Anda di halaman 1dari 3

Ibadah Keluarga 26 Juni 2023

Hendaklah Kamu Penuh Dengan Roh (Efesus 5: 17-18)

Pendahuluan

Dalam judul perikop yang ditentukan LAI, bagian ini termasuk dalam nasihat: “Hidup sebagai
Anak-anak Terang”, yang adalah kelanjutan dari pasal “Manusia Baru.” Ini berarti, setelah
bicara tentang bagaimana Allah memilih kita (orang-orang percaya dalam Kristus Yesus) supaya
kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (1:2,4), Paulus menghendaki adanya pembaruan diri
dalam setiap orang percaya. Jadi, orang yang sudah percaya kepada Kristus, tidak hanya
berubah „status keagamaannya‟ tetapi juga karakter dan gaya hidup.

Pemahaman Konteks

Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus mempunyai tujuan yaitu memperkuat ajaran dan
pemahaman hidup Kristen bagi umat Kristen di Efesus. Tujuan ini berangkat dari kehidupan
umat Kristen di Efesus yang terpengaruh oleh kebudayaan Yunani. Sebagian dari umat Kristen
ikut menyembah dewi dari bangsa Yunani yaitu dewi Artemis. Mereka juga mempraktikkan
berbagai gaya hidup orang-orang Yunani yang jelas bertentangan dengan gaya hidup Kristen
menurut ajaran Paulus. Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus ini terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama adalah Efesus 1 – 3 yang merupakan dasar teologi tentang etika hidup Kristen yaitu
kasih karunia Allah. Bagian kedua adalah Efesus 4 – 6 berbicara mengenai etiket gaya hidup
Kristen.

Tafsiran

Ayat 17: Rasul Paulus menegaskan kepada umat Kristen di Efesus untuk tidak menjadi bodoh.
Kata bodoh (aphrones) di sini tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan intelektual, tetapi
lebih menekankan pada ketidakmampuan untuk memilih secara bijaksana. Dalam diri manusia,
Tuhan memberikan kehendak bebas. Kehendak bebas itu yang membuat manusia bisa memilih,
namun seringkali pilihan manusia bukanlah berdasarkan pada kehendak Tuhan. Paulus
mendorong jemaat Kristen di Efesus mengerti lebih dahulu Kehendak Tuhan agar mereka tidak
jatuh dalam kebodohan.
Ayat 18: Rasul Paulus menegaskan kepada umat Kristen di Efesus untuk tidak mengikuti gaya
hidup orang Yunani. Dalam kebudayaan Yunani, ada sebuah kegiatan yang bernama symposium.
Dalam symposium, ada sebuah pesta besar-besar yang dalamnya penuh dengan minuman-
minuman beralkohol, salah satunya adalah Anggur. Pesta ini bukanlah pesta biasa. Symposium
adalah salah satu pesta yang dirayakan untuk menyembah Dewi Artemis yaitu dewi kesuburan di
Yunani. Cara penyembahannya adalah dengan melakukan hubungan asusila di tengah pesta
tersebut. Sebagian dari umat Kristen di Efesus terpengaruh dengan symposium ini sehingga
mereka pun ikut menyembah dewi Artemis. Sesuatu yang bertolak belakang dengan ajaran Rasul
Paulus mengenai gaya hidup Kristen. Rasul Paulus menegaskan bahwa dibandingkan memenuhi
diri dengan anggur, lebih baik untuk memenuhi diri dengan roh. Memenuhi diri dengan Roh
berarti berupaya menggunakan waktu yang ada (ay. 16) untuk memahami Kehendak Tuhan
(ay.17).

Relevansi

Mari mulai dengan pertanyaan reflektif: apakah susah bagi kita untuk mengerti kehendak
Tuhan? Sebenarnya, mengerti kehendak Tuhan tidak susah karena beginilah firman TUHAN:
Yesus pun berkata; "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya
pintu dibukakan (Mat 7:7-8).” Ini berarti, bagi kita yang sungguh-sungguh menanyakan/
mencari tahu kehendak Tuhan, tidak mungkin Tuhan tidak memberitahu atau menyatakan. Akan
tetapi, benar yang dikira Paulus bahwa yang membuat kita tidak mengetahui kehendak Tuhan
bukan karena Tuhan tidak memberitahu atau menyatakan tetapi kitalah yang seringkali
menggunakan kehendak bebas kita dengan semau-maunya kita, tetap mengandalkan kemampuan
dan pemikiran diri sendiri, sudah diberitahu tetapi tidak mau mengerti, mendengar atau enggan
menanggapi karena tidak susai dengan apa yang diharapkan lalu menghiraukan dengan apa yang
Tuhan nyatakan.

Paulus dalam Efesus 5: 17-18 menjelaskan kepada kita untuk belajar menggunakan Kehendak
bebas dengan bijaksana. Seperti sudah dijelaskan bahwa kehendak bebas adalah pemberian dari
Tuhan. Namun, seringkali manusia menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih pilihan-
pilihan yang jauh dari Kehendak Tuhan. Rasul Paulus mendorong kita untuk mengupayakan
kehendak bebas yang ada pada kita untuk mengerti dan memahami Kehendak Tuhan.
Pertanyaannya, bagaimana cara kita untuk mengerti dan memahami Kehendak Tuhan? Caranya
adalah dengan Hidup yang dipenuhi oleh Roh. Upaya kita untuk mengerti dan memahami
Kehendak Tuhan akan membuat kita mulai mengerti untuk menggunakan waktu yang ada
dengan bijaksana (ay.16). Waktu sendiri adalah milik Tuhan, bukan milik manusia. Jangan
sampai kita masuk dalam salah satu tipu muslihat iblis yang nyata diangkat Paulus dalam
suratnya ini adalah ketika kita sulit membedakan antara mabuk anggur dengan kepenuhan
roh. Dalam kenyataannya, orang yang diibaratkan mabuk anggur adalah yang mengerjakan
segala sesuatu, termasuk pelayan, tanpa bisa mengendalikan diri/ hawa nafsu (ambisius, ingin
menjadi pusat perhatian, ingin mengua-sai, ingin didengar dan dipatuhi, ingin dihargai dan
dihormati, mengejar materi, dll) sehingga hasil dari perbuatan/ pekerjaan/ pelayanannnya
bukannya sesuatu yang menyelamatkan malah mengacaukan. Berbeda dari itu, orang yang
dipenuhi roh akan bekerja dalam takut akan Tuhan dan berusaha membangun hubungan yang
baik dengan sesamanya. Sekalipun kesempatan untuk kita bekerja seperti itu tidak banyak
karena tipu muslihat iblis lebih menguasai dunia namun kita harus dapat melihat adanya
kesempatan itu dan mempergunakan sebaik mungkin sebagaimana yang dikehendaki Tuhan
kepada kita melalui FirmanNya. Semoga Firman Tuhan menguatkan kita selalu. Amin.

Anda mungkin juga menyukai