T
Fana dalam cahaya, Dan lebur dalam api
Maka yang berlaku dalam keadaan Sembahyang itu, adalah rahasia Allah semata - mata
DALILNYA :
LAYA' BUDULLAH ILLALLAH
ARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH
-PADA ALLAH-
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA dan ALLAH
"WAL AWAL WAL AKHIR"
: Inilah Zikir MA'RIFAT atau Rahasia (Sempurna) Kenal dan Mengenal
-HA ALIF-
Tidak berhuruf Tidak bersuara dan Tidak ada kata-kata.
Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ;
antara lain tujuan itu ialah ;
"Cintamu kepada Dirimu sendiri".
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya
engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan
persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada :
"menyaksikan dan disaksikan"
Dirimu yang sebenarnya yang bukan DZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau
semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan
kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.
Cinta Mutlak, Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia.
Inilah akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit
daripadany karena semata-mata limpahan dan anugerah.
Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dan segala
yang ada dalam bentuknya yang tetap.
Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insani.
Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila manusia
menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak
bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan yang
dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma'rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna.
Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal.
Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun
Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat
menciptakan dirinya.
Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya.
Kamilat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya,
daripada ilmunya dan iradatnya.
Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya.
Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada
hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada
keesaan ujud jua.
Beramal bukan ingin surga dan bukan pahala takut akan neraka,Tetapi karena Cinta.
Dan yang ada dalam diri sendiri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki
atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau dengan
kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang berAkhlak dengan akhlak Allah.
Orang yang bersifat dengan sifat Allah.
Orang yang berakal dengan akal Allah.
Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah.
Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.
Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan,ini.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH
ITU SEMUANYA.
Inilah yang HAMBA maksud dengan :
FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
ALIF:DZAT = Kuasa
LAM AWAL:SIFAT = Menerima Kuasa
LAM AKHIR:ASMA =Menjalankan Kuasa
HA : AF'AL = Menyatakan Kuasa
JIBRIL : Menyampaikan
MIKA'IL : Menghidupkan
ISROFIL : Sekali mati 2x hidup ISRA'IL : Tiap-tiap hidup mati
Titian :
Isi Sembahyang :
Tiada yang lain hanya Allah YANG, lain daripada Allah salah inilah isinya Sembahyang
.
HAKEKAT SEMBAHYANG ADA TUJUH:
1. NIAT : Nafsuku
2. TAKBIR : Nyawaku
3. FATEHAH : Kepalaku
4. RUKUK : Tulangku
5. SUJUD : Dagingku
6. TAHYAT : Tanganku
7. SALAM : Kakiku
Keterangan Tauhid :
.
ROBUN ABDU : Allah Hamba
ABDU ROBUN : Hamba Allah
ANNA MUKODDIMU : Aku Kodim
WA ANNA KHOLKI : Aku Raja
WA ANNA MUHADDAS : Aku Baharu
WA ANNA MAHLUK : Aku Mahluk
HADIST KUDSI:
WA AN YAKUN ABDA RABBAN BILASAKIN,
Artinya :
"Bermula itu Hamba Allah, jangan syak, jangan ragu, apabila ragu kafir, Kita yakin bahwa Allah
itu benar-benar Ada dan Nyata, karena yang nyata ini tiada yang ada hanya Allah semata"
HADIST KUDSI :
"Manusia itu Rahasiaku, tiada lain Sifatku, dan Dzatnya, tiada lain adanya Aku, Allah nama
Dzat, arti Dzat ada, itulah Diriku, baru bernama Hamba Allah, Tiada lain engkau itu hanyalah
aku, dan Aku itu adalah engkau jua"
.
BIKANA MAKANA, BIYAKUNU MAYAKUNU,
Artinya
"Barang yang belum ada itu adalah Aku, dan Barang yang sudah ada itu adalah Aku jua"
HADIST KUDSI :
HADIST KUDSI :
MAN AROBTU ROBBI BIROBBI,
Artinya :
"Jika Engkau ingin melihat Aku, LIhatlah Diri Mu"
WAFI ANFUSIKUM APALAH TUBSIRUN,
Artinya :
"Aku di dalam Jiwa Kamu, Kamu tiada mengetahui"
Bermula Arti Laut ialah Sirr kita, Ilmu adalah Rahasia kita, Bumi itu adalah Tubuh kita, bermula
berkata-kata dengan Perempuan itu dan Sirr kita pada perempuan itu, itulah Junub namanya, Dan
Jamak Perempuan itu Janabat namanya, Bercampur Air Laki-laki dengan perempuan itu
Mukuronah namanya (Sirr sama), Bermula Junub itu Tamu namanya, Janabat itu Jamak
namanya, Dan Mukoronah itu : Rahman, Rahim namanya
1. WADA
2. WADI
3. MANI
4. MANIKAM
Yang bernama Istinjak itu Mani, Tatkala didalam Fuad Kalam, kemudian jatuh kepada Bumi
Rahmat Allah dari pada tempat yang bernama KUNTU KANZAN MAHFIAN, sudah tetap
didalam Bahrul Alam namanya, Ketahuilah tentang WADA, WADI, MANI, MANIKAM, serta
kesempurnaannya Istinjak itu, Jika tidak mengenal yang tersebut diatas maka tidak sempurna
islam itu, Kering Air Laut tiada Suci Mandinya, dan Sembahyangnya, maka tiada Syah segala
Halnya
1. WADA itu jadi Kaki, jadi Tubuh, jadi Tanah, jadi Jibril
2. WADI itu jadi Darah, jadi Jantung, Jadi Mika'il
3. MANI itu jadi Angin, jadi Tembuni, jadi Limpa, Jadi Isrofil
4. MANIKAM itu jadi Api, jadi Uri, jadi Empedu, Jadi Isro'il
"Malaikat Jibril pada mata Putih, Malaikat Mika’il pada mata Hitam, Alis mata itu bernama
Isrofil, Mata yang Terang itu bernama Isro'il dan Muhammad Rasulullah"
-HATI itu bernama ABU BAKAR,
-Hati yang Terang bernama UMAR,
-Warna Jantung bernama USMAN
-dan Empedu yang Hitam bernama ALI
1. Jalannya mati
2. Hilangnya mati
3. Selamanya mati
4. Tempatnya mati
Empat Perkara tadi pembukaan ghaibnya dzat Allah, oleh karena itu sayangilah,
setelahnya menerima keterangan yang dibawah ini :
1.) Jalannya Mati : Jalannya mati ialah Hidayatullah, maksudnya menunjukan kerajaan yang
dirakit didalam tubuh manusia jadi dzatnya yang tidak berpindah lagi
.
2.) Duduknya Mati : Duduknya mati itu petunjuk Allah yang selamat dari keadaan mati, artinya
tahu kesempurnaannya
.
3.) Ketemu Mati atau Selamanya Mati : ialah sabar, artinya pasrah segala-galanya kepada tuhan :
Iradatullah
.
4.) Tempatnya Mati : Tempatnya mati itu adanya didalam pekerjaan Allah, maksdunya ialah
sempurnanya dzat yang mempunyai sifat esa,
1. Jaman geraknya mati rupanya hitam, jaman yang keluar dari badan kita pribadi
.
2. Melihat warna merah, pekerjaan yang masih samar-samar
.
3. Melihat warna kuning, itupun masih remang-remang
.
4. Melihat warna putih, itu tandanya sudah kumpul, jadi keadaan mati yang tunggal gilang
gemilang cahayanya, itulah tanda bayangan dari keadaan mati yang sempurna, yang terang tidak
ada yang menghalanginya, tapi walaupun demikian belum sampai jua sebab masih jauh dari rasa
gaib, dari itu harus percaya kepada qudrat yang kuasa, Tauhid maksudnya pasrah kepada
kehendaknya, ma'rifat maksudnya tahu kepada ilmunya, islam maksudnya selamat dari ilmunya
.
5. Melihat yang belum tahu pada warna, Sejati yang mulya tak ada batasnya
.
6. Lengkap riwayatnya yang menerima anugerah yang maha suci
INSAN ;
Berjasadkan Rohani
Bernyawakan Nurani
Rahasia Idhafi
NABI ;
Berjasadkan Nurani
Bernyawakan Idhafi
Rahasia Rabbani
NAMA-NAMA ROH ;
ROH BANYAK MEMPUNYAI NAMA DAN TINGKATAN :
Kalau diri manusia masih merupakan satu titik, Roh Nabati namanya.
Kalau ia segumpal darah, Roh Jamadi namanya.
Kalau ia segumpal daging, Roh Wajdi namanya.
Kalau ia bergerak, Roh Hayati namanya.
Kalau ia dilahirkan, Roh Hayawani namanya.
Kalau ia menyusu, Roh Nafsani namanya.
Kalau ia berbicara, Roh Insani namanya.
Kalau ia mempunyai akal, Roh Nurani namanya.
Kalau ia sampai umur, Roh Ruhani namanya.
Kalau ia setengah umur, Roh Rahmani namanya.
Kalau ia berumur 40 tahun, Roh Jamali namanya.
Kalau ia sudah tua, Roh Kulli namanya.
Kalau ia mati (mengenal perkataan ma’nawi dari pada mati), Roh Ma’nawiah namanya.
Kalau ia di dalam kubur, Roh Rabbani namanya.
Kalau ia bangun dari kubur, Roh Illahiyah namanya.
Mengenal salah satu dari itu, Roh Ruhul Arwah namanya.
Maka tidaklah berlebihan jika ayat ini menjadi bacaan pada setiap pembukaan surah, dan ayat ini
juga menjadi bacaan pada saat memulai suatu pekerjaan.
Sebenarnya apakah peranan titik-titik ini pada asal usulnya yang pada awalnya tiada yaitu :
Zaman kosong.
Zaman kosong hanya ada dzat yang Maha Agung saja, yaitu zaman Dia bersifat Salbiyah
Firman Allah:
"Bukankah (sesungguhnya) telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?"
(Al Insan ayat 1)
Ayat diatas menunjukkan telah datang di suatu zaman yang kita tidak tahu kapan..
Saat itu manusia zahir dan batin masih belum lagi ujud dan tidak tau abad kapan atau mungkin
belum ada abad, yang Wujud ketika itu hanya Dzat-nya saja.
Bahwa pada zaman tersebut.. Rohani belum dijadikan oleh Tuhan atau Nur Muhammad belum
lagi Ujud, zaman ini di sebut sebagai :
La Ta'ayun (zaman yang tiada kenyataan)
artinya : Pada zaman ini kita tidak dapat membuat apa-apa
Kebenaran tidak sama dengan kata-kata, disini kata-kata hanya sebagai pengantar, untuk bisa
menyaksikan kebenaran maka lampauilah kata-kata itu sendiri, semoga apa-apa yang sudah
disampaikan disini bermanfaat untuk kita semua.
Dalam dirimu ada rahasia Allah
Tanggung jawabmu menjaganya
Mengenal diri kewajibanmu
Makrifatullah jalan sebenarnya.
Wassalam
di September 08, 2017 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ketahuilah Nabi Isa telah dikandung oleh seorang dara perawan bernama Maryam melalui
kekuasaan Tuhan, maka nabi isa As dianggap sebagai manusia dan sekaligus anak Tuhan.
Hal yang tidak dapat dipahami dengan akal ini kemudian diterima dengan keimanan karena
menyadari bahwa bagi tuhan segala sesuatu adalah mungkin.
Bahwa,,,
Semua kepercayaan Monoteis menganggap bahwa Tuhan adalah Maha pencipta, pemelihara,
mencintai dan mengasihi serta melindungi umat manusia.
Yang menarik dari Monoteis kristen adalah bahwa mereka menerima suatu 'trinitas' dimana
menurut mereka bersama tuhan dan nabi Isa As ada 'pihak ketiga' yakni Ruhul Kudus.
Tuhan diterima sebagai Bapak, nabi Isa As sebagai Anak dan perawan Maryam walaupun bukan
termasuk dari Trinitas namun menempati kedudukan penting karena di pandang sebagai
perantara.
Aku yang Awal, Aku yang Akhir, Aku yang Dzahir dan Aku yang Batin.
Aku yang buka dan aku yang Tutup, Aku yang menghimpun semuanya.
Seperti Nafas kepada Ruh, Ruh kepada Nyawa, kemudian Nyawa meliputi seluruh tubuh.
Itulah Ahmad kepada Muhammad kepada seluruh Rasul, rupa Muhammad.
Yang menjadi fokus perhatian adalah nama kebesaran bagi Insan Muhammad yang ada di
Madinah di dalam hal kerasullan.
Semua telah terhimpun di dalam Nur Muhammad SAW yang bernama Nur Kibriya, U..
Muhammad yaitu Nur sifat kebesaran Nya, Rahmat dan berkat Muhammad yang telah Maujud
atas seluruh Rasul termasuk Al-Insan yang ada di madinah itu adalah Nur Kibrinya U..
Muhammad yakni Nur (sifat) kebesaran Rahmat dan berkat safaat Nabi besar Muhammad SAW
yang telah maujud yang sangat mulia di dalam alam ini.
Maksudnya :
Pandang akan keadaan Al-Insan yang banyak itu terhimpun di dalam satu kesatuan dan tetap
memandang hanya satu RAHASIA yang banyak kepada Nur Muhammad SAW yaitu Nur
Kibriyah U..
(Cahaya itu menerangi) rumah-rumah di dalamnya Allah berkenan untuk dihormati dan disebut
Namanya dan bertasbih di waktu pagi dan petang
(A-Nur 24 : 36).
Keberadaan (eksistensi, kehadiran) Dzat yang dimanifestasikan disebut wujud idhopi, dinamakan
juga bayangan. Sesuai firman Allah :
Apakah kamu tidak memperhatikan Tuhan memanjangkan bayang-bayang-Nya
(Al-Furqaan 25 : 45).
Agar dia bisa merefleksikan bayangan dirinya Sendiri, maka dia telah membuat cermin-cermin
yang beraneka ragam dari Dirinya Sendiri.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah merupakan cermin-cermin tersebut. Cermin
yang baik adalah cermin yang mempunyai dua sisi, yaitu sisi terang dan sisi gelap (sifat Jamal
dan sifat Jalal).
Dalam hal ini ternyata manusia mempunyai sifat seperti cermin tersebut, karena manusiapun
mempunyai dua sisi, yaitu qolbu sebagai sisi terang dan jasmani sebagai sisi gelap.
Semakin terang qolbu, semakin jelas pula qolbu merefleksikan Tuhan, sesuai dengan Hadits
Qudsi :
Aku tidak bisa berada di bumi ataupun di langit, tapi aku bisa berada dalam hati seorang mukmin
yang benar
Di dalam setiap rongga anak Adam, Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, di dalam
dada ada qolbu, di dalam qolbu ada fuad, di dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada sir, di
dalam sir ada Aku tempat Aku menyimpan rahasia …
(Hadist)
Setiap cermin tidak ambil bagian dalam pengamatan, cahaya yang terang benderang dan
kegelapan cermin merupakan alat pengamatan.
Walaupun cerminnya beraneka ragam, namun Wajah Sang Pengamat Tetap Satu. Bila kemudian
cerminnya hancur luluh, Wajah Sang Pengamat Tetap Abadi ….
SIFAT-SIFAT DZAT
Sifat Dzat adalah merupakan manifestasi dari Asma dan Asma merupakan manifestasi daripada
Dzat.
Berarti Sifat juga merupakan manifestasi daripada Dzat.
Di dalam setiap Sifat Dzat terkandung suatu potensi untuk bertindak dan berbuat yang akan
menimbulkan akibat-akibat.
Sebagai akibat penciptaan maka muncul kehidupan.
Adanya kehidupan mengakibatkan munculnya kesadaran akan adanya Dzat. Bila tak ada
kehidupan maka tidak akan ada yang menyebut Asma Allah.
Yang pertama kali mengajukan konsep sifat dua puluh dari Dzat adalah Abu Hasan Al Ashary,
ulama besar pendiri mahzab Ahlussunnah Wal Jamaah yang ahli dalam Ilmu Kalam (ilmu
Usuluddin).
Konsep sifat dua puluh tersebut sampai saat ini telah dikenal dan diyakini oleh masyarakat Islam
secara luas.
Pada waktu itu konsep Al Ahsary ini banyak mendapat tantangan dari para ulama lainya,
diantaranya adalah Hambali dan Al Ghazali yang berpendapat bahwa masalah Ketuhanan tidak
bisa dijangkau hanya atas dasar konsepsi akal manusia, Ilmu Kalam ajaran Al Ashary dianggap
sebagai penyebab timbulnya silang pendapat diantara sesama Umat Islam.
Adanya perselisihan pendapat diantara para ahli Ilmu Kalam, para ahli filsafat Islam dan para
ahli Ilmu Fiqih mengakibatkan umat Islam terpecah belah menjadi bermacam-macam aliran
(mazhab), antara lain adalah Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Maliki dan Mazhab
Safi’i.
Al Ghazali berhasil mempersatukan pola fikir para ahli syari’at Ilmu Kalam dan pola pikir ahli
syari’at Ilmu Fiqih dan juga pola pikir mereka dengan para sufi ahli Tasawwuf. Menurut Al
Ghazali : Pendekatan diri dan ma’rifat kepada Allah tidak bisa dilakukan melalui Ilmu Kalam
maupun melalui Ilmu Fiqih, akan tetapi harus melalui jalan yang ditempuh oleh para sufi ahli
tasawwuf yaitu : Bersihkan hati, istirahatkan pikiran melalui dzikrullah untuk mencapai fana dan
kasyaf.
Jalan tersebut penuh dengan bermacam-macam tantangan dan ujian dari Allah yang harus diatasi
dengan tetap berpegang pada Tali Allah, bersih hati, rasa kasih-sayang, ketawakalan, kesabaran
dan keihklasan serta dzikrullah, mengingat Allah.
Oleh karena dengan dzikrullah itulah hati akan menjadi tenang dan tentram, tidak akan ada
perselisihan lagi, karena sadar bahwa Allah-lah Yang Maha Benar.
Akhirnya mi’raj melalui proses fana dan kasyaf.
Kesempurnaan keberagamaan seorang adalah bila dia telah mencapai tahapan iman, islam dan
ihsan.
Iman bisa dipelajari melalui ilmu Usuluddin. Islam dipelajari melalui ilmu Fiqih. Ihsan hanya
bisa dicapai melalui tasawwuf.
Al Kisah : Ada seorang yang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah apakah Ihsan itu?
Kemudian Rosulullah menjawab : Ihsan ialah keadaan ketika engkau menyembah Allah, seakan-
akan engkau melihatnya, bila sekiranya engkau tidak melihatnya, maka Allah akan melihat
engkau.
Para ulama Tasawuf mengatakan bahwa Syare’at tanpa Haqekat adalah hampa, sedangkan
Haqekat tanpa Syare’at adalah batal…
Junaed Al Bagdady mengatakan : Syare’at tanpa Haqeqat adalah fasik, sedangkan haqekat tanpa
Syare’at adalah zindik, bila seseorang melakukan keduanya maka sempurnalah kebenaran orang
itu.
Seorang sufi, dia fana dalam dirinya dan baqa dalam Tuhannya.
Menurut beliau tasawuf adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat
tercela.
Menurut Asy-Syadzili tasawuf adalah praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan
ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
Ada juga yang mengatakan bahwa tasawuf adalah membina kebiasaan baik serta menjaga hati
dari berbagai keinginan dan hasrat hawa nafsu.
Tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki hati dan menjadikannya memasrahkan diri semata-mata
kepada Allah.
Jalan tasawuf dimulai sebagai ilmu, ditengahnya adalah amal dan pada akhirnya adalah karunia
Allah.
Abu Bakar Aceh mengatakan bahwa Al Qur’an adalah sumber pokok, Hadits-Sunnah Rosul
petunjuk pelaksanaan yang penting, sedangkan Tassawuf adalah urat nadi pelaksanaan ajaran
tersebut.
Tasawuf adalah suatu seni perjalanan spiritual yang transendental, bukan merupakan pekerjaan
intelektual melalui kajian ilmiah, bahkan menurut para sufi ilmu pengetahuan merupakan tabir
yang sangat pekat.
Mengenai masalah mistik atau tasawuf ini Simuh cenderung memilih definisi dari kamus Inggris
yang disusun oleh Hornby dkk yaitu :
Ajaran atau kepercayaan tentang haqekat (kebenaran sejati) atau Tuhan bisa didapatkan melalui
meditasi atau tanggapan kejiwaan yang bebas dari tanggapan akal pikiran dan pancaindera.
Ciri khusus tassawuf adalah proses fana dan kasyaf.
Tasawwuf sesuai dengan ajaran Al Ghazali secara garis besarnya adalah pelajaran tentang tata
cara memurnikan atau mensucikan jasmani dan ruhani, mensucikan lahir dan batin agar bisa
menjadi insan kamil yang mendapatkan keridhoan Allah… disertai dzikrullaah sehingga
mencapai proses fana dalam dirinya, baqa dalam Tuhannya, musnah ke-aku-annya, tenggelam
dalam Tuhannya. Akhirnya kasyaf terbukanya hijab. Dari tulisan-tulisantentang tasawuf ini, jelas
bahwa basis dari tasawuf adalah kesucian hati serta cara menjaganya dari segala hal yang bisa
mengotorinya kemudian hasil akhirnya adalah hubungan yang benar-benar harmonis antara
manusia dengan Penciptanya.
Dzat Allah merupakan sumber kehidupan. Akibat adanya sifat-sifat kehidupan muncul kesadaran
akan adanya (keberadaan) Dzat. Bila tidak ada kehidupan (insan) maka tidak akan ada yang
menyebut Asma Dzat (Allah), tak ada yang bersyahadat :
Laa ilaaha ilallaah Muhammadarosulullaah…
Pernyataan pertama Laa ilaaha ilallaah memberi nafas kehidupan kepada pernyataan kedua
Muhammadarosulullah sedangkan pernyataan kedua menyatakan adanya Dzat Allah.
Dengan demikian pernyataan pertama dan kedua sangat erat kaitannya, kedua-duanya tidak bisa
dipisahkan satu sama lain, merupakan suatu kesatuan dua kalimah Syahadat.
Artinya kurang lebih adalah :
dua dalam kemanunggalan, manunggal dalam keEsaan Dzat Yang Maha Kuasa.
G
di September 07, 2017 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
KEESAAN DZAT
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang dapat petunjuk dan barang siapa
yang disesatkan-Nya,maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpinpun yang dapat
memberi petunjuk kepada-Nya
(Al-kahfi 18 : 17)
Siapa-siapa yang dikehendaki Allah dibiarkan-Nya sesat, siapa-siapa yang dikehendaki Allah
ditempatkan-Nyadi jalan yang lurus
(Al-Anam 6 : 39).
Sesungguhnya Dzat tidak mempunyai manifestasi apapun tanpa manifestasi dari Asma dan Sifat.
Apapun yang ada, sifat baik maupun sifat jahat adalah merupakan akibat dari manifestasi Asma
dan Sifat, bukan manifestasi dari Dzat.
Dalam hal ini harus kita ingat bahwa semua kebaikan berasal dari Allah.
Dibalik ujian dari Tuhan yang terjadi pada diri kita itulah yang terbaik, karena selalu ada
hikmah.
Semua keburukan yang terjadi pada diri kita, itu karena ulah kita sendiri yang melenceng dari
sunnatullah.
Setelah kita menggali dan mempelajari kerangka teoritis atau hipotesa tentang Dzat serta
penurunan martabat Dzat sampai kepada rincian Wahidiyyah maka secara garis besarnya akan
tampak empat kerangka dasar dari hipotesa tersebut.
di September 07, 2017 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
RAHASIA KEHIDUPAN
Nafas adalah rahasia dari hidup dan kehidupan, dengan nafas yang benar tidak ada sesuatu
apapun di alam semesta ini yang tidak bisa di transformasikan
semenjak nyawa di masukkan ke dalam jasad manusia kedalam rahim ibunya hingga lahir
kedunia, tidak sedetikpun nafasnya berhenti berzikir kepada diri si empunya diri (Tuhan alam
semesta)
NAFAS : Nafas adalah nyawa tubuh kita, dan dia adalah sebenar – benar tubuh kita yang tidak
mengenal cacat cela juga tidak mengenal binasa, Nafas itu letaknya di mulut, yang menjadi
tempat keluar masuknya nyawa dari tubuh manusia adapun zikir nafas ketika masuk ke batang
tubuh manusia adalah “ HU “.dan ketika keluar dari batang tubuh manusia adalah “ALLAH”
Dan asal nafas itu dari huruf ALIF
.
AMFAS : Amfas adalah sejatinya hati nurani, yang menjadi nilai kepada ALLAH SWT amfas
itu letaknya di hidung, yang menjadi tempat keluar masuknya rahasia dari tubuh manusia,
Adapun zikir amfas ketika masuk ke batang tubuh manusia adalah “ HU “ dan ketika keluar dari
batang tubuh manusia adalah “ALLAH” Dan asal anfas itu dari huruf ALIF – HAMZAH
.
TANAFAS : Tanafas adalah sebenar – benar diri yang berdiam di dalam PUAD, adapun zikir
tanafas tetap diam dengan HU-ALLAH Dan asal tanafas itu dari huruf ALIF – HAMZAH
BARIS BAWAH
.
NUFUS : Nufus adalah sebenar – benar rahasia yaitu Af’al kepada Dzat ALLAH SWT, nufus
tempatnya di dalam tubuh manusia, dia tidak keluar, tidak kekanan, tidak kekiri, tidak ke atas,
tidak ke bawah, tidak di depan, tidak ke belakang, dia adalah ALIF pada tubuh insan yang
meliputi sekalian tubuh manusia, adapun zikir nufus tetap diam, dan terdiri dari huruf ALIF –
HAMZAH BARIS DEPAN
--------
Nufus berada di katup jantung dan bahwa sesungguhnya barang siapa yang tidak menemukan
dan memahami hakikat zikir nafas maka sesungguhnya orang tersebut tidaklah dapat mencapai
makam SHOLAHUDDAIM
-------
Adapun nafas anak – anak yang masih di dalam kandungan rahim ibunya tidak keluar masuk
melalui hidung dan mulutnya ( belum ada nafas dan amfas ) melainkan bernafas dengan tanafas
dan nufus, Jadi zikir rahasia nafas itu adalah : ( A – AA – II – UU )
INILAH SALAH SATU ILMU DARI 9 ILMU YANG WAJIB DIKETAHUI DAN
DIAMALKAN JIKA DIRIMU INGIN MENGENAL SEBENAR DIRIMU, SEBENAR
NABIMU DAN SEBENAR TUHANMU, JIKA TIDAK MAKA DIRIMU ADALAH PENIPU
------------
“Jika ada seseorang bertanya: “Bagaimanakah aku harus mengeluarkan cinta dunia dari hatiku?”
Maka jawabannya adalah: “Hendaklah memperhatikan cintamu pada Allah"
Ambillah alat ukur berupa cermin, lalu pandanglah dirimu melalui cermin itu, Perhatikanlah,
apakah engkau seorang Mukim atau seorang munafik? Apakah engkau seorang yang bertauhid
atau seorang musyrik?
Tolonglah aku ya Allah, agar aku bisa menundukkan hawa nafsuku dan memabukkan akal ku
dengan anggur cinta-Mu, agar aku kehilangan diriku guna memperoleh kesadaran-Mu, agar jiwa
itu fana dan hidup dalam diri-Mu
di September 07, 2017
SUMBER :
http://muhammadraydi.blogspot.co.id/2016/03/gulungan-dzat_19.html