Anda di halaman 1dari 31

TAFSIRAN

Filipi 2:1-11

Hermeneutik Perjanjian Baru

Di Susun Oleh

Michika Anggi Salem

1802097

Dosen pengampuh

Ryanto Adilang, M.Th

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO

TEOLOGI

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah Tafsiran Filipi 2:1-11 ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Hermeneutik Perjanjian Baru.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan tafsiran ini tidak terlepas dari banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga tafsiran ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa tafsiran ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya saya berharap semoga tafsiran ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Manado, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan 4

A. Latar Belakang Filipi 4


B. Penulis 5
C. Tempat dan waktu penulisan 6
D. Maksud dan Sifatnya 6
E. Penerima surat ini 6
F. Pokok-pokok teologi surat filipi 6
G. Isi surat 9
BAB II Pembahasan 10

A. Teks dan Terjemahan 10


B. Uraian Tafsiran 21
BAB III Penutup 28

A. Pesan Teologis 28
B. Relevansi Teologi bagi Gereja Masa Kini 28
Daftar Pustaka 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Filipi

Empat abad, rentang waktu antara ketika kota Filipi didirikan dan saat surat
Paulus kepada gereja di sana pertama kali dibacakan, penuh dengan sejarah tentang mata
air, emas, peperangan, dan hak istimewa dalam politik.1

Desa Krenides”, artinya “mata air”, berlokasi di suatu dataran subur di Yunani
bagian timur laut. Gu nung Pangaeus memberikan proteksi di bagian utara dan timur laut,
sedangkan sungai Strymon dan Nestos di sisi lain. Begitu juga bukit curam berbatu
melindungi desa itu dari laut. Itu semua adalah atribut yang baik untuk pemukiman. Jadi
tidak mengejutkan bahwa 420 tahun sebelum surat Paulus kepada jemaat yang hidup di
sana ditulis, beberapa pendatang Yunani, dipimpin oleh seorang penduduk Atena,
mengambil alih pemukiman itu dari penduduk lokal.2

Empat tahun kemudian orang Makedonia yang bernama Filipus mengambil alih
pemukiman itu. Bukan hanya posisi pemukiman itu yang membuatnya senang. tetapi
tambang emas dan perak di dekat tempat itu juga menarik perhatiannya. Ia membentengi
pemukiman tersebut, dan menamakannya Filipi, sesuai dengan namanya sendiri.
Tambang-tambang di Filipi menghasilkan emas seberat seribu talentat setahun. Iskandar
Agung, anak laki-laki Filipus, menaklukkan wilayah yang sangat luas dan membawa
kebudayaan Yunani ke seluruh wilayah tersebut. Karena itu, tidaklah berlebihan jika di
katakan bahwa emas dari tambang-tambang Filipi mendukung pembiayaan Hellenization
(helenisasi: perluasan budaya dan bahasa Yunani) di seluruh wilayah itu. Hal ini
dinubuatkan dalam Daniel 8:5-8. "Kambing jantan itu memakai emas dari Filipi dalam
usaha-usaha penaklukannya3

Kira-kira 230 tahun sebelum Surat Filipi ditulis, Roma menaklukkan wilayah
tersebut. Kemudian 100 ta hun sebelum Paulus menulis surat ini, Markus Antonius dan
Oktavianus mengalahkan Brutus dan Cassius, pembunuh Julius Caesar, dalam
Pertempuran Filipi. Pertempuran itu membuahkan ketenaran kota Filipi, dan banyak di
antara tentara veteran diberi imbalan jaminan pensiun di sana. Jaminan "pensiun" mereka
mencakup bidang tanah yang mahal. Semua itu juga memberi Filipi peningkatan status
menjadi koloni Roma, dengan hak istimewa ius Italicum, atau "Hukum Italia". Ini berarti
hukum-hukum Roma berlaku di Filipi dan warga negara Filipi secara otomatis memiliki
kewarganegaraan Roma dengan segala hak legalnya. Artinya pemerintah provinsi
1
Dave hagelberg, Tafsiran surat Filipi, Yogyajarta: ANDI
2
Ibid.
3
Ibid.

4
Makedonia tidak memiliki otoritas di sana, dan Filipi secara langsung berada di bawah
kekuasaan Roma. Ketika Filipi diberi status ius Italicum berarti secara legal kota Filipi
sesungguhnya berada di semenanjung Italia.4

Mungkin dalam pikiran kita tidak ada negara yang mau menjadi jajahan negara
lain. Namun, pada zaman itu secara praktis seluruh dunia Barat adalah bagian dari
Kekaisaran Roma. Dan sebagai koloni Kekaisaran Roma yang menikmati "Hukum Italia"
dan mendapat kewarganegaraan Roma, banyak pembebasan pajak, serta pemerintahan
Roma secara langsung, orang-orang Filipi merasa bangga menjadi bagian Kekaisaran
Roma yang berjaya; bukan sebagai daerah jajahan. Tata kota, arsitektur bangunan-
bangunannya, dan pakaian pen duduknya secara cermat meniru Roma. Mereka berbahasa
Latin. Dapat dipastikan bahwa saat Surat Filipi di tulis, anak-anak Filipi hafal banyak
kisah yang berawal dengan, "Ketika kakek buyutmu menjadi perwira militer di bawah
perintah Kaisar Agustus ia memimpin anak buahnya sepanjang jalan ini dan mendobrak
pintu gerbang kamp Brutus - kalian masih dapat melihat puing-puing gerbangnya di
sana.5

Sejarah Filipi menciptakan campuran budaya dan etnis, dengan loyalitas kuat
kepada Roma. Jemaat Filipi, khususnya jemaat yang mendapat kewarganegaraan Roma,
hidup dengan status tinggi ini. Kota mereka juga menikmati pertanian yang subur, lokasi
serta jalur-jalur perjalanan yang strategis dan sekolah kedokteran ter masyhur. Dalam
Kisah Para Rasul 16:21, ketika pemilik budak perempuan yang sudah dibebaskan dari roh
jahat membawa Paulus dan Silas kepada para penguasa, menuduh mereka mengajarkan
adat istiadat, yang kita sebagai orang Roma tidak boleh menerimanya atau menurutinya
kita dapat melihat sedikit tentang kebang. gaun lokal menjadi koloni Roma. Ketakutan
para pejabat kota Filipi saat mengetahui Paulus dan Silas adalah penduduk Roma (Kis.
16:38) memberi kita pemahaman tentang proteksi dan hak istimewa warga negara Roma.6

Sejarah kota Filipi ini membawa kita kembali ke mata air tak dikenal, tambang-
tambang emas yang sangat kaya, peperangan antara pembela Republik dan pendiri
kekaisaran, serta para pensiunan tentara Romawi.7

B. Penulis
Surat ini ditulis oleh Paulus dan tidak ada yang bisa membantahnya, kecuali
hymne yang terdapat dalam Filipi 2:5-11, yang dipandang sebagai suatu nyanyian pujian
yang telah disusun sebelumnya oleh jemaat mula mula. Hymne itu dikutip oleh Paulus
dan dipergunakan dalam menasihati jemaat.8

4
Ibid.
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid

5
Menurut Filipi 1:7, 13, 17, Paulus menulis surat ini dari dalam penjara, sehingga
surat ini pun dikelompokkan bersama Surat Efesus, Kolose, dan Filemon sebagai surat-
surat dari penjara. Situasi dalam penjara adalah sebagai berikut: pengawalan terhadap
Paulus ke lihatannya tidak terlalu ketat, la dapat mengutus Timotius ke Filipi (Flp. 2:23).
Epafroditus juga dapat mengunjungi Paulus di penjara dan membawakan sumbangan dari
jemaat Filipi (Flp. 4:18). Kemudian, Paulus mengutus kembali Epafroditus kepada jemaat
dengan membawakan surat untuk menyampaikan terima kasihnya kepada jemaat (Flp.
2:25, 28). Di tempat Paulus ditahan, ada saudara (Kristen) yang memberitakan Injil yang
mungkin tidak sehaluan dengan Paulus (Flp. 1:15-18). Sementara itu, penanganan
perkara Paulus sedang dalam proses, namun keputusan belum dapat dipastikan (Flp.
2:23). Hukuman mati adalah satu kemungkinan keputusan dan Paulus telah siap untuk itu
(Flp. 1:20, 21). Akan tetapi, Paulus berharap bahwa ia masih bisa hidup dan dibebaskan,
sehingga mengunjungi jemaat Filipi lagi (Flp. 1:25; 2:24).9

