Anda di halaman 1dari 16

Perjalanan jiwa 1 dan 2 by Zulkarnain Bandjar Perjalanan Jiwa (1) Diri = tubuh + jiwa + nyawa Tubuh = barang baru

saja Jiwa/roh = barang lama jua Nyawa = pengikat tubuh + jiwa = unsur kehidupan (Maksudnya : bilamana unsur yang membangun hidup itu rusak maka jiwa tak bisa beroperasi lagi, artinya tubuh akan ditinggalkan jiwa) Berbicara tentang diri, ujung-ujungnya akan berbicara perjalanan jiwa yaitu Reinkarnasi.. Reikarnasi = migrasi jiwa = masuknya jiwa ke dalam tubuh = kelahiran kembali Bagi yang tidak terbiasa dengan kata ini cobalah untuk berpikir jernih sejenak, dengan tidak merasa alergi dulu dengan kata reinkarnasi ini, hanya karena kata ini identik dengan golongan tertentu. Didalam Al-Quran sebenarnya banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang reinkarnasi (maksudnya : Ayat-ayat reinkarnasi = ayat-ayat Mutasyabihat = ayat yang perlu di pahami maknanya dengan berpikir dan merenungkannya = yang tersirat) Seperti : An Nahl ayat 70 : Allah menciptakan kamu. Kemudian, Allah mewafatkan kamu (mengakhiri hidupmu di bumi ini), dan di antara kamu ada yang dikembalikan pada umur yang paling lemah, agar dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. An Nahl ayat 77 : Dan kepunyaan Allah-lah segala yang gaib di langit maupun di bumi. Dan, tidaklah perintah kebangkitan itu

selain sekejap mata atau lebih cepat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. An Nahl ayat 78 Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan fuad agar kamu dapat bersyukur. Yasin ayat 68 : Dan barangsiapa yang Kami panjangkan hidupnya niscaya Kami kembalikan pada kejadiannya. Apakah mereka itu tidak memikirkannya? .. <masih bnyk lg> Seandainya belum bisa juga menerima pemahaman ini, tentu bisa saja dimaklumi karena selama ini mungkin belum pernah diberikan pemahaman yang tepat tentang ayat-ayat diatas. Namun ketahuilah bahwa reinkarnasi bukanlah sesuatu hal yang aneh., bukan juga suatu bentuk kepercayaan yang harus di yakini atau tidak diyakini, karena kita bukan berada di luar kepercayaan ini namun di dalamnya. Hal ini hanyalah Hukum Alam biasa yang sudah menjadi ketetapan dari Tuhan, dan kita adalah komponen yang berada didalam Hukum Alam ini. Bahwa, sama-sama telah kita ketahui yang namanya jiwa itu tidak mengenal mati, oleh karenanya jiwa ini akan mengalami reinkarnasi-reinkarnasi. Permasaalahannya adalah mau sampai kapan ber-reinkarnasi? Bahwa, segala sesuatu akan berakhir itu pasti.., Namun semuanya itu dikembalikan lagi kepada diri yang menjalaninya, mau sampai kapan berakhirnya? Bukan-lah Allah yang menentukan kapan berakhirnya namun kita-lah penentunya, bukan-lah wayang tergantung dari dalangnya namun dalang akan mengikuti bagaimana peran yang dibawakan si wayang.

