Pengantar:
Ketika Perjanjian Lama dibaca orang masa kini, beberapa kesulitan langsung ditemui.
Pertama, Perjanjian Lama tidak ditulis dalam bahasa dan budaya manusia masa kini. Dia
tertulis dalam bahasa Ibrani oleh bangsa Yahudi di Palestina, Timur Tengah. Alkitab
Ibrani itu tersusun dalam kurun waktu antara tahun 1000 sebelum zaman bersama (szb)
sampai sekitar tahun 100 szb. Sebagai yang demikian, dia sudah tentu merupakan suatu
dokumen yang asing bagi manusia masa kini. Kedua, ada kesenjangan sejarah, budaya
dan pengetahuan yang sangat jauh antara pembaca Perjanjian Lama dulu itu dengan
pembaca masa kini.
Sementara itu, oleh Gereja, Perjanjian Lama sebagai bagian dari Alkitab telah dipahami
berisi kebenaran-kebenaran yang menjadi pedoman bagi kehidupan bergereja, sehingga
Alkitab cenderung dimutlakkan.
Karena ada ketegangan seperti itulah, maka Alkitab, khususnya Perjanjian Lama harus
dipahami dengan menggunakan metode tertentu. Dalam perkuliahan ini, berbagai metode
pemahaman Alkitab, khususnya Perjanjian Lama akan dibahas. Secara khusus
pem,bahasan akan dibatasi pada kitab Nabi-Nabi (Nebiim) dan kitab-kitab lainnya
(Kethubim) dalam Alkitab Ibrani.
Tujuan perkuliahan:
Setelah mengiuti perkuoiahan in, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami maksud teks-teks kitab nabi-nabi (Nebiim) dan kitab-kitab lainnya
(Kethubim) dengan menggunakan metode sosio-sejarah.
2. Memahami signifikansi teks Perjanjian Lama dalam kehidupan bergereja.
Pokok Bahasan:
3 : Menafsirkan Amos A
4 : Menafsirkan Amos B
5 : Menafsirkan Amos C
6 : Menafsirkan Kitab Nabi-Nabi Besar
9 : Menafsirkan Mazmur
13 : Menafsirkan Apokalytik PL
14 : Paper Due
Evaluasi:
Coote, Robert B. Amos Among the Prophet. Philadelphia: Fortress Press, 1981.
Coote Robert B. & Mary P. Coote. Kuasa, Politik dan Proses Pembuatan Alkitab: Suatu
Pengantar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Bloemandaal, J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.