Anda di halaman 1dari 88

FILIPI 1:1-11

Latar belakang surat Filipi.

1) Cerita tentang berdirinya gereja di Filipi bisa saudara baca dalam Kis 16:4-
40. Di sana ditunjukkan secara jelas bahwa Pauluslah yang memberitakan
Injil di Filipi sehingga ada orang-orang kristen di Filipi. Jadi dengan kata lain,
Paulus adalah pendiri gereja Filipi.

2) Dalam Kis 20:1-2 Paulus pernah mampir di Filipi (Filipi terletak di Makedonia


bdk. Kis 16:12) untuk menguatkan para murid di sana.
Jadi, setelah menginjili dan mendewasakan iman orang Filipi, pada waktu
ada kesempatan Paulus masih mengunjungi mereka untuk bisa lebih mende-
wasakan iman mereka.

Penerapan:
Apakah saudara masih ada perhatian kepada orang-orang yang saudara
pertobatkan / bawa kepada Kristus? Ataukah saudara menganggap bahwa
mereka bukan lagi urusan saudara?

3) Paulus menulis surat Filipi ini pada saat ia ada di penjara Roma.
Ini terlihat dari:
 Fil 1:13-17 yang menunjukkan dengan jelas bahwa pada saat ia menulis
surat ini, ia sedang ada di penjara.
 Fil 1:13 dan 4:22 berbicara tentang ‘istana’ dan ‘istana kaisar’, sehingga
jelas menunjukkan kota Roma (istana kaisar terletak di Roma).

Jadi, pada waktu ada dalam penjara sekalipun (yang jelas merupakan
penderitaan), Paulus tetap berusaha melayani Tuhan.

Penerapan:
Kalau saudara sedang ada dalam keadaan baik-baik, saudara mungkin mau
melayani Tuhan. Tetapi bagaimana kalau keadaan memburuk dan saudara
ada dalam penderitaan? Masihkah saudara mau melayani Tuhan, atau
apakah saudara ‘cuti’ dahulu sampai penderitaan itu berakhir?

4) Dari Fil 2:25-30 dan 4:18 terlihat dengan jelas bahwa pada saat Paulus ada
di dalam penjara, orang-orang Filipi mengutus seorang yang bernama Epa-
froditus untuk mengunjungi Paulus dan membawa barang-barang yang
Paulus butuhkan. Setelah itu Paulus mengirimkan Epafroditus kembali ke
Filipi (Fil 2:25) sambil membawakan surat Filipi ini.

Sekarang mari kita mempelajari Fil 1:1-11 ini.

Ada 3 hal yang menyolok dari diri Paulus dalam bagian ini:

I) Kerendahan hati Paulus.

Ini terlihat dari:

1
FILIPI 1:1-11

1) Ia menyebut dirinya sebagai ‘hamba Kristus Yesus’ (ay 1).

a) Ini menunjukkan kerendahan hati Paulus. Ia adalah seorang rasul, dan


ia adalah pendiri dari gereja Filipi. Tetapi ia toh menyebut diri bukan
sebagai rasul / pendiri, tetapi sebagai hamba!
Kalau saudara adalah orang yang aktif dalam gereja saudara, atau
kalau saudara adalah seorang donatur yang terutama dalam gereja
saudara, dan karena itu saudara mau menjadi boss dalam gereja
saudara, maka lihatlah kepada Paulus dan tirulah dia!
Ingat bahwa sebetulnya dalam gereja Tuhan hanya ada 1 Tuan, yaitu
Tuhan Yesus sendiri! Semua orang kristen adalah hamba! Tidak boleh
ada ‘tuan besar’ yang bersikap / bertindak sebagai diktator / pemilik /
boss dalam gereja!
Kalau saudara toh mau menjadi yang terbesar dalam gereja Tuhan,
maka caranya adalah justru dengan menjadi yang terendah dan
menjadi hamba bagi semua! (bdk. Mat 20:20-28).

b) Tetapi dalam sebutan ‘hamba Kristus Yesus’ itu juga terlihat bahwa:
 Paulus bukanlah hamba uang / hamba dosa dsb.
 Paulus bukan hamba manusia (bdk. 1Kor 7:23).
Ingat bahwa kerendahan hati tidak berarti bahwa kita harus tunduk
kepada manusia! (bdk. Gal 1:10).
 Paulus tunduk / taat hanya kepada Tuhan!
Apakah saudara adalah orang yang seperti ini?

2) Paulus menyejajarkan diri dengan Timotius (ay 1).

a) Sekalipun nama Timotius disebutkan sebagai pengirim surat Filipi ini


(ay 1: ‘Dari Paulus dan Timotius ...’), tetapi ini tidak berarti bahwa
Timotius juga adalah pengarang surat Filipi ini.
Dasar pandangan ini adalah: dalam surat Filipi ini, Paulus selalu ber-
kata ‘Aku’ (misalnya pada ay 3). Sedangkan pada waktu membicara-
kan tentang Timotius, Paulus menggunakan kata ‘ia / dia’ (misalnya
dalam 2:19-23).

b) Kalau Timotius tidak ikut mengarang surat Filipi ini, lalu mengapa
namanya dicantumkan sebagai pengirim surat Filipi ini?

 Mungkin karena Timotius adalah juru tulis Paulus.


Bahwa dalam menulis surat-suratnya, Paulus sering mempunyai
juru tulis, bisa terlihat dari:
 1Kor 16:21-24 Kol 4:18 2Tes 3:17 yang menunjukkan bahwa
Paulus hanya menulis salam terakhir itu dengan tangannya
sendiri. Sedangkan seluruh surat itu ditulis oleh juru tulis
Paulus.
 Ro 16:22 yang menunjukkan bahwa Paulus mempunyai juru
tulis yang bernama Tertius untuk menuliskan surat Roma.

2
FILIPI 1:1-11
 Mungkin karena Timotius ikut bersama Paulus pada waktu ia
memberitakan Injil untuk pertama kalinya di Filipi (Kis 16:1-3).
Dan Timotius juga ada bersama dengan Paulus pada waktu
Paulus menulis surat ini. Jadi, supaya orang Filipi bisa lebih
mengingat saat-saat dalam Kis 16 itu, maka nama Timotius
dicantumkan sebagai pengirim surat ini.

c) Bagaimanapun juga, Paulus jauh lebih besar dari Timotius, baik


ditinjau dari sudut umur, pengalaman, jabatan, luas / keberhasilan
pelayanan, dsb. Jadi, sebetulnya Paulus tidak perlu menyejajarkan
namanya dengan Timotius. Ia bisa saja menulis sebagai berikut: ‘Dari
Rasul Paulus dan Pendeta Timotius ...’. Tetapi ia tidak melakukan hal
itu. Ia menyejajarkan dirinya dengan Timotius sebagai ‘hamba-hamba
Kristus Yesus’. Ini jelas menunjukkan kerendahan hati Paulus!
Mengapa Paulus bisa seperti itu? Karena ia menghubungkan dirinya
dan Timotius dengan Tuhan Yesus sendiri (ay 1: ‘hamba-hamba Kris-
tus Yesus’).
Kalau kita hanya membandingkan diri kita dengan orang lain, maka
mungkin sekali kita akan melihat betapa lebih hebatnya kita dibanding
dengan orang itu. Tetapi kalau kita melihat diri kita, orang lain itu, dan
Tuhan, maka Tuhan akan kelihatan menonjol jauh di atas, sedangkan
diri kita maupun orang lain itu akan tenggelam ke bawah, sehingga tak
akan terlihat perbedaan antara kita dengan orang itu.

Illustrasi: Gunung yang satu lebih tinggi dari gunung yang lain. Tetapi
kalau dibandingkan dengan bintang, maka perbedaan tinggi itu akan
menjadi hilang / tidak berarti!

Karena itu, setiap kali saudara merasa sombong / lebih hebat dari
orang lain, maka pandanglah kepada Tuhan!

3) Paulus menganggap hal-hal baik dalam diri orang Filipi sebagai pekerja-
an Allah, bukan pekerjaannya sendiri!
 Ay 6: Allah yang memulai pekerjaan baik di antara orang-orang Filipi
(mempertobatkan mereka). Padahal mereka bertobat, karena Peka-
baran Injil yang dilakukan oleh Paulus!
 Ay 3-5: Paulus bersyukur kepada Allah! Karena ia sadar bahwa
pertobatan orang Filipi itu adalah pekerjaan Allah, maka Paulus ber-
syukur kepada Tuhan atas hal itu.
Semua ini sesuai dengan apa yang ia katakan dalam 1Kor 3:6-7!

Penerapan: Kalau saudara berhasil dalam melakukan suatu hal, baik


dalam pekerjaan, study, pelayanan, pekabaran injil dsb, apakah saudara
menganggap itu sebagai keberhasilan saudara atau sebagai pekerjaan
Tuhan?

II) Kasih Paulus.

3
FILIPI 1:1-11
Dalam latar belakang surat Filipi di atas, kita sudah melihat bahwa orang-
orang Filipi menunjukkan kasihnya kepada Paulus dengan mengirimkan Epa-
froditus untuk mengunjungi Paulus sambil membawakan barang-barang
yang Paulus perlukan.
Sekarang, dalam ay 7-8 kita juga bisa melihat dengan jelas bahwa Paulus-
pun mengasihi jemaat Filipi itu.
Jelas bahwa sekalipun mereka jauh di mata, tetapi mereka tetap dekat di
hati!

Penerapan: Ada banyak orang kristen yang dengan saudara seiman yang
segereja dengan diapun tak bisa mengasihi. Sebaliknya mereka saling acuh
tak acuh, saling fitnah / gossip satu dengan yang lain, saling sentimen, benci
dsb. Ini dekat di mata, jauh di hati! Kalau saudara adalah orang yang seperti
itu, bacalah 1Kor 13:1-7.

Karena Paulus mengasihi jemaat Filipi, maka sekalipun Paulus jauh dari
mereka Paulus banyak berdoa untuk mereka (ay 3-5,9-11).
Apakah saudara mengasihi sesama saudara atau tidak, bisa terlihat dari
apakah saudara sering mendoakan mereka atau tidak!

III) Doa syafaat Paulus.

Bahwa Paulus berdoa untuk gereja Filipi, menunjukkan bahwa berdoa untuk
gereja adalah sesuatu yang sangat penting!

Penerapan:
 berapa sering saudara mendoakan gereja saudara (pendeta saudara,
majelis / pengurus saudara, guru-guru sekolah minggu di gereja saudara,
acara-acara gereja, keuangan gereja, pertumbuhan gereja secara kwali-
tas maupun kwantitas dsb) dalam doa pribadi saudara?
 maukah saudara ikut Persekutuan Doa di gereja untuk mendukung gereja
saudara dalam doa?

Hal apa saja yang didoakan oleh Paulus?

1) Ia bersyukur (ay 3-5).


Pernahkah saudara bersyukur kepada Tuhan atas adanya gereja
saudara?

2) Ia berdoa supaya jemaat Filipi makin melimpah dalam kasih (ay 9).
Jemaat Filipi sudah mempunyai kasih. Ini terlihat dari bantuan yang
mereka berikan kepada Paulus. Tetapi toh Paulus mendoakan supaya
mereka makin bertumbuh dalam kasih, karena bagaimanapun juga kasih
mereka belum / tidak sempurna!
Dari sini kita bisa belajar bahwa kita harus tetap berdoa sekalipun untuk
hal-hal yang sudah baik dalam gereja kita! Kita cenderung untuk hanya
mendoakan hal-hal yang kurang baik / tidak baik dalam gereja kita! Tetapi
sikap ini bisa menyebabkan hal yang sudah baik akhirnya menjadi jelek
karena tidak pernah didoakan!

4
FILIPI 1:1-11
Karena itu, renungkanlah dalam hal apa gereja saudara sudah cukup
baik, dan tetaplah berdoa untuk hal-hal itu supaya hal-hal yang sudah
cukup baik itu menjadi makin sempurna!

3) Ia berdoa supaya jemaat Filipi bertumbuh dalam pengetahuan, sehingga


mereka bisa membedakan antara yang salah dan yang benar, antara
yang baik dan yang jahat dsb (ay 9b-10a).
Yang dimaksud dengan ‘pengetahuan / pengertian’ di sini tentu saja
adalah pengetahuan / pengertian Firman Tuhan.
Bahwa Paulus berdoa supaya jemaat Filipi bertumbuh dalam
pengetahuan Firman Tuhan, menunjukkan pentingnya pengajaran Firman
Tuhan dalam gereja!
Gereja yang tidak mementingkan pengajaran Firman Tuhan adalah
gereja yang sudah menyeleweng dari jalan yang benar!

Ada orang-orang yang berpendapat bahwa yang penting bukan belajar


banyak, tetapi mentaati Firman Tuhan, hidup baik, dsb. Tetapi ingat
bahwa ay 9-10 itu menunjukkan bahwa pertumbuhan pengetahuan itulah
yang menyebabkan kita bisa membedakan antara yang baik dengan yang
jahat, yang salah dengan yang benar dsb. Kalau kita tidak tumbuh dalam
pengetahuan tentang Firman Tuhan, maka kita akan sering menganggap
yang baik sebagai jahat, dan yang salah sebagai benar. Lalu bagaimana
kita bisa taat kepada Tuhan, hidup baik, dsb?

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa Paulus mendoa kan
supaya mereka tumbuh dalam kasih (no 2 di atas), dan juga supaya
mereka bertumbuh dalam pengetahuan Firman Tuhan (no 3). Memang
kedua hal ini harus tumbuh bersama-sama! Kasih tanpa pengetahuan
akan menjadi kasih yang memanjakan dan merusak! Sedangkan penge-
tahuan tanpa kasih akan menjadikan kita seperti orang-orang Farisi!
Karena itu, perhatikan supaya saudara bertumbuh secara seimbang
dalam kedua hal ini!

4) Ia berdoa supaya jemaat Filipi menjadi suci (ay 10b-11).


‘Menjadi suci / tak bercacat’ (ay 10b) sebetulnya sama artinya dengan
‘penuh buah kebenaran’ (ay 11). Sedangkan buah kebenaran itu
dikerjakan oleh Yesus Kristus (ay 11 bdk. Gal 5:22-23).
Tetapi itu tidak berarti bahwa kita boleh bersikap pasif saja dalam
pengudusan diri kita. Kita tetap mempunyai tanggung jawab untuk:
 banyak belajar Firman Tuhan, karena Firman Tuhan itu dipakai oleh
Tuhan untuk menyucikan kita (Yoh 15:3 Maz 119:9 Yer 23:29).
 banyak berdoa supaya Tuhan memberi kita kekuatan menghadapi
kelemahan-kelemahan kita, godaan setan dsb (Mat 6:13 26:41).
 berusaha membuang dosa dan mentaati Tuhan.
Tujuan semua ini adalah supaya Allah dipermuliakan (ay 11).

Penutup:

Tirulah Paulus dalam:

5
FILIPI 1:1-11
 kerendahan hatinya.
 kasihnya.
 doa syafaatnya untuk gereja.
Maukah saudara?

-AMIN-

6
FILIPI 1:12-19
I) Paulus mengalami bencana.

1) Ia dipenjarakan (ay 12-13).
Tadinya Tuhan memakai Paulus untuk keliling memberitakan Injil, mendi-
rikan gereja-gereja, memberitakan Firman Tuhan untuk menguatkan
orang-orang kristen dll. Tetapi sekarang Paulus masuk penjara! Bahkan
ada kemungkinan Paulus akan dijatuhi hukuman mati! Kelihatannya setan
menang, Tuhan kalah, gereja rugi, Paulus rugi. Tetapi, benarkah demi-
kian?

2) Ada orang-orang yang tidak senang pada Paulus (ay 15).


Orang-orang ini giat mengabarkan Injil dengan maksud untuk memper-
berat beban Paulus dalam penjara (ay 17).

II) Akibat dari bencana ini.

Bencana biasanya berakibat buruk. Tapi di sini, bencana berakibat lain! Lihat
ay 12! Akibat bencana itu: Injil makin maju!
Kata ‘kemajuan’ dalam ay 12 itu, dalam bahasa Yunaninya adalah PROKO-
PEN yang menunjukkan kemajuan dari suatu expedisi atau pasukan tentara.

Bagaimana Injil bisa tambah maju?

1) Paulus dipenjara, tetapi ia terus mengabarkan Injil.


Ia mengabarkan Injil kepada penjaga penjara / tentara yang secara bergi-
liran menjaga dia. Ini betul-betul persis seperti kata-kata Paulus dalam
2Tim 2:9 dimana ia berkata: ‘... aku menderita, malah dibelenggu seperti
seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu’.
Bandingkan dengan orang kristen jaman sekarang yang pada umumnya
orangnya tidak terbelenggu, tetapi Firman Allah di dalam mereka terbe-
lenggu!
Akibat Pekabaran Injil yang Paulus lakukan, ada orang-orang yang
bertobat (Fil 4:22). Sekarang terlihat tujuan Allah membiarkan Paulus
masuk penjara, yaitu untuk menyelamatkan orang-orang pilihan Allah di
sana!

2) Orang lain juga banyak yang makin giat memberitakan Injil (ay 14).

a) Yang dimaksud dengan ‘saudara’ dalam ay 14 adalah orang-orang


kristen di Roma, tempat Paulus dipenjarakan.

b) ‘Kebanyakan saudara’ (ay 14) menunjukkan bahwa ada juga orang-


orang yang lalu malah bertambah takut untuk memberitakan Injil, teta-
pi kebanyakan menjadi bertambah berani dalam memberitakan Injil.
Penerapan:

7
FILIPI 1:12-19
Kalau saudara mendengar ada orang yang ditangkap / dianiaya
karena memberitakan Injil, bagaimana sikap / tindakan saudara?
 mengkritik / menyalahkan orang itu karena terlalu fanatik / extrim?
 menjadi makin ‘bijaksana’ (atau ‘bijaksini’?) dengan tidak lagi mem-
beritakan Injil / mengurangi Pemberitaan Injil?
 menjadikan orang itu sebagai teladan, sehingga saudara lalu
makin berani dalam memberitakan Injil?

c) Mereka yang memberitakan Injil terbagi menjadi 2 golongan:

 Golongan yang motivasinya benar (ay 15b,16a,18).


Mungkin mereka melihat penginjilan di dalam gereja menjadi ter-
bengkalai karena ditinggal oleh Paulus, maka mereka berusaha
memberitakan Injil untuk menggantikan Paulus.

Penerapan:
Kalau dalam gereja saudara ada seseorang yang karena satu hal
tertentu tidak bisa melayani, apakah saudara berusaha mengganti-
kannya? Atau saudara bersikap acuh tak acuh saja?

 Golongan yang motivasinya salah (ay 15a,17,18).

 Hal yang perlu saudara ketahui adalah bahwa orang-orang ini


adalah orang kristen! Berita / ajaran yang mereka berikan
adalah ajaran yang benar / Injil yang murni!
Ayat-ayat seperti 2Kor 11:4-5,13 Gal 1:6-9 Fil 3:2 menunjuk-
kan bahwa kalau menghadapi orang-orang yang ajarannya
salah, Paulus tidak pernah bersikap ramah, tetapi bersikap
sangat keras. Bahwa terhadap golongan ke 2 ini Paulus
bersikap ramah, membuktikan bahwa mereka adalah orang
kristen sungguh-sungguh, yang memberitakan ajaran yang
benar (hanya motivasi mereka saja yang salah).

 Ay 15: ‘dengki’ (NIV/NASB/KJV/RSV: envy).


Mungkin orang-orang kristen ini iri dengan kepopuleran Paulus
sehingga akhirnya tidak senang kepada Paulus. Dan semen-
tara Paulus ada di penjara, mereka beranggapan bahwa itu
adalah saat yang baik bagi mereka untuk menaikkan kepopu-
leran mereka dengan giat memberitakan Injil.

 Dalam ay 17 juga dikatakan bahwa mereka giat memberitakan


Injil untuk memperberat beban Paulus dalam penjara. Bagai-
mana hal ini bisa terjadi, kita tidak bisa tahu.

Kesimpulan: orang-orang ini adalah orang yang pro Kristus, tetapi


anti Paulus!

Menghadapi kejadian seperti ini Paulus tetap bersukacita! Bagai-


mana mungkin? Karena ia menyoroti hal itu secara positif! Asal

8
FILIPI 1:12-19
mereka memberitakan Kristus, sekalipun dalam diri mereka ada
dosa (motivasi yang salah), Tuhan tetap bisa memakai mereka
(Awas! Ini tentu tak berarti bahwa saudara boleh membiarkan
begitu saja dosa ada dalam diri saudara!).

Sekarang terlihat bahwa bencana itu ternyata membawa kebaikan! Kalau


saudara adalah orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, atau orang
kristen KTP, maka bencana memang bisa berakibat buruk bagi saudara.
Tetapi kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, bagi saudara berlaku
janji Tuhan dalam Ro 8:28 (perhatikan juga Ro 8:32) sehingga tidak mungkin
ada bencana yang betul-betul bisa merugikan saudara!

III) Sikap Paulus dalam bencana.

1) Ia yakin bahwa semua yang ia alami akan membawa kebaikan (ay 19).

Beberapa penjelasan tentang ay 19 ini:


 ‘Semuanya’ (ay 19) menunjuk pada bencana yang ia alami, baik
masuknya ia ke penjara, maupun adanya orang-orang yang memberi-
takan Injil untuk memperberat bebannya dalam penjara.
 ‘Kesudahan’ (ay 19) menunjukkan bahwa ia mengarahkan
pandangannya ke depan! Sekarang ia menderita, tetapi nanti ia yakin
semua akan membawa kebaikan.
Memang, dalam mengalami penderitaan, arahkan mata saudara ke
depan, bukan pada penderitaan saudara saat itu!
 ‘Keselamatanku’ (ay 19) jelas tidak menunjuk pada keselamatan dari
dosa karena Paulus sudah selamat dan ia yakin akan keselamatannya
(ay 21,23). Kata ‘keselamatan’ di sini bisa diartikan kesehatan, atau
kesejahteraan secara jasmani / rohani, atau sekedar diartikan kebaik-
an. Jadi, ia yakin bahwa semuanya akan membawa kebaikan bagi dia!
Penerapan: Persoalan / bencana apa yang saat ini saudara hadapi?
Percayakah saudara bahwa itu akan membawa kebaikan bagi saudara?
Atau, adakah problem dalam gereja saudara? Percayakah saudara
bahwa itupun akan membawa kebaikan bagi gereja saudara maupun diri
saudara sendiri?
Keyakinan ini penting, karena akan menjadi dasar dari sikap-sikap lain
dalam menghadapi bencana / problem!

2) Ia bersukacita (ay 18-19).
Keyakinan bahwa segala sesuatu akan membawa kebaikan, menyebab-
kan ia bisa bersukacita dalam penderitaan yang berat sekalipun.
Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting! Kalau saudara bisa
bersukacita ditengah-tengah bencana, maka:

a) Semua akan terasa lebih ringan bagi diri saudara sendiri. Sebaliknya,
kalau saudara putus asa, maka saudara akan makin celaka (bdk.
Amsal 15:15 17:22 24:10).

9
FILIPI 1:12-19
b) Itu akan menjadi kesaksian yang luar biasa bagi orang-orang disekitar
saudara. Tetapi sebaliknya, kalau ditengah-tengah kesukaran saudara
juga menjadi sumpek, gelisah, marah, putus asa, dsb, lalu apa
bedanya hidup saudara dengan orang kafir?

3) Ia melupakan diri sendiri (menyangkal diri) dan ia hidup hanya untuk


kemuliaan Allah saja!

a) Ay 18: ‘Tetapi tidak mengapa’.


Ini kelihatannya menunjukkan bahwa motivasi yang salah dalam
memberitakan Injil itu tidak apa-apa. Tetapi dalam bagian ini Kitab
Suci Indonesia terjemahannya kurang tepat!
NIV/NASB/KJV/RSV: ‘What then?’ (= ‘Lalu apa?’).
Jadi, ay 18 ini tidak menunjukkan bahwa Paulus menganggap bahwa
motivasi yang salah itu tidak apa-apa! Ay 18 ini hanya menunjukkan
bahwa sekalipun orang-orang itu berusaha merugikan dirinya, Paulus
tidak peduli dengan dirinya sendiri. Yang penting bagi dia adalah:
Kristus diberitakan!

b) Ay 12 juga menunjukkan bahwa Paulus tidak peduli pada dirinya


sendiri, sekalipun pada saat itu ia ada dalam penjara. Yang ia
pedulikan bukanlah ‘apa yang terjadi pada dirinya’ tetapi ‘apa yang
terjadi pada Injil’!

Penerapan:
Bagaimana dengan diri saudara? Sudahkah saudara menyangkal diri
saudara sendiri dan sudahkah saudara hidup hanya bagi kemuliaan
Allah? Yang mana yang lebih saudara perhatikan / pedulikan: apa yang
terjadi pada diri saudara, atau, apa yang terjadi pada Injil?

4) Ia berusaha maximal dimanapun dan dalam sikon apapun ia berada.


Yakin pada Ro 8:28 tidak berarti bahwa kita boleh menjadi orang yang
pasif dan ‘berserah’ pada keadaan dengan alasan ‘toh semua akan
membawa kebaikan’.
Paulus tetap berusaha secara maximal! Apa usahanya?

a) Paulus memberitakan Injil dalam penjara.


Kehebatan Paulus dalam memberitakan Injil bisa kita lihat dalam kitab
Kisah Rasul. Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadah orang
Yahudi. Kalau ditolak, ia lalu memberitakan Injil kepada orang-orang
non Yahudi. Kalau dianiaya / mau dibunuh di suatu kota, ia pindah ke
kota lain dan memberitakan Injil di tempat yang baru. Pada saat ia
dimasukkan penjara di Filipi (Kis 16) ia memberitakan Injil kepada
kepala penjara sehingga kepala penjara bertobat dan terbentuk gereja
di Filipi. Pada waktu ia ditangkap dan dihadapkan kepada Mahkamah
Agama Yahudi, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Waktu
dihadapkan kepada penggede / raja seperti Festus, Felix, Agripa &
Bernike, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Dan di sini, waktu
ia masuk penjara di Roma, ia memberitakan Injil lagi sehingga
mempertobatkan orang-orang dalam istana kaisar Nero! Biasanya
10
FILIPI 1:12-19
orang kristen bingung karena serangan setan, tetapi mungkin sekali
pada waktu menghadapi Paulus, setannya yang bingung, karena
serangan apapun yang setan lakukan, Paulus tetap memberitakan
Injil! Ia betul-betul melakukan apa yang ia sendiri katakan / perin-
tahkan dalam 2Tim 4:2, yang berbunyi: ‘Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya’!
Maukah saudara meniru Paulus?

b) Ia menghibur orang-orang Filipi dengan surat ini, supaya orang-orang


Filipi tidak mundur dalam pelayanan tetapi sebaliknya bisa mempu-
nyai keyakinan dan sukacita seperti dia. Biasanya orang yang ada di
penjara dihibur oleh yang di luar penjara. Tetapi disini justru orang
yang sedang di dalam penjara menghibur orang yang sedang bebas!

Kesimpulan: Paulus tetap berusaha maximal / melakukan yang terbaik


dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun tidak menyenangkannya!

Seseorang berkata:
 “Never to allow ourselves to think that we could serve God better if our
circumstances were other than they are” (= Jangan pernah mengijinkan
diri sendiri untuk berpikir bahwa kita bisa melayani Tuhan dengan lebih
baik, seandainya sikonnya berbeda dengan yang sesungguhnya).
 “Always try to do our best where we are, knowing that he can bring good
out of evil” (= Kita harus selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik
dimana kita berada, karena kita tahu bahwa Ia bisa mengubahkan yang
jelek menjadi baik).

Penerapan:
Kita sering berkhayal dengan menggunakan kata ‘andaikata’!
Misalnya:
 Andaikata kita mempunyai gereja sendiri di tempat yang strategis,
maka kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik.
 Andaikata kita tak punya problem ekonomi / keluarga / kesehatan, kita
bisa melayani Tuhan dengan lebih baik.
 Andaikata saya kaya, saya bisa mempersembahkan lebih banyak bagi
Tuhan / gereja.
 Andaikata saya orang yang pandai / punya karunia-karunia yang
hebat, saya akan melayani Tuhan mati-matian.
 Andaikata suami / istri saya orang kristen, saya bisa lebih bebas
dalam melayani Tuhan.

Semua pangandaian seperti ini tidak pada tempatnya! Ingat bahwa kalau
Tuhan mengijinkan saudara mengalami hal-hal itu, pasti itulah yang ter-
baik bagi saudara, dan Ia ingin saudara berusaha secara maximal dalam
keadaan seperti itu!
Memang, kalau keadaan yang tidak menyenangkan itu bisa diubah, tentu
saja saudara boleh mengubahnya; tetapi kalau tidak bisa, janganlah
selalu berkhayal dengan kata ‘andaikata’ itu! Itu cuma akan menyebab-
kan saudara tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, dan itu

11
FILIPI 1:12-19
menyebabkan saudara tidak berusaha secara maximal, karena saudara
menantikan keadaan yang saudara khayalkan itu, yang mungkin tidak
akan pernah muncul!
Jadi, maukah saudara berusaha secara maximal dalam situasi dan
kondisi dimana saudara berada sekarang ini? Berusahalah secara
maximal dalam doa, pelayanan / pemberitaan Injil, mengajak orang ke
gereja, kehadiran saudara sendiri (jangan mbolosan!), persembahan,
ketaatan, dsb. Maukah saudara?

Kesimpulan:

Apakah saudarapun menghadapi bencana / problem? Hadapilah semua itu de-


ngan:
 yakin pada Ro 8:28.
 sukacita.
 menyangkal diri dan hidup hanya untuk kemuliaan Allah.
 berusaha secara maximal dalam sikon apapun.
Maukah saudara?

-AMIN-

12
FILIPI 1:20-26
Pendahuluan:

Ada suatu peribahasa yang berbunyi: Bagaikan makan buah simalakama;


dimakan mati ibu, tak dimakan mati bapak. Ini menggambarkan seseorang yang
sedang berada di persimpangan jalan, sedangkan kedua pilihan / kemungkinan
yang akan terjadi, dua-duanya jelek dan merupakan bencana yang besar!
Tetapi, hal seperti ini tidak mungkin dialami oleh orang kristen yang sejati.
Ro 8:28 memberikan jaminan bahwa Tuhan hanya akan memberikan hal-hal
yang membawa kebaikan bagi kita, sehingga jelas bahwa Tuhan tidak mungkin
meletakkan kita pada suatu keadaan dimana hanya ada dua pilihan / kemung-
kinan, dan dua-duanya jelek! Tetapi, kita bisa ada dalam suatu situasi dimana
semua kemungkinan / pilihan kelihatannya jelek!

I) Dua pilihan bagi Paulus.

Saat itu Paulus sedang ada di dalam penjara, dan ada dua kemungkinan
yang bisa terjadi, yaitu: ia akan dihukum mati, atau ia akan dibiarkan hidup /
dibebaskan.
Kalau kita menyoroti kedua kemungkinan ini secara negatif, maka dua-
duanya kelihatannya jelek:

 kalau ia mati, itu berarti ia dihukum mati. Itu sesuatu yang menakutkan.
Mungkin ia akan menjadi tontonan dan pembicaraan orang banyak. Itu
merupakan sesuatu yang memalukan. Disamping itu, musuh-musuhnya
pasti akan bersukacita. Ini merupakan sesuatu yang tidak menyenang-
kan.

 Kalau ia dibiarkan hidup, sebagai seorang rasul, ia pasti akan menginjil


lagi. Maka jelas bahwa segala penolakan, permusuhan, kebencian, bah-
kan penganiayaan, akan ia terima lagi. Ini lagi-lagi merupakan sesuatu
yang tidak menyenangkan!

Tetapi, sekarang, mari kita lihat bagaimana Paulus sendiri menyoroti kedua
kemungkinan tersebut:

A) Mati adalah keuntungan (ay 21).


Mengapa? Karena itu berarti ia akan diam bersama-sama dengan Kristus
(ay 23).
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kata-kata Paulus ini:

1) Paulus yakin bahwa orang kristen yang mati akan langsung masuk
surga, bukannya ‘tidur’ dahulu, atau masuk tempat penantian!

Hal ini juga terlihat dalam 2Kor 5:8 dimana Paulus berkata: “... terlebih
suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” [NIV /
NASB: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).
13
FILIPI 1:20-26
Terjemahan hurufiahnya seharusnya adalah: ‘to come home to the
Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan)].

Seorang penafsir mengomentari ayat ini sebagai berikut:


“This would be an immediate union with Christ, directly after death. No
mention here of an intermediate state of unconsciousness or sleep of the
soul in which Christ’s presence would not be experienced; and also no
thought that he would be with Christ only after the resurrection” (= Ini
merupakan persatuan langsung dengan Kristus, segera setelah kematian.
Di sini tidak disebutkan tentang keadaan tidak sadar atau jiwa yang
tidur dimana kehadiran Kristus tidak akan dialami; dan juga tidak ada
pemikiran bahwa ia akan bersama dengan Kristus hanya setelah
kebangkitan orang mati).

2) Paulus yakin akan keselamatannya, karena ia beriman. Ini menye-


babkan ia tidak takut mati. Ia yakin bahwa kapanpun ia mati, ia akan
pergi ke surga!
Semua agama di luar Kristen mengandalkan perbuatan baik, atau
iman + perbuatan baik. Ini menyebabkan mereka (ditinjau dari sudut
agama mereka sendiri), tidak mungkin bisa yakin akan keselamatan
mereka. Persoalan mereka adalah: mereka tidak bisa tahu berapa
banyak dosa ataupun perbuatan baik yang telah mereka lakukan.
Tetapi kekristenan merupakan satu-satunya agama yang hanya
mengandalkan iman (bdk. Ef 2:8-9). Karena itulah maka dalam ke-
kristenan ada keyakinan keselamatan yang tidak bisa diberikan oleh
agama lain.

Penerapan:
Apakah saudara yakin bahwa saudara akan masuk surga kapanpun
saudara mati? Kalau saudara betul-betul percaya bahwa Yesus telah
mati di salib untuk membayar semua hutang dosa saudara, maka
adalah aneh / tidak masuk akal kalau saudara masih takut akan
masuk neraka! Kalau memang semua dosa saudara sudah dibayar
oleh Kristus, lalu dosa yang mana yang akan menyebabkan saudara
masuk neraka?

3) Paulus siap untuk mati.


Ada banyak orang-orang kristen yang yakin akan keselamatannya,
dan memang benar-benar sudah diselamatkan, tetapi tidak siap untuk
mati. Mengapa? Karena mereka masih kurang mentaati Tuhan, dan
disamping itu, mereka masih kurang / belum melayani Tuhan / belum
pernah membawa jiwa kepada Tuhan!

Illustrasi: perhatikan kata-kata dari lagu ini:


Bila jiwaku dipanggilNya, layakkah ku nampak sriNya?
B’lum seorang yang kubawa, rahmatHu tersia-sialah
Skarang pulang ku tak sesal, karna jiwaku tlah slamat
Hanya hatiku sedih b’rat, kerjaanku b’lum berbuah
Ref: Belum selesai kerjaku, kutak layak nampak Hu
B’lum seorang yang kubawa, tangan hampa pulangkah?
14
FILIPI 1:20-26

Tetapi, Paulus tidak seperti itu. Ia sudah hidup secara maximal bagi
Tuhan. Ini terlihat dari ay 20b dimana ia berkata: “seperti sediakala ...
Kristus dengan nyata dimuliakan”. Karena itu ia betul-betul siap untuk
mati. Kalau saat itu ia mati, ia tak akan menyesali karena masih
kurang bekerja dan hidup bagi Tuhan. Ia takkan malu bertemu Tuhan!

Penerapan:
Bagaimana dengan saudara? Saudara mungkin sudah selamat, dan
kalau mati, saudara yakin masuk surga. Tetapi sudahkah saudara siap
untuk mati dan bertemu Tuhan? Sudahkah saudara hidup dan bekerja
secara maximal bagi Tuhan? Sudahkah saudara rajin dalam membe-
ritakan Injil kepada orang-orang di sekitar saudara? Sudah berapa
jiwa yang saudara bawa kepada Tuhan?

4) Paul berkata bahwa mati itu suatu keuntungan.


Setiap orang kristen yang sungguh-sungguh, sebetulnya bisa menga-
takan hal itu, karena kalau kita mati, kita akan ke surga di mana tidak
ada lagi penderitaan, air mata, dosa, setan dsb.
Tetapi seringkali kita ingin mati dengan suatu sikap yang egois. Kita
ingin mati hanya karena kita ingin terbebas dari penderitaan di dunia
ini! Keinginan kita untuk mati didasarkan atas cinta kita pada diri kita
sendiri! Tidak demikian dengan Paulus! Ia menganggap mati sebagai
keuntungan karena cintanya kepada Kristus. Karena itu, ia ingin mati,
karena ia tahu bahwa kalau ia mati, ia akan bersama-sama dengan
Kristus (ay 23).
Spurgeon: “Christians often want to die when they have any trouble. Ask
them why, and they tell you, ‘Because we would be with the Lord.’ We fear
it is not so much because they are longing to be with the Lord as because
they desire to get rid of their troubles; else they would feel the same wish to
die at other times when not under the pressure of trial. They want to go
home, not so much for the Savior’s company, as to be at rest. Now it is
quite right to desire to depart if we can do it in the same spirit that Paul did,
because to be with Christ is far better, but the wish to escape from trouble is
a selfish one. Rather let your care and wish be to glorify God by your life
here as long as He pleases, even though it be in the midst of toil and
conflict and suffering, and allow Him to say when ‘it is enough.’” (= ) -
‘Morning & Evening’, May 2, morning.

B) Hidup adalah Kristus (ay 21).


Artinya: Kristus adalah segala-galanya dalam hidupnya! Dan karena itu:

1) Ia mau supaya hidupnya memuliakan Kristus (ay 20).


Bagaimana dengan hidup saudara? Apakah saudara hidup untuk
kemuliaan diri saudara sendiri? Atau untuk kemuliaan gereja saudara?
Atau kemuliaan aliran saudara? Atau betul-betul untuk kemuliaan
Kristus?

2) Bagi dia, hidup berarti bekerja memberi buah! (ay 22)

15
FILIPI 1:20-26
Ia bukan orang yang asal bekerja / melayani! Ia ingin bekerja memberi
buah!

Illustrasi:
ada 2 golongan penunggang kuda. Golongan pertama adalah penung-
gang kuda sungguhan. Ada pergerakan dan betul-betul ada
kemajuan. Golongan kedua adalah penunggang kuda goyang (kuda-
kudaan yang bagian bawahnya diberi lengkungan seperti kursi
goyang). Ada pergerakan, tetapi tidak ada kemajuan sama sekali!
Orang kristenpun bisa terbagi dalam 2 golongan. Ada yang melayani
dan menghasilkan buah. Tetapi ada juga yang kelihatannya banyak
aktivitas, tetapi tak ada buahnya sama sekali!
Karena itu, renungkanlah pelayanan saudara selama ini! Adakah
buahnya? Kalau tidak ada buahnya, itu bisa disebabkan oleh hidup
yang kotor, kurang berdoa, atau cara pelayanan yang salah. Maukah
saudara membereskan hal-hal itu?

3) Ia ingin supaya melalui hidupnya, jemaat bertambah maju dalam iman


(ay 25).
Hamba Tuhan / guru sekolah minggu yang tidak menggunakan hidup-
nya untuk menumbuhkan iman jemaat / anak-anaknya, adalah nabi
palsu!
Tetapi saudarapun, sekalipun saudara adalah jemaat biasa, harus
berusaha supaya melalui hidup saudara, saudara bisa menumbuhkan
iman jemaat yang lain. Misalnya: dengan sharing (pernahkah saudara
sharing?), dengan menasehati jemaat lain, dengan mengajak mereka
datang ke Bible Study dsb.

Kesimpulan:

 Dua kemungkinan ini, dua-duanya adalah berkat bagi Paulus! Ia sampai


bingung harus memilih yang mana (ay 22b).
Jadi, sekalipun kelihatannya dua-dua jelek, tetapi kalau disoroti secara
benar, pasti tidak mungkin dua-dua jelek!

 Paulus siap untuk keduanya! Tetapi ia tetap berusaha untuk memilih yang
terbaik. Ingat bahwa kepercayaan terhadap Ro 8:28, tidak berarti bahwa
kita boleh bersikap apatis!

II) Pilihan / keinginan Paulus.

Pertimbangan Paulus:
 Mati adalah keuntungan. Ini bagi Paulus sendiri! (ay 21,23).
 Hidup / tinggal di dunia itu lebih perlu. Ini bagi gereja! (ay 24).
Paulus betul-betul mati bagi dirinya sendiri. Keputusannya untuk memilih,
didasarkan atas keuntungan Kristus / gereja, bukan atas kepentingan /
kesenangan pribadinya! Dan karena itu ia memilih untuk hidup.

William Hendriksen berkata:

16
FILIPI 1:20-26
“The need of the church weighs heavier with him than the desire of his own soul”
(= Kebutuhan gereja lebih berat baginya dari pada keinginannya sendiri).

Karena ia yakin bahwa ia memilih yang terbaik, maka ia juga yakin bahwa
pilihannya itulah yang akan terjadi (ay 25-26). Ingat bahwa ini hanyalah
keyakinan Paulus sendiri, bukan wahyu yang Tuhan berikan kepada Paulus.
Rupa-rupanya keyakinan Paulus ini betul-betul terwujud (Catatan: ada pro
dan kontra tentang hal ini!). Orang-orang yang percaya bahwa keinginan /
keyakinan Paulus ini akhirnya menjadi kenyataan, mendasarkannya pada
kenyataan bahwa dalam surat-surat Paulus, ada cerita-cerita / pengalaman-
pengalaman Paulus yang tidak ada dalam Kisah Rasul (Misalnya: Tit 1:5 Tit
3:12 1Tim 1:3 2Tim 4:13,20). Ini menyebabkan mereka mengambil kesim-
pulan bahwa Paulus akhirnya dibebaskan dari penjara Roma, dan Paulus
lalu melakukan perjalanan misionaris yang ke 4, dimana ia mengalami hal-
hal tersebut, dan bahkan mengunjungi Filipi lagi!

Penutup:

Kalau saudara menghadapi persimpangan jalan, di dalam saudara memilih,


saudara harus melakukan 2 hal ini:
 percaya bahwa Allah akan mengatur bahwa yang terbaiklah yang akan
terjadi.
 menentukan pilihan saudara bukan berdasarkan kesenangan / keuntungan
pribadi, tetapi berdasarkan keuntungan Kristus / Kerajaan Allah / Gereja.

Maukah saudara melakukan itu?

-AMIN-

17
FILIPI 1:27-30

I) Keinginan Paulus.

Keinginan Paulus terlihat dalam ay 27 yang berbunyi: ‘Hanya, hendaklah


hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus’.

 Kata-kata ‘hendaklah hidupmu’, dalam bahasa Yunaninya adalah PO-


LITEUESTHE, yang berasal dari kata POLITEUO, yang sebetulnya ber-
arti ‘to live as a citizen’ (= hidup sebagai warga negara). Bandingkan
dengan Fil 3:20 dimana kata Yunani POLITEUMA (kata bendanya),
diterjemahkan ‘kewargaan’.

 Berdasarkan arti dari kata bahasa Yunaninya, maka William Barclay


menterjemahkan ay 27 itu sebagai berikut: ‘live a life that is worthy of a
citizen of the Kingdom and of the gospel of Christ’ (= hiduplah dalam
suatu kehidupan yang layak sebagai seorang warganegara Kerajaan dan
Injil Kristus).

Jadi, ayat itu sebetulnya menyuruh untuk menyesuaikan hidup kita


dengan:
a) Status kita sebagai warga negara Kerajaan Surga
b) Injil Kristus
Dua hal ini sebetulnya tidak terlalu berbeda, karena hidup sebagai warga
negara berarti mentaati hukum-hukum dari negara, atau Firman Tuhan.

 Jadi, Paulus menginginkan supaya kita bukan sekedar mengaku atau


membanggakan diri sebagai warga negara Kerajaan Surga, tetapi supaya
kita hidup sesuai dengan pengakuan kita itu, yaitu hidup sesuai Firman
Tuhan!

 Kata ‘hanya’ pada permulaan ay 27 memberikan suatu penekanan. Kata


itu bisa diterjemahkan ‘above all / at all costs’ (= di atas segala-galanya /
berapapun ongkosnya). Jadi, kata ini menekankan bahwa kita harus
berusaha mati-matian untuk hidup sebagai warga negara Kerajaan
Surga.

 Penerapan:
Sadarkah saudara bahwa saudara adalah warga negara Kerajaan Surga?
Coba renungkan hidup saudara! Apakah saudara sudah hidup sesuai
dengan status saudara itu? Kalau ketaatan pada Firman Tuhan
menyebabkan saudara harus menderita kerugian, maukah saudara tetap
taat pada Firman Tuhan dan hidup sebagai warga negara surga yang
baik? Setiap kali saudara mau berbuat sesuatu apapun, ingatlah akan
status saudara itu, dan renungkan dulu apakah perbuatan yang akan
saudara lakukan itu sesuai dengan status saudara! Ini bisa mencegah
saudara dari banyak dosa!
18
FILIPI 1:27-30
II) Hidup sebagai warga negara kerajaan surga.

Sebetulnya ini mencakup seluruh aspek / segi dalam hidup kita: pekerjaan /
study, pergaulan, hobby, hati / pikiran, kata-kata, tingkah laku, etika, cara
berpakaian, dsb.
Tetapi disini hanya beberapa hal yang ditekankan oleh Paulus, yaitu:

1) Teguh berdiri (ay 27).


Ia tidak menginginkan kita menjadi orang yang terus menerus ragu-ragu
dan terombang-ambing oleh bermacam-macam ajaran yang salah /
sesat. Ia ingin kita berdiri dengan teguh!
Hal ini hanya bisa terjadi melalui pengajaran Firman Tuhan (Ef 4:11-15).
Karena itu, banyaklah belajar Firman Tuhan, melalui:
 Saat teduh / baca Kitab Suci di rumah setiap hari.
 Khotbah-khotbah dalam Kebaktian.
 Pemahaman Alkitab, buku-buku rohani, dsb.
Bagi saudara yang masih baru, berusahalah untuk maju sehingga bisa
mendengar Firman Tuhan yang sukar / berat dan panjang, dan jangan
hanya mencari khotbah-khotbah yang lucu dan penuh dengan lelucon /
dongeng / kesaksian. Bagi saudara yang sudah banyak mengerti Firman
Tuhan, bertekunlah untuk menambah pengetahuan saudara sedikit demi
sedikit!

Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang teguh dalam iman saudara? Kalau
tidak, saudara tidak hidup sebagai warga negara surga yang baik!
Maukah saudara meneguhkan iman saudara dengan cara banyak belajar
Firman Tuhan?

2) Kesatuan (ay 27).
Kesatuan merupakan salah satu hal yang ditekankan oleh Paulus dalam
surat Filipi (bdk. Fil 2:2-3 4:2).
Ay 27 ini secara hurufiah berbunyi: ‘you stand in one spirit with one soul’
(= kamu berdiri dalam satu roh dengan satu jiwa).

Sekalipun Calvin adalah seorang Dichotomist (orang yang percaya bahwa


manusia hanya terdiri dari 2 bagian, karena ia percaya bahwa jiwa dan
roh menunjuk pada satu hal yang sama), tetapi ia berkata bahwa kalau
kata ‘spirit / roh’ dan kata ‘soul / jiwa’ muncul bersama-sama, maka kata
‘spirit / roh’ menunjuk pada ‘pengertian’, sedangkan kata ‘soul / jiwa’
menunjuk pada ‘kehendak / hati’.

Perhatikan bahwa dalam terjemahan hurufiah dari ay 27 di atas, kata-kata


‘one spirit / satu roh’ mendahului kata-kata ‘one soul / satu jiwa’. Ini
menunjukkan bahwa kesatuan pengertian harus dicapai dulu, baru
kesatuan hati / kehendak bisa terjadi!

Untuk bisa mencapai kesatuan pengertian, maka pengajaran suatu gereja


harus didominasi oleh satu orang yang memang mampu memberikan

19
FILIPI 1:27-30
pengajaran dengan baik. Suatu gereja / persekutuan yang menggunakan
banyak pengkhotbah (yang tentunya mempunyai ajaran yang berbeda
satu sama lain) secara bergiliran, tidak mungkin mempunyai jemaat yang
bersatu dalam pengertian, karena setiap jemaat akan mempunyai
pengertian menurut pengkhotbah favoritnya masing-masing.

Penerapan:
Apakah saudara mempunyai satu pengertian / hati dengan orang-orang
lain dalam gereja saudara? Kalau tidak, cobalah memeriksa diri saudara
sendiri dengan banyak berdoa / minta petunjuk Tuhan dan merenungkan
Firman Tuhan, supaya saudara sadar siapa yang bersalah dalam ketidak-
sepakatan antara saudara dengan orang-orang lain dalam gereja
saudara. Kalau memang saudara yang benar, pertahankanlah
pandangan saudara; tetapi kalau saudara yang salah, bertobatlah dan
bersatu-hatilah dengan orang-orang yang lain dalam gereja saudara.
Dengan demikian saudara menjadi warga negara surga yang baik!

3) Berjuang (ay 27b).

a) Berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (ay 27).


Kata-kata yang digaris-bawahi ini sebetulnya salah terjemahan.
Terjemahan seharusnya adalah: ‘faith of the gospel’ (NIV/NASB),
artinya ‘iman dari Injil’.
Arti dari kata ‘iman’ di sini adalah ‘ajaran’ (bdk. Gal 1:23 Yudas 3).
Jadi, artinya adalah: kita harus berjuang untuk ajaran Injil.
Hal ini bisa dilakukan dengan:
 hadir dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab yang betul-betul
memberitakan Injil / Firman Tuhan. Kehadiran saudara berguna
untuk diri saudara sendiri, tetapi juga bisa memberikan semangat
kepada jemaat yang lain.
Sebaliknya, kalau saudara menghadiri gereja-gereja yang tidak
injili / tidak alkitabiah, maka saudara sebetulnya sedang berjuang
untuk ajaran yang tidak injili / tidak alkitabiah! Dengan kata lain,
saudara sebetulnya sedang mendukung setan!
 mendoakan gereja-gereja yang benar, baik dalam doa pribadi,
maupun dalam persekutuan doa.
 memberikan persembahan untuk mendukung gereja / persekutuan
yang betul-betul memberitakan Injil / Firman Tuhan.
Juga disini perlu saudara ingat bahwa kalau saudara menyumbang
gereja yang brengsek, saudara sebetulnya menyumbang pada
setan!
 ikut melayani, memberitakan Injil, mengajak orang lain ke gereja
yang benar, menjemput orang-orang yang ingin ke gereja tetapi
tidak mempunyai kendaraan, dsb.

b) Berjuang tanpa gentar pada musuh (ay 28).


Dari sini jelas bahwa kalau saudara berjuang dengan benar untuk
Tuhan, saudara pasti akan mendapat musuh! Tetapi kita tidak boleh

20
FILIPI 1:27-30
gentar terhadap musuh. Untuk ini renungkan ayat-ayat ini: Ro 8:31b
Maz 34:8 2Raja-raja 6:8-17.

Penerapan:
Apakah saudara berjuang dengan benar dan berani dalam hidup
saudara? Kalau tidak, saudara tidak hidup sebagai warga negara
surga yang baik!

III) Tanda keselamatan / kebinasaan.

1) Bagi orang kristen, adanya musuh dan ketidakgentaran terhadap musuh


adalah tanda keselamatan (ay 28).
Mengapa bisa demikian?

a) Ay 29 menunjukkan bahwa iman dan penderitaan merupakan 2 buah


pemberian Allah yang ada dalam 1 paket! Kalau hanya ada iman, tapi
tidak ada penderitaan, maka mungkin sekali imannya palsu. Tetapi
kalau ada iman dan ada penderitaan karena Kristus, maka itu mem-
buktikan keaslian iman tersebut.
Musuh yang timbul karena kita berjuang bagi Tuhan, jelas menim-
bulkan penderitaan yang kita alami demi Tuhan. Karena itu hal ini
membuktikan keaslian iman kita, dan merupakan tanda keselamatan.

b) 2Tes 1:5 mengatakan bahwa kalau kita menderita karena Kerajaan


Surga / Allah, maka kita layak menjadi warga Kerajaan itu. Dan
1Pet 4:14 mengatakan bahwa kalau kita dinista karena nama Kristus
(berarti juga dimusuhi, dihina, bahkan mungkin dianiaya karena nama
Kristus), maka itu membuktikan bahwa Roh Allah ada dalam diri kita.
Semua ini menunjukkan bahwa adanya musuh-musuh karena kita
berjuang bagi Tuhan, merupakan tanda keselamatan bagi kita.

c) Ketidakgentaran itu datang dari Allah.


Ay 28: ‘dan itu datangnya dari Allah’. Kata ‘itu’ jelas menunjuk pada
ketidakgentaran orang kristen terhadap musuh. Hal ini diberikan oleh
Allah kepada kita (bdk. Ro 8:15 2Tim 1:7)! Ini menunjukkan bahwa
Allah menyertai kita. Karena itulah maka hal itu merupakan tanda
keselamatan.

2) Bagi para musuh, ketidakgentaran orang kristen terhadap mereka meru-


pakan tanda kebinasaan (ay 28).
Mengapa bisa demikian?
a) Kalau kita adalah warga Kerajaan Surga, maka jelaslah mereka yang
memusuhi kita adalah warga negara Neraka!
b) Fil 3:18-19 menunjukkan bahwa musuh-musuh itu akan binasa.
c) Ketidakgentaran orang kristen menunjukkan bahwa Allah menyertai
orang kristen, sehingga pasti tidak menyertai, tetapi sebaliknya me-
nentang para musuh itu. Ini jelas adalah tanda kebinasaan bagi
mereka!

21
FILIPI 1:27-30
Semua ini merupakan peringatan untuk orang-orang yang memusuhi,
menghina, menganiaya orang kristen!
Tetapi ini sekaligus merupakan penghiburan bagi orang-orang kristen
yang dimusuhi, dihina dan dianiaya demi Kristus!

Kesimpulan:

Ada 2 kemungkinan yang bisa saudara pilih:

1) Memusuhi gereja / orang kristen. Ini tanda bahwa saudara adalah Warga
Negara Neraka.

2) Menjadi Warga Negara Surga yang baik, dengan:


 teguh berdiri
 bersatu
 berjuang tanpa gentar

Yang mana yang saudara pilih?

-AMIN-

22
FILIPI 2:1-11

I) Paulus menginginkan kesatuan gereja Filipi.

1) Gereja Filipi mengalami perpecahan.

Sebetulnya, gereja Filipi adalah gereja yang bagus / baik. Ini terlihat dari
banyaknya pujian yang Paulus berikan kepada mereka (bdk. 1:5 4:10,14-
18).
Tetapi, bagaimanapun juga, ini bukan gereja yang sempurna. Dalam
gereja ini ternyata ada perpecahan (bdk. 4:2).
Dari sini kita bisa belajar bahwa kalau suatu gereja pecah, itu tidak /
belum membuktikan bahwa gereja itu adalah gereja yang jelek!

William Barclay memberikan komentar sebagai berikut:


“The one danger which threatened the Phillipian church was that of disunity.
There is a sense in which that is the danger of every healthy church. It is when
people are really in earnest and their belief really matter to them, that they are
apt to get up against each other. The greater their enthusiasm, the greater the
danger that they may collide” (= Bahaya yang mengancam gereja Filipi
adalah perpecahan. Dalam arti tertentu, ini adalah bahaya bagi semua
gereja yang sehat. Kalau orang-orang bersungguh-sungguh dan
kepercayaan mereka betul-betul penting / berarti bagi mereka, maka
mereka akan condong untuk gegeran satu dengan yang lain. Makin besar
semangat mereka, makin besar bahaya bahwa mereka akan geger).

Saya setuju dengan kata-kata ini. Dalam suatu gereja yang suam, kalau
ada hal-hal yang salah dalam gereja, atau kalau ada orang-orang yang
melakukan pelayanan dengan tidak bertanggung jawab, maka jemaat
yang lain yang juga suam itu tidak akan marah, sehingga tidak terjadi
gegeran. Tetapi kalau hal itu terjadi dalam gereja yang bagus, maka hal
itu akan membuat jemaat yang bersungguh-sungguh ikut Tuhan menjadi
marah, sehingga terjadi gegeran!

Penerapan:
 Jangan terlalu cepat menganggap jelek gereja yang mengalami
perpe-cahan, karena perpecahan itu mungkin bahkan menunjukkan
sema-ngat mereka yang hebat!
 Sebaliknya, jangan juga terlalu cepat memuji gereja yang tidak pecah.
Itu mungkin menunjukkan kesuaman / ketidak-pedulian mereka!
 Kalau ada kesalahan dalam gereja, kita harus berhati-hati dalam me-
manifestasikan kemarahan yang suci (holy anger), sehingga sedapat
mungkin tak menimbulkan perpecahan!

2) Paulus menginginkan kesatuan gereja Filipi.

23
FILIPI 2:1-11
Paulus bersukacita kalau gereja Filipi bisa bersatu (ay 2). Orang kristen
yang sejati seharusnya adalah ‘pembawa damai’ (bdk. Mat 5:9), sehingga
seharusnya selalu senang kalau gereja bisa bersatu. Tetapi anehnya, ada
orang-orang kristen tertentu yang senang kalau melihat suatu gereja
pecah, khususnya kalau itu adalah gereja ‘saingan’nya!
Bahkan ada juga orang kristen yang kerjanya menyebarkan gossip /
fitnah sehingga memecah gereja!
Kalau saudara adalah orang kristen seperti itu, cepatlah bertobat!

II) Cara bersatu.

1) Tidak mencari kepentingan sendiri dan puji-pujian yang sia-sia (ay 3a).


NIV: ‘do nothing out of selfish ambition or vain conceit’ (= jangan melaku-
kan apapun yang ditimbulkan oleh ambisi yang egois atau kesombongan
yang sia-sia).
Adanya keinginan untuk meninggikan diri sendiri, selalu menyebabkan
timbulnya persaingan, dan persaingan lalu menimbulkan ketidaksenang-
an / permusuhan. Karena itu, renungkanlah apakah dalam diri saudara
ada egoisme atau keinginan untuk menonjol / menyombongkan diri. Kalau
ada, bertobatlah sebelum hal itu memecah gereja saudara!

2) Rendah hati dan menganggap orang lain lebih baik dari diri kita sendiri
(ay 3b).
Kitab Suci Indonesia: ‘lebih utama’.
NASB: ‘more important’ (= lebih penting).
KJV / RSV / NIV: ‘better’ (= lebih baik).

Kalau kita berusaha untuk bersatu, maka kita akan berusaha untuk
mendekat satu sama lain. Tetapi ini bisa membuat kita makin melihat
kejelekan saudara seiman kita sehingga bisa menyebabkan kita bahkan
makin tidak senang kepada saudara seiman kita.
Karena itu, ay 3b ini penting sekali! Kita harus menganggap saudara
seiman kita lebih baik dari diri kita sendiri. Ini tidak berarti bahwa kita
harus menganggap bahwa saudara seiman kita lebih baik dari diri kita
dalam segala hal!

Apa yang harus kita lakukan supaya bisa menganggap saudara seiman
kita lebih baik dari diri kita?
 menyoroti kejelekan diri sendiri.
 menyoroti kebaikan orang lain.
 menyoroti karunia orang lain yang tidak kita punyai.

3) Jangan hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi kepenting-


an orang lain juga (ay 4).
Kitab Suci Indonesia: ‘kepentingan’.
RSV / NIV / NASB: ‘interests’ (= kepentingan).
KJV / Lit: ‘things’ (= hal-hal).

Penerapan:

24
FILIPI 2:1-11
 Apakah saudara hanya memperhatikan kerohanian saudara sendiri?
Apakah saudara juga memperhatikan kerohanian dari saudara seiman
saudara? Apakah saudara prihatin kalau melihat ada jemaat yang
bolos kebaktian, jatuh ke dalam dosa, tidak mau datang dalam
Pemahaman Alkitab, dsb? Apakah saudara mendoakan mereka dan
berusaha menasehati mereka?
 Kalau saudara ikut melayani dalam gereja, maka saudara tidak bisa
‘santai’ seperti jemaat biasa. Apakah hal itu menjadi beban yang
memberatkan bagi saudara? Ingat bahwa kita harus melayani, bukan
untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk kepentingan gereja /
jemaat yang lain, dan semua ini jelas menuntut pengorbanan dari diri
kita!

4) Meneladani Yesus Kristus (ay 5).


Kita hanya bisa sehati, sepikir dan seperasaan dengan Yesus kalau kita
banyak bersekutu dengan Dia. Karena itu pikirkan: apakah saudara cukup
memberi waktu untuk bersaat teduh, dimana saudara bisa sendirian
dengan Tuhan?

III) Teladan Kristus Yesus.

1) Yesus adalah Allah.

a) Ay 6: ‘walaupun dalam rupa Allah’.


KJV: ‘being in the form of God’ (= ada dalam bentuk Allah).

1. Kata ‘being’ itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini
menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki
dan hal itu tidak bisa berubah (‘It describes that which a man is in
his very essence and which cannot be changed’).
Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu ‘being in the form of
God’, maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa
berubah.
Ketidak-bisa-berubahan ini ditunjukkan oleh bentuk present
participle dari kata HUPARCHON tersebut.
Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk
aorist (past / lampau) pada kata-kata setelahnya, dan ini menunjuk
pada ‘continuance of being’ (= keberadaan yang terus-menerus).

2. Kata ‘form’ (= bentuk).


William Barclay: “There are two Greek words for ‘form’, MORPHE
and SCHEMA. They must both be translated ‘form’, because there is no
other English equivalent, but they do not mean the same thing.
MORPHE is the essential form which never alters; SCHEMA is the
outward form which changes from time to time and from circumstance
to circumstance. ... The word Paul uses for Jesus being in the form of
God is MORPHE; that is to say, his unchangeable being is divine.
However his outward SCHEMA might alter, he remained in essence
divine” (= Ada dua kata Yunani untuk ‘bentuk’, MORPHE dan

25
FILIPI 2:1-11
SCHEMA. Kedua kata itu harus diterjemahkan ‘bentuk’, karena
tidak ada kata lain dalam bahasa Inggris yang sama artinya, tetapi
kedua kata itu tidak sama artinya. MORPHE adalah bentuk yang
hakiki yang tidak pernah berubah; SCHEMA adalah bentuk luar
yang berubah-ubah dari saat ke saat dan dari keadaan ke keadaan. ...
Kata yang digunakan oleh Paulus untuk Yesus yang ada dalam
rupa / bentuk Allah adalah MORPHE; yang artinya adalah:
keberadaanNya yang tidak berubah adalah ilahi. Bagaimanapun
SCHEMA luarNya berubah, dalam hakekatNya Ia tetap ilahi) - hal
35,36.

Jadi, baik dari pembahasan kata ‘being’ maupun kata ‘form’ (=


bentuk), terlihat bahwa Yesus tidak berubah dalam keilahianNya. Allah
memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28
Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan bahwa Ia
tidak sempurna!

b) Selanjutnya, kalau ay 7 yang mengatakan ‘mengambil rupa seorang


hamba’ diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka
konsekwensinya, ay 6 yang mengatakan bahwa Yesus ada ‘dalam
rupa Allah’ haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah.

2) Yesus menjadi manusia (ay 6b-7).


Ay 6b-7 ini dijadikan dasar suatu ajaran sesat yang disebut Teori Keno-
sis, yang mengatakan bahwa Anak Allah mengesampingkan sebagian /
seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang terbatas.
Contoh: Mat 24:36 menunjukkan Yesus tidak maha tahu.

Tetapi, Teori Kenosis ini salah! Alasannya:


 Yesus adalah Allah dan karena itu Ia tidak bisa berubah (lihat no 1 di
atas). Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk
sementara!
 Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat Yesus menjadi
manusia, Allah Tritunggal bubar!
 Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sung-
guh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa,
tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka penebusanNya tidak bisa
mempunyai nilai yang tak terbatas.
Catatan: Kalau saudara mau mempelajari hal ini lebih dalam bacalah
buku saya yang berjudul CHRISTOLOGY.

Penafsiran yang benar:

a) Kristus tetap adalah Allah, dan keilahianNya tidak berkurang, tetapi


disembunyikan.
Calvin: “Christ, indeed, could not divest himself of Godhead; but he kept it
concealed for a time, that it might not be seen, under the weakness of the
flesh. Hence, he laid aside his glory in the view of men, not by lessening it,
but by concealing it” (= Kristus tidak bisa melepaskan dirinya sendiri

26
FILIPI 2:1-11
dari keilahianNya; tetapi menyembunyikannya untuk sementara waktu,
supaya tidak kelihatan, di bawah kelemahan daging. Jadi, Ia mengesam-
pingkan kemuliaanNya dalam pandangan manusia, bukan dengan me-
nguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya).

b) Kristus direndahkan dengan mengambil / menambahkan hakekat


manusia pada diriNya.
Seseorang mengatakan: “Christ was lowered not by losing, but rather by
taking” (= Kristus direndahkan, bukan dengan kehilangan, tetapi dengan
mengambil).

Illustrasi: Orang kaya / orang kota bisa merendahkan dirinya tanpa


kehilangan apa-apa, yaitu kalau kepadanya ditambahkan pakaian
orang miskin / orang desa.

3) Yesus merendahkan diri, lalu taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib (ay 8).
Akibatnya: Allah meninggikan Dia (ay 9-11).

Sebagian dari peninggian / pemuliaan itu sudah terjadi, yaitu pada waktu
Yesus bangkit, naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah.
Tetapi peninggian / pemuliaan yang dilukiskan dalam ay 10-11, dimana
setiap lutut akan bertelut di depan Yesus dan setiap lidah akan mengaku
bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, baru akan terjadi pada saat Yesus
datang kembali untuk ke dua kalinya. Pada saat itu maka:
 Malaikat dan orang kristen yang sejati akan berlutut dan mengakui
Yesus sebagai Tuhan dengan sukacita.
 Setan dan orang-orang yang tidak percaya akan berlutut dan
mengakui Yesus sebagai Tuhan dengan terpaksa, dan mereka tidak
akan diampuni sekalipun ada pengakuan seperti itu (bdk. Mark 5:6-8).
Karena itu, kalau saat ini saudara bukan orang kristen yang sejati, dari
pada saudara dipaksa untuk berlutut dan mengakui Yesus sebagai
Tuhan pada akhir jaman, berlututlah di depan Yesus dan akuilah Dia
sebagai Tuhan dengan sukarela, pada saat ini juga!

Kesimpulan:

Teladan Yesus adalah:


 rendah hati.
 tidak egois.
 rela berkorban demi orang lain.

Kalau kita mau menuruti teladan ini, maka:


a) Gereja akan bisa bersatu.
b) Sama seperti Yesus, kitapun akan ditinggikan oleh Allah (bdk. 1Pet 5:6).

Maukah saudara menuruti teladan Yesus?

27
FILIPI 2:1-11

-AMIN-

28
FILIPI 2:12-18

I) Paulus memuji gereja Filipi.

Dalam ay 12 kita kembali melihat bahwa gereja Filipi adalah gereja yang
baik, karena kepada mereka Paulus berkata: ‘kamu senantiasa taat’.
Paulus tidak segan-segan menegur gereja / orang kristen yang brengsek,
seperti dalam kasus gereja Korintus. Tetapi pada saat melihat orang kristen /
gereja yang baik, iapun tak segan-segan memuji. Pujian ini diberikan dengan
tujuan supaya orang Filipi lebih bertekun lagi dalam ketaatan.

Penerapan:
 apakah saudara berani menegur seseorang pada saat melihat orang itu
melakukan kesalahan? Memang kita tidak perlu menegur orang karena
seadanya kesalahan, tetapi kalau terjadi kesalahan / dosa yang cukup
besar, maka kita mempunyai kewajiban untuk menegur (bdk. Yeh 3:18).
 apakah saudara juga bisa memberikan pujian pada saat melihat sesuatu
yang baik dalam tindakan / sikap seseorang? Apakah saudara pernah /
sering memuji suami / istri / anak saudara? Jangan menjadi orang yang
kerjanya hanya menegur saja. Ingat bahwa pujian bisa memotivasi sese-
orang untuk lebih lagi berbuat baik. Tapi, janganlah memuji pada saat
saudara tidak betul-betul melihat sesuatu yang baik. Ini adalah pujian
yang munafik dan bersifat dusta!

II) Paulus mendorong supaya mereka makin maju.

A) Makin maju dalam hal rohani.

Dalam hal jasmani (uang, rumah, mobil, TV, video, barang-barang lain),
maka kita harus cepat puas (Luk 12:15 Fil 4:11-13 1Tim 6:6-10 Ibr
13:5). Tetapi dalam hal rohani, kita tidak pernah boleh merasa puas /
cukup!
Paulus melihat bahwa gereja Filipi adalah gereja yang baik, tetapi ia tetap
mendorong supaya mereka makin maju lagi (ay 12-16). Hal yang sama
juga ia lakukan terhadap gereja Tesalonika (1Tes 4:1).

Penerapan:
Sekalipun saudara adalah jemaat biasa (bukan Pendeta), tetapi janganlah
puas dengan:
 pengertian Kitab Suci yang saudara miliki. Berusahalah untuk makin
mengerti lagi tentang Kitab Suci dengan belajar lebih tekun!
 pengudusan dalam hidup saudara. Berusahalah terus untuk mem-
buang dosa-dosa lain (yang kecil sekalipun) dari kehidupan saudara!
 hubungan pribadi saudara dengan Tuhan. Berusahalah untuk makin
dekat kepada Tuhan!

29
FILIPI 2:12-18
 iman saudara. Berusahalah supaya iman saudara makin bertumbuh!
 kasih saudara kepada Tuhan dan sesama manusia. Berusahalah
supaya kasih saudara itu makin disempurnakan!
 pelayanan / hasil pelayanan saudara. Berusahalah melayani Tuhan
dengan lebih banyak / baik lagi sehingga lebih banyak lagi hasil yang
bisa saudara dapatkan bagi Tuhan
 kehidupan doa saudara. Berusahalah untuk berdoa lebih banyak dan
lebih baik lagi, baik dalam doa secara pribadi, maupun dalam perse-
kutuan doa!

B) Tujuan.

Mereka harus tidak beraib, tidak bernoda dan tidak bercela (ay 15).
Dengan kata lain, mereka harus berusaha untuk menjadi suci. Memang
kita tidak akan bisa mencapai kesucian, tetapi kesucian harus tetap
menjadi tujuan kita.
Ay 15 juga mengatakan bahwa mereka harus bercahaya seperti bintang-
bintang di dunia (bdk. Mat 5:14 - ‘kamu adalah terang dunia’).
Dan Paulus mengatakan bahwa mereka harus melakukan semua itu
ditengah-tengah angkatan yang sesat dan bengkok hatinya!

Penerapan:
 ada banyak orang, pada waktu mendengar Firman Tuhan (misalnya
Firman Tuhan yang melarang untuk berdusta), lalu berkata: ‘Kita hi-
dup di dunia. Itu tidak mungkin dilaksanakan!’
Tetapi, ay 15 itu menunjukkan bahwa Paulus menyuruh hidup suci di
dunia! Firman Tuhan bukanlah sesuatu yang harus saudara laksana-
kan nanti di surga, tetapi sekarang di dunia!
 renungkan: apakah saudara mempunyai tujuan / keinginan untuk
hidup suci dan menjadi terang dunia? Atau saudara hanya mempunyai
tujuan / keinginan yang bersifat jasmani saja?

C) Motivasi.

Paulus memberikan 2 hal untuk memotivasi mereka:

1) Mereka adalah anak Allah (ay 15).


Kesadaran bahwa orang kristen adalah anak Allah, seharusnya
memotivasi setiap orang kristen, termasuk kita, untuk menjadi suci,
sama seperti Bapa adalah suci! (bdk. Mat 5:48).

Penerapan:
Setiap kali saudara mau berbuat dosa atau mempertahankan suatu
dosa, maka renungkanlah bahwa saudara adalah anak Allah yang
harus suci sama seperti Allah sendiri!

2) Supaya Paulus bisa bangga pada hari Tuhan, dan supaya jerih payah
Paulus tidak sia-sia (ay 16).

30
FILIPI 2:12-18
Apakah ay 16 ini menunjukkan bahwa Paulus adalah orang yang
egois? Apakah ay 16 ini menunjukkan bahwa Paulus menasehati me-
reka demi kepentingan dirinya sendiri? Tidak! Ay 17-18 menunjukkan
bahwa ia sama sekali tidak egois / memikirkan diri sendiri
Ay 17: ‘darahku dicurahkan’. Kata ‘darah’ ini seharusnya tidak ada!
NIV: ‘I am being poured out like a drink offering’ (= aku sedang
dicurahkan seperti persembahan / korban curahan).
Tentang ‘drink offering’ atau ‘korban curahan’, bisa dilihat dari Bil 15:5
& 28:7,14. Jadi, dalam memberikan persembahan, selain korban yang
diletakkan di atas mezbah, ada juga korban curahan (dalam Yuda-
isme, korban curahan dicurahkan sekitar mezbah; dalam agama kafir,
korban curahan dicurahkan di atas korban).
Jadi, yang dimaksud oleh Paulus dengan ay 17-18 ini adalah: hidup
kekristenan orang Filipi itu adalah seperti korban di atas mezbah,
sedangkan kematian Paulus seperti korban curahan. Sekalipun ia
harus mati sebagai korban curahan, toh dalam ay 17-18 itu ia
mengajak orang-orang Filipi untuk tetap bersukacita. Ini jelas menun-
jukkan bahwa ia tidak egois / memikirkan dirinya sendiri sedikitpun!
Jadi, pada waktu ia mengatakan bahwa mereka harus maju supaya ia
bisa bangga pada hari Tuhan, itu jelas bukan demi dirinya sendiri.
Paulus menyadari bahwa orang Filipi mengasihi dia, dan ia menggu-
nakan hal itu untuk memotivasi mereka supaya makin maju.

D) Usaha yang harus dilakukan.

1) Ay 12:

a) ‘Kerjakan keselamatanmu’.

 Ini tidak berarti bahwa:


 keselamatan = usaha manusia.
 keselamatan = usaha manusia + Allah (ay 12-13).
 orang Filipi belum selamat.
 orang Filipi tidak yakin selamat (bdk. ay 12 - ‘takut dan
gentar’).
 keselamatan bisa hilang (bdk. ay 12 - ‘takut dan gentar’).
Alasannya: lihat point selanjutnya di bawah ini!

 Calvin (hal 69) berkata bahwa kata ‘keselamatan’ di sini artinya


adalah ‘the entire course of our calling’ (= seluruh jalan
panggilan kita).
Jadi di sini kata ‘keselamatan’ itu mempunyai arti yang berbeda
dari biasanya. Di sini, ‘keselamatan’ itu mencakup daerah mulai
saat kita percaya sampai saat kita masuk surga.

 Kata ‘kerjakan’ (ay 12) dalam bahasa Yunaninya adalah


KATERGAZESTHE, yang berasal dari kata kerja yang berarti
‘to bring to completion’ (= menyelesaikan).

31
FILIPI 2:12-18
Jadi, ‘kerjakan keselamatanmu’ berarti: dalam jalan saudara
ikut Tuhan, jangan berhenti di tengah jalan! Ikutlah terus sam-
pai akhir!

b) ‘Tetaplah kerjakan keselamatanmu’ (ay 12).


Ini menunjukkan bahwa kita harus tekun / terus berusaha, mulai
saat kita percaya kepada Kristus, sampai kita bertemu dengan Dia
muka dengan muka!

Penerapan:
Apakah saudara saat ini sudah mulai mundur / mau berhenti dalam
ikut Tuhan, dalam belajar firman Tuhan, dalam melayani Tuhan
dsb? Tidak ada gunanya untuk ikut Tuhan, kecuali saudara ikut Dia
sampai akhir!

c) Mereka harus tetap mengerjakan keselamatan, tanpa tergantung


kehadiran Paulus (ay 12).

Penerapan:
Jangan hanya aktif / saleh di depan pendeta saudara! Ingat bahwa
saudara bertanggung jawab kepada Tuhan dan bukan kepada
manusia / pendeta!

d) ‘dengan takut dan gentar’ (ay 12).

 dalam bahasa aslinya, kata-kata ‘dengan takut dan gentar’ ini


diletakkan di depan [Lit: ‘with fear and trembling, work out your
salvation’ (= dengan takut dan gentar, kerjakanlah keselamat-
anmu)]. Ini menunjukkan bahwa bagian ini ditekankan!

 kata-kata ini tentu tak berarti bahwa kita betul-betul harus ikut
Tuhan dengan gemetaran! Artinya adalah: Paulus menghen-
daki suatu usaha yang serius!

Seseorang berkata:
“Paul has no sympathy with a cold and dead orthodoxy or
formalism that knows nothing of struggle and growth” (= Paulus
tidak bersimpati dengan kekolotan dan formalisme yang dingin
dan mati, yang tidak mengenal pergumulan dan pertumbuhan).

 kata-kata ini juga menunjukkan bahwa dalam berusaha kita


harus punya kerendahan hati, yang diwujudkan dengan suatu
kesadaran bahwa kita sebetulnya tidak bisa melakukan hal itu
dengan kekuatan kita sendiri.

e) Kalau ay 12 menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita,


mengapa ay 13 mengatakan bahwa Allahlah yang bekerja?

32
FILIPI 2:12-18
 Ay 13 (NASB): ‘for it is God who is at work in you, both to will
and to work’ (= karena Allahlah yang bekerja di dalam kamu,
baik dalam menghendaki maupun dalam bekerja).
Kata ‘work’ yang pertama dalam bahasa Yunaninya adalah
ENERGON (present participle). Kata ini menunjukkan bahwa
Allah disebut sebagai ‘the energizing one’ atau ‘the energizer’
(= orang yang memberi energi).
Selanjutnya, baik kata ‘work’ yang pertama maupun yang
kedua, menggunakan kata Yunani yang berasal dari kata
ENERGEIN yang selalu menunjuk pada tindakan Allah, dan
selalu menunjukkan pada tindakan yang effective / pasti
berhasil.

 Ay 13 ini menunjukkan bahwa baik ‘to will’ maupun ‘to work / to
do’ (= untuk mau maupun untuk mengerjakan), semuanya ada-
lah karena pekerjaan Allah dalam diri kita.

 ‘menurut kerelaanNya’ (ay 13) menunjukkan kedaulatan Allah!

Dari semua ini maka kelihatan dengan jelas bahwa ay 13 ini
seolah-olah bertentangan dengan ay 12.

A.T. Robertson mengatakan:


“Paul makes no attempt to reconcile divine sovereignty and human free
agency, but boldly proclaim both” (= Paulus tidak berusaha untuk
mendamaikan kedaulatan ilahi dan kebebasan manusia, tapi dengan
berani memberitakan keduanya).

Kesimpulannya: sekalipun ay 13 mengatakan bahwa semua itu


adalah pekerjaan Allah, tetapi kita tetap punya tanggung jawab
untuk berusaha / mengerjakan keselamatan kita!

2) Lakukan semua tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan


(ay 14).
Ada 2 tafsiran tentang bagian ini:

a) Ini diberikan oleh Paulus untuk menghindari adanya orang yang


mengerjakan keselamatannya sambil bersungut-sungut.
Jadi, yang ia tekankan adalah usaha dari hati!

b) Bersungut-sungut menunjukkan kejengkelan / ketidaksenangan


terhadap seseorang, baik yang dipendam dalam hati, atau yang
dinyatakan di belakang orangnya.
Berbantah-bantahan menunjuk pada pertengkaran yang terbuka.
Jadi, dengan melarang dua hal ini, Paulus menekankan kesatuan
gereja!

33
FILIPI 2:12-18
Saya lebih condong pada pandangan yang ke 2. Kalau demikian,
maka maksud Paulus adalah: kita harus mengerjakan keselamatan
dengan tetap bersatu / tanpa gegeran!

3) Berpegang pada firman kehidupan (ay 16).


NIV: ‘hold out’ / ‘hold on to’ (= bertahan / berpegang).
NASB/RSV: ‘holding fast’ (= berpegang teguh).
KJV: ‘holding forth’ (= berbicara).

Dari terjemahan-terjemahan ini maka terlihat bahwa ay 16 ini mempu-


nyai 2 kemungkinan:
 Berpegang pada Firman kehidupan / Firman Tuhan.
 Memberitakan Firman kehidupan / Injil.
Kontex rasanya lebih membenarkan pandangan pertama
Jadi, kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan berpegang
pada Firman Tuhan!

Penerapan:
Apakah saudara betul-betul berpegang pada Firman Tuhan, baik
melalui saat teduh, khotbah dalam kebaktian, maupun Pemahaman
Alkitab?

Penutup:

Sama seperti orang Filipi, mungkin saudarapun sudah mengalami banyak


kemajuan dalam hidup kekristenan saudara. Tetapi, saudara tidak boleh puas
dengan keadaan itu. Saudara harus berusaha untuk lebih maju lagi! Maukah
saudara?

-AMIN-

34
FILIPI 2:19-3:1a
Dari Mat 22:37-39 & 1Yoh 4:20-21, terlihat dengan jelas bahwa kasih kepada
Allah harus diwujudkan dengan kasih / perhatian kepada sesama manusia,
khususnya kepada sesama orang kristen.

Dalam bacaan hari ini kita melihat orang-orang kristen yang saling mengasihi
dan memperhatikan.

I) Orang-orang kristen yang saling mengasihi.

1) Jemaat gereja Filipi:

a) Mereka mengasihi / memperhatikan Paulus.


Pada saat mereka tahu bahwa Paulus masuk penjara, maka mereka
mengutus Epafroditus untuk:
 memberikan kiriman / persembahan kepada Paulus (ay 25b bdk.
4:18).
 tinggal bersama Paulus untuk sementara waktu untuk melayani
Paulus. Hal ini terlihat dari ay 28 yang mengatakan bahwa Paulus
mengirim Epafroditus kembali ke Filipi lebih cepat dari yang seha-
rusnya.

b) Mereka mengasihi / memperhatikan Epafroditus.


Ay 26 mengatakan bahwa Epafroditus menjadi susah ketika ia tahu
bahwa jemaat Filipi mendengar bahwa ia sakit. Mengapa ia jadi
susah? Karena ia tahu bahwa jemaat Filipi sangat mengasihi dia, dan
karena itu jemaat Filipi pasti bingung / sedih mendengar bahwa ia
sakit.
Ay 28 mengatakan bahwa Paulus mengembalikan Epafroditus supaya
jemaat Filipi kembali bersukacita. Jadi jelas bahwa mereka sedih
karena sakitnya Epafroditus, dan ini menunjukkan kasih dan perhatian
mereka kepada Epafroditus.

2) Paulus.

a) Ia mengirimkan Timotius kepada mereka (ay 19), dan ini menunjukkan


kasih dan perhatiannya kepada mereka. Hal ini bisa terlihat dari:

 pengiriman ini ia lakukan untuk menenangkan hatinya sendiri


(ay 19).
Jangan menganggap bahwa ini menunjukkan keegoisan Paulus!
Sebaliknya, ketidak-tenangan / kegelisahan hatinya karena memi-
kirkan keadaan mereka, menunjukkan kasihnya kepada mereka.
Dengan pengiriman itu, ia berharap bisa mengetahui keadaan
jemaat Filipi, dan dengan demikian ia bisa tenang.

 pengiriman ini ia lakukan demi jemaat Filipi.

35
FILIPI 2:19-3:1a
Dalam 2:12, ia mengajar mereka untuk mengerjakan keselamatan-
nya sekalipun ia tidak bersama mereka. Tetapi, ia toh menganggap
mereka perlu dibimbing untuk melakukan hal itu, dan karena itulah
ia mengirimkan Timotius kepada mereka.

 Timotius adalah orang yang hebat.


Ay 20: ‘tak ada seorang padaku yang sehati dan sepikir dengan
dia’.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘sehati dan sepikir’ adalah
ISOPSUKHON, yang secara hurufiah berarti ‘of equal soul’ (= dari
jiwa yang sama).
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
 Kata ini digunakan untuk membandingkan Timotius dengan
Paulus sendiri. Kalau ini benar, maka artinya adalah: tidak ada
orang yang begitu sejiwa dengan Paulus seperti Timotius.
 Kata ini digunakan untuk membandingkan Timotius dengan
orang-orang lain di sekitar Paulus. Kalau ini yang benar, maka
artinya adalah: di sekitar Paulus tidak ada orang yang bisa
menyamai Timotius.
NIV: ‘I have no one else like him, who ...’ (= aku tak mempunyai
seorang lain yang seperti dia, yang ...).
Yang manapun yang benar dari 2 penafsiran ini, tetap menunjuk -
kan bahwa Timotius adalah orang yang hebat!

Disamping itu, Timotius juga adalah orang yang dekat sekali dengan
Paulus. Karena itu, jelas bahwa Timotius sangat dibutuhkan oleh
Paulus sendiri. Tapi, Paulus toh mau mengirimkannya kepada jemaat
Filipi, dan ini menunjukkan kasih dan perhatiannya yang besar kepada
mereka!

b) Ia mengirimkan Epafroditus kembali ke Filipi, dan ini menunjukkan


kasih dan perhatian Paulus kepada Epafroditus dan jemaat Filipi.

 Epafroditus yang diutus oleh gereja Filipi untuk melayani Paulus,


ternyata menjadi sakit (ay 26-27).
Kalau Epafroditus, yang adalah orang kristen yang hebat itu, bisa
sakit, bahkan sakit berat dan hampir mati, maka jelas tidak ada
alasan untuk beranggapan bahwa orang kristen tidak boleh sakit,
atau harus sembuh dari segala penyakit!

 Akhirnya Epafroditus sembuh karena belas kasihan Allah (ay 27).


Perhatikan bahwa:
 Tidak dikatakan bahwa Paulus melakukan mujijat untuk
menyembuhkan Epafroditus! Jelas bahwa Paulus sekalipun
(sekalipun ia jelas mempunyai karunia kesembuhan) tidak bisa
menyembuhkan orang kalau itu tidak dikehendaki oleh Tuhan.
 Sekalipun dalam 1:21 Paulus mengatakan bahwa ‘mati adalah
keuntungan’, tetapi ia tetap menganggap penyembuhan Epafro-
ditus sebagai belas kasihan Allah, dan ia bersukacita atas

36
FILIPI 2:19-3:1a
penyembuhan Epafroditus (ay 27)! Jadi, sekalipun bagi orang
kristen kematian adalah pintu gerbang surga, tetapi hidup tetap
merupakan suatu karunia dari Allah, untuk mana kita harus
selalu bersyukur!

 Jemaat Filipi mendengar tentang sakitnya Epafroditus, tetapi


mereka tidak tahu tentang kesembuhannya. Ini menyebabkan
mereka jadi susah / bingung (ay 26,28). Epafroditus sendiri juga
menjadi susah (ay 26) ketika ia tahu bahwa jemaat Filipi mende-
ngar bahwa ia jatuh sakit.

 Demi jemaat Filipi, dan demi Epafroditus (supaya mereka bersuka-


cita kembali), maka sekalipun Paulus sendiri membutuhkan
Epafro-ditus, ia tetap mengirimkan Epafroditus kembali ke Filipi.

 Rupa-rupanya Paulus juga menitipkan surat Filipi ini pada Epafro-


ditus untuk disampaikan kepada jemaat Filipi. Dalam surat Filipi ini
mereka bisa membaca:

 bahwa Epafroditus memang dikirim kembali oleh Paulus sebe-


lum waktunya (ay 28). Ini penting supaya mereka tidak berang-
gapan bahwa Epafroditus tidak menyelesaikan tugasnya. Dari
sini terlihat bahwa Paulus sangat memperhatikan jemaat Filipi
maupun Epafroditus, sehingga ia berusaha melakukan sesuatu
untuk menghindarkan kesalahpahaman di antara mereka.

 bahwa Paulus menghendaki supaya mereka menyambut dan


menghormati Epafroditus (ay 29-30). Ini lagi-lagi menunjukkan
perhatian Paulus terhadap Epafroditus.

Penerapan:
Perhatikan bahwa Paulus menginginkan seseorang dihormati,
bukan karena kekayaan, kepandaian, jabatan, kepopuleran
yang ia miliki, tetapi karena pelayanannya yang mati-matian
(ay 29-30 bdk. 1Tim 5:17). Apakah saudara menghormati
orang juga berdasarkan hal yang sama?

 tentang nasehat Paulus supaya mereka tetap bersukacita


dalam keadaan apapun (3:1a). Nasehat ini juga menunjukkan
perhatian dan kasih Paulus kepada jemaat Filipi.

3) Timotius.

a) Ia memperhatikan jemaat Filipi (ay 20b).

b) Ia memperhatikan dan melayani Paulus (ay 22).


Timotius mau disuruh-suruh oleh Paulus:
 ke Tesalonika (1Tes 3:2,6).
 ke Korintus (1Kor 4:17 & 16:10-11).

37
FILIPI 2:19-3:1a
 ke Filipi (Fil 2:19).

Ini menunjukkan:

 kerendahan hati Timotius yang mau menjadi orang kedua /


pesuruh sekalipun, asal bisa melayani Tuhan.
William Barclay:
“He is the patron saint of all who are quite content with the second
place, so long as they can serve” [= Ia adalah orang suci pelindung (?)
dari semua orang yang cukup puas dengan tempat kedua, asal
mereka bisa melayani].
Penerapan: apakah saudara mau melayani di tempat kedua?

 perhatian dan kasih Timotius terhadap Paulus.

4) Epafroditus.

a) Ia memperhatikan gereja Filipi (ay 26).

b) Ia memperhatikan dan melayani Paulus (ay 25b,30).


Catatan:
Dari ay 30 terlihat bahwa rupa-rupanya sakit yang diderita oleh Epa-
froditus dalam ay 26-27 disebabkan karena ia melayani Paulus / Tu-
han secara mati-matian. Ia adalah orang yang rela berkorban / mati
demi pelayanan. Bagaimana dengan saudara? (bdk. Mat 10:39 &
16:25).

II) Orang-orang kristen yang egois.

Tadi kita sudah melihat bahwa text Kitab Suci ini dipenuhi dengan orang-
orang Kristen yang saling mengasihi dan saling memperhatikan satu dengan
yang lain.
Tetapi, ditengah-tengah bacaan ini, kita melihat adanya sekelompok orang
kristen yang menodai semua keindahan itu! Perhatikan orang-orang itu
dalam ay 21!

1) ‘Semuanya’ (ay 21).

a) Perhatikan bahwa Paulus tidak menyebut nama orang-orang itu. Ia


tidak mau menjelek-jelekkan orang!
Kalau dalam 2Tim 4:10,14 ia mengatakan sesuatu yang jelek tentang
seseorang dengan menyebutkan nama mereka, maka pasti ada
alasan / tujuan tertentu untuk itu!

b) Mereka ini adalah orang-orang yang bersama Paulus di Roma, yaitu


orang-orang kristen Roma.

c) Bandingkan dengan Fil 1:15,17. Mungkin sekali orang-orang ini


termasuk dalam kata ‘semuanya’ dalam ay 21 ini!

38
FILIPI 2:19-3:1a

2) ‘memperhatikan kepentingan sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus’


(ay 21).

a) Mungkin dikatakan demikian karena mereka tidak mau diutus ke Filipi.

b) Mereka adalah orang kristen, tetapi toh mereka mencari kepentingan


diri sendiri. Ini memang tidak berarti bahwa mereka selalu / setiap saat
hanya mencari kepentingan sendiri, dan tidak pernah mempedulikan
kepentingan Kristus. Kalau demikian, maka mereka pasti bukan orang
kristen! Yang dimaksud adalah: pada umumnya, mereka lebih
mementingkan diri mereka sendiri dari pada Kristus. Bagi mereka,
yang paling utama adalah: diri mereka, keluarga mereka, pekerjaan
mereka, kenyamanan hidup mereka dsb. Sedangkan Tuhan / gereja /
pelayanan merupakan hal yang sekunder, atau sekedar sebagai
pelengkap dalam hidup mereka! Tetapi, ini jelas hidup kristen yang
salah! Dalam 1Kor 10:31 dikatakan bahwa seluruh hidup kita harus
ditujukan untuk kemuliaan Tuhan. Jadi, sebetulnya Tuhan / gereja /
pelayanan harus menjadi hal yang utama / primer dalam hidup kita,
sedangkan diri kita, keluarga kita, pekerjaan kita, kenyamanan kita
dsb adalah hal yang sekunder!

Seseorang mengatakan:
“Forget yourself if you would serve God” (= Lupakan dirimu sendiri,
kalau engkau mau melayani Allah).

Penutup:

Firman Tuhan hari ini menunjukkan dua golongan orang kristen. Golongan
pertama, adalah orang kristen yang saling mengasihi dan memperhatikan, dan
yang mati bagi dirinya sendiri. Golongan kedua adalah orang kristen yang egois,
yang hidup bagi dirinya sendiri.
Saudara mau menjadi orang kristen yang mana?

-AMIN-

39
FILIPI 3:1b-16

I) Paulus memberi peringatan.

1) Ini adalah peringatan ulangan.


Bahwa ini merupakan peringatan ulangan, bisa terlihat dari ay 1b yang
mengatakan ‘menuliskan hal ini lagi’.
Ada 2 kemungkinan:
 ada surat Paulus yang lain kepada jemaat Filipi, tetapi yang tidak
pernah kita temukan dan tidak termasuk dalam Kitab Suci. Di sanalah
Paulus memberikan peringatan yang pertama, dan sekarang ia meng-
ulangi peringatan itu.
 Paulus memberikan peringatan yang pertama, pada saat ia berada di
Filipi, dan sekarang ia mengulangi peringatan itu.
Tidak jelas yang mana yang benar dari 2 kemungkinan ini, tetapi yang
jelas adalah bahwa Paulus mengulang sesuatu yang sudah pernah ia
ajarkan.

Penerapan:
 Seorang pemberita / pengajar Firman Tuhan (pendeta, penginjil,
dosen sekolah theologia, pengkhotbah awam, guru sekolah minggu,
guru agama), tidak boleh bosan untuk mengulangi hal-hal tertentu di
dalam ia mengajar. Jangan pernah berpikir bahwa jemaat sudah
mengerti dan pasti akan ingat terus apa yang pernah mereka dengar!
Catatan: Ini berbeda dengan seorang pemberita / pengajar Firman
Tuhan yang terus-menerus mengajar hal-hal yang sama, karena ia
tidak pernah belajar Firman Tuhan / mempersiapkan khotbahnya
dengan baik!
 Jemaat juga tidak boleh bosan pada saat mendengar sesuatu yang
sudah pernah didengar. Pernahkah / seringkah saudara malas men-
dengar khotbah yang mengajarkan hal-hal yang sudah pernah
saudara dengar?

2) Peringatan itu diberikan untuk menjaga keamanan orang Filipi


Ay 1b: ‘kepastian’. Ini salah terjemahan!
NIV / NASB: ‘it is a safeguard for you’ (= ini adalah suatu penjagaan bagi
kamu).
Jadi, terlihat bahwa Paulus berjerih payah untuk menjaga keamanan
(secara rohani) dari domba-dombanya, dan ia melakukan hal ini dengan
mengajarkan Firman Tuhan kepada mereka!

Penerapan:
 seorang pemberita / pengajar Firman Tuhan (terutama pendeta / guru
sekolah minggu), harus menjaga keamanan dombanya. Jangan men-
jadi ‘seorang upahan’ yang tidak mempedulikan domba-dombanya
(bdk. Yoh 10:11-13)!

40
FILIPI 3:1b-16
 banyak pendeta yang ‘menjaga’ dombanya dengan melarang domba-
nya pergi ke gereja lain (gereja yang baik sekalipun!). Ini bukan
menjaga tetapi menjerat domba itu untuk dirinya sendiri! Seharusnya
pendeta menjaganya dengan mengajarkan Firman Tuhan kepadanya,
sehingga ia bisa membedakan ajaran yang benar dan yang salah /
sesat!

3) Isi peringatannya (ay 2-3).

Ay 2:

 ‘hati-hatilah’.
Ini ia ucapkan 3 x! Ini menunjukkan bahwa orang-orang itu sangat
berbahaya, dan ini menunjukkan bahwa kita tidak pernah boleh
merasa sombong / punya self confidence (= keyakinan pada diri
sendiri) sekalipun kita sudah banyak mengerti Firman Tuhan! Cara
berhati-hati:
 banyak berdoa minta pimpinan Tuhan
 mengecheck setiap khotbah dengan Kitab Suci
 terus belajar Firman Tuhan dengan tekun!

 ‘anjing-anjing’.
Orang-orang Yahudi selalu menyebut orang-orang non Yahudi de-
ngan sebutan ‘anjing’. Tetapi sekarang Paulus mengatakan bahwa
mereka sendirilah yang adalah anjing!
Sebutan ini menunjukkan bahwa orang-orang itu rendah / hina (bdk.
1Sam 24:15 2Raja-raja 8:13) dan berbahaya (bdk. Maz 22:17,21).
Perhatikanlah bahwa rasul-rasul dan nabi-nabi, bahkan Yesus sendiri,
selalu bersikap sangat keras terhadap nabi-nabi palsu! (bdk. 2Yoh 10-
11). Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang kristen
saat ini yang menghendaki supaya hamba-hamba Tuhan bersikap
lunak / ramah terhadap nabi-nabi palsu!

 ‘pekerja-pekerja yang jahat’ (bdk. 2Kor 11:13).

 Kata ‘pekerja’ menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang aktif


/ orang yang melayani dalam gereja! Keaktifan seseorang di gereja
sama sekali tidak menjamin kekristenannya ataupun kegunaannya
bagi Tuhan / gereja. Orang aktif yang sesat justru sangat memba-
hayakan!

 Orang-orang ini jelas berusaha taat (ini bisa diketahui karena


dalam ay 2-9, Paulus jelas menentang Yudaisme yang menekan-
kan ketaatan dengan tujuan supaya selamat). Tapi Paulus toh
menyebut mereka sebagai orang-orang yang jahat!
Dari sini bisalah kita simpulkan bahwa kalau seseorang berusaha
taat dengan tujuan supaya ia diselamatkan, maka pada
hakekatnya ia sedang melakukan kejahatan!
Penerapan:

41
FILIPI 3:1b-16
Apakah saudara masih melakukan hal-hal tertentu (dibaptis,
pengakuan dosa, rajin ke gereja, berusaha taat / membuang dosa
dsb) dengan tujuan supaya saudara masuk surga / diselamatkan?
Kalau ya, pada hakekatnya saudara sedang melakukan kejahatan!

 ‘penyunat-penyunat palsu’.
Lit: ‘look to the concision’ (= awas / hati-hatilah terhadap
pemotongan).

Ada 2 tafsiran tentang bagian ini:

 Calvin menganggap bahwa kata Yunaninya berarti pemotongan /


pembagian / pemecahan, dan ia lalu menganggap ini sebagai per-
ingatan terhadap orang-orang yang suka memecah belah gereja.
Tapi saya menganggap tafsiran ini tidak sesuai dengan kontex
yang jelas menyerang Yudaisme.

 Ini adalah suatu permainan kata untuk menyerang orang-orang


Ya-hudi yang menekankan pentingnya sunat untuk keselamatan
kita.
Kata ‘sunat / circumcision’ dalam bahasa Yunaninya adalah PERI-
TOME, sedangkan kata ‘pemotongan / concision’ dalam bahasa
Yunaninya adalah KATATOME. Jadi, dengan menyebut sunat
dengan menggunakan kata Yunani yang mirip tetapi yang artinya
adalah ‘pemotongan’, Paulus merendahkan para penyunat itu.

Mengapa Paulus mengingatkan terhadap penyunat-penyunat itu?


Karena sunat (yang disertai kepercayaan terhadap sunat) membuat
seseorang ‘lepas dari Kristus’! (bdk. Gal 5:2-6).

Ay 3:

 ‘kitalah orang-orang bersunat’.


Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus sudah disunat
secara rohani (bdk. Ro 2:28-29), dan karena itu jelas tak perlu disunat
lagi secara jasmani!

 ‘beribadah oleh Roh Allah’.


NIV: ‘who worship in the Spirit of God’ (= yang menyembah /
beribadah di dalam Roh Allah).
Rupanya orang-orang sesat itu menekankan hal-hal lahiriah tertentu
dalam ibadah sehingga Paulus lalu mengatakan hal ini (bdk. Yoh 4:19-
24 yang mengkontraskan penyembahan yang lahiriah dengan
penyembahan yang rohani dan benar).

Penerapan:
Jangan menekankan hal-hal lahiriah dalam ibadah, seperti:
 berbakti harus di gedung gereja, tidak di rumah / restoran.

42
FILIPI 3:1b-16
 kalau berdoa harus pada jam-jam / di tempat tertentu (bukit doa,
dsb).
 Pendeta harus memakai toga.

 ‘bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-
hal lahiriah’.
Orang-orang itu memegahkan hal-hal lahiriah yang terpisah dari
Kristus (seperti kebangsaan / keyahudian mereka, sunat, ceremonial
law / hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan,
ketaatan) sebagai dasar keselamatan, tetapi orang kristen hanya
bermegah dalam Kristus Yesus!

Penerapan:
Apakah saudara bermegah karena hal-hal lahiriah, seperti:
kekristenan dalam keluarga yang sudah puluhan generasi, gedung
gereja yang megah dan besar, gereja yang banyak jemaatnya dan
kaya, seragam paduan suara yang hebat, mimbar yang mahal,
pendeta yang punya gelar doktor / nama besar dsb? Kalau ya,
saudara tidak berbeda dengan orang-orang sesat itu!

Kesimpulan:
Ay 2 yang menggambarkan orang-orang sesat itu sangat kontras /
berbeda dengan ay 3 yang menggambarkan orang kristen.
Memang kalau dilihat sepintas lalu saja, apalagi oleh mata orang yang
tidak mengerti Firman Tuhan, maka orang kristen yang asli mirip dengan
yang palsu, dan hamba Tuhan yang sejati mirip dengan nabi palsu.
Tetapi sebetulnya mereka sangat berbeda! Ini hanya bisa saudara lihat
kalau saudara banyak belajar / mengerti Firman Tuhan!
Banyaknya perbedaan ini menyebabkan orang kristen harus hati-hati!

II) Kesaksian Paulus.

1) Paulus menceritakan bahwa ia sendiri juga mempunyai hal-hal lahiriah,


bahkan lebih banyak dari mereka (ay 4).
Ini ia katakan supaya orang-orang Yahudi itu tidak menganggap bahwa
Paulus menyerang mereka hanya karena ia iri pada apa yang mereka
punyai.
Hal-hal lahiriah yang ada pada Paulus:
 ia disunat pada hari ke 8 (ay 5).
Ini menunjukkan bahwa ia bukan seorang proselyte (= orang non
Yahudi yang diyahudikan / masuk agama Yahudi), yang tentunya
disunat pada saat memasuki agama Yahudi, bukan pada usia 8 hari.
 bangsa Israel (ay 5).
Ini menunjukkan bahwa ia bukan anak dari orang tua yang adalah
proselyte (anak dari proselyte juga disunat pada usia 8 hari).
 suku Benyamin (ay 5).

43
FILIPI 3:1b-16
Ini ia tambahkan mungkin karena suku Benyamin adalah satu-satunya
suku yang setia kepada suku Yehuda pada waktu terjadi perpecahan
(bdk. 1Raja-raja 12:21).
 orang Ibrani asli (ay 5).
Lit: ‘a Hebrew of Hebrews’ (= seorang Ibrani dari orang-orang Ibrani).
‘Orang Ibrani’ mempunyai arti yang berbeda-beda dalam Kitab Suci:
 Abraham disebut ‘orang Ibrani’ (Kej 14:13).
 Bangsa Israel disebut ‘orang Ibrani’ (Kel 1:15).
 Orang-orang Yahudi yang mempertahankan bahasa Ibrani disebut
‘orang Ibrani’ (Kis 6:1).
Mungkin arti ke 3 lah yang dimaksudkan oleh Paulus, karena Paulus
memang bisa berbahasa Ibrani (bdk. Kis 21:40 22:2).
Merrill C. Tenney: “the Greek influence affected the Jews of the
Dispersion, and many of them lost the distinctive characteristics and faith
that marked them off from other peoples. The majority of them, however,
remained Jews. They clung tenaciously to their monotheistic faith based on
the law of Moses. They kept contact with the temple at Jerusalem by
pilgrimage to the annual feasts and paid the yearly tax of half a shekel.
They observed the Sabbath and maintained the synagogue services
wherever there were enough of them to constitute a worshiping group.
Within the Diaspora were two distinct groups - the Hebraists and the
Hellenists. ... The Hebraists, or ‘Hebrews,’ were mentioned by Paul, who
was one of them. He said that he was ‘circumcised the eighth day, of the
stock of Israel, of the tribe of Benjamin, a Hebrew of Hebrew; as touching
the law, a Pharisee ...’ (Phil. 3:5). The Hebrews were those Jews who
retained not only the religious faith of the Judaism but also the use of the
Hebrew or Aramaic language and the Hebrew customs” (= ) - ‘New
Testament Survey’, hal 118-119.
 tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku seorang Farisi (ay 5).
‘Orang Farisi’ jelas adalah orang top di dalam pandangan orang
Yahudi pada saat itu!
 tentang kegiatan (seharusnya adalah zeal / semangat), aku penga-
niaya jemaat / gereja (ay 6).
 tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat
(ay 6).
Tentu saja ini tak berarti bahwa ia sudah mentaati seluruh hukum
Taurat dengan sempurna. Ini hanya penilaiannya sendiri pada saat ia
masih memeluk agama Yahudi (bdk. Mat 19:20).

2) Dulu Paulus menganggap hal-hal lahiriah itu sebagai keuntungan (ay 7).
Tetapi sekarang, ia menganggapnya sebagai:
 rugi (ay 7-8).
 sampah (ay 8).
Jelas sekali bahwa Paulus mempunyai pandangan dan penilaian yang
jauh berbeda antara dulu (sebelum ia jadi kristen) dan sekarang (setelah
ia jadi kristen). Orang kristen memang harus mempunyai penilaian yang
berbeda antara dulu dan sekarang!

Penerapan:

44
FILIPI 3:1b-16
Apakah penilaian saudara berbeda antara dulu dan sekarang? Misalnya
tentang Allah / Yesus, gereja, kitab suci, dosa, uang, kepandaian, gelar,
kedudukan, kepopuleran, kebahagiaan dsb. Kalau sama sekali tak ada
perubahan / perbedaan, maka jelas saudara bukan orang kristen yang
sejati!

Mengapa Paulus menganggap hal-hal itu sebagai rugi / sampah?

a) Karena hal-hal itu memang bukan sekedar tak berguna. Hal-hal itu
bahkan merugikan, karena menghalangi seseorang datang kepada
Kristus!

b) Karena ‘pengenalan akan Yesus’ jauh lebih mulia dari pada semua itu
(ay 8).
Perhatikan bahwa ia tak berkata ‘pengetahuan tentang Yesus’, tetapi
‘pengenalan akan Yesus’ (intimate / experimental knowledge).

Penerapan:
Apakah saudara menganggap bahwa pengenalan saudara akan
Yesus lebih mulia dan lebih berharga dari apapun juga? Atau saudara
tetap menganggap bahwa jabatan, uang, pekerjaan, keluarga dsb
lebih berharga dari pada pengenalan akan Yesus?

3) Paulus melepaskan semua itu (ay 8-9).

 ‘melepaskan’ tak berarti bahwa sekarang ia menyangkal bahwa ia


adalah orang Yahudi, membuang tanda sunat, berhenti bicara bahasa
Ibrani, berhenti mentaati Tuhan dsb. Yang ia maksudkan adalah: ia
berhenti mempercayai / membanggakan hal-hal itu!

 Tujuan Paulus ‘melepas semuanya’ adalah:

 memperoleh Kristus (ay 8).


Tanpa melepas, tidak mungkin kita bisa memperoleh! (bdk. Mat
13:46).

 berada dalam Dia (ay 9).


Lit: ‘be found in him’ (= ditemukan di dalam Dia).
Ini menunjukkan bahwa sebelumnya Paulus terhilang, dan ia
ditemukan di dalam Kristus!

Ay 9 ini mengkontraskan ‘kebenaran karena ketaatan’ dengan


‘kebenaran karena iman’! Dua hal ini memang tidak bisa ada
bersama-sama dalam diri satu orang. Kalau saudara masih
percaya pada doktrin ‘keselamatan karena ketaatan’, maka
saudara tidak mungkin percaya pada doktrin ‘keselamatan karena
iman’, dan sebaliknya.
Renungkan! Yang mana yang saudara percayai?

45
FILIPI 3:1b-16
III) Keinginan Paulus.

A) Untuk dirinya sendiri.

Ia tahu dirinya belum sempurna (ay 12-13). Dan karena itu, ia ingin maju
(ay 12,14). Ia ingin maju dalam:

 pengenalan akan Kristus (ay 10).


Penerapan:
Apakah saudara juga punya kerinduan untuk mengenal Kristus lebih
dekat lagi? Dan apakah keinginan itu saudara wujudkan dengan mau
rajin datang dalam Pemahaman Alkitab, bersaat teduh dsb?

 pengenalan akan kuasa kebangkitan Kristus (ay 10).

 persekutuan dalam penderitaan Kristus (ay 10).


Rasul-rasul bisa bersukacita pada saat mereka menderita / dianiaya,
karena mereka menganggap penderitaan itu sebagai suatu persekutu-
an dengan Kristus! Kristus sendiri, yang adalah kepala, menderita.
Maka kita, yang adalah tubuhNya, pasti juga harus menderita!
Penerapan:
Kalau saudara menderita karena Kristus (bukan karena dosa!),
apakah saudara bisa bersukacita karena saudara merasakan pen-
deritaan itu sebagai persekutuan dengan Kristus?

 serupa dengan Kristus dalam kematian Kristus (ay 10).


Ada yang menafsirkan bahwa bagian ini berarti: ia ingin mati disalib
seperti Kristus. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa ia ingin mati
terhadap dosa seperti Kristus. Saya lebih condong pada pandangan
yang ke dua.
Penerapan:
Apakah saudara juga berusaha untuk mati terhadap dosa?

Keinginan untuk maju inilah yang menyebabkan ia lalu melupakan apa


yang ada di belakangnya dan mengarahkan diri pada apa yang ada di
depannya, dan lari (ay 14).

B) Untuk jemaat Filipi (ay 15-16).

 kata ‘sempurna’ dalam ay 15, sekalipun menggunakan kata Yunani


yang sama dengan kata ‘sempurna’ dalam ay 12, tetapi harus diterje-
mahkan berbeda (kalau tidak, ay 12 dan ay 15 akan bertentangan!).
NIV / RSV: ay 12: ‘perfect’ (= sempurna).
ay 15: ‘mature’ (= matang).

 Dalam ay 15 ini Paulus mengajak orang Filipi untuk bersikap sama
dengan dia, yaitu harus ingin maju!
Penerapan:

46
FILIPI 3:1b-16
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menginginkan supaya
kerohanian saudara makin maju, atau saudara merasa bahwa keroha-
nian saudara sudah cukup? Dan apakah saudara juga menginginkan
kemajuan rohani orang lain, dan mendorong mereka untuk maju?

 Ay 16 (NASB): ‘however, let us keep living by that same standard to


which we have attained’ (= bagaimanapun, mari kita tetap hidup de-
ngan standard yang sama sampai pada apa yang sudah kita capai).
Artinya: ia mengajak mereka terus hidup dengan menggunakan
standard yang sama dengan standard yang sudah mereka perguna -
kan sampai saat itu. Standard yang dimaksud jelas adalah Firman
Tuhan!

Penutup:

 Masihkah saudara mempercayai hal-hal lahiriah? Atau saudara betul-betul


sudah percaya kepada Yesus saja?

 Kalau saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus, maukah saudara


berusaha maju?
 dalam pengenalan akan Yesus?
 dalam pengenalan akan kuasa kebangkitan Yesus?
 dalam persekutuan dalam penderitaan Yesus?
 dalam kematian terhadap dosa?

-AMIN-

47
FILIPI 3:17-4:1

Pendahuluan:

Banyak orang beranggapan bahwa kekristenan hanya mempersoalkan 2 hal


saja, yaitu:
 apa yang harus kita lakukan dalam hidup kita.
 apa yang harus kita hindarkan / buang dari hidup kita.
Dalam bacaan hari ini, kita melihat bahwa Paulus memang mempersoalkan 2
hal tersebut. Tetapi, selain mempersoalkan 2 hal tersebut, Paulus juga memper-
soalkan hal yang lain.
Kita akan lebih dulu meninjau 2 hal tsb, dan setelah itu kita akan meninjau hal
yang lain itu.

I) Hal-hal yang harus dilakukan.

1) Mengikuti teladan Paulus (3:17).


Ay 17: ‘ikutilah teladanku’
NIV: ‘join with others in following my example’ (= bergabunglah dengan
yang lain dalam mengikuti teladanku).
Salah satu tujuan Kitab Suci mencatat kehidupan dari orang-orang yang
saleh / beriman adalah supaya kehidupan mereka yang baik bisa kita tiru.

Penerapan:
Apakah saudara selalu berusaha menyesuaikan kehidupan saudara
dengan kehidupan yang baik dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci? Atau
saudara tidak menirunya dengan alasan bahwa mereka hidup pada
jaman yang berbeda dengan saudara?

Disini, Paulus menyuruh orang Filipi untuk mengikuti teladannya, tetapi


sebelum ini, yaitu dalam Fil 2:5 dst, ia sudah lebih dulu menyuruh mereka
untuk mengikuti teladan Kristus. Jadi, jelaslah bahwa teladan yang
tertinggi dan yang sebenarnya adalah Kristus! Paulus boleh kita jadikan
teladan, karena ia mengikuti Kristus (1Kor 11:1).

Seorang mengatakan:
“In us - without Christ - there is nothing good to imitate; only what is in us of
Christ is worth imitating” (= Di dalam kita - tanpa / terpisah dari Kristus -
tidak ada sesuatu yang baik untuk ditiru; hanya apa yang ada dalam kita
yang dari Kristus yang layak ditiru).

Ini menunjukkan bahwa manusia memang betul-betul sudah begitu bejad


sehingga dalam diri manusia, terpisah dari kasih karunia dan pekerjaan
Allah, sedikitpun tak ada sesuatu yang baik (bdk. Ro 7:18-19). Hanya
karena adanya kasih karunia dan pekerjaan Allah di dalam diri manusia

48
FILIPI 3:17-4:1
itu, maka barulah ia bisa menjadi baik bahkan bisa menjadi suatu teladan
bagi orang lain.

Penerapan:
Kalau saudara melihat ada sesuatu yang baik dalam diri saudara, apakah
saudara menyadari bahwa itu semua adalah hasil pekerjaan Allah? Atau
dengan sombong saudara menganggap bahwa diri saudara memang baik
/ ada baiknya?

2) Berdiri teguh dalam Tuhan (4:1).


Ada 2 hal yang bisa kita perhatikan dari Fil 4:1 ini:

a) Cara Paulus menyebut orang Filipi.


Ia menyebut mereka:
 saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan.
 sukacitaku.
 mahkotaku.
 saudara-saudaraku yang kekasih.
Ini jelas menunjukkan bahwa Paulus sangat mengasihi dan menghar -
gai orang Filipi.

Penerapan:
Bagaimana sikap hati saudara terhadap sesama saudara seiman sau-
dara? Apakah saudara mengasihi mereka? Apakah saudara menghar-
gai mereka? Atau saudara bersikap acuh tak acuh terhadap mereka?

b) Paulus menyuruh mereka berdiri teguh dalam Tuhan.


Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa kalau seseorang ada
di dalam Kristus, maka pasti ada banyak serangan / tekanan (dari
setan) yang ditujukan untuk menjatuhkan dia! Tetapi kita tidak boleh
menyerah terhadap serangan dan tekanan itu. Sebaliknya, kita harus
berdiri teguh!

Ada banyak hal yang harus kita lakukan kalau kita mau berdiri teguh:
 terus belajar Firman Tuhan dengan tekun.
Jangan pernah berpikir bahwa saudara sudah cukup banyak
belajar / mengerti Firman Tuhan! Itu sama bodohnya dengan
mengambil keputusan untuk berhenti makan (untuk selama-
lamanya), karena saudara merasa sudah cukup banyak makan
dalam hidup saudara!
 banyak berdoa (Mat 26:41).
Tidak berdoanya murid-murid (Mat 26:40,43) menyebabkan mere-
ka tidak bisa berdiri teguh, tetapi justru jatuh (Mat 26:56,69-75).
Berapa banyak waktu yang saudara gunakan dalam sehari untuk
berdoa?
 mengambil keputusan / bertekad untuk terus ikut Tuhan dengan
sungguh-sungguh, bagaimanapun beratnya!
Maukah saudara melakukan hal-hal ini?

49
FILIPI 3:17-4:1
II) Hal-hal yang harus dihindarkan (ay 18-19).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari ay 18-19:

1) Ini merupakan peringatan ulangan (ay 18a).


Ini menunjukkan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bosan dalam memper-
ingatkan jemaatnya, dan tidak boleh bosan dalam mengulang suatu
ajaran yang dianggap penting!
Tetapi, ini juga menunjukkan bahwa jemaat juga tidak boleh bosan pada
waktu diperingatkan atau pada waktu mendengar sesuatu yang sudah
pernah mereka dengar.

2) Paulus menyatakan hal ini sambil menangis (ay 18b).


Mengapa Paulus sedih?

a) Karena orang-orang itu hidup di dalam dosa (ay 18c,19 bdk. Maz


119:136 Yer 13:17).
Orang kristen, apalagi hamba Tuhan yang sejati, harus sedih kalau
mendengar adanya orang kristen (kristen KTP sekalipun) yang hidup
di dalam dosa! Bagaimana dengan saudara?

b) Karena orang-orang yang hidup di dalam dosa itu banyak jumlahnya


(ay 18c).

c) Karena kesudahan / akhir dari orang-orang itu adalah kebinasaan


(ay 19a).

Penerapan:
Kita seringkali tidak sedih, melainkan iri hati melihat kehidupan orang-
orang yang bejad, karena kita menyoroti kehidupan mereka secara
jasmani. Belajarlah untuk menyoroti kehidupan mereka secara rohani,
khususnya kesudahan hidup mereka! Ini akan membuang semua iri
hati dan bahkan membuat saudara sedih / prihatin atas nasib mereka!

d) Karena Paulus mengasihi mereka.


Kita sering bersikap acuh tak acuh, bahkan menjadi jengkel / benci
kepada orang-orang itu, karena kita kurang / tidak mempunyai kasih!
Berdoalah minta Tuhan menyucikan diri saudara dan mengubahkan
saudara sehingga saudara mempunyai kasih seperti kasih Paulus.

3) Paulus menyatakan tentang adanya orang-orang yang hidup sebagai


seteru salib Kristus (ay 18c).

a) Ada macam-macam pandangan tentang siapa mereka ini:

 ada yang menganggap bahwa orang-orang ini ada di Roma (bdk.


Ro 16:18). Ada juga yang menganggap bahwa orang-orang itu ada
di Filipi (gereja bagus bisa saja tetap ada orang-orang breng-
seknya!).

50
FILIPI 3:17-4:1

 ada yang menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang


sama dengan orang-orang yang pro Yudaisme, yang diserang oleh
Paulus dalam Fil 3:2 dst. Tetapi ada juga yang menganggap
bahwa mereka berbeda dengan orang-orang itu.

b) Kata-kata ‘hidup sebagai seteru salib Kristus’ juga ditafsirkan berma-


cam-macam:

 mereka menentang Injil, karena mereka memberitakan hukum


Taurat / keselamatan karena perbuatan baik.

 mereka menolak untuk memikul salib, menyangkal diri, berkorban


bagi Kristus dsb.
Ini arti yang diterima oleh mayoritas penafsir.
Calvin menambahkan bahwa mereka ini bukan orang yang secara
terang-terangan menolak Injil / Kristus. Sebaliknya, mereka pura-
pura menjadi teman, tetapi sebetulnya mereka adalah musuh
terbesar dari Injil.

“And unquestionably persons of this sort, who weaken the influence of


the ministry by seeking their own interests, sometimes do more injury
than if they openly opposed Christ” (= Dan tidak perlu diragukan
bahwa orang-orang seperti ini, yang melemahkan pengaruh
pelayanan dengan mencari kesenangan mereka sendiri, kadang-
kadang lebih merugikan dari pada kalau mereka terang-terangan
menentang Kristus).

c) Kehidupan orang-orang itu:

 mereka tak mau menyangkal diri / memikul salib (ini diambil dari
kata-kata ‘hidup sebagai seteru salib Kristus’ dalam ay 18c).

 ‘Tuhan mereka ialah perut mereka’ (ay 19b).


NIV: ‘their god is their stomach’ (= allah mereka ialah perut
mereka).
Jadi, dalam hidup mereka, makan adalah prioritas tertinggi.
Mereka hidup untuk makan! Bandingkan dengan 1Kor 10:31 yang
mengatakan bahwa makan dan minumpun harus kita lakukan
untuk kemuliaan Tuhan!

 ‘kemuliaan mereka ialah aib mereka’ (ay 19c).


Artinya: mereka membanggakan hal-hal yang justru seharusnya
membuat mereka malu.

Penerapan:
Pada jaman ini juga ada banyak orang seperti itu. Perzinahan dan
cara yang tidak halal untuk mendapat untung adalah dosa, dan
seharusnya membuat orang yang melakukannya menjadi malu.

51
FILIPI 3:17-4:1
Tetapi toh ada banyak orang yang bisa menceritakan
pengalamannya dalam hal-hal seperti itu dengan bangga!
Dan orang yang bangga karena hal-hal yang memalukan, sering-
kali malu karena hal yang seharusnya membanggakan. Misalnya:
malu untuk memberitakan Injil / sharing, malu untuk melayani
Tuhan, malu untuk berdoa di depan umum dsb.

Renungkanlah: apakah saudara mempunyai standard yang benar


(sesuai dengan Firman Tuhan) tentang apa yang memalukan dan
apa yang membanggakan?

 ‘pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi’ (ay 19d


bdk. Yak 4:4 & 1Yoh 2:15).

Penerapan:
Cobalah renungkan, dalam seminggu berapa banyak waktu
dimana pikiran saudara tertuju pada hal-hal duniawi, dan berapa
banyak waktu dimana pikiran saudara tertuju pada hal-hal yang
rohani?

d) Kesudahan mereka adalah kebinasaan (ay 19a).


Sekalipun mereka ada di dalam gereja, tetapi mereka ada di luar
Kristus, dan karena itu kesudahan mereka adalah kebinasaan! Gereja,
baptisan dsb, memang tidak bisa menyelamatkan siapapun! Hanya
Kristus yang bisa! Karena itu pastikanlah bahwa saudara betul-betul
ada di dalam Kristus, dan bukan sekedar di dalam gereja!
Paulus menyatakan tentang orang-orang ini, supaya jemaat Filipi (dan
juga kita) tidak meniru kehidupan orang-orang itu.
Jadi, dalam gereja ada orang-orang yang harus ditiru (ay 17), tetapi
juga ada banyak yang harus dihindari / tidak boleh ditiru (ay 18-19).

Paulus sudah berbicara tentang:


1) Hal-hal yang harus dilakukan.
2) Hal-hal yang harus dihindarkan.
Tetapi ternyata Paulus tidak berhenti disini! Jadi, tidak cukup baginya hanya
berbicara tentang kedua hal itu. Ia juga membicarakan hal yang ke 3!

III) Hal yang harus disadari / diingat.

Dalam ay 20 Paulus mengatakan bahwa ‘kewargaan kita adalah di dalam


surga’. Dengan kata lain, kita adalah Warga Negara Surga.
Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan, dan juga bukan sesuatu yang
harus dihindari! Ini adalah sesuatu yang harus diingat / disadari.
Kesadaran tentang hal ini adalah sesuatu yang sangat penting, karena ini
mendasari, bahkan mengarahkan kehidupan dan tindakan kita.
Karena itu, yang saya maksudkan dengan ‘menyadari’ bukanlah sekedar
‘mengerti’! Kita memang perlu mengerti, tetapi lebih dari itu kita harus selalu

52
FILIPI 3:17-4:1
menyadari dan mengingat hal itu, sedemikian rupa sehingga hal itu betul-
betul mendasari / mengarahkan hidup kita.

Dalam bacaan Kitab Suci kita hari ini, kita melihat bahwa kesadaran bahwa
kita adalah Warga Negara Surga, menyebabkan:

1) Kita tak akan hidup seperti orang-orang dalam ay 18-19.


Kata-kata ‘di dalam surga’ (ay 20) sengaja dikontraskan dengan kata
‘duniawi’ (ay 19). Pengkontrasan ini secara tidak langsung menunjukkan
bahwa kalau kita memang adalah warga negara surga, maka tentu tidak
pantas bagi kita untuk hidup dengan pikiran yang terus tertuju pada
perkara duniawi.

2) Kita akan menantikan kedatangan Kristus yang ke dua kalinya (ay 20b
bdk. 1Tes 1:10 Tit 2:13).
Pada saat membicarakan hal ini, Paulus lalu membicarakan 2 hal:

a) Ia berkata bahwa kita menantikan Kristus sebagai Juruselamat


(ay 20b).
Ay 20-21 - “(20) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari
situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
(21) yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat
menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya”.
NIV: ‘(20) But our citizenship is in heaven. And we eagerly await a
Savior from there, the Lord Jesus Christ, (21) who, by the power that
enables him to bring everything under his control, will transform our
lowly bodies so that they will be like his glorious body’ (= ).
KJV: ‘(20) For our conversation is in heaven; from whence also we
look for the Saviour, the Lord Jesus Christ: (21) Who shall change our
vile body, that it may be fashioned like unto his glorious body,
according to the working whereby he is able even to subdue all things
unto himself’ (= ).
NASB: ‘(20) For our citizenship is in heaven, from which also we
eagerly wait for a Savior, the Lord Jesus Christ; (21) who will
transform the body of our humble state into conformity with the body
of His glory, by the exertion of the power that He has even to subject
all things to Himself.’ (= ).

Ini aneh! Mengapa ia tidak berkata bahwa kita menantikan Kristus


sebagai Hakim? Jelas bahwa Kristus memang akan datang kedua
kalinya sebagai Hakim, tetapi Paulus mengatakan bahwa kita
menantikan Kristus sebagai Juruselamat, karena ia berbicara kepada
orang kristen. Sekalipun kita juga akan menghadap takhta pengadilan
Kristus (2Kor 5:10), tetapi kita tidak mungkin dihukum (Ro 8:1). Yang
kita terima saat itu adalah penyempurnaan keselamatan.

b) Saat itu tubuh kita akan diubah menjadi seperti tubuh Kristus yang
mulia (ay 21).
Hal ini dimungkinkan karena kemahakuasaan Kristus (ay 21b).
53
FILIPI 3:17-4:1
Kesadaran kita tentang kedua hal ini menyebabkan kita makin rindu
menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya!

Penerapan:
Apakah saudara rindu menantikan kedatangan Kristus yang kedua
kalinya? Atau saudara berharap hal itu tidak cepat-cepat terjadi
karena saudara masih cinta dunia dan masih krasan hidup di dunia?
Kalau saudara menyadari bahwa saudara adalah warga negara surga,
dan saudara menyadari bahwa Kristus adalah Raja Kerajaan Surga,
maka saudara pasti merindukan kedatanganNya yang kedua kalinya.

Penutup:

Ada banyak hal-hal lain yang harus selalu disadari / diingat supaya semua itu
bisa mengarahkan / mendasari hidup kita, seperti:
 Allah itu maha suci.
Kesadaran akan hal ini menyebabkan kita membuang dosa / berusaha hidup
suci, dan juga membuat kita menganggap doa pengakuan dosa sebagai
sesuatu yang penting.
Ada banyak gereja yang dalam liturgi kebaktiannya tidak mempunyai doa
pengakuan dosa. Ini jelas merupakan gereja yang tidak menyadari akan
keberdosaan dirinya sendiri maupun kesucian Allah!
 Allah itu berdaulat & segala sesuatu ada dalam kontrolNya.
Kesadaran akan hal ini membuat kita hidup dalam damai dan sukacita,
bebas dari kekuatiran dan ketakutan.
 Kita adalah manusia yang lemah dan condong kepada dosa
Kesadaran akan hal ini menyebabkan kita rendah hati, tidak bersandar
kepada diri kita sendiri, tetapi bersandar kepada Allah dengan banyak
berdoa.
 Musuh kita bukanlah manusia, tetapi setan.
Kesadaran akan hal ini membuat kita tidak membenci sesama manusia yang
merugikan kita / menyakiti hati kita.
 Kesatuan kita sebagai tubuh Kristus.
Kesadaran akan hal ini membuat kita mau bersekutu dengan saudara
seiman, mengasihi saudara seiman, tidak bersikap acuh tak acuh terhadap
sesama saudara seiman, dan tidak mengabaikan saudara seiman yang
menderita ataupun yang jatuh ke dalam dosa.

Dari semua ini jelaslah bahwa pada waktu kita membaca / mendengar / belajar
Firman Tuhan, kita tidak cukup hanya memperhatikan apa yang diperintahkan
oleh Tuhan dan apa yang dilarang oleh Tuhan! Ada banyak hal lain, yang
merupakan pengertian, yang harus kita renungkan supaya bisa kita sadari /
ingat senantiasa, sehingga bisa mengarahkan / mendasari hidup kita.
Maukah saudara melakukannya?

54
FILIPI 3:17-4:1

-AMIN-

55
FILIPI 4:2-3

I) Euodia & Sintikhe.

1) Mereka adalah orang perempuan.


Alasannya:

a) Nama-nama itu adalah nama-nama perempuan.

b) Ay 3: ‘tolonglah mereka’.
Kata ‘mereka’ dalam bahasa Yunaninya adalah AUTAIS, yang berarti
‘mereka’ tetapi kata ini ada dalam bentuk feminine / perempuan (ingat
bahwa dalam bahasa Yunani, setiap kata benda mempunyai ‘jenis
kelamin’!).
Karena itu NIV / NASB menterjemahkan ‘help these women’ (= tolong-
lah perempuan-perempuan ini).

2) Mereka adalah orang kristen yang sejati.


Ay 3 mengatakan bahwa nama mereka, bersama-sama dengan Klemens
& kawan-kawan sekerja Paulus yang lain, tercantum dalam Kitab Kehi-
dupan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

a) Kitab Kehidupan:

 Kitab Kehidupan mencatat nama-nama orang yang akan masuk ke


surga. Jadi, orang yang namanya tercantum dalam Kitab Kehidup-
an akan masuk surga (Wah 21:27), sedangkan orang yang nama-
nya tidak tercantum dalam Kitab Kehidupan akan masuk ke neraka
(Wah 20:12-15).

 Dicatat atau tidaknya nama seseorang dalam Kitab Kehidupan


sudah dilakukan oleh Allah sejak dunia dijadikan (Wah 13:8 17:8),
dan ini menunjukkan adanya Predestinasi (penentuan Allah ten-
tang siapa yang akan masuk surga / neraka). Kalau dari sini
saudara masih belum mau menerima doktrin tentang Predestinasi,
bacalah Ef 1:4,5,11 dan Ro 9:10-24.

b) Nama orang-orang yang tercantum dalam Kitab Kehidupan:

 dari mana Paulus tahu bahwa nama-nama mereka tercantum


dalam Kitab Kehidupan? Ada 2 kemungkinan:
 dari buah kehidupan mereka (Mat 7:15-20), yang menunjukkan
iman mereka.
 dari wahyu Tuhan.

 Klemens.
56
FILIPI 4:2-3
Ada yang menganggap ini adalah Clement of Rome, tetapi ini
hanyalah suatu spekulasi.

 kawan-kawan sekerja Paulus yang lain:

 Paulus adalah seorang rasul, dan juga adalah pendiri gereja


Filipi, tetapi ia menyebut mereka ‘kawan sekerja’. [NIV/NASB:
‘fellow workers’ (= kawan / sesama pekerja)]. Ini menunjukkan
kerendahan hati Paulus!

Penerapan:
Orang yang sering membanggakan dirinya karena dirinya
adalah Pendiri, Synode / Majelis / Pengurus, Pendeta / Penginjil
dari suatu gereja, harus belajar untuk rendah hati seperti
Paulus!

 Siapa nama orang-orang ini? Paulus tidak menyebutkan,


sehingga nama mereka tidak tercantum dalam Kitab Suci.
Tetapi ini sebetulnya tidak jadi soal, karena yang penting
adalah bahwa nama mereka tercantum dalam Kitab Kehidupan!
(bandingkan dengan Yudas Iskariot, yang namanya tercantum
dalam Kitab Suci, tetapi tidak dalam Kitab Kehidupan!).

Penerapan:
Apakah saudara mempersoalkan apakah nama saudara ter-
cantum di gereja (sebagai anggota gereja, majelis, pengurus
dll) atau tidak? Ini tidak penting untuk keselamatan saudara!
Yang penting adalah apakah nama saudara tercantum dalam
Kitab Kehidupan atau tidak! Ada banyak orang yang namanya
tercantum di gereja, tetapi tidak dalam Kitab Kehidupan! Apa
gunanya? Bukankah lebih baik seperti kawan-kawan sekerja
Paulus ini, dan juga seperti penjahat yang bertobat di salib,
yang namanya tidak tercantum dalam gereja, tetapi tercantum
dalam Kitab Kehidupan?

 Euodia dan Sintikhe.


Tercantumnya nama mereka dalam Kitab Kehidupan jelas
membuktikan bahwa mereka adalah orang pilihan dan orang
kristen yang sejati!
Adanya keretakan di antara mereka, tidak membuktikan bahwa
mereka adalah orang kafir! Ingat bahwa Paulus dan Barnabas
yang begitu rohanipun, bisa mengalami perpecahan (Kis 15:35-
39).

3) Mereka adalah orang kristen yang aktif (ay 3).

a) Sekalipun mereka adalah orang perempuan, tetapi mereka melayani /


mengabarkan Injil!

57
FILIPI 4:2-3
Seringkali orang perempuan menganggap bahwa pelayanan adalah
tugas orang laki-laki, sedangkan diri mereka tidak perlu melayani,
karena mereka adalah orang yang lemah. Ini jelas merupakan ang-
gapan yang salah. Bagi saudara yang perempuan, tirulah 2 orang ini!
Dan bagi saudara yang laki-laki, tidak malukah saudara ‘menganggur’
padahal 2 perempuan ini melayani?

b) Dua perempuan ini betul-betul melayani mati-matian.


Ay 3: ‘berjuang’ (Lit: ‘struggle’).
Ini menunjukkan suatu perjuangan yang mati-matian, bahkan suatu
pergumulan!
Memang pelayanan, apalagi Pekabaran Injil, tidak bisa dilakukan
dengan santai, asal-asalan, setengah hati dsb!
Harus ada usaha maximal dalam:
 memikirkan dan merenungkan cara yang terbaik.
 meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki apa yang masih
kurang.
 doa.
 pengudusan diri.
 bertahan menghadapi serangan setan dalam bentuk apapun!

Penerapan:
Apakah saudara sudah berjuang mati-matian dalam pelayanan /
Pekabaran Injil? Berapa hebatnya saudara berusaha dalam Peka-
baran Injil / mengajak orang ke gereja? Berapa banyak saudara ber-
doa untuk mendukung pelayanan saudara / gereja saudara? Apakah
saudara berusaha meningkatkan mutu pelayanan saudara? Apakah
saudara berusaha mati-matian dalam pengudusan diri?

II) Hubungan Euodia dan Sintikhe.

Dari ay 3, dimana dikatakan bahwa dahulu mereka berjuang bersama-sama


dengan Paulus dalam Pekabaran Injil, maka dapatlah disimpulkan bahwa
dahulu mereka mempunyai hubungan yang baik. Tetapi, sekarang hubungan
mereka berubah. Apa yang terjadi di antara mereka?

Dalam ay 2 dikatakan bahwa Paulus menasehati mereka supaya ‘sehati


sepikir dalam Tuhan’.
NASB: ‘to live in harmony in the Lord’ (= hidup dalam keharmonisan di dalam
Tuhan).
NIV: ‘to agree with each other in the Lord’ (= setuju satu dengan yang lain di
dalam Tuhan).
Lit: ‘to think the same thing in the Lord’ (= memikirkan hal yang sama di
dalam Tuhan).

Paulus tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi,


saling mengampuni / memaafkan dsb.

58
FILIPI 4:2-3
Jadi, rupa-rupanya mereka bukan saling membenci, bermusuhan, gegeran
secara terbuka dsb. Di antara mereka mungkin hanya ada keretakan yang
disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara bekerja, dan ini mungkin sekali
menyangkut hal yang bukan prinsip, tetapi hanya perbedaan kebijaksanaan
saja (kalau soal prinsip, pasti Paulus menegur pihak yang salah!). Ini justru
merupakan sesuatu yang harus disayangkan! Kita harus berani mengorban-
kan perdamaian, kalau itu mempersoalkan sesuatu yang prinsip. Toleransi
dalam hal yang prinsip, sebetulnya bukanlah toleransi, tetapi kompromi, dan
ini adalah dosa! Tetapi, kalau hanya mengenai perbedaan cara kerja /
kebijaksanaan dsb, maka kita harus saling toleransi!

III) Sikap dan tindakan Paulus.

1) Dari apa yang Paulus lakukan dalam ay 2-3, terlihat bahwa ia mengang-
gap keretakan ini sebagai sesuatu yang serius. Ini disebabkan karena:

a) Ciri kekristenan / orang kristen bukanlah sekedar tidak benci / tidak


bermusuhan, tetapi kasih (Yoh 13:35).

b) Hubungan kita dengan sesama saling mempengaruhi dengan hubung-


an kita dengan Tuhan.

 kalau hubungan dengan Allah rusak, maka hubungan dengan


sesama juga akan rusak.
Dalam Kej 3, setelah dosa masuk dan merusak hubungan Allah
dan manusia, maka hubungan Adam dengan Hawa langsung ter-
pengaruh (Kej 3:12), dan sebentar lagi terjadi pembunuhan oleh
Kain terhadap Habel (Kej 4).

Penerapan:
Jangan meremehkan hubungan saudara dengan Allah! Kalau
saudara ingin hubungan saudara dengan keluarga saudara baik,
maka saudara dan keluarga saudara harus sama-sama mendekat
kepada Allah!

 kalau hubungan dengan sesama rusak, hubungan dengan Allah


juga akan rusak (1Yoh 4:20-21 Mat 5:23-24).
Keretakan antara Euodia dan Sintikhe sedikit banyak akan me-
renggangkan hubungan mereka dengan Allah!

c) Keretakan antara mereka berdua menyebabkan mereka sukar / tidak


bisa bekerja sama. Dan ini akan mempengaruhi pelayanan dari
seluruh gereja Filipi!

d) Keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar,


seperti kebencian, pertengkaran yang terbuka dsb!

2) Paulus menasehati kedua-duanya (ay 2).

59
FILIPI 4:2-3

a) Ia tidak hanya menasehati salah satu saja.


Kalau si A merugikan / menyakiti si B sehingga si B menjadi jengkel /
marah / membalas, maka tidak adil kalau kita hanya menegur si B
saja. Kita harus menegur si B supaya tetap sabar, tetapi kita juga
harus menegur si A supaya berhenti merugikan / menyakiti si B.

b) Paulus sendiri turun tangan untuk menasehati.

 ia tak menghindari tugas yang tidak enak.


Apakah saudara hanya mau tugas yang enak saja dalam melayani
Tuhan? Kalau ya, ingatlah bahwa pelayanan tanpa pengorbanan,
bukanlah pelayanan!

 ia tak gampang-gampang mengoperkan tugas kepada orang lain.


Kalau akhirnya ia minta tolong kepada seseorang untuk menolong
dua perempuan itu (ay 3a), itu disebabkan saat itu Paulus sedang
ada di penjara, sehingga tak mungkin melakukan hal itu sendiri!
Apakah saudara sering mengoperkan pelayanan kepada orang
lain?

c) Nasehatnya: supaya mereka sehati sepikir dalam Tuhan.


 dua orang bisa sama-sama ada di dalam Tuhan, tetapi tidak sehati
sepikir. Ini 2 orang kristen yang gegeran.
 dua orang bisa sehati sepikir, tetapi mereka berdua tidak ada di
dalam Tuhan. Ini merupakan persekutuan / persahabatan /
kecocokan antara 2 orang kafir.
Paulus tidak menghendaki yang manapun dari 2 hal tersebut di atas.
Ia menghendaki supaya mereka sehati-sepikir dalam Tuhan.

Nasehat Paulus ini menunjukkan bahwa semua perpecahan bisa


diperdamaikan di dalam Tuhan, asalkan kedua pihak mau. Karena itu
dalam persoalan seperti ini, hati-hatilah dengan sikap:
 tegar tengkuk.
 tidak mau mengalah.
 jaga gengsi.
Ini menyebabkan tidak bisanya terwujud perdamaian.

3) Paulus minta tolong orang lain untuk menolong Euodia dan Sintikhe (ay
3).
Ay 3 ini diterjemahkan secara beraneka ragam:

Kitab Suci Indonesia (TB): ‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos,


temanku yang setia, tolonglah mereka’.
Kitab Suci Indonesia (TL): ‘Bahkan, kepada engkaupun, hai (Sinsigus)
temanku yang benar, aku mintalah menolong kedua perempuan itu’.
NIV: ‘Yes, and I ask you, loyal yoke-fellow, help these women’ (= Ya, dan
kuminta kepadamu, teman sekerja yang setia, tolonglah perempuan-
perempuan ini).

60
FILIPI 4:2-3
Untuk kata-kata yang saya garisbawahi, NIV memberikan footnote ‘loyal
Syzyangus’.
Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris yang lain, tidak ada kata
Sunsugos / Sinsigus / Syzyangus.

Terjemahan-terjemahan itu bisa berbeda satu sama lain, karena kata


Yunani yang diterjemahkan ‘teman / yoke-fellow’ adalah SUZUGE.
Ada beberapa penafsiran tentang kata ini:

a) Itu adalah nama orang.


Alasannya:
 ada beberapa manuscript yang menuliskan kata ‘Suzuge’ itu
dengan menggunakan huruf besar sebagai huruf pertama.
 kalau ini bukan nama, bagaimana mungkin orang yang dimintai
tolong itu tahu bahwa dirinyalah yang dimintai tolong oleh Paulus?
Kalau memang penafsiran ini benar, maka ay 3 itu seharusnya berbu-
nyi: ‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos yang setia, tolonglah
mereka’ (kata ‘teman’ harus dihapuskan!).

b) Itu bukan nama orang.


Alasannya:
 mayoritas manuscript tidak menggunakan huruf besar sebagai
huruf pertama dari kata ‘Suzuge’.
 kalau Paulus berani menuliskan tanpa menyebut nama, maka
pastilah Paulus tahu bahwa kata-kata ‘teman yang setia / benar’ itu
sudah cukup jelas bagi orang yang ia maksudkan.
Kalau penafsiran ini yang benar, maka ay 3 itu seharusnya berbunyi:
‘Bahkan, kuminta kepadamu juga, teman yang setia, tolonglah
mereka’ (kata ‘Sunsugos’ harus dihapuskan).
Kebanyakan penafsir mengambil pandangan ini!

c) Clement of Alexandria menganggap bahwa yang Paulus maksudkan


dengan ‘teman / yoke-fellow’ adalah istri Paulus. (yoke = kuk; fellow =
teman / sesama).
Tetapi ada 2 hal yang tidak memungkinkan pandangan ini:
 Kata Yunani yang diterjemahkan ‘loyal / setia / benar’ adalah
GNESIE, yang ada dalam bentuk masculine / laki-laki, sehingga
tidak mungkin menunjuk pada seorang perempuan!
 Dari 1Kor 7:8 terlihat dengan jelas bahwa Paulus tidak mempunyai
istri.
Catatan: Paulus memang pernah punya istri. Alasannya: ia dulu
anggota Mahkamah Agama Yahudi, dan ‘sudah kawin’ merupakan
persyaratan keanggotaan. Tetapi mungkin istrinya mati atau men-
ceraikannya ketika ia menjadi orang kristen.

Kita tak tahu dengan pasti siapa orang itu. Yang penting adalah bahwa
setelah Paulus menasehati Euodia dan Sintikhe, Paulus masih minta
tolong lagi kepada seseorang untuk menolong Euodia dan Sintikhe. Ini

61
FILIPI 4:2-3
menunjukkan bahwa ia berusaha mati-matian untuk membereskan
persoalan itu!

Penerapan:

 kalau saudara melihat ada 2 orang yang tak sehati / bertengkar:


 jangan malah mengadu domba dengan menceritakan kepada si A
hal jelek tentang dia yang dikatakan oleh si B.
 jangan bersikap acuh tak acuh / menganggap remeh. Sebaliknya,
anggaplah itu sebagai sesuatu yang serius dan berusahalah
secara maximal untuk mendamaikan.

 kalau saudara sendiri yang mengalami keretakan / pertengkaran


dengan orang lain, maka berusahalah untuk membereskan dengan:
 banyak berdoa.
 mengajak orang itu membicarakan persoalan itu.
 minta maaf (kalau memang saudara salah).
 minta tolong orang lain sebagai pengantara.

Penutup:

Maukah saudara menjadi pembawa damai? Firman Tuhan berkata: ‘Berba-


hagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak
Allah’ (Mat 5:9).

-AMIN-

62
FILIPI 4:4-5
I) Perintah untuk bersukacita (ay 4).

1) Ini menunjukkan bahwa Paulus yang adalah penulis surat Filipi ini, adalah
seseorang yang luar biasa (Catatan: tentu ia menjadi luar biasa karena
kasih karunia dan pekerjaan Tuhan!).
Apa yang menunjukkan keluarbiasaan Paulus?
 saat itu ia sedang ada dalam penjara Filipi, tetapi ia bisa menyuruh
orang lain untuk bersukacita.
Biasanya, kalau kita sedang menderita, maka yang kita harapkan dari
orang lain adalah supaya ia berdoa bagi kita, menghibur kita, meno-
long kita dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk
bersukacita!
 ia bukan hanya menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita, tetapi ia
sendiri juga bisa bersukacita di tengah-tengah penderitaannya (bdk.
1:4,18 2:18 4:10 2Kor 6:10).
Maukah saudara meniru sikap Paulus dalam penderitaan?

2) Perintah ini menunjukkan bahwa hidup kristen tidak selalu enak dan
penuh sukacita / hal yang menyenangkan! (bdk. Fil 1:29 - mereka
dikaruniai iman dan penderitaan!). Kalau memang hidup kristen itu enak
terus, maka jelas perintah untuk bersukacita senantiasa ini tidak perlu
diberikan oleh Paulus!

3) Arti dari perintah ‘bersukacitalah senantiasa’:

a) Sekalipun perintah Paulus ini berbunyi ‘bersukacitalah senantiasa’,


tetapi ini tidak berarti bahwa perintah ini berlaku mutlak / dalam segala
keadaan, tanpa kecuali!

Alasannya:

 Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa ada waktu untuk menangis,


ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk menari, ada waktu
untuk meratap.

 Mat 5:4 2Kor 7:8-11 Yak 4:9 jelas menunjukkan bahwa dukacita


karena sadar akan dosa, adalah sesuatu yang benar! Jadi jelaslah
bahwa pada waktu kita sadar bahwa kita telah melakukan dosa
tertentu, kita tidak seharusnya bersukacita, tetapi sebaliknya kita
harus berdukacita / berkabung!

Penerapan:
Apakah saudara selalu sedih pada saat saudara sadar akan dosa
saudara? Dan apakah ini berlaku untuk semua dosa?

61
FILIPI 4:4-5
 Mark 3:5 Kis 17:16 2Kor 11:29 menunjukkan bahwa Yesus mau-
pun Paulus sedih melihat / mendengar tentang adanya orang yang
berbuat dosa / jatuh ke dalam dosa / bersikap tegar tengkuk.

Penerapan:
Apakah saudara sedih kalau melihat ada orang (baik kristen mau-
pun kafir) berbuat dosa, bersikap tegar tengkuk dsb?

 Yoh 11:35 Fil 2:26-28 menunjukkan bahwa Yesus maupun Paulus


/ jemaat Filipi menangis / sedih karena adanya orang lain yang
menderita. Dan ini sesuai dengan kata-kata Paulus dalam Ro
12:15 yang mengatakan ‘bersukacitalah dengan orang yang bersu-
kacita dan menangislah dengan orang yang menangis!’

Penerapan:
 apakah saudara sedih kalau ada orang lain, khususnya sau-
dara seiman, yang menderita? Atau saudara bersikap acuh tak
acuh?
 jangan bergurau, tertawa-tawa dsb pada saat pergi ke rumah
orang yang berdukacita karena kematian keluarganya! Lebih-
lebih lagi, jangan menyuruh orang yang berdukacita itu untuk
bersukacita senantiasa, sekalipun kematian keluarga! Seba-
liknya ‘menangislah dengan orang yang menangis’!

b) Tetapi, bagaimanapun juga, kata-kata ‘bersukacitalah senantiasa’ itu


tetap ada artinya dalam keadaan-keadaan seperti di atas [pada point
a) di atas]!
Artinya: kesedihan itu (baik karena adanya dosa pada diri sendiri /
orang lain, maupun karena adanya orang lain yang menderita dsb)
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut! (bdk. Kej 37:33-35 1Sam 16:1
Mat 2:18).
Ini bisa terlihat kalau kita menghubungkan ay 2-3 dengan ay 4. Dalam
ay 2-3, Paulus membicarakan keretakan yang terjadi di antara 2 orang
jemaat Filipi, yaitu Euodia dan Sintikhe. Keretakan ini pastilah
merupakan sesuatu yang menyedihkan, dan pastilah Paulus maupun
jemaat Filipi bersedih hati karena adanya keretakan antara 2 orang
yang tadinya sama-sama melayani Tuhan itu! Tetapi dalam ay 4
Paulus lalu berkata ‘bersukacitalah senantiasa’. Jadi kesedihan
karena keretakan itu tak boleh dibiarkan berlarut-larut!

Penerapan:
Apakah saudara sering sedih secara berlarut-larut? Ingat, bahwa itu
bukan saja tidak ada gunanya, tetapi itu juga bisa memberikan pro-
blem kesehatan (sakit maag, sukar tidur dsb) kepada saudara, dan
bahkan membuat saudara tidak bisa hidup bagi Tuhan dengan baik!

c) Disamping itu, kata-kata ‘bersukacitalah senantiasa’ itu memang


menyuruh kita untuk bersukacita di dalam berbagai macam situasi dan
kondisi, dimana orang dunia tidak mungkin bersukacita.

64
FILIPI 4:4-5
Kalau ini bisa kita lakukan, ini menjadi suatu kesaksian hidup yang
akan mengherankan orang dunia, yang mungkin akan mencelikkan
mata mereka bahwa ada sesuatu yang lain dari pada yang lain di
dalam kekristenan!
Misalnya: pada saat kita sendiri mengalami problem / penderitaan
(bdk. Kis 5:41 16:25).
Jadi, kalau orang lain menderita, kita harus berdukacita bersama
mereka. Tetapi kalau kita sendiri yang menderita, kita harus tetap
bersukacita!

d) Kalau kita tidak bersukacita dalam penderitaan (apalagi dalam keada-


an ‘biasa’) maka kita berdosa! Pernahkah saudara memikirkan ini?
Dan pernahkah saudara minta ampun kepada Tuhan karena saudara
tidak bersukacita senantiasa?

4) Paulus memberi perintah ini, jelas karena sukacita adalah sesuatu yang
sangat penting.
Hanya kalau ada sukacita (ay 4), maka:
 saudara bisa berbuat baik (ay 5).
 saudara bisa berdoa dengan syukur (ay 6).
 saudara bisa memikirkan hal yang baik (ay 8).
 saudara bisa mentaati Firman Tuhan (ay 9).
Juga ada banyak ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan pentingnya
sukacita dalam diri kita, dan ruginya kalau tidak ada sukacita (Neh 8:11
Amsal 15:13 17:22 18:14 24:10).

5) Karena ini adalah suatu perintah, maka jelas bahwa kita harus berusaha
untuk hidup bersukacita. Memang sukacita adalah salah satu dari buah
Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi kita sendiri tetap harus mengusahakannya.

Cara mengusahakan sukacita:

a) Datang kepada Kristus.


Bagi saudara yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus,
datanglah sekarang juga kepada Yesus dan bertobatlah dari semua
dosa-dosa saudara! Di luar Kristus hanya ada kebahagiaan dan
kegembiraan yang semu, lahiriah, dan bersifat sementara! Hanya di
dalam Kristuslah saudara bisa mendapatkan sukacita yang sejati!
Karena itulah maka Paulus berkata: ‘bersukacitalah senantiasa dalam
Tuhan’.

b) Tidak hidup berdasarkan perasaan.


Pada saat saudara sedih, sumpek, putus asa dsb, saudara harus bisa
hidup menentang perasaan saudara! Tuhan tidak pernah menyuruh
kita untuk hidup sesuai dengan perasaan kita; kita harus hidup sesuai
dengan Firman Tuhan, dan Firman Tuhan menyuruh kita untuk bersu-
kacita senantiasa! Jadi, pada saat-saat seperti itu, cobalah untuk
menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan, berdoa untuk bersyukur dan
memuji Tuhan atas berkat-berkat yang ada. Mula-mula mungkin

65
FILIPI 4:4-5
saudara akan merasakan konflik dalam hati saudara, tetapi kalau
saudara teruskan, maka akhirnya perasaan saudara akan mengikuti
tindakan saudara dan saudara bisa menjadi sukacita.

c) Tidak terus memikirkan problem / penderitaan.


Cobalah untuk mengalihkan pikiran saudara dari hal-hal yang mem-
buat saudara sedih, sumpek, gelisah dsb. Ini bukan berarti saudara
boleh ‘lari’ dari persoalan saudara! Memang ada waktu dimana
persoalan itu harus saudara hadapi dan bereskan. Tetapi janganlah
terus-menerus memikirkannya!

d) Arahkanlah pikiran saudara pada berkat Tuhan bagi saudara.


Cobalah untuk memikirkan berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada
saudara. Mungkin yang bersifat rohani seperti keselamatan, pengam-
punan dosa, gereja, Firman Tuhan dsb. Atau yang bersifat jasmani
seperti suami / istri, keluarga, kesehatan, rumah, mobil, pakaian,
makanan dsb.

e) Percaya dan bersandarlah pada Ro 8:28.


Kalaupun saudara tidak bisa membuang hal-hal yang tidak menye-
nangkan dari pikiran saudara, maka hubungkanlah hal itu dengan
Ro 8:28, dan percayalah bahwa hal yang tidak menyenangkan itupun
pasti diberikan oleh Tuhan kepada saudara untuk kebaikan saudara.

II) Perintah untuk berbaik hati (ay 5).

1) ‘Kebaikan hati’.
NIV: ‘gentleness’ (= kelemahlembutan).
NASB: ‘forbearing spirit’ (= sifat panjang sabar / tak mudah marah).
William Barclay mengatakan bahwa kata Yunani yang dipakai adalah
salah satu kata yang paling tidak bisa diterjemahkan. Tetapi kebanyakan
penafsir mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah: tidak
mudah marah / tersinggung oleh adanya musuh / orang yang merugikan
kita, mau mengalah, tidak menuntut haknya, dsb.

2) Kebaikan hati ini harus diketahui semua orang (ay 5a), baik orang kristen
maupun non kristen (bdk. Mat 5:16).
Ini tentu tidak berarti bahwa kita sengaja memamerkan kebaikan hati kita!
Bandingkan dengan Mat 6:1-18!
Kalau kita betul-betul hidup baik hati, dengan motivasi untuk memuliakan
Allah, maka dengan sendirinya orang-orang di sekitar kita akan melihat,
dan tahu, dan bahkan mengalami, kebaikan hati kita.

3) Tuhan itu dekat (ay 5b).


Ay 5b: ‘Tuhan sudah dekat’. Terjemahan ini kurang tepat!
NIV / NASB / Lit: ‘the Lord is near’ (= Tuhan itu dekat).

Ini memberikan 2 kemungkinan arti:

66
FILIPI 4:4-5
a) Tuhan selalu dekat / hadir bersama kita.
Tadi dalam ay 5a, Paulus menyuruh untuk hidup baik hati, dalam arti
harus sabar, rela kehilangan hak dsb. Jelas bahwa hidup seperti itu
bisa-bisa malah menyebabkan kita diinjak-injak orang lain. Karena itu
Paulus lalu menambahkan ay 5b yang menunjukkan bahwa sekalipun
kita diinjak-injak orang, Tuhan selalu dekat dengan kita / menyertai
kita, dan Tuhan siap melindungi / menolong kita.

b) Kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya sudah dekat (bdk. Yak


5:7-11).
Kalau saudara makin ditindas karena saudara hidup baik hati, maka
tetaplah sabar, karena Yesus akan segera datang untuk:
 menghukum penindas saudara.
 memberikan pahala kepada saudara.

Penutup / kesimpulan:

Tuhan menghendaki supaya kita hidup bersukacita dan berbaik hati. Maukah
saudara melakukannya / mengusahakannya?

-AMIN-

67
FILIPI 4:6-7

Pendahuluan:

Orang dunia melakukan segala hal untuk bisa mendapatkan kebahagiaan, tetapi
yang mereka dapatkan hanyalah kebahagiaan / kesenangan yang semu, yang
bersifat lahiriah (ada di luar saja) dan sementara. Kitab Suci dengan jelas
menunjukkan bahwa damai hilang karena masuknya dosa ke dalam dunia (Kej
3:6-10) dan bahwa orang berdosa / fasik tidak mungkin bisa mempunyai damai /
kebahagiaan yang sejati (Yes 48:22 Amsal 28:1a).

Tetapi Yesus mengundang semua orang berdosa untuk datang kepadaNya


dengan janji bahwa orang yang mau datang kepadaNya akan mendapatkan
damai (Mat 11:28-29), dan Ia juga berkata bahwa damai yang Ia berikan tidak
sama dengan damai yang diberikan oleh dunia (Yoh 14:27), dan itu menunjuk-
kan bahwa damai yang Ia berikan adalah damai yang sejati, yang ada di dalam
hati dan yang bersifat kekal!

Tetapi, adalah suatu fakta bahwa damai yang ada pada diri kita sebagai orang-
orang kristenpun sering mengalami pasang surut, bahkan kadang-kadang hilang
sama sekali, dan digantikan dengan rasa sedih, takut, kuatir, gelisah, sumpek,
putus asa, depresi dsb! Mengapa demikian?

1) Karena damai terjadi di dalam diri kita kalau ada persekutuan yang baik
antara kita dengan Allah.
Pada waktu kita percaya Yesus, kita diperdamaikan dengan Allah, dan
karena itu kita mengalami damai. Tetapi dalam hidup kristen kita, kalau kita
berbuat dosa, apalagi kalau kita dengan sengaja memegangi dosa-dosa ter-
tentu, maka sekalipun kita tetap adalah anak Allah dan kita tidak kehilangan
keselamatan kita, tetapi persekutuan kita dengan Allah menjadi rusak. Dan
ini menyebabkan surutnya / hilangnya damai di dalam diri kita itu! (bdk. Yes
48:18).

2) Damai adalah salah satu dari buah Roh Kudus (Gal 5:22).


Disebut ‘buah’ menunjukkan bahwa damai itu membutuhkan waktu untuk
bisa bertumbuh menjadi besar dan matang sehingga menjadi damai yang
tidak tergoyahkan oleh situasi dan kondisi apapun. Dan jelas juga ada hal-hal
yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan damai sehingga mencapai
tingkat seperti itu.

Bacaan Kitab Suci hari ini menunjukkan adanya hal-hal yang harus kita lakukan
sehingga bisa mempunyai damai yang tak tergoyahkan.

I) Jangan kuatir tentang apapun juga (ay 6a).

1) Takut / kuatir jelas merupakan dosa, karena takut / kuatir menunjukkan


ketidakpercayaan kepada Allah (bdk. Mat 6:25-34 8:26). Disamping itu,

68
FILIPI 4:6-7
takut / kuatir jelas bertentangan sekali dengan damai. Dimana ada rasa
takut / kekuatiran, pasti tidak ada damai.

2) Ada juga orang-orang yang tidak takut / kuatir, tetapi ini disebab kan
karena mereka bergantung / berharap pada harta mereka, diri mereka
sendiri / orang lain. Ini justru adalah hal yang dikecam oleh Tuhan. Tuhan
ingin kita tidak takut / kuatir karena kita percaya kepada Dia (bdk. Yes
31:1 Yer 17:5-8 bdk. Maz 23:4).

3) Supaya kita bisa tidak takut / kuatir, maka kita harus mengenal Tuhan
dengan benar, khususnya kasihNya, kesetiaanNya, kemahakuasaanNya,
kebijaksanaanNya dan kedaulatanNya. Karena itu maulah mendengar /
belajar pelajaran doktrinal tentang sifat-sifat Allah, dan jangan mengang-
gap itu sekedar sebagai pelajaran teoritis yang tidak berguna dalam hidup
sehari-hari.

II) Berdoa dengan ucapan syukur (ay 6b).

Saya akan membahas ay 6b ini bagian per bagian:

1) ‘Tetapi nyatakanlah ... kepada Allah dalam doa dan permohonan’ (ay 6).
Kata ‘tetapi’ selalu mengkontraskan bagian yang sebelumnya dan bagian
yang sesudahnya. Jadi, dalam ay 6 ini, kata ‘tetapi’ itu mengkontraskan
‘kuatir’ (ay 6a) dengan ‘doa’ (ay 6b)!

Tyndale Commentary:
“Anxiety and prayer are more opposed to each other than fire and water” (=
Kekuatiran dan doa lebih bertentangan satu dengan yang lain dibandingkan
dengan api dan air).

Banyak berdoa membuat kita kuat menghadapi problem / bahaya, dan


sebaliknya, jarang / tidak berdoa membuat kita semakin lemah dan
semakin mudah kuatir.

Seseorang mengatakan:
“Seven days without prayer makes one weak” (= Tujuh hari tanpa doa
membuat seseorang jadi lemah).

Ini adalah permainan kata yang indah, karena 7 hari sebetulnya adalah
one week (= satu minggu), tetapi 7 hari tanpa doa membuat seseorang
menjadi weak (= lemah).

Karena itu, setiap kali dalam diri saudara timbul rasa takut / kuatir karena
timbulnya suatu problem / bahaya, maka ceritakanlah semuanya kepada
Allah dalam doa! (bdk. 1Pet 5:7 - ‘Serahkanlah segala kekuatiranmu
kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu’).
Dalam Kitab Suci kita melihat banyak orang yang melakukan hal ini, dan
mereka menang!
 Hizkia dalam 2Raja-raja 19:1-37, khususnya ay 14-19.

69
FILIPI 4:6-7
 Daud dalam 2Sam 15:31.
 jemaat abad I dalam Kis 4:24.
Maukah saudara meniru apa yang mereka lakukan?

2) ‘Segala hal’ (ay 6).

a) Kita harus membawa segala hal dalam doa kepada Tuhan. Itu berarti
bahwa kita harus / boleh membawa baik hal yang besar maupun kecil
kepada Tuhan!

William Barclay:
“There is nothing too great for God’s power; and nothing too small for his
fatherly care” (= Tidak ada yang terlalu besar untuk kuasa Allah, dan
tidak ada yang terlalu kecil untuk kasih / perhatian kebapaanNya).

b) Kita tidak boleh takut / sungkan untuk meminta sesuatu yang besar
kepada Allah! Sebetulnya dengan kita berani meminta sesuatu yang
besar kepada Allah, maka kita menghargai / mengakui kebesaran
Allah yang sanggup memberikan hal yang bagaimanapun besarnya.

Illustrasi:
Pada jaman Alexander yang Agung ada seorang ahli filsafat. Suatu
hari ahli filsafat ini mengalami problem keuangan, dan Alexander yang
Agung menyatakan akan memberikan apapun yang ia minta. Ahli
filsafat itu lalu meminta 10.000 pounds! Bendahara kaget melihat
jumlah sebesar itu, dan meminta pertimbangan dari Alexander yang
Agung. Tetapi Alexander yang Agung berkata: “Bayarkanlah jumlah itu
dengan segera. Aku senang dengan cara berpikir dari ahli filsafat itu,
karena dengan meminta jumlah sebesar itu, terlihat bahwa ia
mempunyai pemikiran yang tinggi tentang kebesaran dan
kekayaanku”.
Seringkali orang kristen tak berani meminta sesuatu yang besar
kepada Tuhan, bukan karena mereka tidak tamak, tetapi karena
mereka tidak percaya akan kemahakuasaan Tuhan!

c) Juga, kalau Tuhan menyuruh kita untuk membawa segala hal dalam
doa kepadaNya, maka itu memberikan jaminan kepada kita bahwa Ia
tidak mungkin bosan dengan permintaan / doa kita. Karena itu, di
dalam berdoa kepada Tuhan, jangan sekali-kali berpikir bahwa Tuhan
bisa bosan mendengar doa saudara!

Tyndale Commentary:
“The whole burden of the whole life of every man may be rolled on to God
and not weary him, though it has wearied the man” (= Seluruh beban dari
seluruh kehidupan dari setiap orang boleh dibawa kepada Allah dan
tidak akan membosankan Dia, sekalipun hal itu membosankan orang
itu).
Penerapan:

70
FILIPI 4:6-7
Adakah hal yang sudah lama sekali saudara doakan, sampai saudara
sendiri sudah bosan mendoakannya sehingga saudara ingin berhenti
mendoakan hal itu? Teruskanlah mendoakan hal itu (asal itu bukanlah
permintaan yang bertentangan dengan Firman Tuhan) dengan perca-
ya bahwa sekalipun saudara sendiri sudah bosan mendoakannya,
Allah tidak akan bosan mendengarnya!

d) Kalau kita betul-betul membawa ‘segala hal’ kepada Tuhan, maka kita
pasti harus menggunakan banyak sekali waktu untuk berdoa. Kalau
saudara hanya berdoa kurang dari 5 menit setiap hari, maka saudara
pasti tak mungkin bisa mentaati ay 6 ini!
Tetapi kebanyakan orang kristen bukannya menggunakan banyak
waktu untuk berdoa, tetapi untuk bersungut-sungut!

Seseorang mengatakan:
“If christians spent so much time praying as they do grumbling, they would
soon have nothing to grumble about” (= Kalau orang-orang kristen
mengguna-kan begitu banyak waktu untuk berdoa sama seperti yang
mereka gunakan untuk bersungut-sungut, maka dalam waktu singkat
tidak ada lagi hal untuk mana mereka perlu bersungut-sungut).

3) ‘Keinginanmu’ (ay 6). Ini terjemahan yang kurang tepat!


NIV / NASB / Lit: ‘requests’ (= permintaan-permintaanmu).
Kata ini ada dalam bentuk jamak, dan lagi-lagi menunjukkan bahwa kita
harus banyak berdoa / meminta.

4) ‘Dengan ucapan syukur’ (ay 6).


Ada orang-orang yang banyak berdoa kepada Tuhan, tetapi mereka
memenuhi doa mereka dengan keluhan-keluhan dan sungut-sungut,
seakan-akan mereka punya alasan untuk menuduh dan menyalahkan
Tuhan. Ini adalah doa yang dinaikkan tanpa iman / trust kepada Tuhan!
Kalau dalam diri kita ada iman / trust pada Tuhan (pada kasih, kesetiaan,
kebijaksanaan Tuhan, juga pada Ro 8:28), dan kalau dalam diri kita ada
ketundukan pada kehendak Allah, maka kita bisa berdoa dengan
mengucap syukur, tidak peduli apapun jawaban Tuhan atas doa kita.

III) Damai (ay 7).

Kalau kita mau dan bisa melaksanakan seluruh ay 6, maka akibatnya adalah
ay 7!

1) ‘Damai sejahtera Allah’ (ay 7).


 karena adanya doa yang disertai iman / trust dan ketundukan pada
kehendak Allah (ay 6), maka akan ada damai di dalam diri kita! (bdk.
Yes 26:3).
 Ini adalah ‘damai sejahtera Allah’ yang berbeda dengan damai /
kebahagiaan / kesenangan yang dari dunia (bdk. Yoh 14:27)!

2) ‘Melampaui segala akal’ (ay 7).

71
FILIPI 4:6-7
Damai yang dari Allah itu dikatakan melampaui segala akal, karena itu
tidak akan bisa dimengerti, khususnya oleh orang dunia! Dalam situasi
dimana orang seharusnya takut / kuatir, maka orang kristen yang mau
dan bisa melakukan ay 6 itu bisa tetap damai dan sukacita!
Contoh: Mat 8:24b Kis 5:41 12:6 16:25.
Kalau kita bisa mempunyai damai yang seperti ini, maka ini akan menjadi
kesaksian tersendiri bagi orang-orang kafir di sekitar kita, dan bahkan
mungkin bisa menarik mereka untuk datang kepada Kristus!

3) ‘Akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus’ (ay 7).
KJV / RSV: ‘keep’ (= menjaga / memelihara).
NIV / NASB: ‘guard’ (= menjaga / mengawal).
Terjemahan NIV / NASB lebih tepat karena kata Yunaninya merupakan
suatu istilah militer.
Jadi, kalau kita mau dan bisa melakukan ay 6, maka damai sejahtera
Allah itu akan mengawal hati dan pikiran kita sama seperti sepasukan
tentara mengawal sebuah benteng, sehingga kita akan tetap mempunyai
damai dalam situasi dan kondisi apapun!

Penutup:

 Orang kafir / fasik mengalami badai dalam damai.


Artinya, sekalipun keadaan sebetulnya tenang-tenang saja, tetapi mereka
tetap gelisah / takut / kuatir dsb (bdk. Amsal 28:1 - ‘orang fasik lari sekalipun
tidak ada yang mengejar’).
 Orang kristen pada umumnya, mengalami damai kalau tidak ada badai.
Ini adalah orang kristen yang hatinya tergantung situasi dan kondisi. Kalau
keadaan baik-baik saja, maka mereka mengalami damai. Tetapi begitu
keadaan menjadi buruk, maka mereka menjadi kuatir / gelisah / takut dsb.
 Orang kristen yang mau dan bisa melakukan Fil 4:6, akan mengalami damai
ditengah-tengah badai! Ini tentu merupakan suatu kehidupan yang lebih
memuliakan Allah! Maukah saudara menjadi orang kristen seperti ini?

-AMIN-

72
FILIPI 4:8-9

I) Berpikir benar (ay 8).

A) Hal-hal yang harus dimasukkan ke dalam pikiran kita:

1) Hal yang ‘benar’ (bahasa Yunani: ALETHEIA).

Kata ‘benar’ disini dikontraskan dengan:

a) Hal-hal yang khayal.


Harus dibedakan antara angan-angan, yang adalah sesuatu yang
masih bisa dicapai, dengan khayalan, yang merupakan sesuatu
yang tidak mungkin dicapai. Adalah baik kalau saudara mempu-
nyai angan-angan, tetapi adalah sesuatu yang salah kalau sauda-
ra memenuhi pikiran saudara dengan khayalan!

b) Hal-hal yang bersifat palsu, dusta, tipu daya, munafik.


Pada saat saudara berpikir bagaimana bisa bersikap palsu /
munafik, bagaimana bisa berdusta, atau bagaimana menggunakan
tipu daya dalam bekerja / mencari uang, maka saudara jelas
sedang melanggar ayat ini!

c) Hal-hal yang salah / tidak benar, seperti:


 kejahatan (bdk. Maz 36:5).
 pandangan / kepercayaan yang salah, yang merupakan tipuan
dari setan, misalnya: uang akan memberi kebahagiaan, atau,
saya tak akan bisa taat / melayani Tuhan dsb.
Karena itu, jangan biarkan hal-hal ini ada dalam pikiran saudara!

Selanjutnya, jelas sekali bahwa Firman Tuhan merupakan hal yang


benar. Jadi, kalau saudara mau mengisi pikiran saudara dengan hal
yang benar, isilah pikiran saudara dengan Firman Tuhan! Ini sekaligus
bisa memberantas semua pikiran salah yang merupakan tipuan setan!

Penerapan:
 Apakah saudara mau berkorban, baik dalam hal waktu, tenaga,
pikiran, uang dsb, untuk mendapatkan Firman Tuhan yang baik?
 Apakah saudara rajin ikut dalam Pemahaman Alkitab di gereja?
 Apakah saudara rajin dalam bersaat teduh / membaca Firman
Tuhan di rumah?
 Apakah saudara mau menggunakan uang saudara untuk membeli
buku rohani? Adalah sesuatu yang menyedihkan bahwa kebanyak-
an orang kristen masuk ke toko buku kristen hanya untuk membeli
kaset dan sticker / hiasan, bukannya membeli buku rohani!

2) Hal yang ‘mulia’.


73
FILIPI 4:8-9
Ini bertentangan dengan hal-hal yang vulgar (= kasar, jorok, tidak
sopan, cabul). Karena itu, jangan biarkan hal-hal seperti itu bercokol
dalam pikiran saudara!

3) Hal yang ‘adil’.


NIV: right (= benar, adil).
Kata bahasa Yunani yang dipakai adalah DIKAIOS, yang menunjuk
pada apa yang sesuai dengan aturan / keadilan.
Kita harus adil (bukan hanya dalam tindakan kita tetapi juga dalam
pikiran kita) terhadap sesama manusia kita!

Penerapan:
 boss tak boleh menindas pegawai, dan harus memberikan apa
yang pantas ia dapatkan. Karena itu, sebagai boss, jangan
memikirkan bagaimana bisa ‘memeras’ pegawai saudara!
 sebaliknya, pegawai juga tak boleh merugikan boss dengan datang
terlambat / pulang kepagian dalam pekerjaan, bekerja dengan
santai dsb. Karena itu, sebagai pegawai, janganlah memikirkan
bagaimana bisa mencurangi boss saudara tanpa ketahuan!
 Jangan mengisi pikiran saudara dengan hal-hal yang tak adil,
seperti memikirkan bagaimana bisa mendapatkan untung dengan
merugikan sesama saudara (bdk. Amos 8:4-6!).

4) Hal yang ‘suci’.


NIV: pure (= murni).
Ini bertentangan dengan hal-hal yang najis, yang bertentangan de-
ngan kesucian Allah.
Misalnya:
 memikirkan / membayangkan hal-hal yang cabul.
 memikirkan bagaimana bisa berzinah tanpa ketahuan.

5) Hal yang ‘manis’.


NIV: lovely (= bagus, elok, menyenangkan).
Kata Yunaninya berarti: hal yang menimbulkan kasih.

Penerapan:
 Kalau saudara selalu memikirkan kesalahan yang pernah
dilakukan orang lain kepada saudara, maka saudara sedang
melakukan hal yang justru menimbulkan kepahitan dan kebencian!
 Kalau saudara sering berpikir bagaimana bisa melabrak seseorang
(ini jelas berbeda dengan menegur / mengkritik dengan kasih),
atau bagaimana bisa membalas dendam kepada seseorang, maka
itupun jelas akan menimbulkan kepahitan dan kebencian yang
makin mendalam.
 Yang harus saudara lakukan adalah: berpikir bagaimana bisa
menyenangkan orang lain dengan benar, sehingga bisa timbul
kasih yang lebih dalam antara saudara dengan orang itu!

6) Hal yang ‘sedap didengar’.

74
FILIPI 4:8-9
NIV: admirable (= terpuji).
Kata bahasa Yunaninya adalah EUPHEMA, yang oleh Barclay diarti-
kan sebagai ‘hal-hal yang layak untuk didengar oleh Allah’.
Jadi, baik dari lidah dan bibir kita, maupun dalam hati / pikiran kita,
tidak boleh terlintas kata-kata yang tidak layak didengar oleh Allah.

Penerapan:
 seringkah saudara mencaci maki seseorang, menyumpahi /
mengutuki seseorang, baik melalui mulut saudara maupun hanya
di dalam pikiran saudara? Ini jelas tidak layak didengar oleh Allah!
 berapa banyak saudara bersyukur kepada Tuhan dan memuji
Tuhan, baik melalui mulut saudara maupun hanya di dalam pikiran
saudara? Inilah hal-hal yang layak didengar oleh Allah, dan yang
menyenangkan Allah!

7) Hal yang adalah ‘kebajikan’.


NIV: excellent (= baik / bagus sekali).

Barclay mengatakan bahwa kata bahasa Yunaninya memang berarti


excellence (= mutu yang sangat baik), tetapi bisa ditujukan pada
banyak hal seperti tanah, alat, binatang, ataupun manusia. Dan
sesuatu yang baik dalam diri manusia jelas adalah virtue (= kebaikan /
kebajikan).

Mengisi pikiran dengan kebaikan / kebajikan berarti kita harus mau


berpikir bagaimana kita bisa berbuat baik. Kalau kita tidak mau
melakukan ini, kitapun akan kehilangan banyak kesempatan untuk
berbuat baik!

Penerapan:
Pernahkah saudara berpikir bagaimana bisa berbuat baik kepada
suami / istri / anak saudara? Atau kepada jemaat / orang kristen yang
lain?

8) Hal yang ‘patut dipuji’.


Ini tidak berarti bahwa kita memikirkan hal-hal yang mendatangkan
pujian bagi kita, karena hal ini jelas dikecam dalam Mat 6:1-18!
Artinya adalah: kita harus memikirkan bagaimana bisa melakukan hal-
hal yang mendatangkan kesaksian yang baik bagi kekristenan.
Misalnya:
 menolong orang miskin.
 menghibur orang yang susah.

B) Kata ‘pikirkanlah’ (ay 8) dalam bahasa Yunaninya adalah LOGIZESTHE


dan kata ini ada dalam bentuk present imperative (= kata perintah dalam
bentuk present / sekarang). Dalam bahasa Yunani ada 2 bentuk kata
perintah. Kalau digunakan aorist imperative (= kata perintah dalam bentuk
lampau) maka maksudnya memerintahkan untuk dilakukan hanya satu
kali saja. Tetapi kalau digunakan present imperative menunjukkan bahwa

75
FILIPI 4:8-9
perintah ini harus dilakukan terus-menerus. Dengan kata lain, kita harus
menjadikan hal ini sebagai suatu kebiasaaan.
Karena itu, jangan biarkan sedetikpun pikiran saudara diisi dengan hal-hal
yang jahat, tidak benar, tidak mulia dsb! Begitu saudara sadar bahwa
dalam pikiran saudara sedang bercokol hal-hal yang salah / jahat dsb,
segeralah minta ampun kepada Tuhan dan berusahalah untuk mem-
buang pikiran jelek itu dari otak saudara dan menggantikannya dengan
hal-hal yang benar dan baik!

C) Kata ‘pikir’ (ay 8) itu dalam bahasa Yunaninya sebetulnya tidak sekedar
berarti ‘berpikir’, tetapi ‘berpikir / merenungkan dengan maksud untuk
mendapatkan cara-cara untuk mewujudkannya’.
Jadi, kalau saudara berpikir tentang saat teduh dan kehidupan doa yang
lebih baik, maka saudara juga harus memikirkan cara-cara untuk bisa
mewujudkan hal itu, seperti:

1) Berusaha mendapatkan buku saat teduh yang baik, karena buku saat
teduh yang jelek pasti akan menyebabkan saudara bosan bersaat
teduh!
Kalau saudara tidak bisa mendapatkan buku saat teduh yang baik,
maka saudara bisa bersaat teduh dengan menggunakan buku ini.
Tetapi ini tentu membutuhkan waktu yang lebih lama dalam bersaat
teduh.

2) Pikirkan dan tuliskan topik apa saja yang ingin saudara doakan, kare-
na saudara tidak mungkin bisa banyak berdoa kalau saudara tidak
punya bahan doa.

3) Jadwalkan apa yang saudara akan doakan, misalnya: hari Senin


berdoa untuk keluarga; hari Selasa untuk Pendeta / Majelis; hari Rabu
untuk jemaat yang lain dst. Pergantian topik doa setiap hari ini pen-
ting karena doa dengan topik yang sama setiap hari mungkin sekali
akan membosankan.

4) Pikirkan hal-hal yang bisa menjadi penghalang bagi saat teduh


saudara, dan pikirkan juga cara mengatasinya, misalnya:

 bangun terlambat.
Ini akan menyebabkan saudara tidak bisa bersaat teduh pada pagi
hari. Maka usahakanlah untuk tidak tidur terlalu malam, dan belilah
sebuah wekker yang cukup keras untuk membangunkan saudara!
Dan biasakanlah untuk langsung bangun setiap kali wekker berbu-
nyi! Bandingkan dengan Amsal 6:9-11!

 TV.
Dengan makin banyaknya channel / saluran dalam TV, maka ini
jelas harus diperhitungkan sebagai penghalang bagi banyak orang
yang hobby nonton TV. Ini bisa menjadi penghalang, karena me-
nyebabkan saudara tidur terlalu malam, sehingga lalu bangun

76
FILIPI 4:8-9
terlalu siang, sehingga tidak memungkinkan bersaat teduh pada
malam maupun pagi!
Maka kalau keuangan mengijinkan belilah Video yang bisa mere-
kam, sehingga saudara bisa merekam acara yang terlalu malam,
dan menontonnya pada saat lain. Tetapi kalau keuangan tidak
mengijinkan, maka ada satu alat lain (yang tidak perlu saudara
beli!) yang bisa saudara gunakan, yaitu tombol OFF pada TV
saudara!
Belajarlah untuk tidak menjadikan TV sebagai allah lain dalam
hidup saudara (bdk. Kel 20:3)! Belajarlah untuk menguasai /
mendisiplin diri saudara sendiri di dalam menonton TV, karena
kalau saat ini saja saudara tidak bisa menguasai diri dalam menon-
ton TV, apa jadinya kalau siaran TV di Indonesia berkembang
menjadi seperti di Amerika di mana ada berpuluh-puluh channel /
saluran dengan channel / saluran-saluran tertentu yang menyiar-
kan acaranya 24 jam sehari?

 keributan.
Ini bisa mengacaukan konsentrasi saudara sehingga saudara tidak
bisa bersaat teduh dengan baik.
Maka pikirkanlah tempat dan saat yang tepat dimana saudara bisa
mendapatkan suasana yang bebas dari keributan itu. Kalau perlu
lakukanlah saat teduh pada dini hari dimana semua orang yang
lain masih tidur (bdk. Mark 1:35).

II) Hidup benar (ay 9).

Dari ay 9 ini terlihat bahwa:

1) Paulus mengajar mereka Firman Tuhan.

2) Paulus sendiri mentaati Firman Tuhan yang ia ajarkan dan dengan


demikian menjadikan dirinya sebagai teladan bagi mereka.
Kita harus mempunyai pandangan yang benar tentang hubungan seorang
hamba Tuhan dengan ketaatan:
 pada satu sisi kita melihat bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa ham-
ba Tuhan yang hidupnya brengsek, adalah nabi palsu (Mat 7:15-20).
 pada sisi yang lain kita harus menyadari bahwa semua hamba Tuhan
juga adalah manusia yang berdosa, yang tidak mungkin hidup suci!
Karena itu jangan terlalu mudah mencap seorang hamba Tuhan seba-
gai nabi palsu hanya karena saudara melihat ia berbuat dosa.

3) Paulus ingin mereka mentaati Firman Tuhan yang ia ajarkan dan juga
meneladani hidupnya (bdk. 1Kor 11:1).
Jadi, bukan hanya pikiran kita yang harus benar, tetapi hidup kita juga
harus benar!
Jadi, kalau ay 6-7 menekankan doa dan penyerahan kepada Tuhan,
maka ay 8-9 menekankan pikiran yang benar dan hidup yang benar.

77
FILIPI 4:8-9
III) Akibat pikiran dan hidup yang benar (ay 9b).

Kalau dalam ay 6-7 dikatakan bahwa ‘damai sejahtera Allah’ (the peace of
God) akan memelihara hati / pikiran kita, maka dalam ay 8-9 dikatakan
bahwa kalau kita berpikir dan hidup benar, maka ‘Allah sumber damai
sejahtera’ (the God of peace) akan menyertai kita!

Bandingkan ini dengan Mat 5:8 yang mengatakan bahwa orang yang suci
hatinya akan melihat Allah! Juga dengan Yes 48:18 yang mengatakan bahwa
kalau kita mentaati Tuhan maka damai sejahtera kita akan seperti sungai
yang tidak pernah kering, dan kebahagiaan kita akan terus berlimpah seperti
gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti!

Karena itu, kalau saudara tidak mau taat pada Firman Tuhan, apapun
alasannya, saudara sendiri yang rugi, karena saudara tidak akan bisa
mengalami damai dan kebahagiaan yang Tuhan janjikan kepada orang yang
berpikir benar dan hidup benar!

Seseorang mengatakan:
“It is the doer of the Word that is blessed, not the hearer” (= Bukan pendengar
Firman yang diberkati, tetapi pelaku Firman).

Karena itu, maukah saudara berusaha untuk bisa berpikir benar dan hidup
benar?

-AMIN-

78
FILIPI 4:10-23

I) Memberi.

A) ‘Tindakan memberi’ menimbulkan effek positif bagi:

1) Penerima (dalam kontex ini adalah Paulus).


Ini memang merupakan sesuatu yang logis, dan dalam kontex ini hal
ini terlihat dari:
 ay 14 yang menunjukkan bahwa pemberian ini menyebabkan
kesu-sahan Paulus ‘dibagi’ dengan jemaat Filipi, sehingga menjadi
lebih ringan bagi Paulus.
 ay 18 yang menunjukkan bahwa kalau tadi Paulus kekurangan,
maka sekarang ia cukup, bahkan berkelimpahan karena
pemberian itu.

Penerapan:
Sebagian uang yang ada pada saudara, apalagi kalau saudara adalah
orang yang kaya, mungkin tidak akan pernah saudara pakai sampai
saudara mati, dan dengan demikian tidak berguna baik bagi saudara
maupun bagi orang lain. Tetapi kalau uang itu saudara berikan kepa-
da orang yang membutuhkan, itu akan sangat berguna dan menolong
mereka dalam penderitaan mereka. Karena itu maulah memberi!

2) Pemberi (dalam kontex ini adalah jemaat Filipi).


Kalau yang no 1 di atas jelas merupakan sesuatu yang logis, maka
yang sekarang ini kelihatannya justru sangat tidak logis. Tetapi ini
benar dan ini bisa terlihat dari:

a) Ay 19: ‘Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut ke-


kayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus’.
 ini sebetulnya mencakup baik jasmani maupun rohani, tetapi
mungkin sekali yang lebih ditekankan adalah jasmani.
 dari 2Kor 8:1-5, terlihat bahwa jemaat Filipi (Filipi terletak di
Makedonia - bdk. Kis 16:12) memberi dari kemiskinan mereka!
Tetapi ay 19 ini menunjukkan bahwa Allah akan membalas
mereka dari kekayaanNya!
Ini jelas merupakan suatu effek yang positif bagi mereka sebagai
pemberi!

Jadi, dari ay 19 ini terlihat bahwa orang yang mau memberi pasti
akan mendapatkan berkat (bahkan secara jasmani), dari Tuhan.
Bandingkan dengan ayat-ayat Kitab Suci ini: Amsal 11:25 19:17
21:13 22:9 28:27 Mat 5:7 2Kor 9:6-8, yang menunjukkan bahwa
kalau saudara mau memberi kepada orang yang membutuhkan,
Allah akan memberkati saudara sehingga saudara justru akan
mendapatkan effek yang positif. Sebaliknya, kalau saudara tidak

79
FILIPI 4:10-23
mau memberi kepada orang yang membutuhkan, saudara justru
akan rugi!

Tetapi tentang hal ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan:


 jangan semua ini menyebabkan saudara memberi dengan
pamrih!
 ay 19 ini tidak bisa dijadikan dasar dari Theologia Kemakmur-
an, karena disini dikatakan bahwa Allah akan memenuhi ‘sega-
la keperluanmu’, bukannya ‘segala keinginanmu’ atau ‘segala
permintaanmu’. Jadi, jelaslah bahwa Allah itu bukanlah Allah
yang memanjakan anak-anakNya dengan memenuhi segala
kemauan / permintaan mereka!
Catatan: kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang hal ini,
bacalah buku saya yang berjudul Theologia Kemakmuran.

b) Ay 17: ini salah terjemahan!


NIV: ‘Not that I am looking for a gift, but I am looking for what may
be credited to your account’ (= bukannya aku mencari pemberian,
tetapi aku mencari apa yang bisa ditambahkan pada rekeningmu’)

‘Rekening’ ini pasti menunjuk pada pahala di surga!


Jadi, kalau ay 19 tadi menunjukkan adanya keuntungan di dunia,
maka ay 17 ini menunjukkan adanya keuntungan di surga bagi si
pemberi! Bandingkan dengan Mat 10:42 Mat 25:34-40.

3) Allah (ay 18b).


Ay 18b ini menunjukkan bahwa:

a) Pemberian yang diberikan kepada Paulus itu, oleh Allah dianggap


seakan-akan diberikan kepada Dia (ay 18b: ‘berkenan kepada
Allah’). Bandingkan dengan Mat 10:40-42 25:40.

b) Ay 18b itu berbicara tentang ‘harum’ dan ‘korban’. Bandingkan ini


dengan Kej 8:21 Im 1:9,13,17.
Ini menunjukkan bahwa pemberian jemaat Filipi kepada Paulus itu
oleh Allah dianggap sebagai suatu korban yang berkenan kepada-
Nya! (bdk. Ibr 13:16).

Kesimpulan: Allah juga mendapatkan effek positif!

B) Kalau suatu pemberian menimbulkan effek positif, baik bagi penerima,


pemberi, maupun Alah, maka sudah seharusnyalah kalau kita mau men-
jadi pemberi!
Kita harus meniru jemaat Filipi yang berulang-ulang menjadi pemberi. Hal
ini terlihat dari:

a) Ay 15: terjemahannya kurang tepat.


NIV: ‘Moreover, as you Philippians know, in your early acquaintance
with the gospel, when I set out from Macedonia, not one church

80
FILIPI 4:10-23
shared with me in the matter of giving and receiving, except you only’
(= Lagi pula, seperti yang kamu orang-orang Filipi tahu, dalam penge-
nalanmu yang mula-mula dengan Injil, pada waktu aku berangkat dari
Makedonia, tidak ada gereja yang membagi dengan aku dalam hal
memberi dan menerima, kecuali kamu saja).
Ayat ini menunjukkan bahwa pada waktu orang-orang Filipi ini baru
mengenal Injil / baru bertobat, mereka sudah memberi kepada Paulus!
Bandingkan dengan banyak orang kristen, yang sudah puluhan tahun
menjadi orang kristen, tetapi tidak pernah mau memberi!

b) Ay 16: pada waktu Paulus ada di Tesalonika, jemaat Filipi memberi


lagi sebanyak 1-2 x (beberapa kali).

c) Sekarang, pada waktu Paulus ada di penjara Roma, jemaat Filipi lagi-
lagi mengirimkan Epafroditus untuk memberikan pemberian kepada
Paulus.

Kesimpulannya: mereka tekun dalam memberi, padahal mereka dikata-


kan sangat miskin (2Kor 8:1-5).

Penerapan:
 Maukah saudara meniru jemaat Filipi dalam memberi? Kalau selama
ini saudara hanya mau menerima, maka saudara harus belajar dari
kata-kata Yesus yang dikutip oleh Paulus: ‘Adalah lebih berbahagia
memberi dari pada menerima’ (Kis 20:35b). NIV menterjemahkan ayat
ini dengan lebih baik: ‘It is more blessed to give than to receive’ (=
adalah lebih diberkati memberi dari pada menerima).
 Memberikan amal dan Pekabaran Injil adalah 2 hal yang sama-sama
harus dilakukan oleh orang kristen!
Ada orang kristen yang hanya mau memberitakan Injil, tetapi pada
waktu melihat orang menderita dan membutuhkan pertolongan,
mereka tak mau memberi apa-apa. Bagaimana Pemberitaan Injil yang
tidak disertai kasih seperti ini bisa berhasil?
Sebaliknya ada orang kristen dan gereja-gereja yang senangnya
hanya melakukan tindakan sosial, seperti menyumbang panti asuh-
an, korban bencana alam dsb, tetapi tidak pernah memberitakan Injil!
Orang-orang yang ditolong itu hanya mendapatkan pertolongan
secara jasmani dan mereka mungkin senang akan hal itu, tetapi pada
waktu mereka mati, mereka tetap harus pergi ke neraka, karena
mereka tidak percaya kepada Yesus!

II) Menerima.

1) Paulus mau menerima pemberian dari jemaat Filipi, bahkan sampai


beberapa kali (ay 15,16,18).
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

a) Paulus mau menerima.

81
FILIPI 4:10-23
 Kita juga harus mau menerima, karena berdasarkan Kis 20:35b itu,
menerima juga termasuk diberkati.
 Kalau kita terus menolak pemberian orang kepada kita, kita
menyebabkan orang lain tidak bisa mengalami keadaan ‘lebih
diberkati’ yang dikatakan dalam Kis 20:35b itu.
 menolak untuk menerima mungkin merupakan perwujudan dari
kesombongan yang ada dalam diri kita!
Ada juga orang yang kesombongannya diwujudkan dengan selalu
membalas pemberian dengan pemberian yang sama atau yang
lebih besar. Ini menyebabkan pemberian orang itu, yang tujuannya
untuk menolong kita, menjadi tidak ada gunanya!

Perhatikan bahwa Paulus beberapa kali menerima pemberian jemaat


Filipi, dan Kitab Suci tidak pernah menyebutkan Paulus pernah mem-
balas pemberian itu secara jasmani.
Kalau memang saudara membutuhkan pertolongan / pemberian, mau-
kah saudara dengan rendah hati menerima pemberian / pertolongan?

b) Paulus tidak menerima seadanya pemberian dari seadanya orang:


 di Korintus ia menolak (1Kor 9:12,15,18 2Kor 11:7-9).
 di Tesalonika ia menolak (1Tes 2:9 2Tes 3:7-9).
 di Efesus ia menolak (Kis 20:33-34).
Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak tamak dalam menerima pembe -
rian. Kalau dia melihat bahwa dengan menerima pemberian itu
pelayanannya bisa dirugikan, ia bisa difitnah yang tidak-tidak dsb,
maka ia menolak pemberian itu.

Kesimpulan:
Dalam menghadapi pemberian, kita tidak boleh sombong sehingga meno-
lak semua pemberian atau selalu berusaha membalas pemberian, tetapi
juga tidak boleh tamak sehingga menerima semua pemberian, termasuk
yang bisa merugikan kita / pelayanan kita / gereja kita / seluruh kekris-
tenan!

2) Paulus menyatakan penghargaannya atas pemberian jemaat Filipi itu (ay


10,14,20).
Kalau kita mendapatkan pemberian, maka harus kita sadari bahwa
Allahlah yang menggerakkan orang itu untuk menolong. Karena itu kita
tidak boleh lupa bersyukur kepada Tuhan / memuji Tuhan atas pemberian
yang kita peroleh (bdk. ay 10,20).
Tetapi kita juga tidak boleh mengabaikan orang yang dipakai oleh Allah
untuk memberikan pemberian kepada kita itu. Kita juga harus berterima
kasih kepada dia dan menghargainya (ay 10,14).
Ada orang yang kalau menerima suatu pemberian merasa begitu malu
sehingga tidak bisa mengucapkan terima kasih. Ini adalah kesombongan
yang sama sekali tidak sopan, dan harus saudara buang dari hidup
saudara!

82
FILIPI 4:10-23
3) Supaya kata-katanya tidak disalah mengerti, maka Paulus lalu menam-
bahkan:

a) Ay 11-12:

 Ini ia tambahkan supaya kata-katanya dalam ay 10 tidak disalah


mengerti oleh jemaat Filipi, seakan-akan ia minta diberi lagi.

 Ay 11: ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

 ‘belajar’.
Untuk berbuat jahat kita tidak perlu belajar karena memang kita
lahir dalam dosa dan condong pada dosa (Maz 51:7 Maz 58:4
Kej 6:5 Kej 8:21). Tetapi untuk berbuat baik, kita harus belajar
(bdk. Yes 1:17)!

Penerapan: Apakah saudara betul-betul belajar untuk berbuat


baik, seperti hidup / berkata jujur, berlaku tulus / tidak munafik,
hidup dalam kasih / kesabaran, bersikap rendah hati, hidup
bersandar kepada Tuhan dengan banyak berdoa dsb? Ingat
bahwa tanpa mau belajar, saudara tidak mungkin bisa berbuat
baik!

 ‘mencukupkan diri’. Ini terjemahan yang kurang tepat!


NIV: ‘to be content’ (= puas).
Puas jelas tidak sama dengan ‘mencukupkan diri’! Ada banyak
orang yang bisa mencukupkan diri dengan penghasilannya,
tetapi tidak merasa puas.
Puas juga tidak sama dengan suatu penyerahan yang apatis
pada takdir!
Puas berarti kita tidak iri kepada orang lain, tidak bersungut-
sungut, tidak marah / kecewa kepada Tuhan, tidak lari ke dalam
dosa, tetapi bisa tetap bersukacita dan beriman!
Apakah saudara mau belajar untuk puas dalam segala
keadaan?

 Kata-kata ‘segala keadaan’ dalam ay 11b diperjelas oleh


Paulus dalam ay 12: “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku
tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala
perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik
dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal
kelimpahan maupun dalam hal kekurangan”.

 Ay 12 ini salah terjemahan!


NIV: ‘I know what it is to be in need, and I know what it is to have
plenty. I have learned the secret of being content in any and every
situation, whether well fed or hungry, whether living in plenty or in
want’ (= Aku tahu apa kekurangan itu, dan aku tahu apa
kelimpahan itu. Aku telah belajar rahasia untuk puas dalam

83
FILIPI 4:10-23
sembarang dan setiap keadaan, apakah kenyang atau lapar,
apakah hidup dalam kelimpahan atau kekurangan).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

 Paulus belajar untuk puas dalam kekurangan / lapar.


 ini jelas menunjukkan bahwa Theologia Kemakmuran
adalah ajaran yang tidak alkitabiah, karena kalau orang
yang beriman dan taat pasti kaya, lalu apa gunanya Paulus
belajar untuk puas dalam kekurangan / lapar?
 ini tidak berarti kita boleh membiarkan orang yang
kekurangan / lapar, dengan tujuan untuk ‘melatih’ dia
supaya bisa puas dalam kekurangan / lapar! Melatih adalah
pekerjaan Tuhan, bukan pekerjaan saudara!
 puas tidak berarti bahwa kita tidak boleh berusaha
memperbaiki keadaan yang jelek kalau hal itu
memungkinkan!
 Paulus juga belajar untuk puas dalam keadaan sakit (2Kor
12:7-10).
Jadi, ada banyak keadaan dimana kita harus belajar untuk
puas. Dalam hal apa saudara sering merasa tidak puas?
Maukah saudara belajar untuk puas dalam hal itu?

 Paulus belajar untuk puas dalam kelimpahan / kenyang.


 ‘kelimpahan’ tidak berarti bahwa Paulus pernah menjadi
jutawan / milyarder. ‘Kelimpahan’ disini adalah sesuatu yang
relatif, karena bagi orang rohani seperti Paulus, kalau ia
mempunyai uang berlebihan sedikit saja, ia sudah merasa
kelimpahan!
 bahwa Paulus perlu belajar untuk puas dalam keadaan
kelimpahan / kenyang, menunjukkan bahwa kelimpahan
bukanlah sesuatu yang lebih mudah untuk dijalani dari pada
kekurangan!
Kelimpahan memberikan banyak pencobaan seperti: som-
bong, lupa Tuhan, dosa-dosa yang hanya bisa dilakukan
oleh orang yang kelebihan uang (seperti punya istri ke 2
dsb).
Disamping itu, kekayaan tidak biasanya memberikan kepu-
asan kepada pemiliknya, tetapi sebaliknya biasanya mem-
berikan kehausan akan kekayaan yang lebih banyak lagi!
Ini menyebabkan banyak penafsir yang berkata bahwa lebih
sukar untuk puas dalam kelimpahan dari pada dalam keku-
rangan!

 Paulus mengalami naik turun secara jasmani dalam hidupnya!


Sebentar ia kelimpahan / kenyang, besoknya kekurangan /
lapar! (bdk. Maz 23:2,4).
Perubahan-perubahan seperti ini justru sangat menyukarkan
untuk puas! Kalau seseorang sudah biasa tidur beralaskan

84
FILIPI 4:10-23
tikar, makan nasi dengan tahu tempe dsb, maka itu tidak lagi
merupakan problem bagi dia. Tetapi kalau ia lalu jadi kaya
sehingga bisa tidur di kasur yang empuk, makan steak dsb, dan
suatu kali ia kembali miskin, maka pasti akan sukar sekali untuk
bisa puas!
Kalau saudara mengalami keadaan yang berubah-ubah seperti
ini, bersyukurlah bahwa Tuhan mempercayai saudara untuk
‘belajar di 2 buah sekolah’ sekaligus!
Bahwa Paulus bisa puas dalam kondisi yang berubah-ubah ini,
betul-betul merupakan sesuatu yang luar biasa!

b) Ay 13:

 Ini ditambahkan oleh Paulus supaya jemaat Filipi tidak mengang-


gap bahwa ia bisa puas dalam segala keadaan karena kehebatan
dirinya sendiri!

 kata-kata ‘segala perkara’, seharusnya adalah ‘segala hal’ (NASB:


‘all things’).
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
 sesuai dengan kontex, ini hanya menunjuk pada kelimpahan,
kekurangan, kenyang, dan lapar.
 Paulus beralih dari hal-hal tertentu pada hal yang umum. Jadi
ini mencakup semua hal secara umum.
Saya lebih setuju pandangan ini, dengan alasan: ayat ini
seharusnya bukan berbunyi ‘segala hal dapat kutanggung’,
tetapi ‘segala hal dapat kulakukan’ (‘I can do all things’ - NASB).
Ini tentu tak berarti bahwa Paulus menjadi orang yang
mahakuasa. Tentu ia tetap dibatasi oleh kehendak Tuhan!

 ‘di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku’.


Inilah ‘rahasia’ yang ia maksudkan dalam ay 12. Rahasia sehingga
ia bisa puas dalam segala keadaan, adalah karena ia selalu
bersandar kepada Tuhan!

 Fil 4:13 ini mempunyai pasangan, yaitu Yoh 15:5b yang berbunyi


‘di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’.
Seseorang mengatakan: ‘Without Him we can do nothing; in Him
we can do everything’ (= tanpa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa;
di dalam Dia kita bisa melakukan segala sesuatu)!

c) Ay 17: ini salah terjemahan!


NIV: ‘Not that I am looking for a gift, but I am looking for what may be
credited to your account’ (= bukannya aku mencari pemberian, tetapi
aku mencari apa yang bisa ditambahkan pada rekeningmu).

Ini menunjukkan bahwa Paulus bukannya senang karena pemberian


itu sendiri, tetapi karena pemberian itu akan memberikan pahala
kepada jemaat Filipi di surga!

85
FILIPI 4:10-23
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa ia bebas dari segala egoisme dan
ketamakan!

Kesimpulan:
Paulus menerima pemberian dengan sikap yang memuliakan Tuhan!
Ada orang-orang kristen yang menerima pemberian dengan sikap
yang mempermalukan Tuhan, seperti:
 gereja-gereja di USA yang betul-betul ‘mengemis’ di TV dan
menunjukkan sikap bahwa mereka bersandar bukan kepada
Tuhan tetapi kepada orang-orang yang mau memberi
persembahan.
 orang yang setelah menerima pemberian lalu berterima kasih /
bersaksi dengan cara sedemikian rupa sehingga orang yang
memberinya / orang-orang lain mau memberinya lagi!

Kesimpulan:

Kalau saudara bisa memberi kepada orang yang membutuhkan, berilah! Seba-
liknya, kalau saudara memang membutuhkan dan ada orang yang memberi
kepada saudara, terimalah dengan sikap yang memuliakan Tuhan!

-AMIN-

TAMAT

86
DAFTAR ISI

Filipi 1:1-11..........................................................................................1

Filipi 1:12-19........................................................................................7

Filipi 1:20-26......................................................................................13

Filipi 1:27-30......................................................................................18

Filipi 2:1-11........................................................................................23

Filipi 2:12-18......................................................................................28

Filipi 2:19-3:1a...................................................................................34

Filipi 3:1b-16......................................................................................39

Filipi 3:17-4:1.....................................................................................47

Filipi 4:2-3..........................................................................................54

Filipi 4:4-5..........................................................................................61

Filipi 4:6-7..........................................................................................66

Filipi 4:8-9..........................................................................................71

Filipi 4:10-23......................................................................................77

-o0o-
SERI KHOTBAH

SURAT
FILIPI
(REVISED)

oleh:
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

Anda mungkin juga menyukai