Anda di halaman 1dari 181

3.4.2. Apolinarius (dari Laodikaia).

Ketuhanan dan kemanusiaan Yesus Kristus ia melihat


dlm pandangan Eustathius suatu dualisme yg
memecahbelahkan kesatuan diri Yesus Kristus. Ia
menuduh para lawannya mengajarkan dua keputraan dlm
Yesus: Putra Allah dan Putra Maria, dimana Putra Allah
dikarenakan oleh kodrat, sedangkan putra manusia karena
diangkat.

Terhadap ini, Apolinarius mengajarkan bhw KS tidak


mewartakan dua Putra Allah melainkan hanya satu.
Terdorong oleh pertimbangan soteriologis, Apolinarius
berpendapat: kalau Yesus yg dilahirkan Maria dan
disalibkan itu hanya seorang manusia dan bukan Tuhan
(walau manusia membawa Tuhan atau diresapi kekuatan
ilahi), maka tiada hidup ilahi dalam Dia, dan tidak
selamatlah kita, bila dibaptis dlm kematian seorang
manusia belaka.
Pertimbangan soteriologis mendorong
Apolinarius menggarisbawahi kesatuan logos
ilahi dan tubuh insani dlm Yesus. Ia
mengembangkan kristologi pola Sabda-daging.
Ungkapan yg sering dipakainya: Allah telah
menjadi daging atau Allah mengenakan daging.
Ungkapan ini tidak diartikan secara doketisme,
melainkan mengandaikan suatu persatuan dari
Allah dan daging, mulai dari saat perkandungan
dalam Maria. Karnanya daging bukan sesuatu
yg ditambahkan, melainkan menyatu dgn
keilahian dlm Kristus (menjadi satu realitas
saja). Hanya ada satu kodrat dlm Yesus ‘satu
kodrat logos ilahi yg telah menjadi daging’.
Rupanya sulit utk Apolinarius mengakui
adanya dua kodrat dlm Yesus, sebab dua
kodrat berarti dua pribadi (pada hal dlm
Yesus Kristus ada hanya satu pribadi).
Kesatuan ini dipikirkan sedemikian
sehingga tubuh Yesus bergantung
seluruhnya dari logos sbg prinsip
pembimbing. Logos itu aktif, daging pasif
(bila tidak, maka tak mungkin berbicara ttg
satu kodrat Yesus Kristus).
• Kesalahan Apolinarius yg paling mendasar
adalah dicacatkannya kemanusiaan Yesus.
Mengikuti Plato, ia menyatakan bhw manusia
terdiri dari tubuh (soma), jiwa (psykhe), dan roh
(nous). Jiwa (unsur kedua) diartikan sbg jiwa
irasional (psikhe alogike) ataupun animal
(hewani) dan sbg asas kehidupan. Sedangkan
roh (unsur ketiga) adalah jiwa rasional (psikhe
logike) dan sbg asas yg mengontrol dan
menentukan.
• Dalam Kristus (menurutnya) terdapat tubuh
insani dan jiwa irasional (dua unsur pertama), tetapi
tanpa jiwa rasional (unsur ketiga). Tempat jiwa
rasional (unsur ketiga) diambil oleh Logos ilahi.

• D.k.l. INKARNASI sang logos, harus diartikan


(bukan secara luas yakni penjelmaan Sabda menjadi
manusia) secara harafiah saja: Logos hanya
mengambil daging saja, satu tubuh yang dijiwai
oleh psykhe alogike (tanpa jiwa insani rasional, karna
jiwa rasional telah diganti dgn Sabda Allah). Maka ttg
Yesus tak dpt dikatakan bhw Ia melakukan
kegiatan intelektual yg manusiawi.
Mengapa Apolinarius tdk menerima bhw Yesus
memiliki jiwa insani rasional?

a). Karna kegiatan jiwa insani rasional


mengandaikan kodrat insani Kristus merupakan
entitas tersendiri, dgn akibat bhw kesatuannya
dgn logos merosot menjadi cuma suatu
hubungan saja antara keduanya. Dualisme ini
tak dpt diterima dlm diri Yesus.

b). Kegiatan intelektual yg insani mengandaikan


pula bhw kodrat insani (krn kebebasannya) pd
suatu saat dpt memutuskan kesatuannya dgn
keilahian, shg kesatuan antara Ketuhanan dan
kemanusiaan belum tentu satu kesatuan yg
tetap.
Karna itu pikiran Yesus yg berjalan keliling
di bumi itu bukanlah pikiran manusiawi
Yesus, krn logos-lah yg mengisi tempat
pikiran insani itu. Maka, di dalam Yesus
terdapat campuran antara Allah dan
manusia: pikiranNya ilahi, tubuhNya
insani. Jenis koneksi seperti ini, bisa
diumpamakan dgn koneksi yg berlaku
antara api dgn logam yang bernyala
berpijar-pijar.
• Ajaran Apolinarius ini jelas tdk dpt diterima
Gereja krn menyangkal keutuhan kodrat insani
Yesus (kalau Yesus tdk memiliki jiwa rohani yg
insani, Ia bukan sungguh2 manusia). Ajaran ini
bertolak belakang dgn teks2 KS yg mengatakan
bhw ada hal yg tidak diketahui Yesus (Mrk
13:32), bhw Yesus terharu dan menangis (Yoh
11:35.38), mempunyai rasa humor (Yoh 8:7)
dan mengalami kesedihan campur takut di
taman Zaitun (Mat 26:37-38), hal-hal yg
merupakan ciri-ciri kemanusiaan yg sungguh.
Dgn cara berpikir sprt ini, Apolinarius membuat
misteri inkarnasi dan penebusan kehilangan
artinya. Pikirannya ini ditentang oleh Athanasius,
3 pujangga Kapadokia, Diodorus dari Tarsus
dan Theodarus dari Mopsuestia.
Konsili Nicea (thn 325)
Latarbelakangnya: adanya ajaran-ajaran yang
menyangkal kesempurnaan ke-Allahan dan
kemanusiaan dlm Yesus Kristus
GNOSISME melihat Sabda Allah sebagai ciptaan Allah
yang pertama

Hippolitus dan Novatianus melihat Yesus itu


sebagai Allah yang lebih rendah dari Bapa surgawi

Para penganut Xtologi Logos-Sarx menyatakan bahwa


Yesus tidak sempurna sebagai Allah dan manusia

Arius dan kelompoknya memandang Yesus sebagai tidak


sungguh-sungguh Allah dan tidak sungguh-sungguh
manusia.
Melawan ajaran-ajaran ini, konsili Nicea
(konsili ekumenis I) mengajarkan dan
menegaskan (sbg syahadat iman):
•Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah
dan sungguh-sungguh manusia.
• Ia sehakekat (homo-ousios/ consubstansialis /one in
being) dengan Bapa dalam ke-Allahan.
• Ia lahir dari hakekat Bapa, Allah dari Allah,
Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan dan bukan dijadikan. Ia menjadi
manusia, menjadi daging.
3.5. Yesus Kristus sungguh manusia,
Sungguh Allah
(Kristologi akhir abad 4 dan selama abad 5)

Pada abad 5, kedua perguruan tersohor,


ANTIOKHIA dan ALEKSANDRIA, selain
menampung semua ajaran kristologis sblmnya,
juga merancang kedua konsep kristologi sbg
paham dasar yg nantinya saling bertanding satu
sama lain dlm kontroversi kristologi sesudahnya.
Arah teologi dan konsep kristologis dari kedua
mazhab ini dpt dilukiskan sbb.:
Sekolah ANTIOKHIA
• Terkenal dgn metode ilmiah yg dipakainya dlm
menyelidiki KS (termasuk metode kritik sastra), yg
terarah kpd apa yg bersifat historis; menolak alegori, dan
menaruh tekanan pd keberadaan Yesus sbg manusia di
bumi, pd perkembangan dan historisitasNya.

• Berhubung dgn Krsitologi, penganut mazhab ini mau


menjaga agar baik yg ilahi pun yg insani-historis pd
Yesus Kristus, diperhatikan. Kesatuan dari kedua sifat
ini dilukiskan sbg kesatuan moral, kesatuan kehendak.
Sekligus terdapat kesatuan subjektif pd kaum beriman,
karna yg disembah bukanlah dua Kristus melainkan
satu. Akan tetapi secara substansi terdapat dua
hypostaseis/kodrat.
• Bahaya Kristologi sprt ini: kesatuan
pribadi Yesus kurang ditekankan krn Ia yg
lahir dari Allah itu lain dpd yg lahir dari
Maria. Kesannya ada dua tokoh, dua
subjek yg kesatuannya hanya terletak dlm
seia sekata, sehati sejiwa. Berhubungan
dgn dasar Alkitabiah, mazhab ini
memikirkan misteri inkarnasi lebih menurut
pola Flp 2:7 (logos ‘mengambil rupa
seorang hamba’, ‘menjadi sama dgn
manusia’), dpd model Yoh 1: 14.
Sekolah ALEKSANDRIA
• Inkarnasi lebih dipikirkan menurut pola Yoh 1: 14 (‘logos’ itu
telah menjadi manusia), dpd pola Flp 2:7. Mazhab ini lebih
dipengaruhi oleh pemikiran Yunani yg filosofis dan terarah
kpd yg melampaui pancaindra, kpd kenyataan rohani dan ilahi.
Pemikiran ini lebih mempertentangkan yg ilahi dgn yg insani.
Unsur ilahi dalam Kristus begitu ditekankan shg unsur insani
cenderung diabaikan.
• Penjelmaan dilukiskan sbg perubahan Ketuhanan ke dlm
kodrat manusiawi. Akan tetapi karena Allah demi
hakekatNya tak dpt berubah maka penjelmaan tadi
hanya dpt berlangsung sedemikian rupa shg kodrat
insani diubah menjadi kodrat ilahi. D.k.l. kesatuan
Ketuhanan dan kemanusiaan Yesus tdk hanya terletak
dlm bertindak dan berkehendak, tetapi juga dlm
substansi itu sendiri. Terdapat kesatuan kodrat atau
substansi.
• Bahaya disini ialah ciri khas kodrat manusiawi kurang
diperhatikan.
Kritik (B. Lohse)

a). Menyangkut kadar kebenaran: dlm


diskusi trinitaris abad IV, umunya pihak
Athanasius dan Nicea benar, sedangkan
argumen Arius kurang berbobot. Akan
tetapi, dlm diskusi kristologis abad V, sulit
menentukan siapa yg benar. Baik mazhab
Antiokhia maupun Aleksandria
mengemukakan pandangan2 yg mutlak
perlu untuk iman kristiani. Karena itu,
keputusan yg timbul dari kontroversi in tdk
dgn jelas membenarkan pihak
tertentu.
b). Menyangkut latar belakang politik, yg memang
berlaku bagi kedua kontroversi itu, dan jauh lebih
berpengaruh dpd kontroversi kristologis. Nestorius,
uskup Konstantinopel (diberhentikan thn 431, + 451),
membela pendapat mazhab Antiokhia, sedangkan
Cyrillus uskup Aleksandria (+ 444) mempertahankan
pandangan mazhab Aleksandria. Pada saat yg sama
kedua tokoh ini mewakili dua kebatrikan yg bersaingan,
shg kedua batrik tsbt tdk segan2 memakai sarana apa
saja untuk mengalahkan lawan, dan menonjolkan diri.
Dlm antagonisme ini, Cyrillus sedikit lebih unggul dpd
lawannya.
Tetapi menutut Lohse, perebutan kekuasaan antara
tokoh2 gereja ini sungguh menyedihkan yg perlu
disesalkan.
3.5.1. Pandangan Mazhab ANTIOKHIA

