(Doktrin Alkitab)
Pdt. Em. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min
S a a t m au m e n g a j a r, s ay a m e n g a l a m i ke s u l i t a n
mendapatkan sebuah buku pegangan sebagai dasar bahan
kuliah. Banyak buku yang saya baca, sebagaimana yang ada
dalam daftar pustaka, tetapi semua buku hanya menyajikan
sebagian-sebagian dari bahan materi mata kuliah Bibliologi
sesuai yang dimaksudkan dalam kurikulum. Oleh karena
itu saya mencoba menulis diktat untuk dapat memberikan
bahan dasar yang singkat tapi lengkap.
(Disain cover oleh Roy Hutagalung dan tata letak oleh Yoshua
Silalahi)
Pengantar .....................................................................................................................3
1. Pendahuluan ...........................................................................................................6
2. Wahyu (Revelation)..............................................................................................11
6. Ketaksalahan (Innerancy)...............................................................................60
1Seluruh tahun-tahun peristiwa dalam Alkitab yang dipergunakan dalam buku ini mengacu kepada
buku “Life Aplication Study Bible, NIV, Tyndale House Publisher, Inc and Zondervan Publishing
House, 2005.
4 John RW Stott, Alkitab: Buku untuk Masa Kini, PPA, hal 3-4.
sebagai berikut:
6 Harold Lindsell, The Battle for the Bible, Zondervan, 1997, p. 29.
Wahyu khusus
Keberdosaan manusia, sejak kejatuhan Adam dan Hawa
dan dilanjutkan dengan tegar-tengkuknya bangsa Isreal
dalam sejarah perjalanan mereka yang panjang, membuat
persekutuan Allah dengan manusia menjadi rusak. Setelah
nabi Maleakhi, Allah kemudian “berhenti” menyatakan
kehendak-Nya melalui nabi-nabi selama 400 tahun. Tetapi
atas kasih dan kemurahan Allah setelah genap waktunya
(Mrk. 1:15; Gal. 4:4) untuk membuat manusia semakin tidak
binasa, maka wahyu dinyatakan secara khusus melalui
kedatangan Anak-Nya yaitu Yesus Kristus, sebagai
perdamaian Allah dengan manusia dan jalan keselamatan.
9 John RW Stott, Alkitab: Buku untuk Masa Kini, PPA, hal 11-12.
13Yakub B Susabda, Alkitab dan Firman Allah, dalam buku Ioanes Rakhmat (peny.), Mendidik dengan
Alkitab dan Nalar, BPK Gunung Mulia, 1995.
Kesimpulan pengilhaman
1. Roh Kudus mengilhamkan Alkitab secara kata demi
kata, menyeluruh, tidak terbatas (unlimited), tidak
24 Lihat salah satunya uraian dalam buku Klaus Koch, Kitab yang Agung, BPK Gunung Mulia, 1997.
26 Joseph P Free & Howard F Vos, Arkeologi dan Sejarah Alkitab, hal 27.
29 Joseph P Free & Howard F Vos, Arkeologi dan Sejarah Alkitab, hal 16.
Terjemahan Alkitab
Terjemahan Alkitab sejak awal diperlukan karena orang
Yahudi yang tinggal di perantauan membutuhkan
terjemahan Alkitab PL dari bahasa aslinya, yakni bahasa
Ibrani. Terjemahan resmi pertama mulai dilakukan pada
kitab Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani yang dikenal
dengan kitab Septuaginta (berasal dari bahasa Latin yang
berarti tujuh puluh dan sering dilambangkan dengan LXX).
Adalah atas perintah Raja Ptolomaios II Philadelphos di
Alexandria, Mesir, meminta para kaum terpelajar Yahudi
sebanyak 70 orang (ada yang menyebut 72 orang) yang
bekerja di Alexandria, ditugaskan untuk menerjemahkan
PL ke dalam bahasa Yunani sekitar tahun 250 SM. Seluruh
penerjemahan didasarkan pada naskah yang sama dengan
aslinya.
30 Untuk lebih detailnya, lihat buku Harold Lindsell, The Battle for the Bible, hal; 46 – 54.
Kepercayaan
Meski ada yang menyatakan bahwa Alkitab berisi dongeng
yang tidak masuk akal dan tidak bisa dibuktikan
kebenarannya, namun dengan bukti-bukti PL dan PB yang
telah dipaparkan di atas, Alkitab tetap merupakan firman
Allah yang dapat dipercaya. Alkitab dapat dipercaya karena
isinya terjamin keasliannya. Seluruh kitab terlindung dari
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama berabad-
abad, meskipun kitab-kitab ini telah disalin ribuan kali dan
tersebar di gereja-gereja mula-mula.
Definisi ketaksalahan
Ketaksalahan Alkitab adalah salah satu topik yang cukup
banyak diperdebatkan. Tetapi Charles C. Rirye juga
menyebutkan bahwa banyak pihak yang tidak lagi
mempersoalkan tentang ketaksalahan Alkitab. Hal tersebut
berangkat dari pemikiran bahwa Alkitab sendiri tidak
pernah mengajarkan tentang hal ketaksalahan. Naskah asli
juga sudah tidak ditemukan sehingga konsep ketaksalahan
menjadi tidak relevan. Hal lainnya yakni gereja mula-mula
tidak pernah mempertanyakan, jadi mengapa kita saat
harus mempersoalkannya?31
31 Charles C Rirye, What You Should Know about Innerrancy, Moody Pres, p 21-26.
32 Untuk lebih detail tentang uraian ini, lihat buku Arnold Tindas, Innerancy: Ketaksalahan Alkitab.
33 Untuk lebih detail tentang uraian ini, lihat buku Arnold Tindas dan Charles C. Ryrie.
34 Kennedy, James D & Newcombe, Jerry, Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis, hal. 159.
37 John Barton, Umat Beralkitab? Wibawa Alkitab dalam Kekristenan, BPK, hal 41.
39Dikutip dari Kennedy, James D & Newcombe, Jerry, Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis,
hal. 305.
Kesimpulan Kewibawaan
Alkitab menulis, "Yesus berkata, langit dan bumi akan
berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu!" (Mat.
24:35). Inilah yang merupakan dasar dari kewibawaan
Alkitab. Kewibawaan yang telah berusia hampir dua ribu
tahun. Buku Pemahaman Bersama Iman Kristen, yang
merupakan salah satu dari lima Dokumen Keesaan Gereja-
gereja di Indonesia, memberikan dasar kewibawaan Alkitab
sebagai berikut:
1. Pikiran Allah
2. Ilham (inspirasi)
3. Penurunan (transmisi)
4. Penerjemahan
5. Penafsiran
6. Aplikasi (prinsip)
7. Aksi dan tindakan manusia.41
43 Robert M. Grant dan David Tracy, Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, BPK, 1993, 5.
45 John RW Stott, Alkitab: Buku untuk Masa Kini, PPA, 1990, hal 52-58.
46 Kennedy, James D & Newcombe, Jerry, Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis, hal. 9.