Anda di halaman 1dari 16

BAB I

BERTUMBUH MENJADI PRIBADI YANG DEWASA

STANDAR KOMPETENSI :
Mewujudkan Nilai-Nilai Kristiani Dalam Pergaulan Antar Pribadi dan Kehidupan Sosial Dengan
Menunjukkan Bahwa Remaja Kristen Bertumbuh Sebagai Pribadi Dewasa Yang Tidak
Kehilangan Identitas.
KOMPETENSI DASAR
:
Peserta Didik Mengalami Proses Pertumbuhan Sebagai Pribadi Yang Dewasa dan Memiliki
Karakter Yang Kokoh Dengan Pola Pikir Yang Komprehensif Dalam Segala Aspek.

INDIKATOR :
Menjelaskan makna pribadi yang dewasa.
Menyebutkan ciri-ciri proses pertumbuhan pribadi yang dewasa.
Mengidentifikasikan potensi dan kelemahan diri melalui pikiran dan perbuatan secara
deskriptif.
Menyebutkan ciri-ciri karakter pribadi yang kokoh.
Menuliskan perkembangan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek.
BACAAN ALKITAB
a. Amsal 1:7
b. Kejadian 1:26-27
c. Efesus 5:16-17
d. I Korintus 13:11
e. I Korintus 14:20
f. Roma 12:11-12
g. Ibrani 10:24-25

1. PENGERTIAN DEWASA
Secara umum, kedewasaan dipahami sebagai suatu keadaan manusia yang mencapai usia
tertentu, mampu berpikir dan mengambil keputusan sendiri membutuhkan orang lain.
Psikologi membedakannya dalam 6 (enam) aspek perkembangan yang ada pada manusia,
yaitu
:
1. Aspek Fisik / Jasmani (bertambah usia, badan tinggi / berat; hal-hal seksual)
Dewasa secara jasmaniah artinya sudah mengalami pertumbuhan tinggi dan badan secara
maksimal dengan gizi yang memadai. Agar kondisi tubuh tetap sehat maka perlu

2.

3.
4.
5.

6.

mendapat
perhatian Khusus adalah bagaimana dorongan seksual yang muncul itu
bisa dikendalikan dengan benar. (Matius 5: 27 28).
Aspek Intelektual / Berpikir
Artinya menggunakan Akal Budi untuk melakukan penilaian tentang benar tidaknya
sesuatu sehingga terjadi pertimbangan yang matang tentang menghadapi masalah atau
mengambil keputusan, serta memiliki hikmat sehingga keputusannya yang diambil tidak
disesali dikemudian hari (I kor. 13:11). contoh : Cerita tentang Daud dan Goliad.
Aspek Emosi
Artinya mampu mengendalikan perasaan dengan cara yang tepat. Contoh : Cerita Daniel
dan teman-temannya.
Aspek Sosial
Artinya Mampu menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga berhasil menjalin
komunikasi dua arah dengan orang lain.
Aspek Moral
Seseorang diharapkan dapat memiliki pedoman mengenai apa yang benar dan apa yang
baik untuk dilakukan. Perilaku moral seseorang bersikap normatif, yaitu sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Aspek Spiritual.
Artinya cara hidup yang bertanggungjawab dalam kesadaran dan kebebassan diri untuk
taat, setia dan menjalankan kebenaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata.

Kedewasaan kristen adalah cara hidup


:
a. Menghargai dan menghayati karya keselamatan Kristus yang ada dalam hidupnya (Efesus
3:18-19).
b. Mampu mengatur hidupnya dengan baik dan benar dan hidupnya dipimpin oleh Roh
kudus (Ibrani 5:11-14).
c. bertindak rendah hati dan tidak sombong (Mazmur 32:8-9).
2. MEMBANGUN KEHIDUPAN YANG DEWASA
Kedewasaan Iman: Takut Akan Tuhan
1 . M a k n a Tak u t Ak a n Tuh a n .
Pada umumnya orang selalu mengaitkan kata Takut dengan sesuatu hal yang
bersifat misteri seperti takut kepada hantu, kuburan, dan sebagainya. Namun, ada
takut yang bersifat
biasa saja,seperti takut akan manusia, perampok, orang tua,
guru.
Menurut Esklopedi Alkitab Masa Kini, secara teologis, Takut dijelaskan menjadi 4
jenis,
yaitu:
a. Yang Kudus.
b. Takut diperbudak
c. Takut Pada Manusia
d. Takut pada yang disegani.

Takut akan Tuhan masuk dalam kategori pertama dan keempat. Takut akan Tuhan
terdapat unsur penghormatan dan keseganan. Penghormatan kepada Allah dengan
menaati perintahperintahNya dan ketakutan inilah yang sering disebut dengan
agama yang sejati.
2. Alasan Takut akan Tuhan.
a. Kita harus takut karena Kuasa-Nya yang besar selaku pencipta segala sesuatu
dan segala bangsa (Mazmur 33:6-9)
b. Kuasanya yang dashyat it uterus menopang kita. (Kel 20:18-20; Mrk 4:39-41).
c. Kita menyadari kekudusanNya (Wahyu 15 :4).
d. Kesadaran akan KemuliaanNya (Matius 17:1-8)
e. Berkat-berkat yang terus kita terima dari Dia, khususnya pengampunan Dosa
(Mzm 130:4).
3. Tanggapan dan sikap yang Takut akan Tuhan.
Bersekutu dan beribadah
Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Kekristenan adalah masalah
hubungan persekutuan secara pribadi dengan sang Khalik didalam Yesus kristus.
Kita sangat membutuhkan persekutuan dengan Allah, melalui ibadah. Baik secara
pribadi atau bersama orang percaya lainnya. Kelompok. Ibadah dan persekutuan
kita yang paling bernilai dihadapan Allah, bukan ritualnya, melainkan
perubahan hidup
semakin hari semakin baik dan berkenan kepada-Nya.
4 Apakah Kebenaran itu ? kebenaran / Emet dalam Alkitab menyebutkan 3
makna, yaitu :
a. Kesesuaian dengan fakta : Sesuatu disebut Emet atau benar jika memang
sesuai dengan fakta, tidak hanya kata-kata.
b. Tidak salah atau menipu. Menyatakan apa sesungguhnya, apa yang
seharusnya, tidak menambah atau mengurangi sesuatu.
c. Kejujuran (Eltheia). Mengacu pada realitas Allah yang menyatakan diri di
dalam Tuhan Yesus Kristus.
5 . H u k u m Tau r a t T i d a k M e m b e n a r k a . Hukum Taurat diberikan bukan
sebagai jalan
keselamatan, jalan kebenaran atau jalan kehidupan. Hukum Taurat
diberikan sebagai penuntun,
pembimbing, petunjuk bagi kita untuk bertemu dan
mengakui Yesus Kristus, sebagai satu- satunya
yang
mampu
menggenapi
hukumTaurat bagi kita.
6 . D i b e n a r k a n k a r e n a I m a n . Kebaikan Tuhan kepada manusia dinyatakan
dalam Yesus
Kristus. Agar manusia mengakuikebaikan Tuhan sebagai yang
tidak tertara dan tidak
berbanding, tidak direndahkan sebagaibarnag murahan,
maka Allah memberikan hukum Taurat sebagai sesuatu yang tidak mungkindapat
digenapi oleh manusia, agar manusia
menerima anugerah Allah melalui iman
kepadaYesus Kristus yang menggenapi hukum Taurat bagi setiap orang yang datang
dan menyerahkandiri kepada-Nya. Jadi kita dibenarkan karena iman, bukan karena
perbuatan atau oleh hukumTaurat atau amal, kesalehan bahkan oleh kerajinan ke

gereja. Amal dan kesalehan bahkan ibadah kita haruslah sebagai pernyataan syukur
atas anugerah Tuhan, bukan sebagai usaha untuk mencari
selamat.
4 Keteladanan hidup orang percaya, bukan sebagai upaya atau
usaha untuk beroleh
keselamatan, menutup diri atau kemunafikan sebagai upaya mengucap syukur
buat
semua yang telah Allah perbuat, buat semua yang telah Allah rencanakan dalam hidup
kita. Dengan kesadaran seperti inilah kita tampil sebagai terang, garam atau teladan
bagi dunia.
5 . T a n g g u n g J a w a b K r i s t e n . s e tiap manusia pada dasarnya akan diminta
pertanggung
jawabannya selama hidup di atas bumi
ini,
apalagi
kita
orang-orang yang sudah menerima
kebenaran, kepada kita akan dituntut
pertanggung jawaban atas teman, saudara dan orang- orang di sekitar kita, jika kita
tidak memberitakan Injil keselamatan, bila kita tidak menjadi contoh atau teladan
yang baik bagi
mereka.

3. Kedewasaan Karakter :Remaja yang Kristiani

1. Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan karakter .


a. Pola asuh orang tua
b. Pengalaman masa lalu
c. Norma masyarakat, dan sebagainya.
2.

N i l a i - n i l a i k r i s t i a n i . Remaja yang kristiani dapat dilakukan dengan


menjalankan nilai-nilai kristiani, seperti:
a . M e n g h a r g a i m a n u s i a l a i n . Dalam
menghargai orang lain juga
terkandung sikap mengasihi sesame. Orang yang kita hargai bukan saja orang
yang
mempunyai kedudukan, jabatan, usia yang berada jauh di atas kita tetapi
juga orangorang yang seringkali diremehkan oleh banyak orang.b .
b. Selalu berpikir
p o s i t i f . Dalam kisah antara Yesus dan perempuan
berdosa (Luk 7:36-50), Yesus tidak pernah memandang hina perempuan tersebut.
Yesus senantiasa berpikir positif dengan melihat sisi positifnya. Bahkan
Yesuspun
menganggap bahwa perempuan tersebut memiliki kebaikan yang
melebihi orang
Farisi.
c . B e r s u k a c i t a d a n m e n g u c a p s y u k u r . Dua sikap ini selalu berhubungan.
Sukacita merupakan bagian dari bentuk ucapan syukur. Sebaliknya dalam ucapan
syukur pun senantiasa ada sukacita. Ini bukan berarti orang Kristen tidak dapat
bersedih dan berduka. Kesedihan dan dukacita jangan terlalu berlarutlarut, tetapi
sesegera mungkin
harus diganti dengan sukacita dan ucapan
syukur, karena hidup
orang Kristen adalah hidup untuk mengucapkan syukur
(Flp 4:4).
d . P e r c a y a Yes u s s e b a g a i Tu h a n d a n J u r u s e l a m a t . Unsur yang paling
mendalam dalam kekristenan adalah percaya kepada Tuhan Yesus. Tanpa
pengakuan
bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tentu hal itu tidak dapat
disebut
kekristenan. Sebab kata Kristen artinya Pengikut Kristus.Di
samping keempat nilainilai kekristenan tersebut masih terdapat nilai-nilai
kekristenan lain, seperti
mengampuni, belas kasihan, dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa:
1.
Tiap manusia memiliki karakter yang baik dan buruk.
2.
Karakter yang baik adalah pikiran, perkataan, perbuatan, dan sikap kita
yang dapat membangun dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan
orang
lain.
3.
Karakter yang buruk adalah pikiran, perkataan, perbuatan serta sikap
kita yang merugikan dirisendiri dan orang lain.
4.
Karakter yang buruk dapat dikurangi bahkan dihilangkan, tergantung
pada diri kita, apakah kita
berubah atau tidak.
5.
Remaja Kristen dimampukan oleh Roh Tuhan untuk mengubah karakter
buruk.

6.

Remaja Kristen dapat dikenal melalui karakter yang mencermninkan


dirinya sebagai anakTuhan; pada satu sisi mampu menghargai diri sendiri dan
dengan demikian orang lain dalam kekurangan dan kelebihannya.

4. Kedewasaan Karakter :Membangun Jati Diri


Dapat dikatakan bahwa dalam sejarah hidupnya, manusia selalu berhadapan dengan pernyataan
menyangkut apa makna hidup ini sesungguhnya.
Dalam Rangka pencarian makna itu, manusia juga berhadapan dengan pernyataan esensial atau utama,
yakni siapa dirinya. Pembahasan seperti ini agak bersifat filosofis, tetapi amat penting untuk
membangun karakter dan ciri khas sebagai umat kristen.
Dalam mengenal diri sendiri, kita akan mampu menempatkan diri dalam setiap situasi hidup.
Pengenalan terhadap diri sendiri harusnya dimulai dengan sebuah pertanyaan siapa saya?. Jawaban
terhadap pertanyaan tersebut bisa datang dari orang lain dan dari diri sendiri.
Dengan menilai diri sendiri, manusia dituntut untuk jujur mengakui keberadaannya, termasuk
menemukan kelemahan disamping kekuatan diri atau potensi yang ada dalam dirinya.
Pengenalan terhadap diri sendiri sebenarnya adalah proses yang telah dimulai saat seseorang lahir
kedunia.
Namun dalam kenyataannya, banyak manusia yang karakter dan sepak terjangnya tidak sesuai dengan
nama yang disandangnya sejak lahir.
A. Identitas/jati diri remaja.
Masa remaja adalah masa pembentukan identitas atau proses pencarian jati diri
remaja dengan
mempertayakan siapa sebenarnya mereka, dari mana mereka
berasal. Proses pencarian jati diri didukung oleh perkembangan aspek intelektual
berupa kemampuan berpikir abstrak dan
konseptual.
B. Karakter setiap orang berbeda Tiap-tiap orang memiliki karakter yang berbeda hal terlihat
jelas dari
pola pikirnya yaitu melalui pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah, sifat serta kebiasaannya, hubungannya dengan orang lain, dan perencanaan
hidupnya untuk masa depan.
Menurut pakar memang sangat sulit untuk
mengubah karakter seseorang karena karakter dan kepribadian itu melekat kuat dalam
diri seseorang dan turut dipengaruhi oleh genetika. Namun bukan berarti karakter yang
buruk seseorang tidak dapat diubah. Semuanya tergantung pada pribadi tiap manusia.
Manusia yang berpikir positif selalu terbuka pada perubahan yang positif itu berarti
bahwa manusia yang berpikr positif akan selalu mengubah dirinya dari
karakter/kepribadian yang buruk.

Pandangan Firman Allah menurut konsep Paulus:

Roma 12 : 2 a Janganlah kamu


menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah
kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
2. Roma 8 : 5-8 , Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
1.

C. Faktor-Faktor pembentukan karakter Ada beberapa factor yang berperan dalam


pembentukan karakter
yaitu :
1.

2.
3.

D.

Pola asuh orang tua Orang tua dengan pola asuh otoriter umumnya tidak memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan pendapat sendiri dan akan menghambat
bahkan menghancurkan karakter anak ketika orang tua merasa bahwa mereka berada
pada posisi yang benar dan anak pada posisi yang selalu salah.
Pengalaman masa lalu Pengalaman masa lalu yang bersifat traumatis yaitu yang
menyedihkan atau menakutkan, meninggalkan bekas pada ingatan seseorang. Contoh
takut disontik dokter, dll.
Norma masyarakat Sejumlah masyarakat memiliki norma yang ternyata tidak
mendukung bagi berkembangnya karakter secara baik. Contoh rasa dendam yang
dianggap sebagai sesuatu yang harus diselesaikan dengan cara apapun, termasuk
membunuh seluruh keluarga, pada hal yang salah hanya satu orang. Kisah romeo dan
Juliet karangan William Shakespeare pujangga terkenal dari Inggris, mengajarkan
bahwa dendam ternyata dapat dikalahkan dengan cinta kasih yang tulus yang tidak
memandang status social dan luka masa lalu.

Belajar dari Tokoh Alkitab


Samuel, karena tekat kuat dari ibunya ( Hana ) sejak kecil Samuel telah bersedia
mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan. Dalam pertumbuhan
karakter dan
kepribadiannya, ia secara stabil bertumbuh dan dan semakin mantap dalam
pilihannya menjadi hamba Tuhan, dan memperoleh bimbingan yang baik dari
imam Eli.
2.
Daud, adalah anak Isai seorang gembala yang dipilh menjadi raja Israel. Dengan
tubuhnya
yang kecil, dan penampilannya sangat sederhana tidak diduga
Daud dengan kecerdikkan
dapat mengalahkan Goliat dari Filistin dan menang
melawa
musuh-musuh Israel. Ketika menjadi raja Israel Daud mampu
memerintah Israel
dengan bijaksana. Sayangnya Daud memiliki kelemahan
ia berselingkuh dengan istri Uria (Batsyeba). Tuhan menghukum Daud
dan
Daudpun berubah. Berubah bukan karena hukuman tetapi karena Daud sadar
merindukan perubahan yang berdampak positif di mata Tuhan dan sesama.
Secara umum Daud dihargai karena memiliki karakter yang baik dan positif,
karakter yang dipimpin Roh Tuhan. Dalam perjalanan mereka memenuhi
panggilan Tuhan itu berbeda.
1.

Perbedaan dari ke dua tokoh tersebut adalah Samuel tak pernah berbelok dari
jalan yang Allah kehendak sedangkan Daud pernah menyimpang dari jalannya
Tuhan. Pembentukan karakter, kepribadian dan iman dari ke dua tokoh tersebut
adalah sangat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual keseharian.
3.

Yesus Kristus, adalah tokoh ideal yang dapat dijadikan contoh utama karakter
dengan
integritas yang sangat baik dan sempurna. Bukan karena Dia
adalah Anak Allah, namun Yesus Krstus adalah pribadi yang matang dan paham
akan misiNya didunia ini. Contoh ketika Yesus ada di bait Allah bersama-sama
guru Yahudi (Kisah 2 : 41-55). Tiap orang Kristen diharapkan selalu melakukan
pembaharuan diri sehingga semakin lama semakin menyerupai Kristus. Lihat
Kolose 3:5-17,

Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan;


1.
Matikanlah segala sesuatu yang duniawi,
2.
Buanglah semuanya itu,
3.
Tanggalkan manusia lama,
4.
Mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui.
Arti dari semuanya ini bahwa manusia dituntut suatu sikap aktif untuk menjadi manusia yang
sebenarnya yang diinginkan Allah yaitu sikap aktif dari kita untuk menghindarkan diri dari
pengaruh negative dunia ini.
E. Kesimpulan Hal-hal berikut ini dapat kita jadikan sebagai kesimpulan.
1.
Tiap manusia memiliki karakter yang baik dan buruk
2.
Karakter yang baik adalah pikiran, perkataan, perbuatan dan sikap kita yang dapat
membangun dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
3.
Karakter yang buruk adalah pikiran, perkataan perbuatan serta sikap kita yang
merugikan
diri kita sendiri dan orang lain.

BAB II

BERTUMBUH
SEBAGAI
KOMPREHENSIF

PRIBADI

DEWASA

DENGAN

POLA

PIKIR

A. BERPIKIR POSITIF
Secara sederhana, manusia dibagi menjadi 2 golongan : mereka yang berpikir positif dan
mereka yang berpikir Negatif.
Golongan yang berpikir Positif menghadapi hidup dengan penuh semangat; selalu ada
hal-hal baru yang menanti tantangan yang harus dijawab, singkatnya mereka optimis,
sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai kesempatan yang tidak boleh disiasiakan.
Sedangkan golongan yang berpikir negatif bersikap pesimis, selalu ada kekurangan dan
cacat cela dari segala sesuatu.
Berikut ini ada sejumlah karakteristik orang dengan konsep diri positif seperti yang
diungkapkan oleh D. E. Hamachek :
a.

Memiliki keyakinan terhadap pendapat dan sikapnya, serta bersedia


mempertahankannya, tetapi juga terbuka untuk mengubahnya jika
ternyata hal itu
keliru.
b.
Mampu bertindak benar.
c.
Memiliki Keyakinan untuk mengatasi masalah
d.
Merasa setara dengan orang lain, meski berbeda kemampuan; tidak
membanggakan diri.
e.
sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain.
f.
Menerima pujian secara wajar
Sebaliknya, mereka dengan konsep diri negatif menurut William D. Brooks dan Philip Emert
memiliki karakteristik sebagai berikut
:
a.
b.
c.
d.

Peka terhadap kritik.


Responship terhadap pujian
Hiperkritik orang Lain, tetapi tidak mau dikritik.
Pesimis dan cenderung menghindari kompetisi sehat.

B. BERPIKIR KREATIF DAN KRITIS


Berpikir adalah proses ketika manusia mengolah berbagai informasi, asumsi, dan
persepsi, serta pengalaman untuk kemudian menghasilkan ide, kesimpulan, atau
keputusan.
Djalaludin Rakhmat membedakan 2 (dua) macam aktivitas berpikir, yaitu: Autistik dan
Realistik.
Berpikir Autistik adalah Berfantasi, berkhayal, melamun sedangkan berpikir Realitis
adalah menggunakan nalar dimana si pemikir berupaya menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Para filsuf aliran eksistensionalisme mengatakan bahwa hakekat manusia
ditentukan oleh proses berpikir, seperti:
a. Immanuel Kant (1724 1804)
b. Rene Deskrates (1596 -1650), mengatakan bahwa Saya berpikr karena itu saya ada.
Dengan pemahaman seperti ini, jelaslah bahwa berpikir merupakan satu ciri yang
memanusiakan manusia dan juga yang memampukannya menjalankan tugas yang Allah
berikan (Kej. 1:28;Mazmur 8).
Penggolongan jenis berpikir oleh Edward de Bono (1992), seorang ahli pendidikan dari
Inggris, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling rumit, menolong
kita untuk memahami manfaat berpikir dalam kehidupan manusia.
a.
b.
c
d.
e.
f.

Berpikir Faktual / informatif


Berpikir secara Emosi
Berpikir mengenai ketepatan, kebenaran
Berpikir mengenai keuntungan.
Berpikir mengenai ide-ide baru
Berpikir mengenai berpikir itu sendiri.

Para ahli sepakat untuk membedakan lima (5) tahap berpikir kreatif:
a.
Orientasi
: Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
b.
Preparasi
: Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan
masalah
d. Inkubasi
: memberikan pikiran beristerahat sebentar ketika berbagai pemecahan
berhadapan dengan jalan buntu.
d.
Iluminasi
: Masa Inkubasi berakhir ketika pemikiran memperoleh semacam ilham,
serangkaian pikiran terdalam yang di yakini dapat di pakai untuk
memecahkan masalah .
e.
Vertifikasi
: Merupakan tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai
pemecahan masalah yang diajukan pada tahap ke empat.

E MENGHADAPI TANTANGAN

Hidup di dunia ini memang selalu ada masalah yang harus diselesaikan. Bahkan
dari kelahiran sampai akhir hidup, setiap manusia menghadapi tantangan, mulai dari
sederhana sampai yang lebih rumit. Apabila ia berhasil mengatasi tantangan itu, maka
akan menolongnya untuk membangun kepercayaan diri. Sebaliknya pengalaman gagal
akan membuatnya merasa kalah dan takut menghadapi kehidupan selanjutnya.
Paul G. Stolltz menulis buku berjudul Adversuty quotient yang membahas
seberapa cerdasnya manusia dalam menghadapi kesulitan hidup. Ia mengumpamakan
kehidupan ini dijalani sebagai gunung yang harus didaki. Ia berkata bahwa Manusia
dilahirkan dengan satu dorongan inti yang manusiawi untuk terus mendaki, mendaki
dalam pengertian terus berupaya untuk mencapai tujuan hidup. Sepanjang perjalanan
akan muncul banyak kesulitan, tetapi tujuannya adalah mencapai puncak, maka kita
boleh berhenti. Dipuncak gununglah kita akan melihat indahnya pemandangan dan
pendakian yang sudah dilakukan.
Paul G. Stolltz membagi 3 tipe manusia :
1. Tipe manusia quitter / orang-orang yang berhenti atau menyerah. Artinya manusia yang
cepat meneyerah dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Gampang takut
dan
rendah diri, lemah dan tidak mampu. Akibatnya kesempatan yang ada lalu begitu
saja.
2. Tipe manusia Camper atau manusia yang berkemah. Artinya manusia yang berjuang
setengah-setengah, separuh jalan. Baru sedikit saja berupaya sudah mengatakan Cukup.
Mereka cepat puas dengan sedikit upaya tanpa peduli upaya tersebut mencapai tujuan
atau tidak.
3. Tipe manusia Pendaki atau Climber. Artinya manusia yang tidak pernah menyerah dalam
berjuang mencapai sukses demi sukses. Segala bentuk tantangan dihadapinya dengan
optimis. Mereka adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
atau berbagai alternatif dan tidak membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau
mental, dll menghalangi pendakian atau perjuangannya.
Dari ketiga tipe ini Climberlah yang mengalami sukses. Karena Climber memiliki
kemauan dan kemampuan untuk belajar, baik itu dari sekolah, pengalaman, tujuan,
lingkungan sekitar dan dari mereka yang lebih senior.

CARA YESUS MENGHADAPI TANTANGAN

Dalam Lukas 4 : 1 13; ada 3 pencobaan yang dialami Yesus, yaitu :


a. Kebutuhan Jasmani
: Lapar dan Haus
b. Kebutuhan Psikologis : Kuasa
c. Kebutuhan Spiritual
: Iman
Pencobaan di padang gurun merupakan pengalaman monumental Yesus sekaligus menandai misi
pelayananNya di bumi yang membuktikan identitas diri sekaligus integritasNya dalam
pelayanan.
MENGENALI BEBERAPA TANTANGAN
Sebagai remaja ada beberapa tantangan yang ditemui, antara lain :
a. Menyelesaikan proses belajar dan kewajiban sebagai pelajar dengan kritis dan
bertanggungjawab.
b. Mampu bersosialisasi dengan baik
c. Mampu mengaktualisasikan diri dalam pergaulan dan keluarga
d. Memenuhi target hidup dalam bentuk mewujudkan rencana hidup.
e. Menghilangkan berbagai keraguan, ketakutan, prasangka, iri hati, dendam.
SENJATA MENGHADAPI TANTANGAN
Tuhan Yesus menjawab tantangan dengan firman Tuhan Ada tertulis (Mat. 4:4, 7, 10). Rasul
Paulus dalam Efesus 6 : 10-20 menunjukkan senjata dalam melawan tipu muslihat iblis, yaitu :
a. Ikat pinggang kebenaran
b. Baju zirah keadilan
c. Kasut kerelaan untuk memberitakan injil damai sejahtera
d. Perisai Iman
e. Ketopang keselamatan
f. Pedang Roh berupa Firman Allah
g. Doa setiap waktu di dalam Roh
h. Permohanan yang tidak putus-putusnya untuk segala orang kudus.

RANGKUMAN

a. Menjadi pribadi yang dewasa, tidak hanya mengandalkan kemampuan diri, sesama
melainkan
pertolongan dari ketritunggalan Allah (Bapa, Anak, dan Roh Kudus).
b. Menjadi Pribadi yang dewasa adalah pribadi yang mampu memecahkan masalahnya
sendiri.
TUGAS
a. Jelaskan pendapat anda tentang pengertian Dewasa!
b. Apa yang anda pahami tentang takut akan Tuhan ?
c. Sebutkan satu contoh dari sikap tidak takut akan Tuhan, yang anda jumpai dalam
kehidupan
sehari-hari !
d. Pada saat saat apa saja kita tidak berpikir atau menggunakan pikiran?
e. Bacalah Kitab Amsal 1:7a. Catatlah apa saja yang berkesan bagi anda dari ayat
Firman tersebut ?
f. Dari keenam aspek yang anda ketahui, aspek manakah yang paling penting?

BAB 3

BERTUMBUH DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

A. PENGERTIAN KELUARGA
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja, keluarga merupakan bahgian kecil yang termasuk
di dalamnya. Secara sederhana Keluarga dapat dipahami sebagai berkumpulnya seorang suami
dengan seorang isteri yang hidup dalam rumah tangga dengan anak-anak (kalau ada) sebagai
buah perkawinan mereka. Inilah yang disebut sebagai keluarga inti. Sedangkan keluarga besar
meliputi ayah, ibu, anak-anak, tante dan paman, oma dan opa, dll. Untuk membentuk sebuah
keluarga biasanya diawali dengan sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan suatu syarat mutlak
dalam membentuk sebuah keluarga kristen.
B. PANDANGAN KRISTEN TENTANG KELUARGA
Bila dilihat dari proses pembentukannya, maka keluarga tidak bias dilepaskan dari adanya
pernikahan atau persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
ditetapkan Tuhan. Sehingga pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga Kristen.
Karena itu supaya tidak terjadi salah arah dalam penyajian materi ini, maka dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Pernikahan Menurut Alkitab
Yang menjadi dasar pernikahan Kristen adalah perintah Allah di dalam Alkitab. Allah sendiri
yang pertama kali melakukan / membentuk pernikahan. Hal ini dapat kita ketahui dari ketika
Allah menciptakan Hawa dan membawanya pada Adam, dan Adam mengaku : Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. (kejadian 2 : 23). Oleh karena itu apa yang
sudah dipersatukan Allah tiddak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:6a). Nah,
mengapa sehingga perlu ada pernikahan? Sebab Allah tidak menghendaki manusia itu hidup
sebatang kara. Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18).
Dalam Kej 2 :24; Matius 19:5; Markus 10:6-7 dan Efesus 5:31, dikatakan sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi daging. Dari pandangan alkitab ini terdapat beberapa kata kunci
yang perlu dijelaskan antara lain :
Kata Seorang laki-laki artinya : Pernikahan Kristen hanya mengenal pernikahan
monogamy.
Kata Meninggalkan, yang dalam bahasa Ibrani azab artinya meninggalkan yang
ada dibelakang atau menjadi bebas. Hal ini dimaksudkan agar suami isteri dapat
keluar dari rumah orangtua dan membentuk keluarga baru serta hidup secara mandiri.
Kata Bersatu, yang dalam bahasa ibrani Davag artinya melekat atau menempel
pada. Bersatu di sini tidak hanya berarti hidup satu rumah saja, melainkan harus
dapat mewujudkan kekompakkan, keharmonisan, saling menolong dan bekerja sama.
Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu ( Matius 19:6).
Kata Menjadi satu daging dalam bahasa ibraninya Basyar artinya menandai suatu
persekutuan yang baru. Dalam Kejadian 4:1 terdapat kata: adam bersetubuh dengan
Hawa iserinya. Kata bersetubuh yang dipakai dalam bahasa ibrani adalah Yadha
yang berarti mengeanl sedalam-dalamnya. Namun perlu diingat bahwa hal ini hanya
dapat bermakna bila ditempatkan dalam kerangka pernikahan.

