Anda di halaman 1dari 21

ILMU PENGETAHUAN , TEKNOLOGI , DAN SENI

1 Sejarah hubungan iman Kristen dengan ilmu pengetahuan


Manusia mulai merenungkan dirinya diluar Allah sejak masa Renaissance pada abad 15-16 dan padaabad 17-18 ratio menjadi dasar pengukuran objek-objek ciptaan, hal ini bertolak-belakang dengan pandangan sebelumnya, dimana Alkitab dan Wahyu Allah yang dijadikan tolak ukur dari ciptaan.Lebih jauh lagi, terjadi konflik antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan. Ditengah situasi ini banyak orang Kristen yang menjauhi gereja, tetapi tidak sedikit juga orang Kristen yang mau membelakebenaran dari Alkitab. Sampai dengan sekarang tetap dirasakan adanya perseteruan antara keduanya.Agama sendiri merupakan ilmu pengetahuan keduanya tidak perlu dipertentangkan.Dalam agama Kristen ada dua sikap terhadap ilmu pengetahuan yang pertama, menolak segala perkembangan ilmu pengetahuan, sikap kedua, menerima dan mencerna setiap perkembangan, tanpamelihat pandangan agamanya. Kedua sikap ini tidak bermanfaat dalam memecahkan persoalan yangada.Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di duniayang secara hebat mempengaruhi manusia.Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknyadapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamentaldalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen.Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.Alkitabyang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannyadaari zaman ke zaman.Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikansegala sesuatunya ada sebelum manusia ada.Lalu Bagaimanakah orang Kristen bersikap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?Apakah menerima atau menolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?Ada yang menolak dan tidak sedikit yang menerima teknologi. Penolakan terjadi karena beranggapanhidup sederhana merupakan pola hidup yang paling cocok untuk manusia, sedangkan bagi yang proterhadap teknologi mengganggap teknologi mengambil peranan penting dalam hidup serta bagi masadepan manusia. Lebih jauh terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, iptek dapat menjadisuatu agama bila kita tidak menyadari konsep iptek yang sebenarnya dan peranannya dalam hidupmanusia (dapat menentukan baik/ buruknya hidup manusia).Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman1. Zaman gereja mula-mulaPada masa ini belum ada persoalan mengenai iman dan akal budi/ ilmu pengetahuan. Seiring perkembangannya, muncul golongan Gnostik, Montanus, Marcion, mereka merupakan golongan yangmemberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai pasal-pasal iman, dan hal itu hanyasebatas pengajaran. Otoritas Alkitab belum dipermasalahkan pada masa ini.2. Zaman sholastik Mulanya universitas (di Eropa) memiliki hubungan dengan gereja maupun teologi, namun akhirnya lepas dari gereja dan teologi. Sejak masa itu terjadi masalah antara iman dan akal budi. Sebagaicontoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu, seperti Anselmus (1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam artinya aku percaya maka aku mengerti. Pandanganyang bertolak belakang dengan perkataannya diutarakan oleh Petrus Abelardus (10791142) yaitu akumengerti agar aku percaya. Dari kedua pandangan tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya perbedaan pandangan yang sangat mendasar sekali dalam lingkungan Kristen sekali pun.Thomas Aquinas (1225-1274) menggabunkan teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles, hal inimengakibatkan teologia Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang beranggapan bahwamanusia mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum sempurna dan

memerlukanrahmat Allah.Pandangan dari zaman ini akhirnya ditinggalkan, karena orang menganggap ini hanyalah sebuah permainan pikiran yang didalamnya terdapat berbagai macam pandangan oleh para tokoh. Kurang bermanfaat bagi hubungan antara iman dan keKristenan dengan akal budi dan pengetahuan.3. Zaman renaissanceManusia sudah mengembangkan pikirannya secara bebas, terutama pemikiran dan penyelidikanmengenai alam semesta. Nicholas Copernicus (1473-1543) berhasil mengeser teori geocentrisnyaPlotomeus,dengan mengeluarkan teori heliocentis, hal ini pun dapat menjadi penggoyah kepercayaanorang terhadap gereja dan otoritas Alkitab sendiri pun dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadireformasi gereja, yang dicetuskan oleh Martin Luther dan John Calvin.4. Zaman rasionalismePada zaman ini ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara terbukaterlihat perseteruan antara iman dan akal budi. Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kenbangkitanIlmu Pengetahuan Alam.Beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (16461716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahlimatematika,menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logikamanusia. Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia dalam tiga tahapanyaitu teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama dianggap sesuatu yang sudah lalu.Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan Sumber iptek adalah AllahAlkitab mengatakan Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allahsebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannyamenjadi lebih baik lagi. Iptek bagi kemuliaan AllahKeluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi merekadengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segalarancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampumenyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semuaitu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).Kejadian 11 :1-9 tentang pembangunan menara Babel menunjukkan betapa manusia begitu sombongdengan kemampuan yang dimiliki. Mereka menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mencari nama, membangun kota dengan menara sampai ke langit supaya Tuhan tidak menyerakkanmanusia ke seluruh bumi (ayat 4). Hal ini melawan kehendak Tuhan yang mengatakan bahwamanusia harus bertambah banyak memenuhi bumi (Kej 1:28). Karena itu Allah kemudian murka kepada manusia dan mengacaubalaukan bahasa dan menyerakkan manusia ke seluruh bumi sehingga pembangunan kota itu berhenti.Sikap terhadap iptek Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita bagaimana harus bersikap terhadap perkembangan iptek. TakutTuhan merupakan dasar pengertian yang benar tentang ilmu pengetahuan dan hikmat dari Tuhanmerupakan pegangan supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena iptek.Sering kali iblis memakai iptek untuk memperdaya kita melalui tipu muslihatnya. Internet, ponsel,televise, mobil, bahkan apapun bisa membuat kita jatuh dalam pencobaan. Apapun bentuk pencobaannya, sadar atau tidak sadar iptek sering kali membuat kita terlena.Efesus 6 : 10-17 membekali kita untuk berperang melawan tipu muslihat iblis.a. Perisai iman dan ketopong keselamatanDengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan maka kita telah menjadimilik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi perisai yang melindungi kita sehingga si jahat tidak akandapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika kita berada dalam posisi sulit dalam pencobaan, kita tahudan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita karena kita adalah milik-Nya. b. Pedang RohFirman Allah Firman Allah menjadi pelita saat berjalan dalam dunia yang semakin gelap (119:105). Membacafirman Tuhan setiap hari membuat kita semakin mengerti kehendak Tuhan. Firman Tuhan yangtertanam dalam hati menjadi senjata bagi kita untuk melawan godaan-godaan dari si jahat. Bahkanorang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan bertumbuh dan berbuah seperti pohonyang ditanam di tepi aliran air (Mzm 1: 1-3). Orang yang sungguh-sungguh merenungkan danmelakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari dosa tapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain.Berdoa

Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa kitamengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh Tuhan bekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam pencobaandengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan.Akhirnya kenakanlah sluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tindakan.

2 Dominasi Iman Terhadap Sains


A. IMAN Secara umum yang disebut iman atau percaya adalah menerima kesaksian orang lain. Dalam Roma 10 : 7, dikatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaranh oleh Firman Kristus. Iman juga berarti : mengamini berita yang dibawa kepadanya sebagai berita yang benar. Iman adalah cara bereksistensi dari hidup yang baru oleh karena Roh, artinya hidup yang baru yang dikuasai oleh Roh Kudus. Hidup dari iman berarti hidup dalam persekutuan dengan Kristus sebab hidup dalam persekutuan dengan Kristus sama artinya dengan hidup dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Oleh karena iman adalah cara bereksistensi dari hidup yang baru yang dikuasai oleh Roh Kudus maka didalam iman itu pertama- tama harus terdapat unsur- unsure : 1. Unsur ketaatan Dalam Roma 1 : 5, Rasul Paulus berkata bahwa ia dipanggil menjadi rasulitu un tuk menuntun semua bangsa supaya mereka percaya dan taat kepada nama Tuhan Yesus Kristus. Hal ini disebabkan karena iman kepada injil sebagai pemberitaan berita keselamtan yang berdaulat. Iman sebagai ketaatan tidak dapat dilepaskan dari pada isi injil sebab iman adalah mentaati isi injil. 2. Unsur pengetahuan Adapun yang menjadi isi pengetahuan iman adalah kehendak Tuhan Allah. Iman akan kehendak Allah adalah dasar kekuatan bagi kehidupan Kristen. Menurut Rasul paulus, pengetahuan tentang kehendak Allah itu harus diusahakan oleh semua orang percaya baik secara individu maupun secara bersama- sama. Dalam Kolose 1 : 9, Rasul paulus mendoakan agar jemaat di Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. 3. Unsur mempercayai Iman bukan hanya soal akal, melainkan soal seluruh kehidupan manusia. Menurut Roma 10 : 9, iman adalah soal hati, soal inti manusia. Orang yang beriman mempercayai segala janji dan kuasa Allah ( Rm 4 : 11,17-21 ), tidak menyandarkan diri kepada perkara duniawi ( Filipi 3:3 ) melainkan menyerahkan dirinya secara mutlak kepada karunia Allah ( II Korintus 13 : 5, I Korintus 16 : 13 ). Mempercayai atau mengandalkan ini juga berdasarkan pengetahuan akan Tuhan Allah ( Galatia 4 : 9 ) 4. Unsur harapan Oleh karena iman juga diarahkan kepada Kristus maka iman juga dihubungkan dengan harapan. Sebab Kristus adalah harapan Kristen, bersamaan dengan iman dan pegetahuan. Jika dipandang dari segi manusia, iman dapat disebut tindakan manusia dalam mengulurkan tangannya untuk menerima panggilan Tuhan Allah, atau didalam mengambil berita kegirangan yang ditawarkan opleh Tuhan Allah, sehingga pemberian kasih karunia Allah tadi menjadi kenyataan didalam hidupnya.

B. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI 1. Ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah hasil usaha manusia didalam menyelidiki alam dan seisinya dengan cara mengamati, menganalisa dan menggolong- golongkan secra teratur dan teliti, kemudian disimpulkan sehingga merupakan metode yang berguna untuk mengungkapkan kebenaran kebenaran baru samapi batas kewenagannya. 2. Tekhnologi Kata tekhnologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata TACHNE dan LOGOS . Tekhnologi dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan perkakas- perkakas atau alat- alat yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia Oleh karena itu secara lengkap, ilmu pengetahuan dan tekhnologi ( IPTEK ) merupakan hasil penelitian manusia terhadap alam semesta ( dunia dan sekitarnya ) dan dirinya sendiri, yang kemudian disusun dan dirumuskan secara logis dan sistimatis, sehingga mudah dipahami, dipelajari dan dievaluasi. Ilmu penegetahuan dan tekhnologi diciptakan untuk menolong manusia dalam memahami dirinya, lingkungannya dan sesamanya serta mempermudah manusia dalam menjalankan aktifitas kehidupannya. Walaupun dalam kenyataannnya IPTEK sangat berguna bagi manusia tetapi disisi lain IPTEK juga dapat merusak manusia dan sekitarnya. Hal tersebut bisa terjadi bila IPTEK teresbut disalahgunakan oleh manusia. Bahkan oleh manusia, IPTEK juga dapat dipakai untuk melawan Tuhan.

C. HUBUNGAN ANTARA IMAN DAN ILMU PENEGTAHUAN- TEKHNOLOGI Pembicaraan mengenai iman berkaitan dengan agama karna melalui agama maka manusia bisa memilkim iman kepada Allah. Agama memberi sumbangan yang berarti dalam rangka memotivasi manusia mempelajari dan mengembangkannya dirinya demi keselamatannya. Dipihak lain, tantangan terbesar dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi adalah bahwa agama bisa menjadi kurang atau tidak relevan lagi dalam memecahkan persoalan hidup manusia. Selain itu disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dapat dibuktikan secara empiris, dapat saja merosotkan iman seseorang sehingga tidak percaya lagi pada kebenaran agama bilama temuan ilmu pengetahuan ternyata berbeda dengan deskripsi kitab suci keagamaan seseorang. Singkatnya, kemajuan ilmu pemgetahuan dan teknologi dapat menjadi ancaman bagi kehidupan beragama manusia. Jadi, bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi tetap diusahakan berkembang, tetapi juga iman dan taqwa manusia dalam kehidupan beragamanya ditingkatkan? Karena itu haruslah dicari hubungan yang bermakna anatara iman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan yang bagaimanakah di antara keduanya yang dapat dipertanggungjawabkan? Tantangan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu terasa di Indonesia, karena ideology pancasila yang mengasumsikan semua orang percaya kepada Tuhan, maka secara publik jarang ada orang mempertanyakan eksistensi Tuhan dan Kebenaran dari apa yang dianggap penyataan ilahi dalam kitab-kitab suci keagamaan. Hal ini tak berarti bahwa secara individual orang tak secara kriteria mempertanyakan dasar iman mereka. Undang-undang system pandidikan nasaional juga secara tegas merumuskan tujuan pendidikan nasional pertama-tama untuk meningkatkan keimanana dan ketaqwaan terhadap Tuhan, meskipun juga turut memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi . Hubungan iman dan ilmu pengetahuan dalam sejarah kekristenan dapat disederhanakan dalam dua bagian yakni : c.1. Dominasi iman terhadap ilmu pengetahuan Didunia Barat, etmapat kekristenan berasal, khususnya selama abad pertengahan, kita menyakssikan adanya dominasi iamn atas ilmu pengetahuan. Teologi yang menjadi acuan iman orang Kristen dianggap sebagai ratu ilmu pengetahuan, telah ditempatkan sebagai ukuran kebenaran untuk segala

hal, bukan hanya soal iman dan etika. C2. Dominasi ilmu pengetahuan terhadap iman/ agama Tantangan terbesar atas agama/ iman dalam abad ilmu pengetahuan adalah keberhasilan metode ilmu pengetahuan. Nampaknya ilmu pengetahuan memberikan satu-satunya jalan yang dapat dipercaya menuju kepada penegetahuan( knowledge ). Banyak orang menganggap sains ( ilmu pengetahuan ) bersifat obyektif, universal, rasional dan didasarkan pada bukti observasi yang kuat.Sedangkan agama pada sisi lain bersifat subyektif, parochial ( sempit skopnya ),emosional dan didasrkan pada tradisi atau sumber kewibawaan yang saling bertentangan satu sama lain. Bagaimankah sikap Kristen terhadap hubungan antara ilmu pengetahuan dan iman ? Kita tidak terlalu optimistic dan mengagung-agungkan tekhnologi sebagai penolong / penyelamat karena hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan.Pengagungan terhadap tekhnonlogi dapat berkembang menjadi sikap yang mendewakan tekhnologi yang akan membawa manusia kepada penyangkalan akan kedaulatan Allah atas kehidupan manusia. Kita tidak terlalu pesimis dengan kemajuan tekhnologi sebab tekhnologi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sesungguhnya adalah perwujudan dan ekspresi yang sah dari kapasitas manusia dan merupakan kontribusi esensial bagi kesejahteraannya. Agama konvensional Barat, seperti halnya pada sains Barat, ia berevolusi dalam lingkungan reduksi yang sama dan menggunakan hewan-hewan dalam jumlah besar serta cenderung menjadi reduksionis dengan cara yang sama dalam orientasi intinya. Misteri Ilahi yang tak terbatas pada umumnya direduksi menjadi suatu sosok otoritas yang menghakimi dan sering dijabarkan dengan berdasarkan ciri-ciri dan sifat manusia; manusia direduksi menjadi entitas fana yang berpusat pada diri sendiri dan terpisah dimana bisa dipilih atau diselamatkan atau dikutuk ke dalam keabadian neraka atau surga dengan berdasarkan satu masa kehidupan yang berlalu dengan cepat; dan hewan-hewan, pohon-pohon, ekosistem, serta semua alam direduksi hanya untuk menjadi pendukung yang bisa dibuang ke dalam drama ini. Seperti halnya sains, lembaga agama telah cenderung untuk memperkuat dominasi terhadap hewan, wanita, dan alam serta untuk melestarikan kepentingan kelompok kecil penguasa yang terpandang. Seperti halnya sains, lembaga tersebut cenderung menjadi hierarkis, patriarkat, dan eksklusif, dan seperti halnya sains, lembaga itu memberitahukan kita agar tidak mengandalkan kebijaksanaan batin kita sendiri, melainkan mengandalkan kekuasaan luar. Seperti halnya sains reduksionis, yang bersikeras pada pemisahan obyektif antara diri dan dunia, agama konvensional Barat bersikeras pada dualisme utama dari Pencipta dan ciptaan, Tuhan dan dunia. Semua keyakinan akan suatu keterpisahan mendasar antara kita dan yang Ilahi, telah memperkuat ilusi keterpisahan yang juga disebarkan oleh sains reduksionis.

3 DOMINASI SAINS TERHADAP IMAN


Sungguh mengherankan dan instruktif bahwa sementara sains dan agama konvensional berdebat tiada henti saudara-saudara yang bertengkar itu sama-sama menganut mitologi reduksionis sains holistis telah menemukan panduan yang memberi ilham dan berguna serta penegasan dari tradisi agama yang progresif dan non-Barat seperti teologi pembebasan dan banyak tradisi pribumi, juga tradisi Timur seperti Taoisme, Buddhisme Mahayana, Sikhisme, dan Vedanta. Tradisi-tradisi agama ini cenderung telah berevolusi dalam budaya dan sub-budaya di mana hewan-hewan tidak direduksi secara sistematis menjadi komoditas. Khayalan reduksionis atas keterpisahan mendasar sangat diritualisasikan di dalam hidangan kita sehari-hari sehingga secara tak terhindarkan memaksakan dirinya ke dalam kehidupan agama kita. Kita sering diberitahukan saat kanak-kanak bahwa kita akan dikucilkan dari surga kecuali jika kita menyetujui seperangkat kepercayaan yang eksklusif!

Ajaran-ajaran agama utama pada umumnya memberitahukan bahwa kita akan menjadi istimewa jika kita menyetujui suatu kepercayaan yang eksklusif. Mereka jarang meragukan pilihan makanan kita yang kejam melainkan mendorong hal itu dengan menyatakan bahwa hewan-hewan tidak memiliki jiwa dan bahwa Tuhan memberikan hewan-hewan kepada kita untuk dimakan dan mereka bahkan mensponsori barbekyu, babi panggang, ikan goreng, dan ayam kalkun untuk makan malam dalam komunitas masyarakat di berbagai penjuru Amerika. Belum terlalu lama berselang, ketika kaisar Constantine pada abad ke-4 membuat agama Kristen sebagai agama negara Romawi yang menekankan tentang prinsip vegetarian, namun sepenuhnya ditindas dan nyatanya malah dianggap menentang dogma, dan menurut laporan, Constantine malah memerintahkan orang-orangnya untuk menuangkan lelehan timah ke dalam kerongkongan umat Kristen yang menolak makan daging hewan.11 Ajaran Kristen asli mengenai pengampunan harus ditindas dan diputarbalikkan agar diterima oleh budaya penggembalaan yang dominan, dan ajaran mencerahkan mengenai Ia yang hidup dengan pedang harus mati oleh pedang menjadi suatu ironi yang pahit. Dengan menafsirkan sifat keilahian yang transenden sebagai sifat maskulin, agama konvensional mendewakan sifat maskulin dengan cara yang sama seperti yang dilakukan sains, dan menekan sifat feminin, yang memelihara dan menghubungkan. Bahkan saat ini, ketika pada hakikatnya tidak ada teolog yang berani berdebat bahwa Roh tanpa batas yang disebut dengan kata Tuhan bisa dikatakan lebih tergolong pria daripada wanita, kita masih mengajar anak-anak kita sebagaimana yang diajarkan kepada kita, bahwa Ia (pria) adalah Tuhan. Di dalam budaya penggembalaan kuno, kaum prialah yang berperang, menggembala ternak, dan memerkosa, dan pada dasarnya sama dengan saat ini. Dengan menekankan sifat maskulin dari Tuhan, budaya penggembalaan mengabsahkan etos mereka tentang dominasi, kekejaman, dan pembunuhan. Faktanya, seperti yang ditunjukkan oleh J. R. Hyland, bentuk pemujaan utama di dalam budaya penggembalaan kuno adalah membunuh hewan korban untuk menyenangkan para dewa.12 Yang ditekankan dalam ini semua adalah gagasan mendasar bahwa Tuhan adalah gembalakusuatu ide yang mengerikan saat kita renungkan bahwa kenyataan dari budaya penggembalaan adalah menyebarkan ajaran ini. Sang penggembala memperbudak, mengebiri, dan membunuh domba, kambing dan sapi miliknya dengan tiada ampun, dan makhluk-makhluk ini, sebagaimana mereka sekarang, tidak berdaya di dalam tangannya yang maha berkuasa. Keinginan besar untuk diselamatkan mungkin diturunkan langsung dari hal ini. Kegagalan kita yang terus-menerus untuk menyelamatkan hewan-hewan dengan kemurahan hati kita mungkin mendorong kita kepada kekhawatiran yang menggelisahkan atas penyelamatan diri kita sendiri. Penyelamatan dari apakah, tepatnya? Mungkin dari konsekuensi atas tindakan kita? Atau secara lebih tradisional, dari kutukan ke dalam api neraka? Dari manakah datangnya kekuatan bayangan ini? Mungkinkah hal itu berkaitan dengan para gembala yang selama berabad-abad memandang melalui api pada tubuh-tubuh hewan yang hangus dan yang telah mereka kutuk dan bunuh sebagai persembahan korban, dan yang akan mereka makan?

4 TEORI EVOLUSI & IMAN KRISTEN

Dalam amanat kepada suatu rapat Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan, Paus Yohanes Paulus II memang menyampaikan komentar mengenai evolusi dan menghargai perkembangan ilmu pengetahuan dalam menjelaskan asal-mula kehidupan dan proses penciptaan. Namun demikian, Bapa Suci juga menggarisbawahi keselarasan antara bukti-bukti ilmiah dengan kebenaran-kebenaran iman, dan antara ilmu pengetahuan dengan teologi, Pemikiran akan metode yang dipergunakan dalam berbagai ilmu pengetahuan memungkinkan keselarasan antara dua sudut pandang yang tampaknya bertentangan. Pengetahuan observasi menggambarkan dan mengukur dengan ketepatan yang terlebih lagi manifestasi penggandaan kehidupan sementara teologi merangkum maknanya terakhir sesuai rancangan sang Pencipta. Sebelum membahas masalah evolusi lebih lanjut, marilah kita terlebih dahulu melihat kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian dan kebenaran-kebenaran iman yang terungkap di dalamnya. Patut kita ingat bahwa Kitab Kejadian tidak dimaksudkan sebagai suatu penjelasan ilmiah mengenai bagaimana penciptaan terjadi. Tiga bab pertama dari Kitab Kejadian yang menceritakan penciptaan, jatuhnya manusia ke dalam dosa, dan janji keselamatan, bukanlah suatu teks fisika atau biologi yang menyajikan pemahaman ilmiah tentang manusia dan dunia. Melainkan, kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian merupakan suatu karya teologi yang berpusat pada siapa, mengapa dan apa itu penciptaan. Ditulis berabad-abad sebelum kelahiran Kristus, para penulis kudus yang diilhami, di bawah bimbingan Roh Kudus merangkai suatu kisah untuk menangkap kebenaran-kebenaran Tuhan dan ciptaan-Nya. Karena Abraham hidup kurang lebih tahun 1850 SM, kisah-kisah dalam Kitab Kejadian kemungkinan diwariskan secara lisan selama berabad-abad lamanya sebelum akhirnya diwariskan dalam bentuk tulisan. Guna memahami keindahan dan pentingnya makna kisah Kejadian, kita perlu melihat budaya-budaya kafir di sekitar bangsa Yahudi. Mereka hidup di antara beragam budaya, masing-masing dengan kepercayaannya sendiri, pula dengan kisah penciptaannya sendiri. Sebagai contoh, bangsa Babilonia mempunyai kisah yang disebut Enuma Elish. Dalam kisah ini, Dewa Apsu dan Dewi Tiamat memperanakkan dewa bernama Ea, yang memperanakkan seorang putra bernama Marduke. Ea membunuh Apsu, dan Marduke membunuh Tiamat. Dari jasad Tiamat, Marduke menjadikan dunia. Marduke juga membunuh Kingu, penasehat Tiamat, dan dengan darah Kingu, Marduke menjadikan manusia. Sekte Matahari bangsa Mesir yang berpusat di kota Heliopolis menggambarkan bagaimana Atum-Re (atau Ra), dewa matahari dijadikan dari Nun, air yang bergolak. Atum-Re kemudian membuahi dirinya sendiri dengan melakukan tindak masturbasi ilahi dan membuahkan Shu (air) dan Tefnut (uap), dengan memberikan kepada mereka kekuatannya yang vital yang adalah Ka. Shu dan Tefnut menghasilkan Geb (bumi) dan Nut (langit), dan dewa-dewa lainnya. Kisah yang

sama ini menceritakan bagaimana manusia dijadikan dari airmata yang mengalir dari pelupuk mata Atum-Re. Sekte-sekte keagamaan bangsa Mesir lainnya juga mempunyai kisah-kisah penciptaan yang lain pula. Sekte di Memphis mengisahkan bagaimana Dewa Ptah telah mengandung di dalam hatinya dan telah berbicara dengan lidahnya hingga menghasilkan segala makhluk hidup. Sekte Elephantine menggambarkan bagaimana Dewa Khnum sebagai dewa ahli tembikar menjadikan segala makhluk hidup dari tanah liat dengan jentera pembuat tembikarnya. Tentu saja, beberapa unsur dari kisah-kisah ini mirip dengan kisah yang kita dapati dalam Kitab Kejadian, namun demikian perbedaan antara kisah-kisah ini dengan kisah dalam Kitab Kejadian sungguh besar. Coba perhatikan dengan cermat kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian 1:1-2:4. Di sana kita menemukan Allah yang mahakuasa, mahatahu, mahapengasih, kekal dan tak terbatas. Ia menciptakan dengan bebas menurut kebijaksanaan ilahi-Nya dengan digerakkan oleh kasih sejati. Tuhan menciptakan segala yang ada dari yang tidak ada (ex nihilo), menciptakan bahkan ciptaan yang darinya ciptaan dijadikan. Namun demikian, Tuhan berbeda dari ciptaan-Nya. Teks bahasa Ibrani mempergunakan kata bara untuk menciptakan, dan kata ini hanya dipergunakan untuk tindakan Tuhan atas dunia. Obyek yang diciptakan Tuhan selalu merupakan suatu yang baru, mengagumkan serta menakjubkan. Sabda Tuhan yang mencipta tidak hanya pribadi, penuh tanggung-jawab dan berhasil guna, melainkan juga memberi hidup. Dalam Kejadian, Tuhan menciptakan segalanya menurut suatu tata penciptaan yang amat teratur, mengikuti suatu rancangan tujuh hari. Angka tujuh dianggap sebagai bilangan yang sempurna bagi bangsa Yahudi. Meskipun `hari' pada umumnya berarti rentang waktu selama 24 jam, tetapi `hari' juga dapat dipergunakan untuk suatu masa, suatu waktu atau peristiwa tertentu (misalnya hari penghakiman), atau suatu periode waktu. Kita patut ingat bahwa Tuhan adalah tak terbatas dan karenanya tak dibatasi oleh waktu. Oleh sebab itu, dalam Kitab Kejadian, hari dan rangkaian waktu selama tujuh hari lebih menunjuk pada suatu rentang waktu yang terencana dengan maksud tertentu di mana Tuhan mencipta. Walau bukan merupakan suatu catatan ilmiah, kisah penciptaan mengikuti suatu rancangan ilahi yang masuk akal dari sudut pandang manusia. Dan yang lebih penting, di akhir setiap hari, Allah melihat ciptaan dan menganggap semuanya itu baik. Point mengenai betapa baiknya ciptaan itu ditekankan berulangkali guna menyangkal gagasan yang menyatakan bahwa dunia materi itu jahat, buruk atau rusak, seperti anggapan sebagian budaya atau sekte.

Kisah Kejadian mencapai puncaknya dengan penciptaan laki-laki dan perempuan, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (1:27). Ayat yang indah ini menekankan bahwa hanya laki-laki dan perempuan yang diciptakan seturut gambar dan citra Allah. Jadi, keduanya baik laki-laki maupun perempuan, meski berbeda, sama-sama merupakan gambar dan citra Allah. Dari keyakinan ini kita percaya bahwa Tuhan telah menciptakan dan memberikan kepada masing-masing kita suatu jiwa yang unik dan abadi. Kita akan segera dapat melihat perbedaan antara Kitab Kejadian dengan kisahkisah penciptaan menurut kebudayaan sekitarnya. Dalam Kejadian tidak ada keturunan para dewa-dewi; dalam Kejadian, Allah itu kekal. Sebaliknya, dalam kisah-kisah lainnya, penciptaan merupakan hasil dari tindakan seksual para dewa dewi, perebutan kekuasaan, pembunuhan, insiden, dan tindakan sembrono. Dalam Kejadian, Tuhan mencipta melalui KebijaksanaanNya - SabdaNya - dan Daya CiptaNya yang abadi, yang teratur, terencana, unik dan memiliki tujuan. Tidak seperti kisah-kisah penciptaan lainnya, Kejadian menekankan Allah yang Mahapengasih yang dengan bebas menciptakan semuanya baik, pula menciptakan manusia menurut gambar dan citra-Nya, menganugerahi masing-masing mereka suatu jiwa yang unik dan abadi. Tuhan dalam Kejadian bukan bagian dari ciptaan; melainkan, Tuhan yang jauh melampaui ciptaan, namun Ia ada guna menopang dan memelihara ciptaan yang baik dalam pandangan-Nya. Akhirnya, janganlah kita lupa bahwa segenap ciptaan - seluruh kisah Perjanjian Lama - mengarah pada Kristus dan mendapatkan maknanya yang sebenarnya dari Kristus melalui Siapa segala sesuatu diciptakan dan oleh Dia segala sesuatu diperdamaikan dengan DiriNya (bdk Kolose 1:15-20). Berdasarkan pemahaman di atas, bagaimana kita dapat menyelaraskan kisah Kejadian dengan teori-teori ilmiah Bing Bang dan evolusi? Pertama, kita patut ingat bahwa teori adalah suatu pernyataan, atau kisah, yang berusaha menjelaskan serangkaian peristiwa. Sama seperti Kejadian merupakan suatu kisah yang diilhami oleh Roh Kudus, yang menyajikan kebenaran-kebenaran akan penciptaan oleh Allah, maka Bing Bang yang dipadukan dengan evolusi membentuk suatu kisah atau teori yang berusaha menjelaskan bukti ilmiah seputar penciptaan. Menurut teori-teori ini, berjuta-juta tahun yang lalu, suatu ledakan - suatu Bing Bang - mengawali perkembangan alam semesta yang terus berlanjut hingga sekarang ini. Pada intinya, ciptaan telah mengalami evolusi dengan berlalunya waktu dan akan terus berevolusi. Namun demikian, kita harus berhenti sejenak dan melihat bahwa teori Bing Bang menyajikan penciptaan lebih sebagai suatu kebetulan, kesalahan dan kekacauan daripada suatu perkembangan yang ditata, dirancang dan direncanakan. Namun demikian, bukti-bukti ilmiah sungguh menguatkan teori ini, dan oleh sebab itulah Bapa Suci mengatakan, Sekarang ini pengetahuan baru menghantar kita untuk mengetahui bahwa teori evolusi lebih dari sekedar suatu hipotesa. Patut

dicatat bahwa Bapa Suci tidak mengatakan bahwa baik teori Bing Bang maupun teori evolusi menangkap seluruh kebenaran seputar penciptaan. Hingga sekarang ini, para ilmuwan masih terus menyempurnakan teori Bing Bang dan teori evolusi, teristimewa dalam terang penyelidikan DNA, penemuanpenemuan oleh teleskop ruang angkasa Hubbel milik NASA dan penemuanpenemuan fosil terbaru di padang gurung Nambian, sebelah barat-daya Afrika. Para ilmuwan yang jujur akan menjadi mereka yang pertama mengakui bahwa sesungguhnya mereka tidak memiliki semua jawaban mengenai penciptaan. Pertanyaan-pertanyaan masih belum terjawab, Jika evolusi memang terjadi, mengapa tidak ada ikan yang merangkak ke pantai atau kera yang berevolusi menjadi manusia? Jika Bing Bang adalah benar, dengan rangkaian reaksi kekacauannya, bagaimana kekacauan yang demikian menjadikan jagad raya dan segenap makhluk ciptaan, termasuk tubuh jasmani kita ini? Bagaimana kehidupan muncul, teristimewa kehidupan manusia dengan segala kemampuannya untuk berkreasi dan berpikir? Pertanyaan-pertanyaan yang demikian membuat orang mengakui bahwa ilmu pengetahuan tidak memiliki semua jawaban yang ingin kita ketahui, dan mungkin tidak akan pernah. Kita dapat menerima banyak dari penemuan-penemuan ilmiah dan namun tetap teguh berpegang pada kepercayaan akan Allah yang mahakuasa, yang mahatahu, yang abadi, yang dengan bebas dan dengan kasih-Nya mencipta dan terus membimbing ciptaan mencapai kesempurnaanya. Bahkan Einstein mengakui bahwa dalam hukum alam terdapat suatu Sebab yang mahaunggul hingga segala sesuatu yang muncul dalam pemikiran dan pemahaman manusia, hanyalah merupakan refleksi kosong belaka jika dibandingkan dengan-Nya. Lalu, bagaimana dengan Adam dan Hawa serta evolusi manusia? Di sini kita juga bergumul dengan ilmu pengetahuan, terutama dengan mereka yang bersikukuh bahwa manusia merupakan evolusi dari bentuk kehidupan yang lebih rendah. Kita juga bertanya-tanya bagaimana manusia berlipatganda dalam populasi sementara menurut Kejadian, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa yang dianugerahi tiga orang putera yaitu Kain, Habel dan Set, tetapi kemudian Kain berhubungan dengan isterinya yang tampaknya muncul tiba-tiba dalam kisah (Kejadian 4:17). Patut dicamkan bahwa ilmu pengetahuan berfokus pada bagaimana kita ada, sementara teologi lebih berfokus pada siapa kita. Lagipula, ilmu pengetahuan tidak memiliki semua jawaban, sementara Kitab Suci tidak menyajikan segala detail penciptaan. Para ahli anthropologi terus menyempurnakan teori-teori mereka mengenai perkembangan manusia dan transisi dari homo habilis ke homo erectus ke homo sapiens. Sesungguhnya, dengan mempelajari rangkaian-rangkaian DNA, Allan Wilson dari University of California di Berkeley, bersama para ilmuwan lainnya, berkesimpulan bahwa segenap umat manusia di dunia berasal dari satu leluhur perempuan yang sama (yang menariknya mereka sebut Hawa) yang hidup di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu. (Sejujurnya, para ahli anthropologi yang lain mengajukan kritik atas teori ini; lagi, membuktikan bahwa tak seorang pun memiliki detail lengkap mengenai penciptaan.)

Menanggapi penciptaan manusia dan evolusi, Paus Pius XII dalam ensikliknya Humani Generis (1950) mengingatkan bahwa dalam iman Katolik, kita percaya bahwa Tuhan secara langsung menciptakan dan menghembuskan suatu jiwa yang unik ke dalam setiap individu. (Dalam amanatnya, Paus Yohanes Paulus II mengutip Humani Generis dan menggaris-bawahi kebenaran ini.) Mengenai Adam dan keturunannya, Paus Pius XII menegaskan, Sebab umat beriman tak dapat berpegang pada pendapat yang menyatakan bahwa setelah Adam, ada di dunia ini manusia-manusia lain yang tidak berasal dari keturunannya sebagai leluhur pertama semua orang, ataupun bahwa Adam mewakili sejumlah leluhur pertama. Sekarang tampaknya tidak mungkin bagaimana pendapat yang demikian dapat diselaraskan dengan sumber-sumber kebenaran yang diwahyukan dan dengan pernyataan dari dokumen-dokumen otoritas mengajar Gereja sehubungan dengan dosa asal, yang diwariskan dari suatu dosa yang sesungguhnya dilakukan oleh pribadi Adam dan yang melalui generasi ke generasi diwariskan kepada semua orang dan ada dalam setiap orang sebagai miliknya. Pernyataan sekarang tampaknya tidak mungkin tidak berarti bahwa tidak pula di kemudian hari. Merefleksikan kisah Kejadian dan keselarasannya dengan ilmu pengetahuan, Kardinal Ratzinger [sekarang Paus Benediktus XVI] dalam suatu homili menyampaikan, Kita harus memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa proyek agung penciptaan makhluk hidup bukanlah hasil dari suatu kebetulan atau kesalahan. Bukan pula hasil dari suatu proses seleksi di mana kebenaran-kebenaran ilahi dapat dianggap sebagai tak masuk akal, tak ilmiah dan bahkan sekedar dongeng. Proyek agung penciptaan makhluk hidup menunjuk pada suatu Sebab yang mencipta dan memperlihatkan kepada kita suatu Inteligensi yang mencipta, dan mereka melakukannya dengan lebih terang dan lebih cemerlang sekarang ini daripada sebelumnya. Dengan demikian, kita dapat mengatakan sekarang ini dengan suatu kepastian dan sukacita baru bahwa manusia sungguh merupakan suatu proyek ilahi di mana hanya Intelegensi yang mencipta, yang kuat dan agung serta hebat yang dapat mengandungnya. Manusia bukan suatu produk kesalahan melainkan sesuatu yang dikehendaki; manusia adalah buah kasih. Ia dapat mengungkapkan dari dirinya sendiri, bahasa dari Inteligensi yang mencipta yang berbicara kepadanya dan menggerakkannya untuk mengatakan, `Ya, Bapa, Engkau menghendaki aku.' Dari pernyataan Kardinal Ratzinger ini, kita melihat perlunya menghargai pemahaman ilmiah sembari mempertahankan kebenaran-kebenaran iman. Katekismus Gereja Katolik meringkasnya dengan baik, Dari semua pernyataan Kitab Suci mengenai penciptaan, tiga bab pertama dari buku Kejadian mendapat tempat yang khusus. Dilihat dari sudut sastra, teks-teks ini dapat mempunyai sumber yang berbeda. Pengarang-pengarang yang diilhami menempatkannya pada awal Kitab Suci. Dalam bahasa yang meriah mereka dengan demikian mengungkapkan kebenaran mengenai penciptaan, asal dan tujuannya dalam Allah, peraturan dan kebaikannya, mengenai panggilan manusia dan akhirnya mengenai drama dosa dan harapan akan keselamatan. Kalau dibaca dalam cahaya Kristus, dalam kesatuan Kitab Suci dan dalam tradisi Gereja yang hidup, ungkapanungkapan ini merupakan sumber utama untuk katekese mengenai misteri-misteri `awal': penciptaan, jatuhnya ke dalam dosa, janji keselamatan (No 289).

