Anda di halaman 1dari 7

MARTABAT TUJUH

Adamux Troy :

Dulu saya sempet salah paham juga, ane kira Nur Muhammad itu = Zat Mutlak.. sebenarnya Nur
Muhammad = induk Zat-Sifat, Bang. Yang Zat-Mutlak itu Nur Allah=Ruhul Quddus.Zat-Mutlak/Ruh
Qudus/Nur Allah itu baru SIFAT bagi Allah.

Nur Muhammad itu Zat bagi kita sekalian alam. Kita ini sifat bagi Nur Muhammad.

NUR ALLAH (ZAT)---NUR MUHAMMAD (SIFAT)---(KITA)ALAM SEMESTA

Mari kita mulai pembicaraan hakiki ini dengan Firman Allah,

‫د د‬ ‫قولقققدد قخلقدققناَ فقدوققكك دم قسدبقع طققرآَٮٮ ق‬


‫ق قوقماَ ككنناَ قعٮن ٱلقخل ٮ‬
‫ق قغــفٮٮليِن‬

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan [tujuh buah langit] dan Kami
tidaklah lengah terhadap ciptaan [Kami]. (Q.S. Al-Mukminun:17)

Alam Ahadiyat

Di alam Ahadiyat belum ada sesuatu pun yang dijadikan. Arsy belum ada[!], Lauh Mahfuzh belum ada,
Nur Muhammad belum ada, surga-neraka belum ada. Langit dan bumi belum ada, para malaikat belum
ada, terlebih lagi jin dan manusia. Inilah yang disebut Zatul Buhti, artinya Zat semata-mata; belum ada
yang diciptakan Allah.

[!] Wahabi masih keukeuh Allah Ada di Arsy?!

Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan makhluk dan
dengan-Ku mereka mengenal-Ku. (Hadis Qudsy)

Awwalu makhalaqallaha min nuurihi Nabiyika,

'Awal yang diciptakan Allah adalah cahaya Nabimu'.

(Hadis Qudsy)

Cahaya Nabi itu cahaya siapa? Itulah Cahaya Diri Tuhan yang disebut Nur Ilahi [Mux: jadi kejadian Nur
Muhammad ini dari Nur Ilahi]. Cahaya Diri Tuhan inilah yang di dalam Q.S. Fushilat:54 disebutkan
sebagai 'ala innahu bi kulli syai'in muhiith; Maha Meliputi segala sesuatu.

Menurut ahli filsafat, yang meliputi segala sesuatu, termasuk segala benda langit adalah Maharuang.
Menurut ahli Nahwu, Maharuang itu: Ana makanin wa laysa lii makan. Maksudnya, maharuang itu
termasuk isim makan yang bermakna "tempat".

Semua ciptaan Tuhan ditempatkan pada Tubuh La Ta'yin atau Tubuh Maharuang atau Tubuh Allah. Inilah
dikatakan setiap makhluk itu bertubuhkan Tuhan. Inilah maksud perkataan "Tuhan Tubuhku" yang
pernah kami sampaikan pada uraian sebelum ini.

Untuk mendekatkan paham:

Air meliputi sekalian ikan. Tentulah air itu tubuh ikan. Begitu pula, tanah itu tubuh cacing. Sekarang
tahulah kita bawha ikan hidup di tubuh air; cacing hidup di tubuh tanah.

Begitu juga dengan Maharuang. Maharuang meliputi sekalian alam. Tentulah sekalian alam ada di Tubuh
Maharuang. Dan Maharuang itu tubuhnya sekalian alam.
Apa Maharuang itu? Nur Ilahi

Apa Nur Ilahi itu? Cahaya Diri Tuhan

Supaya orang jangan salah paham dalam bertauhid Islam, perlu ditekankan di sini: Cahaya Diri Tuhan
(Nur Ilahi atau Nur Allah) itu bukan Tuhan, melainkan ke-Mahasuci-an Tuhan. Sederhananya: Cahaya itu
bukan Tuhan. Cahaya (Nur) itulah yang disebut "Allah". Jangan salah paham, yang disebut Nur itu bukan
mengacu pada Cahaya, melainkan mengacu pada Nama (Asma).

Jadi, Cahaya Diri Tuhan itu bernama Nur. Cahaya Diri Tuhan yang bernama Nur ini oleh ahli tasawwuf
disebut Nur Allah atau Nur Ilahi. Nah, Cahaya Tuhan itulah yang disebut Allah. Asma "Allah" inilah Nama
Kebesaran bagi Zat-Nya.

Coba perhatikan, semua tahu ada 99 Asma [buka tabel Asmaul Husna]. Dari "Ar-Rahmaan" sampai Asma
"Ash-Shabur" itu semua menunjukkan Sifat. Jadi, Asma yang mana yang menunjukkan Diri dan
Kebesaran-Nya? Itulah (Asma) "Allah"[1].

Kalau kita sudah paham ini. Jangan ragu lagi. Cukup dengan keyakinan kita pandang Tubuh Maharuang
ini Tubuh Allah. Kalau tidak percaya, kafir.

Kalau Anda sekalian mau tahu kebenaran dan keampuhan pahaman ini. Silakan Anda tidak percaya dan
kamu olok-olok. Bilang saja dalam hati: "Si Undang Siradj ini Bohong!"

Orang-orang yang sudah kasyaf rabbani [2] sedikit pun tidak ada ragu lagi bahwa Maharuang ini Tubuh
Tuhan/Tubuh Allah.
catatan kaki [1]:

Mengapa disebut sebagai Nama Kebesaran bagi Zat-Nya? Karena Tuhan Pribadi sesungguhnya tidak ber-
Nama. Bahkan, perkataan "Tuhan" itu tidak pernah ada ketika makhluk belum diciptakan. Ketika hanya
Tuhan yang ADA, ketika belum ada siapa-siapa selain Tuhan, mana ada yang mengucapkan kata "Tuhan"?

NUR <== INI YANG BERNAMA ALLAH

‫ڪةةة‬ ‫ى كيوققكد ٮمن قشقجقرةةة زمبقــقر ق‬ ‫ب كدرر ة ى‬‫صقباَكح ٮفىِ كزقجاَقجةةۖ ٱلززقجاَقجةك قكأ قننقہاَ قكدوقك ة ح‬
‫صقباَححۖ ٱدلٮم د‬
‫ض قمثقكل كنوٮرٮهۦِ قكٮمدشقكـوةةة ٮفيِقہاَ ٮم د‬ ۚ‫ت قوٱدلقدر ٮ‬ ‫ٱنلك كنوكر ٱلنسقمــقوٲَ ٮ‬
‫ن‬
‫سۗ قوٱلك بٮككرل‬ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ة‬
‫ضىىِكء قولقدو لق دم تقدمقسدسهك قناَحرۚ زنوحر قعلقـىِ كنوةةرۗ يقدہٮدى ٱلك لٮكنوٮرٮهۦِ قمن يققشآَكءۚ قويق د‬ ‫قزديكتونقةةة نل قشدرقٮيِنةةة قوقل قغدربٮيِنةة يققكاَكد قزديتكقہاَ يك ٮ‬
‫ة‬
‫ب ٱلك ٱلدمثقــقل ٮللنناَ ٮ‬ ‫ضٮر ك‬
‫قشدىِةء قعٮليِةحم‬

Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak
tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca [dan] kaca itu seakan-akan bintang
[yang bercahaya] seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya,
[yaitu] pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur [sesuatu] dan tidak pula di sebelah barat [nya],
yang minyaknya [saja] hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya
[berlapis-lapis], Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Nur:35)

Dalam terjemahan biasanya dituliskan seperti ini: "Allah [Pemberi] cahaya [kepada] langit dan bumi."

Akan tetapi, agar makhluk tidak bingung ketika hendak menyebut Tuhan, maka Nama Cahaya Diri-Nya ini
juga dijadikan sebutan yang mengacu kepada Diri Tuhan. Bukankah Cahaya dengan Pemilik Cahaya itu
tidak becerai?! Jadi, kata "Allah" ini bisa mengacu pada Diri Tuhan; bisa juga mengacu hanya ke Nama
Cahaya Diri. Apa buktinya? Ini dia:

"Jangan kausembah Zat-Ku, Sifat-Ku, Asma-Ku, Af'al-Ku, tetapi sembahlah Aku." (Hadis Qudsi)

Jadi, kalau Anda selama ini tidak tahu pengetahuan ini, bisa jadi Anda selama ini baru sampai
menyembah Nama Allah, belum sampai menyembah Diri Allah Pribadi. Di sinilah letak pentingnya
mempelajari tauhid.[kembali]

catatan kaki [2]:


Guru pernah bicara, "Tiga tahun lagi Serambi Mekah akan tertimbun lumpur dari laut. Ketika itu, Guru
mengatakan hal ini sambil berurai air mata di pengajian sambil menutup uraian tersebut dengan berkata,
"Bukan aku ini ahli nujum. Ini karena dipandangkan dengan kasyaf rabbani". Setelah tiga tahun,
kenyataannya kini semua orang tahu (tragedi Tsunami Aceh).

Guru juga pernah berkomentar mengenai Mama Laurent yang meramalkan kiamat. Komentar beliau:
"Bukan kiamatnya yang akan terjadi, justru Mama Loren-nya yang akan kiamat."

Benar saja, Mama Loren meninggal duluan (17 Mei 2010) sebelum ramalannya terbukti.

Lalu beliau menambahkan, "Masalah kiamat, meski belum terjadi..cukup kita yakin pasti akan terjadi."

Guru juga pernah bicara ada kawan beliau di tanah Malaya (Malaysia). Guru dan kawannya dari Malaya
ini sering berbincang-bincang di Jabal Nur. Kawan beliau itu bernama Abdul Syukur "Keliling Dunia".
Kawan Guru itu bercerita mengenai keadaan tanah Malaya. Beliau [Abdul Syukur] berkata, "Kasihan
dengan ulama-ulama hebat Malaya tidak berani bicara masalah hakiki. Karena yang mendengar banyak
yang tidak percaya."

