Peralihan dari Teologi ke Antropologi, yaitu studi tentang Allah ke studi tentang
manusia, adalah suatu peralihan yang wajar. Manusia bukan saja mahkota dari seluruh
ciptaan Allah, tetapi juga objek khusus pemeliharaan Allah. Doktrin tentang manusia
harus mengikuti doktrin tentang Allah. Antropologi Teologis hanyalah berkaitan antara
dengan apa yang dikatakan Alkitab tentang manusia dan hubungan di mana manusia
harus berdiri di hadapan Allah. Antropologi Teologis hanya melihat Alkitab sebagai
satusatunya sumber, dan membaca ajaran tentang pengalaman manusia dalam terang
Firman Tuhan. Penjelasan Alkitab tentang Asal Mula Manusia Alkitab memberikan
kepada kita dua catatan tentang penciptaan manusia, yang pertama dalam Kej 1:26, 27
dan yang kedua dalam Kej 2:7, 21-23.
1. Penciptaan manusia didahului oleh suatu pertimbangan yang agung. “Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kej 1:26).
2. Penciptaan manusia ada dalam pengertian paling sempit kata ini adalah tindakan
Allah secara langsung.
3. Berbeda dengan penciptaan makhluk yang lebih rendah, manusia diciptakan menurut
contoh Ilahi.
4. Dua elemen berbeda dari natur manusia jelas dibedakan. Dalam Kej 2:7 tubuh
dibentuk dari tanah, sedangkan jiwa adalah ciptaan Allah yang baru (substansi baru).
Segera manusia ditempatkan dalam kedudukan yang mulia. Manusia dimahkotai
sebagai raja atas seluruh ciptaan. Teori Evolusi Mengenai Asal Mula Manusia Di
antara sekian banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan asal mula
manusia,
C. Teori Evolusi Mengenai Asal Mula Manusia
Di antara sekian banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan asal mula
manusia, teori evolusi sekarag ini paling disukai dan karena itu akan kita bicarakan
dengan ringkas berikut ini.
1. Pernyataan teori. Teori evolusi tidaklah selalu dinyatakan dalam bentuk yang sama
(evolusi naturalistik dan evolusi teistik).
2. Keberatan atas teori ini. Ada sejumlah keberatan yang dikemukakan terhadap teori
bahwa manusia adalah hasil evolusi dari binatang yang lebih rendah.
a.Tentu, Dari sudut pandang teologi keberatan terbesar terhadap teori ini dikarenakan
pendapat teori evolusi jelas bertentangan dengan ajaran yang jelas dari Firman Tuhan
(ayb 33:4 “Roh Allah ada padaku”. (bnd. Kej 1:26,27, 31; 2:19,20; Mzm 8:5-8).
b.Keberatan besar kedua yang dikemukakan adalah bahwa teori ini tidak mempunyai
dasar yang cukup di atas fakta yang pasti. Ini masih bersifat hipotesis.
BAB II
A. Pandangan Historis Tentang Gambar Dan Rupa Allah Dalam Diri Manusia.
B. Data Alkitab Berkenaan Dengan Gambar Dan Rupa Allah Dalam Diri Mnusia
1. Kata gambar dan rupa ddipakai secara bersinomin dan di pakai saling bergantian
dan dengan demikian tidak menunjuk dua hal yang berbeda. Dalam kejadian 1:26
kedua kata ini dipakai , teta[i dalam ayat 27 hanya kata pertama yang dipakai .
kebnyataan ini cukup untuk mendukungt keseluruhan ide ini.Dalam kejadian 5:1
hanya kata rupa yang dipakai , tetapi dalam ayat 3 kedua kata itu muncul lagi.
2. Gambar dan rupa Allah yang didalamnya manusia diciptakan juga mencqakup apa
yang biasa disebut dengan kebenaran asali “ atau saecara lebihkhusus pemgetahuan
yang benar kebenaran dalam kesucian kita kita diajarkan bahwa Allah menciptakan
manusia sungguh amat baik” Kej 1:31, dan B enar (Pengkh 7:29)
3. Akan tetapi gambar dan rupa Allah tidakhanya terbats pada pengetahuhan bkebenaran
dan kesucian asli yang hilang dalam dosa, tetapi juga mencakup elemen-elemewn
yang menjadi milik natur konstitusional manusia.
4. Ada satu elemen lain yang biasanya juga dimasukkan dalam gambar dan rupas nAllah
yaitu: kerohanian Allah adalah Roh ,maka wajar jika kita beranggapan bahwa elemen
kerohanian ada juga didalam manusia sebagai gambar dan rupa Allah.
5. Masih ada satu elemen lagi dari gambar dan rupa Allah yaitu kekekalan . Alkitab
mengatakan bahwa Allah saja yang kekal ( 1 Tim 6:16) dan tampaknya pernyataan
ayat ini tidak mengandung adanya pengertian kekekalan pada manusia. Artinya
bahwa haqnya Allah saja yang memiliki kekekalanm sebagai kualitas esensial ,
yang memilikinya b didalam dan hanya dari diri-Nya sendiri, sedangkan kekekal;an
manusia hanya pemebrian yang diperoleh dari Allah.
6. Ada perbedaan pendapat mengenai apakah kuasa manusia atas makhluk yang lebih
rendah juga merupakan bagian dari gambar dan rupa Allah. Tetapi perhatikanlah
bahwa Allah menyebutkan penciptaan manusia dalam gambaran Il;ahi dankuasa yang
dimiliki manusia atas makhluk yang lebih rendah dalam suatu hembusan nafas (Kej
1:26)
C. Manusia Sebagai Gambar Dan Rupa Allah
Menurut Alkitab esensin manusia tercakup didalam hal bahwa manusia adalah
gambar dan rupa Allah. Dengan demikian manusia berbeda dengan semua makhluk
ciptqaan lain dan menjadi yang tertinggi sebagai mahkota ciptaan Allah atas seluruh
ciptaan. Alkitab mengakui bahwa maqnusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
atau segambart dan serupa dengan Allah (Kej 1:26-27: 9:6: Yak 3:9) dan Alkitab juga
berkata bahwa manusia adalah pembawa gambar Allah ( 1 kor 11:7; 15:49).
1. Konsep reformed. Calvin mengatakan bahwa kedudukan yang tepat bagi gambar
dan rupa Allah adalah dalam jiwa, walaupun sebagian pancaran kemuliaanya juga
terpancar pada tubuh. Gambar terutama terdiri dari intergritas asli dari natur manusia,
yang kemudian hilang karena dosa, yang mengungkapkan dirinya dalam pengetahuan
yang benar, kebenaran dan kesucian. Tetapi kemudian ia menambahkan lebih lanjut
bahwa gambar dan rupa Allah mengatasi segala sesuatu yang ada dibawah natur
manusia,
2. Konsep Lutheran mengatkan bahwa dalam memiliki gambar dan rupa Allah mnausia
ssama dengan malaikat yang juga memilikinya dan dalam perbandingan atas apa
yang sama-sama dimiliki manusia dajm malaikat maka perbedaanya tidaklah
penting. Perbedaan besar keduabnya terletak pada gambar dan rupa nAllah , dan
sekarang manusia telah kehilangan gambar san rupa Allah . karena itu wajarlahg jika
kaum Lutheran menerima pendapat Traduasianisme dan dengan jiwa binatang yaitu
melalui kelahiran.
3. Pandangan Ropma Katolik . mereka berpendapat ketika Allah ,menciptakan ia
memberi manusia sejumlah karunai natural seperti spiritualitas jiwa dan kekalan
tubuh ,n kerohanian, kebebasan berkehendak dan kekekalan adalah pemberian
natural dan semua ini membentuk gambar dan rupa alamiah Allah.
BAGIAN KEDUA.
