Kehidupan kita sebagai orang Kristen tidak luput dari berbagi hal seperti
iman, moral, dan kode etis. Berbagai hal tersebut sangat melekat dalam keseharian
perbuatan yang baik dan buruk dengan tujuan menghindari dari perilaku yang buruk
Iman merupakan landasan kehidupan atau poros yang sangat krusial dan
sangat penting dalam kehidupan Kristen. Iman adalah percaya. Iman adalah karunia
Allah, yang dikerjakan di dalam hati oleh Roh Kudus, yang menghidupkan dan
memandu semua kemampuan kita menuju satu tujuan. Kita harus berdoa untuk
memiliki iman, dan supaya iman kita bertumbuh. Iman kita juga akan diperkuat
doa-doa kita kepada Bapa, dalam nama-Nya, pasti akan dijawab kalau kita
memintanya dengan iman, dan percaya sewaktu kita memintanya. Iman adalah
bersandar atau mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Ada dalam Alkitab, Dan
mereka yang oleh imannya telah dijadikan baik dalam pemandangan Allah haruslah
hidup oleh iman, sambil mengandalkan Dia dalam segala sesuatu. Atau kalau
mereka mundur, Allah tidak akan berkenan kepada mereka (Ibrani 10:38).
Moral dalam iman kekristenan adalah standar hidup ilahi yang dapat
menuntun manusia ke perilaku yang benar seperti perintah Tuhan agar kita Kudus
sebab Dia Kudus. Salah satu yang menjadi penuntun seorang Kristen unutk
memiliki moral yang baik sudah tertera dalam sepuluh firman Allah yang
dituangnkan dalam dua loh batu. Di dalam moral terdapat hari nurani yang dapat
memberikan perintah atau larangan untuk melakukan sesuatu. Hati nurani dibagi
menjadi hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif. Hati nurani retrospektif
adalah perasaan yang akan dihasilkan bila kita sudah selesai dalam melakukan
sesuatu. Biasanya saat melakukan hal yang kita anggap salah kita akan merasa
gelisah. Sebaliknya jika kita merasa bahwa kita sudah melakukan hal yang benar,
kita akan merasa terpuji dan merasa tenang atas apa yang sudah kita lakukan.
Berbeda dengan hati nurani retropektif, hati nurani prospektif merupakan perasaan
yang timbul bila kita ingin melakukan sesuatu. Terkadang kita akan berpikir dua
kali dalam melakukan sesuatu untuk memastikan apa hal tersebut baik atau tidak
baik. Seperti contohnya mencontek, kita akan merasa panic atau gelisah karena kita
tahu bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang salah. Hati nurani pula
bersifat personal yang berarti bahwa kita tahu bahwa perbuatan yang kita lakukan
adalah perbuatan yang salah atau baik dengan sendirinya. Hati nurani bersifat
adipersonal artinya kita sebagai pendengar atau bisa dikatakan kita mendengar
suara Tuhan untuk mencegah sesuati atau melakukan sesuatu dalam hidup kita.
Etis sama artinya dengan etika. Etika dalam iman Kristen dapat merupakan
pengetahuan yang kita peroleh dari kita kecil dimulai di dalam keluarga. Di dalam
dan mengarahkan tentang mana yang harusnya dilakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan. Tolak ukur untuk melakukan perbuatan baik bersumber pada titah
Yesus Kristus, dimana landasan untuk berbuat baik tertuang dalam Hukum. Etika
meliputi Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab sebagai derajat untuk dapat hidup
bermartabat. Contoh hak dalam hidup kekristenan adalah bahwa manusia memiliki
hak untuk hidup, hak untuk menguasai lingkungannya, dan juga untuk mempunyai
keturunan. Manusia juga dibekali kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga
alam semesta, memberikan kasih sayang terhadap sesama dan juga menolong orang
yang lemah, miskin, dan tertindas. Etika juga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Sama dengan moral, etika juga berguna untuk menentukan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Etika dapat bersifat
universal seperti etika di meja makan, etika sopan santun, etika dalam berkendara,
dan sebagainya.
Berdasarkan dari penjabaran diatas, diketahui bahwa iman, moral, dan etika
berjalan saling beriringan untuk dapat menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera
dan juga sesuai menurut dengan kehendak Allah untuk menunjukkan citra Allah
DAFTAR PUSTAKA
Betakore, J. (2017). “DASAR-DASAR IMAN KRISTEN: KARYA ALLAH “. BUKU AJAR MATA
KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN AGAMA KRISTEN, 29.