Anda di halaman 1dari 4

BAHAN BACAAN PARGURU EDISI 1

RESORT MEDAN II SIMPANG LIMUN


FILIPI 3: 4B-14

1. Berdasarkan KONTEKS: Kota Filipi adalah sebuah kota Romawi yang


terkenal saat itu. Jemaat Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman
sekerja sepelayananya yaitu Silas, Timotius, setelah ”perjumpaan imannya”
yang mendapatkan penglihatan dari Allah (Kis 16:9-40). Surat Filipi ini
ditulis ketika ada di dalam penjaran Roma, apabila kita membaca surat
yang dituliskan Paulus ini menunjukkan suasana ”keakraban- kedekatan
antara Paulus dengan jemaatnya”. Orang-orang Filipi telah mengirimkan
Eprafroditus untuk melayani Paulus (Filipi 2: 25), Eprafroditus kemudian
jatuh sakit parah dan sembuh, kemudian setelah sembuh, Paulus kembali
mengutusnya untuk memberikan kabar kepada Jemaat Filipi mengenai
hukuman yang diterima Paulus di Roma dan rasa optimis Paulus
menghadapi kematian (Filipi 1: 18b-26), dan bahkan Paulus
”menyambut/menanggapi” hukuman kepadanya dengan ucapan
”bersukacitalah” (Filipi 4:4). Berdasarkan konteks saat itu, melalui surat ini
Paulus ingin memberi pesan spiritual (iman) kepada jemaat Filipi mengenai
penyesatan yang terjadi dan konflik yang terjadi diantara jemaat (Filipi 4:2-
3) diantaranya: jemaat Filipi diganggu dengan pengabar palsu (pengajar
sesat), ada perselisihan antara Euodia dan Sintikhe dimana ada yang
menganggap dirinya lebih penting dari yang lainnya (Filipi 2:2-4), jemaat
juga menghadapi pengaruh dari para penganut agama Yahudi dan orang-
orang Kristen dari latar belakang Yahudi yang menganggap dirinya lebih
baik dari umat Tuhan yang lainnya (diluar Yahudi, bisa dilihat di Fil 3)
2. Tema utama (point point isi Kitab Filipi) adalah
(1) ”SUKACITA”, Paulus menuliskan tentang ”bersukacita senantiasa” juga
dalam pembukaan pasal 3 ini. ”sebenarnya” waktu itu Paulus sedang
berada dalam kondisi yang ”tidak menguntungkan” secara pikiran duniawi,
tetapi Paulus menekankan nilai nilai dari kata ”bersukacitalah senantiasa”
karena Paulus menekankan keyakinan iman bahwa Kristus adalah tujuan
hidup, dengan demikian segala sesuatu di dunia ini adalah ”jalan/proses
pertandingan iman” menuju kemenangan iman kepadaNya yang merupakan
sebuah ”keuntungan”. Dengan kata lain bisa dikatakan Paulus menekankan
”hidup yang berkemenangan di dalam Kristus”, tidak ada alasan untuk ”tidak
bersukacita” di tengah tengah segala keadaan hidup yang dialami.
(2) ”SALING MELAYANI”. Paulus menekankan sikap hidup ”kerendahan
hati” dan ”keterpanggilan” melayani sesama. Jangan ada yang
menganggap dirinya lebih penting dari yang lain, atau merasa diri ”tak
berharga” karena kita semua adalah ”SAMA” di hadapan Allah.
(3) ’PENGENALAN AKAN KRISTUS”, Paulus menekankan bahwa hal
”pengenalan/mengenal ajaran Kristus” (bukan hanya sekedar tahu) adalah
hal penting diterapkan dalam pribadi umatNya agar dapat
menghadapi/menanggapi situasi saat ini dan masa yang akan datang (tidak
goyah, iman yang teguh dalam Kristus!)
3. Penjelasan Teks FILIPI 3:4b-14:
a. Ayat 4: penjelasan ayat 4 ini tidak terlepas dari latar belakang ayat
sebelumnya yaitu ayat 2, tanggapan Paulus terhadap orang-orang yang
menganggap dirinya ”lebih baik” daripada yang lainnya karena memiliki ciri-
ciri/tanda-tanda ”lahiriah” : sebagai seorang Yahudi. Penekanan Paulus:
tidak menampik/tidak menutupi dia seorang Yahudi (akan dijelaskan Paulus
diayat berikutnya) tetapi Dia tidak menyombongkan dirinya!
b. Ayat 5-6: di dalam ayat ini, Paulus ”membuka identitas dirinya sebelum
bertobat/ identitas dirinya sebagai salah seorang Yahudi” sebelum bertobat
atau menjadi seorang Rasul!. Kisah pertemuannya/perjumpanya dengan
Tuhan di Damaskus bisa dilihat di Kis 9:16.
c. Ayat 7-8: dalam bagian ini Paulus menganggap semua yang dimilikinya
itu (tanda tanda lahiriahnya sebagai Yahudi, disunat pada hari kedelapan,
dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian
terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,  tentang kegiatan aku penganiaya
jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak
bercacat.) adalah sebuah kerugian bahkan bahkan semuanya itu ”sampah”1
(σκύβαλα | skubala (Yunani). Baginya setelah berjumpa Kristus, Kristus
adalah keuntungan baginya karena ”pengenalannya” kepada Tuhan Yesus!
d. Ayat 9: Paulus menjelaskan kepada kita mengapa Kristus lebih
berharga dari segala hal yang dimilikinya: Paulus menekankan bahwa ia
tidak dibenarkan karena kebenarannya sendiri akan Taurat, melainkan
karena kebenaran kepada Kristus, kebenaran akan ”kepercayaan iman”.
e. Ayat 10-11: berisikan ”keinginan/harapan” Paulus sebagai pengikut
Kristus yaitu mengenal Kristus dalam kuasa kebangkitanNya, persekutuan
dalam penderitaanNya. Paulus percaya bahwa dalam Kristus ia akan
mendapatkan kehidupan yang kekal bersamaNya, ia dipanggil untuk
mengikuti jejak hidup Yesus dalam ajaran cinta kasihNya, ia tahu dalam
Yesus tidak ada yang sia-sia. Inilah yang dimaksud tujuan iman kita yaitu
hidup dalam pengenalan akan Kristus!
1
Kata "sampah" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata benda adalah : barang
atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dsb; kotoran spt daun, kertas dan juga
'hina' (= rendah kedudukan atau keji, tercela; tidak baik - tentang perbuatan, kelakuan).
f. Ayat 12: Paulus menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna,
termasuk dirinya sendiri. Tetapi di dalam ketidaksempurnaan itu, Paulus
tidak membuat alasan untuk tidak memenuhi/menolak panggilan Kristus!
Kristus sendirilah yang telah memilihnya!
g. Ayat 13-14: dalam bagian ini, Paulus mengatakan tujuan hidupnya
sebenarnya adalah seperti untuk mendapatkan sebuah ”hadiah” berupa
”panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”. Ia menekankan hidup
”melupakan2 apa yang ada dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang ada di hadapanku dan berlari kepada tujuan untuk mendapatkan
hadiah”. (lihat Filipi 3: 20-21). Tiga dimensi waktu dihadirkan Paulus dalam
tulisannya ini: Paulus tidak lagi hendak mengingat-ingat "masa
lalu"nya  ("melupakan apa yang telah di belakangku" - ay 13), sebab
bagi Paulus, hidupnya baru saja dimulai saat ia mengenal Yesus
Kristus dan ia siap berjalan maju  (" mengarahkan diri kepada apa yang
di hadapanku" - ay 13) menuju masa depan bersama Kristus ("berlari-lari
kepada tujuan" - ay 14) dengan kata lain bisa kita singkat dalam sebuah
kalimat bijak: Masa lalu adalah pengalaman, masa kini adalah kesempatan
dan Masa Depan adalah Harapan. "Yesterday is History, tomorrow is a
mystery, but today is a gift, that is why it’s called a present"
4. Penutup:
a. Firman ini tidaklah untuk mengecilkan segala usaha dan kerja kita yang
bertujuan untuk mendapatkan ”rejeki, jabatan, materi,dll” atau untuk
mendapatkan ”bentuk-bentuk kebahagian yang kita idamkan”. Firman ini
berusaha untuk ”mengingatkan, men-support” kita semua untuk ”tidak
melupakan tujuan hidup yang sesungguhnya” sebagai orang-orang Kristen
seperti yang disampaikan Paulus. Tanamkan nilai nilai ajaran firmanNya
dalam segala apa yang kita kerjakan/usahakan.
b. Paulus punya tanda-tanda lahiriah (apa yang dimilikinya) sebagai Yahudi
yang ”bisa saja” ia sombongkan tetapi ia tidak melakukannya, karena ia
menyadari bahwa sebagai pengikut Kristus yang harus ditumbuhkan
adalah kerendahan hati mencontoh pada ajaran cinta kasih Yesus Kristus!
Sikap seperti inipun harus tumbuh dalam diri kita masing-masing sebagai
pengikut Kristus! Pergunakan apa yang di-anugerahkan Tuhan untuk
memenuhi tujuan iman kita yaitu melakukan apa yang Tuhan perintahkan

2
"Melupakan" (Inggris : forgetting; Yunani : epilanthanomenos | ἐπιλανθανόμενος) di sini
adalah Paulus mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya dan tidak atau dengan
sengaja tidak mengingat-ingat apa yang telah terjadi di dalam hidupnya sebagai fase untuk
dia tak move on.
dalam hidup kita. Buku Ende HKBP No. 261:1 mengatakan: Pandang si
tujuon, ima Yesus i (yang jadi tujuan, hanya Yesus).
c.Ayat 13 dari firman ini juga mengajarkan kepada kita bahwa seorang yang
bisa ”Move On” atau melangkah maju ke depan dengan rasa optimis
termasuk dalam hal mengikut Yesus sebagai tujuan hidup adalah mereka
yang mau hidup berdamai pada masa lalu, berdamai pada diri sendiri dan
berdamai pada sekitar. Mari mengarahkan hati dan pikiran kita kepada
Kristus! Jadikan pelajaran yang berharga akan masa lalu atau setiap yang
kita alami.
d. Segala sesuatu yang kita kerjakan untuk mendapatkan tujuan kita
masing masing mari kita lakukan dengan prinsip seperti yang diajarkan
Paulus ”bersukacita senantiasa”. Apabila dengan benar, Kristus kita
letakkan sebagai tujuan iman/hidup kita maka kita tidak akan mudah jatuh
kepada rasa kekecewaan, mudah menyerah, karena kita punya keyakinan
bahwa Allah yang menguasai hidup kita, Allah tahu yang terbaik untuk kita
dapatkan, dan apa yang kita alami termasuk yang terberat sekalipun itu
tak melebihi kekuatan kita!. Paulus menempatkan tujuan
hidupnya/imannya adalah Kristus, ketika Allah memanggilnya ia
menerima, dan walaupun ternyata dalam keterpanggilannya
memberitakan firman penuh dengan penderitaan, ditanggap, sakit, namun
Paulus melihat bahwa dengan apa yang dialaminya itu dia semakin dekat
kepadaNya, semakin merasakan penyertaanNya, semakin merasakan
kuasaNya dalam segala apa yang dikerjakanNya, Tuhan tak pernah
meninggalkanya karena dia tahu bahwa dia berharga bagi Tuhan.
Demikian juga kita!. Amin

CATATAN:_______________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

_________________________________________________________________
By: Pdt. Charles P. Sihombing- 28 Maret 2022
– wa: 0822-6887-9338; Hp (Ber-Telepon): 0822-6099-5430

Anda mungkin juga menyukai