b. Arti dan Tujuan Keluarga Kristen.


Keluarga Kristen adalah Keluarga yang orangtua dan anak-anaknya mendasarkan seluruh
hidupnya kepada Yesus Kristus. Sebab Dia-lah Kepala Keluarga (I Korintus 11:3). Karena
Yesus Kristus adalah kepala keluarga maka, keluarga Kristen harus hidup bergantung
kepadaNya. Sebab tanpa hidup dalam ketergantungan pada Kristus maka keluarga kristen
pada hakekatnya adalah mati. Contoh: Manusia masih dapat tanpa tangan atau kaki, namun
manusia tidak mungkin hidup tanpa kepala. Karena itu tujuan hidup keluarga Kristen adalah
membina hidup yang berkenan kepada Allah secara nyata.
c. Dasar Hidup Suami - Isteri
Dengan memahami pandangan Alkitab tentang arti pernikahan, arti dan tujuan keluarga
kristen, maka jelaslah bahwa dasar hidup suami isteri adalah KASIH (Ef. 5:22-23).
Kebiasaan orang-orang Yahudi pada zaman Rasul Paulus, yang memandang rendah
wanita. Wanita dipandang sebagai benda dan tidak sebagai manusia. Wanita tidak mempunyai
hak atas apapun dan secara mutlak adalah milik suaminya, shingga bebas diperlakukan
sewenang-wenang. Hal ini tentunya bukanlah suatu contoh yang perlu kita teladani dan
pertahankan dalam kehidupan Kristen. Sebab Kasih yang sebenarnya adalah kasih yang tidak
melakukan yang tidak sopan, dan mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran. (I Kor. 13:5-6).

C. PENGARUH MODERNISASI DALAM KELUARGA


Sebelum mengetahui apa pengaruh Modernisasi dalam keluarga, terlebih dahulu perlu kita
pahami tentang apa itu Modernisasi. Modernisasi berasal dari :
1. Kata Latin Modus dan kata perancis Mode yang artinya cara, cara khusus yang dipakai
dalam hal menata sesuatu (Pakaian, hiasan ruma, dll).
2. Kata Inggris Modern yang berarti yang terbaru, (se) cara baru, mutakhir.

Dengan demikian Modernisasi adalah suatu ajaran, proses menjalankan sesuatu, dengan cara,
ide-ide yang baru. Dengan pengertian ini maka Modernisasi merupakan sebuah perkembangan
baru dari apa yang sebelumnya sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Contoh : mesin ketik
yang berkembang dengan adanya computer, pesawat dll. Modernisasi timbul oleh adanya
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Tekhnologi dan zaman. Mo dernisasi dapat berakibat
Positif dan juga Negatif bagi kehidupan manusia.
Secara positif, adanya Modernisasi membawa kehidupan manusia kea rah yang lebih baik
lagi dari sebelumnya. Contoh : adanya pesawat, orang dapat pergi ke tempat yang jauh dalam
waktu yang singkat. Adanya TV, orang tidak saja mendengar informasi tetapi sekaligus dapat
melihat secara langsung walau peristiwanya tidak terjadi di dekatnya dll.
Secara negative, adanya Modernisasi juga dapat membawa hidup manusia kearah yang
lebih buruk dari sebelumnya. Contohnya : denagn menonton blue film, orang dapat dirangsang
untuk melakukan percabulan, perzinahan, dengan marakit bom, orang dapat meneror dan
membunuh sesamanya, ataupun dengan pesawat telepon, orang dapat menteror orang lain, dsb.

Anda mungkin juga menyukai