STANDAR KOMPETENSI :
Mewujudkan Nilai-Nilai Kristiani Dalam Pergaulan Antar Pribadi dan Kehidupan Sosial Dengan
Menunjukkan Bahwa Remaja Kristen Bertumbuh Sebagai Pribadi Dewasa Yang Tidak
Kehilangan Identitas.
KOMPETENSI DASAR
:
Peserta Didik Mengalami Proses Pertumbuhan Sebagai Pribadi Yang Dewasa dan Memiliki
Karakter Yang Kokoh Dengan Pola Pikir Yang Komprehensif Dalam Segala Aspek.
INDIKATOR :
Menjelaskan makna pribadi yang dewasa.
Menyebutkan ciri-ciri proses pertumbuhan pribadi yang dewasa.
Mengidentifikasikan potensi dan kelemahan diri melalui pikiran dan perbuatan secara
deskriptif.
Menyebutkan ciri-ciri karakter pribadi yang kokoh.
Menuliskan perkembangan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek.
BACAAN ALKITAB
a. Amsal 1:7
b. Kejadian 1:26-27
c. Efesus 5:16-17
d. I Korintus 13:11
e. I Korintus 14:20
f. Roma 12:11-12
g. Ibrani 10:24-25
1. PENGERTIAN DEWASA
Secara umum, kedewasaan dipahami sebagai suatu keadaan manusia yang mencapai usia
tertentu, mampu berpikir dan mengambil keputusan sendiri membutuhkan orang lain.
Psikologi membedakannya dalam 6 (enam) aspek perkembangan yang ada pada manusia,
yaitu
:
1. Aspek Fisik / Jasmani (bertambah usia, badan tinggi / berat; hal-hal seksual)
Dewasa secara jasmaniah artinya sudah mengalami pertumbuhan tinggi dan badan secara
maksimal dengan gizi yang memadai. Agar kondisi tubuh tetap sehat maka perlu
2.
3.
4.
5.
6.
mendapat
perhatian Khusus adalah bagaimana dorongan seksual yang muncul itu
bisa dikendalikan dengan benar. (Matius 5: 27 28).
Aspek Intelektual / Berpikir
Artinya menggunakan Akal Budi untuk melakukan penilaian tentang benar tidaknya
sesuatu sehingga terjadi pertimbangan yang matang tentang menghadapi masalah atau
mengambil keputusan, serta memiliki hikmat sehingga keputusannya yang diambil tidak
disesali dikemudian hari (I kor. 13:11). contoh : Cerita tentang Daud dan Goliad.
Aspek Emosi
Artinya mampu mengendalikan perasaan dengan cara yang tepat. Contoh : Cerita Daniel
dan teman-temannya.
Aspek Sosial
Artinya Mampu menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga berhasil menjalin
komunikasi dua arah dengan orang lain.
Aspek Moral
Seseorang diharapkan dapat memiliki pedoman mengenai apa yang benar dan apa yang
baik untuk dilakukan. Perilaku moral seseorang bersikap normatif, yaitu sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Aspek Spiritual.
Artinya cara hidup yang bertanggungjawab dalam kesadaran dan kebebassan diri untuk
taat, setia dan menjalankan kebenaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata.
Takut akan Tuhan masuk dalam kategori pertama dan keempat. Takut akan Tuhan
terdapat unsur penghormatan dan keseganan. Penghormatan kepada Allah dengan
menaati perintahperintahNya dan ketakutan inilah yang sering disebut dengan
agama yang sejati.
2. Alasan Takut akan Tuhan.
a. Kita harus takut karena Kuasa-Nya yang besar selaku pencipta segala sesuatu
dan segala bangsa (Mazmur 33:6-9)
b. Kuasanya yang dashyat it uterus menopang kita. (Kel 20:18-20; Mrk 4:39-41).
c. Kita menyadari kekudusanNya (Wahyu 15 :4).
d. Kesadaran akan KemuliaanNya (Matius 17:1-8)
e. Berkat-berkat yang terus kita terima dari Dia, khususnya pengampunan Dosa
(Mzm 130:4).
3. Tanggapan dan sikap yang Takut akan Tuhan.
Bersekutu dan beribadah
Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Kekristenan adalah masalah
hubungan persekutuan secara pribadi dengan sang Khalik didalam Yesus kristus.
Kita sangat membutuhkan persekutuan dengan Allah, melalui ibadah. Baik secara
pribadi atau bersama orang percaya lainnya. Kelompok. Ibadah dan persekutuan
kita yang paling bernilai dihadapan Allah, bukan ritualnya, melainkan
perubahan hidup
semakin hari semakin baik dan berkenan kepada-Nya.
