Anda di halaman 1dari 7

Nama : FLORENSI MARLIS ABLELO

Nim : 2210020043
Prodi : AKUNTANSI
Sem/kls : 2/A
Hari/tgl : Jumat 17 maret 2023
UTS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Dosen Pengampuh: Pdt. Netty Fanggidae – Dubu, S. Si-Teol., M. Si

1. Carilah sejumlah ungkapan dalam Alkitab yang berbeda-beda tentang bagaimana


gambaran yang diberikan tentang Allah! Dari situ buatlah kesimpulan sendiri tentang
bagaimana Anda menyapa Allah dalam doa, ibadah, dan puji-pujian.
2. Tulislah refleksi anda tentang peran agama khususnya agama kristen dalam pembentukan
dan pengembangan kepribadian kristen.
3. Dalam pergaulan muda mudi jalan sekarang ini, banyak yang menyimpang dari ajaran
Kristiani, menurut anda apa yang harus di lakukan mahasiswa Kristen dalam menjaga
pergaulan yang sesuai dengan ajaran kekristenan?
4. Jelaskan dan uraikan Kekristenan seperti halnya orang Israel hanya percaya pada satu
TUHAN (Ulangan 6:4). Tapi ternyata ada doktrin Trinitas. Apa yang ALKITAB saksikan
tentang doktrin trinitas?
5. Analisislah kasus di bawah ini berdasarkan etika dan moral kristiani.
Ada satu pasang keluarga yakni keluarga Heinz, orangnya sederhana saja.
Istrinya menderita sakit yang sulit diobati, dan tinggal menunggu waktu. Di kota
yang sama, hiduplah seorang apoteker atau tukang obat yang berhasil menemukan
sejenis obat yang bisa mengobati penyakit yang diderita oleh istri Heinz melalui
kerjakeras dan penelitiannya. Heinz dengan harap-harap cemas berusaha membeli
obat itu, namun harganya tidak terjangkau oleh Heinz. Walaupun ia sudah berusaha
dengan berbagai cara, si apoteker tidak relamemberi obat itu untuk istri Heinz. Lalu
dalam keputusasaan dan didorong oleh kecintaan kepada sang istri, ia akhirnya
mencoba mencuri obat itu dan tertangkap, lalu dipenjara.
siapakah yang salah dalam kasus ini? Tentu saja ada hukum negara yang melarang mencuri
bukan? Apakah sikap Heinz salah karena berusaha menyelamatkan sang istri tercinta?
Apakah sang apoteker benar mempertahankan harga obat yang mahal itu karena telah
berkorban meneliti dan membuatnya? Adakah prinsip-prinsip yang lebih utama yang
dipakai Heinz untuk membenarkan tindakannya? Apakah
ada prinsip mendasar yang barangkali diabaikan oleh si apoteker dalam menentukan
sikapnya? prinsip apakah yang menuntun keputusannya? Apa hubungan iman dan moralitas serta
karakter dari kasus sini?

JAWABAN

1. Terdapat banyak ungkapan dalam Alkitab yang memberikan gambaran tentang Allah.
Berikut adalah beberapa contoh:

A. Allah sebagai Sang Pencipta dan Sang Penyelamat:

"Sebab dengan berat hati Aku menciptakan dia, dan Aku akan membawa dia kembali;
sebab Dialah TUHAN, Allahmu" (Hosea 11:8)

B. Allah sebagai Bapa yang Pengasih:

"Lihatlah betapa besar kasih Bapa yang diberikan kepada kita: kita dipanggil anak-anak
Allah, dan demikianlah kita menjadi anak-anak itu" (1 Yohanes 3:1)

C. Allah sebagai Allah yang Kudus:

"Maka berfirmanlah Ia: "Jangan dekat-dekat, tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab
tempat yang engkau pijak ini adalah tanah yang kudus" (Keluaran 3:5)

D. Allah sebagai Hakim yang Adil:

"Tetapi Allah yang adil itu: Ia akan membalas penderitaan yang menimpa kamu dan akan
memberikan ketenangan kepada kamu, yang kena aniaya bersama-sama dengan kamu,
pada waktu Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya dari sorga dengan para malaikat yang
berkuasa dan dalam nyala api" (2 Tesalonika 1:6-7)

E. Allah sebagai Penguasa yang Mahakuasa:


"Sebab aku yakin, bahwa baik kematian maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, ataupun kuasa-
kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu lain yang dijadikan, tidak
akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"
(Roma 8:38-39)

Berdasarkan beberapa contoh di atas, kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa
Allah memiliki sifat-sifat yang beragam dan kompleks. Dia adalah Sang Pencipta, Bapa
yang Pengasih, Allah yang Kudus, Hakim yang Adil, dan Penguasa yang Mahakuasa. Oleh
karena itu, dalam doa, ibadah, dan puji-pujian, saya akan menyapa Allah dengan mengakui
dan menghormati sifat-sifat-Nya yang beragam. Saya akan memohon kepada-Nya sebagai
Sang Pencipta dan Sang Penyelamat, bersyukur kepada-Nya sebagai Bapa yang Pengasih,
menyembah-Nya sebagai Allah yang Kudus, memohon keadilan-Nya sebagai Hakim yang
Adil, dan menyatakan ketaatan kepada-Nya sebagai Penguasa yang Mahakuasa.

2. Agama, khususnya agama Kristen, memainkan peran penting dalam pembentukan dan
pengembangan kepribadian Kristen. Agama Kristen memberikan prinsip-prinsip moral dan
nilai-nilai yang dapat membentuk cara pandang dan sikap hidup seseorang. Selain itu,
agama Kristen juga mengajarkan tentang kasih, belas kasih, dan pengampunan, yang dapat
membantu seseorang untuk berkembang dalam hubungan dengan orang lain dan dengan
Tuhan. Salah satu aspek penting dari agama Kristen dalam pembentukan dan
pengembangan kepribadian Kristen adalah pengajaran tentang kerendahan hati. Pengajaran
ini mengajarkan bahwa setiap orang adalah sama di hadapan Tuhan dan bahwa tidak ada
yang lebih tinggi dari yang lain. Hal ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti toleransi,
saling menghargai, dan saling membantu. Selain itu, agama Kristen juga mengajarkan
tentang pentingnya memaafkan dan berdamai dengan sesama manusia, yang dapat
membantu seseorang untuk mengatasi kesulitan dalam hubungan interpersonal dan
memperkuat nilai-nilai moral.

Agama Kristen juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup,
dengan memperhatikan aspek rohani, fisik, mental, dan sosial. Pengajaran ini dapat
membantu seseorang untuk mengembangkan kepribadian yang seimbang dan untuk
menghindari perilaku yang tidak sehat atau merugikan.
Selain itu, agama Kristen juga mengajarkan tentang pentingnya melayani dan mengasihi
orang lain, terutama orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk
mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain, dan membentuk
kepribadian yang berorientasi pada pelayanan dan kasih. Secara keseluruhan, agama
Kristen dapat membantu seseorang untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian
yang kuat dan positif, yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan spiritual yang baik.
Pengajaran agama Kristen dapat membantu seseorang untuk menjalin hubungan yang baik
dengan sesama manusia dan dengan Tuhan, serta mendorongnya untuk melayani dan
mengasihi orang lain. Oleh karena itu, agama Kristen memainkan peran penting dalam
membentuk dan mengembangkan kepribadian Kristen.

3. Sebagai seorang mahasiswa Kristen, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga
pergaulan yang sesuai dengan ajaran kekristenan dalam pergaulan muda-mudi saat ini:

A. Menjalin hubungan dengan orang-orang Kristen yang sejalan dengan keyakinan dan
nilai-nilai yang sama, sebagai bentuk dukungan dan pengarahan yang positif dalam
pergaulan muda-mudi.

B. Memperdalam pengetahuan tentang ajaran kekristenan dan memahami prinsip-prinsip


moral dan etika Kristen yang sejalan dengan ajaran Alkitab, sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pergaulan muda-mudi.

C. Membuat komitmen untuk menjaga integritas pribadi dan nilai-nilai Kristen dalam
pergaulan muda-mudi, dengan menghindari godaan-godaan yang bertentangan dengan
ajaran kekristenan, seperti pergaulan bebas, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan
sejenisnya.

D. Menjadi teladan dalam pergaulan muda-mudi dengan menunjukkan sikap dan perilaku
yang baik dan positif, serta berani memperjuangkan nilai-nilai Kristen dalam pergaulan
sehari-hari.

E. Melakukan aktivitas-aktivitas yang mendukung pergaulan sehat dan positif, seperti


bergabung dengan komunitas atau organisasi Kristen, serta mengikuti kegiatan sosial dan
pelayanan di gereja atau masyarakat.
F. Membuka diri untuk berdiskusi dan berdialog dengan orang-orang dari latar belakang
yang berbeda, dengan tetap menjaga prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai Kristen yang
sejalan dengan ajaran Alkitab.

Dalam menjaga pergaulan yang sesuai dengan ajaran kekristenan, hal yang paling penting
adalah memperkuat iman dan hubungan dengan Tuhan, serta selalu mengambil keputusan-
keputusan yang bijak dan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang baik.

4. Doktrin Trinitas adalah suatu konsep teologis yang diterima dalam Kekristenan, bahwa
Allah adalah satu dalam tiga pribadi yang sama-sama ilahi, yaitu Allah Bapa, Allah Putra
(Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus. Konsep ini tidak terdapat secara eksplisit dalam
Alkitab, tetapi ada beberapa ayat yang memberikan indikasi atau implikasi mengenai
doktrin ini.

A. Keberadaan tiga pribadi ilahi yang sama-sama Allah. Dalam Perjanjian Baru, terdapat
beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan tiga pribadi ilahi yang sama-sama Allah,
seperti dalam Matius 28:19, di mana Yesus Kristus memerintahkan murid-murid-Nya
untuk membaptis dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

B. Yesus Kristus sebagai Allah yang menyatakan diri dalam bentuk manusia. Dalam
Perjanjian Baru, Yesus Kristus sering menyatakan dirinya sebagai Anak Allah atau sama-
sama dengan Allah. Contohnya adalah dalam Yohanes 10:30, di mana Yesus menyatakan
"Aku dan Bapa adalah satu."

C. Roh Kudus sebagai pribadi ilahi yang bersatu dengan Bapa dan Putra. Dalam beberapa
ayat di Perjanjian Baru, Roh Kudus disebutkan bersama-sama dengan Bapa dan Putra,
seperti dalam 2 Korintus 13:13, di mana Rasul Paulus menuliskan "Kasih karunia Tuhan
Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua."

Meskipun doktrin Trinitas tidak secara eksplisit dijelaskan dalam Alkitab, hal ini diakui
dan diterima oleh mayoritas denominasi Kristen sebagai suatu kebenaran yang diajarkan
dalam Alkitab secara tersirat maupun tersurat. Konsep ini penting karena menegaskan
bahwa Allah adalah satu, tetapi juga menunjukkan kompleksitas dan kemuliaan Allah yang
tidak terbatas.
5. Dalam kasus ini, terdapat beberapa aspek yang bisa dianalisis dari sudut pandang etika dan
moral Kristen:

A. Kewajiban moral Heinz sebagai suami untuk merawat dan menyelamatkan nyawa
istrinya. Dalam pandangan moral Kristen, Heinz memiliki kewajiban untuk merawat dan
melindungi istrinya. Hal ini didasarkan pada prinsip kasih yang terdapat dalam ajaran
Kristen. Oleh karena itu, dalam situasi yang mendesak seperti ini, Heinz mungkin merasa
bahwa mencuri obat adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan istrinya.

B. Hukum negara yang melarang tindakan mencuri. Meskipun Heinz merasa bahwa
tindakannya wajar untuk menyelamatkan nyawa istrinya, hukum negara tetap melarang
tindakan mencuri. Oleh karena itu, Heinz tetap harus bertanggung jawab atas tindakannya.

C. Tanggung jawab moral apoteker untuk menyediakan obat untuk orang yang
membutuhkan. Dalam pandangan moral Kristen, apoteker memiliki tanggung jawab moral
untuk membantu orang yang membutuhkan obat. Oleh karena itu, dalam situasi ini,
apoteker seharusnya mempertimbangkan situasi Heinz dan memungkinkan Heinz membeli
obat dengan harga yang wajar.

D. Hubungan antara iman dan moralitas. Dalam pandangan Kristen, iman dan moralitas
saling terkait. Prinsip-prinsip moral dalam ajaran Kristen membimbing keputusan dan
tindakan orang Kristen. Oleh karena itu, dalam kasus ini, Heinz mungkin
mempertimbangkan prinsip kasih dan kewajiban moralnya sebagai seorang suami untuk
menyelamatkan istrinya.

Dalam kesimpulannya, dalam kasus ini, tindakan Heinz dalam mencuri obat tidaklah benar,
karena bertentangan dengan hukum negara. Namun, dari sudut pandang moral Kristen,
tindakan Heinz dapat dipahami sebagai suatu bentuk tanggung jawab moral sebagai suami
dan kewajiban untuk melindungi nyawa istrinya. Di sisi lain, apoteker seharusnya
mempertimbangkan situasi Heinz dan membantu orang yang membutuhkan obat. Oleh
karena itu, di dalam mempertimbangkan tindakan dan keputusan moral, orang Kristen
diarahkan oleh prinsip-prinsip moral dalam ajaran Kristen.

Anda mungkin juga menyukai