Anda di halaman 1dari 5

ACARA PARTANGIANGAN SEKTOR 1

HKBP USKUP AGUNG SUGIOPRANOTO


Kamis, 22 September 2023
Tuan rumah : Kel. Drs. Paris Bako/br Tampubolon

1. Marende BE. No. 574 : 1, 2 “Puji ma Debata”


Puji ma, puji ma Debata na niainNa do umpuji Debata
Nunga sesa dosami malum dohot rohami
Puji ma, puji ma Debata na niainNa do umpuji Debata
Olophon, olophon Tuhan i, hatindanghon denggan ni basaNa i
Sai arahon donganmi ro tu sipalua i
Olophon, olophon Tuhan i, hatindanghon ma denggan basaNa i
2. Votum
3. Epistel : 1 Musa 8 : 15- 22
4. Marende BE. No. 569 : 1 “O Debata tung longang”
O Debata tung longang do rohangku
Molo hubereng na tinompaMi
Saluhut bintang, hilap dohot ronggur
Manghatindanghon hasangaponMi
Marende au Tuhan mamuji Ho, O Debata, sangap do Ho
Marende au Tuhan mamuji Ho, O Debata, sangap do Ho
5. Jamita : Pilippi 1 : 21- 30
Surat Paulus kepada jemaat Filipi merupakan salah satu surat yang dikirim
Paulus dari penjara. Ada surat yang dikirim Paulus dari penjara yakni: surat kepada
jemaat Filipi, Kolose, Efesus dan kepada Filemon. Tidak jelas disebutkan dari
penjara mana Paulus mengirimkan surat surat ini. ada yang mengatakan penjara yang
di Kaesarea, ada yang mengatakan dari penjara Efesus, tetapi lebih banyak yang
mengatakan dari penjara Roma . Mengapa? Alasannya adalah bahwa Roma
merupakan pusat pemerintahan dan pusat pengadilan. Di kota Roma juga ada
penjara dibawah tanah. Meskipun Paulus mendekam dalam penjara pada saat itu,
tetapi dari penjara itulah keluar empat karya indah dari Paulus berupa surat-surat
penggembalaannya kepada jemaat Filipi, Kolose, Efesus dan kepada Filemon.
Dalam keadaan dipenjara dia tidak kecewa kepada Tuhan. Penjara tidak membuatnya
kehilangan semangat untuk melayani Tuhan, sebaliknya rohnya tetap semakin
menyala-nyala melayani Tuhan. Tembok-tembok penjara pun tidak mampu
membelenggu Paulus. Justru saat itu ia tetap sanggup menguatkan jemaat Tuhan
dengan surat-surat yang ia kirimkan itu. Penjara menjadi pusat pekabaran injil
keselamatan bagi manusia. Dari penjara Paulus berkhotbah dan membekali berbagai-
bagai jemaat saat itu untuk menyatakan kebenaran Allah. Itu sebabnya pada ayat 12
Paulus bersaksi pemenjaraan Paulus justru membawa berkat dan dampak yang luar
biasa “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang
terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil…bahwa aku
dipenjarakan karena Kristus”.
Pada nas ini Filipi 1:21-30 Paulus mendorong Jemaat di Filipi agar mereka tetap
bersukacita, maju dalam iman, dan terus melakukan pekabaran Injil sekalipun
tekanan dan penderitaan itu datang. Itu semua tidak akan menghambat pemberitaan
Injil dan tidak akan menghambat sukacita dan semangat dalam menjalani kehidupan
ini. Apa alasannya mengapa Paulus untuk tetap bersukacita menghadapi tekanan dan
pergumulan hidup ini? jawabannya terdapat pada ayat 21 “ Karena bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Dia meyakini bahwa apapun hasil akhir
dari perkaranya – entah dia akan dibebaskan atau dihukum mati – dia tidak akan
malu dengan hidupnya. Baik kematian maupun kehidupannya akan memuliakan
Kristus.
Ay. 21-26. “Hidup” maksudnya di sini adalah pertama: hidup masa kini (di dunia);
kedua: hidup setelah kematian dari dunia ini. Hidup masa kini dan hidup yang akan
datang adalah menjadi sebuah dilema bagi Paulus. Manakah yang kupilih? Hidup di
dunia, tinggal di dunia ini, itu berarti bekeja memberi buah; tetapi aku ingin pergi
dan diam bersama-sama dengan Kristus. Keduanya adalah penting sekalipun
keadaannya berbeda. Paulus tidak memperteentaangkan kedua ini. Pada dirinya
sendiri kehidupan maupun kematian adalah netral. Kehidupan tidak selalu baik,
begitu pula kematian tidak selalu buruk. Yang penting adalah diarahkan kemana
kehidupan dan kematian seseorang. Jika diarahkan pada kemuliaan Kristus, maka
baik kehidupan maupun kematian adalah sama-sama baik. Kehidupan masa kini ( di
dunia ini) adalah kesempatan bagi setiap orang untuk mempersiapkan dirinya menuju
kehidupan kekal sesudah kematian. Atau dapat dikatakan, bahwa tidak ada
kehidupan kekal jika tidak hidup di dunia ini bekerja memberi atau menghasilkan
buah.

Orang percaya yang hidup di tengah-tengah kehendak Allah, tidak perlu takut
kematian. Orang percaya mengetahui bahwa Allah mempunyai maksud untuk
kehidupan mereka, dan bahwa kematian bila itu datang, hanya merupakan akhir
tugas mereka di dunia dan awal kehidupan yang lebih indah bersama Kristus.
Ay. 27-30: Paulus juga tidak tahu secara persis bagaimana akhir dari perkaranya,
entah ia akan dihukum mati atau dibebaskan. Di tengah situasi yang serba tidak
menentu seperti ini, ia menasihati jemaat Filipi untuk hidup berpadanan dengan injil.
Ia memberikan nasihat kepada jemaat untuk tetap berjuang dalam kehidupannya
berpadanan dengan Injil Kristus. Orang yang sudah dihidupkan melalui injil sudah
sepatutnya menghidupi injil. Perbuatan mereka seharusnya mencerminkan injil. Injil
yang mulia terwujud dalam kehidupan yang mulia pula, bukan “hidup sebagai seteru
salib Kristus” (3:18). Sayangnya, inilah yang seringkali terjadi dengan sebagian
orang yang mengaku diri Kristen. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, bukan
perluasan pekerjaan injil. Mereka terfokus pada hal-hal yang jasmaniah (3:19).
Sebagaimana gaya hidup seorang warga negara Romawi terlihat begitu beda dengan
gaya hidup seorang budak, demikian pula gaya hidup penerima injil harus berlainan
dengan gaya hidup orang lain yang menolak injil.
Orang Kristen harus hidup layak dengan injil yang ia percayai.

Sebagai wujud orang yang telah berpadanan dengan Injil:


Pertama, sehati sejiwa berjuang demi iman yang muncul dari injil (ayat 27c). Kata
“berjuang” (synathleō) berarti “bersama-sama berjuang.” Penggunaan kata “sehati
sejiwa” ( satu jiwa) dan “bersama-sama berjuang” secara jelas menunjukkan bahwa
Paulus sedang memikirkan jemaat Filipi secara keseluruhan. Ini tentang gaya hidup
gereja, bukan hanya perorangan. Perjuangan demi injil adalah tanggung-jawab
seluruh jemaat, bukan hanya hamba Tuhan atau tim misi.

Pada saat berjuang bersama-sama, kesatuan harus ditekankan. Seringkali


kebersamaan tidak disertai kesatuan. Semakin banyak orang kadangkala identik
dengan semakin banyak persoalan. Tidak demikian seharusnya. Kesatuan harus
mengikat kebersamaan. Motivasi dalam pemberitaan injil harus seragam; jangan ada
yang mencoba mencari keuntungan pribadi dari pemberitaan tersebut (1:15-
17). Sikap dalam pelayanan juga perlu diperhatikan; jangan melayani sambil
berbantah-bantah dan bersungut-sungut, sehingga tidak menjadi kesaksian bagi
orang-orang luar (2:14-16).

Kedua, tidak digentarkan oleh lawan (ayat 28a). Perjuangan demi injil tidak selalu
mulus. Begitu pula yang terjadi dengan Paulus dan jemaat Filipi. Ayat 30
menyiratkan bahwa penganiayaan sudah terjadi dan terus-menerus menimpa jemaat
Filipi sejak Paulus pertama kali merintis pelayanan di sana (bdk. Kis 16:11-40).
Sampai surat ini ditulis pun keduanya tetap menghadapi masalah yang sama. Paulus
sedang dipenjarakan karena injil. Jemaat Filipi mendapat tekanan dari lawan-lawan
mereka. Dibutuhkan keberanian yang besar untuk tetap berjuang demi injil.

Dihubungkan dalam topik Minggu: Tuhan memulihkan keadaan umatNya


(Kejadian 8:15-22). Pemulihan yang dilakukan Allah dengan bencana air bah adalah
untuk memberikan kesempatan baru kepada manusia untuk bersekutu dengan Allah
dan hidup menurut kehendak Allah dengan menghasilkan buah dan bersyukur serta
berpengharapan kepada kehidupan keselamatan kekal. Amin
Amen.

6. Marende BE. No. 471 : 1 “Hupillit Jesus donganki”


Hupillit Jesus donganki lao mangoloi Ibana
Nang muruk pe torop disi labangku do Ibana
Di Ho ngolungku ro di ajalhu, Jesus di Ho au mate mangolu
Di Ho ngolungku ro di ajalhu, Jesus di Ho au mate mangolu
7. Tangiang sian na ro
8. Marende BE. No. 485 : 1, 3 “Dongani au Tuhan”
Dongani au Tuhan sondangi rohangki
Pangiring ni mataM patongon langkangki
Sandok sude gogongku padohot pingkiranku
Huboan peleanku mangula ulaonMu
Ai i hinalomohonMi, urupi rohangki
Ho siapuli au, sai pargogoi ma au
Tarunjun au tongtong dibaen portibi on
Ajari au maniru Tuhanku Sipangolu
Ringkot naeng botoonku pasauthon pingkiranMu
Ho do na mangapuli au sai pargogoi ma au
9. Tangiang sian parjabu
10. Marende BE. No. 190 : 1, 3 “Las rohangku situtu”
Las rohangku situtu mida Jesus na lulu
Manjalahi hajolmaon ai Ibana paluahon
Jolma manisia i sian hamagoan i
Las rohangku situtu mida Jesus na burju
Patupahon hangoluan di au na di hamagoan
Tung saluhut dosangki do disesa Jesus i
11. Tangiang Panutup

Anda mungkin juga menyukai