Dunia adalah sekolahnya kehidupan, ibarat bersekolah maka kita perlu meningkatkan kwalitas hidup agar bisa melanjutkan ke kelas berikutnya, kelas/derajat akan mengikuti kwalitas diri, jadi jelas disini bahwa penentunya adalah kita. Tuhan ibarat kepala sekolah yang mengeluarkan ijasahnya, namun nilai-nilai didalamnya adalah kita yang memberikan sendiri, ijasah inilah yang menentukan nasib ketika kita akan mencari pekerjaan pada kehidupan yang baru. Hadist Nabi : Dunia sekarang adalah ladang bagi kehidupan berikutnya, siapa yang menanam sekarang, ia pula yang menuainya nanti Al Mulk ayat 2 : Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan. Dengan cara itu Dia mendidik dan melatihmu, dan untuk memberikan nilai bagi siapa yang lebih baik amalannya. Dan, Dia itu Maha Perkasa dan Maha Melindungi (Maksudnya : prosess mati-hidup-mati-hidup-mati-hidup, di dunia ini untuk melatih manusia, agar manusia mau meningkatkan kwalitas dirinya) Jadi mau sampai kapan..? semua tergantung bagaimana kita Salam Perjalanan jiwa 3 dan 4 by Zulkarnain Bandjar Perjalanan jiwa (3) Musibah atau bencana di bumi adalah dari manusia untuk manusia, dan merupakan suatu pelajaran agar manusia dapat menyadari kesalahannya dan kembali kepada jalan Tuhan. Perhatikan Surah Al-Rm ayat : 41 sampai dengan 45, 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) per buatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah). 43. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisahpisah. 44. Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), 45. agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar. Simak kembali ke lima ayat dalam surah Al-Rum diatas, lalu perhatikan penjabaran dibawahnya, Ayat (41) : Ketika ayat ini diturunkan, daratan dan laut telah mengalami kerusakan, dan dinyatakan dengan tegas bahwa kerusakan itu akibat perbuatan manusia, bukan disebabkan oleh perilaku hewan atau yang lainnya. Bahwa ternyata kerusakan di darat dan laut itu dibiarkan oleh Allah agar manusia (yang melakukan kerusakan itu) merasakan sebagian dari akibat perbuatannya. Untuk apa? Agar yang pernah melakukan kerusakan itu mendapat pelajaran untuk kembali kepada jalan yang benar. (maksudnya : yang akan merasakan akibat perbuatannya adalah yang pernah hidup pada masa lampau dan yang pernah berbuat kerusakan, bukan orang yang baru pertama kali dilahirkan di muka bumi ini) Bukankah Tuhan telah menyatakan bahwa Dia tidak merugikan manusia sedikitpun?

Tidak mungkin manusia yang tidak tahu apa-apa dan tidak berbuat suatu kesalahan dikenakan azab oleh Allah, itu suatu tuduhan yang keji dan sifat itu sangat mustahil dimiliki Tuhan.. Sebaliknya, dengan sifat Rahman dan RahimNya, maka manusia yang jelas-jelas sudah melakukan kerusakan di muka bumi ketika dibangkitkan lagi hanya merasakan sebagian saja dari akibat perbuatannya. Manusia itu tidak merasakan seluruh akibat perbuatan buruknya. Hal semacam inilah yang disebutkan pada ayat lain bahwa Tuhan itu memaafkan sebagian besar kesalahan manusia. Ayat (42) Bahwa, manusia diperintah Tuhan untuk melakukan perjalanan di muka bumi. Pada ayat ini kita diperintah untuk memperhatikan akibat perbuatan buruk orang-orang yang hidup pada masa lalu. Apa kata ayat tersebut? Bahwa : banyaknya kerusakan di darat dan laut itu ternyata dilakukan oleh orang-orang Musyrik. orang-orang yang menyekutukan Tuhan. Orang yang menyekutukan Tuhan = Orang yang membuat kerusakan di bumi Orang yang menyekutukan Tuhan bukanlah orang yang beribadah dan menyembah patung Karena kemusyrikan terkait erat dengan amal perbuatan manusia. Jika amalan itu merusak bumi, maka itu namanya tindakan Syirik. Jika perusakan bumi itu merupakan perilaku seseorang, maka orang itu disebut sebagai orang Musyrik = menyekutukan Tuhan. Agar tidak terjerumus ke jurang kemusyrikan maka manusia diperintah untuk menghadapkan dirinya kepada Agama (cara hidup yang benar), yaitu : jalan hidup yang lurus yang tidak

