Disusun oleh :
1.Elhaga Zebua (Ketua) 5. Mulianur Zebua
4. Yossephyn Zebua
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-
Nya yang melimpah , kemurahan dan kasih setia-Nya yang besar akhirnya kami dari
kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan dengan baik.
Adapun isi dari makalah ini diberi judul “Kehidupan Manusia dan Kejatuhan
dalam Dosa”, yang isinya dijabarkan dari 3 pertanyaan yang telah diberikan oleh Guru
Pembimbing Sidi, yaitu :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan saran dan kritikan mengenai isi dari makalah kami ini untuk
menyempurnakannya.
Kelompok 3
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Imago Dei).
Bagian lain dari Alkitab yang relevan dengan pengajaran ini adalah dalam
Kejadian 5:1,3 yang memuat tentang penularan gambar Adam kepada
keturunannya; Allah menciptakan manusia dengan begitu rupa, segambar dan
serupa dengan Dia, itulah sebabnya manusia adalah ciptaan yang berbeda
dengan ciptaan lainnya. Oleh karena keistimewaan inilah yang membuat
manusia dapat berkarya di alam semesta ini. Gambar dan rupa Allah ini adalah
suatu kualitas yang menjadikan manusia istimewa dalam hubungannya dengan
Allah.
Dan Gambar dan rupa tersebut dapat ditemukan di dalam hakikat kerohanian,
kepribadian dengan kesadaran diri, akal budi kehendak dan
pertanggungjawaban moral manusia
Maka kita ketahui bahwa frasa Imago Dei memiliki arti yang sama,
yaitu menjelaskan keunikan, keunggulan manusia yang bernilai sangat tinggi
dari pada ciptaan yang lain. Ada beberapa hal yang memberikan keuntungan
dari Imago Dei, yakni : membedakan manusia, yang diciptakan mengacu pada
Pencipta, dengan ciptaan lain, yang diciptakan mengacu pada ciptaan;
memampukan manusia menjalin relasi yang intim dengan Allah, memahami dan
melaksanakan kehendak Allah dalam ciptaan; menetapkan manusia sebagai
wakilNya yang berkuasa atas ciptaan lain dan untuk memerintah semesta alam
bersama Allah; memberi kemampuan kepada manusia untuk bersekutu dengan
sesamanya, sebagaimana persekutuan Allah; mewarisi sifat-sifat Allah, yaitu
sifat yang tidak mutlak
Berikut uraian mengenai beberapa gagasan tentang kematian itu sendiri dari
perspektif iman kristiani :
> Pertama, kematian merupakan kodrat manusia. Manusia siapapun dia tidak dapat
menghindar dari kenyataan alamiah ini.
>Kedua, kematian merupakan konsekuenasi dari dosa.
>Ketiga, walaupun kematian merupakan penderitaan bagi manusia sebagai akibat
dosa, tetapi lewat kematian manusia boleh mengalami penebusan. dan,
>Keempat, penebusan yang dimaksud tidak lain adalah kematian manusia yang
disatukan dengan kematian Kristus sendiri.
Kematian orang beriman kristiani berarti keikutsertaan dalam kematian
Kristus.Kita mati dalam Kristus.Kematian sebagai upah dosa diubah menjadi berkat,
karena kita mati dalam Kristus. Rasul Paulus menegaskan hal ini kepada umat di
Filipi: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).
Kejatuhan manusia dalam dosa disebabkan oleh keegoisan dan kesombongan
manusia yang ingin menjadi seperti Allah. Hubungan manusia dengan Allah putus,
baik manusia maupun bumi dikutuk dan mulai menderita.