BAB I
Teori evolusi yang konsisten tidak dapat menerima doktrin tentang kejatuhan manusia dalam
dosa, dan sejumlah teolog liberal telah menolak doktrin ini, karena doktrin ini dianggap
bertentangan dengan teori evolusi. Oleh karna itu mereka tidak menerima kisah tentang
kejatuhan manusia dalam dosa sebagai suatu penjelasan historis yang sesungguhnya dari apa
yang terjadi di taman Eden. Tennat dalam kuliah-kuliahnya tentang The origin and propogation
of sin memberikan penjelasan yang agak terperinci dan menarik tentang asal mula dosa dari
sudut pandang evolusi. Ia menyadari bahwa tidaqk mungkin manusia memperoleh dosa dari
nenek moyangnya yang berupa binatang sebab binatang, tidak berdosa, ini berarti bahwa semua
dorongan , keinginan , hawa nafsu dan sifat-sifat yang diwarisi manusia dari binatang tidak dapat
disebut sebagai dosa. Tetapi dosa menurutnya adalah suatu tindakan dari kehendak yang
dinyatakan dalam pikiran, perkataan, atau tindakan yang berttentangan dengan suara hati
seseorang, bertentangan dengan pemahaman nya tentang apa yang baik dan benar, bertentangan
dengan pengetahuannya tentang hukum moral dan kehendak Allah.
Akibat dari Dosa yang Pertama Dosa manusia yang pertama membawa akibat sebagai berikut:
1. Segera mengikuti dosa yang pertama, adalah kerusakan total dari natur manusia Kej 6:5;
Mzm 14:3; Rom 7:18.
2. Segera terkait dengan kerusakan total adalah melalui Roh Kudus. Keadaan ini adalah sisi
balik dari kerusakan total itu sendiri. Manusia memutuskan hunbungn dari sumber hidup
berkat, dan hasilnya adalah suatu keadaan kematian rohani, Efe 2:1,5,12;4:18.
3. Bukan saja kematian rohani, tetapi kematian jasmani juga disebabkan oleh dosa manusia
yang pertama. Namun setelah berdosa maka manusia harus kembali kepada debu dari
mana dia diambil (Kej 3:19).
4. Perubahan ini juga menghasilkan perubahan tempat tinggal yang penting. Manusia dusir
dari taman Eden sebab melambangkan persekutuan yang dekat dengan Allah dan
lambang dari hidup yang penuh dan berkat yang ssedemikian besar yang disediakan bagi
manusia, jika ia tetap teguh berpengang pada Allah
Karakter esensial dosa dosa adalah salah satu gejala yang paling menyedihkan tetapi juga
paling umum dalam hidup manusia. Dosa adalah bagian dari pengalaman umum semua manusia
dan karenanya menarik perhatin semua orang yang tidak menutup mata begitu saja akan
kenyataan-kenyataan hidup manusia. Dalam memandang kenyataan bahwa dosa itu nyata dan
bahwa tidak ada seorangpun dapat melarikan dirinya dalam hidup sekarang, tidak diragukan lagi
bahwa para ahli filsafat. Namun akan membicarakan dengan singkat sebagian dari teori-teori
filsafat sebagai berikut yaitu: Teori-teori Filsafat Berkenaan dengan Natur Kejahatan.
1. Teori dualistik. Teori ini merupakan salah satu pandangan yang ada dalam filsafat
yunani.
2. Teori yang mengatakan bahwa dosa hanyalah kurangya hal-hal penting dalam hidup.
3. Teori bahwa dosa adalah ilusi. Bagi spinoza, seperti halnya Leibnitz., dosa hanyalah
suatu kekurangan, keterbatasan yang didasari manusia.
4. Teori bahwa dosa ada adalah kebutuhan akan kesadaran Allah, berkaitan dengan natur
inderawi manusia.
5. Teori dosa sebagai hilangnya percakapan dengan Allah dan perlawanan terhadap
kerajaanNya dalam kaitan dengan kebodohan.