menimbulkan kerusakan dan merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Jalan hidup yang demikian inilah yang disebut ISLAM (Maksudnya : Islam adalah jalan selamat dunia + akhirat, jalan ini sifatnya universal jadi siapa saja orangnya yang mengunakan jalan ini dalam kehidupan aktual termasuk dia itu Yahudi = mau Kristen = mau Hindu = mau Buddha dia itu Islam jua) Ayat (43) Bahwa : manusia harus berusaha berada di jalan yang lurus. Dalam ayat lain disebut sebagai orang yang Bertakwa. Usaha ini harus ditempuh sebelum datangnya hari dari Allah yang disebut sebagai hari yang tidak dapat ditolak. Hari apa gerangan? Itulah hari Kematian dan sekaligus Kebangkitan bagi seseorang. Seandainya dalam satu hari ini orang yang mati itu banyak, maka yang dibangkitkan/yang dilahirkan juga banyak, hal ini harus berjalan seimbang demi kelangsungan bumi ini. Semua sudah tersedia dari awalnya, tidak di-kurangi dan tidak di tambah-tambah lagi, itu-itu juga dari awalnya Yang mati = yang bangkit Yang bangkit bisa jadi manusia juga.. Yang bangkit bisa jadi malaikat Yang bangkit bisa jadi hewan Yang bangkit bisa jadi tumbuh-tumbuhan Yang bangkit bisa jadi mineral = gentayangan Inilah adalah pilihan-pilihan, silahkan memilih sendiri. Di mana dibangkitkan? Ya, di bumi ini! Lihat kembali QS 7:25. Manusia dibangkitkan melalui kelahiran melalui ibunya masing-masing Dalam ayat ini mereka disebut menjadi terpisah-pisah.

Ayat (44) Dan, disebutkan pada ayat ini bahwa, mereka yang kafir akan menanggung perbuatan kekafirannya, yaitu, dilahirkan ditempat yang sengsara, sedangkan yang dahulunya berbuat amal saleh, maka akan dilahirkan di tempat yang penuh anugerah Tuhan. Sekarang perhatikan kata Musyrik dan Kafir, pada ayat (44) diatas Kalau yang dirujuk itu sikap hidup, maka namanya Musyrik,. tapi, kalau yang dirujuk itu keyakinan dan tindakannya yang mengingkari kebenaran, maka namanya Kafir. Jadi, kafir itu tak ada kaitannya dengan agama yang dipeluk. Agama apa saja yang dipeluknya, kalau ia mengingkari kebenaran dan melakukan kerusakan maka ia termasuk orang kafir! Ayat (45) Allah tidak mencintai orang-orang yang ingkar. Perhatikan pernyataan tidak mencintai = L Yuhibbu Ayat ini tidak boleh diterjemahkan menjadi tidak menyukai. Berbeda! Allah tidak terlibat dalam suka atau tidak suka. Allah juga tidak terlibat dalam soal membenci atau tidak membenci. Allah itu bersifat Mahabbah, mencintai hamba-Nya. Tetapi, kalau si hamba itu mengingkari-Nya, maka Dia tidak mencintainya. Apa bedanya tidak mencintainya dengan membenci? Benci adalah perasaan tidak suka. Jadi, kalau Tuhan membenci berarti dalam diri Tuhan itu terkandung perasaan tidak suka, hal ini tentu saja berlawanan dengan sifat-Nya yang Rahman dan Rahim. Jelas, tidak mungkin terjadi sifat yang saling berlawanan pada diriNya. Sifat Tuhan adalah Cinta. Oleh karena itu para ahli Tasawuf menyebut Tuhan itu sendiri Cinta. Cinta itu bukan suka! Cinta mengandung makna karunia. Artinya, sesuatu yang dicintai niscaya mendapat perhatian atau karunia dari yang

mencintai. Kalau Tuhan mencintai seorang hamba, maka hamba itu akan mendapatkan cucuran rahmat dan karunia dari-Nya. misalnya, sang hamba yang dicintai Tuhan itu akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan kenikmatan. Kalau Tuhan tidak mencintai orang kafir, artinya Tuhan akan membiarkan si kafir itu menerima akibat perbuatan-Nya. Jadi, apa yang kita harapkan? Tentu saja, rahmat dan perlindungan-Nya, Dengan rahmat dan perlindungan-Nya, maka seorang manusia dapat terus-menerus berusaha di jalan yang benar. Salam Kalam terdalam 1 s/d 4 by Zulkarnain Bandjar Kalam terdalam (1) . Tahapan antara alam Naasut dan alam Malakut adalah Syariat Tahapan antara alam Malakut dan Jabarut adalah Tarekat Tahapan antara alam Jabarut dan alam Lahut adalah Hakekat (Maksudnya : Alam Naasut = Alam Manusia, Alam Malakut = Alam Roh, Alam Jabarut = Alam Gaib, Alam Lahut = Alam Gaibul Gaib). Allah tidak pernah mewujudkan Diri-Nya dalam sesuatu apapun sebagaimana perwujudanNya dalam Diri Manusia. Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat Aku Ciptakan Malaikat dari Cahaya Manusia, dan Aku Ciptakan Manusia dari cahaya-Ku. Aku Jadikan manusia sebagai kendaraan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan bagi manusia.Betapa indahnya Aku sebagai Pencari! dan Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari! Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan baginya. (Maksudnya : Allah swt, sebagai pencari sarana, memilih

manusia(makhluk yang paling mulia) sebagai kendaraanNya. Betapa Agungnya Dia dan betapa terhormatnya manusia yang telah dipilihNya. Dan merupakan keagungan pula bagi Alam karena telah dijadikan oleh manusia sebagai kendaraan yang membawanya kepada tujuannya.) Manusia adalah Rahasia-Ku dan Aku adalah Rahasianya (Maksudnya : Jika manusia menyadari kedudukannya di sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya, Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?) (Maksudnya lagi : Jika manusia mengetahui secara hakiki betapa tinggi kedudukannya dan betapa dekat ia dengan Allah swt, maka ia akan merasa bahwa suatu saat nanti, Allah swt, akan memberikan kekuasaanNya kepadanya. Karena itulah ia akan senantiasa menanti, kapan saat penyerahan itu tiba, dengan kalimat : Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?) Tidaklah manusia makan sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk, berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju sesuatu atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku Ada di situ, Bersemayam dalam dirinya dan Menggerakkannya. Tubuh manusia, Jiwanya, Hatinya, Ruhnya, Pendengarannya, Penglihatannya, Tangannya, Kakinya, dan Lidahnya, semua itu Aku Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk Diri-Ku. Dia tak lain adalah Aku, dan Aku Bukanlah selain dia. Salam Kalam terdalam (2)Janganlah engkau makan sesuatu atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali dengan kehadiran Hati yang sadar dan mata yang awas. Barangsiapa terhalang dari perjalanan-Ku di dalam batin, maka ia akan diuji dengan perjalanan dzahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin menjauh dalam perjalanan batin. Kemanunggalan Ruhani merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata,. Siapa yang percaya denganNya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah mengingkariNya.

Dan siapa menginginkan ibadah setelah mencapai keadaan Wushul, maka ia telah menyekutukanNya (Maksudnya : Penyatuan Ruhani antara makhluk dan Khaliq tidak akan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Jika seseorang belum mengalaminya sendiri, maka ia akan cenderung mengingkarinya. Dan orang yang mengaku telah mengalaminya padahal belum, maka ia telah mendustai diri. Orang yang telah mencapai keadaan ini, tiada yang ia inginkan selain perjumpaan denganNya. Jika ia menginginkan hal lain, meski itu berupa ibadah sekalipun, dalam maqam ini, ia dianggap telah menyekutukanNya dengan keinginannya yang lain itu.)Barangsiapa memperoleh kebahagiaan Azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan Azali, maka celaka baginya, dia tidak akan diterima, dan terhina karenanya. Aku Jadikan kefakiran dan keperluan sebagai kendaraan manusia. siapa saja yang menaikinya, maka ia telah sampai di tempatnya sebelum menyeberangi gunung dan lembah. (Maksudnya : Kefakiran dan keperluan merupakan sarana yang membawa manusia kepada kesadaran akan Jati Dirinya dan kebesaran Allah swt. Orang yang telah sampai pada kesadaran semacam ini berarti telah sampai pada posisinya yang tepat, tanpa harus menempuh perjalanan yang berlikuliku.) Salam Kalam terdalam (3) Kematian merupakan saat disingkapkannya hakekat segala sesuatu, dan perjumpaan dengan Tuhan adalah saat yang paling dinantikan oleh orang yang merindukanNya. Semua makhluk pada hari kiamat akan dihadapkan kepadaKu dalam keadaan tuli, bisu dan buta, lalu merasa rugi dan menangis. Cinta merupakan tirai yang membatasi antara sang pencinta dan yang dicintai. Bila sang pencinta t elah padam dari cintanya, berarti ia telah sampai kepada Sang Kekasih.

(Maksudnya : Cinta tiada lain kecuali keinginan sang pencinta untuk berjumpa dan bersatu dengan yang dicintai. Bila keduanya telah bertemu, maka cinta itu sendiri akan lenyap, dan keberadaan cinta itu justru akan menjadi penghalang antara keduanya.)Aku Melihat Roh-roh menunggu di dalam jasad-jasad mereka setelah ucapanNya, Bukankah Aku ini Tuhanmu ? sampai hari kiamat. Aku melihat Tuhan Yang Maha Agung dan Dia berkata : Barangsiapa bertanya kepada-Ku tentang melihat setelah mengetahui, berarti ia terhalang dari pengetahuan tentang melihat. Dan barangsiapa mengira bahwa melihat tidak sama dengan mengetahui, maka berarti ia telah terperdaya oleh melihat Allah swt. (Maksudnya : Mengetahui = Melihat dengan mata hati. Jadi, Melihat = mengetahui) Salam Kalam terdalam (4) Aku Yang Paling Mulia di antara semua yang mulia, dan Aku Yang Paling Penyayang di antara semua yang penyayang. Tidurlah di sisi-Ku, maka engkau akan melihat-Ku. Tidurlah dengan menjauhkan jasmani dari kesenangan, menjauhkan nafsu dari syahwat, menjauhkan hati dari pikiran dan perasaan buruk, dan jauhkan roh dari pandangan yang melalaikan, lalu meleburlah kedalam DzatKu. Barangsiapa di antara kalian yang menginginkan kedekatan dengan-Ku, maka hendaklah ia memilih kefakiran, lalu kefakiran dari kefakiran. Bila kefakiran itu telah sempurna, maka tak ada lagi apapun selain Aku. (Maksudnya : Kefakiran adalah suatu keadaan keperluan. jika seseorang tidak memerlukan apa pun selain Allah swt, jika kefakirannya telah sempurna, baginya, yang wujud hanyalah Allah swt, tak ada selainNya) Ambillah manfaat dari doa kaum fakir, karena mereka bersama-Ku dan Aku Bersama mereka.

Salam Kalam terdalam (5) Tak ada pesta pora dan kenikmatan di dalam surga setelah kemunculan-Ku di sana, dan tak ada kesendirian, kesengsaraan dan kebakaran di dalam neraka setelah sapaan-Ku kepada para penghuninya. (Maksudnya : keinginan dan kenikmatan terbesar manusia di alam akhirat itu hanyalah perjumpaan dengan Allah swt. maka kenikmatan di dalam surga dan kesengsaraan di dalam neraka tidak akan terasa jika dihadapkan pada kenikmatan perjumpaan dengan Allah swt, meski itu hanya dalam bentuk sapaan belaka) Jangan peduli pada surga dan apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantara. Dan jangan peduli pada neraka serta apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantara. Para penghuni surga disibukkan oleh surga, sebagian penghuni surga berlindung dari kenikmatan didalamnya, dan para penghuni neraka disibukkan oleh-Ku, sebagian penghuni neraka berlindung dari jilatan api. (Maksudnya : Penghuni surga yang berlindung dari kenikmatan, mereka terlena sehingga lupa akan kenikmatan yang paling besar, yakni perjumpaan dengan Allah swt) Sesungguhnya Aku memiliki hamba-hamba Khusus yang Derajat mereka tidak diketahui oleh siapapun dari penghuni dunia maupun penghuni akhirat, dari penghuni surga ataupun neraka, tidak juga malaikat malik ataupun ridwan, karena Aku tidak menjadikan mereka untuk surga maupun untuk neraka, tidak untuk pahala ataupun siksa, tidak untuk bidadari, istana maupun pelayan-pelayan mudanya. Maka beruntunglah orang yang mempercayai mereka Di antara tanda-tanda mereka di dunia adalah : Tubuh-tubuh mereka terbakar karena sedikitnya makan dan minum, Nafsu mereka telah hangus dari syahwat, Hati mereka telah hangus dari pikiran dan perasaan buruk, Ruh-ruh mereka juga telah hangus dari pandangan yang melalaikan. Mereka adalah pemilik ke-Abadi-an yang terbakar oleh Cahaya perjumpaan.

Salam Kalam terdalam (6) Tak seorang pun dari ahli maksiat yang jauh dari-Ku, dan tak seorangpun dari ahli ketaatan yang dekat dari-Ku. (Maksudnya, walaupun seseorang termasuk ahli maksiat, Allah swt, tetap dekat dengannya sehingga jika ia mau bertobat, Allah swt pasti menerimanya. Dan janganlah seorang yang taat menyombongkan diri atas ketaatannya, karena dengan begitu ia justru akan semakin jauh dar i Allah swt, memiliki perasaan kekurangan dan penyesalan itulah yang menyebabkan seseorang dekat kepada Allah swt) Kalangan maksiat, yang merasa memiliki kekurangan dan rasa penyesalan maka ia dekat dengan-KU Merasa memiliki kekurangan merupakan sumber cahaya, dan mengagumi cahaya diri sendiri merupakan sumber kegelapan. Ahli ketaatan selalu mengingat kenikmatan, dan ahli maksiat selalu mengingat Yang Maha Pengasih Aku Dekat dengan pelaku maksiat setelah ia berhenti dari kemaksiatannya, dan Aku Jauh dari orang yang taat setelah ia berhenti dari ketaatannya Ahli maksiat akan tertutupi oleh kemaksiatannya, dan ahli taat akan tertutupi oleh ketaatannya. Dan Aku memiliki hamba-hamba selain mereka, yang tidak ditimpa kesedihan maksiat dan keresahan ketaatan. Sampaikan kabar gembira ini kepada para pendosa tentang adanya keutamaan, kemurahan dan ampunan dan sampaikan berita kepada para pengagum diri sendiri tentang adanya keadilan dan pembalasan. Salam Kalam terdalam (7) Katakan kepada para sahabatmu, siapa di antara mereka yang ingin sampai kepada-Ku, maka ia harus keluar dari segala sesuatu selain Aku Keluarlah dari batas dunia, maka engkau akan sampai ke akhirat, dan keluarlah dari batas khirat, maka engkau akan sampai kepada-Ku. Keluarlah engkau dari raga dan jiwamu, lalu keluarlah dari hati dan ruhmu, lalu keluarlah dari hukum dan pe

rintah, maka engkau akan sampai kepada-Ku. . Wahai Tuhanku, shalat seperti apa yang paling dekat denganMu ?. Shalat yang di dalamnya tiada apapun kecuali Aku, dan orang yang melakukannya lenyap dari shalatnya dan tenggelam karenanya. (Maksudnya : niat dan perhatian si pelaku shalat hanya tertuju kepada Allah swt, fokusnya bukan lagi penampilan fisik maupun gerakan-gerakan, melainkan kepada makna batiniah shalat itu) Wahai Tuhanku, puasa seperti apa yang paling utama di sisiMu ?. Puasa yang di dalamnya tiada apa pun selain Aku, dan orang yang melakukannya lenyap darinya Wahai Tuhanku, amal apa yang paling utama di sisi-Mu ?. Amal yang di dalamnya tiada apa pun selain Aku, baik itu (harapan) surga ataupun (ketakutan) neraka, dan pelakunya lenyap darinya. Bila engkau ingin memandang-Ku di setiap tempat, maka engkau harus lenyap (kosongkan hati dari selain Aku) Wahai Tuhanku, tangisan seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?. Tangisan orang-orang yang tertawa. Wahai Tuhanku, tertawa seperti apa yang paling utama di sisiMu ? Tertawanya orang-orang yang menangis karena bertobat. Wahai Tuhanku, tobat seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?. Tobatnya orang-orang yang suci. Wahai Tuhanku, kesucian seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?. Kesucian orang-orang yang bertobat. Wahai Tuhanku, apa ilmunya ilmu itu ?. Ilmunya ilmu adalah ketidaktahuan akan ilmu. Pencari ilmu di mata-Ku tidak mempunyai jalan kecuali setelah ia mengakui kebodohannya, karena jika ia tidak melepaskan ilmu yang ada padanya, ia akan menjadi setan (Maksudnya : Ilmu yang sesungguhnya adalah yang ada di sisi Allah swt, sementara ilmu yang kita miliki hanyalah semu dan palsu Selama manusia tidak melepas kepalsuan itu, ia tidak akan menemukan ilmu sejati Ilmu sejati tidak akan berlawanan dengan perbuatan Setan adalah contoh pemilik

ilmu yang perbuatannya berlawanan dengan ilmu yang dimilikinya) Salam Kalam terdalam (8) Wahai Tuhanku, apa makna kerinduan ? Engkau mesti merindukan-Ku dan mengosongkan hatimu dari selain Aku. jika engkau mengerti bentuk kerinduan maka engkau harus lenyap dari kerinduan, karena ia merupakan penghalang antara si perindu dan yang dirindukan. Bila engkau berniat melakukan tobat, maka pertama kali engkau harus bertobat dari nafsu, lalu mengeluarkan pikiran dan pe rasaan buruk dari hati dengan mengusir kegelisahan dosa, maka engkau akan sampai kepada-Ku. Dan hendaknya engkau bersabar, karena bila tidak bersabar berarti engkau hanya bermain-main belaka. Perjuangan spiritual (mujahadah) adalah salah satu lautan di samudera penyaksian (musyahadah) dan telah dipilih oleh orang-orang yang sadar. Barangsiapa hendak masuk ke samudera musyahadah, maka ia harus memilih mujahadah, karena mujahadah merupakan benih dari musyahadah dan musyahadah tanpa mujahadah adalah mustahil. Barangsiapa telah memilih mujahadah, maka ia akan mengalami musyahadah, dikehendaki atau tidak dikehendaki. (Maksudnya : Mujahadah adalah perjuangan spiritual dengan cara menekan keinginan-keinginan jasmani, nafsu, dan jiwa, agar tunduk di bawah kendali ruh kita. Musyahadah adalah penyaksian akan kebesaran dan keagungan Allah swt, melalui tanda-tanda keagungan-Nya di alam ini) Para pencari jalan spiritual tidak dapat berjalan tanpa mujahadah, sebagaimana mereka tak dapat melakukannya tanpa Aku. Berbahagialah seorang hamba yang hatinya condong kepada mujahadah, dan celakalah bagi hamba yang hatinya condong kepada syahwat. Salam

Suara hati = istana Allah = lapisan terdalam Nafsu = istana iblis = lapisan terluar Suara hati terbungkus oleh nafsu Suara hati = perasaan tidak enak yg muncul dari hati ketika melakukan suatu yg melanggar. Nafsu=keinginan kekuatan emosinal yg muncul dari pikiran dgn maksud melanggar. Berzikirlah dengan LISAN, dilakukan dgn sepenuh HATI, akan sampai kpd NYAWA, akhirnya menembus RAHASIA . (Maksudnya : berzikir sampai fana = berzikir sampai hilang = berzikirlah sampai lisan tdk lagi berzikir = berzikir sampai semua di sekitar kita ikut berzikir). Caranya : taubat, syukur, tawadhu, tawakal, iklas, sabar dan ridha.

Anda mungkin juga menyukai