Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UTS PANCASILA

Nurul Hidayah/Tarbiyah (PAI A)

Sejarah Terbentuknya Negara Indonesia dan Dasar Negara

Indonesia, jika disebut negara yang satu ini maka di akan timbul dipikiran kita bagaimana
negara ini bisa terbentuk. Negara yang terkenal akan sejarah kemerdekaannya ini tidak bisa
dipisahkan dengan perjuangan para pejuang dimasa lalu. Seperti yang dibilang oleh Presiden
pertama kita “Jas Merah” yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah, itu dikarenakan kita
dapat menjadikan sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan. Baik, pada kesempatan ini saya akan
berbagi sedikit cerita bagaimana Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya.

Menurut Wikipedia tentang sejarah kemerdekaan Indonesia yang saya baca, kisah sejarah
kemerdekaan ini dimulai dari datangnya bangsa Portugis yang di pimpin oleh Alfonso de
Albuquerque pada tahun 1511 untuk mencari rempah-rempah di Nusantara dan berlabuh di
Sumatra, Jawa, Banda dan Maluku. Pada tahun 1512 Bangsa Portugis menjalin komunikasi
dengan kerajaan Sunda. Dalam komunikasi ini, antara Bangsa Portugis dan Kerajaan Sunda
membuat suatu perjanjian dagang yang di tandatangani bersama, terutama rempah-rempah yaitu
lada. Sebagai bukti dari perjanjian tersebut dibangunlah sebuah prasasti yang disebut prasasti
Perjanjian Sunda-Portugal. Didalam perjanjian tersebut Portugis boleh membangun gudang atau
benteng di Sunda Kelapa. Di tahun yang sama, Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan
Fransisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di
Maluku. Dalam catatan sejarah, bangsa Eropa yang pertama menemukan Maluku adalah
Portugis. Mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat seperti dengan
kerajaan Ternate di pulau Ternate. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak
berlangsung lama karena Portugis menerapkan system monopoli sekaligus melakukan
penyebaran Agama Kristen. Persahabatan Portugis dengan Ternate berakhir pada tahun 1570.
Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun membuat Portugis harus angkat kaki dari
Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Di dalam Wikipedia juga diceritakan bahwa perlawanan yang dilakukan oleh rakyat
Maluku terhadap Portugis dimanfaatkan oleh Belanda untuk menjejakkan kaki di Maluku. Dan
pada tahun 1605, Belanda berhasil merebut kekuasaan bangsa Portugis di Ambon yang pada saat
itu Belanda di pimpin oleh Steven Van Der Hagen dan di Tidore yang di pimpin oleh Cornelisz
Sebastianz. Sejak saat itu, Belanda menguasai sebagian besar wilayah Maluku. Di Wikipedia
juga dikatakan kedudukan belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC. Dibawah
kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen Maluku sepenuhnya dibawah kendali VOC selama 350
tahun.

Karena negara Belanda inilah bangsa Eropa bagian lain juga tertarik dengan Indonesia
yang kaya akan rempah-rempah. Sehingga bangsa-bangsa lain juga ikut mengambil rempah-
rempah dan terjadilah berbagai pelawanan dari rakyat Indonesia baik perlawanan terhadap
bangsa Spanyol maupun Bangsa potugis di berbagai daerah.

Sejak abad ke 18 Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas Hindia Belanda (Indonesia)
yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda ini,
terjadilah pemberontakan besar-besaran di Jawa dan Sumatra yang terkenal dengan Perang
Diponegoro, Perang Padri dan perang-perang lainnya.

Pada https://www.romadecade.org/sejarah-kemerdekaan-indonesia/ dituliskan bahwa


setelah berjuang melawan bangsa Belanda, kemudian datanglah bangsa Jepang pada tahun 1942
untuk menggantikan penjajahan bangsa Belanda. Dengan sebuah perjanjian Belanda menyerah
tanpa syarat kepada Jepang. Pada mulanya, kedatangan Jepang disambut baik oleh rakyat
Indonesia, namun kenyataannya mereka memperlakukan Indonesia sama seperti Belanda. Jepang
menjajah Indonesia dengan begitu kejam. Akan tetapi penjajahan Jepang tidak selama penjajahan
Belanda. Sejak tahun 1942 Jepang kesusahan dalam menghadapi Sekutu. Untuk mendapat
simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang
memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat indonesia. Janji ini diucapkan pada tanggal 7
September 1944 oleh Perdana Menteri Kaiso.

Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang
memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan
tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura). Dalam maklumat tersebut juga dimuat dasar
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya diberikan
kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan mengadakan sidang pertama
BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang
dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk bangsa Indonesia setelah merdeka nanti.
Pada sidang pertama Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin mengusulkan calon dasar negara
untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin memberikan usul mengenai dasar negara secara
lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Pada tanggal 31 Mei 1945, Supomo menyampaikan buah pikirannya mengenai asas dasar
negara Indonesia, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Pada Tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno (Ir. Soekarno) di depan Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengusulkan calon dasar negara yang terdiri
dari lima asas, oleh bung karno kelima asas tersebut diberi nama Pancasila, inilah awal
terbentuknya dasar negara Pancasila, yang kemudian pada tanggal tersebut dikenang sebagai hari
lahirnya Pancasila. 1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah Pancasila telah
lahir, dan inilah hari lahir dasar negara Indonesia. Berikut kelima asas yang diusulkan Bung
Karno sebagai calon dasar negara:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal tersebut oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Kemudian Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Selesai sidang pertama BPUPKI, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat
untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul yang masuk dan
memeriksanya serta melaporkan dalam sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.
Adapun anggota panitia kecil ini terdiri dari 8 orang, yaitu: Mr. Muh. Yamin, Ir. Soekarno, K.H.,
Wachid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, M. Sutardjo Kartohadikusumo, R. Otto Iskandar Dinata,
Mr. A.A. Maramis, Drs. Muh. Hatta.

Kemudian Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan
para anggota BPUPKI. Hasil yang dapat dicapai antara lain adalah dibentuknya sebuah Panitia
Kecil Penyelidik Usul-Usul / Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: Mr.
Muh. Yamin, Ir. Soekarno, Mr. A.A. Maramis, Drs. Muh. Hatta, K.H. Wachid Hasyim, Mr.
Ahmad Subardjo, Abikusno Tjokrosujoso, Abdul Kahar Muzakkir, H. Agus Salim. Panitia Kecil
yang beranggotakan 9 orang ini pada tanggal tersebut juga melanjutkan sidang dan berhasil
merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
“Piagam Jakarta”. Dalam artikel http://sosiologis.com/sejarah-pancasila didalam piagam Jakarta
tersebut tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dalam https://www.romadecade.org/sejarah-kemerdekaan-indonesia/ dikatakan BPUPKI


melakukan siding kedua pada tanggal tanggal 10-14 Juli 1945. Pada sidang BPUPKI kedua ini
membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta
pendidengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini juga anggota BPUPKI dibagi-bagi
dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia
Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno) dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai
oleh Drs. Mohammad Hatta).

Kemerdekaan Indonesia dimulai dari tanggal 6 Agustus 1945 ketika bom jatuh di kota
Nagasaki. 3 Hari setelah bom pertama jatuh, Hiroshima kembali dibom pada tanggal 9 Agustus
1945. Dalam https://www.finansialku.com/sejarah-singkat-kemerdekaan-indonesia/ dikatakan
bahwa pemboman ini mengakibatkan 14.000 korban jiwa. Pemboman Hiroshima dan Nagasaki
menjadi pertanda menyerahnya Jepang kepada Amerika dan sekutunya.

Ketika bom kedua jatuh kembali di Nagasaki, Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan
sekutunya. Hal ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia. Sehari setelah bom ke 2, BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) berubah nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dan pada tanggal 10 Agustus 1945 pula, Sutan
Syahrir telah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu melalui siaran radio luar
negeri yang ketika itu dilarang. Syahrir kemudian menginformasikan hal ini kepada penyair
Chairil Anwar. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda, terutama para
pendukung Syahrir.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta (selaku pimpinan PPKI) dan
Radjiman Wedyodiningrat (mantan ketua BPUPKI) diterbangkan ke kota Dalat (250 km di
sebelah timur Saigon, Vietnam) untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi. Pada pertemuan itu,
mereka dikabarkan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada saat
itu, Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia dilakukan pada tanggal 24 Agustus dan
pembacaan teks proklamasi akan ditugaskan kepada anggota PPKI.
Sekembalinya Soekarno, Hatta dan Radjiman ke tanah air, Hatta menceritakan hasil
pertemuan kepada Syahrir. Namun Syahrir menganggap hasil pertemuan tersebut hanyalah tipu
muslihat Jepang. Syahrir mendesak agar para tokoh segera memproklamasikan kemerdekaan.
Namun disisi lain, Soekarno belm yakin bahwa Jepang memamng telah menyerah kepada sekutu.
Selain itu, beliau juga menilai bahwa jika Proklamasi kemerdekaan dilaksanakan saat itu,akan
terjadi pertumpahan darah dan berakibat fatal.

