Tanda-tanda Alam saat kematian Yesus antara lain: cuaca menjadi gelap, gempa bumi, bait
Allah terbelah, petir menyambar
TRITUNGGAL MAHAKUDUS
Isi Dogma tentang Tritunggal Maha Kudus menurut Katekismus Gereja Katolik, yang
telah berakar dari zaman jemaat awal: a). Tritunggal adalah Allah yang satu. Pribadi ini tidak
membagi-bagi ke- Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah
‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama
seperti Bapa; dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah
dengan kodrat ilahi yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam
Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan
seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya
di dalam Putera. b). Walaupun sama dalam kodrat ilahinya, namun ketiga Pribadi ini berbeda
secara nyata satu sama lain, yaitu berbeda di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa
yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan. c). Ketiga
Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak
membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antar Pribadi
Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan Bapa, dan Roh Kudus
dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu, yaitu Allah.
Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman ada banyak hal yang kitalakukan, yang
mengungkapkan iman kita akan Allah Tritunggal Mahakudus.Ungkapan-ungkapan itu antara
lain sebagai berikut:
Tanda Salib
Membuat Tanda Salib (menandai diri dengan salib) sebelum dan sesudah berdoa merupakan
ungkapan yang khas bagi Umat Katolik. Pada saat membuat tanda salib kita mengucapkan
kata-kata yang mengungkapkan iman akan Tritungggal: “Dalam nama Bapa dan Putera dan
Roh Kudus, Amin”. Dengan membuat tanda salib kita hendak mengungkapkan iman akan
karya penyelamatan Allah yang sejak semula sudah direncanakan dan dilaksanakan Bapa
dengan berbagai cara, dan yang secara khusus dinyatakan dalam sengsara dan wafat serta
kebangkitan Putera-Nya, Yesus Kristus, dan yang berkat Roh Kudus masih berlangsung hingga
sekarang ini.
Doa Kemuliaan (Gloria)
Madah kemuliaan yang biasanya kita nyanyikan merupakan pujian atas kebesaran karya
keselamatan Allah. “Kemuliaan kepada Allah di Surga.” Kita tahu bahwa Allah telah turun dari
Surga untuk keselamatan kita dan untuk mengangkat kita “ke atas” manusia yang kecil yang
mengagumi karya kebesaran Allah. Dalam madah ini, kita juga memuji Putera Allah yang
setara dengan Bapa, yang “menghapus dosa dunia”, yang menebus kita. Dalam penutup
madah ini, kita sekali lagi mengingat hidup Allah Tritunggal; dan Kristus Penebus kita, yang
mewahyukan Bapa bersama dengan Roh Kudus, sekali lagi menjadi pusat cinta kasih dan
pujian kita
Syahadat/Credo
Isi Syahadat/Credo, dengan sangat jelas mengungkapkan iman akan Allah Tritunggal
Mahakudus. Syahadat atau credo merupakan ringkasan seluruh sejarah karya penyelamatan
Allah, mulai dari penciptaan, penjelmaan, kesengsaraan, wafat, kebangkitan, kenaikan ke
Surga, kedatangan Roh Kudus, kedatangan Kristus kembali, misteri Gereja, sakramen-
sakramen sampai dengan kehidupan kekal. Oleh karena itu, setiap kali kita mengucapkan
Syahadat/Credo kita mengenangkan seluruh sejarah penyelamatan yang dilaksanakan oleh
Allah Tritunggal
Mahakudus.
Doksologi
Doksologi artinya doa pujian. Doa ini diucapkan pada akhir dari Doa Syukur Agung pada waktu
Perayaan Ekaristi. Doa Doksologi berbunyi: “Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan
perantaraanNya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah
Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segala masa”. Umat
menjawab “Amin”.
Pembaptisan
Pembaptisan yang dilaksanakan dalam Gereja Katolik menggunakan rumusan Trinitas. Pada
waktu membaptis, Imam mengucapkan, “N .............. (Nama orang yang dibaptis) Aku membaptis
kamu: dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” Melalui pembaptisan ini, orang yang dibaptis
dipersatukan dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus.