Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alkitab menyatakan kematian sebagai pemisahan. Kematian fisik merupakan
pemisahan jiwa dari tubuh. Kematian rohani merupakan pemisahan jiwa dari Allah.
Kita sering melihat bahwa dalam hal kematian, jenazah orang Kristen
mengenakan jas lengkap bagi laki – laki sedangkan wanita mengenakan gaun, dan
dimasukkan ke dalam peti mati sementara pelayat-pelayat kebanyakan berpakaian
hitam-hitam. Bagaimana Alkitab menuliskan tentang kematian, penguburan dan
perkabungan ini? Masih banyak yang belum mengetahui secara pasti dan benar
mengenai sikap dan tuntunan kepada jenazah menurut agama Kristen Protestan. Oleh
karena itu, kami akan membahas tentang sikap dan tuntunan kepada jenazah menurut
agama Kristen Protestan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kematian menurut agama Kristen?
2. Bagaimana tata cara mengurus jenazah?
3. Bagaimana tata cara penguburan menurut agama Kristen?
4. Apa yang dimaksud dengan berkabung?
5. Bagaimana tinjauan teologis menurut agama Kristen?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian kematian menurut agama Kristen.
2. Mengetahui tata cara mengurus jenazah menurut agama Kristen.
3. Mengetahui tata cara penguburan menuru.t agama Kristen.
4. Mengetahui pengertian berkabung.
5. Mengetahui tinjauan teologis menurut agama Kristen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEMATIAN MENURUT KRISTEN DALAM ALKITAB


Kematian menurut Kristen Protestan juga mengartikan saat terakhir atau perhentian
kehidupan kita di bumi untuk masuk ke kehidupan akhir yang sebenarnya. Kehidupan
terakhir ini tidak dapat ditentukan dari berapa banyak perbuatan dan jasa yang sudah kita
lakukan di dunia, akan tetapi berapa banyak kita menjalankan hukum cinta kasih yang
menjadi hukum utama dari umat Kristen.
Oleh sebab itu, jika perjalanan hidup sudah berakhir di dunia, maka kita tidak akan bisa
untuk kembali dan hidup beberapa saat lagi di dunia ini. Manusia memang sudah
ditentukan untuk hidup dan mati hanya 1 kali saja dan sesudah itu akan menjalani
penghakiman dan tidak akan ada reinkarnasi sesudah kematian. Inilah arti sebenarnya
kematian yang sebenarnya dalam ajaran Kristen yang sudah dijelaskan di Alkitab:
1. Kematian Merupakan Pengadilan
Kematian menurut Kristen Protestan yang mengakhiri kehidupan manusia di
dunia bisa menjadi menerima atau menolak rahmat Ilahi yang sudah diberikan Kristus
padanya. Sesudah kematian, manusia akan mendapat ganjaran abadi untuk jiwa yang
tidak akan mati. Ini akan terjadi dalam pengadilan yang menghubungkan kehidupan
orang tersebut dengan Kristus. Ini bisa terjadi dengan beberapa hal, yakni masuk ke
kebahagiaan surgawi lewat api penyucian, masuk langsung menuju kebahagiaan surgawi
atau mengutuk diri selamanya di neraka yang abadi.

2. Kematian Merupakan Akibat Dari Dosa


Gereja mengajarkan jika kematian sudah masuk ke dalam dunia dan ini terjadi
karena manusia sudah berdosa. Namun, meskipun manusia memiliki kodrat yang bisa
mati, tetapi Allah sudah menentukan supaya ia tidaklah mati. Kematian badaniah
sebenarnya bisa dihindari apabila manusia tidak memiliki dosa dan kematian menjadi
musuh terakhir untuk kita manusia yang harus dikalahkan.
Kematian tidaklah dibuat oleh Allah dan Allah sendiri juga tidak senang dengan
musnahnya sesuatu yang hidup. Allah sudah menciptakan manusia untuk hidup yang
baka, akan tetapi dengan kedengkian setan yang sudah memasukkan kematian dalam
dunia dan karena kesalahan pribadi maka manusia harus bertanggung jawab atas
kematian. Kematian menjadi sika yang adil dari Tuhan untuk semua dosa yang sudah
dilakukan manusia.

