Telah diketahui secara pasti bahwa manusia punya tabiat yang berbeda-beda. Ada orang yang
sifatnya selalu senang,ada yang sering murung, ada juga yang tawadhu', ada yang sombong, dan
seterusnya.
Sifat-sifat tersebut yang paling istimewa adalah orang yang sedikit marahnya dan segera
mengakui salah serta kembali kepada kebenaran.
Orang yang seperti ini akan cepat mengakui kesalahannya, akan cepat bertaubat dan merasa
bersalah yang membawanya untuk kembali ke jalan kebenaran dan memohon ampunan.
Jiwanya selalu memerintahkan kepada keburukan, tetapi dirinya mampu menguasainya dan
mengalahkannya sehingga dia akan segera kembali kepada kebenaran.
Orang semacam ini yang akan mendapat keutamaan. Apa saja keutamaan kembali kepada
kebenaran? Jawabnya:
di September 30, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ahlul sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah 'azza wa jalla telah menentukan batas
akhir kehidupan bagi setiap makhluk. Sesungguhnya setiap jiwa itu tidak akan mati kecuali
dengan izin Allah dan takdir dari-Nya. Apabila sudah ditakdirkan waktunya mati, maka tidak ada
pilihan lagi kecuali mati. Tidak bergeser sedikitpun.
Allah berfirman:
.
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak pula memajukannya"
(Al-A'raaf:34)
.
Allah juga berfirman:
.
"Setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketentuan yang telah
ditetapkan waktunya."
(Ali-Imran:145)
.
Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa siapa yang mati atau terbunuh, maka hal itu
merupakan takdir.
Allah berfirman:
.
"Katakanlah: "Sekiranya kamu berada dirumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan
akan mati terbunuh itu keluar (juga) ketempat mereka terbunuh..."
(Ali-'Imran:154)
.
Allah juga berfirman:
"Dimanapun kamu berada, kematian akan menemuimu, walaupun kamu berada dalam benteng
yang tinggi lagi kokoh..."(An-Nisaa:78).
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ahlus Sunnah bersaksi atas orang yang mati dalam keadaan Islam akan masuk syurga.
Dan jika ia ditakdirkan oleh Allah untuk disiksa terlebih dahulu di dalam neraka karena
perbuatan dosa-dosanya yang belum bertaubat, maka adzab itu tidak kekal, pada akhirnya Allah
akan masukkan dia ke Syurga. Tidak ada seorangpun dari muslimin yang akan kekal di neraka
sebagai keutamaan dari Allah. Dan siapa yang mati dalam keadaan kafir -Wal 'iyadzu billah-,
maka tempat kembalinya adalah neraka dan akan kekal didalamnya.
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa hasil akhir kehidupan para hamba adalah hal
yang ghaib. Seseorang tidak mengetahui bagaimana ia mengakhiri hidupnya. Mereka tidak
menghukumi seseorang bahwa dia calon penghuni syurga atau calon penghuni nereka, kerena hal
itu merupakan perihal ghaib. Mereka tidak mengetahui dengan apa mereka mengakhiri hidupnya
(apakah dengan keimanan atau dengan kekufuran).
Oleh karena itu mereka mengatakan:
.
"Mukmin insya Allah"
(artinya: termasuk dari mukminin yang mengakhiri hidupnya dengan kebaikan, insya Allah)
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Demikian juga termasuk madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwa Allah 'azza wa jalla
berkehendak atas semua amal perbuatan hamba-hamba-Nya, yang baik maupun yang jelek.
Tidak ada seorang pun yang beriman kecuali dengan kehendak-Nya.
Dan tidak ada seorangpun yang kafir kecuali dengan kehendak-Nya.
Jika Allah menghendaki, niscaya Allah jadikan mereka satu umat, sebagaimana firman Allah:
.
"Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya.."
(Yuunus:99)
.
Kalau Allah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka
kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang beriman,
(keingkaran orang atheis, tauhidnya ahli tauhid, ketaatan orang yang taat, dan kemaksiatan orang
yang bermaksiat) semuanya terjadi kerena ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak-Nya.
Dan Allah menghendaki semuanya itu dan menakdirkannya.
Namun Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan.
Allah berfirman:
.
"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai
kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu
kesyukuranmu itu."(Az-Zumaar:7).
