Anda di halaman 1dari 8

Nama : Natanael Ginting

Tingkat/Jurusan : II-C/Teologia

UAS : Hermeneutika PB

Dosen : Dr. Batara Sihombing

Penafsiran Injil Lukas 7:41-50 menggunakan Metode Historis Kritis

I. Pendahuluan

Dalam teks

II. Pembahasan
II.1. Latar Belakang Penulisan
Di antara ketiga Injil sinoptis, Lukaslah yang memberi asal usulnya
sendiri. Sang penulis tidak memberitahukan namanya, menyertakan suatu bab
yang menyatakan tujuannya menulis Injil ini, metode  yang ia gunakan dan
rekan-rekan sezamannya yang mencoba melakukan hal yang sama, kata
pembuka ini (Lukas 1:1-4) adalah kunci bagi kitab ini, dan juga kitab Kisah
Para Rasul adalah satu kesatuan1.
II.1.1. Penulis Injil Lukas
Lukas adalah satu-satunya penulis Alkitab yang berasal dari
kelahiran asal kafir, jabatnnya adalah tabib. Sudah sejak
pertengahan abad kedua ia dipandang sebagai penulis Injil Lukas
dan Kisah Para Rasul. Walaupun nama penulis tidak dicantumkan
dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan
mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri
menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis Injil yang ketiga yaitu
Injil Lukas. Ada banyak bukti yang menerangkan dan menguatkan
bahwa Lukaslah penulis Injil Lukas2.
II.1.2. Waktu Penulisan Injil Lukas
Tidak mungkin kita dapat memastikan waktu yang tepat kapan
Lukas menyelesaikan kitab Injilnya. Oleh karena ia memasukkan

1
dalam kitabnya sendiri bahan-bahan dari Injil Markus, ia rupanya
menulis teks akhir dari kitab itu setelah Injil Markus diedarkan.
Ada yang mengemukakan pendapat bahwa Lukas menunjukkan
pengetahuan  tentang jatuhnya Yerusalem ke tangan orang Roma
pada tahun 70 M (Luk. 21:5-24), dan kalau itu benar kita harus
menyimpulkan kitab Injil tersebut selesai ditulis setelah kejadian
itu. Tetapi bebarapa ahli diantara mereka mengatakan bahwa
sekitar tahun 57-60 M3.
II.1.3. Penerima Injil Lukas
Ijil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan
kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun
nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut,
kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat
dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah
yang menulis kedua kitab itu.
II.2. Tema-tema Teologis Injil Lukas
1. Kemanusiaan Yesus

Jika dibandingkan dengan Injil lainnya, maka Injil Lukas memberikan


informasi yang lebih lengkap tentang permulaan dan pelayanan Yesus. Lukas
banyak mencatat tentang perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan
Yesus , memberi informasi tentang pribadi-pribadi

2. Doa

Merupakan tema yang sangat penting dalam Injil Lukas. Hal ini dibuktikan
dalam catatan-catatan Lukas yang senantiasa melaporkan bahwa doa mendapat
tempat utama dalam hidup dan pelayanan Yesus. Yesus senantiasa
mengalamatkan doaNya kepada Bapa ketika: Yesus dibaptis (3:21), di padang
gurun (5:16), sebelum memilih para murid (6:12), berdoa untuk Petrus
(22:32), di taman Getsemani (22:22)

3.      Roh Kudus

2
Sama halnya seperti doa, maka peran Roh Kudus juga sangat sentral dalam
hidup dan pelayanan Yesus, Roh Kudus mengurapi Yesus; dalam hidup dan
pekerjaanYesus.

4.      Pengampunan

Kabar baik pada dasarnya ialah berita tentang pengampunan dosa. Lukas
mencatat bahwa tujuan utama kedatangan Yesus ke dalam dunia adalah untuk
menyediakan pengampunan dosa bagi semua orang

II.3. Struktur Injil Lukas

Struktur Kitab Lukas ini akan kami paparkan berdasarkan 2 sumber yang
kami pakai, guna untuk lebih dalam memahami dan membantu penafsir serta 
pembaca dalam tafsiran kitab Lukas ini. Sumber pertama yang kami pakai ialah
berdasarkan ringkasan dari buku Survey Perjanjian Baru dengan penulisnya
Merril C Tenney, sebagai berikut:

 Kata Pembuka(1:1-4)
 Persiapan bagi Sang Juruselamat(1:5-2, :52)
Pewartaan kabar gembira (1:5-56)

Kelahiran Yohanes (1:57-80)

Kelahiran dan Masa kecil Yesus (2:1-52)

 Perkenalan Sang Juruselamat(3:1-4, :15)

Pelayanan Yohanes (3:1-20)

Pembaptisan (3:21-22)

Silsilah (3:23-38)

Pencobaan (4:1-13)

Kembali ke Galilea (4:14-15)

 Pelayanan Sang Juruselamat(4:14-15)

Pernyataan tujuanNya (4:16-9, :50)

3
Perwujudan kekuasaanNya (5:1-6, :11)

Penunjukan para pembantuNya (6:12-19)

Pernyataan prinsip ajaranNya (6:20-49)

Pelayanan belaskasihNya (7:1-9, :19)

Pemberitahuan tentang penyaliban (9:18-50)

 Misi Sang Juruselamat (9-51, 18:31)

Tantangan masyarakat (9:51, 18:31)

Penunjukan ketujuh puluh murid (10:1-24)

Pengajaran tentang kerajaan Allah (10:25, 13:21)

Timbulnya pertentangan masyarakat (13:22, 16:31)

Nasihat kepada para murid (17:1, 18:30)

 Kesengsaraan Sang Juruselamat(18:31, 23:56)

Peristiwa-peristiwa dalam

Perjalanan ke Yerusalem (18:31, 19:27)

Kedatangan di Yerusalem (19:28-44)

Pertentangan di Yerusalem (19:45, 21:4)

Ramalan tentang Yerusalem (21:5-38)

Perjamuan malam terakhir (22:1-38)

Penghianatan (22:39-53)

Penangkapan dan pengadilan (22:54, 23:25)

Penyaliban (23:26-49)

Penguburan (23:50-56)

 Kebangkitan Sang Juruselamat(24:1-53)

4
Kubur yang kosong (24:1-12)

Penampakan di Emaus (24:12-35)

Penampakan kepada para murid (24:44-49)

Pengutusan Amanat Agung (24:44-49)

Kenaikan (24:50-53)

Sedangkan sumber yang kedua yang Saya ambil untuk struktur garis besar Injil Lukas ialah 
diambil dari buku Alkitab Edisi Studi oleh LAI yaitu sebagai berikut:

 Mempersiapkan jalan bagi Yesus (1:1-4:13)

Pengantar: mengapa Lukas menulis Injil ini (1:1-4)

Dua kelahiran ajaib (1:5-2:21)

Yesus sebagai kanak-kanak (2:22-52)

Yesus Aanak Allah (3:1-4:13)

 Yesus di Galilea (4:14-9:50)

Berbagai reaksi terhadap Yesus (4:14-9:50)

Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para


muridNya (4:38-5:32)

Yesus melanjutkan karyaNya di Galiea (5:33-9:17)

Siapa Yesus dan apa yang harus dilakukan (9:18-50)

 Yesus Pergi Ke Yerusalem

Para murid dan orang-orang yang tidak percaya (9:51-10:42)

Yesus mengajarkan banyak hal (11:1-12:59)

 Pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35)

Yang hilang ditemukan (15:1-32)

5
Para hamba yang setia (16:1-19:27)

 Minggu terakhir Yesus di Yerusalem (19:28-23:56)

Yesus mengajar di Yerusalem(19:28-21:28)

Hari-hari terakhir Yesus: peradilan dan kematianNya (22:1-


23:56)

 Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada


murid-muridNya (24:1-53)

III. Suasana Historis (Sitz in Leben)


III.1. Konteks Sosial
III.2. Konteks Politik

Pada tahun 64 sM negeri Palestina diduduki panglima Roma, bernama


Pompeius. Selanjutnya Romalah yang menentukan siapa yang berkuasa di sana.
Melalui catur politis yang licik dan sangat berliku-liku (sehingga sukar diketahui
seluk-beluknya) pada tahun 37 sM, seorang yang bernama Herodes bin Antipater
oleh Roma diakui, berarti diangkat menjadi raja seluruh negeri Palestina.
Kemudian diberi gelar “Herodes Agung” (tahun 37 sM-tahun 4 M). Disatu pihak
Herodes Agung seorang politikus yang cakap dan lihai dan seorang pembangun
yang hebat. Ia malah membangun gedung-gedung yang hebat dan kuil-kuil bagi
dewa-dewi di luar negeri. Di dalam negeri ia membangun kota-kota baru dan
benteng-benteng kuat. Ia terkenal terutama karena mambangun Bait Allah secara
megah (mulai tahun 20 sM dan belum seluruhnya selesai ketika dibakar pada
tahun 70 M). Watak Herodes ganas dan galak dan tidak kenal ampun terhadap
siapa saja yang dicurigai. Namun demikian ia tetap orang kepercayaan kaisar
Roma. Setelah Herodes Agung mati kesatuan politis Palestina terpecah. Daerah
Yudea, setelah sebentar diperintah oleh anak Herodes, Arkhilaus, langsung
diperintah oleh Roma melalui seorang wali negeri. Sampai dengan tahun 70 M.
Berturut-turut menjabat: Coponius, Valerius Gratus, Pontius Pilatus, Marcellus,
Cuspius Fadus, Tiberius Alexander, Ventidius Cumanus, Antonius Felix, Porcius
Festus, Luceius Albinus, Gesius Flores. Hanya sebentar pada tahun 41-44 M
wilayah Yudea dibawah raja Herodes Agrippa I (tahun 41-44 M). Sama seperti
masa Herodes Agung wilayah Herodes Agrippa I meliputi seluruh Palestina

III.3. Konteks Budaya

yang pertama: Kaum Ningrat, yaitu para pemilik tanah menguasai tanah-


tanah rakyat oleh kekuasaannya dan yang membeli tanah-tanah itu dengan harga

6
murah dari keluarga-keluarga yang jatuh miskin oleh karena peperangan atau
karena tidak mungkin lagi hidup dari hasil tanah pertanian mereka yang kecil.
Pemanfaatan propinsi-propinsi taklukan yang baru ini mendatangkan sumber
penghasilan baru. Maka para pengusaha yang bertindak selaku kontraktor
pemerintah atau tukang catut menikmati hasil yang berlimpah-limpah.

 Kedua: Kelas menengah, sebagian besar meningkatnya perbudakan, yang memanfaatkan


para tawanan perang, masyarakat kelas menengah nyaris tersingkir habis dari negara ini.
Banyak yang diantara gugur dalam peperangan atau pembuangan. Sebagian lainnya tidak
mampu bersaing dengan mereka yang menggunakan tenaga budak dan makin lama makin
merana di tanah-tanah pertanian mereka yang kecil. Lambat-laun mereka turut memperbesar
gerombolan tunakarya dan tunawisma yang memenuhi kota-kota besar, terutama Roma, dan
menggantungkan hidup mereka pada negara.

III.4. Konteks Agama

Pengalaman emosional yang berlangsung tentang Allah juga memainkan


peranan penting dalam berbagai agama misteri yang muncul dalam kekaisaran
Roma. Mitraisme merupakan salah satu diantaranya yang paling terkenal, tetapi
ada banyak lagi yang berkaitan dengan dengan dewa-dewa Asia kecil dan Mesir di
samping kebiasaan-kebiasaan tradisional Yunani. Begitu juga dengan penganut
aliran agama-agama lain seperti yang diutarakan oleh ahli sejarah Yahudi,
Yosefus, yang hidup pada akhir abad pertama Masehi, mengutarakan bahwa ada
tiga pendapat utama di kalangan orang Yahudi di Palestina: “Filsafat Yahudi
mempunyai tiga bentuk. Pengikut pertama disebut Farisi, yang kedua saduki, dan
sekte ketiga, yang memiliki reputasi karena disiplin yang tinggi, adalah golongan
Eseni.” Ia juga menyebut golongan keempat, yakni kaum Zelot.

III.5. Konteks Ekonomi


IV. Analisa Sumber, Analisa Redaksi, Analisa Bentuk
IV.1. Analisa Sumber
IV.2. Analisa Redaksi
IV.3. Analisa Bentuk
V. Analisa Teks
V.1. Perbandingan Bahasa
V.2. Kritik Aparatus
V.3. Terjemahan Akhir
V.4. Tafsiran Lukas 7:41-50
V.5. Skopus
V.6. Refleksi Teologis

7
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai