Dalam Doa Bapa Kami terdapat kata-kata “Datanglah Kerajaan-Mu”. Yang dimaksud
Kerajaan-Mu adalah Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga. Apakah yang dimaksud dengan
Kerajaan Allah itu?
Kata “Kerajaan Allah” bukan berarti daerah kekuasaan Allah. “Kerajaan Allah” berarti
Allah sendiri yang tampil sebagai Raja
Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel sering menyebut Allah (Yahwe) sebagai Raja.
Allah diimani mereka sebagai Raja yang kuat, yang berkuasa, yang berdaulat. Kekuatan,
kekuasaan dan kedaulatan Allah itu misalnya dialami oleh bangsa Israel dalam peristiwa
penyeberangan Laut Merah (lih. Kel 15:11-13; Ul 3:24; Bil 23:21 dst). Sebagai Raja,
Allah adalah Raja yang adil (baca Mzm 146:6-10), yang melindungi orang miskin (lih.
Im 25: 35-55). I Raja yang Mulia (Mzm 24: 8,10) Raja yang berkuasa atas seluruh bumi
(lih. Mzm 47:8), dan berkuasa untuk selama-lamanya (Mzm 29:10).
Dalam bangsa Yahudi pada zaman Yesus, ditemukan beberapa paham tentang makna
Kerajaan Allah, diantaranya adalah sebagai berikut:
Ciri khas pewartaan Yesus ialah bahwa kedatangan Allah sebagai Raja Penyelamat
dinyatakan akan terjadi dengan segera.
Pewartaan Kerajaan adalah pewartaan kerahiman Allah dan karena itu merupakan warta
pengharapan.
Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan, untuk membebaskan
dunia secara total dari kuasa kejahatan (lih. Luk 10:18).
Maka sabda Yesus tertuju kepada orang yang menderita (lih. ”Sabda bahagia”: Luk 6:20-
23 dsj.).
Pewartaan Yesus bukan janji-janji lagi.
Dalam diri Yesus, Kerajaan Allah telah datang, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarnya” (Baca Luk 4:14-32).
Kerajaan Allah adalah panggilan dan tawaran rahmat Allah, dan manusia harus
menerimanya dengan sikap iman yang dinyatakan dalam perbuatan yang baik.
Dalam dunia saat ini, kita melihat banyak pembunuhan, pemerkosaan, penindasan,
korupsi, perkelahian, dan sebagainya.
Ada kesan Allah tidak atau belum memerintah di bumi ini.
Memang kerajaan Allah belum terlaksana dengan sepenuh-penuhnya, tetapi sudah mulai
nyata.
Sebab melalui Yesus, pemerintahan Allah sudah mulai menerobos masuk ke dalam dunia
yang rusak ini.
Sejak kedatangan Yesus, lebih-lebih sejak kebangkitan-Nya dari alam maut dan sejak
turunnya Roh Kudus atas orang-orang yang percaya kepada-Nya, Allah mulai meraja di
bumi ini.
Ia mulai meraja dengan sepenuh-penuhnya baru dalam diri Yesus, sebab hanya Dialah
yang seluruhnya dirajai Allah.
Tetapi mulai dari Yesus, pemerintahan Allah semakin meluas, sebab setiap langkah yang
diambil oleh Yesus (kini melalui Gereja- Nya) menawarkan keselamatan kepada mereka
yang dijumpai-Nya.
Dengan demikian terbukalah jalan bagi pemerintahan Allah di dunia ini, sehingga kita
dapat pula melihat daftar peristiwa-peristiwa cerah yang membawa banyak harapan.
Untuk dapat menjadi warga Kerajaan Allah kita dapat belajar dari “Sabda Bahagia” yang
diwartakan Yesus yaitu dalam hidup sepenuhnya kita harus menyandarkan diri kepada
kekuatan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan.
Untuk itu kita harus rela melepaskan raja-raja yang lain, seperti harta dan kehormatan,
dan rela pula mempertaruhkan segala-galanya, termasuk diri sendiri, demi Sang Raja.