DALAM FILIPI 2: 7
Dosen Pengampu:
Eliman M. Th
Oleh:
Frisca Wahyuni Harefa
21. 1599
PEMBAHASAN
Istilah kenosis pertama kali dikemukakan oleh kelompok liberalisme Jerman pada
abad ke-19. Kenosis sering menjadi perdebatan para ahli teologia dari masa ke masa.
Selain teolog, juga terdapat banyak bidat yang mengemukakan pandangan mereka
mengenai konsep kenosis. Mereka menjadikan ajaran kenosis sebagai alasan untuk
menolak ajaran tentang ke-Allahan Yesus. Terdapat dua pandangan bidat tentang teori
kenosis, yakni: pertama, teori penyerahan ke-Allahan Kristus yang mengajarkan bahwa
bahwa selama Yesus hidup di bumi, Ia bukanlah Allah melainkan hanya manusia biasa.
Kedua, teori penyamaran ke-Allahan Kristus yang menjelaskan bahwa kenosis artinya
pada peristiwa kenosis. Dalam keadaan demikian, Kristus bukan Allah. Namun setelah Ia
menyatakan bahwa pada peristiwa kenosis, keilahian Kristus dikurang di dalam diri-Nya
supaya Ia dapat menjadi manusia yang terbatas. Dan masih banyak lagi pandangan dan
khususnya terhadap ajaran kristologi. Maka, dalam pembahasan makalah ini, penulis
Surat Filipi ditulis oleh rasul Paulus sekitar tahun 60-61 AD dengan tujuan
untuk menyatakan rasa syukurnya kepada jemaat di Filipi yang telah membantunya
dalam hal keuangan bahkan jemaat Filipi juga telah mengirimkan pembantu, yaitu
Epafroditus.1 Selain itu, Paulus ingin memotivasi jemaat Filipi bahwa sekalipun ia
sedang terbelenggu dalam penjara, Injil tidak terbelenggu. 2 Surat ini juga ditulis
untuk mendorong jemaat untuk tetap bertekun dalam iman supaya mereka semakin
mengenal Tuhan dan terus bersekutu dalam kerendahan hati dan damai sejahtera.
Selain itu penganiayaan dan perpecahan yang terjadi di antara jemaat juga
1. Konteks Dekat
Konteks dekat dari Filipi 2: 7 adalah pasal 2: 1-11. Filipi 2: 1-11 dapat
dibagi dalam 2 bagian. Bagian pertama, yakni ayat 1-4 adalah nasehat yang
harapan serta pergaulan yang semuanya itu dilihat dalam hubungan seorang
diri sendiri dan menganggap orang lain tidak penting karena di hadapan Tuhan
semua manusia adalah sama. Anggapan bahwa diri sendiri lebih penting
1
Filipi 1:3-11; 2: 19-30; 4: 10-21
2
B. Utley, Paulus terbelenggu, Injil tak terbelenggu : Surat-surat dari penjara (Kolose, Efesus dan
Filemon, dan kemudian Filipi), Marshal Texas: Bible Lesson International, 2011, hal. 212
3
Yanjumseby Y. Manafe, Diktat Pengantar Perjanjian Baru, Tanjung Enim: Sekolah Tinggi
Theologia Ebenhaezer, 2014, hal. 79
dibanding orang lain ialah wujud kesombongan yang menjadi ancaman internal
ditemukan dalam ayat 5-11. konteks Filipi 2:5-11 memperlihatkan cara Allah
menyatakan diri secara sempurna dalam Yesus Kristus bagi manusia. 4 Paulus
sebelumya yaitu dengan meneladani Yesus Kristus, baik dalam berpikir maupun
bertindak. Yesus yang merupakan pribadi kedua dalam Tritunggal, karena kasih
mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan
2. Konteks Jauh
a. Perjanjian Baru
dinyatakan melalui pribadi Yesus Kristus yang telah merendahkan diri dan
menjadi manusia bahkan rela menderita dan mati di kayu salib. Manusialah
yang seharusnya dihukum karena dosa, tetapi Yesus mau menanggung segala
mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Flp 2: 7)
agar karya penyelamatan dapat terlaksana sebab hanya curahan darah Yesus
b. Perjanjian Lama
Perjanjian Lama juga merupakan konteks jauh dari Filipi 2:7 karena
dalam Perjanjian Lama terdapat nubuatan tentang sang Mesias, yaitu Yesus
4
Dolfie Lumimpa, Analisis teks ‘rupa Allah’ menurut surat Filipi. Sekola Tinggi Agama Kristen
Lentera Bangsa Manado, 2017, hal 47-63
5
Samuel lengkong, Analisis Gramatika Kata Kenosis di dalam Filipi 2:7, hal. 66
Kristus. Jauh sebelum Yesus dilahirkan di dunia ini dan menjadi sama seperti
manusia, beberapa kitab dalam Perjanjian Lama seperti Kej. 3:15;Yes. 7:14;
Teks Filipi 2:7 berbicara tentang Kristus yang menjadi manusia dengan
kelemahan dan kehinaan. Dalam Alkitab Terjemahan Baru yang diterbitkan oleh
LAI, isi dari Filipi 2:7 adalah demikian: “Melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia”.. Penulis akan menguraikan secara eksegesis beberapa kata dalam Filipi
2:7, yaitu mengosongkan diri, mengambil, rupa, hamba dan menjadi sama seperti
manusia.
1. Mengosongkan Diri
ἐκένωσεν (ekenosen) yang berasal dari akar kata κενόω (keno) yang berarti to
semua hak, kehormatan dan reputasi-Nya sebagai Allah. Jika dilihat dalam New
6
R. Soedarmo, IKhtisar Dogmatika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985
7
King James Version, The Holy Bible, United State of America: World Publishing, 1989, hal. 141
International Version (NIV)8, kata mengosongkan menggunakan “nothing” yang
artinya “tidak ada apa-apa”. Kalimat “made Himself nothing” dalam kamus
active 3rd person singular (kata kerja aorist indikatif aktif yang dilakukan orang
ketiga tunggal). Kata kerja aorist indikatif aktif menegaskan adanya tindakan atau
peristiwa yang terjadi di masa lampau yang dalam hal ini merujuk kepada kata
κενόω (kosong). Kata ganti orang ketiga yang digunakan dalam ayat ini adalah
eauton, yaitu kata ganti refleksif, dimana suatu tindakan dilakukan pada diri
sendiri. Kata ganti orang ketiga jelas merujuk kepada Yesus sehingga dapat
mengosongkan diri-Nya sendiri atau yang disebut kenosis bukan berarti Ia telah
manusia tidak dapat mengenal-Nya sebagai Allah. 11 Dengan kata lain, Yesus
8
BibleWorks 7
9
Henk Ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), hal 225.
10
Daniel Adi Wijaya, Tinjauan Terhadap Teori Kenosis Menurut Filpi 2:6-8 dan Permasalahannya,
Consilium: Jurnal Teologi dan Pelayanan, Hal. 156
11
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Filipi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, hal. 55
membatasi penggunaan sifat Ilahi supaya dapat hidup di antara manusia yang
terbatas.12
2. Mengambil
Kata “mengambil” memakai bentuk kata (labon) yang akar katanya ialah
diterjemahkan: being (NIV), took (KJV) dan taking (ASV). Kasus yang
Kata kerja partisip aorist adalah suatu tindakan yang dilakukan terlebih dahulu
sebelum apa yang dijelaskan oleh Kata Kerja dalam induk kalimat dilakukan.
Namun apabila kata kerja yang terdapat dalam induk kalimat adalah kata kerja
aorist, maka tindakan dalam partisip aorist terjadi bersamaan dengan yang disebut
Dalam hal ini kata kerja pokok dari labon adalah εκενωσεν yang juga
diri-Nya. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Yunani, maka kalimat ini akan
menjadi: “Tetapi Dia telah terlebih dahulu membatasi diri-Nya sendiri selagi Ia
12
J. F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, Surabaya: Momentum, 1969, hal. 128
13
Akreni Tondion, Skripsi Konsep Kenosis dalam Filipi 2: 7 dan implikasinya bagi orang Kristen
era digital, Sekolah Tinggi Teologi Star’s Lub Luwuk Banggai, 2020, hal. 31
14
P. Maryono, Diktat Kuliah: Gramatika dan Sintaksis Bahasa Yunani Perjanjian Baru STII sem. IV,
hal. 140
mengambil rupa hamba.” Terjemahan ini memberi indikasi bahwa Kristus
Nya.
3. Rupa
Kata “rupa” yang dipakai dalam teks ini adalah morphe yang
istilah “nature” yang dalam kalimatnya adalah “the very nature of a servant”
yang berarti “mengambil sifat seorang hamba”. Sedangkan dalam KJV dan ASV
adalah “bentuk”.
Kata morphen dalam Filipi 2:7 merupakan kata benda berbentuk akusatif
“morphe” sebagai objek. Objek adalah tujuan dari aktifitas yang dilakukan oleh
subjek. Subjek dalam ayat ini adalah Yesus kristus, yang artinya Yesus
menjadi rupa seorang hamba. namun bukan berarti bahwa Kristus menukarkan
4. Hamba
Kata “hamba” ditulis dalam Bahasa Yunani douluo, yang diambil dari kata
doulos. Dalam NIV, KJV dan ASV digunakan istilah yang sama yaitu “a
servant” yang artinya hamba. kata doulou dalam ayat 7 merupakan kata benda
15
B. Newman, Kamus Yunani Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hal 110
16
C. E. Wijaya, Analisa Tentang Kenosis menurut Filipi 2, 2014
genetif tunggal dengan jenis kelamin maskulin yang artinya seperti budak
Arti kata doulos yaitu seorang budak, orang yang bersikap merendahkan
diri, atau orang yang menyerahkan seluruh kehendaknya. Dalam hukum Romawi,
budak tidak memiliki hak sebagai seorang warga negara, budak tidak boleh
memiliki harta, budak dianggap sebagai barang yang bisa diperjual-belikan dan
seorang hamba dilihat dari pelayanan, kesetiaan dan ketaatan kepada tuannya.
Kata genomenos dalam Filipi 2:7 berasal dari kata genomai dengan bentuk verb
participle aorist middle nominative masculine singular yang artinya ada, lahir,
tinggal dan menerima. Kata kerja partisip aorist medium adalah suatu tindakan
yang telah selesai dilakukan dimana tindakan ini dilakukan kepada diri sendiri
17
BibleWorks V7
18
W.E. Best, Christ Emptitied Himself (Texas: WEBBMT, 1985), hal 11-114
verb participle aorist active, kata “menjadi” terjadi bersamaan dengan kenosis
(pengosongan diri).
Dalam Filipi 2:7, kata “menjadi” dipadankan dengan kata “sama dengan
manusia”. Istilah “sama dengan” dalam Bahasa Yunani adalah homoiomati yang
artinya likeness (kelihatan, terlihat), image (gambar), form (rupa, bentuk) dan
antrhropon yang berasal dari kata antrhropos yang artinya human being
dalam ayat ini berupa kata benda genetif yang menyatakan kepemilikan dengan
sama dengan manusia” berarti Yesus datang/lahir ke dunia sebagai manusia dan
tindakan, maupun sifat hakiki manusia seperti rasa lelah, haus, lapar, dan lain
manusia sejati, bukan berarti Ia berdosa sama seperti manusia melainkan Ia tidak
berdosa dan tidak memiliki kemungkinan untuk jatuh ke dalam dosa karena Ia
KESIMPULAN
19
BibleWorks V7
20
Andreas Sudjono, Refleksi Teologis-Historis Teori Kenosis, 2013
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kenosis yang
mengambil natur tambahan bagi diri-Nya sendiri yang membatasi penggunaan sifat
keIlahian-Nya. Dalam Filipi 2:7 Yesus secara sukarela membatasi atribut ke-Allahan-
Nya supaya dapat tinggal dan hidup di antara manusia yang serta terbatas. Dengan
demikian, ketika Yesus menjadi manusia, Ia tetap Allah sepenuhnya dan manusia
sepenuhnya.