C. Tempat dan waktu penulisan


Tidak diketahui jelas waktu dan tempatnya, tetapi Filipi 1:1,13,17 menyebutkan,
bahwa pada saat itu Paulus dipenjara. Menurut informasi, ada 3 penjara, yakni Filipi-
Kaisarea, Efesus dan Roma. Para ahli berpendapat bahwa surat ini ditulis di Efesus
dengan bukti: Paulus pernah dipenjara di Efesus (Kis. 20:18; 1 Kor. 4:9-13,15-31).
Ahli lain berpendapat di penjara Roma. Sedangkan Paulus di penjara Roma pada
tahun 60-62. Di Kaisarea sekitar tahun 59. yakni pada waktu Felix diganti oleh Festus
sebagai Gubernur daerah Kaisarea. Apabila penulisan surat ini dilakukan di penjara
Efesus, penulisan surat ini sekitar tahun 54-55. Apabila di penjara Roma, penulisan surat
ini sekitar tahun 62-63. Apabila di Kaisarea, penulisan ini terjadi sekitar tahun 59. Jadi
kesimpulannya memang belum jelas.10
D. Maksud dan Sifatnya
Paulus ingin berterima kasih karena pemberian kiriman orang Filipi (Flp. 4:10,
14-18). Paulus juga mengingatkan jemaat tentang adanya perpecahan kepartaian (Flp.
1:27; 2:12-18). Paulus juga memperingatkan, agar senantiasa bersaksi dan memercayakan
hidupnya kepada Tuhan. Paulus mengajak Jemaat Filipi agar hidup dengan satu pikiran
dan perasaan dalam Kristus (Flp. 2:5-11). Jadi, hal itu berarti juga persekutuan jiwa
antara Paulus dengan pembaca, nasihat, berita pribadi dan ajaran. Semua itu bersifat
sukacita.11
E. Penerima Surat Ini
Paulus berkirim surat kepada Jemaat Filipi, khususnya kepada Lukas yang
ditinggalkan di Filipi pada waktu misi penginjilan ke-2 untuk membimbing Jemaat Filipi,
kepada Lidia seorang perempuan penjual kain ungu (kain ungu adalah tekstil sebagai
8
Samuel Benyamin Hagh, Perjanjian baru : sejarah, pengantar, dan pokok-pokok teologisnya, Bandung : Bina
Media Informasi, 2010
9
Ibid.
10
Drie Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru, Yogyakarta : ANDI, 2017
11
Ibid.

6
bahan membuat pakaian kebesaran untuk kaum elit di pemerintahan) dan kepada Eiodia
dan Sintikhe yang berselisih (Flp. 4:2).12
F. Pokok-pokok Teologi Surat Filipi
a) Bersukacitalah di Tengah Penderitaan karena Kemajuan Pemberitaan Injil
Jemaat ini lahir di tengah penganiayaan karena iman mereka. Lukas melaporkan
dalam Kisah Para Rasul 16:16-40 (band. 1 Tes. 2:2) bahwa Paulus dan Silas
ditangkap dan dipenjarakan. Penganiayaan itu tampaknya berlangsung terus dengan
maksud untuk mencegah pemberitaan Injil dan menghambat pertumbuhan gereja.
Namun demikian, dalam menghadapi penderitaan itu, Paulus me ngajak jemaat di
Filipi untuk bersukacita dalam menghadapi berbagai masalah tersebut. Dalam hal
ini, jemaat diajak untuk menjalani apa yang mereka alami sebagaimana yang mereka
lihat pada Paulus (Flp. 4:10). Paulus sendiri dipenjarakan karena Injil (Flp. 1:13).
Ada juga beberapa saudara lain yang telah menyebabkan bebannya semakin berat di
dalam penjara (Flp. 1:15, 17). Namun, justru penderitaan yang Paulus alami itu
menyebabkan kemajuan Injil (Flp. 1:12-26). Bahkan oleh pemenjaraannya, orang-
orang dalam praetorium mendengar Injil dan menjadi percaya. Paulus, kemudian
mengarahkan perhatiannya ke depan dan mengatakan, "Bagiku hidup adalah Kristus
dan mati adalah keuntungan Tetapi jika aku harus hidup di dalam dunia, itu berarti
bagiku bekcja memberi buah" (Flp. 1:21, 22a).13
Dengan mengungkapkan pengalaman hidupnya itu, Paulus ingin agar jemaat
melihat bahwa di dalam suatu lingkungan yang sulit sekalipun, mereka harus tetap
bersukacita jika Injil mengalami kemajuan. Untuk menambah contoh tentang
dirinya, Paulus juga menggambar kan Kristus (Flp. 2:5-11), Timotius (Flp.2:19-24),
dan Epafroditus (Flp. 2:19-30) sebagai figur yang patut ditiru di tengah penderitaan
yang mereka alami. Yesus mengalami penderitaan karena taat kepada kehendak
Allah dan Allah meninggikan Dia (Flp. 2:6-11). Ini adalah pola yang harus ditiru
oleh anggota jemaat di Filipi. Jika mereka tetap setia, maka Allah akan meninggikan
mereka. Timotius juga tidak mengingat diri sendiri, tetapi karena Kristus, ia telah
menjadi pelayan untuk memberitakan Injil. Demikian juga Epafroditus yang hampir
mati karena pekerjaan Injil sebagai teman Paulus (Flp. 2:21, 23).14
Pertanyaan yang perlu dijawab di sini adalah bagaimanakah jemaat dapat
bersukacita di tengah kesulitan dan penderitaan itu? Paulus meminta agar mereka
mengikuti teladan Kristus, tidak membalas perlakuan orang terhadap mereka.
Biarkan pembalasan itu datang dari pihak Tuhan. Sementara itu, mereka harus
menampilkan sikap yang bersahabat dengan semua orang (Flp. 2:8; band. Rm. 15:3;
2 Kor. 10:1). Paulus juga meminta agar jemaat di Filipi berdoa kepada Tuhan atas
penderitaan yang mereka alami. Lebih dari itu, mereka harus tetap berdiri teguh
12
Ibid.
13
Samuel Benyamin Hagh, Perjanjian baru : sejarah, pengantar, dan pokok-pokok teologisnya, Bandung : Bina
Media Informasi, 2010
14
Ibid.

7
dalam satu roh, sehati sejiwa dan tetap berjuang untuk iman yang timbul dari berita
Injil (Flp. 1:27,28).15
b) Ancaman Perpecahan dalam Persekutuan Jemaat
Ancaman perpecahan itu terutama berasal dari dua orang, yaitu Eoudia dan
Sintikhe. Keduanya adalah diaken dan termasuk dalam kepemimpinan jemaat.
Mereka terlibat dalam perselisihan yang serius, sehingga dapat mengancam
persekutuan jemaat Filipi. Paulus meminta kepada seseorang dalam jemaat itu untuk
menolong kedua perenipuan tersebut agar mereka dapat mengakhiri perselisihannya.
Perselisihan itu tidak hanya menghambat kemajuan Injil, tetapi juga menghalangi
pertumbuhan jemaat menyongsong masa depan.16
Tampaknya, Paulus memperoleh informasi tentang keadaan jemaat itu dari
Epafroditus. Laporan itu juga menyangkut ancaman perpecahan dalam jemaat. Dari
laporan itu, Paulus berpendapat bahwa munculnya ancaman perpecahan itu
disebabkan oleh kurangnya kerendahan hati dan semangat persekutuan dalam
jemaat, terutama di antara kedua perempuan tersebut. Peterlin juga melihat adanya
pandangan perfeksion isme yang memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam jemaat
itu, sehingga jemaat enggan untuk menerima penderitaan. 17
Menghadapi persoalan itu, Paulus menyapa mereka sebagai "saudara-saudara"
(adelfoi, Flp. 3:17). Sapaan yang sama ia ulangi lagi dalam Filipi 4:1. Di situ, ia
tambahkan suatu sapaan lain yang me nyapa mereka sebagai "mahkota" (stephanos)
ku. Jelas, nasihat yang Paulus berikan ini ditujukan kepada seluruh jemaat. Paulus
meminta kepada Eoudia dan Sintikhe agar saling merendah kan diri (to auto free in).
la juga meminta agar semua pihak yang 272 terlibat dalam persoalan itu mengakhiri
perselisihan tersebut, supaya Paulus dapat bermegah pada hari Kristus (Flp. 2: 16b).
Untuk memperkuat nasihatnya itu, Paulus mengangkat nyanyian perendahan diri
Kristus sebagai pola, di mana mereka dapat meniru contoh yang Yesus telah
lakukan, dan dengan rela saling merendahkan diri satu kepada lain, seperti Kristus
sendiri yang rela merendahkan diri dan taat sampai mati di salib. Tetapi, Allah
meninggikan Dia, dan memberikan Dia namna di atas segala nama, sehingga dalam
nama itu, bertekuk lutut semua yang ada di langit dan di bumi, dan segala lidah
mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah, Bapa.18
Jemaat Filipi, khususnya kedua perempuan itu, dinasihati agar mengikuti teladan
Kristus ini. Sebab, hanya dengan demikian, mereka dapat mempertahankan
persekutuan jemaat dan mereka akan bercahaya seperti bintang-bintang di dunia
(Flp. 2:15).19
c) Ancaman Ajaran Sesat terhadap Jemaat

15
Ibid.
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid.
19
Ibid.

8
Davorin Peterlin, dalam analisanya tentang Filipi 3, berpendapat bahwa ungkapan
musuh-musuh yang Paulus serang di dalam pasal itu ditujukan kepada sebagian
orang dalam jemaat Filipi, karena mereka telah dipengaruhi oleh musuh-musuh
Paulus. Musuh-musuh ini sangat potensial berbahaya. Oleh karena itu, Paulus
mendiskusikan mereka terutama sebagai kelompok yang memberikan contoh yang
negatif di dalam jemaat. Nada Paulus yang keras dan tajam itu menunjukkan bahwa
musuh-musuh ini sudah mulai masuk dan beroperasi di tengah jemaat. Sebalikny
Paulus meminta kepada jemaat itu untuk meng ikuti contoh dirinya (Flp. 4:9) dan
bukan mengikuti para penyesat itu. Paulus juga menasihati jemaat agar menutup
pintu terhadap para penyesat itu, supaya mereka tidak merusak jemaat di Filipi.
Paulus mengecam para penyesat itu sebagai “anjing-anjing,” dan “pekerja pekerja
jahat." Istilah yang dipakai di sini adalah katatome (pembegal). Orang Yahudi
kadang-kadang disebut juga sebagai orang yang bersunat (peritome), karena sunat
merupakan ritus yang sangat penting sebagai tanda masuk menjadi umat Allah. Akan
tetapi, dari sudut pandang Paulus. sunat tidak perlu dikenakan kepada orang non-
Yahudi untuk menjadi umat Allah. Oleh karena itu, mereka yang menyunatkan
orang non Yahudi dalam keyakinan bahwa mereka menjadi umat Allah untuk
memperoleh keselamatan, hanyalah merupakan suatu "pembegalan" (katatome)
diri.20
Menurut Paulus, sunat yang benar bukan "pembegalan" LAI-pengebirian) diri,
tetapi sunat hati (Flp. 3:3; band. Ul. 30:6). Terhadap ajaran yang menekankan agar
sunat ditambahkan kepada iman akan Yesus, Paulus mengatakan bahwa jemaat harus
bermegah di dalam Kristus dan bukan pada hal-hal yang bersifat lahiriah (Flp. 3:3).
Menghadapi semua ini, Paulus menasihati jemaat agar mereka berdiri teguh dalam
Tuhan, sebab Tuhan sudah dekat (Flp. 4:1, 5b).21

20
Ibid.
21
Ibid.

9
G. Isi Surat
Di bawah ini kita dapat melihat diagram isi surat.

PENDAHULUAN NASIHAT PEMBELAAN NASIHAT


1:1-11 HIDUP KRISTEN PAULUS 3:1-21 TERAKHIR 4:1-23
2:1-30

Salam 1:1-2 Nasihat untuk Peringatan Ucapan terima


bersatu dan saling terhadap orang kasih 4:10-20
merendahkan diri Yunani 3:1-3
2:1-4

Ucapan syukur/ Teladan Kristus Kehidupan Paulus Penutup 4:21-23


Doxo logi 1:3-11 2:5-11 masa lalu 3:4-16

Berita Paulus di Kewajiban Jemaat Nasihat agar hidup


penjara 1:12-30 2:12-18 baik 3:17-21

Perjalanan
Timotius dan
Epafroditrus 2:19-
30

10
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teks dan Terjemahan


1. Uraian Gramatikal
Ayat 1 :
Εἴ τις οὖν παράκλησις ἐν Χριστῷ εἴ τι παραμύθιον ἀγάπης εἴ τις κοινωνία Πνεύματος
εἴ τις σπλάγχνα καὶ οἰκτιρμοί
Translitrasi : Ei tis oun paraklēsis en khristō ei ti paramüthion agapēs ei tis koinōnia
Pneumatos ei tis splankhna καὶ oiktirmoi
 Εἴ : kata penghubung: jika, jikalau
 Τις : kata ganti penanya dan kata sifat nominatif feminin Tunggal dari kata
τις; ada sesuatu
 Οὖν : kata penghubung: karena itu, maka
 Παράκλησις : kata benda nominatif feminin tunggal dari kata παράκλησις
nasihat/penghiburan
 ἐν Χριστῷ : kata depan + kata benda datif maskulin tunggal dari kata Χριστός
di dalam Kristus
 εἴ : kata penghubung: jika
 τι : kata sifat nominatif netral tunggal dari kata τις seseorang/sesuatu
 παραμύθιον : kata benda nominatif netral tunggal dari kata παραμύθιον
penghiburan
 ἀγάπης : kata benda genetif feminin tunggal dari kata ἀγάπη dari kasih
 εἴ : kata penghubung: jika
 τις : kata sifat nominatif feminin tunggal dari kata τις seseorang/sesuatu
 κοινωνία : kata benda nominatif feminin tunggal dari kata κοινωνία
persekutuan
 Πνεύματος : kata benda genetif netra tunggal dari πνεῦμα: dari Roh/Roh
Kudus/angin
 Εἴ : kata penghubung: jika
 Τις : kata sifat nominatif feminin tunggal dari kata τις seseorang/sesuatu

11
 Σπλάγχνα : kata benda nominative netral jamak dari kata σπλάγχνα: Kasih
yang mesra
 Καὶ : kata penghubung : dan, tetapi
 Οἰκτιρμοί : kata benda nominatif οικτιρμός: belas kasihan
Terjemahan : jika karena di dalam Kristus ada suatu nasihat, suatu penghiburan kasih,
suatu persekutuan Roh, suatu kasih yang mesra dan belas kasihan,
Ayat 2
Πληρώσατέ μου τὴν χαρὰν ἵνα τὸ αὐτὸ φρονῆτε τὴν αὐτὴν ἀγάπην ἔχοντες σύμψυχοι
τὸ ἓν φρονοῦντες
Transliterasi: plērōsate mou tēn kharan ina to auto pronete ten auten agapen ekhontes
sumpsukhoi to en pronountes
 Πληρώσατέ : kata kerja imperatif aktif aorist orang ke-111 jamak dari Kata
πληρόω: mereka menggenapi, genapilah mereka
 μου : kata ganti genetif tunggal dari kata ἐγώ: dari aku, ku
 τὴν χαρὰν : kata sandang + kata benda akusatif feminin tunggal dari kata ὁ χαρά:
sukacita, kegembiraan itu
 ἵνα : kata penghubung: dan/agar/supaya/sehingga
 τὸ αὐτὸ : Kata sandang+ kata ganti akusatif netral tunggal dari kata ὁ auto: yang
sama itu
 φρονῆτε :kata kerja subjungtif aktif present orang ke-ll jamak dari kata φρονέω:
kamu boleh/mungkin berpikir, memikirkan
 τὴν αὐτὴν : kata sandang + kata ganti akusatif feminin tunggal dari kata ὁ αὐτός:
yang sama
 ἀγάπην : kata benda akusatif feminin tunggal dari kata ἀγάπη kasih itu
 ἔχοντες : kata kerja partisif aktif present nominatif maskulin jamak dari kata ἔχω:
seorang yang sedang mempunyai memiliki
 σύμψυχοι : kata sifat nominatif maskulin jamak dari kata σύμψυχος rukun itu
 τὸ ἓν : kata sandang + kata penunjuk angka ó εἷς satu (tujuan) itu
 φρονοῦντες : kata kerja partisip aktif present nominatif maskulin jamak dari kata
 φρονέω: para laki-laki yang sedang memikirkan
Terjemahan : genapilah sukacitaku yang sama, dan kamu berpikir yang sama,
memiliki kasih, rukun, satu (tujuan) yang sama
Ayat 3
μηδὲν κατ ἐριθείαν μηδὲ κατὰ κενοδοξίαν ἀλλὰ τῇ ταπεινοφροσύνῃ ἀλλήλους
ἡγούμενοι ὑπερέχοντας ἑαυτῶν
Transliterasi: mēden kat eritheian eritheian kata kenodoxian alla te tapeinophrosünē
allēlous hēgoumenoi hüperechontas heautōn
 μηδὲν : kata ganti akusatif netral tunggal dari kata μηδείς dengan tidak/tidak
seorangpun tidak satupun

12
 κατ ἐριθείαν : kata depan + kata benda akusatif feminin tunggal dan kata ἐριθεία:
menurut, sesuai, sikap mementingkan diri sendiri itu
 μηδὲ : kata penghubung: maupun, jangan, atau
 κατὰ κενοδοξίαν : kata depan + kata benda akusatif feminin tunggal dari kata
κενοδοξία: menurut, sesuai, puji-pujian yang sia-sia
 ἀλλὰ : Kata penghubung ἀλλά: tetapi, melainkan
 τῇ ταπεινοφροσύνῃ : kata sandang + kata benda datif feminin tunggal dari kata ὁ
ταπεινοφροσύνη: dengan/kepada kerendahan hati itu
 ἀλλήλους : kata ganti maskulin jamak dari kata ἀλλήλων : dari yang lain/satu
sama lain
 ἡγούμενοι : kata kerja partisip present medium nominatif maskulin tunggal jamak
ἡγέομαι: para laki-laki yang sedang menganggap sendiri
 ὑπερέχοντας : kata kerja partisip aktif present maskulin jamak dari kata ὑπερέχω:
para laki-laki yang sedang lebih berharga
 ἑαυτῶν : kata ganti reflektif genetif maskulin tunggal dari kata ἑαυτοῦ: daripada
diri sendiri

Terjemahan : dengan tidak mementingkan diri sendiri atau puji pujian yang sia-sia,
melainkan dengan kerendahan hati menganggap yang lain lebih berharga dari diri
sendiri,

Ayat 4

μὴ τὰ ἑαυτῶν ἕκαστοι σκοποῦντες ἀλλὰ καὶ τὰ ἑτέρων ἕκαστοι

Transliterasi: me ta heautōn ekastoi skopountes alla kai ta heteron ekastoi

 μὴ : Partikel negatif, janganlah/tidak/bukan


 τὰ ἑαυτῶν : kata sandang + kata ganti reflektif genetif maskulin tunggal dari kata
ó ἑαυτοῦ: diri sendiri
 ἕκαστοι : kata ganti reflektif genetif maskulin jamak dari kata ἕκαστος: tiap-tiap
orang
 σκοποῦντες : kata kerja partisip aktif present nominatif maskulin dari kata
σκοπέω: Seorang yang sedang memperhatikan
 ἀλλὰ : Kata penghubung: tetapi, melainkan
 καὶ : kata penghubung : Dan, tetapi
 τὰ ἑτέρων : kata sandang + kata sifat genetif maskulin jamak dari kata ὁ ἕτερος:
orang lain, yang lain itu
 ἕκαστοι : kata kerja indikatif nominatif maskulin jamak dari kata ἕκαστος: setiap,
tiap-tiap

13
Terjemahan : janganlah tiap-tiap orang memperhatikan diri sendiri tetapi tiap-tiap
orang lain juga.

Ayat 5

Τοῦτο φρονεῖτε ἐν ὑμῖν ὃ καὶ ἐν Χριστῷ Ἰησοῦ

Transliterasi: Touto proneite en umin ho en kai en khristo iesou

 Τοῦτο : kata ganti akusatif netral tunggal dari kata οὗτος, ini, inilah
 Φρονεῖτε : kata kerja imperatif aktif present orang ke-II jamak dari Kata φρονέω:
kamu berfikirlah/pikirkanlah
 ἐν ὑμῖν : kata depan + kata ganti datif jamak dari kata σύ: di dalam kamu/kalian
 ὃ : kata ganti penghubung nominatif netral dari kata ὅς seperti yang
 καὶ : kata penghubung : dan, tetapi
 ἐν Χριστῷ : kata depan + kata benda datif maskulin tunggak dari kata Χριστός: di
dalam/oleh/dengan Kristus
 Ἰησοῦ : kata benda datif maskulin tunggal (nama diri) Ἰησοῦς: Kepada Yesus

Terjemahan : kamu pikirkanlah ini di dalam kamu seperti yang di dalam Kristus
Yesus

Ayat 6

Ὃς ἐν μορφῇ Θεοῦ ὑπάρχων οὐχ ἁρπαγμὸν ἡγήσατο τὸ εἶναι ἴσα Θεῷ

Transliterasi: hos en morphei Theou huparkhon ouk harpagmon egesato to einai isa
Theoi

 Ὃς : kata ganti penghubung nominatif maskulin tunggal: Yang


 ἐν μορφῇ : kata depan + kata benda datif feminin tunggal dari kata μορφή: di
dalam rupa
 Θεοῦ : kata benda genetif maskulin tunggal (nama diri) dari Kata θεός: Allah
 ὑπάρχων : kata kerja partisip aktif present nominatif maskulin tunggal dari kata
ὑπάρχω: seorang laki-laki yang sedang berada/ada
 οὐχ : partikel negatif οὐ: tidak, bukan
 ἁρπαγμὸν : kata benda akusatif maskulin tunggal dari kata άρπαγμός: yang harus
digenggam/ milik yang harus dipertahankan
 ἡγήσατο : kata kerja indikatif medium aorist orang ke-1l tunggal dari kata
ἡγέομαι Dia telah menganggap sendiri
 τὸ εἶναι : kata sandang + kata kerja infinitif aktif present dari kata ὁ εἰμί: sedang
berada, hidup itu adalah

14
 ἴσα : kata depan ἴσος sama, kesetaraan
 Θεῷ : kata benda datif maskulin tunggal (nama diri) dari kata θεός: kepada Allah
itu

Terjemahan : yang berada di dalam rupa Allah tidak menganggap sendiri kesetaraan
pada Allah adalah milik yang Harus dipertahankan

Ayat 7

αλλά αυτόν έκένωσεν μορφών δούλου λαβών, ένα ομοιώματι ανθρώπων γενόμενος
και σχήματι εύρεθείς ως άνθρωπος

Transliterasi: alla heauton ekenosen morphen doulou labon en homoiomati antropon


genomenos

 ἀλλὰ : Kata penghubung: tetapi, melainkan


 ἑαυτὸν : kata ganti refleksi akusatif maskulin tunggal dari kata ἑαυτοῦ: diri
sendiri
 ἐκένωσεν : kata kerja indikatif aktif aorist orang ketiga dari kata κενόω: Dia telah
mengosongkan
 μορφὴν : kata benda akusatif feminin tunggal dari kata μορφή rupa, bentuk
 δούλου : kata benda genetif maskulin tunggal dari kata δοῦλος dari hamba
 λαβών : kata kerja partisip aktif aorist nominatif maskulin tunggal dari kata
λαμβάνω seorang yang telah mengambil
 ἐν ὁμοιώματι : kata depan + kata benda datif netral tunggal dari kata ὁμοίωμα: ke
dalam persamaan itu
 ἀνθρώπων : kata benda genetif maskulin jamak dari kata ἄνθρωπος dari manusia
itu
 γενόμενος : kata kerja partisip medium aorist nominatif maskulin tunggul dari
kata γίνομαι: seorang yang telah) menjadi sendiri
 καὶ : kata penghubung dan
 σχήματι: kata benda datif netral tunggal dari kata σχῆμα: rupa, sifat, gambaran
 εὑρεθεὶς: kata kerja partisip pasif aorist nominatif maskulin tunggal dari kata
εὑρίσκω: seorang yang (telah) didapat
 ὡς : kata penghubung seperti
 ἄνθρωπος : kata benda nominatif maskulin tunggal dari kata άνθρωπος. Manusia
itu

Terjemahan : Melainkan Dia telah mengosongkan diri sendiri telah mengambil rupa
seorang hamba ke dalam persamaan menjadi manusia dan rupa seperti manusia

15
Ayat 8

ἐταπείνωσεν ἑαυτὸν γενόμενος ὑπήκοος μέχρι θανάτου θανάτου δὲ σταυροῦ

Transliterasi: kai skhemati heupetheis hos anthropos etapeinosen heauon genomenos


hupekoos mekhri thanatou de staurou

 ἐταπείνωσεν : kata kerja indikatif aktif aorist orang ke-III tunggal dari kata
ταπεινόω: la telah merendahkan
 ἑαυτὸν : kata ganti refleksi akusatif maskulin tunggal dari kata εαυτού: diri
sendiri
 γενόμενος : Kata kerja partisif medium aorist tunggal dari kata γίνομαι: seorang
yang (telah) menjadi sendiri
 ὑπήκοος : kata sifat nominatif maskulin tunggal dari kata υπήκοος: taat, patuh
 μέχρι : kata depan dengan genetif μέχρι: sampai
 θανάτου : kata benda genetik maskulin tunggal dari kata θάνατος kematian, maut
 θανάτου : kata benda genetik maskulin tunggal dari kata θάνατος kematian, maut
 δὲ : Kata penghubung: Tetapi, maka, yaitu
 σταυροῦ : kata benda genetif maskulin tunggal dari kata σταυρός salib

Terjemahan : la telah merendahkan diri-Nya menjadi taat sampai mati. Yaitu


kematian salib.

Ayat 9

Διὸ καὶ ὁ Θεὸς αὐτὸν ὑπερύψωσεν καὶ ἐχαρίσατο αὐτῷ τὸ ὄνομα τὸ ὑπὲρ πᾶν ὄνομα

Transliterasi: Dia kai Theos aoton huperupsosen kai ekharisota autoi to onoma to
huper pan onoma

 Διὸ : Kata penghubung: sebab itu


 Καὶ : kata penghubung : dan, tetapi, juga
 ὁ Θεὸς : kata sandang + kata benda nominatif maskulin tunggal dari kata ó θεός
Allah itu
 αὐτὸν : kata ganti orang akusatif maskulin tunggal dari kata αυτός: Dia
 ὑπερύψωσεν : kata kerja indikatif aktif aorist orang ke-3 tunggal dari kata
ὑπερυψόω: la telah meninggikan
 καὶ : kata penghubung dan, tetapi
 ἐχαρίσατο : kata kerja indikatif medium aorist orang ke-Il tunggal dari kata
χαρίζομαι : la telah mengaruniakan sendiri
 αὐτῷ : kata ganti orang datif maskulin tunggal αὐτός kepadanya

16
 τὸ ὄνομα : kata sandang + kata benda akusatif netral tunggal dari kata ὁ ὄνομα:
nama itu
 τὸ ὑπὲρ : kata sandang + kata ganti akusatif di atas itu
 πᾶν : kata sifat infinitif akusatif netral tunggal dari kata πᾶς segala
 ὄνομα : kata benda akusatif netral tunggal dari kata ὄνομα: nama

Terjemahan : dan sebab itu Allah telah meninggikan Dia dan telah juga
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Ayat 10

ἵνα ἐν τῷ ὀνόματι Ἰησοῦ πᾶν γόνυ κάμψῃ ἐπουρανίων καὶ ἐπιγείων καὶ καταχθονίων

Transliterasi :hina en toi onomati Iesou pan gonu kampsei epouranion kai epigeion
kai katakhtonion

 ἵνα: kata penghubung: supaya, agar


 ἐν τῷ ὀνόματι: kata depan + kata sandang kata benda datif netral tunggal dari kata
ὄνομα: di dalam nama itu
 Ἰησοῦ: kata benda genetif tunggal (nama diri) dari kata “Ἰησοῦς Yesus
 πᾶν: kata sifat infinitif akusatif netral tunggal dari kata πᾶς setiap orang
 γόνυ: kata benda nominatif netral tunggal dari kata γόνυ: lutut
 κάμψῃ: kata kerja subjungtif aktif aorist orang ke-III dari kata κάμπτω: la
boleh/kiranya bertekuk
 ἐπουρανίων: kata sifat genetif maskulin jamak dari kata ἐπουράνιος: dari di langit
itu
 καὶ: kata penghubung; dan, tetapi
 ἐπιγείων: kata sifat genetif maskulin jamak dari kata ἐπίγειος: di atas bumi
 καὶ: kata pemghubung: dan, tetapi
 καταχθονίων: kata sifat genetif maskulin jamak dari kata καταχθόνιος, di bawah
bumi

Terjemahan: supaya di dalam nama Yesus setiap orang kiranya bertekuk lutut di
langit dan di atas bumi dan di bawah bumi

Ayat 11

Καὶ πᾶσα γλῶσσα ἐξομολογήσηται ὅτι ΚΥΡΙΟΣ ΙΗΣΟΥΣ ΧΡΙΣΤΟΣ εἰς δόξαν Θεοῦ
Πατρός

Transliterasi : kai plasa glossa exomologeisetai hoti Kurios Iesous Christos eis doxan
Theou Patros

17
 Καὶ: kata penghubung: dan, tetapi
 Πᾶσα: kata sifat nominatif feminin tunggal dari kata ter setiap semua
 Γλῶσσα: kata benda nominatif feminin tunggal dari kata πᾶς. lidah
 ἐξομολογήσηται: kata kerja subjungtif aorist medium ke-Ill tunggal dari kata
γλῶσσα: la mungkin (telah) mengaku sendiri
 ὅτι: kata penghubung: bahwa, karena, jika, sejak
 ΚΥΡΙΟΣ: kata benda nominatif maskulin tunggal dari kata κύριος: tuan, Tuhan
 ΙΗΣΟΥΣ: kata benda nominatif maskulin tunggal (nama diri) Ἰησοῦς : Yesus
 ΧΡΙΣΤΟΣ: kata benda nominatif maskulin tunggal dari kata Χριστός: Kristus
 εἰς δόξαν: kata depan + kata benda akusatif feminin tunggal dari kata δόξα: ke
dalam kemuliaan
 Θεοῦ: kata benda genetif maskulin tunggal (nama diri) dan kata θεός: Allah
 Πατρός: kata benda genetif maskulin tunggal dari kata πατήρ Bapa

Terjemahan : Dan setiap lidah mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus ke dalam
kemuliaan Allah Bapa.

2. Perbandingan Teks

Ayat Penafsir LAI-TB KJV

1 Εἴ τις οὖν παράκλησις ἐν Therefore if there is


Χριστῷ εἴ τι παραμύθιον any consolation in
ἀγάπης εἴ τις κοινωνία Christ, if any comfort
Πνεύματος εἴ τις of love, if any
σπλάγχνα καὶ οἰκτιρμοί fellowship of the
spirit, if any affection
and mercy,

Jika karena di dalam Jadi karena dalam


Kristus ada suatu Kristus ada nasihat, ada Karena itu jika ada
nasihat, suatu penghiburan kasih, ada penghiburan dalam
penghiburan kasih, suatu persekutuan roh, ada Kristus, jika ada
persekutuan Roh, suatu kasih mesra dan belass penghiburan cinta, jika
kasih yang mesra dan kasihan, ada persekutuan roh,
belas kasihan, jika ada kasih sayang
dan belas kasihan

2 Πληρώσατέ μου τὴν Fulfill my joy by being


χαρὰν ἵνα τὸ αὐτὸ like minded, having
φρονῆτε τὴν αὐτὴν the same love, being of

18
ἀγάπην ἔχοντες one accord, of one
σύμψυχοι τὸ ἓν mind.
φρονοῦντες

Genapilah sukacitaku Penuhi kegembiraan


yang sama, dan kamu Karena itu saya dengan berpikiran
berpikir yang sama, sempurnakanlah sama, memiliki cinta
memiliki kasih, rukun, sukacitaku dengan ini: yang sama, sehati, satu
satu (tujuan) yang sama hendaklah kamu sehati pikiran.
sepikir, dalam satu kasih,
satu jiwa, satu tujuan,

3 Μηδὲν κατ ἐριθείαν Let nothing be done


μηδὲ κατὰ κενοδοξίαν through selfish
ἀλλὰ τῇ ταπεινοφροσύνῃ ambition or conceit,
ἀλλήλους ἡγούμενοι but in lowliness of
ὑπερέχοντας ἑαυτῶν mind let each esteem
others better than
himself.

Dengan tidak Dengan tidak mencari Jangan biarkan apa


mementingkan diri kepentingan sendiri atau pun dilakukan melalui
sendiri atau puji pujian puji-pujian yang sia-sia. ambisi egois atau
yang sia-sia, melainkan Sebaliknya hendaklah kesombongan, tetapi
dengan kerendahan hati dengan rendah hati yang dalam kerendahan hati
menganggap yang lain seorang menganggap biarkan masing-
lebih berharga dari diri yang lain lebih utama masing menghargai
sendiri, dari pada dirinya sendiri; orang lain lebih baik
daripada dirinya
sendiri.

4 μὴ τὰ ἑαυτῶν ἕκαστοι Let each of you look


σκοποῦντες ἀλλὰ καὶ τὰ out not only for his
ἑτέρων ἕκαστοι own interests, but also
for the interests of
others.
Dan janganlah tiap-tiap
Janganlah tiap-tiap orang
orang hanya
memperhatikan diri Biarlah Anda masing-
memperhatikan
sendiri tetapi tiap-tiap

19
masing
orang lain juga. kepentingannya sendiri, memperhatikan tidak
tetapi kepentingan orang hanya untuk
lainnya juga. kepentingannya
sendiri, tetapi juga
untuk kepentingan
orang lain.

5 Τοῦτο φρονεῖτε ἐν ὑμῖν ὃ Let this mind be in you


καὶ ἐν Χριστῷ Ἰησοῦ which was also in
Christ Jesus,

Kamu pikirkanlah ini di


dalam kamu seperti yang Hendaklah kamu dalam
di dalam Kristus Yesus hidupmu bersama, Biarlah pikiran ini ada
menaruh pikiran dan di dalam Anda yang
perasaan yang terdapat juga ada di dalam
juga dalam Kristus Kristus Yesus,
Yesus,

6 Ὃς ἐν μορφῇ Θεοῦ Who, being in the


ὑπάρχων οὐχ ἁρπαγμὸν form of God, did not
ἡγήσατο τὸ εἶναι ἴσα consider it robbery to
Θεῷ be equal with God,

Yang berada di dalam


rupa Allah tidak Yang walaupun dalam Yang dalam rupa
menganggap sendiri rupa Allah, tidak Tuhan, tidak
kesetaraan pada Allah menganggap kesetaraan menganggap
adalah milik yang Harus dengan Allah itu sebagai perampokan itu setara
dipertahankan milik yang harus dengan Tuhan,
dipertahankan,

αλλά αυτόν έκένωσεν


7 μορφών δούλου λαβών, But made himself of
ένα ομοιώματι no reputation, taking
ανθρώπων γενόμενος και the form of a
σχήματι εύρεθείς ως bondservant, and
άνθρωπος soming in the likeness
of men.

20
Melainkan Dia telah
mengosongkan diri Melainkan telah Tetapi ia membuat
sendiri telah mengambil mengosongkan diri-Nya dirinya tidak memiliki
rupa seorang hamba ke sendiri, dan mengambil reputasi, dan
dalam persamaan rupa seorang hamba, dan mengambil rupa dia
menjadi manusia dan menjadi sama dengan sebagai hamba, dan
rupa seperti manusia manusia. dibuat menurut rupa
manusia:

8 ἐταπείνωσεν ἑαυτὸν And being found in


γενόμενος ὑπήκοος appearance as a man,
μέχρι θανάτου θανάτου He humble himself
δὲ σταυροῦ and became obedient
to the point of death,
even the death of the
cross.

la telah Dan dalam keadaan Dan ditemukan dalam


merendahkan diri-Nya sebagai manusia, Ia telah model sebagai
menjadi taat sampai merendahkan diri-Nya manusia, Dia
mati. yaitu kematian dan taat samapai mati, merendahkan diriNya
salib. bahkan sampai mati sendiri, dan menjadi
dikayu salib. taat sampai mati,
bahkan kematian salib.

9 Διὸ καὶ ὁ Θεὸς αὐτὸν Therefore God also


ὑπερύψωσεν καὶ has highly exalted Him
ἐχαρίσατο αὐτῷ τὸ and given Him the
ὄνομα τὸ ὑπὲρ πᾶν nama which is above
ὄνομα every name,

Dan sebab itu Allah telah Itulah sebabnya Allah Karena itu Tuhan juga
meninggikan Dia dan sangat meninggikan Dia telah meninggikan
telah juga dan mengaruniakan Dia, dan memberinya
mengaruniakan kepada- kepada-Nya nama di sebuah nama yang
Nya nama di atas segala atass segala nama, berada di atas setiap
nama, nama

21
10 ἵνα ἐν τῷ ὀνόματι Ἰησοῦ That at the name of
πᾶν γόνυ κάμψῃ Jesus every knee
ἐπουρανίων καὶ ἐπιγείων should bow, of those
καὶ καταχθονίων in heaven, and of those
on earth, and of those
under the earth,
Supaya di dalam nama
Yesus setiap orang Supaya dalam nama Bahwa atas nama
kiranya bertekuk lutut di Yesus bertekuk lutut Yesus bertekuk lutut
langit dan di atas bumi segala yang ada ddi segala sesuatu di sorga
dan di bawah bumi langit dan yang ada di dan segala sesuatu
atas bumi dan yang ada yang ada di bumi dan
di bawah bumi, yang ada di bawah
bumi;

11 Καὶ πᾶσα γλῶσσα And that every tongue


ἐξομολογήσηται ὅτι should confess that
ΚΥΡΙΟΣ ΙΗΣΟΥΣ Jesuss Christ is Lord,
ΧΡΙΣΤΟΣ εἰς δόξαν to the glory of God te
Θεοῦ Πατρός Father.

Dan setiap lidah harus


Dan setiap lidah Dan segala lidah mengakui bahwa
mengaku bahwa Tuhan mengaku: “Yesus Kristus Yesus Kristus adalah
Yesus Kristus ke dalam adalah Tuhan”, bagi Tuhan, untuk
kemuliaan Allah Bapa. kemuliaan Allah, Bapa! kemuliaan Allah Bapa.

3. Catatan Perbandingan
Ayat 1
Dalam tafsiran penafsir menggunakan kata suatu, dalam LAI-TB menggunakan kata
ada sedangkan dalam NKJV menggunakan kata jika. Dari semuanya itu meskipun
berbeda akan tetapi memiliki makna yang sama.
Ayat 2
Dalam tafsiran penafsir menggunakan kata genapilah, dalam LAI-TB menggunakan
kata sempurnakanlah, dan dalam NKJV menggunakan kata penuhilah.
Ayat 3
Penafsir menggunakan kata lebih berharga, LAI-TB menggunakan kata lebih utama,
dan NKJV menggunakan kata lebih baik.
Ayat 4

22
Penafsis dan LAI-TB menggunakan kata janganlah, sedangkan NKJV menggunakan
jata biarlah.
Ayat 5
Penafsir mengawali dengan kata pikirkanlah, LAI-TB menggunakan kata hendaklah,
dan NKJV menggunakan kata biarlah
Ayat 6
Penafsir dan LAI-TB menggunakan kata milik sedangkan NKJV menggunakan kata
perampokan.
Ayat 7
Penafsir dan LAI-TB menggunakan kata menggosongkan dan mengambil, sedangkan
NKJV menggunakan kata membuat dan memiliki.
Ayat 8
Peafsir dan NKJV menggunakan kata kematian salib, LAI-TB menggunakan kata
mati dikayu salib.
Ayat 9
Penafsir dan LAI-TB menggunakan kata mengaruniakan, sedangkan NKJV
menggunakan kata memberinya.
Ayat 10
Penafsir san LAI-TB menggunakan kata langit sedangkan NKJV menggunakan kata
surga
Ayat 11
Penafsir menggunakan kata ke dalam kemuliaan, LAI-TB menggunakan kata bagi
kemuliaan, sedangkan NKJV menggunakan kata untuk kemuliaan.

B. Uraian Tafsiran
Anjuran mengenai Kasih Persaudaraan; Kemuliaan dan Teladan Kristus (2:1-11)
Dalam pasal ini, Rasul Paulus melanjutkan pembahasannya yang terhenti di pasal
sebelumnya, dengan nasihat lebih jauh mengenai kewajiban-kewajiban Kristen. Paulus
banyak menekankan supaya mereka sehati sepikir dan rendah hati, dengan menirukan
teladan Tuhan Yesus, yang merupakan teladan agung dalam hal kerendahan hati dan
kasih. Di sini kita dapat amati
1. Pedoman agung Injil yang disampaikan kepada kita, yaitu supaya kita saling
mengasihi. Ini adalah hukum kerajaan Kristus, pelajaran dari sekolah-Nya,
lambang keluarga-Nya. Hukum ini digambarkan oleh Paulus (ay. 2) sebagai
menjadi sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Kita menjadi
sehati sepikir ketika kita berada dalam satu kasih. Orang Kristen harus menjadi
satu di dalam perasaan, sekalipun mereka bisa tidak sepaham. Inilah yang selalu
menjadi kekuatan mereka, dan selalu menjadi kewajiban mereka. Cara ini pulalah
yang paling mungkin membuat mereka memahami sesuatu dengan lebih baik.
Dalam satu kasih. Perhatikan, sebagaimana kasih yang wajib kita tunjukkan
kepada orang lain, maka demikian pula mereka terikat untuk menunjukkannya
23
kepada kita. Kasih Kristen harus berupa kasih yang timbal balik. Kasihilah, dan
engkau akan dikasihi. Satu jiwa, satu tujuan. Tidak berselisih dan bertentangan,
atau melaksanakan kepentingannya sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama sepakat
di dalam perkara-perkara besar yang dari Allah, serta menjaga persatuan Roh di
dalam perbedaan-perbedaan yang lain. Perhatikan di sini,
a. Betapa luar biasa mendesaknya kewajiban tersebut. Paulus sangat
mendesak jemaat Filipi, karena mengetahui bahwa hal itu akan menjadi
bukti yang luar biasa akan ketulusan kita, dan menjadi sarana yang luar
biasa untuk memelihara dan membangun tubuh Kristus. Inilah alasan
supaya mereka memiliki kasih persaudaraan,
 “Karena dalam Kristus ada nasihat (KJV; penghiburan) Pernahkah
kamu mengalami penghiburan dalam Kristus? Tunjukkanlah
pengalaman itu dengan saling mengasihi.” Keindahan yang kita
dapati di dalam ajaran Kristus haruslah memperindah roh kita.
Apakah kita mengharapkan penghiburan di dalam Kristus? Jika
kita tidak mau kecewa, maka kita harus saling mengasihi. Jika kita
tidak memperoleh penghiburan dalam Kristus, di mana lagi kita
bisa mengharapkannya? Barangsiapa memiliki bagian di dalam
Kristus, ia juga memiliki penghiburan di dalam Dia, yaitu
penghiburan atau dorongan yang kuat dan abadi (Ibr. 6:18; 2Tes.
2:16). Karena itulah, mereka harus saling mengasihi.
 “Penghiburan kasih. Jika ada penghiburan di dalam kasih Kristen,
di dalam kasih Allah kepadamu, di dalam kasihmu kepada Allah,
atau di dalam kasih saudara-saudaramu kepada kami, maka dengan
mempertimbangkan semua ini, hendaklah kamu sehati sepikir.
Apabila kamu sudah menemukan penghiburan itu, jika kamu mau
mencarinya, jika kamu sungguh percaya bahwa anugerah kasih
adalah anugerah yang menghibur, maka berlimpah-limpahlah
dengan penghiburan itu.”
 “Persekutuan Roh. Jikalau memang ada persekutuan dengan Allah
dan Kristus melalui Roh, persekutuan orang-orang kudus karena
dihidupkan dan digerakkan oleh satu Roh yang sama, maka
hendaklah kamu sehati sepikir. Sebab kasih Kristen dan sikap
sehati sepikir akan memelihara persekutuan kita dengan Allah dan
dengan sesama.”
 “Ada kasih mesra dan belas kasihan, di dalam Allah dan Kristus,
kepadamu. Jika kamu mengharapkan manfaat dari belas kasihan
Allah kepada dirimu sendiri, maka kamu harus menunjukkan belas
kasihan satu sama lain. Apabila memang ada belas kasihan di
antara pengikut-pengikut Kristus, jika semua orang yang

24
dikuduskan cenderung memiliki rasa iba yang kudus, maka
tunjukkanlah itu dengan cara seperti ini.” Betapa kuatnya semua
pernyataan ini! Orang akan memandang bahwa semua ini cukup
untuk menjinakkan hati yang paling buas, serta melembutkan hati
yang paling keras.
 Alasan lain yang dinyatakan Paulus ialah bahwa hal itu akan
menjadi penghiburan baginya: sempurnakanlah sukacitaku.
Melihat jemaat sehati sepikir dan hidup di dalam kasih merupakan
sukacita bagi para pelayan Tuhan. Selama ini ia telah dipakai
untuk membawa mereka menemukan anugerah Kristus dan kasih
Allah. “Sekarang,” katanya, “apabila kamu telah memperoleh
manfaat karena mengikuti Injil Kristus, apabila kamu memperoleh
penghiburan di dalamnya, atau keuntungan darinya, maka
sempurnakanlah sukacita dari pelayanmu yang hina ini, yang telah
memberitakan Injil kepadamu.”
b. Paulus mengemukakan beberapa cara untuk mewujudkan hal itu.
 Jangan mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia
(ay. 3). Tidak ada musuh yang lebih besar bagi kasih Kristen selain
kesombongan dan nafsu. Jika kita melakukan segala sesuatu
dengan menentang saudara-saudara kita, maka ini sama dengan
melakukannya sambil mencari kepentingan sendiri. Apabila kita
melakukannya sambil pamer, maka ini berarti melakukannya
sambil mencari puji-pujian yang sia-sia. Kedua hal ini merusak
kasih Kristen dan menyalakan ketegangan yang tidak kristiani.
Kristus datang untuk melenyapkan segala perseteruan. Karena itu
jangan sampai ada roh pertentangan di antara orang Kristen.
Kristus datang untuk merendahkan hati kita, karena itu jangan
sampai ada roh kesombongan di antara kita.
 Kita harus dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama
dari pada diri kita sendiri. Kita harus keras terhadap kesalahan kita
sendiri dan penuh kasih ketika menghakimi orang lain. Cepat
dalam mengenali kekurangan dan kesalahan kita sendiri, tetapi
sigap untuk mengabaikan dan membiarkan kekurangan orang lain.
Kita harus menganggap kebaikan yang ada pada diri orang lain
melebihi kebaikan yang ada pada diri kita sendiri. Karena kitalah
yang paling mengetahui bahwa diri kita tidak layak dan tidak
sempurna.
 Kita harus menaruh perhatian pada kepentingan orang lain, bukan
dengan rasa ingin tahu dan mau menghakimi, atau seperti orang
yang suka mencampuri urusan orang lain, melainkan dengan kasih

25
dan bela rasa kristiani. Janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang
lain juga (ay. 4). Roh yang mementingkan diri sendiri merusak
kasih Kristen. Kita tidak boleh hanya memedulikan nama baik,
kenyamanan, dan keamanan kita sendiri, tetapi juga harus peduli
hal-hal tersebut pada diri orang lain. Kita juga harus bersukacita
akan keberhasilan orang lain dengan tulus, sama seperti
keberhasilan kita sendiri. Kita harus mengasihi sesama kita seperti
kita mengasihi diri sendiri, dan menjadikan masalah mereka seperti
masalah kita sendiri.
2. Di sini ada sebuah pola Injil yang dikemukakan supaya kita tiru, dan itu
merupakan teladan Tuhan kita Yesus Kristus. Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus
(ay. 5). Perhatikan, orang Kristen harus memiliki pikiran Kristus. Kita harus
memiliki kehidupan yang menyerupai kehidupan-Nya, apabila kita ingin
memperoleh manfaat dari kematian-Nya. Jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus (Rm. 8:9). Nah, seperti apakah pikiran Kristus itu? Dia luar
biasa rendah hati, dan inilah yang khususnya harus kita pelajari dari Dia.
Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29).
Apabila kita rendah hati, tentulah kita menjadi sehati sepikir. Dan jika kita seperti
Kristus, tentulah kita akan rendah hati. Kita harus melangkah di dalam roh yang
sama dan di dalam jejak yang sama dengan Tuhan Yesus, yang merendahkan diri
sampai menderita dan mati bagi kita. Bukan hanya untuk memuaskan keadilan
Allah dan membayar harga untuk membebaskan kita, melainkan juga untuk
memberi teladan bagi kita, supaya kita dapat mengikuti jejak-Nya. Nah, di sini
kita temukan dua kodrat dan dua keadaan Tuhan kita Yesus. Dapat dilihat bahwa
Rasul Paulus, setelah mendapat kesempatan untuk membicarakan Tuhan Yesus
serta pikiran yang ada di dalam diri-Nya, menggunakan kesempatan itu untuk
lebih jauh lagi membicarakan pribadi-Nya, dan memberikan gambaran khusus
tentang diri-Nya. Ini adalah topik yang menyenangkan, dan seorang pelayan Injil
tidak boleh beranggapan bahwa ia tidak punya kesempatan ketika menjumpai
kesempatan itu. Setiap kesempatan yang cocok harus segera dimanfaatkan.
a. Di sini diceritakan tentang dua kodrat Kristus, yaitu kodrat ilahi-Nya dan
kodrat manusiawi-Nya.
 Berikut adalah kodrat ilahi-Nya. Yang walaupun dalam rupa Allah
(ay. 6), memiliki kodrat ilahi, sebagai Anak Allah yang tunggal
dan kekal. Ini sejalan dengan 1. Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ini sama maknanya
dengan menjadi gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol. 1:15),
dan cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibr. 1:3). Ia

26
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan (KJV: sebagai perampokan – pen.). Kristus
tidak berpikir diri-Nya bersalah telah merebut apa yang bukan
milik-Nya, atau pura-pura memiliki hak orang lain. Ia berkata, Aku
dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30). Berpura-pura setara dengan
Allah, atau mengaku diri satu dengan Allah merupakan
perampokan terbesar yang dapat dilakukan oleh manusia biasa atau
makhluk biasa yang mana pun. Bagi manusia, ini adalah
merampok Allah, bukan mengenai persepuluhan dan persembahan,
melainkan mengenai hak-Nya sebagai Allah (Mal. 3:8). Beberapa
orang menafsirkan dalam rupa Allah – en morphē Theou
hyparchōn, sebagai penampakan-Nya dalam kemuliaan ilahi yang
agung kepada nenek moyang dan kepada orang Yahudi di dalam
Perjanjian Lama, yang sering kali disebut sebagai kemuliaan dan
Shekinah. Kata ini digunakan dengan makna tersebut oleh
Septuaginta, dan di dalam Perjanjian Baru. Kristus menampakkan
diri kepada kedua murid itu, en hetera morphē – dalam rupa yang
lain (Mrk. 16:12). Metemorphōthē – Ia berubah rupa di hadapan
mereka (Mat. 17:2). Dan Ia tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia tidak
mencengkeram dengan serakah, ataupun mengingini dan berusaha
supaya terlihat ada di dalam kemuliaan itu. Ia mengesampingkan
kemegahan keadaan-Nya yang sebelumnya ketika Ia berada di
muka bumi, yang dianggap sebagai suatu pernyataan tersendiri,
ouk harpagmon hēgēsato.
 Kodrat manusiawi-Nya. Ia menjadi sama dengan manusia, dan
dalam keadaan sebagai manusia. Ia sungguh dan sepenuhnya
manusia, mendapat bagian dalam darah dan daging kita, tampil
dalam kodrat dan kebiasaan manusia. Dan Dia mengambil kodrat
manusia dengan sukarela. Itu merupakan tindakan-Nya sendiri, dan
dilakukan dengan persetujuan-Nya sendiri. Kita tidak dapat berkata
demikian mengenai bagian kita di dalam kodrat manusia. Di sini Ia
mengosongkan diri-Nya sendiri, melepaskan diri dari kehormatan
dan kemuliaan dunia atas, serta dari keadaan-Nya yang
sebelumnya, untuk mengenakan pada diri-Nya sendiri kain kotor
berupa kodrat manusia. Dalam segala hal Dia sama dengan kita
(Ibr. 2:7).
b. Di sini diceritakan tentang dua keadaan Kristus, yaitu perendahan dan
peninggian-Nya.

27
 Keadaan-Nya yang direndahkan. Kristus tidak hanya mengambil
rupa dan keadaan seorang manusia, tetapi juga rupa seorang
hamba, yaitu, manusia yang hina. Kristus bukan hanya hamba
Allah yang sudah dipilih oleh Allah, melainkan juga datang untuk
melayani manusia, dan hidup di antara mereka sebagai seorang
yang melayani di dalam keadaan hina dan rendah. Orang akan
menyangka bahwa jika Tuhan Yesus menjadi manusia, tentulah Ia
akan menjadi seorang pangeran, dan tampil dalam kemegahan.
Namun justru sebaliknya: Ia mengambil rupa seorang hamba.
Yesus dibesarkan secara sederhana, mungkin turut mengerjakan
pekerjaan orang yang dianggap sebagai ayah-Nya. Seluruh hidup-
Nya adalah hidup yang sangat rendah, hina, miskin, dan nista. Ia
tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya, hidup dari
sedekah, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan, tidak tampil dengan kemegahan lahiriah, atau
memiliki tanda yang membedakan-Nya dari orang lain. Inilah
keadaan rendah dari hidup-Nya. Namun tahapan yang paling
rendah dalam kehinaan-Nya adalah kematian-Nya di kayu salib. Ia
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Ia tidak hanya
menderita, tetapi juga sepenuhnya taat secara sukarela. Ia
merendahkan diri di bawah hukum yang mengatasi-Nya sebagai
Pengantara, dan oleh hukum itu Dia ditetapkan untuk mati. Aku
berkuasa memberikan nyawa-Ku dan berkuasa mengambilnya
kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku (Yoh. 10:18).
Dan Dia takluk kepada hukum Taurat (Gal. 4:4). Ada sebuah
penekanan terhadap cara kematian-Nya, yang mengandung di
dalamnya segala keadaan yang mungkin yang merendahkan diri-
Nya. Bahkan sampai mati di kayu salib, sebuah kematian yang
terkutuk, menyakitkan, dan memalukan, sebuah kematian yang
dinyatakan terkutuk oleh hukum Taurat (Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib). Kematian yang penuh rasa sakit perih,
tubuh dipaku sampai menembus bagian-bagian saraf (tangan dan
kaki), dan seluruh berat badan-Nya tergantung pada kayu salib.
Dan ini merupakan kematian seorang penjahat dan seorang budak,
bukan seorang yang merdeka, dipertontonkan di depan umum.
Begitu direndahkannya Yesus yang mulia itu.
 Peninggian-Nya. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia.
Dia ditinggikan sebagai upah karena telah direndahkan. Karena
Dia merendahkan diri-Nya, maka Allah meninggikan Dia. Dan
Allah sangat meninggikan Dia, hyperypsōse, mengangkat Dia

28
tinggi melampaui segalanya. Allah meninggikan seluruh Pribadi-
Nya, baik dalam kodrat-Nya yang manusiawi maupun yang ilahi.
Karena Dia dikatakan berada dalam rupa Allah sekaligus dalam
keadaan sebagai manusia. Sehubungan dengan kodrat ilahi-Nya,
maka peninggian-Nya hanya berupa pengakuan atas semua hak-
Nya, atau untuk penunjukkan dan penampilan kemuliaan yang Dia
miliki di hadirat Bapa sebelum dunia ada (Yoh. 17:5), bukan
pemerolehan akan kemuliaan yang baru. Karena itulah dikatakan
bahwa Bapa sendiri juga ditinggikan. Jadi, peninggian yang sesuai
adalah berkenaan dengan kodrat manusiawi-Nya, yang sebenarnya
mampu dilakukan-Nya sendiri, walaupun karena ada hubungan
dengan kodrat ilahi-Nya. Di sini peninggian-Nya terdiri dari
hormat dan kuasa. Berupa hormat, supaya Dia memiliki nama di
atas segala nama, suatu gelar kehormatan yang melebihi segala
makhluk, manusia dan malaikat. Dan berupa kuasa, yaitu supaya
semua bertekuk lutut di hadapan-Nya. Seluruh makhluk harus
tunduk kepada-Nya: segala yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi, para penghuni sorga dan bumi,
yang hidup dan yang mati. Dalam nama Yesus, bukan pada bunyi
nama tersebut, melainkan pada kekuasaan Yesus. Semua harus
memberikan penghormatan dengan khidmat. Selain itu, supaya
segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” setiap
bangsa dan bahasa harus secara terbuka mengakui kerajaan
semesta yang dimiliki Sang Penebus yang ditinggikan, dan bahwa
kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi
(Mat. 28:18). Perhatikan betapa luar biasa luasnya kerajaan
Kristus. Kerajaan-Nya menjangkau sorga dan bumi, mencakup
setiap makhluk di kedua tempat itu, termasuk malaikat dan
manusia, dan orang mati maupun yang hidup. Bagi kemuliaan
Allah, Bapa. Amatilah, adalah bagi kemuliaan Allah, Bapa, bahwa
Yesus Kristus diakui sebagai Tuhan. Sebab, merupakan kehendak-
Nyalah supaya semua orang menghormati Anak sama seperti
mereka menghormati Bapa (Yoh. 5:23). Penghormatan apa pun
yang diberikan kepada Kristus tertuju juga kepada Bapa.
Barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus
Aku (Mat. 10:40).22

22
Tafsiran Matthew Henry Commentary

29
BAB III

PENUTUP

A. Pesan Teologis
Dalam pembahasan dan penjelasan di atas, maka pesan yang diperoleh bagi pembaca
adalah:
1. Kesatuan jemaat merupakan hal yang sangat penting, yang harus dilandasi dengan
sikap sehati sepikir di dalam Kristus
2. Untuk mewujudkan kesatuan di dalam pelayanan jemaat, suatu hal yang sangat
penting adalah tidak mementingkan kepentingan diri sendiri, mengutamakan
kepentingan orang lain dengan dasar melakukan penekanan Paulus tentang,
nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh dan kasih yang mesra. 3. Teladan
untuk itu adalah Yesus Kristus. Terutama teladan
3. kerendahan hati Yesus sendiri yang rela mengosongkan diri Nya, tetap taat dan
setia dalam segala hal, mempersatukan diri Nya untuk menjadi seperti manusia
dan menyelamatkan manusia
B. Relevansi Teologi Bagi Gereja Masa kini
Sejak awal gereja berdiri, perpecahan sudah ada dan selalu menghantui gereja.
Disebabkan adanya kepentingan diri sendn, kesombongan, tidak memilliki kasih sayang,
tidak menunjukkan kerendahan hati untuk saling membantu satu dengan yang lain Seperti
perpecahan di Jemaat GMIST “Sion” lesah. Penekanan Paulus dalam Kitab Filipi 2:1-11
terhadap kesatuan di dalam jemaat dan merendahkan diri seperti Kristus. Hal yang utama
penekanan Paulus ialah kerendahan hati dalam membangun kesatuan di dalam jemaat.
Seperti Kristus menunjukkan kerendahan diri-Nya menjadi manusia dan tetap taat kepada
Bapa-Nya. Setiap orang merendahkan diri, harus memiliki kasih sayang, tidak sombong,
tidak mementingkan diri sendiri melainkan kepentingan orang lain juga dalam
mewujudkan kesatuan di dalam jemaat bahkan di dalam Kristus. Serta Paulus
menekankan bahwa Kristus adalah teladan orang-orang percaya. Karena di dalam Kristus
ada nasihat, ada kasih mesra dan belas kasihan.

30
DAFTAT PUSTAKA

1. Bible Works
2. Dave hagelberg, Tafsiran surat Filipi, Yogyajarta: ANDI
3. Drie Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru, Yogyakarta : ANDI, 2017
4. LAI-TB
5. NKJV
6. Samuel Benyamin Hagh, Perjanjian baru : sejarah, pengantar, dan pokok-pokok
teologisnya, Bandung : Bina Media Informasi, 2010
7. Tafsiran Matthew Henry Commentary

31

Anda mungkin juga menyukai