Anda di halaman 1dari 9

Nama : Imanuel Kristovel Panggabean

Nim : 18.01.1666

Tingkat/Jurusan : II-B/Teologi

Mata Kuliah : Dogmatika I

Dosen Pengampu : Pdt. Pardomuan Munthe M.Th (Kel 14)

METODE KRISTOLOGI

a) Metode Kristologi “Ontologis” Dan “Fungsional”


b) Metode Kristologi Fungsional : “dari atas” dan “dari bawah”
c) Penerapan Metode Kristologi Fungsional (MKF) dalam konteks pergumulan
hidup komunal : Rasisme di Amerika; pandemi C-19 dikonteks lokal

I. Pendahuluan
Ada banyak pertanyaan yang mengatakan bahwa apakah benar Yesus
itu jurslamat dan siapa Yesus? Sebenarnya Yesus itu ialah sang juruslamat,
dikarenakan ketika perempuan samaria bertemu dengan Yesus penduduk
samaria berkata “kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa
dialah benar-benar juruslama dunia” (Yoh 4:42). Tetapi dari makalah ini kita
akan membahas sesuai dengan Alkitab sendiri tentang metode Kristologi serta
pemikiran pemikiran dan pengungkapan Kristologi. Semoga sajian ini akan
menambahkan wawasan bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Kristologi
Kristologi adalah cabang ilmu Teologi yang membicarakan tentang
posisi Yesus Kristus di dalam agama kristen. Makna kehadiran Kristus
bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia
terkait dengansetiap persoalan hidup.1 Didalam bahasa yunani “christos”,
ialah pusat teologi Kristiani, “karena tiada seorang pun yang dapat

1
Htpps://id.m.wikipedia.org/wiki/Kristologi
meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus
Kristus” (1 Kor 3, 11).2
II.1.1. Sarana-sarana pemikiran dan pengungapan kristologis
Mula-mula umat Kristiani terdiri atas orang-orang
Yahudi, bahkan orang Yahudi pribumi dari palestina. Sama
seperti Yesus dahulu mereka hidup, bergerak dan berpikir
dalam rangka agama yahudi, sebagaimana tercantum dalam
Alkitab dan dalam tradisi Yahudi selanjutnya. Dann orang-
orang itu kebanyakan orang Galilea (Kis 2:7; 13:31), tidak
termasuk golongan cendikiawan (Kis 4:13). Untuk memikirkan
dan membahasakan iman kepercayaannya mereka berdasarkan
pengalamannya dengan Yesus, baik sesudah dibangkitkan
maupun sebelumnya. Mereka tentu saja masih ingat akan
pewartaan yesus sendiri disatu pihak tinggal dalam tradisi
Yahudi, dilain pihak terasa sebagai suatu pembaharuan.
Alam pikiran Yahudi, cara mereka bepikir, visinya atas
realitas secara menyeluruh, boleh dikatakan “dinamis”. Yang
penting bukanlah apa yang ada, melainkan apa yang terjadi,
peristiwa yang menyangkut manusia, mana gunanya atau
ruginya bagi manusia serta dunianya, mana pengaruhnya yang
nyata. Yang penting bukanlah adanya sesuatu, melainkan
adanya bagi orang; bukan halnya sendiri yang penting, tetapi
hubungannya dengan orang. Tidak dinyatakan: apa itu, siapa
orang itu, tetapi apa yang dikerjakan sesuatu, seseorang, mana
kedudukan dan perannya.3
II.2. Metode Kristologi Ontologis dan Fungsional
Kristologi ontologis ialah kristologi yang menekankan pada
pemahaman tentang siapa Yesus, sedangkan kristologi Fungsional adalah
kristologi yang menekankan pada apa yang dikerjakan Kristus bagi
manusia.4

2
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-kristologi/
3
Dr.C.Groenen,Sejarah Dogma KristologiII, Yogyakarta: Penerbit Kanusias,1998; 34-35
4
Pdt.Dr.Stevri I. Lumintang,Teologia Abu-abu,Jawa Timur: Gandum Emas,2004; 188
II.2.1. Siapakah Yesus Kristus (Ontologis)
Sebelum agama Kristen masuk ketanah Batak
(Sumatera Utara), orang batak memanggil allahnya dengan
sebutan “ompu Mulajadi Nabolon”. Nama ini mempunyai arti
tersendiri. Ompu artinya sebutan atau panggilan penghormatan
tertinggi yang dituakan atau yang dimuliakan. Sama seperti
manusia; ketika berusia lanjut ia disebut dengan panggilan
ompung (kakek). Panggilan ini adalah panggilan penghormatan
yang mulia. Mulajadi artinya awal mula pertama; sebelum
segala sesuatu ada, maka dia (Mulajadi) sudah ada. Mulajadi
inilah yang menjadikan segala sesuatu sehingga ada. Nabolon
artinya yang besar atau maha besar. Ompu Mulajadi Nabolon
berari Allah yang awal mula pencipta segala sesuatu yang maha
besar.
Dalam memanggil Ompu Mulajadi Nabolon ini diawali
dengan sebutan “Debata”. Supaya lebih mendekati kekristenan,
sebutan “Ompu” ini diganti dengan “Debata”, sehingga
menjadi Debata Mulajadi Nabolon. Dengan demikian,
terjemahan Alkitab dalam Bahasa Batak untuk menyebut nama
Allah menjadi Debata dipengaruhi latar belakang kepercayaan
agama primitif dalam budaya batak. Istilah “Debata” diambil
alih untuk menyebut Allah yang benar seperti yang tertulis
dalam Alkitab. Sebutan “Allah” sebenernya berasal dari
sebutan nama dewa yang dipuja orang kafir. Dalam bahasa
ibrani diseut “EL”, yaitu Allah yang dipuja oleh bangsa israel.
Nama EL itu sendiri adalah nama dewa kanaan, dimana EL
adalah ketuanya kemudian dalam perkembangan selanjutnya,
sebtuan EL diterima dan dipuja oleh Yakub (israel) sebagai
Allah orang Israel (Kej 33:20). Nama itu pula yang dituliskan
dalam Alkitab5.

II.2.2. Jabatan Kristus (Ontologis)


5
Jonar.S,Kristologi. Yogyakarta: ANDI,2013; 101-102
Dalam Perjanjian Baru, nama Yesus ditambah dengan
sebutan “Kristus”. Ketika menyebut nama Kristus, hal ini
menunjukan Jabatan, yaitu sebagai “yang diurapi”
(Mesias).sedangan yesus adalah nama pribadinya. Mesias
adalah istilah dalam perjanjian lama (Masiakh), dalam
perjanjian disebut Kristus (Kristos). Kedua kata ini mempunyai
arti yang sama: “yang diurapi”. Nama jabatan itu
(Mesias/Kristus) menunjukkan tugas atau kewajiban yang tekah
dan sedang dilakukannya disurga dan dibumi. Didalam
perjanjian Lama nama jabatan Yesus terdapat 3 bagian yaitu,
nabi, imam, dan raja.6
A. Yesus sebagai Nabi
Yesus sendiri memakai gelar nabi untuk
dirinya (Mat 13:57; Luk 13:13) dan tidak
menolaknya (Mat 21:11; Yoh 3:2; 4:19;
6:14; 19:17). Dan para Murid dan
pengikutnya pun menyebutkan Dia seorang
nabi (Luk. 24:19; Kis 3:22-24). Nabi adalah
sosok yang kuat dalam Perjanjian Lama.
Ada perbedaan dalam banyak hal kepribadan
dan pelayanan khusus dari sosok nabi
individual. Perbedaan antara Yesus dan nabi-
nabi lainnya terletak pada kenyataan, bahwa
nabi-nabi lain tersebut memberi kesaksian
dengan Dia, sedangkan nubuaYesus adalah
suatu kesaksian tentang pribadi dan
pekerjaan-Nya sendiri. Semua nubuat yang
diucapkan oleh nabi-nabi tersebut tertuju
pada Yesus. Dia sendiri adalah pusat semua
Nubuat. Pada diri Yesus, nabi bertemu
dengan sabda-Nya sendiri. Dia sendiri
adalah Sang Firman. “semua Mazmur yang
dinyanyikan oleh Yesus pada malam paskah,
6
Jonar.S,Kristoogi.Yogyakarta: ANDI,2013; 75
berisi tentang diri-Nya sendiri. Dia dicium,
artinya dia akan mati. Dia diurapi, artinya
bahwa dia akan dikubur. Roti yang dipecah-
pecahkan-Nya menunjuk pada tubuhnya
yang akan dipecah-pecahkan, dan minuman
menunjuk kepada darah-Nya yang akan
ditumpahkan”.
B. Yesus sebagai Imam
Imam dalam bahasa Ibrani adalah
“kohen” dalam perjanjan baru kata imam
adalah “hiereus”, yang berarti Ia yang
perkasa atau seseorang ang sakral. Atau
dapat juga sebagai seorang yang memiliki
wewenang. Dalam Perjanjian Lama, Imam
berperan untuk menjeaskan aturan-aturan
ritual dan menjalankannya. Beberapa peran
imam yang khusus ialah imam dipilih guna
mewakili umat dihadapan Allah untuk
mengerjakan hal Keagamaan, khususnya
mempersembahkan korban bagi umat
dihadapan Allah, bersyafaat dan memberkati
umat atas nama Tuhan (Ibr 5:1,4,7; 7:25; Im.
9:22). Dalam perjanjian lama orang israel
selalu mengharapkan datangnya Imam sejati,
sang Mesias yang dapat memberkati dengan
sesungguhnya untuk selama-lamanya.
Yesus sang Mesias adalah imam sejati.
Seluruh hidup-Nya, dari palungan sampai
kayu salib, mewujudkan suatu Kurban yang
dpersembahkan-Nya kepada Allah. Kalau
imam sejati dan imam besar yang
sesungguhnya mempersmbahkan tubuhnya
sendiri, saatu kali untuk selamanya. Yesus
hanya sekali untuk selamanya
mempersembahkan tubuh dan hidup-Nya
untuk dunia (Ibr. 7:27).
C. Yesus sebagai Raja
Dalam perjanjian Lama dengan nyata
disebtkan bahwa Kristus adalah raja diatas
segala raja (Mzm. 93::1; 97:1; 103:19;
136:3). Allah sendiri yang mengumumkan
dengan mengatakan,”Akulah yang telah
melantik raja ku dision, gunung-Ku yang
kudus”.(Mzm 2:6)7
II.2.3. Yesus Kristus Juruselamat Dunia (Fungsional)
Berbicara tentang keselamatan, dengan tegas Alktab
berkata bahwa hanya satu jalan menuju keselamatan, yaitu
melalui Yesus (Yoh 14:6). Ketika perempuan samaria bertemu
dengan Tuhan Yesus, perempuan ini bersaksi kepada pnduduk
samaria. Kesaksian perempuan samaria ini membuat mereka
dengan tegas berkata “kami sendiri telah mendengar dia dan
kami tahu, bahwa dialah benar-benar Juruslamat dunia” (Yoh
4:42).
Alkitab mencatat bahwa manusia telah berdosa (Kej 3)
dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23). Dengan
demikian, upah dosa itu adalah maut (Rm 6:23). Sudah
sepantasnya manusia dihukum karena dosa dan
pelanggarannya. Karena dosa itulah manusia terpisah dengan
Allah (Yes 59:1-3). Kalau mengingat dan melihat dosa manusia
yang luar biasa besar, manusia tidak pantas lagi menerima
pengampunan. Manusia menerima pengampunan semata-mata
karena kasih Tuhan kepada kita (Yoh 3:16). Jadi, yang
diselamatkan adalah manusia, yang diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah (Kej 1:26-27), bahkan diciptkan hampir sama
dengan Allah (Mzm 8:6). Karena manusia adalah ciptaaan
Tuhan yang mulia, manusia berurusan dengan Allah. Ketika
binatang mati, habis perkara. Namun, ketika seseorang
7
Jonar.S,Kristologi, Yogyakarta: ANDI,2013; 84-86
meninggal, ia berurusan dengan hari yang akan datang, yaitu
hari dalam kekekalan. Pada hari penghakiman, manusia harus
mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya selama
masih hidup. Itulah sebabnya, manusia memerlukan juruslamat,
yang membimbing hidupnya sehinga dapat mengalahkan kuasa
dosa dan menang bersama Yesus.8
II.3. Metode Kristologi Fungsional
II.3.1. Dari atas ( The Christology From Above )
Kristologi dari atas yang mempunyai fungsional sebagai
strategi dasar dan orientasi dari kristologi gereja abad
permulaan. Kristologi gereja mula-mula ialah kristologi
ortodoks, kristologi chalcedon, dimana tidak ada pemisahan
iman antara iman dan sejarah, antara Alkitabdan sejarah.9
II.3.2. Dari bawah ( The Christology From Below )
Metode kristologi dari bawah berarti bahwa refleksi
eksitensial umat beriman sekitar Yesus Kristus pada pangkal
pengalaman dngan Yesus selagi hidup didunnia. Yesus dialami
sebagai manusia ditengah manusia lain dan ia mengalami nasib
buruk seperti yang dapat menimpa manusia fana. Ada sesuatu
didalam Yesus yang membedakannnya. Dalam refleksi umat
beriman itu Yesus yang selagi hidup dialami sebagai manusia,
setelah ternyata bukanlah manusia belaka. Ternyata bahwa
manusia Yesus dari Nazaret setelah wafat menjadi Ilahi.
Ternyata Yesus secara menyeluruh adalah manusia.10
II.4. Penerapan Metode Kristologi Fungsional (MKF) dalam konteks
pergumulan hidup komunal: Rasisme di Amerika; Pandemi C-19
Konteks lokal
Penerapan Metode Kristologi Fungsional MKF konteks pergumulan
hidup komunal ialah dengan cara membangun satu gedung atau bangunan
yang dimana mencaup tiga fungsi, yaitu rumah ibadah, rumah sakit, dan
rumah sekolah. Karena keadaan pergumulan hidup sekarang ialah C-19
8
Jonar.S,Kristologi. Yogyakarta: ANDI,2013, 93-95
9
Pdt.Dr.Stevri I. Lumintang,Teologia Abu-abu,Jawa Timur: Gandum Emas,190

10
http://bonasumbayak27.blongspot.com/2015/05/metodologi-Kristologi-metodologi-kristologi.html?m=1
yang dimana salah satu wabah penyakit yang sangat mengerikan yang
memakan banyak korban jiwa shingga para zending saadar dengan
perkataan Tuhan Yesus, bahwa “dia datang untuk memberitaukan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-
orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk 4;19).
Diakhir abad 19-20 isu sentral yang melanda negara-negara dunia
ketiga seperti amerika latin adalah penindasan, kemiskinan, dan ketidak-
adilan, karena isu gender, ras, warna kulit kasta atau status sosial. Keadaan
itu telah mendorong sidang-sidang raya Gereja untuk memberikan
perhatian khusus. Maka terbitlah banyak buku-buku teologi yang bertema
“pembebasan”, dengan maksud menuntun umat kristani “menjadi sadar”
bahwa misi Allah melalui gerejaa adalah melakukan “pembebasan” dari
penindasan, kemiskinan, dan ketidak-adilan. Tujuan teologi Gereja bukan
untuk memberikan penjelasan-penjelasaan yang tepat tentang segala
sesuatu, tetapi yang terutama adalah menjadi disipn intelektual dan
pastoral (ilmiah dan pengembalaan) yang dijabarkan bagi tercapainya
tujuan leluhur, yaitu pembebasan manusia secara total dan menyeluruh.
Teologi Gereja bukan melalui soal akademis, tetapi menjadi suatu
komitmen pribadi bersama-sama untuk menjabarkan misi yang membawa
perubahan dalam sejarah. Dari dahulu misi Gereja adalah menghadirkan
Kristus diantara manusia (Yoh 1:14). Dan untuk itu dibutuhkan metode
yang dalam penginjlan disebut misi.11
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa Kristologi ontologis
ialah kristologi yang menekankan pada pemahaman tentang siapa Yesus,
sedangkan kristologi Fungsional adalah kristologi yang menekankan pada
apa yang dikerjakan Kristus bagi manusia. Yang sebagai contoh dalam
fungsional ialah Yesus itu adalah Juruslamat bagi manusia, karena
manusia itu telah berdosa (Kej 3) dan serta lehilangan kemuliaan Allah
(Rm 3:23). Walaupun sudah sepantasnya manusia itu dihukum atas
tindakannya yang dilakukannya atau pelanggarannya, akan tetapi karena

11
Pardomuan Munthe, Gempa Rohani, Sumatera Utara: PT Mitra Grup,2020; 107&109
manusia tersebut segambar dan seupa dengan Allah (Kej 1:26-27) jadi
manusia diselamatkan oleh Allah.
IV. Daftar Pusaka
Htpps://id.m.wikipedia.org/wiki/Kristologi
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-kristologi/
Dr.C.Groenen,Sejarah Dogma KristologiII, Yogyakarta: Penerbit
Kanusias,1998
Pdt.Dr.Stevri I. Lumintang,Teologia Abu-abu,Jawa Timur: Gandum
Emas,2004
Jonar.S,Kristologi. Yogyakarta: ANDI,2013
Pdt.Dr.Stevri I. Lumintang,Teologia Abu-abu,Jawa Timur: Gandum Emas
http://bonasumbayak27.blongspot.com/2015/05/metodologi-Kristologi-
metodologi-kristologi.html?m=1
Pardomuan Munthe,Gempa Rohani, Sumatera Utara: PT Mitra Grup,2020

Anda mungkin juga menyukai