Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KITAB FILIPI

Disusun untuk memenuhi UAS

Mata Kuliah: Pembimbing dan Pengantar PB II

Dosen Pengampu: Dr. Ramli Harahap

Disusun Oeh:

Joy Rafael Saragih

(21.01.1987)

1
PROGRAM STUDI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ABDI SABDA MEDAN

2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena
berkat dan kemurahan dan tuntunan-Nyalah sehingga penulis boleh menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Kitab Filipi” dengan baik. Dalam makalah penulis akan memaparkan atau
menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, penulis dan waktu penulisan dari kitab
Filipi, namun sebelumnya itu didalam penulisan makalah ini penulis terlebih dahulu
menguraikan tentang pengertian dari Kitab Filipi tersebut.

Di dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan penulis,


masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin ditemui oleh para pembaca sekalian. Baik
dari kelengkapan materi, penggunan tata bahasa yang baku atau dari segi penulisan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian,
agar suatu saat makalah ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. Harapan penulis bahwa
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca sekalian tentang Kitab
Filipi itu sendiri.

Medan, 24 Mei 2022

Joy rafael Saragih

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. LATAR BELAKANG KITAB FILIPI..................................................5


1.1. Pengertian Surat Filipi..........................................................................5
1.2. Latar Belakang Surat
Filipi................................................................................5
1.3. Tujuan Surat Filipi...........................................................................7
1.4. Penulis dan Waktu Penulisan Surat
Filipi..................................................7
B. STRUKTUR KITAB FILIPI.........................................................................7
C. TEMA-TEMA TEOLOGIS...........................................................................8
D. ISU UTAMA......................................................................................9
E. CIRI KHAS SURAT FILIPI............................................................................9
F. ISI...........................................................................................................10
G. REFLEKSI TEOLOGIS..........................................................................11

BAB III

PENUTUP....................................................................................................................12

A. KESIMPULAN...........................................................................................12
B. SARAN.......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang Kristen pastinya sudah mengenal atau tahu mengenai kitab Filipi
karena kitab ini merupakan surat yang ditulis oleh Paulus sewaktu dia di dalam
penjara di Roma yang kemudian menjadi kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab. Dan
mungkin saja sudah beberapa kali kita dengarkan dalam beberapa khotbah pendeta
atau pun penatua di gereja, tetapi tidak semua dari kita yang paham apa yang
sebenarnya ingin disampaikan dalam isi kitab tersebut. Melalui pembahasan saya ini
akan mempermudah kita dalam memahami makna dari setiap penulisan kitab nya dan
membawa kita memahami ajaran utama dari kitab tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa di Tulis Kitab Filipi?
2. Bagaimana Kronologis Penulisan Kitab Filipi?
3. Apa Isu Utama Kitab Filipi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa tujuan di tulis nya Kitab Filipi
2. Untuk mengetahui bagaimana kronologi penulisan Kitab Filipi
3. Untuk mengetahui apa isu utama da penulisan Kitab Filipi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kitab Filipi


1.1. Pengertian Surat Filipi
Surat Filipi adalah surat yang paling pribadi di antara surat-surat Paulus yang
tidak ditulis bagi perorangan. Dalam empat halaman ukuran kitab suci yang
lazim terdapat tidak kurang dari seratus kai penggunaan kata ganti orang yang
pertama. Paulustidak berbicara mengenai dirinya endiri untuk melagak, atau
membela pelayanan peribadinya. Seperti dalam II Korintus, jemaat Filipi
sudah sangat setia kepadanya, maka ia merasa bahwa ia dapt berbicara dengan
bebas kepada mereka tentang penderitaan dan ambisi rohaninya. Surat Filipi
adalah suatu surat ucapan terima kasih atas segala kebaikan yang diterima dari
suatu pernyataan tentang kehidupan Kristiani Paulus sendiri.1
1.2. Latar Belakang Surat Filipi
Filipi merupakan surat Paulus keenam dalam Perjanjian Baru. Dapat dikatakan
sudah sepuluh tuhan berlalu sejak Paulu, Silas, dan Lukas pertama kali
memasuki Filipi. Sejak semula mereka telah menanggapi pemberitaanya.
Jemaatnya banyak memiliki anggota wanita, mungkin teman-teman Lidia,
yang telah berjuang bersamanya dalam pekabaran Injil (Flp 4:2). Beberapa
diantara mereka seperti sintikhe dan euodia, tidak selalu sehati (Flp 4:2). Pada
awal pelayanannya di Makedonia, gereja ini banyak mendukungnya, tetapi
karena perjalanannya telah membawanya jauh dari mereka, ia tidak banyak
lagi mendapat bantuan dari mereka.
Kabar musibah yang menimpanya di Yerussalem yang berakhir
dengan pemenjaraan dirinya di Roma telah menghidupkan kembali simpati
mereka (Flp 4 :10-4), dan mereka mengumpulkan dana lagi bagi kebutuhan
dirinya, Epafroditus utusan mereka, yang membawa persembahan mereka bagi
dirinya, telah jatuh sakit parah. Paulus menganggap kesembuhannya sebagai
jawaban atas doa (Flp 2:25-27), dan mengirimkannya kembali ke Filipi
bersama dengan surat yang ditulisnya (Flp 2:28-29). Ia mengatakan bahwa

1
Merril. C. Tenny, urwey Perjanjian Baru. (Malang: Gandum mas, 2013), 6

5
Epafroditus telah mempertaruhkan nyawanya untuk membawa persembahan
itu, Meskipun tidak diceritakan bahaya apa yang dihadapinya. 2 Salah seorang
jemaat di Filipi, yang bernama Epafroditus telah membawa pemberian dari
Filipi dan menolong Paulus dalam kunjungan yang singkat ke Roma. Sebagian
besar surat Paulus, yang dikirim ke Filipi melalui Epafroditus, menyangkut
soal-soal pribadi berhubungan dengan kemungkinan dia akan di bebaskan,
serta pernyataan kasihnya kepada orang-orang Kristen di Filipi, pada awalnya
pelayanannya di Makedonia, gereja (jemaat Filipi) banyak mendukung dia,
tetapi karena perjalannya telah membawanya jauh dari mereka, ia tidak
banyak lagi mendapat bantuan dari mereka.3
Filipi adalah kota pertama yang dikunjungi para Misionaris, kota ini
merupakan koloni Roma di sudut timur-laut Makedonia, sebagian besar dihuni
oleh pensiunan Roma. Diantara orang-orang pendengar Paulus ada seorang
wanita, Lidia yang menjadi orang Kristen pertama di Filipi, dia berasal dari
Tiatira, sebuah kota di Asia kecil. Wanita ini cukup penting, ia membuka
rumahnya bagi Paulus dan teman-temannya, dan menjadikannya yang dikirim
jemaat Filipi kepada Paulus untuk membantu dia dari segi keuangan sewaktu
dia di Roma. Sebagian besar surat Paulus yang dikirim ke Filipi melalui
EpaFroditus, yang menyangkut soal-soal pribadi berhubungan kemungkinan
dia akan dibebaskan, serta pernyataan kasihnya bagi orang-orang Kristen yang
ada di Filipi. Paulus sejak dulu mempunyai hubungan yang sangat ddekat
dengan jemaat Kristen yang ada di Filipi.4
Ada beberapa faktor lain yang melatar belakangi surat ini. Pasti
ddibutuhkan beberapa waktu lamanya sebelum berita tentang kedatangan
Paulus di Roma sampai ke Filipi, dan sebelum jemaat di sana mengirimkan
Epafroditus untuk membawa persembahan baginya. Begitu pula sampai
Paulus di kenal di kalangan pengawal istana (Flp 1:13), dan sampai Injil
menembus masuk ke dalam istana kaisar (Flp 4:22). Perpecahan di antara para
pekabar Injil, di antara mereka sebagai suatu bahaya yang keras, tujuan
utamanya bukanlah untuk menunjukkan kesalahan mereka melainkan untuk

2
Merril. C. Tenny, Survey Perjajian Baru. (Malang: Gandum Mas, 2013), 400-401
3
Jhon Drane, memahami Perjanjian Baru, (BPK, Gunung Mulia, 2005), 390.
4
Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, 390.

6
mengajak umat Filipi untuk melangkah dengan bijaksana menuju
kewarganegaraan surgawi mereka (Flp 3:17-21)5
1.3. Tujuan Surat Filipi
Surat ini memusatkaan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan
hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal. Alasan yang paling jelas
yang mendorong surat ini ditulis ialah keadaan Paulus sebagai tahanan dan
keinginannya untuk mempercayakan rekan sekerjanya Timotius dan Epafroditus
kepada gereja. Ia menulis untuk membukakan pintu bagi kedatangan kedua orang
ini.6 Alasan pokok untuk surat ini hanyalah untuk menyatakan terima kasih atas
kiriman dan pertolongan orang Filipi. Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat
tentang keberhasilan maksud Allah dan hukuman penjaranya (Flp 1:12-30),
memenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menyelesaikan
tugas nya dengan setia dan tidak kembali sebelum waktunya (Flp 2:25-30). Dan
untuk mendorrong mereka tetap maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan,
kerendahan hati, persekutuan dan damai sejahtera.7
1.4. Penulis dan Waktu Penulisan Surat Filipi
Penulis surat Filipi ini adalah Paulus, Paulus menulis suratnya ketika
dia ddipenjara. Tanggal penulisan surat Filipi ini tidak dapat dipastikan, tapi
kemungkinan besar surat Filipi ditulis sebelum surat-surat untuk Asia, karena
bahasanya mempunyai hubungan yang lebih mendekati surat-surat yang ditulis
waktu ia dalam perjalanan dari pada surat-surat yang lain. Tradisi dan konsesus
para ahli menyepakati bahwa Paulus menulis surat-surat dipenjara (Efesus, Filipi,
Kolose, dan Filemon) dari tatanan rumah dia Roma, antara tahun 60-62 M.
Namun beberapa ahli berpendapat bahwa ia menulis surat-surat itu selama ia
dipenjarakan di Kaisarea, atau masa pemenjaraannya yang tak tercatat di Efesus. 8
B. Struktur Kitab Filipi
I. Pembukaan Surat (Flp1:1-11)
- Salam (Flp1:1-2)
- Ucapan Syukur dan Doa (Flp1:3-11)
II. Kesaksian dan Nasihat-Nasihat (Flp1:12-2:30
- Kesaksian tentang Paulus (Flp1:12-25)
5
Merril. C, Tenny, survey Perjanjian Baru, 401-402
6
M.E Duvyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009), 129.
7
Halomoan Marpaung, Penuntun Memahami Alkitab, (Jakarta : Perc. Stella Printing, 2014), 22
8
Dave Hadelberg, Tafsiran Surat Filipi, (Yogyakarta: Andi 2008), 1

7
- Nasihat-Nasihat untuk Gereja (Flp 1:27-2:18)
- Nasihat untuk keteguhan iman (Flp 1: 27-30)
- Nasihat untuk merendahkan diri (Flp 2: 1-4)
- Kristus sebagai teladan (Flp 2: 5-11)
- Nasihat agar tetap taat (Flp 2: 12-18)
Kesaksian tentang Timotius dan Epafroditus (Flp 2: 19-30)
- Tentang Timotius (Flp 2: 19-24)
- Tentang Epafroditus (Flp 2: 25-31)
III. Peringatan tentang Ajaran-ajaran sesat dan pengalaman Paulus serta
kehidupannya sebagai teladan (Flp 3: 1-21)
- Peringatan tentang bermegah diri (Flp 3: 1-3)
- Kehidupan Paulus, dulu dan kini sebuah jawaban bagi Yudaisme (Flp 3: 4-
11)
- Peringatan tentang kesempurnaan (Flp 3: 12-16)
- Kehidupan Paulus sebagai sebuah keteladanan (Flp 3: 17)
- Peringatan melawan pengajaran-pengajaran sesat (Flp 3: 20-21)
- Nasihat-nasihat terakhir (Flp 4: 1-9)
IV. Ucapan terima kasih atas keramahan orang-orang Filipi (Flp 4 10-20)
V. Penutup (Flp 4: 21-23)9
C. Tema-Tema Teologis
Adapun tema-tema Teologis kitab Filipi, yaitu :
- Sukacita dalam hal hidup bagi Kristus
(Flp 1: 4) sukacita merupakan bagian yang intergal dari keselamatan
kita di dalam Kristus. Itu adalah kedamaian dari kesukaan dalam batin
terhadap Allah bapa, Anak, dan Roh Kudus.
- Mati adalah Keuntungan
Orang yang sejati dan hidup di tengah-tengah kehendak Allah tidak
perlu takut terhadap kematian (Flp 1: 21). Paulus mengetahui bahwa Allah
mempunyai maksud untuk kehidupan dan kematian bila datang hanya
merupakan akhir tugas di dunia awal kehidupan yang lebih indah bersama
Kristus (Flp 1: 20-25)
- Ancaman Perpecahan Dalam Persekutuan Jemaat

9
Merril. C. Tenny, Survey Perjanjian Baru, 403

8
Ancaman perpecahan itu terutama berasal dari dua orang yaitu: Eoudia
dan Sintikhe. Keduanya adalah diaken dan termasuk dalam kepemimpinan
jemaat. Mereka terlibat dalam perselisihan yang serius, sehingga dapat
mengancam persekutuan jemaat Filipi. Paulus meminta kepada seseorang
dalam jemaat itu untuk menolong kedua perempuan tersebut agar mereka
dapat mengakhiri perselisihannya. Perselisihan itu tidak hanya
menghambat kemajuan Injil, tetapi juga menghalangi pertumbuhan jemaat
menyongsong masa depan yang baik.
- Ancaman Ajaran Sesat Terhadap Jemaat
Terhadapa ajaran yang menekankan agar sunat ditambahkan kepada
iman akan Yesus, Paulus mengatakan bahwa jemaat harus bermegah di
dalam Kristus dan bukan pada hal-hal yang bersifat lahirriah (Flp 3: 3)10
D. Isu Utama
Paulus menuliskan surat ini tanpa ada tekanan dan tanpa ada rasa benci.
Karena surat Filipi ini termasuk surat penjara, maka secara umum ciri dari surat
penjara ini adalah kedalam pengertian Kristiani yang diungkapkan di dalamnya. Hal
ini disebabkan saat itu Paulus dibelenggu dan secara Fisik tidak memiliki
kebebasan.11 Yang mendominasi dalam surat Filipi ini adalah tentang kasih dan
sukacita. Selain itu pokok persekutuan juga sangat penting dalam surat Filipi. Oleh
sebab itu, surat ini sering disebut dengan “Surat sukacita” dan ada kurang lebih enam
belas kali dalam surat Filipi akan kata sukacita.12
E. Ciri Khas Surat Filipi
1. Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang serta mencermikan
hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi
2. Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencermikan
hubungan dekat Paulus dengan Kristus (Flp 1; 21, 3: 14)
3. Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai
Kristologi dalam Alkitab (Flp 2: 5-11)
4. Merupakan terutama suatu “surat sukacita” dalam Perjanjian Baru.

10
Halomoan Marpaung, Penuntun Memahami Alkitab, 230.
11
IKAPI, Handook To Book The Bible:Pedoman Lengkap Pemahaman Alkitab, (Bandung :Kalam
Hidup,2002),648.

12
Ola Tulluan,Introduksi Perjanjian Baru, ( Batu : Departemen Literatur YPPII,1999),176.

9
5. Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup
dengan kerendahan hati dan sebagian seorang hamba (Flp 2: 1-8) berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Flp 3: 13-14),
bersukacita selalu di dalam tuhan (Flp 4: 4), mengalami kebebasan dari
kecemasan (Flp 4: 6), merasa senang dalam segala keadaan (Flp 4: 11),
dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi
kehidupan (Flp 4: 13)13
F. Isi
Dalam pengantarnya (Flp 1: 1-2) Timotius disebutkan sebagai rekan Paulus
dalam pengiriman surat tersebut. Bagian pertamanya mencakup (Flp 1: 3) sampai (Flp
3: 1), yang seperti biasa mengandung ucapan syukur dan doa syafaat untuk gereja,
kita tahu bahwa Paulus sedang dipenjarakan, tetapi ia tetap yakin akan iman orang-
orang Filipi. Setelah itu (Flp 1: 27-2: 18) muncul himbauan-himbauan untuk
keselarasan dan tingkah laku yang layak.
Paulus menjalin himbauan kasih yang rendah hati, kesatuan dan kesiapan
untuk menderita, dengan nyanyian Kristus (Flp 2: 5-11) yang tradisional namun telah
di perluas dengan tafsiran. Setelah seruan-seruan “Bersukacitalah” (1) kita menduga
surat ini akan ditutup, Tetapi kebalikannya, (Flp 3: 2) membuka bagian kedua surat
ini (Flp 3: 2-4). Bagian ini dimulai dengan serangan yang tajam, “hati-hatilah”
terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah
terhadap penyunat-penyunat palsu, dan kemudian melanjutkan dengan sejenis
apologia. Sekali lagi kita menantikan penutup surat ini, tetapi kini muncul bagian
yang ketiga (Flp 4: 4-20), yang dimulai dengan seruan-seruan baru untuk bersuka cita
(Flp 4: 4-7). Dengan demikian Paulus menggemakan penutup dari bagian pertama
surat ini (Flp 3: 1). Setelah beberapa himbauan umum Paulus mengungkapkan terima
kasih atas pemberian yang telah dikirimkan oleh orang-orang Filipi kepadanya (Flp 4:
10-20). Sekali lagi tampak amanat pribadi yang mengarahkan kepada suatu pidato.
Pemberian dari orang-orang Filipi ditafsirkan, dan penafsir ini mengambil bentuk
pemberitaan kepada jemaat.
Pada penutupnya (Flp 4: 21-22), hoi ek tes Kaisaros oikias (“mereka yang di
istana Kaisar”) secara khusus disebutkan di antara mereka yang ikut serta
mengirimkan salam.14

13
Halomoan Marpaung, Penuntun Memahami Alkitab, 229-230.
14
Willi Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015), 60-62

10
G. Refleksi Teologis
Adapun yang menjadi refleksi teologis pada pendengar masa kini dikutip dari
(Flp 4: 7) “Damai sejahterah Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” pemeliharaan akan segenap hati dan pikiran
manusia merupakan jaminan hidup yang di materaikan oleh Allah dalam diri setiap
manusia, jika manusia hidup di dalam Allah maka suatu keharusan mengenali
kesiapan Allah dalam dirinya. Serta hidup itu menjadi berharga ketika menghidupi
nilai-nilai yang diperkenalkan oleh Kristus kepada manusia untuk tetap menjadi
teladan. Dengan dorongan Roh Kudus orang-orang percaya dibekali serta
diperlengkapi untuk melakukannya. Sebab manusia secara esensi yang berada dalam
dunia ini diberi tanggung jawab terhadap sesamanya dalam membangun sebuah hidup
dalam kejujuran. Dan bagi Allah yang mengetahui serta melirik sikap hati setiap
manusia. Artinya sepanjang kita hidup marilah kita pancarkan sukacita hidup sebagai
orang Kristen yang berasal dari Kristus

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Kitab Filipi menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk
hidup dengan kerendahan hati dan sebagian seseorang hamba (Flp 2: 1-8), berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Flp 3: 13-14), bersukacita selalu di
dalam Tuhan (Flp 4: 4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Flp 4: 6), merasa
senang dalam segala keadaan (Flp 4: 11), dan melakukan segala hal karena kasih
karunia Kristus yang memberi kekuatan (Flp 4: 13). Maka kehidupan Kristen adalah
kehidupan yang sungguh-sungguh menghargai hidup, karena hidup Allah yang
disambut dengan sukacita di dalam Kristus. Maka persekutuan orang Kristen haruslah
dibangun dalam sukacita Kristus karena sukacita itu adalah Yesus itu sendiri.
B. Saran
Sudah seharusnya kita remaja Kristen, kita patut meneladani Rasul Paulus
yang setia dalam melayani Tuhan. Walaupun kita tidak dapat menjadi Paulus yang
memberitakan Injil keseluruh dunia tapi kita dapat menjadi Paulus yang dapat peduli
terhadap orang-orang disekitar kita yang masih terikat dengan dosa dengan cara
mengabarkan keselamatan sehingga lebih banyak lagi orang yang percaya dan dapat
menerima Yesus sebagai juru’slamat hifupnya dan dengan begitu kita sudah turut
melayani Tuhan.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan kita para pembaca. Apabila ada saran dan kritik terhadap
makalah saya, saya persilahkan disampaikan kepada penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan memakluminya, karena
saya masih dalam proses pembelajaran dan saya masih perlu belajar banyak tentang
penulisan makalah yang baik. Sekian dan terima kasih.

Daftar Pustaka
Tenny. Merril. C.,survey Perjanjian Baru. (Malang: Gandum mas, 2013)
Drane. Jhon, memahami Perjanjian Baru, (BPK, Gunung Mulia, 2005)
12
Duvyverman. M.E, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2009)
Marpaung. Halomoan, Penuntun Memahami Alkitab, (Jakarta : Perc. Stella Printing,
2014)
Hadelberg. Dave, Tafsiran Surat Filipi, (Yogyakarta: Andi 2008)
IKAPI, Handook To Book The Bible:Pedoman Lengkap Pemahaman Alkitab,
(Bandung :Kalam Hidup,2002)
Tulluan. Ola,Introduksi Perjanjian Baru, ( Batu : Departemen Literatur YPPII,1999)
Marxen. Willi, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015)

13

Anda mungkin juga menyukai