3. Kematian Merupakan Proses Pembersihan


Kematian menurut Kristen Protestan juga memiliki arti yang lebih mendalam
untuk kehidupan manusia. Kehidupan memang sebuah jalan agar kita bisa menuju Allah,
namun pada kenyataannya dimana manusia sudah tercemar dengan dosa, maka akan
banyak rintangan untuk menuju pada Allah. Agar kita bisa dipersatukan kembali dengan
Allah, maka membutuhkan kemurnian hati seutuhnya dan kehidupan harus menjadi
proses pembersihan. Pembersihan yang dilakukan secara terus menerus sangat harus
untuk dilakukan dan tahap terakhir dalam menentukan hal tersebut adalah kematian
yang berarti berpisahnya dari dunia fana.

4. Kematian Menjadi Kelahiran Baru


Semua orang Kristen yang percaya meyakini jika kematian bukanlah sebuah titik
akhir namun sebagai titik awal. Pada kenyataannya, kematian memang menjadi akhir
dari banyak hal seperti kenikmatan duniawi, kekayaan dunia, kehormatan dunia yang
semuanya ini akan berakhir untuk selamanya.Untuk mereka yang tidak merindukan
sebuah hal lain dan tidak mengharapkan sesuatu di kehidupan lain, maka kematian
menjadi seperti sebuah bencana.
Namun untuk orang Kristen memandang kematian adalah sebuah kehidupan
yang baru. Kematian hanya menjadi perpisahan yang menyedihkan untuk semua hal
menyenangkan yang berkenan untuknya, namun orang Kristen juga mengetahui jika
dengan kematian mengartikan sebuah kehidupan yang lebih baik, hidup penuh dengan
terang, kegembiraan dan kebebasan.
5. Kematian Adalah Persamaan Dengan Kristus
Kita mati bersama dengan Kristus, kematian tidak hanya sebagai pengantar kita
menuju sesuatu yang lebih baik untuk pribadi namun juga merupakan penyatuan yang
lebih khusus dengan Kristus. Untuk kita umat Kristen, tidak ada yang lebih
membahagiakan dan lebih bagus dari hidup bersama Kristus sehingga membuat
kematian dalam Kristiani memiliki sifat yang khas dan khusus.

Meskipun orang percaya jika di dalam Kristus mempunyai jaminan hidup kebangkitan,
akan tetapi kita sebagai orang Kristen haruslah tetap melewati kematian jasmani, akan
tetapi bagi orang percaya mempunyai cara yang berbeda dalam menghadapi kematian
dengan orang yang tidak percaya.

1. Kematian Bukan Akhir Dari Hidup


Bagi orang Kristen, kematian bukan menjadi akhir dari sebuah kehidupan, akan
tetapi merupakan awal yang baru dan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Kematian
adalah berpindahnya sebuah kehidupan menuju kehidupan kekal yang jauh lebih
sempurna. Kematian bagi orang percaya merupakan pelepasan dari semua kesulitan
yang ada di dunia dan dari jasmani untuk menuju ke kehidupan yang kekal dan mulia di
surga. Kematian juga bisa diartikan sebuah perhentian dari penderitaan dan pekerjaan
yang dilakukan di dunia. Kematian merupakan kepergian kita untuk tinggal bersama
orang percaya yang sudah mati mendahului kita dan menjadi pintu masuk ke hadapan
Allah yang hidup.

2. Kematian Sesuatu Yang Berharga Di Mata Tuhan


Dalam Alkitab juga disebutkan jika kematian orang percaya adalah sesuatu
penghiburan dan sangat berharga di mata Tuhan. Kematian menjadi jalan bagi kita
untuk memasuki tempat kedamaian dan masuk ke dalam firdaus serta pergi ke rumah
Bapa yang memiliki banyak tempat serta kebahagiaan bersama dengan Kristus.
3. Kematian Merupakan Panggilan Allah Pada Manusia
Kematian Kristiani juga mengartikan bahwa Allah memanggil kita manusia untuk
menghadap pada-Nya dan bersatu dengan kodrat-Nya yang Ilahi. Kita umat Kristen
menganggap kematian adalah panggilan yang Allah berikan untuk kita menuju kerajaan
Bapa yang abadi dan menjadi kebahagiaan yang paling kita rindukan, sebab sudah
terpenuhi dengan sempurna. Kematian menurut Kristen haruslah juga mengambil
bagian dalam kematian Kristus. Kematian harus berguna tidak hanya untuk diri sendiri,
menghapus dosa dan juga menerima kehidupan yang baru, namun juga harus berguna
untuk orang lain. Kematian menjadi jalan menuju ke kebahagiaan dan juga kemuliaan.
Dengan melewati kematian, maka ini menjadi titik akhir pembuangan manusia di
kehidupan di dunia dan menjadi pengantar kita menuju rumah Bapa di surga yang kekal.

B. TUNTUNAN KEPADA JENAZAH MENURUT AGAMA KRISTEN


Merupakan tuntunan adat untuk menguburkan seorang keturunan di kuburan keluarga
(gua atau lubang dalam karang); demikianlah Sara, Abraham, Ishak dan Rebeka, Lea dan
Yakub telah dikuburkan di gua Makhpela, sebelah timur Hebron. Kadang-kadang orang
terpaksa dikuburkan di tempat lain kalau ia meninggal jauh dari kuburan keluarga, misalnya
Debora dikuburkan dekat Betel dan Rahel di jalan ke Efrata dan kuburan mereka ditandai
dengan sebuah tugu dan pohon besar. Tangisan, perkabungan dan pengenaan kain karung
mungkin sampai tujuh hari. Pembalseman Yakub dan Yusuf dan pemakaian peti bagi Yusuf
sesuai kebiasaan Mesir adalah luar biasa. Mumifikasi menuntut bahwa jeroan harus
dikeluarkan dan disimpan tersendiri, dan tubuh harus dikeringkan dengan mengemasinya
dengan garam. Kemudian tubuh itu dibungkus dengan kain lenan yang telah diolah dan
dibalut keseluruhannya di dalam kain lenan itu. Pembalseman dan perkabungannya
biasanya 70 hari, tapi waktunya pembalseman bisa lebih pendek seperti pada Yakub.
Penguburan - juga tubuh orang jahat yang telah digantung - harus segera dilakukan. Kontak
dengan orang mati dan perkabungan yang formal mencemarkan upacara. Perkabungan
dengan menangis, mengoyakkan pakaian dan menguraikan rambut diperolehkan bagi
imam-imam keturunan Harun tapi tidak boleh bagi imam agung atau bagi orang nazir di
bawah sumpah. Yang tegas dilarang bagi imam dan orang awam ialah melukai (mengiris
daging), memotong tepi janggut, memotong bersih alis di antara mata dan merajah tanda-
tanda. Tidak boleh makan persepuluhan dalam perkabungan atau mengorbankannya
kepada orang mati juga terlarang. Perbuatan-perbuatan seperti itu adalah adat orang kafir
Kanaan. Wanita-wanita yang tertangkap dalam perang boleh menangisi orangtuanya satu
bulan sebelum mereka kawin dengan orang yang menangkap mereka. Bagi pemimpin
nasional seperti Harun dan Musa diadakan perkabungan nasional 30 hari sesudah mereka
dikuburkan.

1. Memandikan jenazah
Memandikan jenazah dilakukan di ruang pemandian jenazah sebesar 5 x 3 m
oleh anggota yayasan atau pihak keluarga. Proses pemandian jenazah dilakukan ketika
sudah sampai ke rumah persemayaman atau rumah duka. Pemandian dilakukan oleh
satu atau dua orang tergantung kondisi jenazah.
2. Memakaikan pakaian jenazah
Jika jenazah seorang gadis dipakaikan baju pengantin. Jika perempuan atau laki –
laki yang sudah menikah dipakaikan dress dan jas.
3. Mengawetkan jenazah
Pengawetan jenazah dilakukan ketika jenazah telah selesai di mandikan dan
mengenakan pakaian lengkap. Pengawetan jenazah ini diperlukan untuk mencegah
pembusukan dan penyebaran kuman dari jenazah ke lingkungan, dilakukan biasanya
keluarga jenazah tinggal di tempat yang berbeda – beda sehingga perlu menunggu
kedatangannya dan pada saat ini telah berhasil dibuat pengawetan jenazah yang tidak
mengubah warna kulit, tekstur tidak keras, tidak meleleh dan tidak perih, malahan
dilengkapi dengan bau wangi yang dapat dipilih jenisnya.
Adapun tata caranya antara lain :

a) Dalam mengawetkan jenazah, harus ditanamkan untuk menghormati setiap


tubuh jenazah yang akan diawetkan.
b) Cuci jenazah atau mandikan jenazah dengan larutan desinfektan.
c) Baringkan jenazah dalam posisi supine (terlentang).
d) Buka pakaian dan semua perhiasan yang dipakai jenazah.
e) Hilangkan kaku mayat. Apabila ada kaku mayat, hal tersebut harus dilawan untuk
mengurangi ketegangan otot. Otot yang tegang maka akan meningkatkan
tekanan ekstravaskular sehingga akan terjadi pengalihan cairan pengawet dari dalam
pembuluh darah ke tempat yang tidak semestinya.
f) Atur lah posisi penampilan mayat, tutup mata dan mulut jenazah.
g) Buatlah campuran cairan pengawet. Biasanya dibutuhkan 3 liter cairan
untuk mengawetkan mayat. Factor yang berpengaruh terhadap kebutuhan ini antara
lain : ukuran tubuh, adanya edema dan tahap pembusukan mayat sudah sampai
dimana. Biasanya 16 ons cairan dengan 1,5 galon air merupakan cairan pengawet
terbaik, ini akan menghasilkan larutan formalin sebesars 2-3%.
h) Pilih tempat suntikan. Tempat terbaik untuk menyuntikkan cairan pengawet adalah
pada vena femoralis, hal ini karena pada lokasi tersebut menyebabkan tekanan yang
diterima pada kepala sama pada kedua sisinya. Pada orang tua sering mengalami
sklerosing, maka tempat suntikan dilakukan pada pembuluh karotis karena
lebih dekat dengan pusat sirkulasi.
i) Tempat pengaliran cairan pengawet paling baik yaitu pada vena jugularis interna,
karena lebih dekat dengan atrium kanan jantung yang merupakan pusat pertemuan
vena seluruh tubuh.
j) Masukkan kanul kedalam pembuluh darah kemudian dijepit dengan ligature atau
jika tidak ada ligature bias diikat pada kedua sisi pembuluh darah pada kanul.
k) Hidupkan mesin pompa dengan tekanan 2-3 pon per inci persegi. Selama pengaliran
ini pastikan aliran cairan tedistribusi seluruhnya. Lakukan pemijatan pada daerah
yang kaku untuk melancarkan drainase.
l) Setelah drainase tersebut akan mucul tanda-tanda pada mayat seperti perut
semakin keras, keluarnya cairan dari saluran pencernaan dan mata menjadi merah
serta tekanan ocular yang tinggi, juga terjadi perubahan warna pada tubuh
mayat. Jika terdapat tanda-tanda tersebut, maka proses drainase dapat dihentikan
dan kanul dicabut secara hati-hati dan di ikat untuk mencegah keluarnya cairan
pengawet tersebut.
m) Bekas luka pada tempat penyuntikan dibersihkan dan dijahit kembali.
Proses pengawetan ini dilakukan di ruang rias jenazah oleh mantri, dokter forensic atau
asisten dokter (bidan atau perawat) yang telah berpengalaman atau memiliki izin untuk
melakukan pengawetan jenazah.
4. Merias Jenazah
Merias jenazah dilakukan di ruang rias jenazah oleh satu orang anggota yayasan.
Dalam hal ini, merias jenazah adalah merias wajah dan rambut. Setelah selesai merias,
jenazah di bawa ke aula (ruang perseayaman) dan dimasukkan ke dalam
peti mati.
5. Menuju Rumah Duka
Rumah duka bisa merupakan rumah sendiri atau rumah duka yang
memang disediakan. Biasanya ini sudah termasuk ke dalam pelayanan jasa pengurusan
jenazah di gereja-gereja atau organisasi semacamnya berikut dengan dekorasi ruangan
(sesuai dengan kepercayaan masing-masing) dan makanan bagi pelayat. Ruangan
ini berfungsi sebagai tempat persemayaman.
6. Penguburan
Bila mungkin, orang dikebumikan di kuburan keluarga yang diwarisi dari nenek
moyang; demikianlah Gideon dan Simson, Asahel dan Ahitofel, mungkin juga Saul.
Penguburan di dalam rumah seperti Samuel dan Yoab mungkin artinya sama, kecuali
kalau arti harfiahnya adalah di bawah rumah atau di bawah lantai. Jenazah dipikul di
atas tandu. Apabila penguburan tidak dapat dilaksanakan tepat pada waktunya, itu
dianggap sangat memalukan.
Kuburan biasanya di luar kota; ada sedikit bukti arkeologi tentang kuburan-kuburan
keluarga yang mempunyai ruang (atau beberapa ruang) yang bentuknya tidak sama,
dipahat pada batu karang dilengkapi dengan bangku-bangku, dapat dicapai melalui jalan
sempit dan rendah, daun pintunya terbuat dari batu yang bentuknya sama dengan
lubang pintunya. Sebna, bendahara kaya, dijatuhi kutuk oleh Yesaya karena membuat
kuburan yang besar di batu karang. Pada upacara penguburan orang-orang mampu,
barang pecah-belah dan barang-barang lain diikutkan dengan jenazah, dimasukkan ke
dalam lubang kubur - demikian tradisi bangsa Kanaan. Tapi pada zaman Israel hal itu
menjadi sesuatu yang formal. Kadang-kadang di Israel dan di tempat lain pada zaman
kuno didirikan tugu peringatan. Di luar Yerusalem ada lahan yang dikhususkan untuk
kuburan masyarakat biasa.
Kuburan penjahat yang telah dihukum mati atau musuh, kadang-kadang ditandai
dengan timbulan batu, misalnya pendosa Akhan, pemberontak Absalom, raja Ai dan
kelima raja Kanaan. Membakar jenazah bukanlah kebiasaan bangsa Yahudi, tapi dalam
keadaan sukar jenazah mungkin dibakar, sedemikian rupa, sehingga tulang-tulangnya
dapat dikuburkan dalam kuburan keluarga, seperti halnya Saul.
7. Berkabung
Di Palestina pada milenium pertama, berkabung meliputi:
[1] penggundulan kepala dan pencukuran janggut [2] melukai badan [3] mengoyakkan
pakaian dan mengenakan karung [4] menebarkan debu di atas kepala dan berbaring
dalam abu; dan [5] menangis dan mengeluh.
Tidak semuanya ini diperbolehkan oleh hukum Taurat. Kematian tokoh terkenal
sering menimbulkan ratapan puitis. Demikianlah Daud meratapi Saul dan Yonatan,
Yeremia dan orang-orang lain meratapi Yosia. Seusai penguburan hidangan kadang-
kadang diberikan kepada para peratap. Api besar kadang-kadang menandai penguburan
raja Yudea.
Perkabungan berhubungan dengan penyesalan, atau disebabkan oleh kejadian yang
menyedihkan. Ada hunjukan pada "melukai" diri, menangis dan seterusnya dalam
upacara agamawi bangsa kafir atau upacara yang mengkafirkan seperti perbuatan nabi-
nabi Baal di Gunung Karmel dan perbuatan orang Israel yang datang dengan
persembahan bagi Allah. Yehezkiel melihat dalam wahyu perempuan Yerusalem
menangisi Tamuz; dan Yesaya melukiskan upacara kafir dekat kuburan yang dikerjakan
oleh orang Israel yang memberontak.
Adat Yahudi pada zaman Perjanjian Baru hanya berbeda sedikit dibandingkan pada
zaman Perjanjian Lama. Upacara pemakaman sebagai berikut: jenazah dimandikan,
kemudian diurapi, lalu dikenakan pakaian lenan berisi wangi-wangian, dan akhirnya kaki
dan tangan diikat dan wajah ditutupi dengan serbet.
Menangis, meratap dan memukul-mukul dada adalah hal biasa di Timur Tengah, dan
terdapat juga dalam Perjanjian Baru. Seperti dalam Perjanjian Lama mungkin juga para
peratap dikerahkan. Mungkin Yesus tidak terlalu mementingkan perkabungan yang
penuh kegaduhan dan hanya menurut adat ini. Ia sendiri menangis tenang dekat
kuburan Lazarus. Pada masa ini waktu perkabungan biasanya 7 hari. Tapi
penguburannya dilaksanakan selekas mungkin sesudah orang meninggal, biasanya pada
hari itu juga.
Kuburan biasanya di luar kota. Kuburan umum memang ada, tapi ada banyak
kuburan khusus bagi perseorangan tatau satu keluarga. Ada orang, misalnya Yusuf dari
Arimatea, telah mempersiapkan kuburannya sebelum ia meninggal. Peti jenazah tidak
pernah dipakai; jenazah dibawa ke kuburan dengan dipikul di atas tandu sederhana.
Membakar jenazah - kremasi, tidak pernah dilakukan orang Yahudi, tapi ada
beberapa jenis kuburan; kuburan yang biasa dalam tanah; kuburan tanpa tanda;
kuburan atau gua dalam liang karang, mungkin dengan tanda atau tiang yang didirikan
di atasnya. Kuburan keluarga sering mempunyai kamar-kamar terpisah. Dalam kamar ini
dibuat papan-papan (acrosolia) atau lubang-lubang di tembok (kokhim) untuk tempat
jenazah. Di sini tubuh mungkin ditaruh dalam tempat penyimpanan, misalnya peti batu
atau sarkopagus.
Adat lain zaman Perjanjian Baru adalah menaruh tulang-tulang dalam koper batu,
terkenal sebagai ossuari. Adat ini barangkali meniru peti bangsa Roma bagi abu-abu
jenazah setelah pembakaran. Kalau suatu kuburan keluarga telah penuh, maka tulang
belulang diambil dari tempatnya pada lubang-lubang di tembok dan dipindahkan ke
dalam ossuari. Ossuari dapat memuat tulang-belulang lebih dari satu orang. Peti-peti ini
biasanya mempunyai gambar atau motif yang berbeda-beda, tapi di antara orang Yahudi
ortodoks sangat sedikit perhiasan yang diperbolehkan. Nama juga sering dituliskan pada
ossuari. Adat untuk menghiasi kuburan mungkin sudah umum pada zaman Yesus. Ini
didasarkan atas hardikan-Nya pada orang Farisi. Ia mengkritik kebiasaan mencat putih
kuburan kendati tujuannya membuat kuburan itu nampak jelas (terutama pada malam
hari), guna menghindari orang menyentuhnya sehingga tidak menjadi najis. Untuk
menghindari serigala dan pencuri memasuki kuburan, pintunya dikunci rapat atau
(kurang biasa) ditutupi dengan batu datar seperti batu gilingan. Batu ini, meskipun
dengan sukar, dapat digulingkan dari pintu kuburan.
Tentang pakaian berkabung. Kain kasar (Ibrani saq, Yunani sakkos) biasanya terbuat
dari bulu domba dan berwarna hitam. Kata Ibrani yang sama sering berarti karung, yang
rupanya terbuat dari bahan yang sama.
Kain kabung dipakai sebagai tanda perkabungan terhadap orang mati, atau raatapan
bagi musibah pribadi atau nasional, atau penyesalan atas dosa, atau doa khusus untuk
memohon pertolongan.
Bentuk kain kabung yang simbolik itu biasanya berupa pita yang dililitkan di
pinggang. Biasanya dipakai langsung meliliti kulit, dan sering terus dikenakan sepanjang
malam. Dalam satu kasus kain kabung dipakai untuk menggantikan jubah, mungkin di
atas pakaian lainnya. Kadang-kadang kain kabung digelarkan untuk alas tidur, atau
digelarkan di depan mezbah atau di atasnya.
Gembala Palestina mengenakan kain kabung karena murah dan awet. Nabi kadang-
kadang mengenakannya sebagai lambang pertobatan yang mereka beritakan. Menurut
Yunus 3:8 bahkan hewan pun juga diselubungi kain kabung sebagai tanda permohonan
nasional. Mengenakan kain kabung untuk ratapan dan pertobatan dilakukan tidak hanya
di Israel tetapi juga di Damsyik, Moab, Amon, Tirus dan Niniwe.

C. TINJAUAN TEOLOGIS MENURUT AGAMA KRISTEN


Jika kita hanya mengejar hal-hal duniawi maka kita telah melepaskan diri kita dari
sumber kehidupan. Untuk menghadapi kematian, kita harus sadar bahwa kita hidup sebagai
orang berdosa dalam kematian. Dalam PL , kematian berarti akhir kesudahan dari
keberadaan seseorang (2 Sam. 12:15 ; 14:14). Manusia diciptakan dari tanah dan mereka
akan kembali menjadi debu (Kej. 3:19). Jiwa diartikan sebagai sheol (hades)[21] yang tidak
ada lagi kehidupan di luar daripadanya. Manusia yang mati pergi ke hades (ruang antara
kematian dan penghakiman akhir). Maka sangat bertentangan dan ditolak kalau ada yang
mengatakan masih ada hubungan antara orang mati dengan orang hidup.[22]
Apakah penyebab kematian? Paulus berkata bahwa upah dosa adalah maut/kematian
(Rom. 6:23). Dasar pandangan tersebut yaitu iblis merupakan penguasa kematian (Ibr.
2:14), walaupun sebenarnya Allah sendirilah yang mampu menghancurkan tubuh dan jiwa
dalam dunia kematian (Mat. 10:28 ; Why 2:23). Dalam PB, penyebab kematian merupakan
hal yang teologis. Kematian itu universal dan hal tersebut merupakan keuniversalan
kesalahan manusia dan jalan manusia untuk pengampunan.
Dari pembahasan-pembahasan di atas, tergambar bahwa kematian dalam PB bukanlah
sebagai proses yang alamiah, tetapi sebagai peristiwa sejarah yang mengakibatkan manusia
masuk ke dalam keberdosaannya. Pernyataan tentang kematian Kristus di kayu salib
merupakan cerita keselamatan dan selalu berhubungan dengan kebangkitan dan
kemenangan atau hidup baru bagi orang-orang percaya. Intinya adalah bahwa Allah sendiri
merendahkan diri dan menanggalkan kemuliaanNya dalam kematian, yang justru dalam
kematian itu, Ia menunjukkan diri sebagai Tuhan dan Allah yang hidup.[23] Kematian Kristus
adalah keuntungan bagi manusia (1 Tes. 5:10 ; Ibr. 2:9-10), kematian Kristus adalah bagi
Hukum Taurat ( Rom. 7:4), bagi dosa (2 Kor. 5:21), dan bagi kematian kita (2 Tim. 1:10).
Kematian Allah berarti final dari segala keberadaan keilahian yang dipahami di dalam sistem
metafisik kuno dunia.[24]
Kematian bagi orang percaya adalah kekuatan dalam hidup persekutuan dengan Tuhan
bukan hanya sebagai satu hal akhir dari hidup. Kematian adalah pintu menuju hidup kekal
yaitu kelepasan dari segala dosa menuju hidup kepada kehidupan bersama Allah.[25] Untuk
itu, maka kematian menurut pandangan Kristen harus didasarkan pada ciri:
 Kematian adalah suatu hal yang alamiah yaitu manusia mengambil bagian dalam
struktur kehidupan keseluruhan yang kompleks.
 Kematian adalah suatu hukuman, hukuman untuk dosa (Rom. 6:21-ff).
 Kematian adalah panggilan untuk pulang kepada manusia.
Bukan hanya sebagai hukuman tapi juga kabar sukacita, bukan hanya sebagai
pengadilan tapi juga penebusan (Flp. 1:23). Ada juga ”kematian jasmani” yang bertitik tolak
pada Kej. 3:19, kembali lagi menjadi debu/tanah. Roh dan nafas Allah ditarik kembali; debu
kembali menjadi tanah atau tubuh dan roh kembali kepada Allah (Pengk. 12:7).[26] Orang
yang mati di dalam Tuhan dikatakan orang yang berbahagia (Why. 14:13). Kematiannya
sementara karena akan disusul dengan kebangkitan. Percaya dalam kebangkitan adalah
sangat sederhana dan justru sama seperti hidup dari salib sebagai peristiwa keselamatan,
salib merupakan simbol bukti sejarah kebangkitan melalui kenaikkan Kristus dari kematian.
Melalui peristiwa keselamatan ini, maka Allah ditinggikan karena Anak-Nya yang tunggal
telah mati demi keselamatan manusia.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kematian menurut Kristen Protestan juga mengartikan saat terakhir atau perhentian
kehidupan kita di bumi untuk masuk ke kehidupan akhir yang sebenarnya.
Kematian Kristiani juga mengartikan bahwa Allah memanggil kita manusia untuk
menghadap pada-Nya dan bersatu dengan kodrat-Nya yang Ilahi.
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gotquestions.org/Indonesia/kematian-menurut-alkitab.html

http://tuhanyesus.org/kematian-menurut-kristen

https://dokumen.tips/documents/perawatan-jenazah-menurut-agama-
kristenrevisi.html

http://buletin-narhasem.blogspot.co.id/2010/01/artikel-arti-dan-makna-
kematian.html

Anda mungkin juga menyukai