Anda di halaman 1dari 21

Peranan Gereja Masa Kini Dalam Menjangkau Jiwa

Berdasarkan Injil Lukas 15:1-7


(Perumpamaan Tentang Domba Yang Hilang)

Paper

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas


Dan
Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik
Dalam Mata Kuliah
Injil-injil Sinoptik

Oleh: Ester Norita Nadeak


Mahasiswi STT Berea
NIM: 20.01.005

Sekolah Tinggi Teologi Berea


Salatiga
November 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..................................................................................................................3

GARIS BESAR......................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................6

INTRODUKSI DAN LATAR BELAKANG KITAB...........................................................6

Introduksi............................................................................................................................6

Penulis Kitab.......................................................................................................................6

Latar belakang sejarah........................................................................................................6

Latar Belakang Sosial Ekonomi.........................................................................................7

Latar Belakang Politik........................................................................................................8

BAB III.......................................................................................................................................8

ANALISA KONTEKS...........................................................................................................8

Konteks Jauh.......................................................................................................................8

Konteks Dekat.....................................................................................................................8

BAB IV......................................................................................................................................9

EKSEGESIS...........................................................................................................................9

Lukas 15:1-7...........................................................................................................................9

Ayat 1..................................................................................................................................9

Ayat 2..................................................................................................................................9

Ayat 3................................................................................................................................10

Ayat 4................................................................................................................................10

Ayat 6................................................................................................................................10

Ayat 7................................................................................................................................11

Eksposisi...............................................................................................................................11

PERAN SERTA GEREJA DALAM MENJANGKAU JIWA............................................12


Penginjilan............................................................................................................................12

Pendekatan............................................................................................................................13

Pemuridan.............................................................................................................................14

BAB V......................................................................................................................................14

KESIMPULAN....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kanon naskah Yunani, kitab Lukas merupakan salah satu kitab Injil. Injil
Lukas digolongkan sebagai Injil Sinoptik bersama dengan Injil Matius dan Injil Markus. Isi
pemberitaannya mengenai kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus. Di kalangan para
ahli Perjanjian Baru, Lukas diyakini sebagai penulis Injil ini. Penyusunan Injil Lukas
menggunakan bahan-bahan tulisan yang kurang lebih sama dengan yang digunakan
dalam Injil Matius dan Injil Markus, tetapi hasil susunannya tidak persis sama dengan kedua
Injil tersebut. Menurut tradisi, penulis Injil Lukas adalah Lukas yang merupakan rekan
sekerja Rasul Paulus.

Di dalam kitab Lukas, terdapat berbagai kisah, peristiwa dan berbagai


perumpamaan. Dan salah satunya adalah perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas
15:1-7). Perumpamaan ini terbilang sangat unik untuk dibahas, namun penulis ingin melihat
apa maksud dari perumpamaan tersebut. Dan bukan hanya itu, tetapi penulis juga ingin
melihat pembelajaran apa yang dapat di ambil dari perumpamaan domba yang hilang.

Paper ini akan berusaha mencari arti dan maksud dari perumpamaan tentang domba
yang hilang dan bagaimana peran serta gereja dalam menanggulangi dan apa yang harus
dilakukan oleh gereja di masa kini dalam konsep perumpamaan tersebut. Dan di bagian akhir
paper ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan dan penutup dari isi keseluruhan paper.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
lagi dapat membuat karya tulis lainnya.
GARIS BESAR

I. Pendahuluan Injil Lukas (1:1-4)

II. Kedatangan juruselamat (1:5-2:52)

A. Pemberitahuan kelahiran Yohanes (1:5-25)


B. Pemberitahuan kelahiran Yesus ( 1:26-56)
C. Kelahiran Yohanes pembaptis (1:57-80)
D. Kelahiran Yesus (2:1-20)
E. Yesus dibalik malam sebagai seorang bayi (2:21-39)
F. Kunjungan Yesus ke bait Allah sebagai seorang anak (2:40-52)

III. Persiapan bagi pelayanan juruselamat (3:1-4:13)

A. Pemberitaan Yohanes pembaptis (3:1-20)


B. Pembabtisan Yesus (3:21-22)
C. Silsilah Yesus (3:23-38)
D. Pencobaan Yesus (4:1-13)

IV. Pelayanan di Galilea (4:14-9:50)

A. Permulaan pelayanan Yesus dan penolakan di Nazaret (4:14-30)


B. Kapernaum : wibawa ilahi Yesus dinyatakan (4:31-44)
C. Penangkapan ikan yang ajaib (5:1-11)
D. Penyembuhan orang yang sakit kusta ,(5:12-16)
E. Wewenang Yesus ditantang (5:17-26)
F. Juruselamat oranorang-orang berdosa (5:27-32)
G. Peresmian tatanan baru (5:33-6:49)
H. Demonstrasi kuasa ilahi (7:1-8:56)
I. Yesus memberikan kuasa kepada murid-muridNya (9:1-6)
J. Herodes dan Yohanes pembaptis (9:7-9)
K. Memberi makan lima ribu orang (9:10-17)
L. Pengakuan Petrus dan tanggapan Yesus (9:18-27)
M. Kemuliaan Juruselamat dinyatakan ((9:28-50)

V. Layanan selama perjalanan terakhir ke Yerusalem (9:51-19:28)


A. Misi penebusan juruselamat (9:51-10:37)

B. Petunjuk khusus mengenai pelayanan dan doa (10:38-11:13)

C. Peringatan Yesus kepada para musuh dan para pengikut (16:1-17:10

D. Perumpamaan perumpamaan tentang anak yang hilang dan ditemukan kembali


(15:1-32)

E. Perintah-perintah Kristus kepada para pengikut (16:1-17:10)

F. Sembilan orang kusta yang disembuhkan namun tak berterima kasih (17:11-19)

G. Kedatangan kembali Kristus secara mendadak dinubuatkan (17:20-18:14)

H. Juruselamat, anak-anak kecil dan seorang pemimpin yang kaya (18:15-30)

I. Menjelang akhir perjalanan (18:31-19:28)

VI. Minggu penderitaan (19:29-23-56)

A. Yesus memasuki Yerusalem (19:29-48)


B. Yesus mengajar setiap hari di bait Allah (20:1-21:4)
C. Yesus berbuat tentang kebinasaan baik Allah dan kedatanganNya kembali (21:5-
38)
D. Persiapan persiapan terakhir dan perjamuan malam (22:1-38)
E. Getsemani dan pengkhianatan (22:39-53)
F. Pengadilan Yahudi (22:54-71)
G. Pengadilan Romawi (23:1-25)
H. Penyaliban (23:26-49)
I. Penguburan (23:50-56)

VII. Kebangkitan sampai kenaikan (24:1-53)

A. Pagi kebangkitan (24:1-12)


B. Penampakan diri Tuhan yang sudah bangkit (24:13-43)
C. Pesan-pesan perpisahan (24:44-53)1

1
Alkitab Penuntut Hidup Berkelimpaha (Malang: Gandum Mas,1996), 1619.
BAB II
INTRODUKSI DAN LATAR BELAKANG KITAB
Introduksi

Penulis Kitab
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang diselamatkan kepada seorang
bernama Teofilus. Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam 2 kitab tersebut,
kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu
sendiri menunjukkan bahwa Lukas yang menulis kedua kitab itu. Lokasi merupakan pendapat
Yunani satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab.

Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi supaya menyediakan
suatu catatan yang lengkap dan cermat tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan
Yesus sampai pada hari Ia terangkat. Lokasi yang menulis dengan Ilham Roh Kudus,
menginginkan dan bertobat bukan Yahudi ini orang-orang lain yang ingin mengetahui
kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada
mereka secara lisan.

Tanggal penulisan kitab Lukas diperkirakan pada tahun 60 sampai 63 Masehi. Injil
Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap dan satu-satunya pandangan
sekilas di dalam injil-injil mengenai masa pra remaja Yesus. Injil ini adalah yang terlengkap
catatannya mengenai peristiwa di dalam dalam kehidupan Yesus sajak menjelang kelahiran
sampai kenaikan Yesus dan juga kitab yang terpanjang dalam perjanjian baru. 2

Latar belakang sejarah


Jemaat yang digambarkan dalam Injil Lukas adalah jemaat yang tengah menghadapi
rupa-rupa persoalan.Pertama, komunitas Lukas sedang mengalami krisis pengharapan akan
kedatangan Tuhan (parousia). Di antara mereka ada yang tetap bertekun dalam pengharapan
kedatangan Tuhan sementara yang lain sudah mulai lesu imannya dan terus mempertanyakan
kapan hari kedatangan Tuhan itu tiba (Lukas 17:8).Injil Lukas sendiri menegaskan bahwa
Hari Tuhan pasti akan datang (Lukas 21:8,9b) asalkan Injil telah diberitakan ke seluruh

2
Ibid, 1920.
dunia.Dengan demikian, yang menjadi fokus seharusnya bukan pada perhitungan kedatangan
Hari Tuhan melainkan pada pemberitaan Injil.

Persoalan kedua adalah banyaknya orang kaya yang sudah menjadi Kristen.Orang-
orang kaya ini kemudian menimbulkan masalah di dalam jemaat. Mereka memiliki watak
yang egois dan tamak serta mengabaikan keadaan orang miskin.Karena ketamakan ini,
mereka berada pada posisi yang berbahaya dan mereka dapat dengan mudah jatuh dari
imannya.Persoalan ketiga adalah mengenai hubungan gereja dan negara.Hubungan keduanya
digambarkan oleh Injil Lukas tidaklah saling bermusuhan atau terlibat dalam konflik. Melalui
tulisannya, penulis Injil Lukas ingin menolong para pembacanya untuk memahami iman
Kristen lebih baik lagi dengan cara menceritakan tentang kehidupan pelayanan dan
pengajaran Yesus.

Latar Belakang Sosial Ekonomi


Penulis Injil Lukas hidup pada saat ketika orang banyak biasanya menganggap hina
orang-orang miskin. Pandangan yang muncul pada waktu itu adalah orang yang miskin
berguna tidak berkenan pada Allah. Pandangan seperti inilah yang disorongkan oleh penulis
Lukas. Oleh sebab itu, jika dibandingkan dengan penulis-penulis Injil lainnya, penulis
Lukaslah yang benyak memberikan perhatian terhadap kehidupan kaum miskin.Pada
beberapa perikop-perikop, orang-orang miskin yang dimaksud adalah mereka yang tertindas,
lumpuh, buta, kusta dan cacat.

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa orang-orang miskin dalam Lukas adalah
orang-orang yang miskin materi sehingga dijauhi dan dipinggirkan oleh masyarakat.Namun
demikian, meskipun perhatian Yesus terhadap orang miskin sangat luhur ia tidak bermaksud
mendorong orang-orang miskin untuk menerapkan gerakan revolusioner. Yesus hanya
menunjukkan bela rasa terhadap golongan yang dikucilkan masyarakat ini melalui karya-
karya pelayanannya seperti menyembuhkan orang-orang buta, lumpuh, kusta, tulis, bahkan
membangkitkan orang mati.Injil Lukas memperlihatkan keakraban Yesus dengan kaum
perempuan sebagai kenalan. Ia digambarkan sangat menghargai harkat dan martabat mereka
sebagai manusia.

Untuk mengurusi segi keuangan diberikan kekuasaan untuk orang-orang Yahudi


untuk menarik pajak. Supaya dapat menjadi pemungut cukai, seseorang wajib membayar
sejumlah luhur uang yang diambil dari pajak bangsa Israel untuk pemerintah
Romawi.Meskipun sudah berada tarif pajak yang dikuatkan tetapi tanpa pengawasan yang
erat mudah saja untuk para pemungut cukai untuk menarik uang dari rakyat bertambah
banyak dari yang seharusnya diberikan.Itulah sebabnya, pemungut cukai menjadi golongan
yang tidak disukai dan dibenci oleh orang-orang Yahudi. Rakyat menyamakan mereka
dengan orang-orang berdosa dan tidak mengenal Allah. Akan tetapi, golongan inilah yang
justru mendapat perhatian dalam Injil Lukas.

Latar Belakang Politik


Lukas, barangkali lebih dari para pengarang Injil yang lain, menyadari sinkronisasi sejarah
dan politik ini sejak awal Injilnya. Peristiwa Yesus yang dikisahkan Lukas berada dalam satu
jejaring kekuasaan pada zaman itu, antara pemerintahan kekaisaran Romawi, kekuasaan
administratif di Provinsi, dan penguasa-penguasa lokal dengan hubungan kekerabatannya dan
pemimpin-pemimpin agama yang turut ambil bagian di dalamnya.
BAB III
ANALISA KONTEKS

Konteks Jauh
Jika kita memperhatikan konteks jauhnya, yaitu pasal sebelum dan sesudah dari Injil
Lukas 15:1-7 ini, diawali dengan adanya 3 pihak, Tuhan Yesus sendiri. Para pemungut cukai
dan orang-orang berdosa . Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.Harus dimengerti, bahwa
pada masa itu bangsa Yahudi membangun suatu pemikiran teologi tentang adanya orang-
orang benar dan orang-orang berdosa (inilah sebabnya Rasul Paulus senantiasa mengingatkan
tentang para pengikut Yesus bahwa "dahulu" mereka adalah orang-orang berdosa).Para
pemungut cukai dan bahkan orang miskin dapat dianggap orang-orang berdosa, karena
keadaan mereka yang miskin, dianggap sebagai suatu hukuman atas dosa tertentu. Pemikiran
teologi seperti di atas kemudian membagi masyarakat ke dalam 2 golongan itu, sehingga
golongan orang benar tidak berinteraksi dengan orang berdosa (miskin, kusta, pemungut
cukai dll), apalagi duduk makan bersama.

Dari dasar inilah, Yesus kemudian menjelaskan kepada kaum Farisi dan ahli taurat
posisi diri-Nya dan posisi Allah dalam melihat ciptaan-NYA. Yesus menegur mereka tentang
pemikiran teologi mereka yang sudah jauh melenceng dari Ajaran Allah (Allah, kemudian
Musa senantiasa menekankan bahwa Israel dahulu adalah budak di tanah Mesir, dan bahwa
Allah yang membawa mereka keluar dari perbudakan, sehingga bersyukur kepada Allah,
kerendahan hati dan kasih terhadap sesama - adalah yang sikap harus dijalankan, bukan sikap
seperti yang ditunjukkan oleh kaum Farisi dan ahli taurat).

Konteks Dekat
Jika kita memperhatikan konteks dekatnya, yaitu ayat sebelum dan sesudah dari
Injil Lukas 15:1-7 ini, Bagaimana kesalnya orang-orang Farisi terhadap Kristus karena Ia
bergaul dengan orang-orang kafir dan para pemungut cukai dan memberitakan Injil-Nya
kepada mereka (ay. 1-2).Bagaimana Kristus membenarkan perbuatan-Nya itu, dengan
menunjukkan rancangan dan kuasa yang ingin dicapai-Nya dengan berbuat demikian, yang
sudah memengaruhi banyak orang, yaitu membuat mereka bertobat dan memperbaharui
hidup mereka.
Tidak ada ibadah lain yang lebih berkenan dan lebih menyenangkan hati Allah
daripada ini. Hal ini ditunjukkan-Nya dalam perumpamaan-perumpamaan:Tentang domba
yang hilang, yang dibawa pulang dengan sukacita (ay. 4-7). Tentang uang dirham yang
hilang, yang ditemukan kembali dengan sukacita (ay. 8-10). Tentang anak yang hilang, yang
hidup berfoya-foya, tetapi kemudian kembali ke rumah ayahnya, dan di sana ia disambut
dengan penuh sukacita, meskipun kakaknya, seperti para ahli Taurat dan orang Farisi,
menjadi marah karenanya (ay. 11-32)
BAB IV
EKSEGESIS
Lukas 15:1-7

Ayat 1
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk
mendengarkan Dia.

Οι φοροεισπράκτορες και οι αμαρτωλοί έρχονταν στον Ιησού για να Τον ακούσουν.

Pada saat itu, pemungut cukai merupakan istilah yang digunakan bagi orang yang bertugas
mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi
di Palestina sekitar abad pertama. Dengan demikian, pemungut cukai adalah petugas pajak,
dan merupakan salah satu jenis pekerjaan di masyarakat Yahudi waktu itu.Akan tetapi,
profesi pemungut cukai dipandang buruk oleh masyarakat Yahudi di sekitar mereka, bahkan
cenderung dibenci oleh rakyat, karena cara yang digunakan merupakan cara yang kasar dan
kejam. φοροεισπράκτορες berasal dari kata telos dan oneomai atau telonai.

Ayat 2
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima
orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

Τότε οι Φαρισαίοι και οι γραμματείς γκρίνιαξαν, λέγοντας: «Δέχεται αμαρτωλούς και τρώει
μαζί τους».

Γκρίνιαξαν dari kata “diegongyzon” atau bersungut-sungut yang berarti mengeluh di tengah
keramaian, untuk terus bergumam. Dalam KBBI, bergumam berarti berbicara dengan suara
tertahan di mulut. Pada saat itu, orang-orang farisi bersungut-sungut bersama dengan ahli-ahli
taurat. Mereka bersungut-sungut hal itu dikarenakan Tuhan menerima orang berdosa dan
pemungut cukai untuk makan bersama Yesus. 3

Ayat 3
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka

3
Bible Hub_
Τότε τους είπε αυτή την παραβολή

Παραβολή dari kata “parabolen” atau perumpamaan yang berarti yaitu narasi fiktif,
apothegm atau pepatah. 4Dalam KBBI, perumpamaan berarti perandaian. Pada saat itu ketika
Yesus mendengar persungut-sungutan yang disampaikan oleh orang-orang farisi dan ahli-ahli
taurat, Tuhan memberikan perumpamaan atau perandaian kepada mereka.

Ayat 4
Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan
seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun
dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

ἀπολωλὸς dari kata (apololos) Atau sesat yang berarti terhilang dalam bahasa Inggris that is
lost. Pada saat itu, Tuhan memberikan perumpamaan tentang seratus ekor domba yang
bahkan meninggalkan 99 domba yang tidak tersesat hanya demi mencari satu domba yang
hilang. Perumpamaan ini menggambarkan Allah karena kasih-Nya kepada manusia berdosa,
aktif untuk mencari orang-orang berdosa agar bertobat. Allah tidaklah pasif menunggu
domba yang hilang ini kembali ke kawanan.

Ayat 6
dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata
kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu
telah kutemukan.

Πρόβατόν dari kata (probaton) yang berarti domba. Tuhan memberikan perumpamaan
domba yang hilang ini ditujukan kepada orang-orang berdosa dan para pemungut cukai.
Tuhan mengajarkan bahwa mereka adalah sasaran Allah untuk orang-orang percaya dalam
menuntut mereka hingga mereka menemukan jiwa yang terhilang itu. Dan ketika domba yang
terhilang itu ditemukan, maka bersukacita lah orang-orang yang berada di sekitarnya.
Demikian halnya dengan kerajaan sorga.

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ayat 7
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa
yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang
tidak memerlukan pertobatan."

Μετανοίας dari kata (metanoia) atau bertobat yang berarti perubahan pikiran atau berbalik
dari jalan yang jahat.5 Atau pun merangkul pikiran melampaui batasan yang sekarang atau
pola pikir. Pada saat Tuhan memberikan perumpamaan tersebut, yaitu mengibaratkan domba
sebagi orang berdosa, maka demikian halnya dengan kerajaan sorga. Yaitu akan ada sukacita
karena satu jiwa saja yang diselamatkan dari jalan-jalannya yang jahat.

Eksposisi
Dari penjelasan di atas, ada beberapa hal yang dapat di ambil dalam kehidupan
sehari-hari. Makna yang terkandung dalam pernyataan di atas yaitu bahwa Allah sangat
mengasihi semua ciptaanNya. Bahkan dalam keadaan berdosa sekalipun, Allah tetap
mengasihi semua orang orang. Dan Tuhan ingin sebagai umat percaya yang sudah ditebus
oleh Tuhan, harus menjadi mandat untuk keselamatan jiwa-jiwa yang terhilang atau jiwa-jiwa
yang belum mengenal Tuhan dan belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Karena tujuan Tuhan datang ke dunia ini yaitu untuk menyelamatkan manusia dari
hukuman maut atau membebaskan dari dosa supaya umatNya berbalik dan bertobat, Tuhan
menunjukkan kasih dan perbuatanNya. Oleh sebab itu, dalam hal ini juga peran gereja sangat
berpengaruh dan dibutuhkan menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang agar jiwa-jiwa beroleh
keselamatan daripada Tuhan.

Seperti Tuhan yang mengibaratkan seekor domba ketika dia terhilang dan ketika
ditemukan maka orang-orang di sekitarnya atau gembalanya akan berbahagia dan
bersukacita. Demikian halnya dalam kerajaan surga ketika satu jiwa saja yang beroleh
keselamatan atau berbalik dari jalan yang jahat, maka Tuhan sangat berbahagia dan warga
surga berbahagia dan bersukacita. Dalam hal ini, kita akan melihat apa-apa saja peranan
gereja membangkitkan jiwa jiwa yang terhilang.

5
Bible Hub
PERAN SERTA GEREJA DALAM MENJANGKAU JIWA
Sebagai umat pilihan Allah, sudah sepatutnya untuk menjangkau jiwa agar
memperoleh keselamatan yang kekal yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada setiap
manusia. Kita semua telah ditebus oleh Tuhan, tetapi belum tentu sudah menerima tebusan
tersebut dengan mempercayai Tuhan sepenuhnya dan melakukan kehendak-Nya. Gereja
sangatlah berperan penting bagi orang-orang yang belum mengalami Tuhan secara
pribadiAmanat Agung Yesus Kristus yang mengatakan, PERGI, BAPTIS DAN AJAR
menjadi dasar utama dalam memenangkan jiwa, tidak ada dasar yang paling utama selain
daripada hal tersebut.

Di dalam itu apakah yang menjadi dasar utamanya? Dan siapa kah yang akan pergi?
Pastinya adalah gereja. Gereja ditunjuk Tuhan untuk melakukan kehendak Allah. Oleh sebab
itu, gereja memang benar-benar harus menyerahkan diri sepenuhnya dalam bergerak
menjangkau jiwa. Tuhan berbicara mengenai penyerahan diri kita. Ia berbicara mengenai
kesediaan kita untuk tunduk kepada Tuhan. Ia berbicara mengenai kasih kepada saudara
kita,saling menanggung beban, mendorong atau memberi semangat tidak menyebabkan orang
lain tersandung.6 Dengan adanya penyerahan diri kepada Allah, maka roh Kudus juga sangat
berperan penting dalam setiap orang percaya. Kita akan sama-sama melihat apa peranan
gereja yang seharusnya dilakukan guna menjangkau jiwa.

Penginjilan

Inti dari amanat agung ialah jadikanlah murid, yang berarti membawa kepada Yesus
Kristus sekolah sehingga mereka beriman dan dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepada
Yesus. Tujuan gereja salah satunya adalah penginjilan. Melalui penginjilan, orang-orang
yang belum mengenal Tuhan akan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat melalui
berita yang disampaikan. Jika tidak ada Injil, maka jumlah orang yang percaya tidak akan
bertambah kecuali kalau dia memang benar-benar mengalami perjumpaan pribadi bersama
dengan Tuhan.

6
Charles Stanley, Bagaimana Mengetahui Kehendak Allah (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993), 6.
Oleh sebab itu, penginjilan yang tidak mempersekutukan potongan-potongan baru
kepada gereja setempat tidak dapat dikatakan mencapai tujuan. 7 Penginjilan adalah suatu
kualitas yang selalu diukur dengan kuantitas. Pertumbuhan gereja Dan penginjilan adalah
pekerjaan Roh Kudus. Pertambahan dan pelipatgandaan angka tidak dapat menggantikan
kelahiran baru dalam Roh. Roh kuduslah yang menghidupkan orang yang percaya dan yang
menghidupkan gereja. Tidak akan ada pertumbuhan gereja dan penginjilan.

Yang menjadi dasar gereja dalam penginjilan yaitu peranan Roh Kudus. Telah
dipenuhi oleh Roh Kudus maka gereja mulai bersaksi dan orang dari segala bangsa yang
sebelum mengenal Tuhan boleh mendengar kesaksian yaitu pemerintahan Injil yang dapat
dipahami oleh orang-orang yang terhilang. Gereja yang bertanggung jawab dan perempuan
adalah orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan
kepada keamanan Kristus untuk membentuk lebih banyak masyarakat orang-orang percaya.

Dalam kitab suci orang adalah sasaran dari tujuan penginjilan dan juga pelaksana
pola kerja penginjilan. Yesus menyadari pentingnya pola kerja. Karena Yesus menggunakan
orang untuk mencapai tujuan maka di ceritakan kepada mereka beberapa perumpamaan yang
ada hubungannya dengan pola kerja, yang dapat dipakai untuk mengukur sukses atau
kegagalan mereka. Penginjilan Allah gereja untuk memenuhi misi untuk menjangkau
sahabat-sahabat dan keluarga bagi Kristus. Jadi, penginjilan adalah misi, dan misi adalah
tugas total dari Allah yang mengutus gereja demi keselamatan dunia. Gereja diutus ke dalam
dunia untuk mengasihi, mengajar, berkhotbah, menyembuhkan dan membebaskan.

Pendekatan

Setelah tahap penginjilan, gereja tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Gereja
juga harus melakukan pendekatan atau follow up kepada orang-orang yang sudah di Injili.
Kumpulkan banyak orang, gereja juga harus melakukan tugas yang penting untuk membantu
mereka menjadi anggota jemaat. Dalam Lukas 19:10 mengatakan bahwa “Sebab Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Orang-orang yang berdosa
butuh pendapatan dari gereja untuk menyadarkan mereka bahwa betapa berharganya mereka
di hadapan Allah yang sampai Yesus memberikan harga yang Cuma-Cuma demi manusia.

7
Vergil Gerber, Gereja/Penginjilan, (Bandung: Kalam Hidup, 1974), 14.
Dengan adanya pendekatan, kita tidak hanya membuat mereka menjadi percaya Hati
ini ku juga bergabung dalam komunitas gereja. Dengan adanya pendekatan yaitu juga
memimpin orang yang hadir untuk menjadi anggota jemaat. Efesus 2:19 “ Demikianlah kamu
bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah,”

Gereja-gereja yang mempunyai prioritas untuk mengasimilasi anggota baru serta


mempunyai rencana untuk melakukannya, selalu diberkati dalam pertumbuhannya.
Sebaliknya gereja-gereja yang tidak peduli dengan anggota-anggota baru, atas secara
sempurna menghasilkan reaksi mereka tidak akan bertumbuh.8 Banyak gereja mempunyai
pendapat yang salah. Mereka mengira bahwa setelah seseorang menerima Kristus, semua
sudah beres, dan orang-orang yang baru berjalan itulah yang harus meneruskan komitmennya
dan bergabung dengan gereja. Ini adalah hal yang mustahil percaya yang masih baik tidak
tahu apa yang mereka butuhkan! Gereja yang bertanggung jawab untuk mengambil inisiatif
para petobat baru ke dalam jemaat.

orang-orang yang terhilang perlu merasa bahwa mereka istimewa dan merasa
mereka disambut dan diingini setelah bergabung dengan gereja. Oleh sebab itu Mama gereja
Harus berpikir mengenai dengan orang-orang yang sudah dilayani. Dan bukan hanya itu saja
tetapi juga menjaga agar jalur komunikasi tetap terbuka.

Pemuridan
Dengan adanya penginjilan dan pendekatan terhadap orang-orang yang belum
percaya, maka akan memudahkan gereja untuk membentuk sebuah pemuridan. Dengan
adanya pemuridan, akan menolong orang yang dilayani supaya imannya diteguhkan dengan
mempelajari kebenaran firman Tuhan, serta menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah pada gaya
hidupnya. Peran gereja juga harus mampu membuat pemuridan dan menghasilkan murid baru
dari orang-orang yang sudah dimuridkan. Gereja-gereja yang paling efektif dalam pemuridan
memiliki filosofi pelayanan yang menempatkan pertumbuhan rohani sehari-hari pada inti
pelayanan.

Dengan melakukan pemuridan memampukan setiap orang untuk bertumbuh secara


rohani. Tujuan orang dewasa yang lahir baru selain bertumbuh secara rohani juga dapat hidup
yang berkenan kepada Allah. Selain itu juga memiliki kehidupan atau pelayanan pribadi yang
8
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,199), 319.
lebih baik.9 Pentingnya pemuridan yang pertama yaitu mengetahui kehendak Allah dalam
hidup kita. Dengan melakukan pemuridan dan memunculkan pemuridan baru, maka sebagai
umat Tuhan yang bertanggung jawab, orang-orang percaya memastikan bahwa mereka
membiarkan diri mereka dipengaruhi oleh orang-orang dan segala sesuatu yang akan
memperkuat mereka dalam pelayanan mereka dalam pendangan Tuhan.10

Pemuridan sendiri memiliki tujuan yaitu mendorong atau memimpin seseorang


kepada kedewasaan yang penuh didalam Kristus, memberikan dan mengajarkan tentang
kebenaran Firman Tuhan, menjaga atau mengontrol orang-orang percaya untuk taat kepada
Firman Tuhan. Jadi, memuridkan adalah suatu keharusan bagi gereja-gereja. Untuk menjadi
seorang murid adalah menjadi pengikut Yesus, dengan memilih hidup dengan standar Tuhan
bukan dunia.

BAB V
KESIMPULAN
Dari penulisan paper yang sudah dipaparkan di atas, dapat di ambil kesimpulan
bahwa kasih Allah tidak terbatas oleh apapun. Tanpa kasih, kita tidak akan beroleh
keselamatan. Seperti perumpamaan tentang domba yang terhilang, yang pada saat tuannya
9
George Barna, Menumbuhkan Murid-Murid Sejati, (Jakarta: CBA, 2010), 42.
10
B. D. Bartruff, Menjadi Pribadi Yang Dikehendaki Tuhan, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2003), 139.
menemukan nya pastinya ia akan bersukacita. Apalagi kita ketika dalam posisi terhilang dan
mengalami perubahan atau metanoia, Tuhan Yesus pun sanagt bersukacita akan hal itu. Lalu
bagaimana dengan orang yang belum mengenal Tuhan? Oleh sebab itu penting sekali peran
gereja dalam menjangkau jiwa untuk membangkitkan mereka.

Gereja berperan penting dalam menginjili bahkan memberikan pendekatan kepada


orang yang sudah menerima Injil, supaya mereka bukan hanya sekedar percaya namun, juga
mau ikut bergabung menjadi anggota jemaat Allah. Dengan begitu, gereja juga harus
membentuk pemuridan untuk memuridkan mereka dalam pertumbuhan iman yang semakin
naik level. Dan ketika mereka sudah mengalami pertumbuhan, maka mereka juga akan
dipimpin oleh Roh Kudus memuridkan orang lain yang belum mengenal Tuhan. Agar
semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan.

Dengan melakukan semuanya itu, maka itulah hal yang dikehendaki oleh Allah
untuk kita lakukan, supaya hidup kita juga berkemenagan. Dan yang terpenting dari semua
itu adalah ketekunan. Mungkin dulu kita adalah orang yang melakukan sesuatu sesuai dengan
keinginan kita bukan keinginan Tuhan. Namun, setelah percaya kita telah menerima Kristus
sebagai Juruselamat, kita pun mengakuiNya sebagai Tuhan yang kita layani. Dan kita adalah
kaum tebusanNya, milikNya dan hambaNya.11

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang : Gandum Mas, 1996.

Bible Hub_

Kamus Besar Bahasa Indonesia

11
Watchman Nee, Mencari Kehendak Allah, (Surabaya: Yayasan Perpustakaan Injil, 2002), 1.
Stanley Charles, Bagaimana Mengetahui Kehendak Allah, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1993.

Gerber Vergil, Gereja/Penginjilan, Bandung: Kalam Hidup, 1974

Warren Rick, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas
1996.

Barna George, Menumbuhkan Murid-Murid Sejati, Jakarta: CBA, 2010.

Bartruff.B, Menjadi Pribadi Yang Dikehendaki Tuhan, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
2003.

Nee Watchman, Mencari Kehendak Allah, Surabaya: Yayasan Perpustakaan Injil, 2002.

Anda mungkin juga menyukai