Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER

ETIKA TERAPAN

Studi Kasus :
Aborsi Menurut Etika Kategori Absolute
Oleh :
Yoke Setiawan Endarto
yoke.endarto@gmail.com

Abstract
Banyak perbedaan pendapat mengenai boleh-tidak boleh mengenai aborsi, dosa-tidak dosa
mengenai aborsi, atau bahkan sebaiknya-tidak sebaiknya melakukan aborsi. Bahkan jika
perbedaan tersebut diargumentasikan, maka tidak tertutup kemungkinan akan menjadi
pertentangan yang menimbulkan perdebatan.
Untuk itu penulis melakukan sebuah pembahasan kasus etis mengenai aborsi yang dilihat
dari sudut pandang etika terapan secara Kekristenan dan membatasi ruang lingkup
pembahasannya pada kategori absolutisme. Dalam pembahasan ini, penulis akan
mengambil sikap berdasarkan tiga sub-kategori absolute, yaitu absolute total, absolute
konflik, dan absolute bertingkat.
Paper ini dibuat dalam rangka memenuhi sebuah tugas di kelas Etika Terapan, program
pascasarjana, S2 Ministry di Sekolah Tinggi Theologia Global Glow Indonesia.

Introduction
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
aborsi/aborsi/ n pengguguran kandungan;

kriminalis aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan dan
bertentangan dengan undang-undang yang berlaku;
legal aborsi yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang berwenang

Permasalahan boleh atau tidaknya aborsi dapat dipandang dalam tiga kajian yaitu :
1. Aborsi menurut hukum
Aborsi menurut hukum sangatlah jelas bahwa dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana telah diatur mengenai larangan melakukan aborsi dan hukuman bagi
pelakunya.
2. Aborsi menurut agama
Aborsi menurut agama, dalam konteks Alkitabiah juga tertuang dalam beberapa
ayat.
3. Aborsi menurut etika
Sedangkan aborsi menurut etika dalam penulisan ini, mengacu kepada buku Etika
Kristen karangan Norman L. Geisler.

Di dalam rangkuman buku yang disebutkan diatas ada 3 sikap dasar mengenai aborsi yang
berpusat pada status janin:
a. Mereka yang percaya bahwa janin hanyalah bagian tubuh manusia, lebih cenderung
memperbolehkan aborsi sesuai permintaan.
b. Mereka yang berpendapat bahwa janin itu benar-benar manusia, menentang aborsi.
c. Mereka yang berpendapat bahwa janin itu berpotensi menjadi manusia, cenderung
mendukung aborsi dalam situasi tertentu saja.
Jika kita cermati ketiga pernyataan sikap dasar diatas, maka masih ada pertentangan antara
sikap satu dengan yang lainnya. Maka dari itu akan dibuat pembahasan menurut kategori
absolute, supaya ada keputusan etis mengenai aborsi.
Solusi yang penulis tawarkan dalam penulisan ini adalah menggunakan Firman Tuhan yang
diambil dari Alkitab sebagai dasar pengambilan keputusan etis. Sebab seluruh yang ada di
dunia ini ada oleh karena kehendak Tuhan, sedangkan aborsi merupakan tindakan
membunuh dan salah satu dari sepuluh perintah Allah adalah jangan membunuh, sehingga
keputusan etis awal dari pembahasan ini bahwa aborsi merupakan sebuah pelanggaran dari
perintah Allah.

Related Work
Berdasarkan sebuah penulisan oleh Melvin M.Simanjuntak, STh, Msi mengenai Perspektif
Etika Kristen tentang Aborsi, Kloning, dan Eutanasia; yang didasarkan dari buku referensi
yang sama yaitu Etika Kristen karangan Norman L. Geisler, terdapat dua sudut pandang
tentang aborsi yaitu Perspektif Pro-Choice dan Perspektif Pro-Life.
A.Perspektif Pro-Choice (Pilihan Kehendak Bebas)
Pandangan ini berpendapat bahwa aborsi dapat dilakukan kapan saja. Alasan keyakinan
bahwa janin itu bagian tubuh manusia. Kelompok pro-aborsi atau pro-choice (kebebasan
memilih) memberi tekanan utama pada hak seorang ibu memutuskan apakah dia ingin
memiliki bayinya. Seorang wanita tidak dapat dipaksa memiliki anak yang bertentangan
dengan keinginannya.
Argumentasi alkitabiah adalah berdasarkan pada Kejadian 2:7, Ayub 34:14-15, Yesaya 57:16,
Pengkhotbah 6:3-5 dan Matius 26:24 yang ditafsirkan janin bukanlah manusia sebab belum
dapat bernafas. Dan seterusnya sesuai tulisannya.

B.Perspektif Pro-Life (Keberpihakan Kehidupan)


Tidak ada aborsi. Keyakinan bahwa janin itu benar-benar manusia.
Argumentasi alkitabiahnya antara lain:
Lukas1:41,44; 2:12,16; Keluaran 21:22 bahwa bayi yang belum lahir disebut anak-anak dan
diciptakan Allah (Maz139:13) menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27). Dan seterusnya sesuai
tulisannya.

Methodology
Metodologi untuk memecahkan permasalahan dalam pembahasan kasus ini akan memakai
logika 4W (What, Who, When, Why) dan kemudian akan diselesaikan dengan 1H (How).
1. What
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi Buatan / Sengaja
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter,
bidan atau dukun beranak).
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.

2. Who
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi
gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti
tertulis dalam buku Facts of Life oleh Brian Clowes, Phd:
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia
dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah
19 tahun.
Usia
Dibawah 15 tahun
15-17 tahun
18-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40 tahun keatas

Jumlah
14.200
154.500
224.000
527.700
334.900
188.500
90.400
23.800

%
0.9%
9.9%
14.4%
33.9%
21.5%
12.1%
5.8%
1.5%

Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi.
Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan
memilih membunuh anaknya sendiri.
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang
sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
3. When
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang
ada di Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia
janin.
Usia Janin
13-15 minggu
16-20 minggu
21-26 minggu
Setelah 26 minggu

Kasus Aborsi
90.000 kasus
60.000 kasus
15.000 kasus
600 kasus

4. Why
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang
belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama
adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah
atau tanggung jawab lain (75%)
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka
yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang
yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan.
Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat
merasakan gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba
meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah
boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar. Sebaliknya, alasan-alasan
ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita, yang hanya memikirkan
kepentingan dirinya sendiri.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest
(1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest
(hubungan intim satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3%
karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius.
Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk
kepentingan diri sendiri termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan,
malu atau gengsi.
5. How
Untuk menemukan solusi keputusan etis dari 4W di atas, penulis akan
membandingkan data-data temuan tersebut di atas dengan ayat-ayat di Alkitab,
kemudian mengambil kesimpulan berdasarkan teori Etika Kristen pada kategori
Absolutisme dengan Alkitab sebagai hukum mutlaknya.

Experiment & result


Dalam pencarian jawaban atas permasalahan ini, pertama-tama penulis mencari
pembanding 4W di dalam kebenaran Firman Tuhan yaitu Alkitab.
1. Aborsi Spontan/Alamiah bukan merupakan kuasa seorang manusia, sebab keguguran
kandungannya terjadi tanpa tindakan apapun. Keguguran dalam hal ini bagi orang
percaya adalah kehendak Allah, dan mutlak kuasa Allah. Keluaran 23:26 tertulis Tidak
akan ada di negerimu perempuan yang keguguran atau mandul. Aku akan
menggenapkan tahun umurmu.
2. Aborsi Buatan/Sengaja adalah tindakan menghilangkan nyawa. Menurut medis, bahwa
pembentukan pembuluh darah dan sel darah di mulai sejak minggu ke-tiga. Sedangkan
menurut Alkitab Kejadian 9:5, Imamat 17:11, Imamat 17:14 , Ulangan 12:23
menyatakan bahwa darah adalah nyawa (Nyawa makhluk ada di dalam darahnya).
3. Bahwa tindakan menghilangkan nyawa adalah membunuh. Dan salah satu perintah
Allah adalah Keluaran 20:13 tertulis Jangan membunuh. Serta pelanggaran atas
hukum Allah adalah dosa, maka aborsi buatan adalah dosa.
4. Aborsi terapeutik/medis adalah sebuah tindakan nyawa ganti nyawa, tetapi disisi orang
percaya mutlak dibutuhkan ketaatan dan iman terhadap Tuhan. Rom 8:28 ~ Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah.
5. Aborsi terapeutik/medis dengan alasan janin cacat juga merupakan perdebatan. Tetapi
di Alkitab tertulis Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus:
Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah
harus dinyatakan di dalam dia - Yoh 9:1-3.
6. Jika aborsi dilakukan karena alasan tidak memiliki biaya, maka harus dipegang dengan
iman tentang pemeliharaan Allah. Matius 6:25-27.
Kedua, penulis menganalisis berdasarkan teori absolutisme Norman L. Geiser, yaitu :
Absolutisme Total
Alasan dasar dari absolutisme total adalah bahwa seluruh konflik moral itu kelihatannya
saja konflik, tetapi sebenarnya tidak konflik. Dosa selalu dapat dihindarkan. Ada hukumhukum moral yang mutlak, tidak ada pengecualian-pengecualian.