Kitab Kejadian memberikan beberapa perincian mengenai dosa pertama itu,
hanya ada satu hal yang penting, yaitu Allah menandai satu pohon, sebagai yang
terlarang. Adam dan Hawa memutuskan berdasarkan sesuatu yang menyenangkan
mereka sendirii, dan kemudian dunia tidak pernah lagi menjadi sama seperti
sebelumnya. Adam dan Hawa bereaksi terhadap dosa mereka, sama seperti manusia
lainnya bereaksi terhadap dosa mereka. Mereka berusaha mencari alasan,
menjelaskan situasi mereka, dan mencari seseorang yang dapat dijadikan kambing
hitam. Mereka saling menyembunyikan diri karena untuk pertama kalinya mereka
merasa malu atas ketelanjangan mereka. Namun mungkin perubahan besar yang
terjadi adalah masalah hubungan mereka dengan Allah. Sebelumnya, mereka dapat
berjalan-jalan dan bercakap-cakap dengan Allah di Taman Eden layaknya seorang
sahabat. Sekarang ketika mereka mendengar Dia, mereka bersembunyi. Kejadian
pasal 3 memberitahukan berbagai perubahan sangat besar lain yang berdampak pada
dunia ketika makhluk-makhluk ciptaan memilih untuk melawan penciptaan mereka.
Penderitaan akan berlipat ganda, pekerjaan menjadi semakin berat, dan muncul
sebuah istilah baru yaitu maut.
Pada dasarnya tidak ada orang beriman yang suka berbuat dosa karena ia
mengandalkan Tuhan sebagai Yang Mahakuasa, yang disembah dan diagungkan.
Meskipun demikian, dalam berbagai komunitas umat beriman, dosa adalah musuh
yang akrab. Dosa tidak disukai, tetapi dosa juga selalu mendekat kepada manusia,
sekalipun manusia itu beriman.
Kejadian 3:8-13, dalam kelima ayat ini dikatakan Tuhan datang sebagai hakim
untuk mengadili manusia dan memintanya untuk bertanggung jawab atas apa yang
dibuat-Nya. Mereka melarikan diri dari hadirat Allah dengan penuh ketakutan.
Kejadian 3:14-15. Penghukuman yang diberikan Tuhan di sini dijelaskan. (kej.
3:9-13). Dalam kisah taman Eden, Allah menghakimi pertama-tama ular, lalu
perempuan dan akhirnya laki-laki. Dalam ayat 15, pertempuran barlarut-larut antara
manusia dan ular dengan jelas melambangkan perjuangan berat yang tak mengenal
kasihan antara manusia dan kuasa jahat dalam dunia. Ayat 15a menempatkan ular
berlawanan dengan perempuan dan keturunan ular berlawanan dengan keturunan
perempuan. Tetapi ayat 15b menempatkan keturunan perempuan berlawanan dengan
ular itu sendiri, bukan dengan keturunan ular. Jadi, seteru sesungguhnya adalah ular
taman Eden yang digambarkan sebagai kuasa rohani yang selalu bertentangan
dengan keturunan perempuan.
Kejadian 3:8-13: Penghakiman Tuhan datang sebagai hakim atas apa yang
telah dilakukan oleh manusia. Meskipun mereka bersembunyi namun Tuhan
mendengarkan mereka. Tuhan bertanya kepada mereka tetapi mereka merasa takut
karena telanjang. Larangan Tuhan yang diberikan kepada manusia itu telah
dilanggarnya. Mereka bisa menyembunyikan diri dari Allah namun mereka tidak bisa
meloloskan diri dariNya. Sang Khalik yang penuh kasih tidak mungkin mengabaikan
ketidaktaatan mereka, Dia juga tidak mungkin meninggalkan orang-orang berdosa
yang gemetar itu dengan kebutuhan mereka yang sangat. Mereka adalah milik-Nya.
KekudusanNya pasti datang, dengan berjubahkan kasih, untuk mencari menemukan
dan menghakimi mereka.
Ketika manusia memakan buah pohon terlarang itu, akibatnya adalah
kematian. Artinya terputuslah hubungan antara manusia dengan Tuhan, sang
pemberi napas hidup (Kej. 2:7). Itulah yang dimaksudkan dengan kematian dalam
larangan tersebut (Kej. 2:17).
