Anda di halaman 1dari 9

KENOSIS

 Meaning: (in Christianity) the fact of someone giving up


something, especially used to refer to Jesus Christ giving up part
 of his nature as a god and becoming a human:

 Kenosis means the giving up of divine glory by the eternal Son


of God when he became incarnate.

(Definition of kenosis from the Cambridge


Advanced Learner's Dictionary & Thesaurus © Cambridge
University Press)
 Meaning: the relinquishment of divine attributes by Jesus
Christ in becoming human.

 “Kenosis.” Merriam-Webster.com Dictionary, Merriam-


Webster, https://www.merriam-webster.com/dictionary/kenosis.
Accessed 13 Aug. 2021.
  From: Late Greek kenōsis, from Greek, action of emptying,
from kenoun to purge, empty, from kenos empty.
Ekenosen dalam bentuk aorist tense memiliki arti to favor a definite act, once for all, and not
simply a habit of living. Sehinga frasa iani tidak hanya mengarah pada keadaan pra-eksistensi
tetapi menerangkan karakter.
 Istilah kenoo (mengosongkan diri) dalam Filipi 2:7, memiliki arti:

Mengosongkan; Menghapuskan, membuat tidak berpengaruh (make of no effect); Kehilangan pembenaran-nya.

 Lalu apa yang sedang dikosongkan oleh Kristus dalam inkarnasiNya? Filipi 2:6, “rupa Allah” atau “kesetaraan dengan
Allah”. Latar belakang Filipi 2:1-5 dimana Paulus sedang menasehatkan jemaat Filipi agar bersikap rendah hati, kemudian
sikap rendah hati Kristus dijelaskan pada Filipi 2:6-11 sebagai contoh yang jelas untuk diteladani. Filipi 2:6 dikatakan Yesus
dalam rupa Allah (en morphe theou) yang menunjuk keberadaan Yesus dalam pra-inkarnasiNya. Kata en (dalam)
menunjukkan Kristus ada dalam rupa Allah (dimana seolah2 Kristus dibungkus dalam rupa Allah atau rupa Allah merupakan
lingkungan dimana Kristus berdiam).

 Ada 3 pendapat dalam penafsiran morphe (2:6) :

 Morphe : esensi/karakteristik (2:6)

 Schema : sesuatu yang dapat berubah-ubah yang terlihat dari luar (2:8).

 J. J. Muller berpendapat en morphe theou adalah natur ilahi yang tidak terpisahkan dari pribadi itu sendiri.

 morphe theou ekuivalen dengan eikon (image, gambar/rupa) dan doxa (glory, kemuliaan). Yesus dalam pra-inkarnasiNya
berada dalam rupa (eikon) dan merfleksikan kemuliaan (doxa) Allah.
 Dalam Alkitab Terjemahan Baru Bahasa Indonesia, tertulis “melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Kata mengosongkan diri
dan mengambil rupa seorang hamba menjadi problema bagi banyak
teolog untuk mengerti secara intelektual mengenai natur diri Yesus yakni
Allah dan manusia.

 Pada tahun 451 AD diadakan Konsili Chalcedon, dimana gereja


merumuskan pribadi Kristus yang terdiri dari dua natur yaitu ilahi dan
manusiawi yang tidak berubah, tidak terbagi, tidak terpisah dan tidak
tercampur.
Perkembangan teori Kenosis
 Menurut Hendra G. Mulia, Bapa-bapa gereja awal seperti Origen, Athanasius, Gregory dari Nyssa, Cyril
dari Alexandria, dan Augustine sempat menyinggung konsep pengosongan diri Kristus, tetapi kenosis
mereka tidak mempengaruhi doktrin Kristologi sebab Logos menjadi manusia melalui tindakan
pengosongan diri tetapi bukan dengan jalan melepaskan hakekat dan sifat-sifat keallahannya (Filipi 2:7).

 Zinzendorf (Moravia), berpandangan Kristus sewaktu Ia dikandung dalam rahim ibuNya, meninggalkan
keilahianNya.

 Sartorius pada 1831, melihat begitu besarnya kasih Allah sampai rela menyangkal diri untuk menjadi
manusia dan mengambil rupa seorang hamba. Tetapi tidak menjelaskan bagaimana proses penyangkalan
diri Allah dalam inkarnasiNya.
Perkembangan teori Kenosis
 Penjabaran sistematis dan teologis dari teori kenosis muncul pada tahun 1845 oleh Gottfried Thomasius.
Thomas berpendapat, dalam inkarnasiNya, Allah Anak melepaskan relatifNya (relative attributes) yang
berkaitan dengan kemahakuasaannya, kemahatahuannya dan kemahahadirannya. Ini seperti membagi sifat
atau atribut dari Allah Anak menajdi dua bagian yaitu sifat relasional dan imanen. Gottfried berpandangan
bahwa sifat imanen-lah yang membuat Anak Allah tetap absolut seperti kesucian, kuasa, kebenaran dan
kasihNya. Tetapi I.A. Dorner mengkritik pandangan Gottfried sebab usaha Gottfried menjelaskan
Kristologi justru melupakan doktrin Allah Tritunggal. Ada juga pandangan yang mengkritik Gottfried
karena memisahkan sifat-sifat Allah yang penting dan tidak penting, sedangkan pribadi Allah adalah
kesatuan yang utuh dimana tidka bisa memecahkan esensial dan non-esensial.

 Wolfgang Friedrich Gess berpendapat sewaktu Allah Anak mengosongkan diriNya, tugas utk memlihara
dan menunjang dunia ini diserahkan pada Allah Roh Kudus.

 D.W. Forrest berpendapat keilahian Kristus dibatasi oleh Kristus sendiri sampai pada tahap keterbatasan
dan kondisi seorang manusia.
Komentar

 Saya mengakui bahwa ada keterbatasan mengenai teori kenosis dalam


dunia teologi, dan mungkin saja perkembangan akan terus ada sampai
waktu-waktu mendatang. Tetapi saya perlu berhati-hati daripada
terjebak ingin mengetahui proses mekanisme inkarnasi Yesus dan
melupakan iman dan praktika saya terhadap inkarnasi Yesus.

 Kristus yang merupakan Allah-manusia, dengan rela membatasi


kebebasannya untuk memakai atribut ilahinya (tidak
mempergunakannya demi kepentingan pribadi) dalam
inkarnasi/penjelamaanNya

Anda mungkin juga menyukai