Absolutisme Konflik
Asumsi pokok dari sikap etis absolutisme konflik adalah bahwa kita hidup di dalam dunia
yang sudah jatuh ke dalam dosa, dan dalam dunia seperti itu konflik-konflik moral yang
nyata memang terjadi. Tetapi dasar pikiran yang menyertai adalah bahwa ketika dua
kewajiban bertentangan (menjadi konflik), secara moral manusia bertanggung jawab
terhadap keduanya. Dalam kasus-kasus seperti itu, seseorang harus benar-benar melakukan
yang kurang jahat, mengakui dosanya, dan memohon pengampunan Allah.

Absolutisme Bertingkat
Absolutisme bertingkat melihat ada suatu hirarki dari kebaikan, bahwa kewajibankewajiban moral kadang bertentangan, dan bahwa kita tidak bersalah karena menaati
kewajiban yang lebih tinggi.

Discussion
Dalam pengambilan kesimpulan etis ini, penulis mengambil dasar teori absolutisme bahwa
kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang dari Allah, yaitu Firman Tuhan yang tertulis di
Alkitab. Oleh karena itu, secara mutlak moral manusia harus mengikuti kehendak Allah yaitu yang
tertuang di dalam kebenaran Alkitabiah.
1. Absolute Total
Bahwa kebenaran mutlak adalah kita tidak boleh membunuh, sesuai dengan salah satu dari
sepuluh perintah Allah. Dan karena juga tertulis di Alkitab bahwa darah adalah nyawa serta
di dalam janin juga sudah terdapat darah. Maka janin yang mengandung nyawa tersebut
tidak boleh dibunuh (diaborsi) dengan alasan apapun juga. Tidak ada konflik.
2. Absolute Konflik
Jika kehamilan yang tidak diinginkan terjadi dan sudah menikah maka percayalah dengan
iman kepada Tuhan bahwa ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dilaksanakan melalui
kehamilan tersebut. Jangan berbuat dosa dengan menentang kehendak Allah.
Jika kehamilannya terjadi diluar pernikahan, maka jalan satu-satunya adalah akui dosa dan
bertobat, meminta pengampunan dari Allah, serta lakukan yang kurang jahat. Jangan malah
menambah dosa.
3. Absolute Bertingkat
Jika kehamilan yang terjadi akan menyebabkan hilangnya damai sejahtera dan sukacita
seperti aib, dikucilkan, kuatir akan masa depan dan lain sebagainya maka secara hirarki
harus dipikirkan bahwa kewajiban moral yang utama dan tertinggi adalah kewajiban moral
kepada Allah. Karena seseorang yang mementingkan pandangan orang lain terhadap dirinya
lebih dari hubungannya dengan Allah adalah orang yang bermegah diri dan bersahabat

dengan dunia. Dan barang siapa bersahabat dengan dunia, berseteru dengan Allah
Yakobus 4:4.
Kesimpulan etis penulis sangat jelas, bahwa Aborsi adalah melanggar Etika yang didasarkan kepada
kebenaran Alkitab.

Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alkitab
Etika Kristen, Norman L. Geisler
http://www.aborsi.org/index.htm
http://pisomel.blogspot.co.id/2014/05/perspektif-etika-kristen-tentang-aborsi.html
http://sunriseliaaprilia.blogspot.co.id/p/sirkulasi-darah-janin_04.html
http://hamil.co.id/perkembangan-janin

Anda mungkin juga menyukai