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa kebaikan dan kejelekan, manfa'at dan mudarat
(kejadian yang manis maupun yang pahit) semuanya dari takdir dan ketentuan Allah ta'ala, tidak
ada yang mampu mencegahnya, menyimpangkan atau menjauhkannya. Seseorang tidak akan
tertimpa suatu musibah melainkan apa yang telah ditakdirkan. Meskipun seluruh makhluk
berusaha keras untuk menolong orang tersebut, akan tetapi Allah menakdirkan untuk tertimpa
musibah maka usaha tersebut tidak berhasil. Demikian juga meskipun seluruh makhluk berusaha
untuk mencelakakan dirinya akan tetapi orang tersebut tidak ditakdirkan celaka, maka usaha
tersebut tidak akan berhasil,
hal ini sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radiallahu'anhu.
Yakni sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
.
"Ketahuilah, bahwa seseungguhnya seandainya bersatu umat manusia untuk memberikan
manfa'at padamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat melakukannya kecuali dengan
sesuatu yang ditakdirkan Allah kepadamu, dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakan
kamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakan kamu kecuali dengan
sesuatu yang telah Allah takdirkan kepadamu. Telah diangkat pena (untuk menulis takdir) dan
telah kering lembaran-lembaran itu (HR.Turmudzi dll dan dikatakan hasan shahih)
.
Allah berfirman:
"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada
yang dapat menolak kurnia-Nya.."(Yunus:107)
.
Termasuk dari pemahaman dan manhaj Ahlus Sunnah -selain keyakinan mereka bahwa kebaikan
dan kejelekan semuanya dari takdir Allah- mereka juga menetapkan bahwa tidak diperkenankan
menyandarkan kepada Allah apa-apa yang berkesan negatif bila diucapkan secara terpisah. Tidak
boleh dikatakan, misalnya: Allah itu pencipta monyet, babi, dan jangkrik, meskipun kita tahu
tidak ada makhluk yang tidak diciptakan oleh Allah. Dalam hal ini terdapat hadits tentang do'a
istiftah:
.
"Sungguh Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau ya Allah, kebaikan seluruhnya di keduatangan-
Mu dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu" [Dikeluarkan oleh: Ahmad, Muslim dan
lainnya]
.
Maksudnya, wallahu a'lam, kejelekan tidak termasuk yang bisa disandarkan kepada Allah secara
terpisah, seperti:
.
"Wahai Pencipta keburukan, atau wahai yang menakdirkan kejelekan".
.
Meskipun benar bahwasanya Dia-lah yang menciptkan dan menakdirkan kejelekan tersebut.
Oleh karena itu Nabi Khidir 'alaihis salam menyandarkan kehendak untuk merusak perahu
kepada dirinya sendiri, seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an:
.
"Adapun kapal itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku hendak
merusakkan kapal itu, karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap kapal.
(Al-Kahfi:79)
.
Namun ketika beliau menyebutkan kebaikan, kebajikan, dan rahmat, beliau menyandarkan
kehendaknya kepada Allah, Allah ta'ala berfirman:
.
"..maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan
mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabbmu.."(Al-Kahfi:82)
.
Allah juga memberitakan tentang diri Ibrahim 'alaihis salam dalam firman-Nya:"dan apabila aku
sakit. Dialah Yang menyembuhkan aku,
(Asy-Syu'ara:80)
.
Beliau menyandarkan sakit kepada dirinya sendiri dan menyandarkan kesembuhan kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala. Meskipun keduanya datang dari Allah Yang Maha Mulia.
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ahlus Sunnah berkeyakinan bahwa seorang mukmin meskipun melakukan dosa-dosa kecil dan
besar tidak bisa dikafirkan dengan semuanya itu.
Meskipun dia meninggal dunia dalam keadaan belum taubat, selama masih dalam tauhid dan
keikhlasan, urusannya terserah Allah.
Jika Ia menghendaki, Ia akan mengampuni dan memasukkannya ke surga pada hari Kiamat
dalam keadaan selamat, beruntung dan tidak disentuh oleh api neraka, tidak disiksa atas segala
dosa yang pernah dilakukannya, ia biasakan dan terus menyelimutinya sampai hari kiamat.
Namun apabila Allah kehendaki, bisa saja Ia menyiksanya di neraka untuk sementara, namun
adzab itu tidak kekal, bahkan akan dikeluarkan untuk dimasukkan ke tempat kenikmatan yang
abadi (surga) Guru kami
(Al-Imam Abu Thayyib) Sahal bin Muhammad (As-Sha'luki) rahimahullah berkata:
"Seorang mukmin, walaupun disiksa di neraka, ia tidak akan dicampakkkan seperti
dicampakkannya orang kafir. Ia pun tidak kekal seperti orang-orang kafir, dan ia tidak akan
celaka seperti celakanya orang kafir"
Artinya, bahwa orang kafir akan diseret ke neraka dan dalam keadaan tersungkur wajahnya,
dibelenggu, dibebani dengan beban yang berat. Sedangkan seorang mukmin yang dihukum di
neraka, ia akan masuk seperti tahanan yang masuk penjara di dunia dengan berjalan, tanpa
dijungkir-balikkan, atau dicampakkan seperti pada orang kafir.
Arti ucapan:
"dia tidak akan dicampakkan seperti orang kafir yaitu bahwa orang kafir dimasukkan seluruh
tubuhnya ke neraka dan setiap kali kulitnya gosong, kemudian diganti dengan kulit yang baru,
agar ia betul-betul merasakan siksa-Nya, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit
yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (An-Nisaa:56)
Adapun orang-orang beriman, wajah-wajah mereka tidak akan disentuh oleh api neraka, dan
anggota sujud mereka juga tidak akan dibakar api neraka, karena Allah telah mengharamkan
neraka untuk membakar anggota-anggota sujud.
[Dalilnya sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam:
"Allah mengharamkan bagi api nereka untuk menjilat bekas-bekas sujud." (HR. Bukhari)
Arti ucapan beliau: "mereka tidak akan kekal didalamnya seperti orang kafir". Orang-orang kafir
kekal di neraka dan tidak akan dikeluarkan selama-lamanya, sedangkan pelaku dosa-dosa besar
dikalangan mukminin tidak akan kekal di neraka (jika masuk).
Makna ucapan beliau: "tidak akan celaka seperti celakanya orang kafir".
Bahwasanya orang-orang kafir putus asa untuk mendapat rahmat Allah, mereka juga tidak
mempunyai harapan sama sekali untuk senang. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tidak
putus-putusnya mengharap rahmat Allah disetiap keadaan. Karena pada akhirnya seorang
mukmin akan masuk surga, karena mereka diciptakan untuk masuk surga dan surga diciptakan
untuk menjadi miliknya, sebagai keutamaan dan karunia dari Allah 'azza wa jalla.
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Termasuk pemahaman Ahlu Hadits adalah meyakini bahwa iman adalah ucapan, perbuatan, dan
ma'rifah, bisa berkurang karena kemaksiatan dan bertambah karena ketaatan. Sufyan bin
Uyainah menyatakan:
"Iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang", maka saudaranya yang
bernama Ibrahim bin Uyainah berkata:
"Wahai Abu Muhammad, tadi kamu mengatakan iman bisa berkurang?!" Maka Sufyan bin
Uyainah berkata: "Diam kamu 'anak kecil' Sungguh iman bisa berkurang hingga tidak tersisa
sedikitpun.
" Ibnu Mubarak rahimahullah suatu ketika datang ke kota, salah sorang ahli ibadah tiba-tiba
mendatanginya -yang diperkirakan berpemahaman khawarij- lalu ia bertanya kepada Ibnu
Mubarak:
"Wahai Abu Abdirrahman, apa pendapatmu terhadap seorang pezina, pencuri, dan peminum
khamar",
Beliaupun menjawab: "Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan." maka laki-laki itu menukas:
"Kamu sudah tua malah menjadi murji'ah", maka Ibnu Mubarak menjawab: "Tidak, justru kami
bertentangan dengan murji'ah, Murji'ah menyatakan kebaikan kita pasti diterima, sedangkan
kemaksiatan kita pasti diampuni".
Seandainya aku (Ibnul Mubarak) tahu bahwa kebaikanku diterima, niscaya aku bersaksi bahwa
aku masuk surga, kemudia ia menukil ucapan Umar bin Khatab:
"Seandainya imannya Abu Bakar dibandingkan dengan imannya seluruh penduduk Bumi,
niscaya imannya Abu Bakar lebih berat.
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Mereka (Ashabul Hadits) bersaksi bahwa Allah ta'ala memberi petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendaki menuju Agama-Nya
dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki untuk menjauhi Agama-Nya, namun bagi orang
yang disesatkan-Nya tidak ada alasan
(untuk bebas dari siksa-Nya).
Allah berfirman:
"Katakanlah: Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti
Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (Al-An'am:149)
Allah berfirman:
"Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)
nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku;
"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.
(as-sajdah:13)
Allah juga berfirman:"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan
dari jin dan manusia.
(Al-A'raf:179)
Maha suci Allah yang telah menciptakan makhluk tanpa merasa butuh kepada mereka. Allah
menciptakan mereka dalam dua golongan. Satu golongan berhak masuk kedalam tempat
kenikmatan sebagai keutamaan yang Allah berikan, dan golongan yang lain dimasukkan ke
neraka sebagai keadilan. Allah menjadikan diantara mereka ada yang tersesat dan ada yang
terbimbing, ada yang celaka dan ada yang bahagia. Ada yang dekat dengan rahmat-Nya dan ada
yang jauh dari rahmat-Nya.
Allah berfirman:
"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.
(Al-Anbiya':23)
Allah berfirman:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta
alam. (Al-A'raf:54)
"Sesungguhnya bakal penciptaan seseorang diantara kamu dikumpulkan dalam perut ibunya
dalam 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari),
kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
menetapkan empat perkara : rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya, ia celaka atau bahagia.
"Maka demi Allah yang tiada tiada Tuhan selain Dia, sungguh seorang diantara kamu ada yang
melakukan amalan ahli syurga hingga tidak ada diantara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja,
kemudian dia didahului oleh taqdir Allah, lalu ia melakukan amalan ahli neraka, maka ia pun
masuk neraka. Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan amalan-amalan ahli neraka,
sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja, maka ia didahului oleh takdir
Allah, lalu ia melakukan amalan ahli syurga, maka ia pun masuk syurga"
[HR.Bukhari, Muslim dan lainnya]
di September 25, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Bismillah
Sejenak mari kita simak bait- bait syair Jalaluddin Rumi Yang jelas menyindir saudara-saudara
kita yang merasa sudah makrifat namun nyatanya tertipu oleh khayalannya sendiri ...
(Kearifan Cinta)
Cinta yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah dan tidak pada tempatnya bisa saja
menghantarkannya pada keadaan Mabuk Linglung Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya kekasih yang nyata akan hadirnya
seseorang yang mencintainya ini sebagaimana kenikmatan lelaki yang memeluk tugu batu di
dalam kegelapan sambil menangis dan meratap.
Meskipun dia merasa nikmat karena berfikir bahwa yang dipeluk adalah kekasihnya,
tapi jelas tidak senikmat orang yang memeluk kekasih sebenarnya kekasih yang Hayat dan
Sadar.
Semoga kita terhindar dari persangkaan nafsu yang keliru .
di September 21, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
MANUSIA HAKIKI
Ketahuilah...
BAHWA MANUSIA YANG HAKIKI ADALAH WUJUH HAQ ,
'KEMANDIRIAN DAN KODRAT' .
BERDIRI DENGAN SENDIRINYA,
SUKMA MENJELMA SEBAGAI HAMBA ,
'HAMBA MENJELMA PADA SUKMA' ,
NAFAS SIRNA MENUJU KETIADAAN .
ADA-NYA KEHIDUPAN ITU KARENA 'PRIBADI ' DITETAPKAN OLEH 'PRIBADI' .
DITETAPKAN OLEH KEHENDAK NYATA ,
HIDUP TANPA SUKMA TIADA MERASAKAN SAKIT ATAU LELAH ,
SUKA DUKA PUN MUSNAH BERDIRI SENDIRI MENURUT KARSANYA HIDUP
SESUAI KEHENDAK-NYA .
HIDUP ITU BERSIFAT BARU, DILENGKAPI PANCA INDERA SEBAGAI BARANG
PINJAMAN.
BILA DIMINTA PEMILIK-NYA KEMBALI MENJADI TANAH DAN MEMBUSUKBila ,
HANCUR DAN BERSIFAT NAJIS ,
KARENA SIFAT-NYA ITU PANCA INDERA TAK DAPAT DIPAKAI PEDOMAN BUDI,
PIKIRAN, ANGAN-ANGAN DAN KESADARAN .
Satu wujud dengan akal Bisa menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur, Sering tak jujur dan ajak
dengki dengan sesama untuk kebahagiaan sendiri Timbulkan jahat dan sombong Ke lembah nista
nodai Nama dan Citra...
di September 21, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
baginya siapa banyak diberi, maka semakin banyak yang diharapkan. ketika kita berdoa kepada
~Allah untuk sesuatu yang besar,
tanyakan pada diri sendiri:
apakah kita bersedia untuk berusaha, apakah kita siap untuk menerima,
hanya karena kita mencari tidak berarti kita pantas apa yang kita cari.
kita harus bertahan dengan cobaan yang besar dan harus siap untuk menerima hadiah yang besar.
semoga ~Allah memberikan kita karakter dan kesabaran untuk menerima apa yang kita cari
dengan rasa syukur dan penghargaan.
~Aamiin.
di September 15, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Saudaraku, Imam Al-Ghazali memberi nasihat bahwa jika kita telah menyadari kebebalan jiwa
kita dan merasa sulit untuk mendisiplinkan diri,
kita harus menyertai orang-orang yang terbiasa mempraktikkan muhasabah agar semangat dan
kegairahan spiritualnya menulari kita.
Seorang wali biasa berkata,
"Jika aku lalai mendisiplinkan diri, aku menatap Muhammad Ibn Wasi hanya dengan
memandangnya.
Gairah ruhaniku seketika itu bangkit, setidaknya untuk seminggu.
Jika kita tidak bisa menemukan orang yang dapat diteladani, maka pelajarilah kehidupan para
wali.
Selain itu, kita harus mendorong jiwa agar tetap bersemangat.
Lalu, katakan kepada jiwa kita:
"Wahai jiwaku, kau anggap dirimu cerdas, dan kau marah jika disebut bodoh. Sebetulnya kau ini
siapa?
Kau siapkan pakaian untuk menutupi tubuh dari gigitan musim dingin, tetapi tak kausiapkan diri
untuk akhirat."
Katakan juga kepada jiwa:
"Sungguh, kau seperti seseorang yang, saat musim dingin berkata,
'Aku tak akan memakai pakaian hangat. Aku percaya rahmat Tuhan akan melindungiku dari rasa
dingin.
'Tapi ia lupa bahwa selain menciptakan dingin,
Allah juga menunjukkan manusia cara membuat pakaian untuk melindungi diri darinya dan
menyediakan bahan-bahan untuk pakaian itu."
Katakan juga kepada jiwa:
"Ingatlah wahai jiwa! Kau dihukum di akhirat bukan karena Allah murka akibat
ketidaktaatanmu;
jangan pernah berpikir,
'Bagaimana mungkin dosa-dosaku mengganggu Allah?
Nafsumu sendirilah yang akan menyalakan kobaran neraka dalam dirimu!
Tubuhmu sakit karena kau makan makanan yang tidak sehat, bukan karena dokter kesal karena
kau melanggar nasihatnya!"
(Imam Al-Ghazali dalam Kimiya As-Sa’adah)
di September 13, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Setiap detik jutaan yang berbeda Saling menghilangkan satu sama lain
Dan saling menciptakan kembali satu sama lain
Selalu ada arus perjalanan yang bergerak
Antara yang ada dan yang tiada
Setiap malam seluruh pikiran-lebur
dalam lautan gelap ketidak beradaan
Tapi fajar membawanya kembali dari dasarnya, seperti ikan-ikan Musim gugur merampas
kehidupan dari dunia
Dan burung gagak berduka cita dengan baju dan dasi hitam
Tapi, pada musim semi semua keindahan yang dicuri dikembalikan Temanku,
berpikirlah tentang ini barang sejenak . . .
Musim gugur dan semi selalu ada dalam dirimu
____
Kehidupan itu keserasian antara yang berbeda
Kematian adalah sebuah pertentangan yang saling melengkapi
____
Air asin dan air tawar Selamanya akan dipisahkan di dunia ini
Lupakan keduanya!
Ikutilah semua jalan menuju sumber keduanya
____
Hingga racun dan gula sama di hadapanmu
Barulah kamu akan dapat mencium semerbak Keesaan
(Jalaluddin Rumi)
di September 13, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Sebesar apa-pun penderitaan bila dihadapi dengan cinta kepada Allah, maka ia akan terasa
ringan.
Bukti rasa cinta kita kepada Allah adalah sikap taat, sabar, ridha dan ikhlas atas semua
keputusan-Nya, serta selalu bersyukur atas rahmat dan cinta-Nya.
Maka, mari perkaya jiwa kita dengan gairah cinta kepada Allah.
Abu Dzar r.a mengatakan bahwa Rasulullah SAW bertanya kepadaku:
"Wahai Abu Dzar...!
Apakah menurutmu harta yang banyak itu menandakan kekayaan?".
Aku menjawab:
"Benar, wahai Rasulullah!".
Tanya beliau kembali:
"Apakah menurutmu harta yang sedikit menandakan kefakiran?"
Jawabku: Benar, Wahai Rasulullah!"
Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya orang yang kaya adalah orang yang kaya jiwanya.
Dan yang fakir adalah yang fakir jiwanya.
Karena itu siapa saja yang kaya jiwanya, maka tidak akan berbahaya baginya segala penderitaan
yang dia alami di dunia ini.
Sebaliknya, siapa saja yang fakir jiwanya, maka sesungguhnya harta benda yang melimpah ruah
tidak akan menjadikan dirinya kaya, melainkan kekayaan itu akan membuat dirinya serakah dan
kikir!"
(Ibnu Majah)
di September 13, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
_Firman Allah : "Wama Halaqnal Jinnah Wal Insa Illah Liat Budu"
(tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk menyembah)
Dalam menjalankan tugas harian dalam konteks
"Hubungan manusia dengan Tuhannya" agar janji dapat tertunaikan & sumpah dapat di pelihara
maka Iblis di tugaskan bersama-sama dengan kelompoknya Syaitan untuk membuat ujian dan
godaan terhadap keteguhan sumpah janji.
Iblis dan pengikut-pengikutnya akan berusaha sedaya upaya agar bisa menepis kesetiaan sumpah
janji manusia terhadap Allah.
Manusia-manusia yang tidak berpedoman dan hampa akan terbang mengikuti arus angin ujian,
maka rugilah manusia tersebut dan jadilah dia seperti "Binatang yang pandai Bicara"
tetapi bagi manusia yang teguh dan berprinsip dan mengerti serta mengetahui tugas sumpah
janjinya maka dia akan mampu melewati ini semua dan duduk disisi Allah,
mereka itulah orang-orang yang beruntung.
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah
syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu," (yasin ayat 60)
"(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) semuanya (berada dalam susah payah) yaitu
lelah dan susah karena selalu menghadapi musibah-musibah di dunia dan kesengsaraan-
kesengsaraan di akhirat." (Al Balaad ayat 4)
-Sebelum kau minilai seseorang gunakanlah akalmu untuk menghancurkan gumpalan darah
kotor yang ada diujung jantungmu tempat dimana istana iblis bersarang.agar kau dapat menilai
dari hati bukan dari pikiran . .
Rasulullah Bersabda :
Bismillahirahman Nirrahim "Sesungguhnya yang mula-mula dilihat oleh Allah dari amal
perbuatan dari anak manusia adalah shalatnya. Apa bila shalatnya sempurna maka diterimalah
shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. Jika shalatnya tidak sempurna maka ditolaklah
shalatnya itu dengan amal-amal yang lain." (HR,Al-Hakim).
"Akan datang kepada manusia suatu zaman ,banyak yang shalat padahal sebenarnya mereka
tidak Shalat" (HR.Ahmad).
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat
nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (Al-A’la 14,15).
Akan tiba satu ketika, jiwa gusar. Hati tidak tenang. Seumpama penasaran. Sedar, pintu hati
diketuk Dia supaya mendekati-Nya. Tapi kita yang meminggir. Seakan-akan menafikan
keinginan untuk menghampiri-Nya. Teringin untuk menatap ‘surat-surat cintanya.
Tapi iman itu cukup lemah.
Teringin sekali untuk menyendiri, menyepi di hamparan sejadah pada sepertiga malam.
Meluahkan rasa hati kepadanya. Mencurahkan segala kepenatan akibat permainan dunia yang
penuh fatamorgana ini.
Andai cinta Allah kita perolehi, seluruh isi alam akan turut mencintai kita. Bukanlah cinta isi
alam itu tujuan dan matlamat kita. Kerana apabila kita merasai nikmatnya cinta Allah, isi alam
itu hanyalah secebis daripada kehidupan kita saja.
Kerana hakikat penciptaan manusia,
"daripada Dia kita datang dan kepada-Nya kita kembali".
-Dari Dia, melalui Dia, kepada Dia, semua dari Dia sahaja, Dia meliputi segalanya.-
"Jangan lantas mengatakan salah sekiranya kita tidak tahu..dan jangan kita mengambil mudah
dengan perkara yang kita tahu.."
(Hakikat Insan)
-Wassalam- .
di September 13, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Sebuah aliran cinta dan belas kasihan dapat memurnikan semua tindakan jahat . Dan Allah
adalah (Jalaal), dengan Kebesaran dan Keagungan ini menimbulkan kehebatan dan
mempengaruhi hati sedemikian rupa sehingga tanda-tandanya tampak pada benda kasar
(semua yang dapat terlihat oleh indra) Mari kita mendekati-Nya dengan lebih cinta dan dengan
lebih percaya diri baik itu untuk Pengampunan Ataupun untuk Kebutuhan dari keinginan halal
atau mimpi. ini penting untuk mengingatkan kepada diri sendiri bahwa Dia terus-menerus
mendekat, terus mengharapkan kita untuk kembali kepada-Nya untuk segala sesuatu. Ini adalah
apa yang dilakukan para awliya, mereka membawa kita lebih dekat kepada Allah ketika kita
dekat mereka. Karamat mereka berbicara berempati, hatipun melunak dan kelembutan rahmat-
Nya memikat. KASIH mengecewakan, rasa jengkel mungkin datang karena keterlambatan
jawaban Allah untuk doa. Ini adalah trik dari setan untuk memalingkan kita dari Allah. Untuk
menghindari langkah ini dekat dengan Rasulallah sallallahu 'alaihy wasalam, dan melalui para
awliya kita mencapai Allah. " Cinta adalah Senjata kuat yang membuat senjata doa ampuh ."
di September 12, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Keramat adalah jasa yang kadang-kadang dapat diberikan kepada seorang wali. Namun,para wali
'sendiri yang membayar sedikit untuk mengindahkan fakta ini. Hal ini sering dikatakan bahwa
"keramat itu didapat bukan karena keshalehan melainkan ketetapan dalam istiqamah ". Ini berarti
bahwa melakukan hal-hal yang luar biasa bukan berarti harus dikatakan berbudi luhur, tapi hanya
untuk menjadi pria sejati dan hidup sebagai seorang Muslim yang matang itulah salah satu sikap
berbudi luhur.
di September 12, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Jika kau tahu hakikat kemunafikan: Niscaya Kemunafikan itu ada Dalam Dirimu Karena Tidak
Mungkin Berkumpul Satu Hati Dua Cinta Kecuali Cinta Yang Satu Mengusir Cinta Yang Lain.
Tidak akan berkumpul Cinta Dunia Bersama Cinta Kepada Allah (Allah itu sangat pencemburu)
Hati Adalah Stasiun Rasa Jika Kau Menganggap Mudah, Maka Mudahlah Segalannya . Jika Kau
Anggap Susah Maka Susahlah Segalannya, Musibah itu bisa menjadi ujian maupun azab Jika
menjadi ujian maka harus bersabar Jika menjadi azab maka harus bertobat.
di September 10, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Kematian merupakan keharusan yang pasti akan dirasakan oleh setiap makhluk yang bernyawa,
tidak terlepas juga kita sebagai manusia yang pasti akan merasakan sakitnya kematian dan kita
tidak bisa lari dari kematian tersebut. Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir
kehidupannya. Dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia
menjalani kehidupannya seperti itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematiannya.
Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan berarti kita sedang berjalan menuju kematian
kita.
"Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan
menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui
segala yang ghaib serta yang nyata." (QS. Jum'ah:8).
Orang-orang yang berfikir secara kerdil dan menjatuhkan diri kepada keduniawian akan berlari
dengan segala kemampuan yang ada dari kematian. Kematian merupakan momok yang
menakutkan yang akan mengambil segala yang telah diusahakan selama hidupnya. Padahal jauh
berabad-abad dahulu Rasulullahpun telah mengingakan akan kematian dalam sebuah sabdanya :
Sementara manusia-manusia yang cerdas menjadikan kehidupannya bukan hanya sebagai sarana
menghadapi dan mempersiapkan kematian namun menjemput kematian melalui seni kematian.
Paradigma seni kematian memang masih aneh dalam fikiran masyarakat saat ini. Kematian
hanyalah kematian. Bagaimana mungkin sesuatu yang nafsu membenci bertemu dengannya
menjadi sesuatu yang jiwa bergairah berjumpa dengannya ? Inilah salah satu ajaran Islam yang
agung, mengatur dari hal-hal kecil kehidupan sampai kenegaraan, dari awal memulai kehidupan
sampai bagaimana menjemput kematian dalam koridor-Nya.Bagi orang-orang cerdas ini,
kematian adalah panglima nasihat dan guru kehidupan. Sedikit saja ia lengah dari memikirkan
kematian maka ia telah kehilangan guru terbaik dalam hidupnya. Inilah yang membuat seorang
Sayyid Qutb berkata di tiang gantungan Rezim Pemerintah Gamal Abdun Naser berkata,
''Hiduplah Anda dalam keadaan mulia, atau matilah dalam keadaan mati syahid''. Seni kematian
yang paling indah juga dicontohkan para sahabat dalam membela risalah Islam dalam sepanjang
sejarah kehidupan manusia.
"Cukuplah kematian itu sebagai penasehat." (HR. Thabrani dan Baihaqi)
"Secerdas-cerdasnya manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang
terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang benar-benar
cerdas dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan
akhirat." (HR. Ibnu Majah)
Sekarang adakah dalam hati kita kematian itu sebagai penasihat terbaik kita dan memulai menata
hati, jiwa dan raga untuk menjemput kematian dengan seni kematian yang begitu indah dalam
Islam dan semoga kita senantiasa mempersiapkan bekal dengan selalu mempersembahkan
aktivitas ibadah kita dengan aktivitas yang terbaik di hadapan Allah SWT.
di September 10, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
LENTERA HATI
Islam memiliki tiga dimensi atau tingkat, yang dalam bahasa Arab disebut islam, iman, dan
ihsan. Islam (penyerahan) mengacu untuk memiliki tindakan yang benar, yaitu, orang-orang
yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. (Iman) Iman mengacu untuk memiliki pengetahuan
yang benar (aqidah). Ihsan (keunggulan) mengacu untuk memiliki motivasi yang benar. Banyak
perhatian diberikan kepada islam dan iman dan hal-hal dari syariat dan aqidah. Tapi ihsan juga
penting. Memiliki motivasi yang benar berarti memurnikan jiwa kita dari tingkah laku
kemunafikan, kelalaian, dan segala sesuatu yang membuat kita dari melayani Allah SWT demi-
Nya sendiri. Pemurnian jiwa ini disebut Tazkiyah.
di September 09, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
MEMBALAS KEBAIKAN
Sopan santun mengajarkan bahwa kita harus membalas orang yang melakukan
kebaikan. Nabi (Saw) diperintahkan itu dan berkata: "Barangsiapa melakukan kebaikan, maka
balaslah, dan jika kita tidak dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk membalas,
kemudian berdoa untuk dia sampai kita berpikir bahwa kita telah membalas kebaikannya."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1672); dishahihkan oleh al'Albani. Membalas kebaikan berarti
memilih apa yang akan membuat orang yang melakukan kebaikan merasa senang, sama seperti
ia membuat kita merasa bahagia. Jadi kita harus berusaha untuk berterima kasih padanya dalam
hal bentuk apapun sesuai kemampuan kita untuk membalasnya .
di September 09, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Ketika kita menyentuh sisi baik pada orang, kita menemukan bahwa ada banyak kebaikan
dimana mata kita mungkin tidak dapat melihat pada pandangan pertama !!
Saya telah mencoba ini sendiri dengan banyak, bahkan dengan orang-orang yang muncul pada
awalnya sebagai orang yang jahat atau memiliki belas kasihan sedikit.
Jika kita menunjukkan beberapa simpati untuk kesalahan dan kebodohan mereka;
beberapa keramahan benar kepada mereka, dan beberapa perawatan-asli tidak buatan- untuk
kepentingan mereka dan keprihatinan mereka,
maka musim semi kebaikan dalam jiwa mereka akan mengungkapkan kepada kita.
Itu adalah ketika mereka memberikan cinta mereka,
keramahan dan kepercayaan sebagai imbalan untuk hal-hal kecil yang kita berikan pada mereka
dari diri kita sendiri setiap kali kita memberi mereka loyalitas, ketulusan dan kemurnian.
Kejahatan tidak berakar dalam jiwa manusia sejauh kita kadang-kadang dapat bayangkan.
Hanya dalam cangkang luar yang keras di mana manusia menghadapi perjuangan hidup untuk
bertahan hidup.
Setiap kali mereka merasa aman, cangkang keras ini mengungkapkan buah manis dan
menyenangkan.
ia hanya mengungkapkan kepada mereka yang dapat membuat orang merasa mereka memiliki
niat damai,
dan dapat memberi mereka keramahan benar dan simpati nyata dalam perjuangan mereka,
rasa sakit, kesalahan dan kebodohan juga itu Menunjukkan beberapa kemurahan hati,
di awal dapat mencapai semua ini lebih cepat daripada apa yang diharapkan.
Saya telah mencoba semua ini, mencobanya sendiri.
Saya tidak menaikkan sebagian hanya beberapa kata bersayap yang dihasilkan dari mimpi dan
ilusi. - - -
di September 08, 2015 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest