Anda di halaman 1dari 2

KHOTBAH PARTANGIANGAN (EPISTEL) MINGGU, 29 MARET 2020

ZEFANYA 2 : 1 – 3
JANGAN ACUH TAK ACUH
"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh," Zefanya 2:1
Siapa tidak kenal Marilyn Monroe? Wanita ini lahir 1 Juni 1926 dan berprofesi sebagai aktris,
penyanyi, model terkenal dan juga menjadi simbol seks dunia asal Amerika Serikat. Peraih
penghargaan Golden Award for Best Actress untuk film Some Like It Hot (1960) dan Golden Globe
World Film Favorite: Female (1953, 1962) ini seringkali menjadi trendsetter serta idola wanita dan
pria seantero jagad raya ini. Sayang, perjalanan hidup Marilyn tidak semulus karir dan
popularitasnya karena sejarah dunia mencatat bahwa hidup Marilyn harus berakhir secara tragis
karena ia ditemukan tewas di apartemennya pada 5 Agustus 1962 (dalam usia 36 tahun) di puncak
karir, akibat overdosis obat tidur. Yang tidak semua orang ketahui adalah, seminggu sebelum
kematiannya ia sempat dikunjungi oleh seorang hamba Tuhan, Billy Graham, sesaat setelah
memimpin ibadah KKR, karena ia diutus Tuhan untuk menyampaikan suatu pesan kepada Marilyn.
Tapi apa jawaban si artis? "Maaf, aku tidak memerlukan Tuhanmu." Kekayaan, kecantikan dan
popularitas dunia telah menyilaukan mata Marilyn Monroe sehingga tanpa segan ia meremehkan
dan mengabaikan peringatan Tuhan. Jangan sekalipun kita bersikap acuh terhadap peringatan
Tuhan sebab ada akibat yang harus kita tanggung! "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan
kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat." (Amsal 10:17).
Hari-hari ini 'penyakit' suam-suam kuku dan acuh tak acuh terhadap perkara-perkara rohani
menyerang banyak orang. Yang menjadi salah satu faktor penyebabnya adalah tekanan ekonomi.
Tidak bisa dipungkiri, tingginya biaya kebutuhan hidup membuat banyak orang dihantui rasa kuatir.
Keadaan ini tidak hanya melanda orang-orang dunia tapi juga dialami oleh banyak anak Tuhan,
padahal firman Tuhan tak henti-hentinya mengingatkan, "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting
dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Kenyataannya kekuatiran timbul dalam hati dan pikiran kita. Hal
ini tak ubahnya benih yang ditaburkan di tengah semak duri yaitu "...orang yang mendengar firman
itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah."
(Matius 13:22).
Rasa kuatir akan kebutuhan hidup (ekonomi) ini membuat kita tidak lagi punya gairah dan kerinduan
mencari Tuhan. Hal ini juga dialami bangsa Israel sehingga Tuhan harus menegur mereka dengan
keras melalui nabi Zefanya. Bangsa Israel cuek dan bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal rohani.
Mereka tidak lagi bergairah mencari Tuhan, perkara-perkara rohani mereka kesampingkan. Kita pun
sama, disibukkan dengan pekerjaan yang menyita hampir seluruh waktu kita. Dari pagi sampai
malam yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya,
bagaimana supaya harta dan kekayaan kita makin berlimpah. 24 jam waktu yang diberikan Tuhan
kita habiskan untuk mengejar perkara-perkara duniawi. Seminar-seminar kiat jitu menjadi kaya
mendadak, menjadi miliarder tanpa modal dan sebagainya diserbu orang. Sementara untuk
bersekutu dengan Tuhan dan mencari wajahNya kita sama sekali tidak punya gairah dan semangat
sedikit pun. Akhirnya semua ibadah kita hanyalah sebatas rutinitas belaka.
Ada banyak orang Kristen yang sudah diselamatkan dan mengecap kebaikan Tuhan seringkali
bersikap acuh tak acuh terhadap panggilan Tuhan: panggilan untuk melayani diacuhkan, panggilan
untuk memberitakan Injil diacuhkan, panggilan untuk beribadah dan bersekutu dengan Tuhan
dianggap sebagai angin lalu, apalagi panggilan untuk bertobat malah ditertawakan. Kenyamanan,
popularitas, kekayaan dan segala kenikmatan dunia lebih memikat dan menyita perhatian sehingga
kita merasa tidak membutuhkan Tuhan dalam hidup ini. Nabi Amos memperingatkan, "Celaka atas
orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung
Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka
kaum Israel biasa datang!" (Amos 6:1).
"Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak
mendengar." Yesaya 42:20
Selamat siang sahabatku yang baik
Tuhan memberkati kita sepanjang hari ini

Anda mungkin juga menyukai