Walaupun manusia berusaha melemparkan kesalahannya kepada Tuhan (Kej.
3:10-13), kedaulatan Tuhan tidak dapat diingkari. Sekarang, Tuhan duduk di kursi
pengadilan dan memaklumkan keputusan-Nya yang menghukumkan ciptaan-Nya yang
memberontak kepada-Nya. Hukuman ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukuman
kepada perempuan dan ular dan hukuman kepada manusia.
Tuhan mengkhususkan pencetus dan penghasut dalam pencobaan tersebut
untuk dikutuk dan direndahkan secara khusus. Sejak saat itu ular akan menjalar di
atas debu tanah dan bahkan debu tanahlah makanannya. Dia akan terus melata
dalam kehinaan sepanjang hidupnya, dan kebencian akan diarahkan kepadanya dari
semua sisi. Manusia akan senantiasa menganggapnya sebagai lambang keburukan dari
makhluk yang telah memfitnah Allah (Yes. 65:25). Dia bukan hanya mewakili jenis
ular, tetapi juga kekuasaan dari kerajaan kejahatan. Sepanjang ada kehidupan,
manusia akan membencinya dan berusaha untuk menghancurkannya. Pandangan
bahwa ular adalah penyebab dosa sudah lama hidup di dalam pikiran banyak suku dan
bangsa.
Mulanya manusia tercipta dalam keadaan baik, tetapi kemudian ia berdosa
dan merusak citranya sebagai ciptaan Allah. Manusia kemudian dipulihkan untuk
hidup menurut gambar Allah, membangun diri dan mengatasi persoalan-persoalan
hidupnya. Manusia harus bekerja dan membangun kehidupannya, karena dia adalah
makhluk yang hidup dan menghargai kehidupan. Ketika manusia memiliki keputusan
untuk bertindak melawan kehendak Tuhan itulah dosa. Manusia membuat keputusan
ketika ia tertarik untuk mendengar, tergoda untuk menimbang, dan terperangkap
untuk mengikuti tawaran kuasa jahat yang melawan Tuhan. Keputusan itu terjadi
justru ketika manusia membiarkan dirinya terbujuk untuk terbawa pada “firman
tiruan” yang ditawarkan kuasa jahat itu. manusia tidak berhati-hati, tidak konsisten,
tidak mimiliki integritas yang kuat.
Manusia telah melanggar perintah Allah, di situlah Tuhan datang sebagai
hakim atas apa yang telah dilakukan oleh manusia. Meskipun mereka bersembunyi
namun Tuhan mendengarkan mereka. Tuhan datang menghakimi sambil merangkul.
Akan tetapi, sikap Tuhan yang demikian tidak menghapuskan kedaulatan-Nya. Di sini
terlihat dua sisi dari hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Di satu pihak Ia
berdaulat, tetapi di lain pihak Ia mengasihi umat-Nya. Tuhan datang untuk mengadili
manusia serta meminta untuk bertanggung jawab atas apa yang telah perbuat.
Tuhan akan menghukum kita sesuai dengan apa yang telah kita lakukan, seperti yang
telah dilakukan oleh ular dan manusia. Mereka telah memberontak terhadap
perintah Allah sehingga mereka diberikan hukuman setimpal dengan apa yang
diperbuat.
PENUTUP
I. Kesimpulan
- Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang amat berharga yang telah
diberikannya tanggung jawab untuk menjaga serta melestarikan ciptaan
lainnya.
- Kematian orang beriman kristiani berarti keikutsertaan dalam
kematian Kristus.Kita mati dalam Kristus.Kematian sebagai upah dosa diubah
menjadi berkat, karena kita mati dalam Kristus.
- Akibat dari kejatuhan manusia kedalam dosa yaitu hubungan yang
terputus dengan Allah dan manusia mengalami kematian
II. Saran