5 HAKEKAT TEKNOLOGI DAN SENI

A. Pengertian Sains, Teknologi dan Seni 1. Sains Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, dan bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians. Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi). Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses unruk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hokum-hukum alam. Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalanpersoalan secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkemabangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi. 2. Teknologi Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan

tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian teknologi secara umum adalah: Proses yang meningkatkan nilai tambah Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan. 3. Seni Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seperti tari, lukis, ukir, dll. Maka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesame secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi bahasapun adalah suatu seni B. Hubungan Sains, Teknologi dan Seni

A. Manusia sebagai Subyek dan Obyek Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam

kegiatan kehidupannya tersedia bebagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain: 1. Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti, traktor, alat pemotong, dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien. Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil, sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan. Tenik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik pemuliaan yang semakin canggih dapat ditemukan bibit unggul jenis padi VUTW (Variates Unggul Tahan Wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi perah dan bermacam-macam jenis unggul lainnya. Teknik mutasi buatan dapt menghasilkan buah-buahan dan besar tidak berbiji. Teknologi pengolahan pascapanen, seperti pengalengan ikan, buahbuahan, daging, dan teknik pengolahan lainnya. Budi daya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia. 2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan segera disembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan moralitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid yang mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC. 3. Dalam bidang telekomunikasi Manusia telah menbuat televise, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh informasi dari dari daerah yang sangat jauh, sehingga pengguanaan waktu sangat efisien. 4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik. B. Pembangunan dan Perkembangan IPTEKS pada Masyarakat yang

Beradab dan Negara Berkembang Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang: 1. Bidang Informasi dan komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain: a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet

b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah, dll. Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain: a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas) b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet. d. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir. 2. Bidang Ekonomi dan Industri Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain: a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi b. Terjadinya industrialisasi c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tandatanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko. d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;

1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan 2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant. 4. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain: a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satusatunya sumber ilmu pengetahuan. b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak. c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain: Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain. 5. Bidang politik a. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar. b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental. c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di

bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru. C. Dampak penyalahgunaan IPTEKS Pada Kehidupan Sosial Budaya Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya. b. Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia. c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negative pada aspek budaya: Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatankekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai

warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja. D. Problematika Pengembangan dan Penggunaan IPTEKS di Indonesia Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru 'membelenggu' perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Akibatnya rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistemsistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budayHubungan Iman Kristen, IPTEK dan Seni

6 HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA IMAN , ILMU TEKNOLOGI DAN SENI


Dewasa ini perkembangan zaman dapat dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor kehidupan mengalami perkembangan, semuanya itu menuju ke pembaharuan yang belum ada sebelumnya maupun perkembangan dari sebelumnya. Karena manusia merupakan satusatunya ciptaan Allah yang termulia, maka manusia memiliki akal budi, yang diberi amanat untuk berkuasa serta mengembangkan bumi dan isinya. Pelaksanaan amanat itu diawali dengan kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan sendiri oleh manusia, dari sana manusia memperoleh pengetahuan serta dapat menghasilkan seni. Hal itu mulanya ditujukan untuk bertahan hidup, seperti bercocok tanam, berternak, dan belum menunjukan adanya usaha untuk mengembangkan semuanya itu secara maksimal. Ilmu pengetahuan, merupakan langkah manusia untuk berkembang menuju kemjuan, dengan cara mengidentifikasikan benda-benda/ proses dalam alam secara objektif. Kebudayaan dan seni merupakan prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Alfred North Whitehead(1861-1974) menyatakan agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia. Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen. Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya daari zaman ke zaman. Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada. Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan Sumber iptek adalah Allah Alkitab mengatakan Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allahsebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri,

menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannyamenjadi lebih baik lagi. Iptek bagi kemuliaan Allah Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi merekadengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segalarancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampumenyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1). Banyak bidang penelitian dan pemikiran manusia berkenaan dengan pertanyaan mengenai awal dan asal-usul dari segala yang ada. Baik ilmu pengetahuan dan seni budaya, maupun filsafat serta agama, semuanya berusaha menjawab pertanyaan ini. Sangatlah penting kita menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh, betapapun perbedaannya, tanpa memutlakan salah satu dengan mengeyampingkan yang lain. Ilmu pengetahuan mengumpulkan hasil-hasil observasi, lalu mengolongkan dan membandingkannya, juga melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan dari semuanya itu. Namun, Alkitab memberikan kesaksian tentang Allah, dunia, dan manusia dalam hubungan timbal baliknya. Yang menjadi pokok ialah hakekat dari semuanya itu di dalam terang Ilahi. Dalam keterangan tentang awal dan asal-usul dunia ini, kita menjumpai suatu kesaksian mengenai kodrat dan tujuan semula dari manusia dan dunia sebagaimana Allah menciptakannya. Kebenaran yang terkandung dalam kesaksian ini tidak dapt dibuktikan menurut metode ilmu pengetahuan, tetapi juga tidak dapat dibantah secara ilmiah. Kebenaran itu berlainan sifatnya, namun kepastiannya bagi orang beriman tidak berkurang, bahkan lebih besar daripada kepastian dalam pernyataan-pernyataan ilmiah yang tetap mempunyai segisegi sementara.

Anda mungkin juga menyukai