Soekarno mengingatkan bahwa Syahrir tidak memiliki hak untuk memproklamasikan


kemerdekaan karena hak tersebt adalah milik PPKI. Namun, menurut Syahrir kemerdekaan oleh
PPKI hanyalah “hadiah” dari Jepang karena PPKI adalah buatan Jepang. Walau pendapat Syahrir
tidak disetujui, Syahrir tetap mempersiapkan kemerdekaan.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan muda kembali menekan para tokoh bangsa
untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dilakukan oleh golongan muda karena
pada tanggal ini mereka telah mendengar kabar bahwa Jepang benar-benar telah menyerah
kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Golongan muda yang mendengar kabar ini ialah Sutan
Syahrir, Wikana, Darwis dan Chairul Saleh.

Walaupun golongan tua sudah terdesak oleh golongan muda, golongan tua tetap tidak
ingin terburu-buru untuk menghindar hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka terjadilah
perdebatan antar golongan tua dan muda yang berujung pada peristiwa Rengasdengklok. Pada
tangal 15 Agustus 1945 para golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
dengan tujuan untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang. Agar proklamasi emerdekaan
Indonesia dapat segera dilaksanakan. Di Rengasdengklok pun para pemuda mendesak kedua
tokoh ini untuk memproklamasikan kemerdekaan dan meyakinkan mereka bahwa Jepang telah
menyerah pada Sekutu.

Kemudian, pada dini hari tanggal 16 Agusus 1945 Soekarno Hatta di bawa kembali ke
Jakarta. Dirumah Laksana Maeda tepatnya, Soekarno, Moh.Hatta, Achmad Soebardjo, Soekarni,
B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik berunding menyusun naskah Proklamasi. Setelah rangkum,
naskah di ketik oleh Sayuti Melik dan di tanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.

Pada pagi hari pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya proklamasi
dibacakan oleh Soekarno diikuti dengan pidato singkat tanpa teks. Proklamasi dibacakan di
kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56. Adapaun isi proklamasi yaitu seoerti yang
telah kita ketahui hingga saat ini yang berbunyi:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45

Atas nama bansa Indonesia

Soekarno/Hatta

Pidato ini kemudian disambung dengan pengibaran bendera merah putih. Bendera ini
sudah di persiapkan pada malam sebelum kemerdekaan yang dijahit oleh ibu Fatmawati. Dihari
yang sama, naskah proklamasi disebarluaskan melalui mulut ke mulut dan disiarkan radio
sebanyak 3 kali berturut-turut. Selain itu, usaha para pemuda untuk menyebarluaskan berita juga
dilakukan melalui surat selebaran dan pers.

Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 berhasil disahkan sebagai
konstitusi oleh PPKI. Namun, sebelum mengesahkan Preambul (pembukaan), Bung Hatta
terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah
Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya.

Inti dari pertemuan tersebut adalah, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar
pada alinea keempat preambul, di belakang kata "ketuhanan" yang berbunyi "dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia
bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari Indonesia yang baru saja diproklamasikan, hal
tersebut karena mayoritas penduduk di indonesia bagian timur beragama non-muslim.
Usul kemudian disampaikan oleh Muh. Hatta pada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para
anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada KH. Wakhid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan
Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta kemudian berusaha meyakinkan tokoh Islam, demi persatuan
dan kesatuan bangsa indonesia.

Sejak saat itulah Undang-Undang Dasar resmi menjadi konstitusi Negara. Yang mana,
didalamnya terdapat Pancasila sebagai dasar Negara.

Anda mungkin juga menyukai