6. Teori bahwa dosa adalah ketamakan. Dan teori ini jauh lebih baik dari pada teori-teori
yang sebelumnya.
7. Teori bahwa dosa adalah pertentangan kecenderungan natur manusia yang lebih rendah
menuju kepada kesadaran moral yang semakin rendah.
B. Pandangan Alkitab tentang Dosa Dalam memberikan pandangan Alkitab tentang dosa sangat
penting bagi kita untuk memperhatikan beberapa hal khusus yaitu:
1. Dosa adalah jenis kejahatan yang sangat spesifik.
2. Dosa memiliki sifat yang mutlak. Dalam lingkungan etis perbedaan antara baik dan
jahat itu mutlak.
3. Dosa selalu memiliki hubungn dengan Allah dan kehendakNya.
4. Dosa mencakup kesalahan maupun kekotoran.
5. Dosa menepati kebudayaan dalam hati.
6. Dosa tidak secara eksklusif tercakup dalam tindakan- tindakan dengan maksud jahat.
Pandangan pelagian tentang dosa sangat berbeda dari penjelasan yang telah dikemukakan
diatas. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu lainya konsep Pelanggian berbeda sekali dengan
1. Pernyataan pandangan pelagian. Allah telah memerintahkan manusia melakukan apa yang
baik , karena itu manusai harus memiliki kemampuan untuk melaksanakanya. Hal in berarti
bahwa manusia memiliki kehendak bebas dalam arti kata mutlak, sehingga ia mungkin
memutuskan untuk melakukan sesuai atau bertentangan dengan apa yang baik atai yang jahat.
Keadaan mendasar diman manusia harus bertanggungjawab kepada Tuhan hanya atas apa
yang mampu ia lakukan, jelas bertentangan dengan pengakuan hati nurani dan Firman
Tuhan
Menyangkal bahwa manusia didalam naturnya memiliki karakter moral, sama artinya
dengan merendahkan manusai sampai seperti binatang.
Suatu pilihan kehendak manusia yang ditentukan oleh sifat manusia bukan saja tidak
masuk akal ditinjau dari segi psikologi, tetapi secaar etis juga tidak ada artinya.
Teori pelagian tidak daqapt memberikan penjelasan yang memuaskan tentang univerlitas
dosa
BAB II
Transmisi Dosa
Menurut Alkitab penjelasan tentang universallitas dosa ini ada pada kejatuhan Adam kedalam
dosa. Namun sudah ada persetujuan yang agak umum mengenai sifat dosa yang universal, tetap
ada penjelasan yang berbeda mengenai hubungan antara dosa Adam dan dosa keturunan.
A. Mengungkap Sejarah:
1. Sebelum Reformasi. Tulisan para ahli aplogetika tidak berisi hal-hal yang tertentu tentang
asal mula dosa, tetapi tulisan Irenius dan Tertullian jelas mengajarkan bahwa keadaan
kita yang berdosa adalah akibat kejatuhan Adam. Dosa diteruskan oleh penyebaran, dan
penyebaran dosa Adam ini pada yang sama adalah hukuman atas dosanya. Wiggers
menyebutkan pendapatnya dengan singkat: “kecemaran natur manusia dalam seluruh
umat adalah hukuman yang benar dari pelanggaran manusia pertama yang didalam dia
semua manusia berada.” Dan Peter the Lombard berp endapat bahwa nafsu manusia
mengotori benih manusia shingga sampai kepada keturunannyadan cara kecemaran ini
mempengaruhi jiwa dalam persatuan dengan tubuhnya.
2. Setelah Feformasi. Pengertian bahwa Adam adalah wakil umat manusia dan karena itu
dosa Adam mengakibatkan seluruh keturunananya berdosa belum secara jelas
terlihatkarya-karya merka. Memang aneh, tetapi kenyataannya Barth dan Brunner,
walaupun jelas mereka menetang teoligi liberal, tidak melihat universalitas dosa seluruh
umat manusia sebagai akibat dari dosa Adam.
C. Universalitas Dosa:
1. Sejarah gama dan filsafat mengakuinya. Sejarah agama-agama mengakui
universalitas dosa. dan agama-agama kafir mengakui adanya adanya kesadaran
universalitas tentang dosa dan perlunya perdamaian dengan yang maha Tinggi.
Ada suatu suara universal yang mengakui kenyataan bahwa manusai kehilangan
apa yang ideal dan akan di hukum oleh kekuasaan yang maha tinggi.
2. Alkitab jelas mengajarkannya. Anda kekuasaan yabanyak pertanyaan
langsuang dari alkitabng
yang menunjuk pada dosa manusia yang bersifat universal, misalnya 1 Raja 8:46;
Mzm 14:2. Sejumlah ayat Alkitab
Mengajarkan bahDwa dosa diwarisi oleh manusia sejak ia dilahirkan dan dengan
demikian ada dalam natur manusia sejak sedemikian awal sehingga tak mungkin
dapat disebut sebagai peniruan
D. Kerusakan total , tidak berarti bahwa setiap manusia sepenuhnya mengaqlami kerusakan
seberapa banyak ia rusak, orang berdosa tidak memiliki pengetahuan yang dibawanya
sejak lahir tentang kehendak Allah, atau juga hartti nurani yang membedakan antara
yang baik dan yang jahat, mengagunu sifat-sifat perbuatan baik orabng lain
E. Ketidak mampuan totalberkaitan dengan akibat dosa terhadaqp vkekuatan spiritual
manusia, maka ketidakmampuan manusia ini emnjadi ketidakmampuan total
2. dosa asal dan kebebasan manusia. Dalam suatu pengertian manusia telah
kehilangan kebebasan nya, tapi dalam pengertian lain ia tidak kehilangan
kebebasan itu. Ada kebebasan tertentu yaitu milik yang vtidak dapat dibedakan
dari suatu pelaku bebas, yaitu kebebasan untuk memilih sebagaimana ia
kehendaki yang benar-benar bersesuaian dengan sifat-sifat yang terus ada dan
kecenderungan jiwanya.
3. Teologi krisis dan dosa asal. Brunner dalam bukunya masn in revolt . ia tidak
menerima doktrin asal dalam pengertioan tradisional atau yang diterima gereja.
Dosa Adam yang pertama bukanlah dan tidak dapat diberikan kepada
keturunannya dan juga dosa Adam ini tidak dapat menghasilkan tindakan dosa
sesungguhnya yang diteruskan padqa seluruh keturunannya, yang sekarang dan
menjadi akar dari segala perbuatan dosa.
4. Kietidaksetujuan terhadap doktrin kerusakan total dan ketidakmampuan total.
Tidak konsisten dengan kewajiban moral
Doktrin ini menyingkirkan semua motif pemakaiannya
Doktrin ini menyebabkan orang menunda-nunda untuk bertobat
B. Dosa sesungguhnya
1. hubungan antara dosa asal dan dosa aktual. Dosa asal dimulai dari tindakan bebas Adam
sebagai wakil seluruh umat manusia, suatu pelanggaran atas huhkum Tuhan dan kecemaran atas
natur manusia yangt menyebabkan manusia harus dihukum oleh Tuhan. Istilah dosa aktual
tidaklah semaqta-,mata menunjukkan tindakan keluar yang dilakukan dengan tubuhmanusia,
tetapi juga termasuk segala pemikiran yang sadar dan perbuatan dosa yang memancar dari dosa
asal
3. Dosa yang tidak terampukan. Biasanay dosa ini dikenal dengan dosa menghujat roh
kudus. Juruselamat kita membicarakan dosa ini dalam Mat 12:31, 32 dan ayat-ayat yang
pararkel.
a. Berbagai pandanga tentang dosa ini .Jerome dan Chrysostom menaganggap dosa ini
adalah dosayang hanya dapat dilakukan selama Tuhan Yesus hidup didunia ini dan
mereka juga berpendapat bahwa dosa ini dilakukan oleh mereka yang mengakui
dalam hati mereka bahwa Yesus membuat sgala mujizaitu oleh kuasa Roh
Kudus, namun demikain mereka tidak menolak menerima mujikzat ini dan kemudian
mengatakan bahwa semua dari setan. Dan beberapa pendapat para teolog lainnya.\
b. Pandangan reformed tentang dosa ini, Istilah dosa melawan Roh Kudus
sebanarnya terlalu umum , sebab ada juga dosa melawan Roh Kudus dala Mat 12:32,
Mark 3:29, Luk 12:10. Jelas dosa itu dilakukan dalam kehidupan di dunia sekarang ,
yang menyebabkan tidak mungkin terjadinya pertobatan dan pengampunan. Dosa itu
melawan bukti dan pengakuan kesaksian Roh Kudus, berkenaan dengan anugerah
Allah dalam diri kristus, sebab dosa itiu keluar dari kebenciaan dan permusuhan yang
berasal dari pangeran kegelapan.
c. Catatan-catatan untuk ayat-ayat dalam surat-surat kiriman yang membicarakan dosa
ini Mat 12:31 “ sebab itu Aku berkata kepadamu , segala dosa dan hujat manusia
akan diampuni , tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
BAB 5
HUKUMAN ATAS DOSA.
Dosa adalah persoalan yang sangat serius dan Allah memandang dosa ini juga
dengan amat serius, walaupun manusia sering meremehkannya. Dosa bukan sekedar
pelanggaran atas hukum Allah, akan tetapi sesungguhnya merupakan serangan
terhadap sang pemberi hukum itu sendiri, sebuah pemberopntakan terhadap Allah.
A. Pelaksanaan hukuman natural dan positif
Hukuman itu dilakukan berdasarkan hukum ilahi, yang memiliki otoritas mutlak.
Berdasarkan konsep Alkitabtentang pelaksanaan hukuman dosa kita harus
memperhatikan akibat alamiah penting dari perseturuan yang disadari terhadap Allah dan
nhukuman itu secara rsemi ditetapkan diatas pelanggaran itu oleh allah sendiri
B. Natur dan maksua hukuman.
Kata’ hukuman “ (Inggris : Punish) berasal dari kata bahasa latin Poena” yang artinya
hukuman , membuat tuduahan atas sesuatu atau kesakitan. Secara lebih spesigfik kata itu
dapat didefenisikan sebagai kesakitan ataui kehilanagn yang secara langsung atau tidak
langsung yang dijatuhkan oleh Sang Pemberi Hukum karena oranjg melanggar keadilan-
Nya dan tidak mentaati Hukum-Nya. Berikut ini ada tiga pendapat yang terpenting
berkenaan dengan maksud dari hukuman ini.
Untuk membuktikkan keadilan dan kebenaran ilahi
Untuk memperbaharui orang berdosauntuk mencegah manusia agar tidak berdosa.
C. Pelaksanaan hukuman dosa yang sesungguhnya
Ancaman hukuman yang diberikan oleh Allah di Firdaus adalah ancaman
hukuman mati. MATI yang dimaksudkan disini adalah kematian tubuh tetapi
kematian dari manusia secara kesuruhan, kematian yang di maksudkan oleh
Alkitab. Ancaman hukuman ini juga dilaksanakan pada hari ketika manusia
berdosa, walaupuan pelaksanaan hukuman ini secara keseluruhan pada waktu-
waktu-waktu tertentu ditunda oleh Allah karena Anugerah-Nya. Kematian dapat
mencakup beerapa hal yaitu:
1. Kematian rohani
2. Penderitaan-penderitaandalam hidup
3. Kematianjasmani
4. Kematian kekal
A. ISTILAH
1. Dalam PL. Kata bahasaibrani yang selalu dipakai untuk menunjuk perjanjian adalah
berith, suatu kata yang sulit dicari derivasinya. Pandangan yang p[aling umum
mengatakan bahwa kata ini diturunkan dari kata bahasa Ibrani barah yang artinya
memotong”, dan dengan demikian mengingatkan pada upacara yang ditulis dalam Kej
15:17.kata berith ini mungkinmenunjukkan suatu persetujuan antara satu pihak dengan
pihak lain (dipleuric) tetapi juga disposisi atau maksud kehendak yang dinyatakan satu
pihak lain ( monopleuric)
2. Dalam PB. Dalam septuangintakata berith diterjemahkan diatheke untuk semua Ayat
yang memakai kata ini, kecuali dalam Ul 9:15 ( memakai kata marturion ) dan 1 Raj
11:11 ( diterjemahkan entole). Kata yang umum dalam bahasa Yunani untuk perjanjian
sebenarnya adalah suntheke.
Bagian 2
Perjanjian penebusan
A. Pembicaraan terpisah dari maksud.
Ada berbagai penjelasan berkenaan dengan pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian
anugerah. Sebagian oarng berpendapat bahwa kedua pihak itu adalah Allah tritunggal dan
manusia, baik tanpa kualifikasi atau dengan kualifikasi sebagai oprang berdosa “ orang
pilihan” atau “ manusia dala Kristus”sedangkan pendapat lain mengatakan Allah Bapa
yang mewakili Tritunggal dan Kristus mewakili orang percaya
B. Data Alkitab bagi perjanjian penebusan
Doktrin tentang pemufakatan kekal ini berdasarkan kenbenaran Alkitab berikut ini
1. Alkitab jelas menunjuk pada kenyataanbahwa rencana penebusan sudah tercakup
dalam ketetapan kekal pemufakatan Allah, Ef 1:4. Dalam pelaksanaan penebusan
dalam suatu pengertian ada pembagian tugas : Allah Bapa sebagai pengasal mula
(originator), Allah Putra sebagai pelaksana (executor) dan Roh Kudus sebagai
penerap( Applier).
2. Ada ayat-ayat Alkitab yang bukan saja menunjuk pada kenyataan bahwa rencana
Allah bagi keselamatn orang berdosa adalah kekal, Ef 1:4; 3:9,11, tetapi juga
menunjukkan bahwa perjanjian adalah natur suatu perjanjian yang sebenarnya.
3. Dimanapun kita memiliki elemen-elermen esensial dari suatu perjanjuian, yaitu
pihak-pihak yang membuat perjanjian, suatu janji atau janji-janji, dan sebuah syarat,
disanalah kita melihat adanya perjanjian
4. Ada dua ayat PL yang menghubungkan gagasan perjanjian ini langsung dengan
Mesias, yaitu Mzm 89:3 yang didasarkan atas 2 Sam 7:12-14 dan terbukti sebagai
Mesianik oleh Ibr 1:5 dan Yes 42:6 dimana pribadi ini yang disebut sebagai hamab
Tuhan.
C. Allah Putra dalam perjanjian penebussan
1. Kedudukan Kristus dalam Perjanjian ini ada dua yaitu Ia adalah jaminan (egguos).
Seorang jaminan adalah seorang yang etrikat dan bertanggungjawab atas kewajiban
hukum bagi orang lain.
2. Karakter perjanjian ini bagi Kristus
3. Karya Kristus dalam perjanjian dibatasi oleh ketetapan pemilihan.
4. Hubungan antara sakramen-sakramen yang dipakai Kristus dalam kaitannya dengan
perjanjian itu
D. Tuntutan dan janji
1. Bapa mengkehendaki anak, yang muncul dalam perjanjian ini sebagai penjamin dan
kepala dari umat-Nya
Bahwa ia harus mengalami natur manusia yang dilahirkan oleh seorang wanita
Bahwa Ia, sebagai Anak Allah yang diatas hukum harus meletakkan diri-Nya
dibawah hukum
Bahwa Ia stelah mengunugerahkan pengampunan dosa dan kehidupan kekal
kepada umat kepunyaan-Nya, harus menggenapkan kepada mereka buah-buah
dari kebajikan-Nya
Janji-janji. Ia menjanjikan kepada Anak semua yang diperlukan untuk
menjalankan tugas-Nya yang begitu besar dan menyeluruh yaitu bahwa Ia
akan mempersiapkan sebuah tubuh bagi Anak yang dapat menjadi rumah yang
cocok bagi-Nya, memperlengkapi dengan karunia-karunia dan anugerah
seperlunya bagi pelaksana tugasnya khusus untuk tugas Mesianiknya, akan
mendukung-Nya didalam pelaksanaan pekerjaan-Nya, akan memampukan-
Nya, dan memberikan kepada-Nya sejumlah benih sebagai upah penuntasan
pekerjaan-Nya, akan menyerahkan kepada-Nya semua kuasa disurga dan
dibumi.
E. Relasi perjanjian ini dengan perjanjian anugera
1. Lembaga penebusan ini merupakan gambaran kekal dari sejarah perjanjia anugerah.
2. Lembaga penebusan secara akibat langsung memberikan efisiensi kepada
pelaksanaan perjanjian anugarah.
Bab 3
Natur perjanjian anugarah
A. Perbandingan antara perjanjian anugerah dan perjanjian kerja
1. Beberapa kesamaan.kedua perjanjian itu itu sama-sama dalam hal Allah pembuat
kedua perjanjian itu, kedua p[ihak pembuat perjanjiannya adalah Allah dan manusia,
bentuk-bentuk luar perjanjian adalah syarat-syarat dan janji-janji, isi dari janji itu
didalam keduanperjanjian tersebut adalah kehidupan yang kekal.
2. Beberapa perbedaan. Dalam perjanjian kerja
, Allah tampil sebagai pencipta dan Tuhan,
Manusia tampil semata-mata makhluk Allah yang langsung terkait pada Allah
sendiri
Tergantung pada ketaatanyang tidak pasti dari manusia yang senantiasa
berubah
dalam perjanjian anugerah I
Dr. Vos memakai istilah yang lebih khusus ketika ia mebedakan perjanjian itu
sebagai hubungan yang sepenuhnya resmi dan perjanjiann itu memiliki segi
hukum dan moral. Perjanjian itu dapat dianggap sebagai persetujuan diantara
kediua pihak dengan syarat dan tuntutan bagi masing-masing pihak, dan karena
itu ada dalam suasana hukum yang resmi. Kedua hal ini tidak adapat dipandang
sebagai suatu yang berdampingan satu dengan yang lain tanpa adanya hubungan
dalam diri keduanya, akan tetapi justru harus dilihat sebagai dua hal yang sangat
terkait erat satu dengan yang lain , dalam upaya menghindarti dualisme.
E. Keanggotaan dalam perjanjanjian ini sebagai suatu hubungan hukum.
1. Orang dewasa dalam perjanjian ini, melalui iman dan pengakuan
2. Anak-anak orang percaya dalam perjanjian ini
3. Orang-orang yang tidak dilahirkan kembali dalam perjanjian ini
Mereka ada dalam perjanjian ini sejauh tanggungjawab mereka terkait.
Mereka ada dalam perjanjian dalam arti bahwa mereka boleh
mengajukan klaim pada jani-janji yang diberikan oleh Tuhan ketika Ia
menetapkan Perjanjian-Nya dengan orang-orang percaya dan
keturunan mereka.
Mereka ada dalam perjanjian dalam arti bahwa mereka ada dibawah
pelayanan perjanjian itu
Mereka ada dalam perjanjian juga sejauh berkat-berkat perjanjian yang
biasa terkait.
Bab 5