• Di tengah-tengah kontroversi pandangan yg


kurang seimbang (Athanasius dan Apolinarius:
logos-sarks), mazhab Antiokhia
mengembangkan kristologi Sabda-manusia.
Berakar pd gagasan Eustathius dari Antiokhia,
kristologi mazhab ini dikembangkan lebih lanjut
oleh Diodorus dari Tarsus (+ 394) dan
Theodorus dari Mopsuestia (+428). Kemudian
Nestorius, yg menimbulkan kontroversi dgn
mazhab Aleksandria.
• Diodorus dari Tarsus (lahir di Antiokhia; pemimpin satu komunitas
monastik; pengajar di PT Antiokhia; pembela iman Nikaia; melawan kaisar
Yulianus dgn mempertahankan Ketuhanan Yesus; dibuang ke Armenia dan bertemu
Basilius Agung; ketika pulang menjadi uskup Tarsus; menghadiri konsili
Konstantinopel II - thn381; tiang penopang ortodoksi)
menaruh tekanan pd kodrat manusiawi Yesus. Dlm arti
yg penuh dan utuh, Yesus itu manusia, mempunyai jiwa
dan pikiran insani. Menurutnya, Alkitab dgn tajam
membedakan aktivitas Anak Allah dan aktivitas Anak
Daud. Kesatuan keduanya itu, bukanlah campuran logos
dan daging, melainkan harus diartikan begitu rupa shg
logos boleh dikatakan berdiam di dlm daging bagaikan di
dlm kenisah. Kalau para nabi dipenuhi roh hanya untuk
sementara, maka Yesus dipenuhi logos senantiasa dan
untuk selama-lamanya.
• Menurutnya, pandangan bhw Ys hanya
satu hypostasis saja, tdk dpt diterima
sama sekali, walaupun dlm doa Anak
Allah dan Anak Daud itu bersatu. Dan
justru krn logos Allah berdiam di dlm
manusia Yesus, maka sebutan ‘Tuhan’ yg
demi kodrat berlaku bagi Anak Allah,
diberikan kpd Anak Daud demi rahmat.
D.k.l. dlm kristologinya ini, communicatio
idiomatum menyangkut penghormatan,
rahmat dan sembahyang, bukan kodrat.
• Theodorus dari Mopsuestia: melawan
kristologi Firman-daging, karna pola kristologi ini
mengandaikan logos sbg prinsip dominan dlm
Yesus. Kalau ini benar maka kemanusiaan
Yesus itu bebas dari segala kerapuhan,
penderitaan dan kecemasan, pd hal Alkitab tidak
menunjukkan sprt itu.
Menurut Theodorus: logos tdk hanya menerima
satu tubuh, tetapi menerima seorang manusia
seutuhnya. Karnanya ia menekankan bhw dua
entitas yg utuh itu bersatu dlm Kristus, menjadi
manusia yg utuh dan Allah yg utuh.
• Kelemahan kristologi Theodorus:

a) Dlm kristologinya tidak ada tempat bagi gagasan “Sang


Sabda menjelma menjadi manusia”. Konsep utama disini
bukanlah konsep inkarnasi dlm arti yg ketat (arti injil
Yohanes) tetapi konsep adopsi (manusia diangkat jadi
Anak Allah). Konsep ini tdk memadai utk mengungkapkan
maksud Yoh 1:14.
b). Theodoruspun tdk berhasil mengungkap secara tepat
kesatuan antara Allah dan manusia dlm Kristus. Bersama
Diodorus dikatakannya bhw logos berdiam dlm manusia.
Walau menurut Theodorus hal ‘mendiami’ itu demikian
mesra shg memungkinkan kesatuan sejati dua entitas,
namun pd umumnya ia hanya berbiacar ttg suatu
penggabungan atau hubungan antara keduanya.
Hubungan ini terjadi karna manusia Yesus menghendaki
apa yg dikehendaki logos, dan juga sebaliknya.
Selama hidupnya Diodorus dan
Theodorus tdk pernah dicela
kristologinya. Puluhan tahun
setelah kematiannya, barulah
ajarannya ditentang (Cyrillus) dan
akhirnya keduanya dihukum sbg
bidaah, tanpa pembelaan diri dari
mereka sendiri.
Nestorius
• Setelah menjadi uskup
• Lahir 381 di Syria, Konstantinopel
belajar teologi di PT Nestorius menegaskan
Antiokhia; setelah pendapatnya ‘entah
masuk biara dan jadi
Bunda Maria dpt
imam Gereja Antiokhia,
ia mulai dikenal sbg dikatakan Bunda Allah
pengkotbah ulung (theotokos) atau tidak.
dimana ia wartakan Menerima sebutan ini
pandangannya; berarti bhw kesatuan
diangkat oleh kaisar dari keilahian dan
Theodosius II jadi
keinsanian Yesus
Batrik Konstantinopel
thn 428. ditetapkan
-

• Kalau menolak berarti menimbulkan dua


pertanyaan:
- Kalau bukan sejak lahirnya Yesus di bumi
ini, ketuhanan dan kemanusiaanNya
bersatu dlm Dia, maka sejak saat
manakah Yesus disahkan sbg Tuhan?
- Dgn cara manakah ketuhanan dan
kemanusiaan bersatu dlm yesus?
Sebenarnya gelar theotokos sdh bersifat
tradisional dan dipakai oleh kebanyakan teolog
abad 4 (Eusebius dari Kaisarea, Athanasius, Cyrillus dari Yerusalem,
Gregorius dari Nazianze dan Gregorius dari Nyssa), bahkan di
kalangan mazhab Antiokhia, Diodorus dan
Theodorus tdk sampai menolak gelar ini,
meskipun mereka menambahkan penjelasan
bhw Maria Theotokos harus disebut juga
Anthropotokos (Bunda Manusia). Penolakan
Nestorius atas gelar ini telah melukai gereja dan
umat yg berdevosi kpd Bunda Maria.
• Alasan Nestorius:

+ menerima sebutan Theotokos


mengakibatkan pencampuran
kodrat ilahi dan kodrat insani
Yesus shg jatuh ke dlm
apolinarisme.

+ agama kristen bisa menjadi


olokan orang kafir bila gelar
ini diterapkan pd Maria

+ sebutan ini tdk terdapat dlm


KS dan juga dlm syahadat
Nicea.
• (kotbah2nya)Gelar yg paling
tepat bagi Maria adalah
Khristotokos (memang
adakalanya ia menyetujui
dilengkapinya Theotokos dgn
Anthropotokos sprt diajarkan
MENURUT oleh wakil2 dari mazhab
Antiokhia lainnya). Yg
dimaksudkannya adalah bhw
Maria tidak melahirkan logos
NESTORIUS ilahi, tetapi melahirkan
manusia Yesus yg bersatu dgn
Ketuhanan. Seorang wanita tk
dpt mengandung Ketuhanan
selama 9 bulan dlm rahim, lalu
membungkus Ketuhanan dgn
lampin, dst8.
Usaha Nestorius ini
mau menghindar, dari
satu pihak, dari jerat
Arianisme, di pihak
lain, dari jerat
Apolinarisme. Ini patut
dipuji. Juga
pergumulannya
mempertahankan
kesatuan keilahian dan
keinsanian Yesus (ia
tdk mengajarkan ttg
dua Kristus)
Tentang Kesatuan Pribadi Yesus, ia memikirkannya sbg
kesatuan moral antara dua entitas, dan tdk/kurang mengerti
primat ontologis dari Pribadi-Logos dlm Kristus.
Nestorius tdk menguji teorinya dgn memakai tradisi, dlm
berbicara ttg Yesus Kristus. Sebaliknya ia mau mengoreksi
tradisi ini menurut pengandaian spekulatifnya.

-
Konsili Efesus menolak ajaran bhw pd Yesus Kristus ada
dua ‘tokoh’, yakni tokoh manusia dan tokoh Firman/Anak
Allah. Kedua pribadi itu, hanya secara lahiriah bergabung.
Maka ada dua ‘Anak’: Anak Manusia dan Anak Allah.
• Ajaran inilah yg
dimaksudkan dgn bidaah
Nestorianisme. Tetapi
sebenarnya ini bukan
pikiran Nestorius, meski ia
dituduh mengajarkan itu.
Nestorius menulis satu • ”. B. Lohse : Nestorius
traktat polemis utk bgmnapun kurang berhasil
membela diri. Dlm konsili mengungkapkan kesatuan
antara Ketuhanan dan
Khalkedon ia bahkan kemanusiaan dlm diri Yesus.
menegaskan bhw Yesus itu Kesatuan hanya diartikan sbg
“Satu Pribadi dlm dua kesatuan etis dan bukan
kodrat kesatuan substansial atau
personal.
3.5.2. Mazhab ALEKSANDRIA
• Cyrillus: diangkat jadi uskup
Aleksandria thn 412. Ia lahir dan
dibesarkan di metropolitan
Aleksandria, dan studi di PT itu. Ia
* Berbeda dgn kristologi rupanya mewariskan sifat
Nestorius (Antiokia), kontroversialnya dari pamannya
Yoh. Krisostomus. Dlm surat
kristologi Cyrillus paskahnya tahun 429 dan dlm surat
(Aleksandria) edaran kpd para rahib di Mesir, ia
membantah pandangan teologis
mengembangkan Nestorius. Dgn demikian
konsep Firman- antagonisme tersembunyi yg
selama dua generasi sdh ada dlm
daging dlm arti ketat. kaitan dgn kristologi kini jadi konflik
publik, bukan antara wakil2 dari
kedua sekolah tetapi antara
Aleksandria dan Konstantinopel.
Menurut
CYRILLUS • Kristologi Nestorius
merupakan penyangkalan
thdp misteri iman bhw
Sabda ilahi betul menjelma
menjadi manusia.
• Bagi Cyrillus, iman akan
inkarnasi itu hanya terjamin
kalau communicatio
idiomatum diterima tanpa
syarat dan gelar theotokos
diterapkan pd Bunda Maria.
Menyangkal ini berarti tidak
ada penebusan sejati.
• Bertolak dari dasar soteriologis (sbgmn
Athanasius) Cyrillus berulang kali
menegaskan bhw logos ilahi sendirilah yg
menjelma menjadi manusia dlm Yesus
Kristus. Perhatiannya terarah kpd dua
cara berada Sang Logos: mula-mula pra-
adaNya, kemudian inkarnasiNya. Dlm
kedua cara ini terlibatlah logos yg sama.
Ia membedakan antara Logos di luar
daging (logos asarkos) dgn Logos di dalam
daging (logos ensarkos). kesatuan dari
Ketuhanan dan kemanusiaan. Cyrillus
suka memakai rumusan “satu kodrat
Logos ilahi” dan kodrat itulah yg
“menjelma menjadi daging”.
• Bagi Cyrillus, mustahil membagi/
memisahkan kedua kodrat yg ada pd logos yg
telah menjelma. Sang logos sungguh2 menjadi
‘daging’ (kodrat insani yg utuh termasuk jiwa
manusiawi). Ketuhanan dan kemanusiaan
Kristus bersatu bukan hanya karena
penggabungan dari keduanya atau persatuan
moral (kehendak), melainkan secara
substansial/hypostatis. Ini berarti kodrat insani
Yesus Kristus tak pernah berada tersendiri,
tetapi sejak saat konsepsi, seluruhnya dimiliki
logos (kodrat manusiawi Yesus Kristus = kodrat
manusiawi Sang Logos), bukan hanya sekadar
tubuh seorang makhluk insani.
Kritik terhadap kristologi Cyrillus
dan mazhab Aleksandria:

* Menurut C. Groenen: dlm polemik dgn Nestorius, Cyrillus kurang


mengerti istilah yg dipakai Nestorius dan mazhab Antiokhia, dan
sebaliknya. Keduanya memakai istilah ‘kodrat’(physis) untuk
merenungkan misyeri Yesus Kristus. Nestorius menyatakan: pada YK
ada dua kodrat; Cyrillus katakan: hanya ada satu kodrat. Bagi Nestorius
‘kodrat’ = sesuatu yg real dan konkrit mencakup berbagai ciri corak dan
sifat; pada kodrat selalu ada suatu ‘prosopon’ (rupa). Karena pada
Kristus ada realitas insani dan ilahi, maka ada dua kodrat. Sedangkan
pada Cyrillus, kodrat/physis itu = ousia dan hypostasis ( satu individu
konkrit yg ada). Maka pada YK hanya ada satu ‘kodrat’, sebab YK itu
satu individu konkrit. Kalau Nestorius sebut YK memiliki dua kodrat,
dimengerti oleh Cyrillus sbg dua individu konkrit. Sedang ketika Cyrillus
sebut YK memiliki satu kodrat, dimengerti oleh Nestorius bhw yg insani
dan ilahi itu melebur menjadi sesuatu yg baru. O.k.i. keduanya saling
menolak satu sama lain.
• Menurut B. Lohse, kelebihan kristologi ada pd sifatnya
sbg kesatuan yg menyeluruh. Secara lebih kuat Cyrillus
menekankan bhw keselamatan dikerjakan bukan dgn
cara Allah merahmati seorang manusia Yesus,
melainkan dgn cara Allah sendiri datang ke dlm dunia.
Bertolak dari ini maka gelar ‘Bunda Allah’ dpt disetujui
Cyrillus secara mutlak, karena hanya ungkapan inilah yg
sesuai dgn misteri inkarnasi. Namun kelemahan
kristologi Cyrillus ialah bhw dlm arti tertentu ia mendekati
Apolinarisme karena adakalanya ia berbicara ttg
campuran dari Ketuhanan dan kemanusiaan; di pihak
lain ia tidak menekankan kemanusiaan Yesus yg sejati
(yg jadi kelebihan m.Antiokhia). Kelebihan Cyrillus bhw
dlm menghadapi soal-soal itu, ia membatasi diri dan
mengulangi kesaksian KS dan iman Gereja.
Bab 2 : Pelbagai macam
gelar (Yesus Kristus)

Kristologi adalah refleksi atas Yesus Kristus (Allah-


manusiawi).

Di dalamnya dipertanyakan bagaimana yang ilahi dan


yang manusiawi itu berhubungan satu sama lain.

Pertanyaan ini diungkapkan oleh orang yg telah


berjumpa dengan Yesus Kristus, yang kemudian
mengungkapkan iman kepercayaannya bahwa
Yesus itu adalah sungguh manusia, dan Allah sendiri
hadir dalam Dia.
Di dalam PB, ditemukan begitu
banyak gelar, sapaan dan
julukan. Semua gelar itu lahir
karena perjumpaan orang-orang
(terutama para murid) secara
langsung dengan Yesus (baik
sebelum pun setelah Paskah).
2.1. Sebab adanya pelbagai
macam gelar.
(a). Perkembangan pemikiran dan pandangan.
Gelar-gelar itu muncul pada tempat dan situasi
yang berbeda-beda. Ada gelar yang demikian
konkrit (rabi, imam, anak manusia) ada juga yg
bersifat abstrak (Gambar Allah, Firman Allah).

(b). Kepribadian Yesus Kristus yang sempurna,


kaya, luhur dan agung ( di dalam
kemanusiaanNya berdiam seluruh kepenuhan
Allah). Sementara itu otak dan hati manusia begitu
terbatas untuk dapat melukiskan keagungan
Yesus Kristus itu.
(c ). Perhatian manusia (para murid atau orang yg
bertemu YK) berubah terus sesuai
perkembangan usia, pemahaman, lingkungan
dan situasi. Dalam situasi itu mereka coba
membahasakan YK (kontekstualisasi)

(d). Tidak semuanya dijelaskan oleh Yesus


secara tuntas. Ada aspek yang dibiarkan
tersembunyi, agar para murid bisa menemukan
atau membahasakannya sendiri. Karena Yesus
Kristus hanya menjadi sungguh berarti bila
murid-murid dapat membaca dan memberi
nama kepada apa yang tidak diungkap.
(e). Perjumpaan budaya Yahudi dengan
budaya Yunani. Gelar-gelar di dalam PB
itu ada yang berlatar belakang Yahudi,
ada yang berlatar belakang Yunani. Ada
gelar yang sama yang diberikan kepada
Yesus Kristus namun memiliki arti yang
berbeda sesuai dengan latarbelakang
(konteks) pemakaiannya.
2.2. Tiga gelar utama

ANAK MANUSIA

+ Yahudi (Dan 7:13-14): wakil dan kuasa Allah


yang akan datang untuk menghakimi dan
menyelamatkan orang2 benar. Orang benar
(Dan 11: 33-35) dan nabi (Neh 9:26) akan
banyak menderita menjelang akhir zaman. 2
Mak 6: 28-29; 17:22 berbicara tentang kematian
orang benar yg membawa keselamatan bagi
orang lain.
Setelah Paskah, gelar ini diberikan
untuk Yesus dengan pengertian: Dia
adalah Anak Manusia yang dilantik
Allah atau wakil dan kuasa Allah untuk
mengadili dan menyelamatkan orang2
benar; Dia adalah juga orang benar,
yang kematianNya membawa
keselamatan menurut rencana Allah;
Dia adalah hikmat kebijaksanaan yang
hadir dalam sejarah manusia.
+ Yunani: karena mereka
percaya bahwa Yesus adalah
Allah dan Manusia, maka
kedua gelar ini tak memiliki arti
yang khusus sebagaimana di
dalam Budaya Yahudi.
MESSIAS

• Yahudi: ‘masyah’ berarti mengurapi; Messias = Dia


yang diurapi (Allah). Orang yang diurapi ini dilihat
sebagai wakil dan kuasa Allah. Tradisi Yahudi percaya
bahwa Messias adalah anak atau keturunan Daud; Raja,
penyelamat bangsa dan negara (politis). Dengan
kebangkitan YK adalah Messias sejati, wakil dan kuasa
Allah yang menyelamatkan.

• Yunani : gagasan ini sulit dipahami, maka


diterjemahkan dengan kata ‘Khristos’ (nama) bukan lagi
gelar (Yahudi). Yesus lalu mendapat nama majemuk:
Kristus
ANAK ALLAH
• Yahudi: dia yang memiliki hubungan
khusus dengan Allah (orang benar, wakil
dan kuasa Allah). Gelar ini diberikan
untuk Yesus karena Ia adalah orang yang
dibenarkan Allah, yang memiliki hubungan
khusus dengan Allah (Abba), yang
bertindak penuh wibawa, yang
memperagakan sikap dan tindakan Allah.

• Yunani: Anak Dewa/Allah


2.3. Gelar-gelar lain
(1). Y e s u s => Yesua , Yoshua (Yhd) = ‘Yahwe adalah
Juru Selamat’.

Nama ini menunjukkan tugas yang dibebankan kepada


Yesus. Yesus adalah nama pribadi Juru Selamat dan
juga gelar. Sampai tengah abad 1 M, nama Yesus
merupaka nama umum di kalangan Yahudi, tapi pd akhir
abad 1 M, nama ini menjadi nama jijik yg menimbulkan
kebencian bagi org2 Yhd; tetapi juga nama suci bagi
org2 kristen shg org2 kristen tdk pakai nama itu lagi utk
diri mereka. Untuk membedakan Dia dgn yang lain,
sering dipakai ungkapan: “Yesus dari Nazareth”(Gelar2
Yesus, p. 12).
• Dalam injil nama ini disebut hampir 600
kali, tetapi nama “Yesus Kristus” hanya
disebut 4 kali saja (Mrk 1:1; Mat 1:1; Yoh
1:17; 17:3); sedangkan nama “Tuhan
Yesus” hanya disebut dua kali saja (Luk
24:3; Mrk 16:19).
• Nama Yesus ini menggarisbawahi
kemanusiaan-Nya. Nama Yesus adalah
yunanisasi dari nama Ibrani Yoshua (Kel
17:10), Yehoshua (Za 3:1), Yesua (Neh
7:7).
• Dalam bahasa Ibrani, nama Yosua (Yehoshua)
yg diyunanikan menjadi Yesus berarti “Yahwe
adlh penolongku atau penyelamatku” (bdk. Mat
1:21; Sir 46:1). Nama-Nya itu sudah
menunjukkan bhw Yesus adalah Penyelamat,
utusan Allah, Penyelamat ilahi yg membebaskan
manusia dari kuasa dosa dan mengantar man.
ke dalam kasih Allah. Bagi org Yahudi Yesus
adlh penyelamat.

• Orang Yunani menghubungkan nama Yesus


dengan kata iasthai yg berarti menyembuhkan.
Bagi org Yunani, Yesus adlh penyembuh jiwa
dan raga (1Yoh 2:2 – ho iomenos). (ibid. p.14-15).
(2). Untuk para pengikut Yesus: Yesus
digelari Anak Domba, Putera Manusia,
Tuhan, Sabda Allah, Terang Dunia, Anak
Daud, Messias, Gembala yg baik,
Penyelamat, Penyembuh Ilahi, Nabi,
Raja, Jalan-Kebenaran dan Hidup, Poko
Anggur, Penghibur, Hakim, Imam Agung,
Yang akan datang, Alfa dan Omega,
Kepala, Citra Allah, Kyrios, Khristos,
dstH.
(3). Orang Yahudi dan para musuh
Yesus: orang kerasukan setan, sahabat
orang berdosa, penghojat Allah, dstH.
(4). Muhammad dan Islam: nabi besar, guru dan teladan,
manusia suci bersama Maria, bukan Allah dan Penebus,
mereka menolak salib dan penyelamatanNya (dlm Al
Qur’an)

(5). Orang Hindhu: Guru Moral (Ram Mohan Roy: dgn


kotbah di bukit sbg ajaran moral; tokoh sosial dan etis yg
dpt membebaskan masy India dari politeisme dan
ketegangan antar kasta; Chandra Sen: Guru dan
teladan dlm penghampaan diri-> atas dasar ajaran
Paulus dn Yoh; cermin dari yg ilahi, suatu penjelmaan
Allah; Raddhakrisnan/presiden India: Ys model bagi
man.dlm hal penghampaaan diri, pengorbanan diri,
kemiskinan dn penderitaan salib; Gandhi: teladan dlm
menentang kejahatan tanpa kekerasan lewat
menanggung salib dan penderitaan, model pembebasan
diri dari dunia fana.
2.4. Keyakinan rangkap para murid
• Para murid Yesus (dan penginjil) tidak
meragukan bahwa Yesus itu sungguh2
manusia. Mereka sebut Yesus itu ‘orang’ atau
‘manusia’ (Mat 26:72.74), yang berjalan keliling
(Luk 8:1-3), merasa lapar (Mat 21:18), haus
(Yoh 19:28), letih (Yoh 4:6); berdukacita dan
marah (Mrk 3:5), yang juga tidak tahu (Mat
24:36), terharu dan menangis (Yoh 11:33.35),
ditangkap, diadili, dihukum, disiksa dan mati
(Mat 26:47 ss); karena mereka telah
mengenalNya (Paulus memakai istilah ‘menurut
daging’ – Rm 1:3). Dengan kebangkitan mereka
semakin yakin bahwa Dialah utusan Allah
(bdk.Kis 2:23-24).
Selain itu, mereka juga yakin bahwa Ia
bukan hanya sekadar utusan Allah
(seperti nabi dll..); tetapi di dalam Dia
Allah menjumpai kita dengan cara
unik, mutlak dan definitif. Dalam arti
tertentu Dia bersifat ilahi (Mrk 1:1;
15:39; Mat 16:16). Hal ini mereka yakini
setelah kebangkitan. Paskah adalah titik
tolak kristologi
Dengan penampakan2, para murid menjadi lebih yakin bhw
lewat membangkitkan Yesus, Allah membenarkan apa yang
sebelum Paskah dikatakan dan dilakukan Yesus. Berbeda
dgn kaum farisi dan ahli taurat yg berbicara berdasar pd
otoritas lain (Musa, nabi), Yesus berada di atas PL.
TafsiranNya atas hukum merupakan kehendak Allah yg asli.
Hukum taurat bukan otoritas terakhir. Yesus mengampuni
dosa, menyembuhkan orang sakit, dan ia mengeritik sikaplaku
kaum farisi.

Dengan kebangkitan, Allah membenarkan Yesus (Kis 2: 36; 3:


11-26). Para murid meyakini bhw Yesus lebih dpd seorang
nabi (Luk 11:29-32). Namun dgn agak hati2 dan hanya satu
dua tempat, PB menyebut Yesus itu ‘Allah’, agar tak
membahay akan ke-Esaan Allah. Mereka yakin Yesus itu
Allah.
2.5. Berbagai konsep kristologis
( abad 1 )

Dalam kristologi orang berusaha mengungkapkan


dengan pelbagai cara apa yang dimaksudkan
oleh iman. Konsep-konsep kristologis yang pada
awalnya sangat variatif, kemudian digabungkan
menjadi dua bentuk induk dari konsep-konsep yg
heterodoks. Ke dua bentuk ini bersifat ‘heretis’
(bidaah) yang ‘memilih’ (Yun-’hairein’) = bersifat
berat sebelah entah ke arah kemanusiaan Yesus
sambil menyalahartikan atau menyangkal
keTuhananNya; entah ke arah keTuhanan Yesus
sambil mengabaikan atau memungkiri
kemanusiaanNya.
• EBIONISME : kaum Ebionit adalah satu sekte kecil di
kalangan kristen Yahudi, yang menghayati banyak tradisi
kuno Gereja perdana. Ebionit (ibr) = miskin; Kaum ebionit
tinggal di sebelah timur s. Yordan, gelar diberikan oleh
jemaat purba Yerusalem (bdk. Rm 15:26; Gal 2:10). Kaum
ebionit menganggap Yesus sbg manusia belaka, anak
Yosef dan Maria, yg pada waktu pembaptisan di Yordan
menerima zat ilahi, dan diangkat jadi Putera Allah,
dipersatukan dgn Kristus Abadi namun Dia bukan Allah.
Yesus hanyalah Guru dan bukan Penyelamat. Kaum
Ebionit tetap mematuhi hukum taurat seperti pembasuhan
sblm berdoa, tidak makan makanan haram, dan sunat. Injil
yg dipakai adalah Matius (tanpa bab 1 dan 2) dan menolak
surat2 Paulus. Mereka tekankan askese yg berat.
Keinginan mereka (menurut St. Hieronimus) ialah menjadi
sekaligus Yahudi dan Kristen, tetapi pd kenyataan tidak
berhasil menjadi satupun dari keduanya. (A. Heuken, Ensiklopedi Gereja
(Jakarta, CLC, 1993, p. 93; FD Welem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),
p.86)
• ‘GNOSISME/Doketisme ( 100-160 AD) :
gnosis’ = pengetahuan. Gnosisme adlh
gerakan keagamaan yg beraliran
sinkretisme, yg mencampurkan berbagai
ajaran agama, yg pd intinya mengajarkan
bahwa manusia pd dasarnya adlh jiwa yg
terperangkap dlm alam semesta yg
diciptakan oleh tuhan yg tak sempurna.
Kaum gnostik beranggapan bhw mereka
memiliki pengetahuan yg lebih tinggi,
bukan dari Alkitab tetapi dari alam mistis.
Gnosisme mempengaruhi filsafat Yunani,
Yudaisme dan Kristen.
• Dikira gnosisme itu aliran Kristen yg sesat,
tetapi sebenarnya ia sudah ada sejak
sebelum Yesus lahir. Menurut gnosisme,
dunia (materi) pd dasarnya buruk. Dunia
sejati berciri ilahi. Dunia bertingkat lainnya
berpangkal pd dunia ilahi. Tingkat paling
bawah adalah dunia materi yg dialami
manusia. Manusia sejati berciri ilahi,
namun ia telah terkurung dlm materi dgn
segala keburukannya. Keselamatan =
bebas dari kurungan materi.
Manusia sendiri dgn kekuatannya tak dpt
keluar dari penjara materi. Agar bebas
dibutuhkan ‘gnosis’(=wahyu, pengetahuan). Bapa
Ilahi yang tak pernah lupa akan semua
yg berasal daripadaNya, mengutus
Manusia sejati untuk membawa gnosis
yang membuka pikiran manusia. Bila
manusia menerima wahyu, maka
pikirannya terbuka, ia mengenal dirinya
lalu menjauhkan diri dari dunia materi
dan kembali kepada Yang Ilahi. Yesus
Kristus adlh perwujudan makhluk ilahi yg
menjadi man utk mbawa gnosis itu.
• Keberadaan kaum gnostik ini makin
berkurang pd Abad Pertengahan, karena
perang Salib dan karena penganutnya
berpindah ke Islam. Lalu muncul lagi abad
19 dan 20 dalam gerakan mistis esoteris.
Esoteris ini suatu proses pemikiran fils
mengenai proses evolusi manusia dan
makhluk2 lainnya, yang muncul di Eropa
dan Amerika Utara.
• Esoteris (=hanya mereka yg paham) adlh
salah satu bentuk pengharapan bhw man
mungkin dpt menguak sedikit rahasia
semesta shg dpt membuatnya lebih
berdaya utk menghadapi kehidupan
terutama ketika sesuatu tdk lagi bisa
diselesaikan secara logis.
(Layton Bentley, The Gnostic Scipture (SCM Press, 1987, p.526 ss; Hoeller
Stephen A, Gnosticism – New Light on The Ancient Tradition of Inner
Knowing (2002, 257 ss; King Karen, What is Gnosticism? (Harvard
Univerdity Press, 2003, p. 343 ss; ‘Esoteris’ (Merrian – Webster, 2004)
• Tokoh surgawi, ciptaan Bapa Ilahi; tokoh
mitologis yg ditempatkan antara Allah yang Esa
dan dunia materi.

• Ia bukan sungguh-sungguh Allah dan bukan


sungguh-sungguh manusia. Ia adalah pewahyu
yang datang dari dunia ilahi untuk membawa
pengetahuan/wahyu tentang manusia, tentang
dunia dan Allah (Yang ilahi tak mungkin
bercampur dgn yang material). Sabda menjadi
manusia = sabda memakai topeng manusia,
tampak sebagai manusia (doketisme).
MARKION tokoh gnostik yg lebih rasional dan
moderat, penyebar utama ide gnosisme; tahun 140
AD ia muncul di Roma, namun dikucilkan; kemudian
mendirikan gereja sendiri yg terorganisir baik dgn
iman, uskup dan paroki2.

• mempertentangkan Allah PL dgn Allah PB. Allah PL,


Pencipta segala sesuatu, hakim dan penghukum, yang
mengeluarkan Taurat dan menguasai dunia, dianggap
sbg Allah yg lebih rendah. Allah sejati adalah Allah PB,
yg baik dan penuh kasih. Allah inilah yg diperkenalkan
Yesus Kristus.
* Yesus Kristus adalah Anak Allah karena Ia
menampakkan Allah sejati, Bapa. Pembebasan yg
diwartakannya adalah pembebasan dari hukum
Taurat, dari kuasa Allah PL dgn segala kuasa dan
hukumanNya.
* Yesus Kristus berbeda dgn Bapa hanya dlm nama.
Allah adalah Esa, dan Yesus Kristus, Anak Allah
adalah modus/bentuk/rupa dari Allah yg Esa. Anak
Allah itu tidak sungguh-sungguh manusia (ciptaan
Allah PL). Untuk membalas kebaikan Allah Pencipta,
Yesus berpura-pura mati di salib (untuk merebut
manusia dari kekuasaan Allah PL, Hakim dan
Penghukum).
Bab 3 : Perkembangan
kristologi abad 2 – 7
(kristologi ‘logos’)

3.1. Kristologi logos : Yustinus martir


( ... – 160 AD) dan para apologet lainnya.

Kristologi logos mulai dikembangkan oleh


para apologet abad 2 dan diteruskan oleh
Tertullianus dan Origenes.
Untuk mewartakan Yesus Kristus
kepada kaum cendekiawan yang
hidup dlm budaya dan fils. Yunani,
para apologet mengambil konsep
Yunani logos untuk menjelaskan
hubungan Kristus dengan Allah
Bapa, dan untuk memahami siapa
Yesus Kristus itu.
• Konsep logos dlm agama Kristen erat berkaitan
dgn penciptaan, kristologi, soteriologi dan
teologi. Sosok Kristus sering diidentikkan dgn
logos/Firman Allah.
• Kata logos berasal dari kata Yun yg berarti
sabda atau buah pikiran yg diungkapkan dlm
perkataan, pertimbangan nalar. Dlm bhs Ibr
dipakai davar yg artinya firman kreatif Allah
(sejajar dgn sofia/hikmat yakni pengantara Allah
dgn ciptaanNya). Kata ini dipakai LXX utk
menterjemahkan davar (dgn arti ‘kata’);
kemudian berkembang dgn macam2 arti (JD Douglas,
Esniklpoedi Alkitab (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1992, p.315; A. Heuken SJ, Ensklopedi Gereja( Jakarta:
CLC, 2005,p. 149)
• Istilah ini mulai berkembang abd 6 BC,
zaman peralihan dari mitos ke logos.
Sebelumnya mitos alam semesta dan
kejadian terjadi karena kuasa gaib dan
adikodrati, para dewa/i. Pemikir Miletos (Asia
Kecil) memandang dunia dan gejala dlmnya
bukan berdasar pd mitos, tetapi pd logos.
Melalui logos, sbg prinsip rasional dn objek-
ilmiah, utk jelaskan tentang terjadinya
keteraturan dunia dan posisi man di dlmnya.
Dgn logos, man menerima kemampuan utk
mengerti diri dan utk berpikir.
• Istilah logos dipakai juga oleh aliran Stoa
dgn megikuti Herakleitos (abd 6 BC), utk
mengartikan kekuasaan atau tugas ilahi
yg mberi kesatuan, pertalian dan makna
pd alam semesta (logos spermatikos);
man sendiri dikatakan mempunyai logos
sbg budi ratio (logos endiathetos) pun sbg
kemampuan berbicara (logos proforikos).
Dlm tradisi Israel
• Filsafat Stoa membedakan
antara ‘logos’ yang mendiami
alam rohani, dengan ‘logos’
sejauh mengkomunikasikan/
mengungkapkan diri. Allah sendiri
tidak berawal, tak bernama,
transenden, dan melampaui
segala sesuatu yg ada. Antara
Allah dan alam ciptaan terdapat
jurang yang dalam. Logos-lah
yang menjembatani jurang tsbt.
Dialah Mediator antara Allah Bapa dan
dunia. Hanya melalui logos Allah
berkomunikasi dgn dunia dan
mewahyukan diri. Awalnya logos itu
berdiam sbg satu kekuatan dlm Allah.
Namun demi penciptaan ia beremanasi
dari Allah. Yustinus mengibaratkan logos
yang terpancar dari Allah itu sprti cetusan
api dari api. Dengan perantaraan logos
inilah Allah mencitakan dunia.
Dalam Injil Yohanes, Sang Logos menampakkan diri dlm
sejarah, tetapi filsafat Hellenis memandang logos sbg budi
alam semesta dan prinsip kosmis. Para apologet, mengacu
kpd surat Kol 1:15-17 dan Yoh 1:3, menyamakan Kristus
yang pra-ada itu dengan logos dlm filsafat Yunani.
Sehingga kebenaran yang dimiliki oleh para filsuf Yunani
akhirnya berasal dari logos sendiri (Yesus Kristus). Dengan
demikian para apologet membangun jembatan antara
filsafat Hellenis dgn agama kristiani.
Yustinus
• ‘Logos’ ilahi dalam • Maka bukan hanya nabi2 PL
kepenuhannya tetapi juga para filsuf Yunani
(yg tak kenal Allah) membawa
menampakkan diri dalam dlm jiwa mereka sebutir benih
Yesus Kristus saja. Tetapi logos yg sedang bertunas.
sebutir benih logos Maka orang yg hidup seturut
disebarkan di antara akal budi (logos), adalah
seluruh umat manusia, jauh ‘kristen’, meskipun mereka itu
‘ateis’ (Sokrates, Herakleitos).
sebelum kelahiran Yesus di Juga dlm filsafat kuno, logos
bumi ini. Setiap makhluk nampak, walau hanya secara
insani memiliki di dalam fragmentaris dan tak
akal budinya sebutir benih sempurna. Sedangkan di
logos (logos spermatikos). dalam Yesus Kristus, logos
itu menampakkan diri secara
penuh dan final.
Yesus Kristus adalah logos kekal
yang terpancar dari Allah yang
Esa. Dalam arti ini Ia disebut
ANAK ALLAH
Ketika kosmos diciptakan, logos itu meresap ke
dalam segala sesuatu, khususnya manusia yang
berakal budi (peserta dalam logos), yang berperan
sebagai akal jagat raya. Logos kekal yang keluar
dari Allah itu disebut juga Allah Kedua, kemudian
lahir dari perawan Maria menjadi manusia,
menderita.
Meskipun kristologi logos ini umumnya
diterima pada abad 3, bukan berarti
masalah kristologi ( hubungan antara yang
ilahi dan yang insani dalam diri Yesus)
sudah terpecahkan secara tuntas. Karena
dlm pandangan Yustinus, Yesus Kristus di-
subordinasi secara ketat kepada Bapa.
Yesus kelihatan hanya diartikan sebagai
yang adi-insani (super-human). Tetapi bila
ke-Tuhanan Yesus yg tak terbatas
ditekankan, maka kemanusian-Nya menjadi
problematis.
3.2. Tertullianus (155 – 202 AD)
• Pada awal abad 3, Tertullianus telah menemukan satu
pemecahan yang jauh mendahului zamannya, yang
pada abad 5 masih mengilhami konsili Khalkedon.

• Bahwa Sabda menjadi daging (Sermo caro factus)


bukan berarti bahwa dengan itu Sabda ilahi bukan
Sabda ilahi lagi, seakan-akan mengalami perubahan
hakiki; melainkan bhw Sabda menerima daging insani
(indutus carnem), bukan berubah menjadi daging
(transfiguratus/conversus in carnem). Juga setelah
menjelma menjadi manusia, Firman Allah tetaplah
Firman Allah. Kalau Firman itu menerima daging
manusia dan tetap tinggal Firman ilahi, maka hal ini
berarti Yesus Kristus memiliki ‘dua kodrat’ atau ‘dua
substansi’ (Tertullianus)
• Jadi, menurut Tertullianus, masing-masing
kodrat dlm Yesus bersifat utuh, dengan ciri dan
coraknya sendiri (tidak dicampur, melainkan
digabungkan dalam satu pribadi). Sehingga di
satu pihak Roh (kodrat ilahi Yesus Kristus)
melakukan di dalam Yesus segala sesuatu yg
sesuai dgn Roh itu sendiri (msl. membuat
mukjizat, perbuatan berkuasa, tanda heran); di
lain pihak, daging memperlihatkan afeksi yg
cocok dgnnya (merasa lapar waktu berpuasa,
haus bersama perempuan Samaria, menangisi
Lazarus, sedih seperti mau mati rasanya, dan
akhirnya sungguh2 wafat).
Yang ilahi dan insani, mempunyai
fungsinya sendiri yang berbeda-beda. Sang
logos mengerjakan mukjizat, sedangkan
yang insani menderita sengsara. Namun
kedua substansi itu tidak terpisah satu sama
lain. Hanya ada Satu Yesus Kristus, Putra
Allah sekaligus Putra Manusia. Dgn
demikian di dalam pribadi yang satu dan tak
terpisahkan itu, hadirlah Allah dan manusia,
Ketuhanan dan kemanusiaan, Roh Ilahi dan
daging insani.
• Entah Yesus memiliki jiwa insani? Menurut
Tertullianus, Yesus itu mempunyai jiwa
manusiawi karena Ia sungguh2 manusia. Logos
ilahi tidak mengambil tempat jiwa insani; sebab
bila ia mengambil alih peran jiwa insani maka
karya penebusan tidak terlaksana, karena belum
ada seorang manusia 100%, yg hidupnya sesuai
rencana dan kehendak Allah. Akan tetapi Kristus
justru manusia seutuhnya. Malah sbg manusia,
Yesus tetaplah Putra Allah – Logos Ilahi.
3.3. Hipolitus dan Novatianus
• Hipolitus (235; • Novatianus (250:
melawan kaum de Trinitate):
heresi): Firman/logos Logos yang
sbg “pribadi” itu tdk menjadi diri itu
kekal. Pd suatu saat tidak kekal.
firman itu keluar dari (Subordinasionis)
Allah lalu menjadi
manusia. Ketika
menjadi manusia
itulah ia menjadi Anak
Allah (pribadi).
3.4. Origenes (abad 3)
• Dialah yang membuat kristologi ‘logos’ diterima
pd zaman patristik. Tokoh Aleksandria inilah yg
menyediakan dasar bagi pendekatan terhadap
masalah kristologis pd abad2 berikutnya. Dia
menolak monarkhianisme terutama modalisme
yg diwartakan oleh Paulus Samosata (uskup
Antiokhia, thn 270AD), yg mengatakan bhw
Firman Allah itu hanya rupa/modus dari Allah yg
Esa, Bapa hanyalah nama dari Allah Pencipta,
dan Roh Kudus, nama dari Allah yg
menguduskan.
Sesuai dgn ajarannya tentang makhluk2 rohani serta
pra-eksistensi mereka, Origenes beranggapan bhw

• jiwa insani Yesus sudah ada sebelum


inkarnasi. Hanya saja, berbeda dgn jiwa2 insani
man lainnya, yg jatuh meninggalkan Allah
(berdosa), jiwa insani Yesus sudah dlm
keadaannya yg pra-ada dipersatukan dgn ‘logos’
ilahi. Persatuan itu begitu eratnya sehingga jiwa
Yesus yg pra-ada itu memasukkan Logos
seluruhnya ke dlm dirinya. Akibatnya, yaitu dari
Logos itulah jiwa Yesus menerima terang dan
kemuliaannya. Dan karena kesatuannya dgn
Logos itu, jiwa Yesus kehilangan kemampuan
untuk berbuat dosa.
• Pada waktu INKARNASI, Logos yg sudah
dipersatukan dgn jiwa Yesus itu, masuk ke
dalam tubuh Yesus (LOGOS - SARX).
Sejak saat itu jiwa Yesus memainkan
peranan penengah antara Logos abadi
dgn tubuh Yesus yg terbatas.
Sebagaimana jiwa telah menampung
Logos, demikian pula tubuh menerima
jiwa, dan melalui jiwa itu menerima Logos
juga. Oleh karena itu, (menurut Origenes)
Yesus itu manusia sungguh2, sama
seperti manusia lainnya.
Kelebihan Kristologi Origenes

• di satu pihak menegaskan perbedaan antara


keilahian dan keinsanian Yesus Kristus; di lain
pihak menekankan kesatuan dari Sang Allah-
Manusia (theanthropos).

• Jasa lain Origenes adalah memberikan kpd


Kristologi Yunani sejumlah istilah ilmiah, yg amat
membantu untuk mengungkapkan secara
intelektual dan konseptual apa yg diimani
mengenai Yesus Sang Kristus. Khususnya
terminologi: physis (kodrat), hypostasis
(substansi), ousia (hakekat), homo-ousios
(sehakekat), dan theanthropos.
Kelemahan kristologi Origenes:

• Kerangka filosofis yg digunakannya membuat gagasan


tentang inkarnasi menjadi kurang tegas. Penjelmaan
hanya dilihat sbg hal memasuki tubuh (ensomatosis) dari
jiwa Kristus yang pra-ada, sama sprt semua jiwa lainnya
yg pra-ada dan baru kemudian dipersatukan dgn tubuh
(Plato). Pandangan ini terlalu berbeda dgn apa yg lazim
dipandang sbg kodrat manusia sungguh2.

• Demikian juga pandangan Origenes bhw ses.


kebangkitan, tubuh mulia semakin diresap oleh
kerohanianNya ini tdk sesuai dgn iman kristen dan
terlalu dipengaruhi oleh gnosisme yang bermusuhan dgn
kejasmanian.
Pada abad III, refleksi teologis menjadi lebih
ilmiah, dengan bantuan filsafat. Secara
sosio-politis, pada abad ini juga orang-
orang kristen menjadi unsur penting dalam
masyarakat Yunani-Romawi.

Juga mulai berkembang dua perguruan


tinggi teologi yakni di Aleksandria dan di
Antiokhia (antara abad III-IV)
Pada abad-abad ini, refleksi teologis masih terfokusk pd
‘Kristologi – Logos’. Namun pertanyaannya: Merenungkan
Penjelmaan Sabda Allah, bagaimanakah kita dapat serentak
mengungkapkan baik kesatuan maupun perbedaan antara
Logos ilahi dan Tubuh insani?

Dalam sejarah dogma kristologis, ternyata terdapat dua garis pemikiran


yang berkembang:

I. Tekanan pada KESATUAN antara Firman Allah dan Tubuh


Manusia (kristologi Logos-sarks = ‘kristologi Firman-daging’:
oleh garis pemikiran di Aleksandria.

II. Tekanan pada PERBEDAAN antara Sabda ilahi dan badan insani
(Logos-anthropos: ‘kristologi Firman-manusia’: oleh garis
pemikiran di Antiokhia)
• Untuk Teologi ttg Allah Tritunggal, abad 4-lah
puncaknya ketika konsili Nikaia dan
Konstantinopel merumuskan dogma AT.

• Untuk Kristologi, abad 5-lah puncaknya dgn


ditetapkannya dogma kristologis pada konsili
Efesus dan Khalkedon. Namun diskusi
mengenai ada tidaknya jiwa insani pada Yesus
Kristus pd abad 4, menyiapkan dogma pada
abad 5 itu, juga berkat jasa perguruan
Aleksandria dan Antiokhia.
3.4. Soal Jiwa insani pada Yesus (abad 4)

Masalah yang paling ramai didiskusikan pada abad 4


adalah soal ada tidaknya jiwa insani dalam diri Yesus.

3.4.1. Arius, Athanasius dan Eustathius


Arius (imam di Aleksandria namun berasal dari Antiokhia, yg berguru
pd Lucianus, pendiri Sekolah Teologi Antiokhia) dan kawan2nya
menyangkal adanya jiwa insani dalam
‘Logos yg telah menjelma’.
Arius ‘Logos’ sendiri mengisi tempat jiwa,
sehingga Tubuh Yesus dalam dirinya
sendiri tanpa jiwa (logos-sarks).

Dengan diisinya logos menggantikan tempat jiwa


insani, maka logos itu adalah makhluk ciptaan.
Karena kalau logos menggantikan jiwa, maka segala
sesuatu yg dikatakan tentang sengsara dan wafat
Yesus, tidak dpt menyangkut jiwa manusia, dan
harus mengenai logos. Tetapi kalau logos menderita,
maka logos itu pasti tidak ilahi. Itu berarti Yesus itu
makhluk ciptaan.

Allah itu Esa dan transenden, tak terjangkau oleh akal


manusia. Ia menciptakan segala sesuatu secara bertahap.
Ciptaan I dan utama adalah Firman Allah (Anak Allah). Firman
ini tidak sehakekat dgn Allah, tidak secara langsung
mengenal Allah, tidak sama dgn Firman dan hikmat yg ada pd
Allah sendiri. Firman ini tidak kekal, ada awalnya; menjadi
Pengantara antara Allah dan jagat raya.
• Jadi: Yesus Kristus bukan Allah, karena tak
memiliki kodrat yg sama dgn Allah. Ia juga tidak
sama dgn manusia lain, karena tidak memiliki
jiwa insani seperti manusia lain.
Arius berusaha mempertahankan ke-esaan-
Allah.
Yang mendukung ajarannya: Eusebius (uskup
Nikomedia), Eusebius (uskup Kaisarea).
Yang menentang ajarannya: Aleksander (uskup
Aleksandria).
• Athanasius (uskup Aleksandria) ia menentang kesimpulan
kelompok Arius: Yesus Kristus bersifat makhluk ciptaan. Sbg lawannya,
ia menekankan Ke-Tuhan-an Yesus. Ia menekankan bahwa Sang
Putra sehakekat dengan Bapa. Namun penekanan yg
begitu kuat pd aspek ini membuatnya mengabaikan kodrat insani dan
jiwa insani Yesus Kristus.

• Eustathius (Antiokhia), teolog pertama yg mengembangkan


Kristologi Sabda-Manusia, sbg jalan tengah. Berlawanan dgn Arius dkk,
ia berpegang pada Ketuhanan Kristus. Disadarinya bhw bila jiwa insani
Yesus disangkal maka itu berarti Yesus bukan sungguh2 manusia.
Maka Eustathius coba menekankan pentingnya mempertahankan
ketuhanan dan kemanusiaan yg utuh dlm diri Yesus Kristus. Kristologi
Firman-Daging telah membuat Arius dkk terjebak ke dlm pandangan
bhw Yesus hanya ciptaan saja. Dlm Kristologi Firman-Manusia,
Eustathius membedakan secara tajam antara kedua kodrat dlm diri
Yesus, sehingga timbul kesan memisah-misahkan keilahian dan
keinsanian Sang Kristus.
Bila Arius dan Athanasius menjadi
penganut kristologi Logos-sarks, karena
menekankan secara kuat kesatuan sabda
ilahi dan tubuh insani Yesus shg
perbedannya condong hilang (Arius:
Yesus manusia saja; Athanasius: Yesus
itu Allah), maka Eustathius mengikuti
model Logos-anthropos yg menekankan
perbedaan antara keilahian dan
keinsanian, shg kesatuannya cendrung
melenyap.
Dalam membahas hubungan antara logos dgn
kemanusiaan Yesus yg penuh, Eustathius memikirkan
logos sbg berdiam dlm manusia Yesus, dan mengatakan
bhw manusia Yesus membawa Allah (anthropos
theophoros).

Pandangannya meletakkan dasar bagi kritologi mazhab


Antiokhia kemudian, meskipun ia bukan pelopor
Nestorianisme. Ia menunjukkan keyakinannya bhw Yesus
Kristus itu satu Pribadi saja (bukan dua seperti yg diajarkan
Nestorius).

Kelemahan Eustathius adalah pd pemakaian terminologi yg


kalau dilepaskan dari pernyataan lain, bisa mengarah ke
Adopsianisme atau Nestorianisme.
Mata Kuliah

YESUS KRISTUS
PENYELAMAT
DAN

A L L A H
( TRITUNGGAL )
Doga (opini)

Dogma dokem
(membentuk satu opini)
Doyma (ajaran yg memiliki
dasar otoritatif)

LXX dekrit dari pangeran


(PL Yun)

PB dekrit (msl. kaisar Agustus)

Gereja sampai abad 4 (5) : dogma ‘ajaran fundamental tentang


iman dan moralitas’ dihub. ‘kebenaran’ yang merupakan obyek iman’.

‘dogma’ : kebenaran yang direvelasikan Allah dan disusun


oleh Gereja (Magisterium) untuk kepercayaan
dan keyakinan iman semua orang kristen.
DOGMA
• KEBENARAN • KUASA RESMI YANG
yang merupakan bagian
MENGAJAR
dari revelasi. Dogma atau menyatakan
adalah satu statement bahwa kebenaran ini
tentang apa yang harus adalah bagian dari
dipercaya (oleh orang-
revelasi.
kristen) sbg yang berasal
dari Allah yang memak-
lumkannya
Statemen tentang kebenaran yang direvelasikan, yang
dikeluarkan oleh solemn Magisterium (Paus dan konsili
Gereja), atau oleh ordinary Magisterium.
I. Prolegomena: Epistemologi
Teologi
1. Teologi Wahyu dan Iman

II. Allah Penyelamat


2. Teologi Trinitas
3. Kristologi
Teologi 4. Pneumatologi

Sistematik III. Ekonomi Keselamatan


5. Teologi Penciptaan
6. Soteriologi
7. Eklesiologi
8. Sakramentologi
9. Mariologi
10.Eskatologi
• Isi pokok DOGMATIK III: ALLAH PENYELAMAT
• Diuraikan dlm 3 pokok: KRISTOLOGI –
ALLAH TRITUNGGAL – PNEUMATOLOGI
(Salah satu bg dari Teol. Sistematika)
• Teologia ajaran (-logia) tentang Allah (theos)
dari sudut pandang tertentu (misteri
penyelamatan)
• “Allah memperkenalkan diri kpd manusia
melalui pengal. umat Israel dan umat Kristen
yg termaktub dlm KS Allah: Penyelamat
membuka jalan keselamatan ke surga bagi
manusia yg telah jatuh dlm dosa”.
• Kej 3:15 : Allah mengasihani manusia
yg jatuh ke dalam dosa
• Kej 9: 1-17 : perjanjian dgn Nuh
P.L. • Kej 15: 1-21 : perjanjian dgn Abraham
• Kej 24 : perjanjian dgn Musa dan
umat pilihan Allah

1Kor 11:25; Luk 2: 11; 22:20 : perjanjian baru


lewat darah Yesus Kristus, Juru Selamat,
P.B. Tuhan. Dalam Yesus Allah menyelamatkan
dunia dan man. Sec. definitif
MATA KULIAH MENYAJIKAN
TENTANG:

ALLAH PENYELAMAT – KARYA


KESELAMATAN YANG DIKERJAKAN-
NYA DI DUNIA ;
ALLAH SUBJEK : MERENCANAKAN -
MELAKSANAKAN
* Menguatkan iman

•Mengembangkan daya kritis thdp


setiap pandangan dan gerakan
teologis
* Memperluas pengetahuan
Mengembangkan teologi kontekstual
•Pewartaan secara benar: KS,
tradisi, ajaran Gereja

TUJUAN KULIAH
PENDAHULUAN

(1).Kata Allah adalah kata bhs Arab untuk


Tuhan (al-llah = yg berhak disembah). Kata ini
bukan hanya dipakai oleh Islam tetapi juga
telah digunakan sejak masa pra-Islam
yakni oleh orang Arab Kristen. Kata ini
dipakai oleh gereja-gereja di Malaysia dan
Indonesia. Selain itu kata ini juga dipakai
oleh penganut Babisme, Baha’I, Mandean,
Yahudi Mizrahi dan Sikhisme.
• Secara etimologis berasal dari kata –lah
(dari akar kata lyh yg berarti luhur atau
tersembunyi. Dari kata Arab al- (=the) dan
ilah (god) menjadi al-lah yg berarti the
god atau Tuhan. Kata ini mirip dgn kata
bahasa Semit lain termasuk Ibrani dan
Aram. Bentuk kata Aram yg sesuai adalah
Elah atau Elaha artinya Tuhan.
• Tradisi penyebutan kata Allah di kalangan
Kristen Indonesia sebenarnya berasal dari
Alkitab yg dimiliki oleh orang Kristen
sendiri.
• Dlm sejarah terjemahan Alkitab, Albert Cornelius Ruyl,
seorang pedagang Belanda yg menterjemahkan Alkitab ke
dlm bhs Melayu tahun 1962; dlm terjemahannya ini ia
sudah gunakan kata Allah. Kata Tuhan (God, theos,
El/Eloah/Elohim) belum dipakai. Memang proses
penterjemahan Alkitab sudah dimulai abad 17 oleh pihak
Hindia Belanda. Kemudian proses ini diteruskan oleh LAI
(lembaga Alkitab Indonesia) yg resmi didirikan 9 Febr
1954. LAI tetap menggunakan kata Allah untuk
menggantikan kata El/Eloha/Elohim (Ibr) dan kata theos
(Yun). Buku pertama yg memberi keterangan tentang
hubungan kata tuan dan Tuhan adalah Ensiklopedi Populer
Gereja oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku ini, arti
kata Tuhan ada hub dgn kata Melayu tuan yg berarti
atasan/penguasa/pemilik.
• Jadi umat Kristen Nusantara sbgmn di Arab,
hanya menggunakan kata Allah untuk menyebut
Tuhan (theos). Allah adalah Tuhan (theos) yang
disembah oleh umat Kristen dan Islam. Kata
Allah adalah nama dan bukan jabatan; tidak
seperti kata Tuhan (theos, God) yg artinya
sesembahan manusia.

• Sumber:
1). “Islam and Christianity”, Encyclopedia of Christianity (2001)
2). Gardet, L., “Allah” dlm Bearman, P.; Bainguis, Th.; Bosworth, C.E.
et al., Encyclopedia of Islam Online. Brill Online. Diakses tgl. 2 May
2007
3). “Allah”, Encyclopedia Britannica, 2007
4). “Allah”, Encyclopedia of The Modern Middle East and North Africa
2. Agama itu cara manusia berkomunikasi
dengan Wujud Tertinggi atau Allah. Agama
adalah ajaran, sistem yg mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Yang Mahatinggi, dan hubungan
antar manusia dan lingkungan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia ed.IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 15).
Secara etimologis: agama (Sanskrt) a
(tidak) gam (kacau/pergi) = tdk kacau/pergi
(tetap di tempat, diwarisi turun temurun).
Agama membantu man hidup dlm
keteraturan dan mengarahkan hidup kpd
tujuan. Secara tradisional, agama mengatur
prilaku manusia agar bisa hidup harmonis.
• Secara sosiologis , agama itu sebuah institusi
sosial yg mengatur kehidupan masyarakat,
pola prilaku dan norma2 yg berkaitan dgn
kehidupan sosial. Agama itu kepercayaan
terhadap adanya Wujud2 Tertinggi (substantif-EB
Tylor, Sosiologi B. Raho,233); sistem kepercayaan dan
peribadatan yg digunakan bangsa2 utk atasi
persoalan2 dlm hidup (fungsional-JM Yinger, B Raho,
236); usaha2 man mengukur kedalaman
makna dari keberadaannya sendiri dan alam
semesta (deskriptis-E.K.NothinghaM, B Raho, 236-7).
• Secara Teologis: religio importat ordinem ad
Deum (Thomas Aquinas), yang nampak
dalam ajaran, bentuk2 ritual/kultus, dan
moralitas.
• Kultus = penghormatan resmi dlm agama atau
upacara keagamaan atau ibadat, juga sistem
kepercayaan.
• Herbert Spencer (A. Jebadu, 11-17): kepercayaan
manusia akan Allah atau Wujud Tertinggi berasal
dari kesadaran purba akan kontinuitas kehidupan
ses kematian yg diyakini ditopang oleh Wujud
Tertinggi. Agama berkembang dari bentuk2
sederhana seperti penghormatan kpd leluhur
menuju bentuk yg lebih kompleks dan heterogen.
Mnrt Ed.B. Tylor dlm Animisme-nya: segala
sesuatu di dunia ini punya semacam jiwa. Maka
agama adalah kepercayaan akan makhluk2
spiritual atau roh2 (roh orang2 yg mati itu hidup
terus, maka ada penghormatan kpd roh2 itu) (idem.
17-32)
• Praktek keagamaan itu sebenarnya sudah sangat
lama. Sebelum Kristus, sudah ada studi tentang
agama2 oleh Herodotus (480 BC), Berrosus (250
BC), Cicero (106-43 BC), Sallutius (86-34 BC).
Pada zaman Yesus, Strabo (63BC – 21AD),
Tacitus (55-117 AD) juga meneliti ttg praktek ini.
Herodotus (Yunani) bicara ttg adat dan kebiasaan
masy yg berkaitan dgn agama. Berrosus bicara ttg
mitos2 org Mesopotamia ttg penciptaan dan
sejarah dan menulis buku ttg praktek2 ibadat
keagamaan bgs Asiria. Zaman Romawi: Varro
menulis buku Roman Antotios berisikan informasi
ttg agama2 kuno; Cicero menulis On The Nature
of Gods dan buku On Fate (yg bicara ttg masalah2
keagamaan dan praktek2 keagamaan Romawi yg
ditandai dgn duma macam hukum yakni hukum
buatan manusia (relatif, subjektif), dan hukum
Tuhan (abadi, universal).
• Ketika kekristenan menyebar ke Asia,
Giovanni di Plano Carpini (1182-1252)
menulis ttg kepercayaan tradisional
berdasarkan magi bgs Mongol (dlm buku
Historia Mongolorum, 1247). Dan William de
Rubruquis (dlm buku Itinerarium thn 1215-
1270) menulis tentang perbandingan pratek
keagamaan penyembah berhala dgn
upacara agama Kristen.
3. Praktek Agama kuno di pelbagai tempat.
(a). Tionghoa (kepercayaan tradisional etnis/orang
Tionghoa). Ada semacam sinkretisme antara
kepercayaan dan filsafat (Konfusianisme,
Taoisme, Budhisme). Mayoritas dewa/i Tionghoa
merupakan penjelmaan tokoh2 sejarah mereka yg
berjasa bagia masyarakat, lalu dikultuskan. Pada
masyarakat pedesaan ada prinsip harmoni alam di
bawah gagasan yin-yang (Yin itu bayangan,
gelap, dingin, lemah, negatif, wanita; Yang itu
terang, hangat, energi, kuasa, positif, maskulin);
pada masyarakat kota ada kultus surgawi; Yg
tertinggi disebut Huang (Hao) Tien shang Ti
sbg pengatur musim, iklim, karenanya orang
berdoa kpdnya utk diberi tahun yg baik dan panen
yg melimpah. Ada Tien Wang (raja surgawi) dan
Tien Tzu (putra surgawi)
• Dlm etnis Tionghoa dikenal juga Han San
Wei Yi (= tiga agama yg hakekatnya satu)
yaitu Kong-hutsu, Tao, dan Budha (Chris Hartono,
Ketionghoaan dan Kekristenan. Jakarta:BPK G. Mulia, 1974, 42-48).
Dipercayai bhw orangtua dan nenek moyang
sanggup memberi masa depan yg baik kpd
anak cucu, maka mereka sangat dihormati.

(b). Afrika (Mesir).


Agama Mesir kuno membuat pembedaan
tegas dua macam roh yaitu para dewa dan
roh2 para leluhur/manusia. Dewa/i mereka
diberi nama Sut, Horus, Shu, Seb, Nnu, Ra
dan Osiris. Leluhur tak pernah berubah
status jadi dewa (A. Jebadu, p.54)
(c). Amerika.
Benua Amerika memiliki tiga suku bangsa:
Aztec, Maya, dan Inca. Suku Aztec menganut
politeisme (percaya kpd banyak dewa), dgn
dewa terkemukanya Tescatlipoca (dewa
pencipta, dan pelindung para raja),
Quetzalcoat (dewa belajar), Tlaloc (dewa
hujan masyakat Mexico) dan Huitzilopochtli
(dewa pelindung rakyat Mexico). Pada
awalnya para dewa ini mengorbankan diri
dan memberi darahnya utk menciptakan
bumi, matahari, bulan dan manusia. Maka
manusia harus membalas dgn membawa
persembahan dan korban.
• Suku Maya juga menganut politeisme
dimana para dewa disembah melalui
jagung, hujan dan matahari. Para dewa itu
punya dua sisi yakni kebaikan dan
kejahatan. Dewa tertinggi adalah Itzmana
(pencipta dan dewa api); suku ini juga
percaya akan dunia akhirat, hidup setelah
kematian, ke suatu tempat (surga atau
neraka). Suku Inca juga menganut
politeisme, dgn dewa tertingginya
Viracocha (pencipta bumi dan segala
makhluk hidup), ada dewa matahari dan
dewi bumi sbg orangtua dari kaisar
Viracocha.
(d). Indonesia.
* Suku BATAK (Batak Karo, Batak Dairi/Pak2,
Batak Simalungun, dan Batak Toba, dan
Batak Angkola dan Mandailin). Orang Batak
Toba menganut agama tradisional yaitu
tradisi Malim (Parmalim= Pencipta alam
semesta, Tuhan YME dsbt Mulajadi Nabolon)
dan dinamisme. Religiositasnya terikat pd
alam sbg tumpuan hidup. Orang Batak
bedakan 3 konsep ttg jiwa dan roh yaitu
Tendi/Tondi (jiwa/roh seseorang yg mberi
hidup dn kekuatan); Sahal (kesaktian yaitu
jiwa/roh yg beri kekuatan); dan Begu (tondi
org meninggal yg tingkahlakunya sama dgn
manusia).
• Kosmologi Batak yg tradisional membagi
dunia/kehidupan atas 3 tingkat: Benua Ginjang
(dunia atas) yakni kerajaan dewata tertinggi
dan Mula Jadi Na Bolon dan roh2 nenek
moyang tlah meninggal; Benua Tonga
(tengah) yaitu gelanggang utk kegiatan
manusia, dunia fana; dan Benua Toru, yaitu
tempat tinggal para hantu dan para setan yg
diperintah oleh naga Padoha (ular naga). Dlm
mitologi Batak ada pohon kehidupan yg
bertumbuh dari dunia bawah smp dunia atas,
simbol dewa tertinggi yg menyatukan segala
kehidupan dan mewakili sluruh kosmis, dimana
nasib org tercatat pd pohon itu (Paul Bodholdt
Pedersen, Darah Batak dan Jiwa Protestan, penerj. Ny. Maria Th.
Sidjabat dan Dr. W.B. Sidjabat (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975,
p.18-19).
• Suku DAYAK: memiliki agama tradisional yg
dsbt Kaharingan(=hidup, tumbuh). Agama
asli ini percaya bhw hutan, gunung, bukit
adlh tmpat semayam roh leluhur shg pd saat
tertentu dibuat ritual khusus utk
berkomunikasi dgn leluhur. Agama
Kaharingan ini percaya akan roh-roh (baik
dan jahat). Orang Dayak juga percaya akan
zat tertinggi (Tamai Tingai atau Mahatara/
Mahatala)yg menguasai sgala; orang Dayak
juga percaya bhw tumbuh2an itu punya
nyawa/roh shg kalau menebang pohon
mereka membawa dulu korban kpd roh yg
tinggal dlm pohon itu (Prof.Dr.R.M. John Tondowijoyo,
Etnologi dan pastoral di Indonesia (Ende:Nusa Indah, 1992, p. 93-
94)
• Suku Sunda: memiliki agama tradisional yg
disebut Sunda Wiwitan (pemujaan thdp kekuatan
alam dan arwah leluhur). Mereka juga percaya
kpd dewa tunggal tertinggi yg mahakuasa dan tak
berwujud yg disebut Sang Hyang Kersa (=Tuhan
YME) (monotheisme). Mereka memiliki sebuah
kitab dari zaman ker. Sunda yg berisikan ajaran
keagamaan dan tuntutan moral, aturan dan
pelajaran budi pekerti. Terdpt 3 macam alam dlm
kepercayaan Sunda Wiwitan yaitu Buana Panca
Tengah (mitologi, atas), Buana Nyungcung (tmpt
diam man dll, tengah), Buana Larang (neraka,
paling bawah). Orang Sunda asli dibt Badui, yg tak
terkena pengaruh Islam, yg memiliki kepercayaan
animisme, memuja roh nenek moyang yg tinggal
di kahyangan (Arca Domas=tmpt 800 arca) (Prof. Dr.
R.M. Tondowijoyo, p. 51-52).
• Suku Toraja: masyarakat tradisional
memiliki kepercayaan animisme yg disbt
Aluk Todolo (bg dari Hindu Dharma;
aluk=agama; todolo=leluhur). Menurut
kepercayaan asli ini agama diturunkan
oleh Puang Matua (Sang Pencipta) kpd
nenek moyang man pertama bernama
Datu La Ukku, dan agama itu disbt
Sukaran Aluk (sukaran=susunan,aturan;
aluk=agama/keyakinan). Mereka
menyembah Puang Matua dgn sesajian.
Alam semesta dibagi ke dlm dunia atas
(surga), dunia man (bumi) dan dunia
bawah (neraka).
• Mereka mengenal nama2 dewa mereka:
Pong Banggai di Rante (dewa bumi),
Indo’Ongon-ongon (dewa gempa bumi),
Pong Lalondong (dewa kematian), Indo’Belo
Tumbang (dewi pengobatan) (Wikipedia bhs Indonesia
ttg Suku Toraja, 14 Nop 2019). Ada ritual Ma’Nene
(membersihkan jasad leluhur yg telah ratusan
than meninggal, yg dikubur di patene (kubur
leluhur)
(Ma’Nene, https://www.indonesiakaya.com/ 14 Nop 2019).

•Suku2 di NTT
• TIMOR : percaya kpd dewa langit atau Uis
Neno (dewa yg menciptakan langit dn
kehidupan dlm dunia).
• Suku Ambeno (Dawan) misalnya percaya akan
sesuatu yg menjadi asal kehidupan dan segala
sesuatu yg diberi nama Usi Leu (Raja yg
kudus/transenden), Usi Pah (Raja dunia yg
empunya tanah), dan Usi Neno (Raja
matahari/hari/waktu, Tuhan yg abadi)(G. Neonbasu, Analisis
sosio-budaya masyarakat Ambeno dlm Agenda Budaya Pulau Timor 2, dlm P.Piet
Manehat, SVD dan Gregor Neonbasu, SVD; Atambua: Komkom Prov SVD Timor,
1992, pp.101-102)

• Suku Alor juga percaya akan satu Wujud Tertinggi


yg disbt Lahatala yg lebih tinggi dpd dewa
matahari dan bulan. Orang Pantar juga percaya
kpd Lahatala, yg hanya dpt dikontak lewat dewa2
seperti Mou Maha-maha (dewa bumi), Fred (dewa
matahari), Ul (dewa bulan) (http://suku-dunia-
blogspot.com/2014/08/sejarah suku Alor, 18 Nop 2019)
• Etnis Sumba mengenal kepercayaan/agama
Merapu, percaya akan roh, roh org yg
meninggal akan menjadi penghuni Parai
Merapu (negeri arwah, surga) dn dimuliakan
sbg Merapu bila hidup duniawinya sesuai dgn
harapan/aturan leluhur. Ada dua macam roh
yakni hamangu (jiwa/semangat, roh manusia
yg membuat man bisa berpikir, merasa dan
bertindak) dan ndiawa/ndewa (roh suci,
dewa). Hamangu yg telah meninggalkan
tubuh man akan menjadi makhluk halus dgn
kepribadian tersendiri yg disebut Ndiwa
(wikipedia https://id.m.wikipedia.org/wiki/Merapu, 21 Nop 2019)
Sudah dulu kala org Sumba memiliki tatacara
kehidupan (nuku hara) bersama yg menurutnya
diatur oleh Mawulu-Majii (Alkhalik) lewat para
leluhurnya, dan inilah yg dsbt Merapu (Dewa yg
jadi pengantara antara man dgn Alkhalik (Oe H. Kapita,
Masyarakat Sumba dan Adat istiadatnya (Waingapu: Pan Penerbit Naskah2
Kebudayaan daerah Sumba, 1976, p.81).

• Etnis Manggarai percaya kpd Wujud Tertinggi yg


disebutnya Mori Kraeng, yg biasa disembah
seraya membawa kurban dan sesajian disertai
doa2 (biasanya sebutir telur mentah dilubangi,
lalu ditancap pd ujung bambu lalu dipasang di
jendela rumah atau dari luar menghadap ke
rumah; juga telur rebus diletakkan di tempurung
dan nasi di sebuah piring) (Jilis A.J. Verheijen, Manggarai dan
Wujud Tertinggi, penterj. Alex Beding dan Marsel Beding (Jakarta: LIPI-RUL, 1991,
p.137ss).
• Etnis Ngadha percaya kpd Wujud Tetinggi yg
dsbtnya Dewa zeta, Nitu zale, atau Nitu Dewa, yg
disembah sambil membawa sesajian di tempat
tertentu entah di mata air, di bawah pohon
beringin, atau sudut dlm rumah adat (Paul Arndt, Agama
Orang Ngadha: Dewa dan roh-roh, Manusia dan Dunia (Vol I), penerj.
Paulus Sabon Nama (Maumere:Puslit Chandraditya, 2005, p. 4ss).

• Orang Lio, percaya kpd Wujud Tertinggi yg


dsbtnya Ndu’a Nga’e yg memberi kehidupan kpd
masyarakat Lio, dan merupakan pengasal dari
segala makhluk lain, lebih berkuasa dan lebih
tinggi dpd semua yg lain. Mereka menyembahnya
sambil berdoa, menari, dan membawa
persembahan sambil membuat janji (ngaro)(Paul
Arndt, Du’a Ngga’e: Wujud Tertinggi dan Upacara Keagamaan di wilayah
Lio, peterj. Yosef Smeets SVD dan Kletus Pake (Maumere: Puslit
Chandaditya, 2002, pp. 139-141).
• Orang Sikka : mereka percaya akan Wujud
Tertinggi yang mereka sebut dengan nama
Lero Wulan (matahari – bulan) Nian Tana
(tanah – bumi), dan Amapu (Bapa Allah).
Selain itu juga mereka percaya bahwa arwah
nenek moyang tetap hidup setelah kematian,
dan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan manusia di dunia. Amapu dan
Lero Wulan Nian Tana tak bisa dijangkau,
tetapi bisa diketahui melalui nenek moyang.
Kalau relasi dgn nenek moyang baik, maka
kehidupan masyarakat di dunia akan baik.
• Suku Lamaholot, percaya kpd Lera Wulan Tana
Ekan (Sang Pencipta) sbg Wujud Tertinggi; mereka
juga percaya kpd roh2 nenek moyang, yg jadi
perantara mereka dgn Wujud Tertinggi. Pemujaan
kpd Wujud Tertinggi dan roh2 nenek moyang
dilakukan di rumah adat atau rumah ibadat yg disbt
korke dan nuba nara. Lambang Wujud Tertinggi
mereka adlh tiang kayu suci atau rie lima wana
(tiang tangan kanan). Lera Wulan Tana Ekan dpt
dibayangkan sbg pribadi man yg menciptakan man
pertama Sem dan Ma. Mereka juga percaya akan
Guna Dewa dan Nitun (roh2 penolong dan
pelindung org atau suku/kampung tertentu
(Paul Arndt, Agama Asli di Kepulauan Solor (Maumere: Puslit
Cahndarditya, 2003, p.1; Karl Heinz Kohl, Raran Tonu Wujo, penerj. Paul
Sabon Nama (Maumere: Pen. Ledalero, 2009, pp. 115-116).
I. YESUS KRISTUS PENYELAMAT

• Kita beriman kepada Yesus Kristus dan kepada


Allah yang adalah Tritunggal.

• Bagian I : Ajaran KS dan Problematika


kristologis abad 1 – 20

Bagian II : Yesus Kristus Penyelamat


• Minat terhadap iluminisme: rasio
Yesus: berawal dgn universal sbg hakim:
pertanyaan: “siapa
orang ini?” Kemudian “bagaimana satu figur
masuk ke dlm studi2 historis, yg ada dlm
ruang dan waktu, serta
Reimarus: kritik pewartaanNya menjadi
historis (natura, universal, untuk semua
historisitas, persona, dan berlaku untuk
eksistensi dan artiNya selama-lamanya?”
bagi dunia/manusia)
Angelo Amato:

I. Pengertian humanistik (Feuerbach,


Marx, Freud, Nietzsche)

II. Pengertian yg religius: orang Yahudi


pada masa Yesus

III. Pengertian yg kristiani: Gereja


ortodox, protestan, katolik
• Iman sbg prasyarat: refleksi atas YK,
pokok dan tokoh iman kristen (bukan
hanya pengetahuan “apa”) yg
bertujuan untuk mengkritik iman,
mendalami, menguatkan iman.
• Yesus historis adalah dasar dan titik
tolak peristiwa Yesus sbg sentral
kejadian historis punya arti
fundamental tetap relevan
• F. Lambiasi: No utk X Ya utk Yss; No
utk Yss Ya utk X; Ya utk Yss yg adlh X
Bg I : YESUS KRISTUS -
pribadi kontroversial
( Kitab Suci dan Problematika)
Kitab Suci sebagai dasar

Bukan traktat teologi melainkan kitab


pewartaan dan kesaksian iman.

Namun ada unsur2 renungan teologis


dan kristologis : tersirat (sinoptik dan Kisah
Para Rasul) pun secara eksplisit (Yohanes dan
Paulus)

Refleksi awal ini menjadi titik tolak


pemikiran para apologet abad II - III
YESUS KRISTUS

• Yesus nama yg paling biasa untuk


Dia, dan disebut sekitar 600 kali dlm
injil.
sedang ungkapan Yesus Kristus hanya
disebut sebanyak 4 kali dlm injil (Mrk 1,1;
Mat 1,1; Yoh 1,17; 17,3). Dan nama Tuhan
Yesus hanya disebut dua kali (Luk 24,3 dan
Mrk 16,19) secara meragukan.
• Nama YESUS menunjuk kpd
kemanusiaan-Nya. Dlm PB, nama
Yesus itu nama yg umum, yunanisasi
dari nama Ibrani (PL) Yoshua (Kel
17,10) – Yehoshua (Za 3,1) – Yesua
(Neh 7,7).

• Pada abad ke-2 M, nama ini tidak


populer lagi bahkan menghilang dari
kalangan orangtua Yahudi karena
nama itu menimbulkan kebencian.
• Nama ini dalam injil dihubungkan dgn
kemanusiaan Yesus.

• Dlm bhs Ibrani nama Yosua atau Yehoshua yg


diyunanikan jadi Yesus berarti “Yahwe adalah
Penolongku” atau “Yahwe adalah Penyelamat”
atau “pertolongan Yahwe”. Mat 1, 21 menyatakan:
“engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dia-lah yang
akan menyelamatkan Umat-Nya dari dosa mereka”. Ia
adalah Utusan Allah, Penyelamat ilahi yg
membebaskan manusia dari kuasa dosa dan
mengantar mereka dm hubungan kasih dgn Allah.
Ia datang membawa persahabatan ilahi,
kemenangan kasih atas dosa.
• Orang Yunani menghubungkan nama Yesus dgn kt
kerja “iasthai” = menyembuhkan. Org Yunani
melihat Yesus sbg penyembuh jiwa dan raga.
Klemens dari Aleksandria mengutip 1Yoh 2,2 :
Yesus sang penyembuh (ho iomenos) bagi jiwa
dan raga kita.

• Jadi Yesus, mnrt org Yahudi adalah Penyelamat


sedang bagi org Yunani adalah penyembuh karena
Ia adalah tabib jiwa dan raga, penyembuh roh,
menyembuhkan buta, membawa org terang dlm
budi, dan menyembuhkan kelumpuhan nyata dan
mengantar langkah pendosa kpd pertobatan.
Bab 1 : Pewartaan Kitab Suci
Komunitas kristen terbentuk atas dasar iman akan
Kristus yang bangkit.

Menjelang akhir abad 1: kepercayaan kristen telah


tersebar luas di antara jemaat; ada usaha untuk
membukukan tradisi awal yg berpangkal pada Yesus
dan jemaat awal, namun belum ada sebuah KS
kristen; ada hanya KS PL yg tlah dibukukan; belum
ada pusat seperti Roma (Yerusalem-Antiokhia-Efesus-
Aleksandria-Roma); awalnya cara berpikir Yahudi
begitu kuat berpengaruh, namun kemudian cara pikir
Yunani mengambil peranan. Ada dua arus (Yahudi –
Yunani).
1.1. Pewartaan Apostolis

• Kis 2: 32-36: teks dasar berbicara tentang


Yesus dalam dua tingkat eksistensi
(manusia – Allah; Yesus duniawi dan
Kristus yg bangkit). Ia tampil di depan
umum, dihukum, disiksa dan disalibkan ---
lalu dibangkitkan Allah, ditinggikan, dan
mengutus Roh Kudus. Dia adalah
kepenuhan kuasa ilahi dan tanda
kehadiran kerajaan Allah.
• Kis 5:30 ss : diungkapkan tentang Yesus manusia
dan Dia yg ditinggikan Allah menjadi Pemimpin
dan Juruselamat.
• Kis 13:28-34: Yesus yang mati dan bangkit.
Melalui kebangkitan, Yesus mewujudkan kerajaan
Allah.

• Jadi: dalam pewartaan apostolis dinyatakan:


tingkat keberadaan Yesus; identitas Yesus dalam
daging dan roh; otoritas absolutnya dlm Tuhan yg
bangkit, sebagai Kyrios dan Kristos; pemenuhan
janji Allah kepada Daud (asal Yesus); misteri
Yesus Kristus ini adlh Khabar Gembira. Ia yg
adalah manusia telah diangkat ke dalam
kemuliaan Allah.
YANG
DIMULIAKAN

YANG
MENDERITA
1.2. Injil Sinoptik
Elemen umum:
• Yesus memaklumkan Kerajaan Allah sbg
y.a.d. yang untuk menyongsongnya
dituntut metanoia dan tobat (Mrk 1:15)
• Kerajaan ini adalah sebuah kemenangan
akhir atas kuasa yg jahat dan sekaligus
revelasi akhir dari cinta/belaskasih Allah
(pengampunan, keselamatan dan pembebasan)
• Yesus mewartakan K.A. dn implikasinya,
dgn otoritas personal (Mat 5:21.27.31.38.43)
• Kerajaan yang diwartakan Yesus itu tidak
terpisahkan dari pribadiNya. Karena itu
berbahagialah orang yg melihat dan
mendengarNya (Mat 13:16 ss; Luk 16:16).
Perbuatan2Nya adlh tanda KA y.a.d. , yg
tlah dtg (Mt 12:41) pengusiran setan Luk 11; Mat 12).

• Kotbah2 dan karyaNya bukan hanya


sekedar pewartaan akan KA tetapi
sekaligus manifestasi penuh dari
kerajaan itu atas semua makhluk.Ia
adlh satu2nya yg dlm pribadi dan karyaNya KA direvelasikan sbg yg sdg dtg.
Siapakah Yesus Kristus?
• TUHAN : ungkapan yang menyatakan
kekuasaan superior, tetapi juga ekspresi
respek dan kebijaksanaan.
Org kusta: ‘Tuhan jika engkau mau, engkau
dapat menyembuhkan aku’ (Mat 8:2)
Centurion:‘Tuhan aku tidak layakN (Mat 8:6.8);
Petrus: “Tuhan, bila engkau itu, suruhlah aku
datang ..... (Mat 14:28)

• mempelai pria ( dari PL -> Hos, Yer22, Yehez 16; Mrk 2:9
puasa; Mat 25:1-13 menunggu pengantin)
MESSIAS
(Mrk 8:29);
Putera Allah
(Mrk 1:1; 9: 7; 15:39)

Ia adalah Tuhan atas


hari Sabat dan
Guru (Mat 12:8);

Gembala
PL: Mzm 23; Yehez
34:1-16 Yhw sbg
gembala
(Mat 9:36; Luk 15:4-7: yg cari
domba yg hilang)
• Yang menjalankan satu otoritas absolut: Tuhan
atas hari sabat, Putera Allah (Mat12:8; Mrk 9:7; Mat
18:20) yang tetap menyertai kita (kahal) sampai
akhir zaman; atau mengerjakan mukjizat ( Mrk 4:39:
angin ribut; Mrk 5:41: anak prp yg mati, bangunlah)
HAKIM : Dlm PL Allah hakim; dlm PB Yesus Hakim,
identik dgn Putera Manusia yg akan datang untuk
mengadili manusia (Mat 25: 31-46); Ia juga norma
penghakiman: sbgmn kamu lakukan kpd sdrku yg pllg
hina (25: 40); dan mengampuni dosa prp yg meminyaki
kakiNya (Luk 7:48)
PENYELAMAT:
siapa yang menerimaNya
akan selamat; yang
menolak, tidak selamat;
menuntut para pengikutNya
untuk menerima
penganiayaan dan salib.

PENGANTARA:
tak seorangpun mengenal
Allah selain Dia; yang ingin
melihat Allah harus datang
kepada-Nya.
1.3. Kristologi PAULUS
Suatu kristologi yg lahir dari pertemuan eksistensial
dgn Kristus yg dialami. Refleksinya bukan terhadap
apa yg terjadi pd Yesus, tetapi apa yg terjadi pd
dirinya sendiri. Iman kristen menurut Paulus
berpusat pd Yesus yg diakui sbg Kristus dan Tuhan.

Soteriologi Paulus terlihat jelas dlm 1Kor 15:3-5 dgn


tema tt Kebangkitan. Kebangkitan ini adlh dasar dan
pokok iman kristen. Yesus mati karena dosa-dosa
kita (menurutnya). Maka wafat Yesus bukan sekedar
fakta historis tetapi juga peristiwa keselamatan.
• Hanya Paulus yg merumuskan arti
keselamatan itu dgn jelas (Yesus mati krn
dosa kita dan utk keselamatan kita). Ia yg
tak berdosa karna dosa kita, agar kita
diselamatkanNya (Rm 5:6.8; 8:3.32; 1Tes 5:10; 2Kor
5:15.21; Ef 5:2.25; Gal 1:4; 2:20; 3:13)

• Soteriologi Paulus adlh kesatuan manusia


dgn Allah dlm Kristus. Kesatuan itu
diungkapkan dgn 3 metafor:
• Perdamaian: 2 Kor 5: 18-19. Allahlah yg
mendamaikan kita. Bagaimana Allah
mendamaikan? lewat kematian Kristus (Rm
5:10; 3:25)

• Penebusan: PL: penebusan = orang lain


mengambil alih nasib seseorang yg tak berdaya. PB
tak pernah menyebut Yesus Penebus; tetapi
Paulus menyatakan bhw Ia-lah penebusan kita
(1Kor 1:30)(melepaskan kita dari kuasa kegelapan
– Kol 1:13), atau lepas dari kemurkaan Allah –
1Tes 1:10). Yesus bukan penebus tapi uang
tebusan (Rm 3:24). Gagasan pokok Paulus adlh
pembebasan (Kol 1:13) = lepas dari kuasa
kegelapan.
• Pembenaran: Term ini berasal dari
dunia pengadilan -> dibenarkan-> Rm
3:24; 5:9; Gal 2:3. Allah membenarkan kita
dgn darah Kristus; Manusia
dibenarkan krn solidaritas Kristus dgn
kita (Flp 3:9) Ia diserahkan krn
pelanggaran kita dan dibangkitkan
demi pembenaran kita (Rm 4:25).
• Yesus adalah ANUGERAH ALLAH.
Melalui Dia Allah melaksanakan karyaNya;
dlm Dia kita menjadi ciptaan baru
• Ia anugerah Allah untuk pembenaran dan
keselamatan kita. Pembenaran/ keselamatan
itu dikerjakan lewat wafat dan
kebangkitanNya
• Beriman kepadaNya berarti harus menerima
salib dan menyangkal diri
Yesus
Anugerah
Allah
* Pemberian diri Yesus
Kristus memiliki asalnya
yakni Kristus pra-
eksisten, yang turun dari
tahta kemuliaanNya (bdk.
Fil 2)

* Pemahaman
Paulus sampai
kepada dimensi
kosmis universal
(Ia adalah asal
segala sesuatu yg
olehNya kita
hidup)-Kol 1:15-17
• Keselamatan tercapai
lewat bersekutu dgn Allah.
Siapa yg tidak percaya
dan tidak berjumpa
Yesus, tidak selamat

• Corak pembenaran dan


keselamatan ditunjuk
lewat pelayanan
apostolis (bdk. 2Kor 11:23-
33); membebaskan diri
dari setan dan menjadi
lemah agar dikuatkan
oleh Kristus.
Kesimpulan: Paulus
mengembangkan Kristologinya
dlm konteks pengalaman pribadi
dan karya kerasulannya. Dlm
pengalaman itu ia merasakan
bhw hidup manusia menjadi
berarti bukan oleh apa yg dimiliki
tetapi oleh apa yg ia berikan dlm
kasih; karena kita diselamatkan
oleh kasih Allah.
Bagi Paulus, kebangkitan adalah pokok dan
dasar iman kristen. Dlm kaitan dengan
kebangkitan itulah Paulus melihat kematian
Yesus. Yang menjadi alasan kematian
adalah dosa manusia. Maka wafat Kristus
bukan hanya fakta historis tetapi peristiwa
keselamatan.

Utk orang Yahudi: kematian adalah hukuman Allah atas


dosa seseorang (o.k.i. murid2 lari bersembunyi pd saat
penyaliban, krn takut akan murka Allah; namun dgn
kebangkitan mereka percaya bhw Gurunya telah
ditinggikan dan dibenarkan Allah.
• Alasan kematian Yesus adlh dosa
manusia (1Kor 15:3); wafatNya itu tanda
solidaritas dgn man yg berdosa (Rm 5:6-8;
1Tes 5:10; 2kor 5:15; Gal 2:20; Ef 5:2).
• Hanya Paulus yg merumuskan arti
keselamatan dari wafat Yesus dgn jelas
(2Kor 5:21)
• Intisari soteriologis Paulus adlh kesatuan
manusia dgn Allah dlm Kristus hub.
man. dgn Kristus dan dgn Allah, itulah yg
paling penting.
1.4. YOHANES
• Yohanes tak pernah menyebut tulisannya ‘injil’
(sprt Mrk 1:14). Yoh sebut tulisannya ‘kitab’ (Yh
20:30-31). Yoh gunakan kata ‘menginjili’ hanya 2 X
(Why 10:7; 14:6) dlm arti yg umum.

• Tujuan ‘kitab’nya, bukan utk mewartakan bhw


Yesus dari Nazaret itu adlh Kristus, Anak Allah,
tetapi mau memberikan kesaksian iman.
Kesaksian itu mulai dgn Yoh Pembaptis (Yh 1:7.8.
15.32.34; 5:33; 3:26.28.32).
• Kesaksian itu menjadi pengakuan iman
(Yh 1:19-20). Kesaksian itu bukan hanya
diberikan oleh Yoh Pembaptis tapi juga
oleh BAPA (Yh 5:32.37; 8:18); oleh KS (Yh
5:39); oleh Roh Kudus (Yh 15: 26-27).
Yesus sendiripun memberikan kesaksian
ttg diriNya (Yh 5:31; 8:13.14.18).
Kesaksian ini berpuncak pd pengakuan
Yesus di depan Pilatus (Yh 18:37) bhw di
dalam diriNya itu hidup Allah dinyatakan.
Pewartaan Yohanes
tentang Yesus

• Konsepnya tentang dunia: kontras dgn


Yesus (Yh 1: 10ss: prolog): terang-gelap (Yh
1:5; 12:35); kehidupan-kematian; kebenaran
- dusta. YK menjadi Penyelamat (Yh 9:39).
•Yesus itu kontras dgn dunia: Yoh tdk
hanya menunjukkan dunia sbg kematian
dan kegelapan, tetapi juga ttg Yesus sbg
Terang (8:12), Roti Hidup (6:35.48), Pintu
(10:7.9), Jalan- kebenaran dn hdp (14:16),
pokok anggur (15:5), kebangkitan dan
kehidupan (11:25). Pusat ajaran Yoh bukan
ttg pengajaran Yesus dan KA, tapi ttg
Yesus itu sendiri. Semua org dipanggil utk
datang kpd-Nya (1:39) dan tinggal dlm Dia
(15:7)
* Kedatangan Yesus membawa krisis
bagi dunia: percaya atau tidak, menolak
atau menerima Yesus.

Kebenaran yang mau direvelasikan adalah


kesatuan Yesus dengan BapaNYA.

Singkatnya: Yesus adalah Penyelamat,


Kasih Bapa yang menyelamatkan.
• ANAK ALLAH : kesatuanNya dgn Allah
diungkapkan lewat ungkapan ‘Bapa’ dan
‘Anak’ (Yoh 5:19-26). Yoh menyebut ‘Anak
Allah’ dalam beberapa teks (Yoh 1:14;
3:16.18; 5:19-26; 10:30; 11:4; 19:7; 20:31;
1Yh 5:13, dll..). Dengan istilah ‘Anak Allah’
Yoh mau nyatakan bahwa Yesus itu betul
berasal dari Allah, datang dari surga
(3:13.31) dan bukan dari dunia (8:23).
• KRISTUS : pengakuan iman yang penuh
adalah bhw Yesus adalah Mesias, Kristus, Anak
Allah (20:31; 11:27; 1Yh 4:15).

Nama Kristus dipakai terutama dlm konfrontasi


dgn orang Yahudi ( 1:20.25; 3:28; 16:2). Bagi
orang Yahudi, Mesias itu harus tinggal di tengah
mereka selama-lamanya; sedangkan bagi
Yohanes, Mesias itu akan menderita sengsara
dan wafat, dan melalui kebangkitan Ia akan
ditinggikan dlm kemuliaan ilahi
• ANAK MANUSIA:
Mesias itu langsung
dihubungkan dgn Anak Manusia
(12:34). Anak Manusia ini datang
dari surga, dan ini menjadi
dasar iman. Bila Anak Manusia
ditinggikan maka orang yang
beriman kepadaNya akan
dibawa kpd keselamatan.
• LOGOS : 4 kali kata ini disebut Yohanes. Karena
nama ini disebut pd awal Injilnya, maka pasti
memiliki arti penting. Namun kata logos/firman
tidak dijelaskan artinya oleh Yohanes. Logos tidak
bisa dihubungkan dgn Taurat Musa, karena Taurat
tdk pernah dipersonifikasikan. Logos ini juga tak dpt
dihubungkan dgn ‘kebijaksanaan’, karena dlm Kitab
Kebijaksanaan, Kebijaksanaan tak pernah disebut
logos. Kalau mau dihubungkan dgn filsafat Yunani –
Yahudi dimana firman memainkan peranan penting,
namun dlm gnosis, firman tdk memainkan peranan
penting.
Jadi, sulit sekali memahami pemakaian kata
‘logos’ oleh Yohanes. Ini rupanya adalah konsep
pribadi Yohanes tentang Yesus. Firman ini adalah
Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang
menghapus dosa dunia.
Implikasi umum untuk
pengakuan iman kita
• Yesus adalah Tuhan, Kristus, Anak Allah,
Anak Manusia, Juru Selamat, Pengantara,
Kasih Allah yang menyelamatkan
manusia, Anugerah Allah untuk
keselamatan manusia.
• Ia adalah Anak Manusia yang menderita,
wafat karena dosa manusia dan demi
penebusan manusia; namun telah
dibangkitkan dan ditinggikan/dibenarkan
oleh Allah.

Anda mungkin juga menyukai