Anda di halaman 1dari 9

“TUGAS AKHIR TEOLOGI MORAL”

Mata Kuliah : Teologi Moral

OLEH

Nama : Elisabeth Natalia Bupu

NIM : 181324024

Prodi : Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018
1. Pembenaran tentang teologi moral dan pentingnya belajar teologi moral

Teologi moral merupakan cabang atau bagian dari teologi yang merefleksikan
bagaimana hidup menurut iman pada Tuhan. Hidup disini menunjuk pada tidakan-tindakan
manusia yang merupakan jawaban manusia atas rencana kehendak-Nya. Teologi moral
berhubungan mendasar dengan iman pada Tuhan. Allah telah mengundang manusia masuk
dalam persekutuan cinta dengan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Jawaban manusia atas
undangan Allah ini mengandung karakter moral; disebut baik, bila sesuai dengan kehendak
Allah dan Buruk, bila berlawanan dengan kehendak Allah. Banyak pertanyaan yang timbul
mengenai bagaimana kita seharusnya hidup sesuai dengan kehendak Allah? Bagaimana kita
hidup seturut Kristus? Bagaimana kita meneladani sikap dan tindakan Yesus dalam
kehidupan sehari-hari?

Manusia bisa tahu apa kehendak, rencana dan panggilan Allah terhadap manusia dari
Kitab Suci. Karena itu teologi moral berupaya merefleksikan secara rasional, kritis, sistematis
Kitab Suci untuk mencari apa yang menjadi rencana kehendak Allah atau panggilanNya pada
manusia dan bagaimana manusia dapat dengan tepat menjawabnya.

Teologi moral berusaha memahami iman dalam hubungan dengan penerapannya


dalam hidup. Objek pertama dari iman adalah Allah, sehingga aturan objektif tertinggi dari
moralitas adalah kehendak Allah. Karena Allah sudah menyatakan kehendakNya melalui dan
dalam Yesus Kristus, maka norma moralitas yang paling dekat dan langsung adalah kehendak
Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Manusia harus memulai dari suatu tindakan
iman, yaitu menundukkan diri dan membuka diri pada pengaruh Sabda Allah dari Kitab Suci
dan dari karya Roh Kudus. Teologi moral memunjukkan bagaimana kita seharusnya hidup
dalam terang iman Kristen, mengarahkan tindakan manusia pada suatu pandangan cinta akan
Allah yang dilihat sebagai kebahagiaan sejati dan tujuan akhir kita.

Teologi moral dapat memfasilitasi kita manusia agar kita mengerti apa yang menjadi
kehendak Allah, agar kita mampu membentuk diri kita agar sesuai dengan teladan Kristus
dan agar kita hidup menurut ajaran-Nya, yang pada akhirnya akan menuntun kita pada tujuan
akhir hidup kita yaitu persekutuan cinta bersama Allah di surga. Teologi moral meliputi
ajaran sosial, etika medis, etika sosial, dan teori moral individu. Oleh karena itu Teologi
Moral menjadi sangat penting untuk kita pelajari.
Secara teologis hidup dan kehidupan adalah suatu anugerah dari Tuhan. Maka
manusia berkewajiban untuk memelihara, melindungi dan mengembangkan kehidupan
manusia. Dengan memelihara kehidupan; manusia semakin bermartabat, dengan
mengembangkan kehidupan; manusia dapat bersyukur kepada yang memberi kehidupan,
dengan melindungi kehidupan; manusia akan semakin langgeng dengan yang memberi
kehidupan.

Agar kita mampu memelihara, melindungi dan mengembangkan kehidupan manusia,


kita perlu bertindak sebagai manusia yang bermoral. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Moral kristiani adalah
moralitas hidup yang mengikuti Yesus dan mengikuti-Nya karena Yesus adalah pemenuhan
janji Allah. Moral kristiani merupakan moral iman tanpa syarat, moralitas menjadi benar
ketika menjadi sebuah ungkapan iman, karena tindakan menjadi hasil dari penghayatan
manusia akan imannya.

Dalam Kristianitas keyakinan dan tuntunan moral guna melindungi martabat manusia
dikaitkan erat dengan kehendak Allah dan diadukan secara padat dalam “sepuluh perintah
Allah”. Sepuluh perintah Allah menjadi dasar iman atas tindakan dan perilaku kita dalam
kehidupan kita sehari-hari. Gagasan tentang dasar iman menjadi tuntunan kehidupan sesama
manusia dalam masyarakat, bahwa hak-hak manusia serta perlindungannya merupakan
kehendak Allah. Sepuluh perintah Allah itu suci meliputi sikap hati manusia terhadap Allah.

Menjadikan sepuluh perintah Allah sebagai dasar hidup kita yaitu; Jangan
menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala Sesuatu;
Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat; Kuduskanlah hari Tuhan;
Hormatilah ibu-bapamu; Jangan membunuh; Jangan berzinah; Jangan mencuri; Jangan
bersaksi dusta tentang sesamamu; Jangan mengingini istri sesamamu; Jangan mengingini
milik sesamu secara tidak adil. Dengan demikian kita telah hidup sesuai dengan kehendak
Allah.
2. Makna belajar teologi moral selama 1 semester ini

Topik pertama dalam teologi moral adalah mengenai suara hati. Suara hati adalah
kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan. Di
lubuk hati nurani kita, manusia menemukan hukum yang tidak diterima dari dirinya sendiri,
melainkan harus ditaatinya. Suara hati akan selalu menyerukan kepada kita untuk mencintai
dan melaksanakan yang baik dan untuk menghindari apa yang jahat. Sebab dalam hati, kita
menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Hati nurani adalah inti manusia yang paling
rahasia, sanggar suci, disitu kita seorang diri bersama Allah dan sapaan-Nya menggema
dalam batin kita. Berkat suara hati ini, pribadi manusia memahami kualitas moral suatu
tidakan untuk dilaksanakan atau sudah dilaksanakan, membuat kita bisa mengambil tanggung
jawab terhadap tindakan kita. Jika kita betul-betul memperhatikan suara hati ini, kita akan
mampu mendengar suara Allah yang berbicara kepada kita.

Dengan belajar tentang suara hati, saya mengetahui hati nurani sebagai kesadaran
yang artinya memberikan informasi tentang perbuatan baik dan tidak baik dalam situasi
konkret. Hati nurani sebagai pertimbangan, dengan pertimbangan hati nurani kita mampu
memilih, memutuskan hal yang harus dilakukan. Memilih berarti berkehendak, berkehendak
menunjukkan seseorang bebas menentukan. Dengan kehendak bebas itu, hati nurani
memungkinkan orang untuk mengambil tanggung jawab dan menanggung setiap resiko dari
tindakannya. Jika tindakan kita sesuai dengan suara hati, suara hati akan memberikan pujian,
peneguahan yang berupa ketenangan batin. Jika menyimpang, suara hati akan menyalahkan
tidakan kita sehingga kita cenderung merasa tidak tenang.

Topik kedua yang saya pelajari dari teologi moral adalah tentang moral hidup. Hidup
dan kehidupan adalah suatu anugerah dari Tuhan. Maka manusia berkewajiban untuk
memelihara, melindungi dan mengembangkan kehidupan manusia. Dengan memelihara
kehidupan; manusia semakin bermartabat, dengan mengembangkan kehidupan; manusia
dapat bersyukur kepada yang memberi kehidupan, dengan melindungi kehidupan; manusia
akan semakin langgeng dengan yang memberi kehidupan. Kita akan mampu melaksanakan
kewajiban tersebut apabila kita memenuhi tuntutan moral guna melindungi martabat manusia
dikaitkan erat dengan kehendak Allah yang dinyatakan dalam “sepuluh perintah Allah”.

Mempelajari keutamaan moral merupakan hal penting untuk membantu


pengembangan hati nurani dan perwujudan diri. Keutamaan-keutamaan yang penting untuk
dikembangkan agar mendukung moralitas kita antara lain; kebijaksanaan; keadilan;
keberanian; dan penguasaan diri. Kebijaksanaan merupakan buah penggunaan akal budi
berhadapan dengan situasi konkret dengan mempertimbangkan kebaikan yang sejati baik
menyangkut sarana atau cara maupun tujuan. Keadilan adalah keadaan dihormatinya hak dan
kewajiban. Berkeadilan berarti memberikan pada orang lain apa yang menjadi haknya dan
melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Keberanian merupakan kemauan yang teguh
untuk terus melakukan kebaikan di tengah berbagai kesulitan dan ancaman. Penguasaan diri
merupakan kemampuan untuk membatasi, menahan diri dari kecenderungan untuk mencari
kesenangan menuruti naluri.

Pada moral hidup, adapun topik mengenai Optio Fundamentalitas yang berarti pilihan
dasar atau sikap dasar. Istilah ini juga digunakan untuk melukiskan perwujudan kebebasan
dalam proses menjadi diri manusia. Pilihan mendasar akan sangat mempengaruhi pilihan
selanjutnya. Oleh karena itu kita sudah seharusnya tepat dalam membuat pilihan dasar agar
hidup kita menjadi lebih terarah.Dengan menjalankan hidup sesuai dengan moral kristiani
maka kita telah menjaga martabat kita sebagai manusia.

Ada juga Moral Hidup membentuk sikap hormat terhadap kehidupan kita di ajarkan
pentingnya kehidupan. Sikap hormat terhadap hidup, kita tidak akan melakukan
pembunuhan, aborsi, euthanasia, dan bunuh diri, karena tindakan tersebut bertentangan
dengan Gereja Katolik. Kesadaran untuk memelihara kesehatan fisik akan selalu diupayakan
dengan menghindari pemakaina obat bius, penyalagunaan makanan, alkohol, narkoba, dan
obat-obatan lainnya. Sedangkan kesehatan psikologi dilakukan dengan kesediaan kita untuk
terus menerus mengolah emosi negatif supaya menjadii emosi positif agar saya sanggup
merasakan kebahagiaan hidup.

Topik ketiga adalah moral perkawinan. Perkawinan merupakan persekutuan cinta


yang di wadahkan dalam institusi keluarga. Perkawinan adalah persekutuan hidup dan cinta
antara pria dan wanita dengan kesepakatan yang bebas dan jujur dari keduanya yang tidak
dapat ditarik kembali. Dari topik ini saya memahami bahwa perkawinan menurut pandangan
iman katolik bersifat : monogami(satu istri dan satu suami), tak terceraikan ( apa yang
dipersatukan Allah jangan diceraikan oleh manusia), terbuka bagi keturunan, perkawinan
juga sebagai gereja mini. Perkawinan bukan sekedar untuk kepenuhan tuntutan kodrat alam,
melainkan lebih-lebih memenuhi panggilan Allah sendiri. Panggilan tersebut di dasarkan
pada Kitab Kejadian yang berbunyi: “ Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilan
bumi dan taklukkanlah dia”. Tugas luhur semacam itu memang sudah sepantasnya dilakukan
manusia, yang bermartabat luhur secitra dengan Allah demi terciptanya Kerajaan Allah.

3. Harapan-harapan saya dengan kehidupan moral masa depan saya

Setelah mempelajari tentang teologi moral saya mendapatkan banyak pemahaman


baru tentang bagaimana suara hati bekerja, bagaimana hidup menurut moral kristiani dan
bagaimana perkawinan pandangan agama Katolik. Untuk masa yang akan datang saya ingin
mengimplementasikan setiap pelajaran yang saya peroleh dalam kehidupan sehari-hari, dan
hidup sesuai dengan teladan Yesus Kristus. Saya ingin hidup dengan Allah merajai hati saya
dan hidup dalam kesatuan dengan-Nya. Saya ingin hidup dalam kasih, sukacita, damai,
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.

Saya sungguh berharap bisa menjadi lebih peka dalam mendengar dan melaksanakan
suara hati saya, saya melaksanakan apa yang baik dan menjauhi segala yang jahat, saya
mengambil tanggung jawab penuh untuk setiap tindakan yang saya lakukan. Melalui suara
hati, saya ingin mendengar suara Tuhan Yesus yang berbicara kepada saya.

Kita di ajarkan untuk bertanggung jawab jika dalam tindakannya ada kesadaran dan
kebebasan. Dalam berbagai pilihan dari kebebasannya oleh karena situasi, entah sadar atau
tidak, saya ingin memiliki pilihan dasar dalam hidupnya.

Ada juga Moral Hidup membentuk sikap hormat terhadap kehidupan kita di ajarkan
pentingnya kehidupan. Sikap hormat terhadap hidup, saya tidak akan melakukan
pembunuhan, aborsi, euthanasia, dan bunuh diri, karena tindakan tersebut bertentangan
dengan Gereja Katolik. Kesadaran untuk memelihara kesehatan fisik akan saya upayakan
dengan menghindari pemakaina obat bius, penyalagunaan makanan, alkohol, narkoba, dan
obat-obatan lainnya. Sedangkan kesehatan psikologi dilakukan dengan kesediaan saya untuk
terus menerus mengolah emosi negatif supaya menjadii emosi positif agar saya sanggup
merasakan kebahagiaan hidup.

Ada juga hidup berkeluarga sebuah pilihan yang menuntut tanggung jawab dalam
tradisi Katolik tang harus di hayati sebagai panggilan suci karena persekutuan hidup dan
kasih dikehendaki dan di rencanakan oleh Allah. Melalui keluarga sebagai tanda
keikutsertaan dalam karya Allah demi melanjutkan dan mengembangkan kehidupan. Pada
saatnya nanti saya ingin ikut terlibat dalam persekutuan suci sebagaimana yangtelah Allah
rencakan atas diri saya.
Selanjutnya ada keterlibatan Gereja dalam permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat kita di ajarkan untuk membela orang-orang yang menjadi korban ketidakadilan
dan menyumbangkan gagasan dan pemikiran untuk bersama-sama membangun masyarakat
yang lebih adil demi kesejahteraan seluruh umat manusia. Semua ajaran dan usaha Gereja itu
bertujuan untuk membangun peradaban cinta kasih demi terwujudnya kerajaan Allah di dunia
ini. Saya ingin terlibat secara aktif dalam pembangunan masyarakat demi kesejahteraan
seluruh umat manusia. Keterlibatan ini dapat terwujud apabila saya menjadi seorang guru
yang mendidik peserta didik sesuai dengan ilmu yang saya peroleh.

Yang terakhir membahas tentang anti korupsi dalam prespektif moral katolik akar dari
perilaku korupsi semata-mata karena keserakahan atau kerakusan dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhannya dengan cara yang salah. Moral katolik menegaskan pentingnya
manusia bersikap anti korupsi sebagai salah satu wujud dari kualitas moral yang dewasa.
Orang yang mempunya moral tidak akan mengikuti sembarang desakan keinginan dan
kebutuhan. Saya dengan berlandaskan moral katolik tidak akan melakukan korupsi atau
tindakan sejenisnya yang dapat merugikan sesama.
“ PRIBADIKU AKAN BERTUMBUH SEPERTI LILIN”

Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar setelah memancarkan cahaya
menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi bukanlah suatu kehancuran.
Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah simbolisasi penyatuan jati diri dengan pancaran
cahaya yang keluar dari api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai
puncak dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Hanya mereka yang mau
berkorban dengan tulus tanpa pamrih seperti lilin yang akan berhasil mencapai puncak
kesadaran atau

Pencerahan, suatu konsepsi kesadaran yang dibutuhkan sebagai tiket menuju puncak
kebahagiaan yang dicita-citakan oleh semua ummat manusia dan bangsa-bangsa di dunia.
Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang tercerahkan dan mampu mencerahkan
kehidupan. Menjadi pemimpin yang adil, pejabat yang taat hukum dan tidak korupsi, ayah
yang bijak, ibu yang penuh cinta dan kasih, anak yang sholeh dan hormat pada orang tua,
murid yang santun, dan seterusnya. Belajarlah hidup seperti lilin, menerangi kegelapan dan
berkorban dengan tulus tanpa pamrih.

Lilin hanyalah sesuatu yang sederhana, tetapi mampu memberi cahaya. Hal yang
perlu dipahami adalah bahwa ia akan menyinari sekitarnya ketika dalam kegelapan. Untuk
itu, ia harus terbakar, meleleh, habis. Sayang, kemampuannya terbatas pada suatu sudut saja,
bercahaya pada titik tertentu. Namun, ketika ada sekumpulan lilin, maka suatu tempat akan
bersinar. Ketika ada lebih banyak lilin, maka daratan akan berpijar.

Kita hanyalah manusia biasa, tetapi mampu membawa pencerahan. Kita memberi
pemahaman kepada mereka yang masih belum mengerti, bukan menggarami lautan. Untuk
itu, kita harus rela menanggung sakit, berjuang sampai habis. Satu orang mungkin mampu
membawa perbaikan pada lingkungan tertentu. Namun, ketika sekelompok orang yang
berusaha, perbaikan tersebut akan kian nyata. Ketika ada semakin banyak orang, maka
perbaikan menjadi niscaya.

Saya ingin menjadi seperti lilin yang menjadi cahaya bagi sesama, dan saya ingin
seperti lilin yang bisa berkorbanan dengan tulus tanpa pamrih,

Anda mungkin juga menyukai