tesalonika ini merupakan surat pengembalaan
kepada gereja di Tesalonika yang dialamatkan untuk menanggapi yang
sesungguhnya yang dijumpai oleh gereja, yaitu suatu keadaan yang membuat
mereka memperkuat langkah-langkah pertama dalam kehidupan Kristen untuk
melawan serangan-serangan dan juga keraguan-keraguan (tentang kebangkitan
orang mati), sehingga gereja, sambil mengingat asal-usulnya, dapat dengan yakin
terus berjalan pada jalan yang sudah ditempuhnya.9
6
Ibid., 25-26.
7
Ibid., 26.
8
Ibid.
9
Ibid ,28.