Anda di halaman 1dari 2

Takdir

Takdir itu seolah-olah Tuhan telah menetapkan masa depan. Seperti contohnya maut dan jodoh sering
dipandang salah bahkan oleh orang Kristen yang belum paham sebagai takdir. Tuhan tidak pernah
menetapkan kecelakaan. Dalam hal keselamatan, takdir itu Tuhan menetapkan atau memilih sebagian
orang selamat dan menetapkan sebagian orang lagi sisanya untuk binasa atau tidak selamat.

Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu yang negatif. Lalu kenapa ada kejahatan, sakit penyakit, orang
yang tidak selamat? Ini bukan telah ditetapkan Tuhan tetapi salah manusianya. Keselamatan tidak boleh
dipisahkan dari pekerjaan juga. Kristen tidak boleh sembarangan percaya takdir. Pertanyaan-pertanyaan
yang saling berkaitan dengan takdir tentu saja adalah masalah kedaulatan Allah dan tanggung jawab
manusia. Banyak orang termasuk orang Kristen memiliki premis-premis yang salah mengenai hal-hal
terkait ini. Sesungguhnya Allah berdaulat mutlak. Allah menentukan hukum-hukum diseluruh alam
semesta ini. Rancangan/design penciptaan langit dan bumi termasuk isinya dan seluruh hukum alam
didalamnya termasuk hukum rohani tabur tuai itu ditentukan Allah. Integritas Allah termasuk hukum
rohani ini dijalankan juga oleh Allah. Inilah yang telah ditetapkan oleh Allah sesuai dengan Kolose 1:16
segala sesuatu diciptakan oleh Allah untuk kemuliaan Allah agar ciptaanya tidak memiliki agendanya
sendiri tetapi untuk Allah.

Tetapi tidak semuanya dengan cara seperti remote kontrol, semua digerakkan dan dikendalikan oleh
Tuhan. Manusia diciptakan dengan tanggung jawab untuk menaklukkan bumi beserta isinya. Kita diberi
tugas dan memiliki kebebasan untuk menolak Tuhan atau menerimanya. Alkitab banyak ayat-ayat yang
memerintahkan manusia dan diberi tanggung jawab. Sehingga suatu saat nanti dengan kehendak
bebasnya akan dimintai tanggung jawab atau dihakimi menurut perbuatanya. Kalau semua sudah
ditetapkan oleh Allah termasuk ketika kita menggerakkan tangan dan berbuat apapun maka manusia
tidak bisa dipersalahkan kalau begitu, karena semuanya sudah takdir Allah, ini adalah permasalahan
akan karakter Allah yang kudus yang tidak mungkin menginginkan dan menetapkan kejahatan yang telah
diperbuat manusia.

Kita semua diberi kehendak bebas, mau hidup seperti apa. Kita tidak digerakkan/diremote oleh Tuhan
tetapi oleh kesadaran dan kemampuan untuk memilih apa yang baik dan tidak sehingga fragmen
kejatuhan manusia dapat dirasionalisasikan sebagai perwujudan kehendak bebas. Kalau Allah
menakdirkan semua itu atau telah ditetapkan oleh Allah sebagai skenario Tuhan maka jadi panggung
sandiwara dan manusia tidak bisa dihukum.

Kehendak bebas adalah kesadaran manusia untuk dapat memilih pilihan yang tersedia padanya.
Kehendak bebas ini adalah syarat seseorang memiliki cinta kasih yang tulus dan sejati. Allah adalah kasih
dan menginginkan kita mengasihi Dia. Penghakiman ada karena manusia memiliki kehendak bebas.
Kehendak bebas berhubungan dengan kesadaran. Tanpanya manusia tidak dapat dihakimi.

Pilihan selalu ada pada manusia bahkan setelah kejatuhan dan ditebus. Apakah seseorang akan
melawan natur dosanya atau justru sebaliknya melayani natur dosanya. Hidup menurut daging atau roh.
Maka orang lahir baru harus mematikan kedaginganya dan memikul salibnya. Manusia terus memiliki
kehendak bebasnya sampai dilangit baru dan bumi baru karena disana kita tetap memiliki kesadaran.
Dan memasukinya bukan berdasarkan takdir karena ada syaratnya. Catatan Alkitab menunjukkan
adanya kehendak bebas karena adanya orang-orang beriman atau memilih untuk percaya. Tetapi tetap
harus diingat keselamatan diadakan dimana kita bisa mendapatkanya bukan oleh karena kehendak
bebas kita walaupun tetap berhubungan dan terintegrasi kedalamnya seperti halnya perbuatan dengan
iman.

Didalam Alkitab, kehendak bebas terlihat juga ketika Roh Kudus disebutkan membimbing kita dan bukan
mengendalikan kita. Kehendak bebas berhubungan dengan etika atau moral. Adanya kesadaran akan
baik dan salah. Kehendak bebas juga berhubungan dengan natural atau kealamiahan. Sifat natural itu
bukan settingan karena ada kebebasan disana. Pergunakan kehendak bebas kita untuk memuliakan
Tuhan.

Ketika seseoran beriman seperti Abraham diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran dan tokoh-tokoh
Alkitab lainya yang berbuat benar seperti nuh, henokh, habel mereka semua mengalami proses melatih
dirinya dan bukan sebelumnya sudah ditetapkan oleh Tuhan. Tanpa adanya kehendak bebas tidak ada
kesadaran dan tidak perlu ada pemuridan.

Ketika seorang tidak selamat itu bukan takdir atau ditetapkan oleh Tuhan tetapi dirinya telah memilih
untuk menolak anugerah Tuhan. Apa yang telah menimpa kita atau keadaan kita saat ini adalah
akibat/hasil dari keputusan-keputusan kita dimasa lalu. Konsep takdir menyebabkan seseorang tidak
bisa all out bagi Tuhan dan dapat mempersalahkan Tuhan. Padahal Tuhan benar meskipun dihakimi
sekalipun. Manusia harus berusaha terus dan belajar untuk mencapai kesempurnaan. Menguduskan diri
selagi kesempatan itu masih ada. Apa yang ada pada diri kita seperti talenta harus dikembangkan dan
digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Harus mau dimuridkan.

Walaupun manusia memiliki kehendak bebas atau memilih tetapi manusia tidak bisa memilih apa yang
tidak bisa kita kendalikan seperti cacat lahir, kematian, dan banyak hal didunia ini diluar kendali kita.
Hal-hal diluar kendali kita dapat dikatakan takdir. Tetapi soal makan, minum, ketaatan, kesehatan itu
pilihan kita karena pola hidup yang bisa kita kendalikan dan dapat dikatakan takdir hidup karena bisa
diubah. Bahkan nubuatanpun bersayarat atau bisa diubah seperti kisah kota niniwe dan yunus bahkan
kedatangan Tuhan bisa dikatakan dipercepat sehingga Tuhan menuntut respons manusia.

Dunia ini bukan panggung sandiwara

Anda mungkin juga menyukai