4 Apakah Kebenaran itu ? kebenaran / Emet dalam Alkitab menyebutkan 3
makna, yaitu :
a. Kesesuaian dengan fakta : Sesuatu disebut Emet atau benar jika memang
sesuai dengan fakta, tidak hanya kata-kata.
b. Tidak salah atau menipu. Menyatakan apa sesungguhnya, apa yang
seharusnya, tidak menambah atau mengurangi sesuatu.
c. Kejujuran (Eltheia). Mengacu pada realitas Allah yang menyatakan diri di
dalam Tuhan Yesus Kristus.
5 . H u k u m Tau r a t T i d a k M e m b e n a r k a . Hukum Taurat diberikan bukan
sebagai jalan
keselamatan, jalan kebenaran atau jalan kehidupan. Hukum Taurat
diberikan sebagai penuntun,
pembimbing, petunjuk bagi kita untuk bertemu dan
mengakui Yesus Kristus, sebagai satu- satunya
yang
mampu
menggenapi
hukumTaurat bagi kita.
6 . D i b e n a r k a n k a r e n a I m a n . Kebaikan Tuhan kepada manusia dinyatakan
dalam Yesus
Kristus. Agar manusia mengakuikebaikan Tuhan sebagai yang
tidak tertara dan tidak
berbanding, tidak direndahkan sebagaibarnag murahan,
maka Allah memberikan hukum Taurat sebagai sesuatu yang tidak mungkindapat
digenapi oleh manusia, agar manusia
menerima anugerah Allah melalui iman
kepadaYesus Kristus yang menggenapi hukum Taurat bagi setiap orang yang datang
dan menyerahkandiri kepada-Nya. Jadi kita dibenarkan karena iman, bukan karena
perbuatan atau oleh hukumTaurat atau amal, kesalehan bahkan oleh kerajinan ke
gereja. Amal dan kesalehan bahkan ibadah kita haruslah sebagai pernyataan syukur
atas anugerah Tuhan, bukan sebagai usaha untuk mencari
selamat.
4 Keteladanan hidup orang percaya, bukan sebagai upaya atau
usaha untuk beroleh
keselamatan, menutup diri atau kemunafikan sebagai upaya mengucap syukur
buat
semua yang telah Allah perbuat, buat semua yang telah Allah rencanakan dalam hidup
kita. Dengan kesadaran seperti inilah kita tampil sebagai terang, garam atau teladan
bagi dunia.
5 . T a n g g u n g J a w a b K r i s t e n . s e tiap manusia pada dasarnya akan diminta
pertanggung
jawabannya selama hidup di atas bumi
ini,
apalagi
kita
orang-orang yang sudah menerima
kebenaran, kepada kita akan dituntut
pertanggung jawaban atas teman, saudara dan orang- orang di sekitar kita, jika kita
tidak memberitakan Injil keselamatan, bila kita tidak menjadi contoh atau teladan
yang baik bagi
mereka.
6.
2.
3.
D.
Pola asuh orang tua Orang tua dengan pola asuh otoriter umumnya tidak memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan pendapat sendiri dan akan menghambat
bahkan menghancurkan karakter anak ketika orang tua merasa bahwa mereka berada
pada posisi yang benar dan anak pada posisi yang selalu salah.
Pengalaman masa lalu Pengalaman masa lalu yang bersifat traumatis yaitu yang
menyedihkan atau menakutkan, meninggalkan bekas pada ingatan seseorang. Contoh
takut disontik dokter, dll.
Norma masyarakat Sejumlah masyarakat memiliki norma yang ternyata tidak
mendukung bagi berkembangnya karakter secara baik. Contoh rasa dendam yang
dianggap sebagai sesuatu yang harus diselesaikan dengan cara apapun, termasuk
membunuh seluruh keluarga, pada hal yang salah hanya satu orang. Kisah romeo dan
Juliet karangan William Shakespeare pujangga terkenal dari Inggris, mengajarkan
bahwa dendam ternyata dapat dikalahkan dengan cinta kasih yang tulus yang tidak
memandang status social dan luka masa lalu.
Perbedaan dari ke dua tokoh tersebut adalah Samuel tak pernah berbelok dari
jalan yang Allah kehendak sedangkan Daud pernah menyimpang dari jalannya
Tuhan. Pembentukan karakter, kepribadian dan iman dari ke dua tokoh tersebut
adalah sangat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual keseharian.
3.
Yesus Kristus, adalah tokoh ideal yang dapat dijadikan contoh utama karakter
dengan
integritas yang sangat baik dan sempurna. Bukan karena Dia
adalah Anak Allah, namun Yesus Krstus adalah pribadi yang matang dan paham
akan misiNya didunia ini. Contoh ketika Yesus ada di bait Allah bersama-sama
guru Yahudi (Kisah 2 : 41-55). Tiap orang Kristen diharapkan selalu melakukan
pembaharuan diri sehingga semakin lama semakin menyerupai Kristus. Lihat
Kolose 3:5-17,
BAB II
BERTUMBUH
SEBAGAI
KOMPREHENSIF
PRIBADI
DEWASA
DENGAN
POLA
PIKIR
A. BERPIKIR POSITIF
Secara sederhana, manusia dibagi menjadi 2 golongan : mereka yang berpikir positif dan
mereka yang berpikir Negatif.
Golongan yang berpikir Positif menghadapi hidup dengan penuh semangat; selalu ada
hal-hal baru yang menanti tantangan yang harus dijawab, singkatnya mereka optimis,
sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai kesempatan yang tidak boleh disiasiakan.
Sedangkan golongan yang berpikir negatif bersikap pesimis, selalu ada kekurangan dan
cacat cela dari segala sesuatu.
Berikut ini ada sejumlah karakteristik orang dengan konsep diri positif seperti yang
diungkapkan oleh D. E. Hamachek :
a.
Para ahli sepakat untuk membedakan lima (5) tahap berpikir kreatif:
a.
Orientasi
: Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
b.
Preparasi
: Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan
masalah
d. Inkubasi
: memberikan pikiran beristerahat sebentar ketika berbagai pemecahan
berhadapan dengan jalan buntu.
d.
Iluminasi
: Masa Inkubasi berakhir ketika pemikiran memperoleh semacam ilham,
serangkaian pikiran terdalam yang di yakini dapat di pakai untuk
memecahkan masalah .
e.
Vertifikasi
: Merupakan tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai
pemecahan masalah yang diajukan pada tahap ke empat.
E MENGHADAPI TANTANGAN
Hidup di dunia ini memang selalu ada masalah yang harus diselesaikan. Bahkan
dari kelahiran sampai akhir hidup, setiap manusia menghadapi tantangan, mulai dari
sederhana sampai yang lebih rumit. Apabila ia berhasil mengatasi tantangan itu, maka
akan menolongnya untuk membangun kepercayaan diri. Sebaliknya pengalaman gagal
akan membuatnya merasa kalah dan takut menghadapi kehidupan selanjutnya.
Paul G. Stolltz menulis buku berjudul Adversuty quotient yang membahas
seberapa cerdasnya manusia dalam menghadapi kesulitan hidup. Ia mengumpamakan
kehidupan ini dijalani sebagai gunung yang harus didaki. Ia berkata bahwa Manusia
dilahirkan dengan satu dorongan inti yang manusiawi untuk terus mendaki, mendaki
dalam pengertian terus berupaya untuk mencapai tujuan hidup. Sepanjang perjalanan
akan muncul banyak kesulitan, tetapi tujuannya adalah mencapai puncak, maka kita
boleh berhenti. Dipuncak gununglah kita akan melihat indahnya pemandangan dan
pendakian yang sudah dilakukan.
Paul G. Stolltz membagi 3 tipe manusia :
1. Tipe manusia quitter / orang-orang yang berhenti atau menyerah. Artinya manusia yang
cepat meneyerah dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Gampang takut
dan
rendah diri, lemah dan tidak mampu. Akibatnya kesempatan yang ada lalu begitu
saja.
2. Tipe manusia Camper atau manusia yang berkemah. Artinya manusia yang berjuang
setengah-setengah, separuh jalan. Baru sedikit saja berupaya sudah mengatakan Cukup.
Mereka cepat puas dengan sedikit upaya tanpa peduli upaya tersebut mencapai tujuan
atau tidak.
3. Tipe manusia Pendaki atau Climber. Artinya manusia yang tidak pernah menyerah dalam
berjuang mencapai sukses demi sukses. Segala bentuk tantangan dihadapinya dengan
optimis. Mereka adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
atau berbagai alternatif dan tidak membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau
mental, dll menghalangi pendakian atau perjuangannya.
Dari ketiga tipe ini Climberlah yang mengalami sukses. Karena Climber memiliki
kemauan dan kemampuan untuk belajar, baik itu dari sekolah, pengalaman, tujuan,
lingkungan sekitar dan dari mereka yang lebih senior.
RANGKUMAN
a. Menjadi pribadi yang dewasa, tidak hanya mengandalkan kemampuan diri, sesama
melainkan
pertolongan dari ketritunggalan Allah (Bapa, Anak, dan Roh Kudus).
b. Menjadi Pribadi yang dewasa adalah pribadi yang mampu memecahkan masalahnya
sendiri.
TUGAS
a. Jelaskan pendapat anda tentang pengertian Dewasa!
b. Apa yang anda pahami tentang takut akan Tuhan ?
c. Sebutkan satu contoh dari sikap tidak takut akan Tuhan, yang anda jumpai dalam
kehidupan
sehari-hari !
d. Pada saat saat apa saja kita tidak berpikir atau menggunakan pikiran?
e. Bacalah Kitab Amsal 1:7a. Catatlah apa saja yang berkesan bagi anda dari ayat
Firman tersebut ?
f. Dari keenam aspek yang anda ketahui, aspek manakah yang paling penting?
BAB 3
A. PENGERTIAN KELUARGA
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja, keluarga merupakan bahgian kecil yang termasuk
di dalamnya. Secara sederhana Keluarga dapat dipahami sebagai berkumpulnya seorang suami
dengan seorang isteri yang hidup dalam rumah tangga dengan anak-anak (kalau ada) sebagai
buah perkawinan mereka. Inilah yang disebut sebagai keluarga inti. Sedangkan keluarga besar
meliputi ayah, ibu, anak-anak, tante dan paman, oma dan opa, dll. Untuk membentuk sebuah
keluarga biasanya diawali dengan sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan suatu syarat mutlak
dalam membentuk sebuah keluarga kristen.
B. PANDANGAN KRISTEN TENTANG KELUARGA
Bila dilihat dari proses pembentukannya, maka keluarga tidak bias dilepaskan dari adanya
pernikahan atau persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
ditetapkan Tuhan. Sehingga pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga Kristen.
Karena itu supaya tidak terjadi salah arah dalam penyajian materi ini, maka dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Pernikahan Menurut Alkitab
Yang menjadi dasar pernikahan Kristen adalah perintah Allah di dalam Alkitab. Allah sendiri
yang pertama kali melakukan / membentuk pernikahan. Hal ini dapat kita ketahui dari ketika
Allah menciptakan Hawa dan membawanya pada Adam, dan Adam mengaku : Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. (kejadian 2 : 23). Oleh karena itu apa yang
sudah dipersatukan Allah tiddak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:6a). Nah,
mengapa sehingga perlu ada pernikahan? Sebab Allah tidak menghendaki manusia itu hidup
sebatang kara. Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18).
Dalam Kej 2 :24; Matius 19:5; Markus 10:6-7 dan Efesus 5:31, dikatakan sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi daging. Dari pandangan alkitab ini terdapat beberapa kata kunci
yang perlu dijelaskan antara lain :
Kata Seorang laki-laki artinya : Pernikahan Kristen hanya mengenal pernikahan
monogamy.
Kata Meninggalkan, yang dalam bahasa Ibrani azab artinya meninggalkan yang
ada dibelakang atau menjadi bebas. Hal ini dimaksudkan agar suami isteri dapat
keluar dari rumah orangtua dan membentuk keluarga baru serta hidup secara mandiri.
Kata Bersatu, yang dalam bahasa ibrani Davag artinya melekat atau menempel
pada. Bersatu di sini tidak hanya berarti hidup satu rumah saja, melainkan harus
dapat mewujudkan kekompakkan, keharmonisan, saling menolong dan bekerja sama.
Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu ( Matius 19:6).
Kata Menjadi satu daging dalam bahasa ibraninya Basyar artinya menandai suatu
persekutuan yang baru. Dalam Kejadian 4:1 terdapat kata: adam bersetubuh dengan
Hawa iserinya. Kata bersetubuh yang dipakai dalam bahasa ibrani adalah Yadha
yang berarti mengeanl sedalam-dalamnya. Namun perlu diingat bahwa hal ini hanya
dapat bermakna bila ditempatkan dalam kerangka pernikahan.
Dengan demikian Modernisasi adalah suatu ajaran, proses menjalankan sesuatu, dengan cara,
ide-ide yang baru. Dengan pengertian ini maka Modernisasi merupakan sebuah perkembangan
baru dari apa yang sebelumnya sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Contoh : mesin ketik
yang berkembang dengan adanya computer, pesawat dll. Modernisasi timbul oleh adanya
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Tekhnologi dan zaman. Mo dernisasi dapat berakibat
Positif dan juga Negatif bagi kehidupan manusia.
Secara positif, adanya Modernisasi membawa kehidupan manusia kea rah yang lebih baik
lagi dari sebelumnya. Contoh : adanya pesawat, orang dapat pergi ke tempat yang jauh dalam
waktu yang singkat. Adanya TV, orang tidak saja mendengar informasi tetapi sekaligus dapat
melihat secara langsung walau peristiwanya tidak terjadi di dekatnya dll.
Secara negative, adanya Modernisasi juga dapat membawa hidup manusia kearah yang
lebih buruk dari sebelumnya. Contohnya : denagn menonton blue film, orang dapat dirangsang
untuk melakukan percabulan, perzinahan, dengan marakit bom, orang dapat meneror dan
membunuh sesamanya, ataupun dengan pesawat telepon, orang dapat menteror orang lain, dsb.