Anda di halaman 1dari 5

Iman, Moral dan Etika Kristen Oleh Daniel Marshal 1206260620

Iman (bahasa Yunani: pisti) adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai "percaya" (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda). Alkitab Terjemahan Baru (TB) mencatat kata "iman" sebanyak 155 kali. Menurut Paulus, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibrani 11:1).

Dalam kehidupan umat kristiani, Iman digunakan sebagai jembatan dalam menjalin hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam kehidupan umat kristiani, seringkali uman membantu manusia untuk menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan dan juga menjadi suatu pegangan yang teguh bagi mereka dalam melakukan segala sesuatu. Dalam praktek iman, iman menuntut penyerahan total dari pemiliknya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan paham antara manusia dengan Tuhan. Terkadang apa yang Tuhan minta kita lakukan memang tidak bisa masuk ke dalam akal manusia, namun oleh karena iman kita harus melakukan hal tersebut, mau tak mau. Oleh karena itulah iman sebagai fondasi umat kristiani digunakan sebagai jembatan penghubung manusia dengan Tuhan.

Dalam Alkitab juga dijelaskan bahwa semua tokoh-tokoh suci dalam alkitab, memiliki iman yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Dari tokoh-tokoh alkitab tersebut, dapat kita lihat bahwa iman tersebut menunjukkan beberapa hal yaitu: adanya keyakinan akan Firman Tuhan, harapan akan janji Tuhan, ketaatan kepada perintah dan panggilan Tuhan, pengakuan terhadap eksistensi Tuhan, serta penyerahan diri yang total kepada Tuhan.

Moral (Bahasa Latin Moress) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Menurut KBBI, kata moral berarti ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral

adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbedabeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

Seperti kita tahu dari pengertian di atas, moral berasal dari nilai-nilai agama atau budaya yang dianut. Dalam kehidupan umat kristiani, moral yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bersesuaian dengan nilai-nilai yang telah dianut agama Kristen, yaitu seperti yang telah dituliskan dalam Alkitab dan sesuai dengan Yesus Kristus. Alkitab serta pola hidup Yesus sudah selayak dan sepantasnya menjadi budaya umat kristiani. Memang, moral terkadang bersifat subjektif karena hanya berdasarkan pada kepercayaan tertentu, namun yang perlu diketahui bahwa kita dapat melihat apakah moral itu baik secara umum dari hasil perbuatan kita.

Seiring penerapan moral, dalam diri manusia juga memiliki hati nurani. Hati nurani sudah ada dalam diri manusia seiring pengertian manusia akan moral. Menurut Franz Magnis Suseno, hati nurani adalah sanggar suci Allah, tempat dimana Allah bernaung dalam diri manusia dan berbicara melalui hati manusia. Hati nurani selalu menunjukkan jalan yang benar kepada manusia. Biasanya hati nurani menunjukkan jalan yang benar kepada manusia, namun kita juga tak bisa memungkiri bahwa hati nurani tersebut bisa rusak. Hal ini terjadi karena manusia seringkali mengabaikan suara hati atau telah didoktrin oleh sebuah pengertian yang salah.

Dalam kehidupan umat kristiani, alkitab serta pola hidup Yesus memang sudah menjadi moral dan seperti kita tahu bahwa para umat kristiani juga sudah mengetahui moral yang baik dan mana yang jahat. Sayangnya kemauan untuk menerapkan ini dalam kehidupan sehari-hari tidak muncul. Seringkali manusia mengingkari hati nuraninya yang menunjukkan jalan yang benar. Akibatnya pengetahuan kita tentang moral menjadi sia-sia.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Walaupun Alkitab bukan sekedar daftar perintah dan larangan, namun Alkitab memberi kita instruksi terinci mengenai seharusnya kita hidup sebagai orang Kristen. Alkitab adalah satu-satunya kitab yang kita perlukan untuk mengetahui bagaimana menghidupi kehidupan Kristen. Namun demikian Alkitab tidak secara eksplisit menguraikan segala situasi yang kita akan hadapi dalam kehidupan kita. Kalau begitu bagaimana Alkitab cukup? Di situlah giliran Etika Kristen.

Sains mendefinisikan etika sebagai, serangkaian prinsip moral, kajian mengenai moralitas. Karena itu Etika Kristen adalah prinsip-prinsip yang disarikan dari iman Kristen yang menjadi dasar tindakan kita. Walaupun Firman Tuhan mungkin tidak menyinggung dan membicarakan seluruh situasi yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan kita, prinsipprinsipnya memberi kita standar yang harus kita ikuti dalam situasi-situasi di mana tidak ada instruksi yang eksplisit. Misalnya, Alkitab tidak berbicara secara eksplisit mengenai penggunaan obat-obat terlarang, namun berdasarkan prinsip-prinsip yang kita pelajari melalui Alkitab kita tahu bahwa itu salah.

Dengan menggunakan prinsip-prinisp yang kita temukan dalam Kitab Suci orang-orang Kristen dapat menentukan jalan yang harus ditempuh dalam situasi apapun. Dalam kasus-kasus tertentu ini merupakan hal yang sederhana, seperti peraturan hidup yang terdapat dalam Kolose 3. Dalam kasus-kasus lain kita perlu menggali lebih dalam. Cara yang terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan mendoakan Firman Tuhan. Roh Kudus mendiami setiap orang percaya dan bagian dari peranan-Nya adalah mengajar bagaimana seharusnya kita hidup: Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama -Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang

telah Kukatakan kepadamu (Yohanes 14:26). Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatudan pengajaranNya itu benar, tidak dustadan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia (1 Yohanes 2:27). Jadi ketika kita mendoakan Kitab Suci, Roh Kudus akan menuntun kita dan mengajar kita. Dia akan menunjukkan kita prinsip yang kita perlu pegang dalam situasi tertentu.

Jadi dalam kehidupan umat kristiani, iman, moral serta etika tidak bisa dipisahkan dan ketiganya salin berkaitan. Iman menunjukkan moral kita yang kemudai moral tersebut menjadi etika setelah dipraktekkan. Dalam perjalanannya, Tuhan selalu mengingatkan akan moral Kristen melalui hati nurani. Sayangnya hati nurani kita tak selalu kita dengarkan sehingga banyak umat Kristen yang tidak menampilkan Kristus dalam dirinya.

Referensi :
http://www.gotquestions.org/Indonesia/etika-Kristen.html http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_Kristen http://id.wikipedia.org/wiki/Moral http://id.wikipedia.org/wiki/Iman Betakore, Joel. Dkk. 2012. Membangun Pribadi Berkarakter Mulia. Depok : Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai