Anda di halaman 1dari 2

BAB II: YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH

A. Kerajaan Allah sebagai Pokok Pewartaan Yesus – (Ringkasan)

 Dalam Doa Bapa Kami terdapat kata-kata “Datanglah Kerajaan-Mu”. Yang dimaksud
Kerajaan-Mu adalah Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga. Apakah yang dimaksud dengan
Kerajaan Allah itu?
 Kata “Kerajaan Allah” bukan berarti daerah kekuasaan Allah. “Kerajaan Allah” berarti
Allah sendiri yang tampil sebagai Raja
 Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel sering menyebut Allah (Yahwe) sebagai Raja.
Allah diimani mereka sebagai Raja yang kuat, yang berkuasa, yang berdaulat. Kekuatan,
kekuasaan dan kedaulatan Allah itu misalnya dialami oleh bangsa Israel dalam peristiwa
penyeberangan Laut Merah (lih. Kel 15:11-13; Ul 3:24; Bil 23:21 dst). Sebagai Raja,
Allah adalah Raja yang adil (baca Mzm 146:6-10), yang melindungi orang miskin (lih.
Im 25: 35-55). I Raja yang Mulia (Mzm 24: 8,10) Raja yang berkuasa atas seluruh bumi
(lih. Mzm 47:8), dan berkuasa untuk selama-lamanya (Mzm 29:10).
 Dalam bangsa Yahudi pada zaman Yesus,  ditemukan beberapa paham tentang makna
Kerajaan Allah, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kerajaan Allah yang bersifat Politis


Kerajaan Allah yang damai dan sejahtera hanya akan terwujud bila Allah tampil
sebagai seorang tokoh politik yang dengan gagah berani mampu memimpin
bangsa Israel melawan penjajah Romawi dan para penindas rakyat.

2. Kerajaan Allah yang Bersifat Apokaliptis


Kelak pada akhir zaman Allah akan menegakkan Kerajaan-Nya dan
membebaskan manusia dari segala penderitaan.

3. Paham Kerajaan Allah yang Bersifat Yuridis-Religius


Mereka memandang Hukum Taurat sebagai wujud Kekuasaan Allah yang
mengatur manusia. Maka mereka yang sekarang taat kepada hukum Taurat sudah
menjadi warga Kerajaan Allah. Tetapi, jika tidak melakukan apa yang dituntut
dalam hukum Taurat mereka tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Mesias sebagai tokoh agama yang mampu menegakkan hukum Taurat.

 Ciri khas pewartaan Yesus ialah bahwa kedatangan Allah sebagai Raja Penyelamat
dinyatakan akan terjadi dengan segera.

 Pewartaan Kerajaan adalah pewartaan kerahiman Allah dan karena itu merupakan warta
pengharapan.
Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan, untuk membebaskan
dunia secara total dari kuasa kejahatan (lih. Luk 10:18).
Maka sabda Yesus tertuju kepada orang yang menderita (lih. ”Sabda bahagia”: Luk 6:20-
23 dsj.).
Pewartaan Yesus bukan janji-janji lagi.
Dalam diri Yesus, Kerajaan Allah telah datang, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarnya” (Baca Luk 4:14-32).

 Pewartaan Yesus mengenai Kerajaan Allah ditujukan kepada pertobatan manusia.


Ia memanggil orang supaya siap siaga menerima Kerajaan Allah bila datang.
Dalam hubungan ini mengesanlah betapa ditekankan oleh Yesus sifat “rahmat” Kerajaan:
“Bapa memberikan Kerajaan” (Luk 12:32; juga 22:29).
Oleh karena itu orang harus menerima Kerajaan “seperti kanak-kanak” (Mrk 10:14 dsj.;
lih. juga Luk 6:20 dsj.).
Tawaran rahmat itu sekaligus merupakan tuntutan mutlak: “Kamu tidak dapat sekaligus
mengabdi kepada Allah dan kepada mamon (uang)” (Mat 6:24).

 Kerajaan Allah adalah panggilan dan tawaran rahmat Allah, dan manusia harus
menerimanya dengan sikap iman yang dinyatakan dalam perbuatan yang baik.

 Dalam dunia saat ini, kita melihat banyak pembunuhan, pemerkosaan, penindasan,
korupsi, perkelahian, dan sebagainya.
 Ada kesan Allah tidak atau belum memerintah di bumi ini. 
Memang kerajaan Allah belum terlaksana dengan sepenuh-penuhnya, tetapi sudah mulai
nyata.
Sebab melalui Yesus, pemerintahan Allah sudah mulai menerobos masuk ke dalam dunia
yang rusak ini.
Sejak kedatangan Yesus, lebih-lebih sejak kebangkitan-Nya dari alam maut dan sejak
turunnya Roh Kudus atas orang-orang yang percaya kepada-Nya, Allah mulai meraja di
bumi ini.

 Ia mulai meraja dengan sepenuh-penuhnya baru dalam diri Yesus, sebab hanya Dialah
yang seluruhnya dirajai Allah.
Tetapi mulai dari Yesus, pemerintahan Allah semakin meluas, sebab setiap langkah yang
diambil oleh Yesus (kini melalui Gereja- Nya) menawarkan keselamatan kepada mereka
yang dijumpai-Nya.
Dengan demikian terbukalah jalan bagi pemerintahan Allah di dunia ini, sehingga kita
dapat pula melihat daftar peristiwa-peristiwa cerah yang membawa banyak harapan.

 Untuk dapat menjadi warga Kerajaan Allah kita dapat belajar dari “Sabda Bahagia” yang
diwartakan Yesus yaitu dalam hidup sepenuhnya kita harus menyandarkan diri kepada
kekuatan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan.
Untuk itu kita harus rela melepaskan raja-raja yang lain, seperti harta dan kehormatan,
dan rela pula mempertaruhkan segala-galanya, termasuk diri sendiri, demi Sang Raja.

Anda mungkin juga menyukai