[Kisah ini yang saya maksudkan sebagai bagian dari judul postingan. InsyaAllah ada Sobat Sarang dari
Malaysia yang tahu nama ini. Mungkin Bang Hamba Allah Penang tau?]

Selesai berbincang di Jabal Nur, pukul 12 malam Guru dan Abdul Syukur "Keliling Dunia" turun. Pergi ke
Baitul Makmur. Beliau-beliau ini bertawaf di sana. Tawaf di Baitullah yang Hijau. Selesai tawaf, para
beliau diizinkan untuk berjumpa dengan Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Dalam pertemuan yang
sesungguhnya, tidak seorang pun bisa melihat wajah Nabi Muhammad Rasulullah Saw. karena
dahsyatnya cahaya budduhun yang ada pada dahi beliau.

Cahaya apa cahaya budduhun itu? Cahaya Ilahi. Itulah sebabnya Rasulullah Saw. itu ditakuti oleh sekalian
makhluk. Makhluk apa saja. Karena pada dahi beliau ada cahaya "laser"!

Kalau orang sedang berzikir-zikir, sebaiknya Anda diam saja. Apabila terpancar cahaya budduhun dari
dahi Anda, jangan kaget kalau semua orang yang berzikir itu akan pingsan. Semuanya. Karena cahaya
budduhun itu cahaya ketuhanan. Bukit Thursina tersenggol cahaya budduhun ini saja hancur jadi batu
celak. Jadi, kalau cari batu celak, ambil di bekas Bukit Thursina.
Pesan penutup dari Guru saya, K.H. Undang Siradj untuk Sobat Sarang:

Guru bisa mengajar Sobat di mana pun berada. Baca saja Fatihah untuk beliau. Ketika akan tidur,
ucapkan salam [tanpa menyebut nama siapa pun sebab yang Sobat ucapkan ini salam untuk diri], lalu
baca syahadat, tidurlah. InsyaAllah Guru nanti datang mengajar Anda.

[kembali]

UPDATE

Oya, Sobat Sarang.. siapa pun Sobat yang belum memperoleh "paham" dengan cara yang terjadi atas
Bang Arbi, yaitu melalui mimpi, jangan berkecil hati dan jangan menunggu-tunggu mimpi. Dikhawatirkan
nanti Sobat justru membatasi karunia untuk diri sendiri.

Apa sebab?

Sebab petunjuk Allah itu turun tidak selalu sama untuk setiap orang.

Sebab Allah Mahakaya dan jangan lupa, Allah selalu bekerja dengan cara yang misterius (rezeki yang tak
disangka-sangka bagi kita).

Sebab, ketika menyampaikan pesannya, beliau (Abah Siradj) tidak pernah mengatakan beliau akan
datang melalui mimpi. Tapi beliau mengatakan insyaAllah beliau akan "datang" mengajar. Dan saya ketika
itu tidak bertanya lebih lanjut mengenai kata "datang" ini karena saya paham bahwa petunjuk setelah
seseorang melakukan istikharah tidak selalu berupa mimpi.

Bisa jadi, meskipun beliau tidak pernah Sobat mimpikan, tapi ruh Sobat sudah menerima tausyiah dari
beliau. Buktinya apa? InsyaAllah berupa kepahaman akan apa-apa yang beliau sampaikan melalui blog
ini. InsyaAllah, lama-lama setiap tausyiah beliau yang saya ketikkan di sini dapat dipahami sepenuhnya
oleh Sobat Sarang semua.

Abah Siradj ada beberapa kali bilang gini, "Kalian nyaman, pulang (pengajian) dari sini tinggal tidur. Nah
aku yang repot membetul-betulkan "benang-kusut."
dan saya belum pernah mimpi bertemu beliau..

Kuncinya: husnuzan dan istiqamah.

Jujur, dulu waktu saya baru duduk di majlis beliau (sekira tahun 2004) juga saya masih bingung karena
saya ini asli Islam KTP (sumpah deh). Tapi karena saya yakin ini benar, maka saya catat semua diktean di
pengajian rutin meskipun belum paham. Alhamdu lillah.. belakangan kemudian saya lumayan paham.
Bahkan ketika saya membuka dan membaca-baca lagi catatan-catatan lama itu, kepahaman saya
bertambah dan makin rapi. InsyaAllah.

..dan banyak juga yang intens belajar langsung tapi belum juga dikatakan sudah paham benar..

tapi..paham saja belum cukup..

Yang utama setelah paham adalah praktik. Itu sebabnya saya pernah bilang, "Bisa jadi salah seorang dari
Sobat Sarang "sampai" duluan daripada saya karena setelah paham, praktik Sobat lebih kuat daripada
saya. TIDAK ADA SENIORITAS DALAH HAL KARUNIA..."

Anda mungkin juga menyukai